Anda di halaman 1dari 24

KESEHATAN DAERAH MILITER IX/UDAYANA

RUMAH SAKIT Tk. II UDAYANA

PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE PPI

Jl. Jend. Sudirman No. 1 Denpasar


Telp. (0361)228061-228068 Fax (0361)246356 Email : rs_udayana@yahoo.com
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................................1


A. Latar Belakang ..................................................................................................1
BAB II GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT TK. II UDAYANA DENPASAR .............2
BAB III VISI, MISI, FALSAFAH, NILAI DAN TUJUAN RUMAH SAKIT TK. II
UDAYANA DENPASAR ............................................................................................3
A. Visi Rumah Sakit Tk. II Udayana Denpasar ......................................................3
B. Misi Rumah Sakit Tk. II Udayana Denpasar .....................................................3
C. Falsafah ............................................................................................................3
D. Nilai ...................................................................................................................4
E. Tujuan Rumah Sakit Tk. II Udayana Denpasar .................................................4
BAB IV STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT TK. II UDAYANA DENPASAR ..5
BAB V STRUKTUR ORGANISASI KOMITE PPI........................................................6
BAB VI URAIAN JABATAN ........................................................................................7
A. Kepala Rumah Sakit ..........................................................................................7
B. Komite PPI ........................................................................................................7
C. Sekretaris Komite PPI ......................................................................................7
D. IPCO (Infection Prevention and Control Officer) ................................................8
E. IPCN ( Infection Prevention and Control Nurse) ................................................8
F. IPCLN ( Infection Prevention and Control Link Nurse) ............................................... 9
G. Unsur Pendukung PPI .......................................................................................9
BAB VII TATA HUBUNGAN KERJA ........................................................................................ 10
BAB VIII POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL .................................... 15
BAB IX KEGIATAN ORIENTASI ............................................................................................... 17
BAB X PERTEMUAN ATAU RAPAT ...................................................................................... 18
BAB XIPELAPORAN .................................................................................................................... 21
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu rumah sakit itu rumah sakit dituntut untuk
dapat memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang sudah
ditentukan.

Masyarakat yang menerima pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan dan pengunjung di


rumah sakit dihadapkan pada risiko terjadinya infeksi atau infeksi nosokomial yaitu infeksi
yang diperoleh di rumah sakit, baik karena perawatan atau datang berkinjung ke rumah
sakit. Angka infeksi nosokomial terus meningkat (Al Varado,2000) mencapai sekitar 9%
(variasi 3 – 21%) atau lebih dari 1,4 juta pasien rawat inap di rumah sakit seluruh dunia.
Hasil survey point prevalensi dari 11 Rumah Sakit di DKI Jakarta yang dilakukan oleh
Perdalin Jaya dan Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso Jakarta pada
tahun 2003 didapatkan angka infeksi nosokomial untuk ILO ( Infeksi Luka Operasi) 18,9%,
ISK ( Infeksi Saluran Kemih ) 15,1%, IADP ( Infeksi Aliran Darah Pimer ) 26,4%,
Pneumonia 24,5% dan Infeksi Saluran Napas lain 15,1% serta Infeksi lain 32,1%.

Sedangkan di Rumah Sakit Tk. II Udayana Denpasar nilai phlebitis yang ditemukan dalam
kurun waktu 5 bulan ( bulan agustus sampai bulan desember 2015 ) rata – rata yaitu 6,8
‰, angka menunjukkan nilai phlebitis di Rumah Sakit Tk. II Udayana Denpasar masih
diatas nilai standar nasional dari Kemenkes yaitu 1,5 ‰.

Untuk meminimalkan risiko terjadinya infeksi di rumah sakit dan fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya perlu diterapkan pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI), yaitu
kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pembinaan, pendidikan dan pelatihan,
serta monitoring dan evaluasi.

Karena itu untuk mencegah terjadinya infeksi nosokomial terhadap pasien, petugas dan
pengunjung perlu dilakukan upaya – upaya pencegahan dan pengendalian infeksi yang
dalam pelaksanaannya memerlukan landasan / pedoman berupa : Pedoman Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi dengan tujuan sebagai panduan bagi petugas medis, paramedis
maupun non medis dalam melaksanakan pelayanan maupun dalam melakukan tindakan
medis kepada pasien sehingga infeksi nosokomial tidak terjadi di Rumah Sakit Tk. II
Udayana Denpasar.

1
BAB II

GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT TK. II UDAYANA DENPASAR

Rumah Sakit Tk. II Udayana merupakan Rumah Sakit Militer yang menjadi Rumah Sakit
rujukan tertinggi di lingkungan Kodam IX/Udayana yang mempunyai tugas pokok yaitu
memberikan pelayanan Kesehatan bagi personel TNI – AD, PNS beserta keluarganya di
jajaran Kodam IX/Udayana dan merupakan Rumah Sakit rujukan dari personel TNI-AU/
TNI-AL/ PNS dan keluarganya ( Rumah Sakit integrasi).

