Oleh:
GALANG KORI PRATAMA
NIM. 361922401027
Proyek Akhir Ini Dibuat dan Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Kelulusan Program Studi Diploma III Teknik Sipil dan Mencapai Gelar
Ahli Madya (A.Md)
Oleh:
GALANG KORI PRATAMA
NIM. 361922401027
i
Halaman ini sengaja dikosongkan
ii
HALAMAN PENGESAHAN
PROPOSAL PROYEK AKHIR
Mengetahui / Menyetujui:
1. WAHYU NARIS WARI, S.T., M.T. 1. EVA OLIVIA HUTASOIT, S.T., M.T.
NIP. 198612312019032016 NIK. 2021.36.236
iii
Halaman ini sengaja dikosongkan
iv
DAFTAR ISI
v
3.2 Flowchart ..................................................................................................... 25
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
Halaman ini sengaja dikosongkan
viii
DAFTAR TABEL
ix
Halaman ini sengaja dikosongkan
x
1 BAB 1
PENDAHULUAN
1
bersih Hotel Kokoon. Perhitungan studi ini menggunakan acuan SNI 0140:2007
terkait cara perhitungan debit air dan SNI 8153:2015 tentang sistem pipa pada
bangunan gedung, dengan menggunakan metode perhitungan Hazen William
tentang kehilangan tekanan pada instalasi jaringan pipa. Studi ini diharapkan
dapat memberikan manfaat bagi pembangunan-pembangunan hotel mendatang,
juga untuk peneliti bisa mendapatkan ilmu dan pengetahuan baru terkait studi ini,
dan bisa menjadi referensi peneliti selanjutnya untuk memperoleh ilmu baru
dalam perpipaan.
1.3 Tujuan
Tujuan studi ini adalah :
1. Mengetahui perhitungan debit puncak pada instalasi jaringan pipa air
bersih 5 tipe kamar Hotel Kokoon.
2. Mengetahui perhitungan kehilangan tekanan pada instalasi jaringan pipa
air bersih 5 tipe kamar Hotel Kokoon.
3. Mengetahui jumlah kebutuhan air bersih pada 5 tipe kamar Hotel Kokoon.
1.4 Manfaat
Manfaat studi ini diharapkan menjadi saran, masukan dan referensi untuk
pembangunan-pembangunan hotel lainnya, terutama di daerah Banyuwangi. Studi
penentuan debit puncak dan kehilangan tekanan instalasi jaringan pipa air bersih
juga bisa menjadikan pengetahuan baru bagi penulis maupun pembaca proyek
2
akhir ini. Studi ini juga dapat dijadikan referensi oleh peneliti selanjutnya untuk
perkembangan pengetahuan tentang perpipaan.
3
Halaman sengaja dikosongkan
4
2 BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
5
5. Pekerjaan talang (Roof Gutter) .
6. Instalasi pemadam kebakaran (Hydrant & Springkler).
7. Drainase (Rioolering). (Poliwangi, 2013).
6
2. Sistem sambungan tidak langsung
Dalam sistem ini, air ditampung lebih dahulu dalam tangki kemudian
dialirkan/dipompakan untuk didistribusikan di dalam gedung untuk kebutuhan
air bersih. Sistem sambungan ini ada beberapa macam sistem tangki yaitu :
a. Sistem tangki atas
Pada sistem ini, air ditampung dalam tangki bawah, kemudian
dipompakan dengan pompa angkat ke tangki atas yang dipasang di lantai atas
lalu didistribusikan di dalam gedung untuk kebutuhan air bersih dengan cara
gravitasi dan pemompaan (pompa booster). Alasan-alasan menggunakan
sistem tangki atas adalah :
1) Selama airnya digunakan, perubahan tekanan yang terjadi pada alat pipa
hampir tidak berarti.
2) Perubahan tekanan ini hanyalah akibat perubahan muka air dalam tangki
atas.
3) Perawatan tangki atas sangat sederhana dibandingkan dengan tangki tekan.
Sistem tangki atas dapat dilihat pada gambar 2.2.
