Anda di halaman 1dari 17

BUKU SKILL LAB

MATA AJAR ILMU DASAR KEPERAWATAN 2

TOPIK:

AGEN-AGEN INFEKSIUS

Disusun Oleh :

Ns. Yulia Rizka, M.Kep

FAKULTAS KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU
2019
PRAKTIKUM AGEN-AGEN INFEKSIUS

Ns. Yulia Rizka, M.Kep

Pendahuluan

Infeksi merupakan peristiwa masuk dan penggandaan mikroorganisme di dalam


tubuh pejamu (Pronggoutomo, 2002). Sedangkan agen infeksius adalah mikroorganisme yang dapat
menimbulkan infeksi. Mikroorganisme yang termasuk dalam agen infeksi antara lain
virus, bakteri, jamur, parasit, riketsia, dan clamidia.

1. Virus
Virus berasal dari bahasa Yunani venom yang berarti racun. Secara umum virus
merupakan partikel tersusun atas elemen genetik yang mengandung salah satu asam
nukleat yaitu asam deoksiribonukleat (DNA) atau asam ribonukleat (RNA) yang dapat
berada dalam dua kondisi yang berbeda, yaitu secara intraseluler dalam tubuh inang
dan ekstrseluler diluar tubuh inang. Partikel virus secara keseluruhan ketika berada
di luar inang yang terdiri dari asam nukleat yang dikelilingi oleh protein dikenal
dengan nama virion. Virion tidak melakukan aktivitas biosinteis dan reproduksi. Pada
saat virion memasuki sel inang, baru kemudian akan terjadi proses reproduksi. Virus
ketika memasuki sel inang akan mengambil alih aktivitas inang untuk menghasilkan
komponen-komponen pembentuk virus. Virus dapat bertindak sebagai agen
penyakit dan agen pewaris sifat. Sebagai agen penyakit, virus memasuki sel dan
menyebabkan perubahan-perubahan yang membahayakan bagi sel, yang akhirnya
dapat merusak atau bahkan menyebabkan kematian pada sel yang diinfeksinya.
Sebagai agen pewaris sifat, virus memasuki sel dan tinggal di dalam sel tersebut
secara permanen. Berdasarkan sifat hidupnya maka virus dimasukan sebagai parasit
obligat, karena keberlangsungan hidupnya sangat tergandung pada materi genetik
inang.
Ada dua macam cara virus menginfeksi bakteri, yaitu secara litik dan secara
lisogenik. Pada infeksi secara lisogenik, virus tidak menghancurkan sel, tetapi
berintegrasi dengan DNA sel induk. Dengan demikian, virus akan bertambah banyak
pada saat sel inang membelah. Pada prinsipnya cara perkembangbiakan virus pada
hewan maupun tumbuhan mirip dengan yang berlansung pada bakteriofag seperti yang
diuraikan berikut ini.
1) Infeksi secara litik
a. Fase absorbsi
b. Fase injeksi
c. Fase sintesis
d. Fase perakitan
e. Fase litik

2) Infeksi secara lisogenik


a. Fase absorbsi (proses sama dengan litik)
b. Fase injeksi (proses sama dengan litik)
c. Fase penggabungan
d. Fase pembelahan
e. Fase sintesis
f. Fase perakitan (proses sama dengan litik)
g. Fase litik (proses sama dengan litik)
2. Bakteri
Bakteri berasal dari kata “bacterion” = “small rod”= batang kecil, merupakan organisme
mikroskopis yang tersusun atas satu sel. Bakteri adalah salah satu golongan organisme
prokariotik (tidak memiliki selubung inti). Bakteri sebagai makhluk hidup memiliki informasi
genetik berupa DNA, tapi tidak terlokalisasi dalam tempat khusus ( nukleus ) dan tidak ada
membran inti. Bentuk DNA bakteri adalah sirkuler, panjang dan biasa disebut nukleoi.