Rumah Sakit Tk. II Udayana Denpasar dengan alamat Jl. PB Sudirman No. 1 Denpasar
Bali. Nomor telpon (0361) 228061 – 228068, (0361) 246356. Email
rumahsakitudayana@yahoo.com.Website http//www.rumahsakitudayanadenpasar.com.

Adapun Surat Ijin Operasional dari Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kota Denpasar
dengan Nomor : 256/13/1373/DB/DPMPTSP/2019 tanggal 23 April 2019 berlaku sampai
dengan23 April 2024. Status Rumah Sakit terakreditasi Utama versi Snar edisi 1 nomor :
KARS-SERT/846/VII/2019 tanggal 02 Juli 2019, masa berlaku sampai dengan 01 Juli
2022. Kelas Rumah Sakit C (Kepmenkes Nomor HK/03.05/I.4/2612/II). Kapasitas tempat
tidur 127 TT.

Status tanah milik TNI AD dengan luas lahan 32200 M², Luas bangunan 13290.32 M², luas
tempat usaha 13290.32 M². Kondisi bangunan baik.

Listrik menggunakan PLN dengan 326.100 KVA/ 220 Volt, Genzet 200.000 KVA, dan air
PAM dan sumur pompa sebagai cadangan.

2
BAB III

VISI, MISI, FALSAFAH, NILAI DAN TUJUAN RUMAH SAKIT TK. II UDAYANA
DENPASAR

A. Visi Rumah Sakit Tk. II Udayana Denpasar

Menjadikan Rumah Sakit Tk. II Udayana sebagai Rumah Sakit kebanggaan prajurit ,PNS
dan keluarga serta masyarakat umum di wilayah Bali..

B. Misi Rumah Sakit Tk. II Udayana Denpasar

1. Memberikan pelayanan kesehatan secara professional dan bermutu dengan


mengutamakan keselamatan dan kepuasan pasien .
2. Meningkatkan sarana dan prasaran untuk mendukung mutu pelayanan kesehatan
dan kenyamana pasien.
3. Meningkatkan kualitas SDM kesehatan maupun non kesehatan melalui pendidikan
dan pelatihan untuk mencapai “ good clinical gavermance dan good corporate

C. Falsafah

a. Pelanggan adalah insan yang sangat penting bagi rumah sakit untuk itu
b. haknya harus dihormati dan dilindungi.
c. Ramah tamah, kasih sayang, saling menghargai dan keterbukaan
merupakan budaya kami.
d. Bekerja dengan ikhlas, demi kepuasan pelanggan dan kesembuhan pasien adalah
motivasi kerja karyawan Rumah Sakit Tk. II Udayana.
e. Karyawan rumah sakit adalah sumber daya manusia yang sangat berharga, oleh
karena itu perlu diperhatikan kesejahteraan dan hak-haknya.

Visi tanpa aksi, hanya mimpi

Aksi tanpa visi, buang waktu

Visi dengan aksi, bangun perubahan

Rumah Sakit Tk. II Udayana Denpasar dengan motto yaitu

a. 3 A, “Attitude Attention, Action.”

b. 3 S, “Senyum, Sopan, Simpati.”

D. Nilai

a. Non diskriminatif: Tidak ada perbedaan dalam pelayanan, semua memiliki


kesempatan yang sama kecuali kasusnya.
b. Profesional : Pelayanan diberikan sesuai bidang ilmu pengetahuan yang dimiliki.

3
c. Solid : Pelayanan diberikan atas dasar kerja sama dan kekompakan dengan
memperhatikan koordinasi, integritas dan berlanjut.
d. Komitmen : Pelayanan dilaksanakan dengan dilandasi komitmen yang tinggi untuk
menjaga nama baik satuan.
e. Transparan dan akuntabel : Keterbukaan dan mengikuti sistem yang terstandarisasi
merupakan pilihan terbaik untuk menuju good governance.

E. Tujuan Rumah Sakit Tk. II Udayana Denpasar

Mengembalikan kondisi kesehatan yang prima bagi prajurit, ASN dan keluarga serta
meningkatkan derajat kesehatan umum.

a. Meningkatkan profesionalisme kerja bagi seluruh personel/karyawan Rumah Sakit


Tk. II Udayana
b. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Tk. II
Udayana secara efisien dan efektif.
c. Berperan aktif dalam upaya kesehatan promotif dan preventif di samping kuratif dan
rehabilitatif.

Tujuan berdasarkan buku saku rumah sakit :

a. Budaya organisasi yang kondusif dan sense of service.


b. Mewujudkan pelayanan kesehatan prima berbasis kepuasan pelanggan.
c. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang terintegerasi sesuai standar menuju
persaingan di tingkat nasional.
d. Mengintegrasikan pelayanan dan pendidikan untuk meningkatkan mutu pelayanan
dengn mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran.