7
b. Sistem tangki tekan
Sistem tangki tekan diterapkan karena sesuatu alasan tidak dapat
digunakan sistem sambungan langsung. Sistem ini sering dipergunakan untuk
perumahan dan hanya dalam kasus yang istimewa diterapkan pada bangunan
pemakaian air besar (bangunan parker bawah tanah, toserba, gedung olah raga,
dsb).
Keuntungan menggunakan sistem tangki tekan :
1) Dari segi estetika tidak terlalu menyolok dibandingkan dengan tangki atas.
2) Mudah perawatannya, karena dapat dipasang dalam ruang mesin bersama
pompa-pompa lainnya.
3) Harga awal lebih rendah dibandingkan dengan tangki yang dipasang di
atas menara.
Kekurangan menggunakan sistem tangki tekan :
1) Daerah fluktuasi tekanan sebesar 1,0 kg/cm2, sangat besar dibandingkan
dengan sistem tangki atas yang hampir tidak ada fluktuasi tekanan. Hal ini
dapat menimbulkan aliran yang cukup berarti pada alat pipa.
2) Sistem tangki tekan hanya sebagai sistem pengatur otomatik pompa
penyediaan air saja dan bukan sebagai sistem penyimpanan air seperti
tangki atas.
3) Karena jumlah air yang efektif tersimpan di dalam tangki tekan sedikit,
maka pompa akan sering bekerja.
4) Dengan berkurangnya udara dalam tangki tekan, maka setiap beberapa
hari sekali harus ditambahkan udara kempa dengan kompresor atau dengan
menguras seluruh air dari tangki tekan.
Dapat dilihat pada gambar 2.2 yaitu gambar dari sistem tangki tekan yang
dimana sistem ini sudah dijelaskan bahwa prinsip sistem ini adalah sebagai
berikut : air yang telah ditampung dalam tangki bawah, dipompakan ke dalam
suatu bejana (tangki) tertutup sehingga udara di dalamnya terkompresi air dari
tangki tersebut dialirkan ke dalam sistem distribusi bangunan. Pompa bekerja
secara otomatik yang diatur oleh suatu detektor tekanan, yang menutup/ membuka
saklar motor listrik penggerak pompa, pompa berhenti bekerja kembali setelah
tekanan mencapai suatu batas maksimum yang ditetapkan dan bekerja kembali
8
setelah tekanan mencapai suatu batas maksimum tekanan yang ditetapkan juga.
Daerah fluktuasi biasanya ditetapkan 1-1.5 kg/ cm2. Sistem tangki tekan biasanya
dirancang sedemikian rupa agar volume udara tidak lebih dari 30% terhadap
volume tangki dan 70% volume tangki berisi air. Jika awalnya tangki tekan berisi
udara bertekanan atmosfer, kemudian diisi air, maka volume air yang akan
mengalir hanya 10% volume tangki. Untuk mengatasi hal ini, dimasukkan udara
kempa bertekanan lebih besar daripada tekanan atmosfer. Sistem tangki tekan
dapat dilihat pada gambar 2.3.
9
1) Mengurangi kemungkinan pencemaran air bersih karena menghilangkan
tangki bawah maupun tangki atas.
2) Mengurangi kemungkinan terjadinya karat karena kontak air dengan udara
relatif singkat.
3) Cara ini diterapkan pada bangunan pencakar langit akan mengurangi
beban struktur bangunan.
4) Dapat menggantikan menara air.
Kekurangan menggunakan sistem tanpa tangki :
1) Penyediaan air tergantung pada sumber daya.
2) Pemakaian dana besar dibandingkan dengan sistem tangki atas.
3) Harga awal tinggi karena sistem pengaturannya.