 Bentuk bakteri
a. Bulat
Bentuk kokus (coccus = sferis / tidak bulat betul) dapat di bedakan lagi menjadi
beberapa formasi, yaitu: Micrococcus, Diplococcus, Staphylococcus,
Streptococccus, Sarcina, Tetracoccus / gaffkya

b. Batang
Bakteri bentuk batang dapat dibedakan ke dalam bentuk batang panjang dan
batang pendek, dengan ujung datar atau lengkung. Bentuk batang dapat
dibedakan lagi atas bentuk batang yang mempunyai garis tengah sama atau
tidak sama di seluruh bagian panjangnya.
c. Lengkung/spiral

3. Jamur
Infeksi yang disebabkan oleh jamur tidak hanya terjadi di luar baguan tubuh (kulit),
tetapi terjadi juga di dalam tubuh. Misalnya Candida Albicans. Candida Albicans
adalah jenis fungi yang seperti ragi, umumnya ditemukan di dalam mulut,
kerongkongan, usus, dan saluran genital. Normalnya, bakteri baik dalam usus akan
berkompetisi dengan candida dan menjaganya agar tetap terkendali tanpa
menyebabkan masalah kesehatan apapun. Namun ketika keseimbangan antara
bakteri baik dan candida terganggu, maka infeksi candidas tidak dapat dihindari.

 Hypha : elemen dasar jamur berfilamen dengan struktur tubular bercabang,


lebar 2–10 lm.
 Mycelium : jaringan atau struktur seperti hifa. Miselia substrat (khusus untuk
nutrisi) menembus ke dalam substrat nutrisi, sedangkan miselia aerial (untuk
perbanyakan aseksual) berkembang di atas media nutrisi
 Fungal thallus : keseluruhan miselia dan juga disebut tubuh jamur atau
koloni.
 Yeast : elemen dasar dari jamur uniseluler. Beberapa sel ragi memanjang
yang dirantai bersama dan menyerupai hifa disebut pseudohyphae.

a. Candida adalah penghuni normal mukosa manusia dan hewan (commensal).


Candodosis biasanya berkembang pada orang yang kekebalannya terganggu,
paling sering di hadapan imunitas seluler yang terganggu. Mukosa paling sering
terkena, lebih jarang kulit luar dan organ dalam (kandidiasis dalam). Pada
infeksi rongga mulut, lapisan putih dan keras kepala terlihat pada mukosa dan
lidah pipi.

b. Aspergillus
Pintu masuk utama untuk patogen ini adalah sistem bronkial, tetapi organisme
ini juga dapat menyerang tubuh melalui cedera pada kulit atau mukosa.

c. Zygomycetes
Mucorales/ Zygomycetes adalah oportunis khas yang hanya menyebabkan
infeksi pada pasien dengan defisiensi imun atau gangguan metabolisme.
Patogen menembus ke dalam sistem organik target dalam bentuk debu.
Mereka menunjukkan afinitas tinggi terhadap struktur pembuluh darah, di
mana mereka berkembang biak, berpotensi mengakibatkan trombosis dan
infark.

4. Parasit
Pada umumnya, cara penularan penyakit parasit adalah secara kontak langsung,
melalui mulut (food-borne parasitosis), melalui kulit, melalui plasenta, melalui alat
kelamin dan melalui air susu. Sumber penularan bagi penyakit parasit, seperti halnya
bagi penyakit menular lain terjadi dari inang yang satu ke inang yang lain. Penularan
dapat juga dari sumber penyakit kepada inang baru. Adapun sumber penularan
penyakit parasit ialah organisme baik hewan maupun tumbuhan dan benda mati
seperti tanah, air,makanan dan minuman. Parasit menginvasi imunitas protektif
dengan mengurangi imunogenisitas dan menghambat respon imun host. Parasit
yang berbeda menyebabkan imunitas pertahanan yang berbeda.
 Parasit mengubah permukaan antigen mereka selama siklus hidup
dalam host vertebrata.
 Parasit menjadi resisten terhadap mekanisme efektor imun selama berada
dalam host.
 Parasit protozoa dapat bersembunyi dari sistem imun dengan hidup di dalam
sel host atau membentuk kista yang resisten terhadap efektor imun.
Parasit dapat menyembunyikan mantel antigeniknya secara spontan
ataupun setelah terikat pada antibodi spesifik.
 Parasit menghambat respon imun dengan berbagai mekanisme untuk
masing-masing parasit.