4
BAB IV

STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT TK. II UDAYANA DENPASAR

5
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI KOMITE PPI

KEPALA RUMAH SAKIT

dr. Nyoman Linggih, MARS

KETUA KOMITE PPI


dr. Putu Apri Dianti
SEKRETARIS
Ns. I Wyn Nengah Arsana,
S.Kep
Ns. Surani S.Kep

ANGGOTA KOMITE

SMF IPD dr. Desak Nyoma JANGWAT Angga Nur Afni


n Desy Lestari Mariska, A.Md G
Sp. PD
SMF OBSGYN dr. Henry JANGDIAG Suparma, Amd.Rad
Stefanus S.
Sp.OG
SMF ANAK dr.Sumiartini CSSD Ns. I Wyn Nengah
Sp.A Arsana, S.Kep
SMF BEDAH dr. Km Agus LAUNDRY Suparti
Wirawan Sp.B
PATOLOGIST dr. Dessy Sp.PA SANITASI Agus Ariawan
FARMASI Wahyu Eko Ssi. K3RS Handi Purwanto
APt Amd.Em.ST
IPCLN Ns. I Gst Ayu LAB Puspawati
Kristin, S.Kep
RMH DUKA Samuel Kollo

TIM PPI

IPCO IPCN

Drg Sri Purna Ns. Surani, S.Kep & Ns. I Wyn Nengah Arsana, S.Kep

ANGGOTA KOMITE
PERINATAL Ns. Yuni Herlina, S.Kep P. BKIA Nyoman Susanti Amd.Keb
SANDAT Ns. Komang Krisnawati,S.Kep P. MATA Ketut Rembani, Amd Kep
RATNA Wayan Indrayani, Amd.Kep P. BEDAH Ns Ni Made Kartini, S.Kep
KARTIKA Ns Tri Dhamayanti, S.Kep P. ANAK Ini Putu Mustika Dewi Amd.Keb
ANGGREK AA Sri Juli Pastriantari, Amd.Kep P. THT Maria Benedikta Kidi Purek
DAHLIA Luh Gede Sri Santusti Amd.Keb P. SPESIALIS Ayu Sunarti, Amd.Kep

6
HCU Ns Farida Febriyanti, S.Kep P. INTERNA Ns. Asni Bertha, S.Kep
OK Wayan Sri Maeni, Amd. Kep P. ONKO Ns A A Purwanti, S.Kep
NGURAH RAI Ns. I Gst Ayu Kristin, S.Kep VK Ini Luh Putu Ari Sandi Teguh P
Amd. Keb
IGD Ni Wayan Putu Sueni, Amd.Kep P. Orthopedi I Wayan Sudira, A.Md.Kep

BAB VI
URAIAN JABATAN

A. Kepala Rumah Sakit

1. Membentuk Komite dan Tim PPI.


2. Bertanggung jawab dan memiliki komitmen yang tinggi terhadap penyelenggaraan
upaya pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomial.
3. Bertanggung jawab terhadap tersedianya fasilitas sarana dan prasarana termasuk
anggaran yang dibutuhkan.
4. Menentukan kebijakan pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomial.
5. Mengadakan evaluasi kebijakan pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomial
berdasarkan saran dari Komite PPIRS.
6. Mengadakan evaluasi kebijakan pemakaian antibiotika yang rasional dan
disinfektan di rumah sakit berdasarkan saran dari Komite PPIRS.
7. Dapat menutup suatu unit perawatan atau instalansi yang dianggap potensial
menularkan penyakit untuk beberapa waktu sesuai kebutuhan berdasarkan saran
dari Komite PPIRS.
8. Mengesahkan Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk PPIRS.

B. Komite PPI

1. Membuat dan mengevaluasi kebijakan PPI.


2. Melaksanakan sosialisasi kebjakan PPIRS, agar kebijakan dapat dipahami dan
dilaksanakan oleh petugas kesehatan rumah sakit.
3. Membuat SOP PPI.
4. Menyusun dan mengevaluasi pelaksanaan program PPI dan program pelatihan dan
pendidikan PPI.
5. Bekerja sama dengan tim PPI dalam melakukan investigasi masalah atau KLB
infeksi nosokomial.
6. Memberi usulan untuk mengembangkan dan meningkatkan cara pencegahan dan
pengendalian infeksi.
7. Memberikan konsultasi pada petugas kesehatan rumah sakit dan fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya dalam PPI.
8. Mengusulkan pengadaan alat dan bahan yang sesuai dengan prinsip PPI dan
aman bagi yang menggunakan.
9. Mengidentifikasi temuan di lapangan dan mengusulkan pelatihan untuk
meningkatkan kemampuan sumber daya manusia (SDM) rumah sakit dalam PPI.
7
C. Sekretaris Komite PPI

1. Mengatur penyelenggaraan kegiatan kesekretariatan Panitia PPI agar proses


kegiatannya berjalan lancar.
2. Membuat notulen setiap rapat Panitia PPI.
3. Mewakili ketua Panitia PPI apabila berhalangan.
4. Mempersiapkan dan melaksanakan kegiatan intern organisasi yang telah
dijadwalkan secara tertib dan bertanggung jawab.
5. Melaksanakan tugas sebagai anggota PPI.