10
-Umum ltr
350-500 -Staf/pegawai :
120 ltr
-Keluarga pasien
: 160 ltr
6. Sekolah dasar 40 5 58-60 Guru : 100 ltr
7. SLTP 50 6 58-60 Guru :100 ltr
8. SLTA/PT 80 6 Guru/Dosen :
100 ltr
9. Rumah toko 100-200 8 Penghuni :160 ltr
10. Gedung kantor 100 8 60-70 Setiap pegawai
11. Toserba (toko 3 7 55-60 Pemakaian air
serba ada, hanya untuk
department kakus, belum
store) termasuk
restoran
12. Pabrik/industri Buruh 8 Per orang setiap
-Pria :60 giliran (kalau
-Wanita : 100 kerja lebih dari 8
jam sehari)
13. Stasiun/terminal 3 15 Setiap
penumpang
(yang tiba
maupun
berangkat)
14. Restoran 30 5 Untuk penghuni :
160 ltr
15. Restoran umum 15 7 Untuk
-Penghuni : 160
ltr
-Pelayan : 100
ltr
-70% tamu perlu
-15ltr/orang
untuk kakus, cuci
tangan dsb.
16. Gedung 30 5 53-55 Kalau digunakan
pertunjukan siang dan malam,
11
pemakaian air
dihitung
perpenonton.
Jam pemakaian
air dalam tabel
adalah untuk satu
kali pertunjukan
17. Gedung 10 3 -idem-
bioskop
18. Toko pengecer 40 6 -Pedagang besar
: 30ltr/tamu.
-150ltr/staf atau
5ltr per hari/
luas lantai
19. Hotel 250-300 10 -Setiap tamu,staf
120-150 ltr
-Penginapan 200
ltr
20. Peribadatan 10 2 Didasarkan
jumlah jamaah
per hari
21. Perpustakaan 25 6 Untuk setiap
pembaca yang
tinggal
22. Bar 30 6 Setiap tamu
23. Perkumpulan 30 Setiap tamu
sosial
24. Kelab malam 120-350 Setiap tempat
duduk
25. Gedung 150-200 Setiap tamu
Perkumpulan
26. Laboratorium 100-200 8 Setiap staf
Sumber : (Morimura & Noerbambang, 2000)
12
Pemakaian rata-rata perjam dengan persamaan 2.3 berikut :
,………………………………………………………...(2.3)
Dimana :
= Pemakaian air rata-rata (
= Pemakaian air rata-rata sehari (
= Jangka waktu pemakaian (
2.4 Pipa
Pipa adalah sebuah selongsongan bundar (silinder berongga) yang
digunakan untuk mengalirkan fluida cairan atau gas. Pipa biasanya disamakan
dengan istilah tube, pipa tersebut biasanya terbuat dari bermacam-macam bahan
sesuai dengan kebutuhannya, seperti: besi, tembaga, kuningan, plastik, pvc,
alumunium, stainless. Berbagai jenis pipa yang umumnya digunakan pada
instalasi di dalam gedung adalah sebagai berikut (Nisa, 2021) :
a. Pipa PVC
Pipa PVC (Polyvinyl chloride) adalah pipa yang terbuat dari gabungan
material vinyl dan plastik yang menghasilkan pipa yang kuat, ringan, tidak
berkarat serta tahan lama. Jenis pipa ini biasa digunakan untuk instalasi air
bersih dingin dan air kotor, sistem irigasi, serta pelindung kabel.
Standart JIS (Japanese Industrial Standart) merupakan standart ukuran
pipa yang dipakai untuk sistem perairan rumah tangga atau lainnya,
sedangkan untuk PDAM biasanya memakai standart Nasional SNI.
Ukuran pipa PVC dengan standart JIS (satuan inch) yang dimulai dari
AW 1/2’’ – AW 10’’ (atau lebih). D 1 1/4’’ – D 10’’ (atau lebih) dan C
5/8’’ – C 5’’.
Pipa tipe AW adalah pipa tebal yang mampu menahan tekanan hingga
10 . Pipa jenis ini baik untuk saluran air minum dengan
memperhatikan syarat-syarat tertentu, terutama bagian penghisapan dan
pendorongan (suction and discharge) hingga saluran air ke keran.
