Kes
MATA KULIAH : Excellent services
DISUSUN OLEH :
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan rahmat-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah ini. Pada
kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan memberikan dukungan dalam penyusunan makalah ini, terutama
kami mengucapkanterima kasih.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih sangat
banyak kekurangan baik dari segi materi, tata bahasa, maupun penyusunan.
Dengan rendah hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang selanjutnya
membangun untuk lebih menyempurnakan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................ 1
B. Tujuan.......................................................................................... 2
C. Manfaat........................................................................................ 2
BAB II PENJELASAN
A. Pengertian.................................................................................. 3
B. Fungsi Rumah sakit................................................................... 3
C. Mutu Pelayanan Rumah Sakit................................................... 4
D. Pelayanan Kesehatan Gawat Darurat........................................ 5
E. Pengaturan Jaga Dokter IGD.................................................... 10
F. Pelayanan Rawat Inap............................................................... 17
G. Pelayanan Rawat Jalan.............................................................. 20
H. Pelayanan Persalinan, Perinatologi dan KB.............................. 20
I. Pelayanan Bedah Sentral........................................................... 21
J. Pelayanan Intensif..................................................................... 21
K. Pelayanan Radiologi................................................................. 22
L. Pelayanan Lab. Patologi Klinik................................................ 22
M. Pelayanan Rehabilitasi Medik................................................... 22
N. Pelayanan Farmasi.................................................................... 23
O. Pelayanan Gizi.......................................................................... 23
P. Pelayanan Tranfusi Darah......................................................... 23
Q. Pelayanan Rekam Medik........................................................... 24
R. Pelayanan Pengelolaan Limbah................................................ 24
S. Pelayanan Administrasi dan Manajemen.................................. 24
T. Pelayanan Ambulance/kereta jenazah....................................... 25
U. Pelayanan Pemulasaraan Jenazah............................................. 25
V. Pelayanan Pemeliharaan Sarana RS.......................................... 25
ii
W. Pelayanan Laundry...................................................................... 25
X. Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI).............. 25
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Organisasi Rumah Sakit disusun dengan tujuan untuk mencapai visi dan
misi Rumah Sakit dengan menjalankan tata kelola perusahaan yang baik (Godd
Corporate Governance) dan tata kelola klinis yang baik (Good Clinical
Governance).
tanggal 1 Januari 2010 telah berlaku implementasi modus keempat dalam era
liberalisasi perdaganan jasa bidang kesehatan untuk negara kawasan Asia
Tenggara sesuai dengan perjanjian kerjasama ASEANMutual Recognition
Arrangement on Medical
pertemuan tanggal 26-27 April 2007 di Lake Buena Vista Florida tentang
1
B. TUJUAN
Menjelaskan mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit:
C. MANFAAT
1. Mahasiswa mampu dan mengerti tentang mutu pelayanan kesehatan di
Rumah Sakit
2. Mahasiswa meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit
2
BAB II
PENJELASAN
A. Pengertian
Ada beberapa pengertian rumah sakit yang dikemukakan oleh para ahli, yaitu:
3
d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi
bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan
memperlihatkan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.
C. Mutu Pelayanan Rumah Sakit
1. Keandalan yang mencakup dua hal pokok yaitu konsistensi kerja dan
kemampuan untuk dipercaya.
2. Daya tangkap yaitu sikap tanggap para karyawan melayani saat dibutuhkan
pasien.
3. Kemampuan yaitu memiliki keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan
aagar dapat memberikan jasa tertentu.
4. Mudah untuk dihubungi dan ditemui
5. Sikap sopan, respek dan keramahan para pegawai.
6. Komunikasi yaitu memberikan informasi kepada pelanggan dalam bahasa
yang dapat mereka pahami serta selalu mendengaran saran dan keluhan
pelanggan.
7. Dapat dipercaya dan jujur
4
8. Jaminan keamanan
9. Usaha untuk mengerti dan memahami kebutuhan pelanggan
10. Bukti langsung yaitu bukti fisik dari jasa, bisa berupa fasilitas fisik,
peralatan yang digunakan, representasi fisik dan jasa.
Yaitu pasien yang tiba tiba berada dalam keadaan gawat darurat atau akan
menjadi gawat dan terancam nyawanya, atau anggota badannya.(akan
menjadi cacat) bila yidak mendapat pertolonghan secerpatnya.