D. IPCO ( Infection Prevention and Control Officer )

1. Berkontribusi dalam diagnosis dan terapi infeksi yang benar.


2. Turut menyusun pedoman penulisan resep antibiotika dan surveilans.
3. Mengidentifikasi dan melaporkan kuman pathogen dan pola resistensi antibiotika.
4. Bekerjasama dengan IPCN memonitor kegiatan surveilans infeksi dan mendeteksi
serta menyelidiki KLB.
5. Membimbing dan mengajarkan praktek dan prosedur PPI yang berhubungan
dengan prosedur terapi.
6. Turut memonitor cara kerja tenaga kesehatan dalam merawat pasien.
7. Turut membantu semua petugas kesehatan untuk memahami Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi.

E. IPCN ( Infection Prevention and Control Nurse)

1. Mengunjungi ruangan setiap hari untuk memonitor kejadian infeksi yang terjadi di
lingkungan kerjanya, baik Rumah Sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
2. Memonitor pelaksanaan PPI, penerapan SOP dan kewaspadaan isolasi.
3. Melaksanakan surveilans infeksi dan melaporkan kepada Ketua Panitia PPI.
4. Bersama Ketua Panitia PPI melakukan pelatihan petugas kesehatan tentang PPI di
Rumah Sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
5. Melakukan investigasi terhadap KLB dan bersama – sama Ketua Panitia PPI
memperbaiki kesalahan yang terjadi.
6. Memonitor petugas kesehatan untuk mencegah penularan infeksi dari petugas
kesehatan ke pasien atau sebaliknya.
7. Bersama Ketua Panitia PPI menganjurkan prosedur isolasi dan memberi konsultasi
tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi yang diperlukan pada kasus yang
terjadi di Rumah Sakit.
8. Audit Pencegahan dan Pengendalian Infeksi termasuk terhadap limbah, laundry,
gizi, dan lain – lain dengan menggunakan daftar tilik.
9. Memonitor kesehatan lingkungan.
10. Memonitor terhadap pengendalian penggunaan antiotika yang rasional.

8
11. Mendesain, melaksanakan, memonitor, dan mengevaluasi surveilans infeksi yang
terjadi di Rumah Sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
12. Membuat laporan surveilans dan melaporkan ke Ketua Panitia PPI dan Kepala
Rumah Sakit.
13. Memberikan motivasi dan teguran tentang kepatuhan pelaksanaan PPI.
14. Memberikan saran desain ruangan Rumah Sakit agar sesuai dengan prinsip PPI.
15. Meningkatkan kesadaran pasien dan pengunjung Rumah Sakit tentang PPI.
16. Meningkatkan kesadaran pasien, pengunjung, dan keluarga tentang topik infeksi
yang sedang berkembang di masyarakat, infeksi dengan insiden tinggi.
17. Sebagai koordinator antara Departemen atau Unit dalam mendeteksi, mencegah,
dan mengedalikan infeksi Rumah Sakit.

F. IPCLN ( Infection Prevention and Control Link Nurse )

1. Mengisi dan mengumpulkan formulir suveilans setiap pasien di unit rawat inap
masing – masing, kemudian menyerahkannya kepada IPCN ketika pasien pulang.
2. Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan PPI pada setiap
personel ruangan di unit rawatnya masing – masing.
3. Memberitahukan kepada IPCN apabila ada kecurigaan adanya infeksi kepada
pasien.
4. Berkoordinasi dengan IPCN saat terjadi infeksi potensial KLB, penyuluhan bagi
pengunjung di ruang rawat masing – masing, konsultasi prosedur yang harus
dijalankan bila belum paham.
5. Memonitor kepatuhan petugas kesehatan yang lain dalam menjalankan standar
isolasi.

G. Unsur Pendukung PPI

1. Membantu Pelaksanaan Program PPI


2. Membantu Mobilisasi ketika terjadi KLB (Kejadian Luar Biasa)

9
10
BAB VII

TATA HUBUNGAN KERJA

Keterkaitan Hubungan Kerja PPI dengan Unit Kerja Lain di RS Tk. II Udayana Denpasar

1. Hubungan kerja PPI dengan anggota ruang pendaftaran poliklinik rumah sakit

 Mensosialisasikan pencegahan dan pengendalian infeksi ke personil ruang


pendaftaran
 Mengobservasi kerja personil ruang pendaftaran untuk pemilahan pasien rawat
jalan dengan pasien yang terinfeksi

11
 Mengobservasi pelaksanaan cuci tangan dan etika batuk pada personil ruang
pendaftaran poliklinik

2. Hubungan kerja PPI dengan petugas admission IGD

 Mensosialisasikan pencegahan dan pengendalian infeksi ke personil admissin IGD.