13
Pipa tipe D merupakan pipa dengan ketebalan sedang yang mampu
menahan tekanan hingga 5 . Pipa jenis ini baik untuk saluran
pembuangan dan limbah.
Pipa tipe C adalah pipa yang paling tipis. Pipa jenis ini kurang baik
untuk saluran air dan sering digunakan sebatas untuk pelindung, seperti
pelindung kabel listrik.
b. Pipa HIDPE
Pipa HDPE (Hight Density Polyethylene) adalah pipa plastik
bertekanan yang materialnya memiliki elastisitas yang tinggi, elastis dan
mempunyai tingkat keretakan yang rendah sehingga pipa HDPE memiliki
daya tahan bisa sampai 50 tahun pemakaian.
c. Pipa Tembaga.
Pipa tembaga banyak digunakan untuk instalasi AC khususnya
dalam instalasi refrigerant, memiliki karakteristik yang tahan pada
suhu panas dan suhu dingin.
d. Pipa Galvanis
Pipa galvanis merupakan pipa besi yang dilapisi baja, jenis pipa air
yang lebih banyak membutuhkan proses pengerjaan. Instalasi pipa
galvanis membutuhkan lebih banyak akurasi dibandingkan jenis pipa yang
lain yang mudah dipotong. Untuk pipa galvanis pemotongan
penyambungan antara pipa dan fitting harus tepat, penyambungan dengan
metode drat menggunakan alat senai pada setiap ujungnya.
e. Pipa PE-X
Polyethylene (PE) adalah polimer thermoplastic yang memiliki
keunggulan stress crack resistance, impact resistance, chemical
resistence, fleksibel, tahan sampai 50 tahun dan tidak korosif. Kekurangan
pipa PE adalah tidak tahan terhadap suhu terlalu tinggi dan rendah, dengan
titik leleh pipa LDPE 105 C dan pipa HDPE 120 C. Dengan proses cross-
linked molekul-molekul PE terikat membentuk struktur yang lebih
kompleks dan reaksi kimia pada cross linked PE merubah produk
thermoplastic menjadi thermosetting. Pipa PEX dapat diaplikasikan pada
suhu -40 C - 110 C, dan pada temperature 200 C pipa PEX tidak meleleh
14
(not melt). Dengan perubahan reaksi kimia yang terbentuk, cross linked
polyethylene menjadi material thermosetting yang memiliki karakter
thermoplastic seperti polyethylene dengan peningkatan ketahanan terhadap
suhu rendah dan tinggi yang lebih memperpanjang umur material terhadap
penuaan, dan tidak meleleh pada suhu 200 C.
f. Pipa PP-R
Pipa PP-R dibuat dari bahan baku dengan kualitas tinggi,
Polypropylene Random Resin Co-polimer (PP tipe 3 bahan baku). Sifat
fisik dan sifat kimia dari sistem perpipaan Westpex PP-R, serbaguna
dalam berbagai aplikasi di industri yang berbeda. Keunggulan dari bahan
baku diatas lebih baik dari jenis PP tipe 1 dan PP tipe 2, juga pipa
termoplastik lain dalam industri air minum yang membutuhkan ketahanan
terhadap suhu maupun tekanan.
15
5. Menentukan unit beban alat pipa dan menjumlahkan semuanya.
6. Melihat tabel dan grafik maka dapat ditemukan diameter pipa dan
kehilangan tekanan dalam mbar setiap meter panjang pipa.
Konversi diameter nominal pipa dapat dilihat pada tabel 2.2.
3/16 6
¼ 8
3/8 10
½ 15
1 25
1¼ 32
1½ 40
2 50
2½ 65
3 80
3½ 90
4 100
5 125
6 150
8 200
10 250
12 300
14 350
16 400
18 450
20 500
24 600
Sumber : (SNI, 2000)
Untuk mendapatkan hasil optimal yaitu alat pipa yang dilayani dapat
memberikan debit air yang ideal, maka perlu memenuhi persyaratan yang
telah ditetapkan, yaitu sifat pemakaian alat pipa secara normal, tekanan air
antara 2,5 Atm sampai 4 Atm dan kehilangan tekanan yang mungkin
terjadi tidak melebihi 2,5 Atm.