5
Yaitu pasien dengan :
Pasien yang tiba–tiba berada dalam keadaan gawat atau akan menjadi
gawat dan terancam nyawanya atau anggota badannya (akan menjadi
cacat) bila tidak mendapat pertolongan secepatnya
5. Kecelakaan (Accident)
Tempat kejadian :
1. Kecelakaan lalu lintas
2. Kecelakaan di lingkungan rumah tangga
3. Kecelakaan di lingkungan pekerjaan
4. Kecelakaan di sekolah
6
5. Kecelakaan di tempat – tempat umum lain seperti halnya : tempat
rekreasi, perbelanjaan, di arena olahraga, dll
Mekanisme kejadian :
Waktu kejadian :
Cedera
Bencana
Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam dan atau
manusia yang mengakibatkan korban dan penderitaan manusia kerugian harta
benda, kerusakan lingkungan, kerusakan sarana dan prasarana umum serta
menimbulkan gangguan terhadap tata kehidupan dan penghidupan masyarakat dan
pembangunan nasional yang memerlukan pertolongan dan bantuan
7
Standar ketenagaan:
KUALIFIKASI
NAMA
NO PENGALAMAN KEBUTUHAN
JABATAN PENDIDIKAN SERTIFIKASI
KERJA
5 tahun di Manajemen
Kepala Instalasi S1 Kedokteran PPGD / ATLS /
1 Rumah Sakit /
Gawat Darurat Umum ACLS
Institusi Kesehatan
PPGD / BLS /
Kepala Ruangan BTLS / BCLS
1a D3 Keperawatan
IGD Manajemen
Keperawatan
8
Perawat
PPGD / BLS /
1c Pembimbing D3 Keperawatan
BTLS / BCLS
(C.I )
Diutamakan yang
memiliki pengalaman
Petugas
1e D3 FKM di bidang manajemen
Administrasi
perumahsakitan
Kasir dan MR
1f SLTA sederajat
IGD
Pembantu
1h SLTA sederajat
Perawat
9
1i Staf Ambulance SLTA sederajat
Diutamakan yang
telah berpengalaman
1j Petugas Farmasi SAA
di Bidang Farmasi
Perumahsakitan
10
E. Pengaturan Jaga Dokter IGD
Pengertian
Adalah suatu tata cara pengaturan jadwal jaga bulanan dokter IGD RS agar
pelayanan dapat berlangsung dengan tertib, aman dan bertanggung jawab.
Tujuan
Agar dapat memberikan kejelasan serta keteraturan dokter jaga IGD, serta
kemudahan bagi para petugas IGD dan petugas RS yang lain dalam
memberikan pelayanan. Sehingga pelayanan secara keseluruhan dapat berjalan
dengan tertib, lancar dan bertanggung jawab.
Kebijakan
Prosedur
2. Dokter jaga IGD dapat membuat permintaan jadwal jaga selama masih
bisa di akomodir dalam pelayanan IGD.
3. Kepala IGD / perwakilan dokter jaga IGD yang ditunjuk membuat draft
jadwal jaga dokter IGD 1 (satu) minggu sebelum jadwal diberlakukan.
4. Dalam waktu 3 hari setelah adanya draft jadwal jaga, dokter jaga IGD
dapat mengajukan keberatan draft jadwal jaga tersebut, selama
dianggap tidak mengaggu kelancaran pelayanan di IGD.
5. Kepala IGD menetapkan jadwal jaga IGD 3 (tiga) hari sebelum jadwal
dilaksanakan.
11
7. Bilamana dokter yang bersangkutan berhalangan hadir maka 2 (dua)
hari sebelumnya dapat menghubungi Kepala IGD untuk mengajukan
dokter jaga pengganti dengan mengisi form tukar jaga atau form cuti
10. Dokter jaga IGD yang sedang bertugas sanggup meneruskan jaga IGD
bilamana tidak ada seorangpun dokter jaga IGD lain yang sanggup
menggantikan tugas jaga, dan selanjutnya memberitahu kepada Kepala
IGD
Standar Fasilitas
a. Fasilitas dan Sarana
IGD terdiri dari ruang tiase, ruang resusitasi, ruang tindakan bedah,
ruang tindakan non bedah, ruang observasi, ruang kebidanan dan ruang
berduka.Ruang resusitasi terdiri dari 1 (satu) tempat tidur, ruangan
tindakan bedah terdiri dari 3 (tiga) tempat tidur, ruangan tindakan non
bedah terdiri dari 9 (Sembilan) tempat tidur, ruang observasi terdiri dari 1
(satu) tempat tidur, ruang kebidanan 1 (satu) tempat tidur dan ruang
berduka 1 (satu) tempat tidur.