 Mengobservasi kerja personil admission IGD untuk pemilahan pasien rawat jalan
dengan pasien yang terinfeksi.
 Mengobservasi pelaksanaan cuci tangan dan etika batuk pada petugas admission
IGD.
 Mengobservasi pelaksanaan kebijakan PPI dalam hal penempatan pasien.

3. Hubungan kerja PPI dengan sopir ambulance

 Mensosialisasikan pencegahan dan pengendalian infeksi ke sopir ambulance.


 Mengobservasi pelaksanaan cuci tangan dan etika batuk pada sopir ambulance.
 Mengobservasi pelaksanaan pembersihan ambulance, pemakaian APD saat
transfer pasien ke rumah sakit lain dan penanganan dekontaminasi tumpahan
bahan infeksius pasien dengan menggunakan spill kit.

4. Hubungan kerja PPI dengan cleaning service

 Mensosialisasikan pencegahan dan pengendalian infeksi ke petugas cleaning


service
 Mengobservasi pelaksanaan cuci tangan dan etika batuk pada petugas claning
service.
 Memonitoring pelaksanaan pengendalian lingkungan oleh cleaning service berupa
pengepelan ruangan perawatan menggunakan larutan natrium hipoklorit 0,5% dan
di luar ruang perawatan menggunakan larutan natrium hipoklorit 0,05%.
 Mengobservasi pelaksanaan penanganan dekontaminasi tumpahan bahn infeksius
pasien dengan menggunakan spill kit.
 Memonitoring pemilahan linen infeksius dan no infeksius di ruangan.
 Memonitoring pemilahan sampah medis infeksus dan non infeksus.

5. Hubungan kerja PPI dengan Farmasi

 Mensosialisasikan pencegahan dan pengendalian infeksi ke personil farmasi


 Mengajukan pengadaan bahan desinfektan seperti hund rub dan alkohol swab,
transparent dressing dan larutan natrium hipoklorit 0,5% dan 0,05% dan fasilitas
yang diperlukan di masing – masing ruangan.
 Mengobservasi tentang pemakaian obat antibiotika yang rasional.

6. Hubungan kerja PPI dengan Radiologi

 Mensosialisasikan pencegahan dan pengendalian infeksi ke personil radiologi


 Mengobservasi kepatuhan cuci tangan personil radiologi
 Mengobservasi pemakaian alat pelindung diri petugas radiologi
 Memonitoring pengelolaan sampah medis infeksius dan non infeksius
12
 Mengobservasi penanganan dekontaminasi tumpahan bahan infeksius dengan
menggunakan spill kit.

7. Hubungan kerja PPI dengan Laboratorium

 Mensosialisasikan pencegahan dan pengendalian infeksi ke personil laboratorium.


 Mengobservasi tentang kebersihan kerja laboratorium dan pembuangan sampah
untuk specimen
 Memonitoring penggunaan APD dan kepatuhan cuci tangan personil laboratorium
 Mengobservasi penanganan dekontaminasi tumpahan bahan infeksius
menggunakan spill kit

8. Hubungan kerja PPI dengan CSSD

 Mensosialisasikan pencegahan dan pengendalian infeksi ke personil CSSD


 Memonitoring pelaksanaan petugas CSSD dari proses dekontaminasi,
pembersihan, desinfeksi, sterilisasi, pengepakan dan distribusi nya.
 Memonitoring hasil akhir sterilisasi alat dan bahan dari CSSD
 Memonitoring penggunaan APD petugas CSSD

9. Hubungan kerja PPI dengan Laundry

 Mensosialisasikan pencegahan dan pengendalian infeksi ke personil laundry


 Mendisiplinkan petugas untuk pemakaian alat pelindung diri saat bekerja.
 Memonitoring pelaksanaan proses laundry dari proses pemilahan linen di ruangan,
proses pengambilan linen kotor ke ruangan, proses pencucian di laundry,
pengeringan, penyetrikaan dan pelipatan sampai proses transport distribusi linen ke
masing – masing ruangan.
 Memonitoring hasil pencucian linen
 Mengobservasi kebutuhan linen di ruangan rawat inap dan rawat jalan.

10. Hubungan kerja PPI dengan rumah duka

 Mensosialisasikan pencegahan dan pengendalian infeksi ke personil rumah duka.