16
b. Persyaratan penggunaan tabel :
Tabel 2.3 – 2.9 merupakan hasil perhitungan dan penelitian yang
akhirnya bisa mempermudah untuk pendimensian pipa. Untuk
mendapatkan hasil optimal yaitu alat perpipaan yang dilayani dapat
memberikan debit air yang ideal, maka perlu memenuhi persyaratan
sebagai berikut :
1. Sifat pemakaian alat pipa tidak semua terpakai bersamaan
(pemakaian normal).
2. Tekanan air antara 2,5 Atm sampai dengan 4 Atm.
17
Tabel 2.5 Beban dan diameter pipa PE-X
Max. LU 1 2 3 4 5 8 16 35 100 350 700
load
Highest LU 4 5 8
value
da x s mm 12x1,7 16x2,2 20x2,8 25x3,5 32x4,4 40x5,5 50x6,9 63x8,6
di mm 8,4 11,6 14,4 18,0 23,2 29 36,2 45,6
Max M 13 4 9 5 4
length of
pipe
Sumber : (The British Standards Institution, 2006)
18
Tabel 2.8 Beban dan diameter pipa tembaga
Max. LU 1 2 3 3 4 6 10 20 50 165 430 1050 2100
load
Highest LU 2 4 5 8
value
da x s mm 12x1,0 15x1,0 18x1,0 22x1,0 28x1,5 35x1,5 42x1,5 54x2 75,1x2
di mm 10,0 13,0 16,0 20,0 25 32 39 50 72,1
Max m 20 7 5 15 9 7
length of
pipe
Sumber : (The British Standards Institution, 2006)
Tabel 2.9 Ukuran minimum pipa sesuai penyediaan air alat perpipaan
Ukuran minimum (mm)
No Alat Perpipaan
Air dingin Air panas
1 Bak mandi 15 15
2 Bedpan washer 25 25
3 Bidet 15 15
4 Gabungan bak cuci & dulang cuci pakaian 15 15
5 Unit dental / peludahan 10 -
6 Bak cuci tangan untuk dokter gigi 15 15
7 Pancuran air minum 10 -
8 Bak cuci tangan 10 10
9 Bak cuci dapur 15 15
10 Bak cuci pakaian (1 atau 2 kompartemen) 15 15
11 Dus, setiap kepala 15 15
12 Service sink 15 15
13 Peturasan pedestal berkaki 25 -
14 Peturasan, wall lip 15 -
15 Peturasan, palung 20 -
16 Peturasan dengan tangki gelontor 10 -
17 Bak cuci, bulat atau jamak (setiap kran) 15 15
18 Kloset dengan katup gelontor 25 -
19 Kloset dengan tangki gelontor 10 -
Sumber : (SNI, 2000)
19
menentukan berapa jumlah kebutuhan air dalam bangunan tersebut. Pada waktu-
waktu tertentu, konsumsi air akan melebihi konsumsi air rata-rata, yang tertinggi
disebut konsumsi air jam puncak (Peak hour). Pemakaian air pada jam puncak
mempunyai rumus pada persamaan 2.3 berikut (Morimura & Noerbambang,
2000) :
,………………………………………...(2.3)
,………...………………………………(2.4)
Dimana :
= Pemakaian air rata-rata (
= Pemakaian air rata-rata (
,…………………………………...……(2.5)
Dimana :
= Kehilangan tekanan / head loss (
= Koefesien pipa (Pipa PVC, PE, PPR = 150)
= Debit air (
= Diameter pipa (
20
= Panjang instalasi pipa (
Koefisien C dari Hazen William dapat dilihat pada tabel 2.10.