Peralatan
12
a) alat-alat untuk ruang resusitasi :
3) Defibrilator ( 1 buah)
16) Gunting
I. Cromic
II. Mersilk
III. Premilene
I. 7,5 cm x 4,5 m
13
II. 10 cm x 4,5 m
III. 15 cm x 4,5 m
5) Lampu sorot
6) Kassa (1 tromol)
4) NGT
I. Nomor 14 ( 3 buah)
14
5) Otoscope (1 buah)
7) Tensimeter ( 3 buah)
8) Stetoskop ( 2 buah)
9) Thermometer (1 buah)
3) NGT
I. Nomor 14 ( 3 buah)
5) Stetoskop ( 2 buah)
6) Thermometer (1 buah)
8) Tensimeter ( 3 buah)
9) Monitor EKG
1) Partus set
2) Infamwarmer
3) Hendscoon
4) Suction Central
5) Tensimeter
15
6) Timbangan bayi
7) Lampu penerang
g) Ambulance
a) Perlengkapan ambulance
AC (Air Conditioner)
Sirine
Lampu rotater
Sabuk pengaman
Westafel
Tempat sampah
Mesin suction
Stethoscope
Ambu bag
16
Cairan infuse : RL, NaCl 0,9%, Dextros 10%.(masing-masing 1
buah)
Senter ( 1 buah )
Stetoskop ( 1 buah )
Tensimeter ( 1 buah )
Plester ( 1 gulung )
1) Tujuan
Supaya peralatan yang ada dapat digunakan dengan baik sesui dengan
fungsinya.
Supaya nilai / hasil yang dikeluarkan dari alat medis sesuai dengan
hasil yang sebenarnya.
17
F. Pelayanan Rawat Inap
Menurut Revans (1986) bahwa pasien yang masuk pada pelayanan rawat
inap akan mengalami tingkat proses transformasi yaitu:
Aspek ini menyangkut pemanfaatan semua sumber daya rumah sakit agar
dapat berdaya guna dan berhasil guna.
Keselamatan Pasien
18
Kepuasan pasien
Mutu pelayanan rawat inap biasanya bertolak ukur pada beberapa indikator
berikut sebagai cakupan pelayanan rawat inap, yaitu dengan menggunakan BOR,
ALOS, TOI, BTO, NDR, GDR dan beberapa prestasi yang pernah diraih beberapa
tahun belakangan ini.
19
tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Nilai parameter BOR
yang ideal adalah antara 60-85% (Depkes RI, 2005).
Rumus BOR = (Jumlah hari perawatan rumah sakit / (Jumlah tempat
tidur X Jumlah hari dalam satu periode)) X 100%.
b. ALOS (AverageLength of Stay)
20
NDR menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian 48 jam setelah
dirawat untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar. Indikator ini memberikan
gambaran mutu pelayanan di rumahsakit.Rumus NDR = (Jumlah pasien
mati > 48 jam / Jumlah pasien keluar (hidup + mati) ) X 1000 ‰.
f. GDR (Gross Death Rate)
GDR adalah angka kematian umum untuk setiap 1000 penderita keluar.
Rumus GDR = ( Jumlah pasien mati seluruhnya / Jumlah pasien keluar
(hidup + mati)) X 1000 ‰ (Depkes RI, 2005).
21
2. Kejadian kematian di meja operasi, standar < 1%
3. Tidak adanya kejadian operasi salah sisi, standar 100%
4. Tidak adanya kejadian operasi salah orang, standar 100%
5. Tidak adanya kejadian salah tindakan pada operasi, standar 100%
6. Tidak adanya kejadian tertinggalnya benda asing/lain pada tubuh pasien
setelah operasi, standar 100%
7. Komplikasi anestesi karena overdosis, reaksi anestesi, dan salah
penempatan endotracheal tube, standar < 6%
1. Kejadian kematian ibu karena persalinan, standar: perdarahan < 1%, pre-
eklampsia < 10%, sepsis < 0,2%
2. Pemberi pelayanan persalinan normal, standar: dokter SpOG, dokter
umum terlatih (asuhan persalinan normal), bidan.