 Memonitoring penggunaan APD pada personil rumah duka saat melaksanakan
tugasnya dan kepatuhan cuci tangannya.
 Memonitoring penanganan jenazah dengan penyakit infeksius.
 Memonitoring penanganan limbah medis di rumah duka

11. Hubungan kerja PPI dengan Dapur

 Mensosialisasikan pencegahan dan pengendalian infeksi ke personil dapur


 Memonitoring penggunaan APD dan kepatuhan cuci tangan personil dapur.
 Memonitoring pelaksanaan kebijakan PPI tentang penyediaan makanan dan
kebijakan PPI tentang pengontrolan fasilitas terkait penyiapan makanan.
 Memonitoring kebersihan dan pengendalian lingkungan di ruang dapur.

13
12. Hubungan kerja PPI dengan Fisioterapi

 Mensosialisasi pencegahan dan pengendalian infeksi ke personil fisioterapi


 Memonitoring pelaksanaan cuci tangan personil fisioterapi

13. Hubungan kerja PPI dengan Patologi Anatomi

 Mensosialisasikan pencegahan dan pengendalian infeksi kepada dokter patologi


anatomi.
 Memonitor kepatuhan cuci tangan
 Memonitoring pengelolaan sampah medis infeksius di ruang patologi anatomi.

14. Hubungan kerja PPI dengan Patologi Klinik

 Mensosialisasikan pencegahan dan pengendalian infeksi kepada dokter patologi


klinik
 Memonitoring kepatuhan cuci tangan
 Memonitoring pengelolaan sampah medis infeksius.

15. Hubungan kerja PPI dengan Jangwat

 Mensosialisasikan pencegahan dan pengendalian infeksi ke bagian Jangwat.


 Mengajukan pengadaan bahan berupa apron untuk spill kit
 Mengkoordinasikan hal – hal yang berhubungan dengan pihak luar ketiga seperti
rumah duka dan laundry out searching.

16. Hubungan kerja PPI dengan Jangmed

 Mensosialisasikan pencegahan dan pengendalian infeksi ke bagian Jangmed


 Mengajukan untuk pengadaan google (kaca mata), pinset dan tanda “ awas bahan
tumpahan infeksius” untuk pengadaan spill kit.

17. Hubungan kerja PPI dengan K3RS

 Mensosialisasikan pencegahan dan pengendalian infeksi kepada personil K3RS.


 Berkoordinasi dalam hal edukasi kepada pihak vendor dalam pembangunan dan
renovasi yang dilakukan di dalam lingkungan rumah sakit.
 Melakukan kegiatan rapat koordinasi sebelum dilaksanakannya proses
pembangunan atau renovasi dalam lingkungan rumah sakit.

18. Hubungan kerja PPI dengan Sanitasi

 Mensosialisasikan pencegahan dan pengendalian infeksi kepada personil sanitasi.


 Mengambil data pemetaan kuman, angka kualitas udara dan kualitas air di rumah
sakit.
 Berkoordinasi dalam memonitoring pelaksanaan pembangunan dan renovasi di
rumah sakit.
 Berkoordinasi dalam upaya pengendalian vektor seperti kucing, tikus dan kecoa di
rumah sakit.
14
19. Hubungan kerja PPI dengan PMKP

 Mensosialisasikan pencegahan dan pengendalian infeksi ke personil MPKP


 Melaporkan hasil laporan plebitis dan decubitus ke PMKP setiap bulan.
 Melaporkan hasil monitoring pengelolaan jarum suntik dan sampah medis tajam.
 Berkoordinasi dalam program peningkatan mutu dan keselamatan pasien rumah
sakit.

20. Hubungan kerja PPI dengan IGD, Ruang Rawat Jalan, Rawat Inap, OK

 Mensosialisasikan pencegahan dan pengendalian infeksi ke personil IGD, rawat


rawat jalan, rawat inap dan OK. .
 Memonitoring pelaksanaan cuci tangan dan penggunaan APD.
 Memonitoring pengelolaan limbah medis infeksius dan no infeksius.
 Mensosialisasikan kebijakan dan SPO tentang PPI.

21. Hubungan kerja PPI dengan Urdal

 Mensosialisasikan pencegahan dan pengendalian infeksi ke personil Urdal.


 Mengkoordinasikan setiap kegiatan pembangunan dan renovasi yang dilaksanakan
di rumah sakit.
 Mengundang Tim PPI dalam hal rapat persetujuan pembangunan dan renovasi
rumah sakit.
 Bersama tim PPI memonitoring pelaksanaan pembangunan dan renovasi di rumah
sakit.
 Penggadaan spill kit yaitu dalam hal box container spill kit.

22. Hubungan kerja PPI dengan Komite Keperawatan.

 Mengkoordinasikan kebijakan dan SPO yang berhubungan dengan fungsi dan


tugas perawat.
 Ikut serta dan koordinasi dalam penanganan kejadian luar biasa (KLB).

23. Hubungan kerja PPI dengan Komite Medik.

 Mengkoordinasikan kebijakan dan SPO yang berhubungan dengan fungsi dan


tugas dokter
 Ikut serta dan koordinas dalam penanganan kejadian luar biasa (KLB).