∑ ,………………………...(2.6)
Dimana :
= Jumlah total kebutuhan air bersih (
= Debit puncak (
= Indeks penjumlahan
= Batas atas penjumlahan
= Jumlah jenis kamar
21
Penelitian dengan judul ―Perencanaan Sistem Distribusi Air Bersih Dan
Pembuangan Air Limbah Pada Rayz Hotel Sengkaling‖ yang diteliti oleh
Fahmiyati Khairun Nisa pada tahun 2021. Penelitian ini membahasas mengenai
perencanaan sistem distribusi air bersih serta pembuangan limbah pada Rayz
Hotel Sengkaling. Perencanaan sistem distribusi air bersih sangat penting
diperhitungkan secara cermat dan tepat agar sistem instalasinya efesien dan
optimal. Berawal dari permasalahan pembangunan Hotel Rayz Hotel Sengkaling
terdiri dari 10 lantai, dengan melihat pentingnya sistem distribusi air bersih maka
akan direncanakan sistem distribusi air bersih yang tepat dan sesuai, serta nyaman
untuk pemakainya. Perencanaan ini mengacu pada SNI 03-6481-2000, SNI 03-
7065-2005, SNI 8153-2015 Sistem Perpipaan Pada Bangunan Gedung. (Nisa,
2021).
Penelitian dengan judul ―Perencanaan Sistem Distribusi Air Bersih Pada
Pembangunan Tower A Apartemen Tamansari Emerald Surabaya‖ yang diteliti
oleh Mohamad Zenurianto pada tahun 2021. Penelitian ini membahas kota
Surabaya berkembang pesat dengan laju pertumbuhan penduduk meningkat yang
menyebabkan kebutuhan hunian tinggi. Ketersediaan lahan yang terbatas,
menimbulkan masalah tersendiri dalam penyediaan hunian. Salah satu solusi
untuk memenuhi kebutuhan hunian adalah dengan pembangunan apartemen yang
merupakan tempat tinggal praktis dan modern untuk hidup di zaman sekarang,
Salah satu prasarana untuk menciptakan rasa nyaman bagi penghuni apartemen
adalah tersedianya sistem distribusi air bersih yang baik, yakni sistem yang
menjamin ketercukupan pasokan air bersih sesuai standar kesehatan. Tujuan
perencanaan ini adalah untuk mengetahui berapa kebutuhan air bersih harian
penghuni apartemen, sistem distribusi yang cocok untuk diterapkan, dimensi
perpipaan dan reservoir yang dibutuhkan pada obyek kajian. Studi kasus
perencanaan ini adalah Gedung Apartemen Tamansari Emerald Surabaya.
(Zenurianto, 2021).
Penelitian dengan judul ―Kajian Sistem Distribusi Air Bersih Desa Tribur
Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur: Study Of Clean Water
Distribution Systems In Tribur Village Alor Regency, East Nusa Tenggara‖ yang
diteliti oleh Ilwinto Folino Lakbeh, Jakobis J. Messakh, dan Paul G. Tamelan
22
pada tahun 2020. Penelitian ini mempunyai latar belakang masalah terkait
peningkatan kebutuhan penduduk membutuhkan air bersih yang meningkat,
kualitas dan kuantitas sumber air berbanding terbalik dengan peningkatan
pertumbuhan penduduk, khususnya perdesaan. Tidak semua masyarakat di Desa
Tribur mendapatkan sumber air, disebabkannya keran yang rusak dan juga pipa
terbatas serta aliran air tidak lancar. Solusi permasalahan tersebut dengan
mengkaji dan menghitung serta melakukan perencanaan sistem penyediaan air
bersih yang tepat. Metode Hazen William digunakan dalam kajian ini dalam
menentukan kehilangan tekanan. (Lakbeh, I. F., Messakh, J. J., & Tamelan, 2020).
Penelitian dengan judul ―Perencanaan Instalasi Air Bersih Pada Gedung
Kuliah Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Malang‖ yang diteliti oleh
Chatrine Warta Wijaya, Mohamad Zenurianto, dan Armin Naibaho pada tahun
2020. Penelitian ini membahas mengenai perencanaan sistem penyediaan air
bersih sebagai fasilitas penunjang guna memenuhi kebutuhan dan kenyamanan
pengguna gedung, dari latar belakang jumlah mahasiswa Universitas Negeri
Malang yang selalu bertambah seiring berjalanannya tahun. Gedung fakultas ilmu
keolahragaan merupakan salah satu gedung baru di Universitas Negeri Malang
yang membutuhkan air berasal dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).
