Anda di halaman 1dari 2

Topik 

: Hazard Kimia Etilen Oksida

Waktu : 15 Menit

Penokohan :
1. Dinda Restu Prameswari = Mahasiswa 1
2. Juniver Verrianyach Pakaja = Narator
3. Lestari M. Hasan = Mahasiswa 2
4. Stevita Priga Nasri Antu = Perawat
Naskah Dialog
Pada suatu hari ada mahasiswa praktik di RS A. Pada hari itu telah dilakukan tindakan
operasi diruang OK dengan penyakit Apendiks selama kurang dari 1 jam. Setelah operasi
selesai, ada seorang perawat yang keluar dari dari ruangan OK dan meminta bantuan
mahasiswa praktik untuk menyeterilkan alat-alat yang telah digunakan tadi.
Stevita  : “Permisi dek, sudah diajarkan menyeterilkan alat?”
Dinda   : “mmm” “Sudah kak”
Mahasiswa praktik itu belum begitu paham untuk menyeterilkan alat, tetapi Dinda
menyanggupi untuk menyeterilkan alat itu tanpa memikirkan bahayanya jika salah sedikit
saja.
Stevita   : “Yasudah dek, ambil alat-alat yang tadi sudah digunakan untuk operasi lalu
bawa ke ruang sterilisasi dan sterilkan ya”
Dinda: “Baik kak”
Lalu Dinda mengambil alat diruang Ok untuk kemudian disterilkan, tetapi cara Dinda
mengambil alat bekas operasi salah, ia tidak memakai masker dan handscoon.
Setelah mengambil alat, Dinda menuju ruang sterilisasi, melewat Nurse Station,
setelah sampai di Nurse Station, ada beberapa perawat dan mahasiswa lain menawarkan
Dinda makanan.
Lestari    : “Dinda, mau kemana?”
Dinda : “Ke ruang sterilsasi alat nih”
Lestari : “Ini Rujaan dulu ini”
Dinda: “wahh enak nih”
Kemudian Dinda menerima tawaran untuk mencoba rujak bersama teman dan perawat
lainnya tanpa memikirkan tangannya yang sudah terkontaminasi dengan cairan pasien dialat
yang tadi diambilnya.
Dinda: “Duh enak, tunggu dulu, aku mau menyeterilkan alat dulu, sisain yaaa”
Kemudian, Dinda pergi keruang sterilisasi alat dan menyeterilkan alat tanpa
menggunakan APD dan tidak sesuai prosedurnya.
Dinda ; “Ah kalau Cuma nyerilkan alat mah gampang”
Setelah selesai menyeterilkan alat, dia merasakan panas, gatal dan sesak akibat
terkena cairan Etilen Oksida.
Kemudian Dinda pergi ke Nurse Station dan menceritakan apa yang dia alami.
Dinda : “Kak tangan saya kok gatal ya, merah-merah lagi” (sampai nafasnya terengah-engah
akibat sesak”
Stevita  : “kamu abis apa?”
Dinda : “tadi abis menyeterilakn alat kak”
Stevita : “kamu gak pakai APD?”
Dinda : “loh memang harus pakai ya kak?”
Stevita : “loh kamu itu bagaimana? Tadi bilang sudah faham”
Dinda : “maaf kak saya kira menyeterilkan alat itu seperti mencuci piring biasa, mangkanya
saya tidak menggunakan APD”
Stevita : “ya gak dik, alat-alat tadi itu sudah terkontaminasi cairan pasien dan cairan buat
sterilasi alat itu cairan yang berbahaya jika terkena kulit”
Dinda : “maaf Kak saya gatau”
Manis : “yasudah dek, ikut saya lapor ke bagian K3”
Dinda : “iya Kak”
Kemudian Dinda dan perawat Stevita ke bagian K3 untuk melaporkan kejadian itu
dan Dinda pun ditangani oleh perugas K3. Keesokan harinya Tim RS mengadakan
penyuluhan terhadap mahasiswa tentang cara menyeterilakan alat agar tidak ada lagi korban.
Dan keesokan harinya para perawat mencoba menyuruh mahasiswa praktik untuk
mensterilkan alat bekas operasi
Stevita : “dek ini tolong disterilkan, terapkan apa yang sudah disampaikan kemarin ya.
Lestari : “Baik Kak, tapi saya minta didampingi karena saya belum begitu faham”
Stevita : “iya saya dampingi”
Kemudian perawat Stevita dan mahasiswa Lestari pergi ke ruang sterilisasi untuk
menyeterilkan alat.
Stevita : “jangan lupa cuci tangan dulu ya, dan gunakan APD”
Lestari : “baik Kak”
Lestari melakukan sterilisasi dan Perawat Stevita memperhatikan. Ternyata semua
tindakan yang dilakukan Lestari benar dan Lestari tidak terkena Hazard Kimia sedikitpun.

Anda mungkin juga menyukai