15
BAB VIII

POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL

Dalam upaya mempersiapkan panitia PPI yang handal, perlu kiranya melakukan kegiatan
menyediakan, mempertahankan sumber daya manusia yang tepat bagi organisasi.

Atas dasar tersebut perlu adanya perencanaan SDM yaitu proses mengantipasi dan
menyiapkan perputaran orang ke dalam, di dalam dan ke luar organisasi. Tujuannya
adalah mendayagunakan sumber – sumber tersebut seefektif mungkin sehingga pada
waktu yang dapat disediakan sejumlah orang yang sesuai dengan persyaratan jabatan.

Perencanaan bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan kemampuan


organisasi dalam mencapai sasarannya melalui strategi pengembangan kontribusi.

Adapun pola ketenagaan dan kualifikasi sumber daya manusia adalah sebagai berikut :

No Jabatan Kualifikasi Kualifikasi Pelatihan Kebutuhan Nyata


Pendidikan
1 IPCO/Infection Dokter Mengikuti pendidikan
Preventation dan pelatihan dasar
1 2
and Control PPI
Officer
2 IPCN/Infection Min S1 Mengikuti pendidikan
Prevention and Keperawatan dan pelatihan dasar
Control Nurse atau S1 PPI & IPCN
Kesehatan
berlatar 1 1
belakang
minimal
D3Keperawat
an
3 IPCLN/Infection D3 Mengikuti pendidikan 1
and Control Link Keperawatan dan pelatihan dasar disetiap
Nurse PPI rawat inap 15
dan rawat
jalan

16
Kualifikasi Personil

No Jabatan Fungsi Kualifikasi


1 IPCO/Infection Berkontribusi dalam diagnosa, Dokter mengikuti
Prevention and memonitor pendidikan dan
Control Officer kegiatan,membimbing dan pelatihan dasar PPI dan
mengajarkan praktek serta memiliki kemampuan
mengevaluasi
2 IPCN/Infection - Mendesain, - Min S1 Keperawatan
Prevention and melaksanakan,memonitor dan dan min S1 Kesehatan
Control Nurse mengevaluasi surveilans infeksi berlatar belakang D3
- Koordinator antara Keperawatan
departemen/unit melakukan - Pengalaman sebagai
investigasi terhadap KLB kepala ruangan atau
- Memberikan pelatihan, setara
motivasi dan teguran. - Memiliki kemampuan
leadership, inovatif dan
convident
3 IPCLN/Infection - Mengisi, mengumpulkan - Minimal D3
Prevention and formulir surveilans Keperawatan
Control Link - Memberi motivasi dan teguran - Memiliki sertifikat PPI
Nurse tentang pelaksanaan kepatuhan - Memiliki komitmen di
PPI terhadap setiap pasien di bidang PPI
unit rawat inap. - Memiliki kemampuan
- Berkoordinasi dengan IPCN leadership
saat terjadi KLB.

17
BAB IX

KEGIATAN ORIENTASI

Kegiatan orientasi Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di RS Tk. II Udayana


Denpasar disampaikan kepada seluruh karyawan dan khusus buat perawat disampaikan
saat orientasi perawat baru yang disampaikan oleh bagian IPCN dan saat orientasi dokter
internship baru yang disampaikan oleh IPCO.

Pada kegiatan orientasi pegawai baru materi yang disampaikan adalah sebagai berikut :

a. Struktur organisasi Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RS Tk. II


Udayana Denpasar.
b. Susunan personil Komite Pencegahan dan Pencegahan Infeksi.
c. Kegiatan / Program yang dilaksanakan oleh Komite Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi RS. Tk. II Udayana Denpasar.
d. Hal – hal lain yang terkait dengan Komite Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi RS Tk. II Udayana Denpasar.
e. Mensosialisasikan kebijakan, pedoman, panduan dan SPO yang berlaku dari
PPI agar diterapkan dalam pelaksanaan tugasnya di RS Tk. II Udayana
Denpasar.

18
BAB X

PERTEMUAN ATAU RAPAT

Kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi menjangkau ke dalam setiap bagian dari
pelayanan rumah sakit dan melibatkan individu di berbagai unit dan pelayanan.

Rapat berkala Komite PPI terdiri dari :

1. Rapat rutin

Rapat rutin komite pencegahan dan pengendalian infeksi dilakukan rutin setiap bulan pada
minggu ke 3. Rapat rutin ini mengkoordinasikan kebijakan, pedoman, panduan atau SPO
PPI, termasuk mengevaluasi pelaksanaan program dan kegiatan pencegahan dan
pengendalian infeksi rumah sakit sehingga bisa dinformasikan dengan ke anggota unit
kerja nya masing – masing.