Metode yang digunakan dalam menentukan kebutuhan air bersih adalah dengan
menggunakan metode berdasarkan jumlah pemakai. Metode ini adalah metode
paling akurat didasarkan pada pemakaian air rata-rata sehari dari tiap-tiap
penghuni gedung. (Wijaya et al., 2020).
Penelitian dengan judul ―Perencanaan Sistem Air Bersih Pada
Pembangunan Tower Caspian Apartemen Grand Sungkono Lagoon Surabaya‖
yang diteliti oleh Akhmad Rizal Kurniawan, Mohamad Zenurianto, dan Sunarto
Suryanto pada tahun 2020. Latar belakang dari jurnal ini adalah pentingnya
distribusi air bersih dalam gedung. Sistem perpipaan merupakan penunjang utama
dalam distribusi air bersih. Apartemen Caspian Grand Sungkono Lagoon
Surabaya merupakan bangunan gedung yang terdiri dari 48 lantai dengan 4
basement dengan luas lahan 3.156 m2 dengan perkiraan jumlah penghuni 1.740
orang dengan 5 tipe kamar menjadikan penelitian penulis untuk dijadikan bahasan
skripsi memenuhi kelulusannya. Membahas mengenai perencanaan sistem pipa
23
kebutuhan air bersih, kebutuhan pipa, dimensi reservoir yang digunakan, serta
kebutuhan pompa. Tujuan penelitian ini adalah untuk menghitung kebutuhan air
bersih pada gedung, menentukan sistem air bersih pada gedung dan menghitung
kebutuhan biaya instalasi sistem distribusi air bersih. (Kurniawan et al., 2020).
24
3 BAB 3
METODE PENELITIAN
3.2 Flowchart
Secara umum studi ini dilakukan melalui tahapan untuk mencapai tujuan
yang direncanakan. Flowchart merupakan penggambaran secara grafik dari
langkah-langkah dan urutan prosedur suatu program (Ilham Akhsanu Ridlo,
2017). Flowchart dari proyek akhir studi penentuan debit puncak dan kehilangan
25
tekanan pada instalasi jaringan pipa air bersih Hotel Kokoon dapat dilihat pada
gambar 3.2.
Studi Literatur
Pengumpulan Data
Data Sekunder :
1. Gambar Instalasi Jaringan
Pipa
2. Jenis Pipa
3. Ukuran Pipa
4. Kapasitas Jumlah Penghuni
Tiap Tipe Kamar
Pengolahan Data :
1. Perhitungan Debit Puncak
2. Perhitungan Kehilangan
Tekanan (Hazen William)
3. Perhitungan Kebutuhan
Penggunaan Air Bersih
26
telah ada di suatu jurnal, paper, buku, dan sebagainya yang berguna untuk
memperkuat gagasan proyek akhir. Berikut adalah jurnal dalam studi literatur
proyek akhir penulis :
1. Analisis Perhitungan Debit dan Head Loss pada Sistem Jaringan Pipa
di PDAM Tirtanadi Cabang Sunggal Kawasan Perumahan Taman
Setia Budi II Medan.
2. Kajian Sistem Distribusi Air Bersih Desa Tribur Kabupaten Alor
Provinsi Nusa Tenggara Timur: Study Of Clean Water Distribution
Systems In Tribur Village Alor Regency, East Nusa Tenggara.
3. Perencanaan Sistem Distribusi Air Bersih Dan Pembuangan Air
Limbah Pada Rayz Hotel Sengkaling.
4. Perencanaan Sistem Distribusi Air Bersih Dan Pengolahan Air
Buangan Pada Pembangunan Tower A Apartemen Tamansari Emerald
Surabaya.