3. Pemberi pelayanan persalinan dengan penyulit, standar: tim PONEK
yang terlatih
4. Pemberi pelayanan persalinan dengan tindakan operasi, standar: dokter
SpOG, dokter SpA, dokter SpAn
5. Kemampuan menangani BBLR 1500gr – 2500gr, standar: 100%
6. Pertolongan persalinan melalui seksio cesaria, standar: < 20%
7. Keluarga Berencana, standar: 100%
a. Presentasi KB (vasektomi & tubektomi) yang dilakukan oleh tenaga
kompeten dr. Sp.OG, dr.Sp.B, dr.Sp.U, dr.umum terlatih
b. Presentasi peserta KB mantap yang mendapat konseling KB mantap
oleh bidah terlatih
8. Kepuasan pelanggan, standar: > 80%
J. Pelayanan Intensif
22
1. Rata-rata pasien yang kembali ke perawatan intensif dengan kasus yang
sama < 72 jam, standar: < 3%
2. Pemberi pelayanan Unit Intensif, standar: dokter SpAn dan dokter
spesialis sesuai dengan kasus yang ditangani, 100% perawat minimal
D3 dengan sertifikat perawat mahir ICU/setara D4
K. Pelayanan Radiologi
23
Prosedur:
24
2. Kejadian reaksi transfusi, standar: < 0,01%
Q. Pelayanan Rekam Medik
1. Baku mutu limbah cair, standar: BOD < 30 mg/l, COD < 80 mg/l, TSS
< 30 mg/l, Ph 6-9
2. Pengelolaan limbah padat infeksius sesuai dengan aturan, standar:
100%
25
8. Kecepatan waktu pemberian informasi tentang tagihan pasien rawat
inap, standar: < 2 jam
9. Ketepatan waktu pemberian imbalan (insentif) sesuai kesepakatan
waktu, standar: 100%
W. Pelayanan Laundry
26
1. Ada anggota Tim PPI yang terlatih, standar: anggota tim PPI yang
terlatih 75%
2. Tersedia APD di setiap instalasi/departemen, standar: 60%
3. Kegiatan pencatatan dan pelaporan infeksi nosokomia/HAI (Healthcare
Associated Infection) di RS (min 1 parameter), standar: 75%
27
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Rumah sakit adalah suatu organisasi yang melalui tenaga medis profesional
yang terorganisasi serta sarana kedokteran yang permanen menyelenggarakan
pelayanan kedokteran, asuhan perawatan yang berkesinambungan, diagnosis, serta
pengobatan yang diderita oleh pasien (American Hospital Association, 1974;
dalam Azwar, 1996). Sementara itu, dalam Sistem Kesehatan Nasional (1992)
dinyatakan bahwa rumah sakit mempunyai fungsi utama menyelenggarakan
kesehatan bersifat penyembuhan dan pemulihan penderita serta memberikan
pelayanan yang tidak terbatas pada perawatan di dalam rumah sakit saja, tetapi
memberikan pelayanan rawat jalan, serta perawatan di luar rumah sakit.
Indikator berupa dimensi mutu pelayanan kesehatan dapat membantu pola
pikir dalam menetapkan masalah yang ada untuk mengukur sampai sejauh mana
telah dicapai standar dan efektivitas pelayanan kesehatan yang ada. Terdapat lima
dimensi silang yang berhubungan dengan efektivitas pelayanan kesehatan yaitu:
1. Kompetensi dari petugas
2. Kontinuitas dari pelayanan
3. Manajemen informasi yang mendukung kearah pengambilan keputusan.
4. Pendidikan dan pelatihan untuk mutu
5. Akreditasi dan penyelenggaraan pelayanan kesehatan.
Untuk mencapai hasil yang optimal, faktor petugas kesehatan tidak luput dari
hal ini. Seorang petugas kesehatan yang ideal adalah mereka yang memiliki
ability (kemampuan), performance (kinerja), personality (kepribadian), credibility
(kepercayaan) dan maturity (kematangan).
B. Saran
Salah satu efektivitas Pelayanan Rumah Sakit Umum harus menciptakan dan
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit agar dapat melayani
kebutuhan dan keinginan serta memberikan kepuasan kepada pasien yang
penerapannya harus dilaksanakan oleh semua elemen organisasi rumah sakit
28
secara komprehensif dan berkelanjutan termasuk pula pasien sebagai pihak
pemakai.
29
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Azrul. Pengantar Administrasi Kesehatan, edisi III PT Bina Rupa Aksara,
Jakarta. 1996.
Ditjen Yankes. Pedoman Kerja Rumah Sakit Jilid III, Depkes RI. Jakarta.
1991/1992
Depkes RI. Standar Pelayanan Rumah Sakit, Dirjen Yanmed. Depkes RI,
Jakarta.1992
Husain, F.W., dkk. Standar Pelkayanan Minimal Rumah Sakit. Depkes RI.
Jakarta. 2008
30