Rapat rutin juga dilaksanakan dengan melibatkan dokter, perawat, profesional


pencegahan dan pengendalian infeksi, urusan rumah tangga (housekeeping) dan tenaga
lainnya sesuai ukuran dan kompleksitas rumah sakit. Adapun rapat rutin ini untuk
mengkoordinasikan program pencegahan dan pengendalian infeksi kepada unit – unit
terkait termasuk pengajuan pengadaan yang dibutuhkan dalam penerapan prinsip –
prinsip PPI di RS Tk. II Udayana Denpasar.

Adapun rapat rutin PPI dengan unit kerja terkait ini dibuat dalam bentuk matrik sebagai
berikut :

No Unit kerja Peserta Materi Jadwal


1 Dokter - dokter jaga IGD - Menyampaikan hasil Mgg ke 1
- dokter internship data surveilans tiap tiap bulan
- Komite Medik bulan kepada dokter
- Mengevaluasi
ketentuan tentang
penggunaan antibiotika
yang rasional
- Menyampaikan
laporan hasil monitoring
oleh IPCN tentang
kepatuhan cuci tangan
dan penerapan five
moments
- Menyampaikan
informasi terbaru yang
berkaitan dengan
kebijakan, pedoman,
panduan dan SPO PPI.

19
2 Perawat - IPCLN - Menyampaikan hasil Mgg ke 1
- perawat ruangan dari pengumpulan data tiap bulan
- perawat poliklinik surveilans tiap bulan
kepada perawat
- Menyampaikan
laporan hasil monitoring
IPCN di tiap unit kerja
- Menyampaikan
informasi terbaru yang
berkaitan dengan
kebijakan, pedoman,
panduan atau SPO PPI
3 Profesional - IPCO - Evaluasi kinerja tim Mgg ke 2
pencegahan - IPCN pencegahan dan tiap bulan
dan - anggota komite pengendalian infeksi
pegendalian PPI - Masalah dan
infeksi pemecahannya
- Evaluasi dan
rekomendasi
- RTL ( rencana tindak
lanjut )
4 Urusan rumah - Urdal - Evaluasi pelaksanaan Mgg ke 3
tangga ( - Cleaning service monitoring ICRA tiap bulan
housekeeping) bangunan di rumah
sakit.
- Memonitoring MoU
tentang renovasi dan
pembangunan di rumah
sakit
- Pengadaan alat – alat
kebersihan dalam upaya
pengendalian
lingkungnan dari PPI
-Mensosialisasikan
secara kontinu pelatihan
penggunaan spill kit
oleh petugas cleaning
service.
5 Tenaga lain - CSSD - Menyampaikan Mgg ke 4
sesuai ukuran - Laundry laporan monitoring oleh tiap bulan
dan - Farmasi IPCN
kompleksitas - Sanitasi - Pengadaan saran dan
rumah sakit prasarana yang
menunjang pelaksanaan
PPI
- Memonitoring
pemantauan kualitas air
dan udara di rumah
sakit dan tindak lanjut
dari hasilnya.

20
2. Rapat insidental

Rapat insidental diselenggarakan sewaktu – waktu bila ada masalah atau sesuatu hal
yang perlu dibahas segera.

21
BAB XI

PELAPORAN

Sistem pelaporan panitia pencegahan dan pengendalian infeksi yang dilaksanakan di RS


Tk. II Udayana Denpasar adalah :

1. Laporan harian

Laporan harian yang disampaikan kepada panitia pencegahan dan pengendalian infeksi
adalah laporan formulir surveilans setiap pasien yang rawat inap berupa formulir
surveilans ILO, ISK dan plebhitis dari masing – masing ruangan rawat inap yang diisi
oleh IPCLN.

Laporan monitoring IPCN berupa formulir kepatuhan dalam melaksanakan 11


kewaspadaan isolasi di RS Tk.II Udayana Denpasar dan formulir monitoring di unit
kerja khusus seperti ruang isolasi, CSSD, laundry,rumah duka dan lain lain.

2. Laporan bulanan

Laporan bulanan yang dilaporkan kepada panitia pencegahan dan pengendalian infeksi
adalah rekapan bulanan dari laporan surveilans yang dikumpulkan tiap hari hasil
rekapitulasi monitoring dan diserahkan ke PMKP.

Laporan bulanan dikirim ke Dinas Kesehatan melalui tim SPM ( Standar Pelayanan
Minimal) Rumah Sakit Tk. II Udayana Denpasar.

Program kerja Komite PPI dilaporkan ke Kementerian Kesehatan melalui laporan hasil
pelaksanaan program, tindak lanjut dan rekomendasi.

3. Laporan tahunan

Laporan tahunan dibuat setiap akhir tahun dilaporkan dan diserahkan ke PMKP untuk
selanjutnya di sampaikan ke pihak manajemen rumah sakit

Ditetapkan di Denpasar
Pada tanggal 14 Agustus 2020
____________________________
Kepala Rumah Sakit Tk. II Udayana,

dr. I Nyoman Linggih, MARS


Kolonel Ckm NRP11930099151070

22

Anda mungkin juga menyukai