5. Perencanaan Instalasi Air Bersih Pada Gedung Kuliah Fakultas Ilmu
Keolahragaan Universitas Negeri Malang.
b. Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data proyek akhir ini didapatkan dari pihak Hotel
Kokoon.
c. Pengolahan Data
Pengolahan data dalam proyek akhir ini menggunakan bantuan microsoft
excel dengan menggunakan metode perhitungan Hazen William.
d. Hasil & Pembahasan
Setelah data diolah dan mendapatkan hasil, langkah selanjutnya adalah
membahas atas hasil yang telah didapatkan. Hasil meliputi data kebutuhan
proyek akhir seperti gambar instalasi jaringan pipa air bersih, jenis pipa
instalasi jaringan air bersih, diameter instalasi jaringan pipa air bersih, juga
hasil perhitungan debit puncak dan kehilangan tekanan instalasi air bersih
serta kebutuhan penggunaan air bersih dalam Hotel Kokoon.
e. Kesimpulan & Saran
Pembahasan hasil penelitian studi yang akan dikerjakan nantinya diperoleh
kesimpulan mengenai debit puncak dan kehilangan tekanan instalasi jaringan
27
pipa air bersih serta kebutuhan penggunaan air bersih di Hotel Kokoon. Dan
dari kesimpulan akan terdapat saran yang bersifat sebagai masukan untuk
pembangunan hotel mendatang serta penulis sebagai acuan kedepan supaya
lebih baik lagi dalam hal yang berkaitan dengan proyek akhir ini.
28
f. Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan setelah mendapatkan data-data yang ada di
Hotel Kokoon setelah itu akan diperhitungkan sesuai dengan proyek akhir.
g. Penyusunan Laporan Proyek Akhir
Setelah melalui tahapan-tahapan point (a-f) diatas selanjutnya menyusun
hasil yang telah didapatkan dan dibuat laporan untuk melanjutkan proses
selanjutnya yaitu seminar proyek akhir dan sidang proyek akhir.
h. Seminar Proyek Akhir
Setelah menyusun hasil studi dan sudah ter acc sama dosen pembimbing,
langkah selanjutnya adalah seminar laporan proyek akhir. Seminar proyek
akhir dilakukan dengan tujuan untuk memaparkan dan mengetahui
penguasaan pengetahuan mahasiswa dengan topik yang diambil dihadapan
dosen penguji.
i. Sidang Proyek Akhir
Sidang proyek akhir adalah titik puncak suatu usaha untuk lulus di
Politeknik Negeri Banyuwangi. Dimana sidang akhir ini diuji oleh dosen
penguji atas apa yang telah dilaksanakan penelitian penulis. Dan ditahap ini
adalah penentuan lulus dan tidak lulusnya proyek akhir.
j. Revisi Laporan Proyek Akhir
Revisi ini adalah tahapan terakhir jika sudah dinyatakan lulus setelah
sidang akhir. Revisi ini bertujuan untuk membenahi kesalahan-kesalahan
ataupun kekurangan dalam laporan proyek akhir.
Jadwal pelaksanaan proyek akhir dapat dilihat pada gambar 3.1.
29
Tabel 3.1 Jadwal pelaksanaan proyek akhir
Bulan
No. Keterangan Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Studi Literatur
2. Penyusunan Proposal
3. Seminar Proposal
4. Revisi Proposal
5. Pengumpulan Data
6. Pengolahan Data
Penyusunan Laporan
7.
Proyek Akhir
8. Seminar Proyek Akhir
9. Sidang Proyek Akhir
Revisi Laporan Proyek
10.
Akhir
Sumber : (Pengolahan data, 2022)
Keterangan =
= Pelaksanaan Kegiatan Proyek Akhir
30
DAFTAR PUSTAKA
31
Zenurianto, M. (2021). Perencanaan Sistem Distribusi Air Bersih Dan Pengolahan
Air Buangan Pada Pembangunan Tower A Apartemen Tamansari Emerald
Surabaya. Jurnal Online SKRIPSI Manajemen Rekayasa Konstruksi
Politeknik Negeri Malang, 2(3), 30-35.
32