Jenis-jenis parasit :
a. Tungau scabies
Sarcoptes scabei (tungau scabies) hidup di kulit. Tungau jantan dan betina
terdapat pada orifisium folikel rambut. Tungau betina berbentuk oval dengan
panjang 0.4 mm, mempunyai 2 pasang kaki dengan gigi sisir di belakang. Apabila
bertelur, tungau akan menggali terowongan pada lapisan epidermis kulit dengan
meletakkan 30 telur dan kemudian mati. Telur akan menetas menjadi larva dan
kemudian menjadi tungau dewasa dalam waktu 10 hari. Rasa gatal yang hebat
pada terowongan menyebabkan penderita menggaruknya dan menjadi infeksi
sekunder. Tempat tersering adalah di bagian dalam pergelangan tangan, lipatan
antara jari-jari bagian dalam tangan, telapak kaki, dan genitalia eksterna pria.

b. Trichomonas vaginalis
Organisme berbentuk oval yang ukurannya bervariasi. Mempunyai struktur
bertingkat yang panjang yang tumbuh dari nucleus, berjalan sepanjang
organisme tersebut dan keluar dari ujung posterior. Empat flagel yang tipis dan
panjang keluar dari ujung anterior, menyebabkan pergerakan yang khas.
Membran bergelombang yang melekat pada pada salah satu sisi menyebabkan
pergerakan bergelombang yang konstan.
Trichomoniasis merupakan infeksi yang ditularkan melalui hubungan seks
dengan masa inkubasi 1-3 minggu. Selain itu, cara penularan lainnya adalah
melalui alat-alat ginekologis yang tidak steril, sarung tangan karet, baju pinjaman
yang tidak di cuci dan seksresi yang baru pada tempat duduk WC. Trichomoniasis
pada wanita:
 Vaginitis
 Skenitis dan bartholinitis
 Uretritis
 Servisitis
Trichomoniasis pada pria:
 Uretritis
c. Enterobius vermicularis (Cacing kremi)
Sering ditemukan dalam intestine. Parasit hanya pada manusia, menyerupai
benang putih halus dan hidup di dalam usus halus dan usus besar. Cacing jantan
panjangnya sekitar 0.5 cm, hidup dan mati di dalam intestine. Betina
panjanganya 1 cm keluar melalui anus dan kemudian mati, pecah dan
mengeluarkan banyak telur yang melekat pada kulit dan pakaian. Infeksi dan
reinfeksi disebabkan karena menelan telur yang saat di dalam usus akan menjadi
larva.
d. Ascaris lumbricoides (Cacing gelang)
Hidup di dalam usus dengan insidensi terbesar di dunia. Bentuk sama dengan
cacing tanah namun warnanya putih dan lebih panjang. Cacing betina lebih
panjang daripada cacing jantan dan dapat mencapai 25 cm. Telur keluar melalui
feses dan resisten terhadap panas, pengeringan dan antiseptic. Infeksi terjadi
karena menelan telur. Pada saat menelan telur, larva terbentuk di dalam usus
kecil dan menembus dinding pembuluh darah dan mengikuti aliran darah ke
paru. Ketika di paru, akan menembus dinding alveolar ke dalam alveoli dan
berjalan ke faring melalui saluran pernafasan. Lalu tertelan dan kembali ke usus
halus yang kemudian menjadi cacing dewasa. Komplikasi : obstruksi saluran
empedu atau saluran pancreas oleh cacing saat melewati saluran tersebut.
e. Cacing pita
Cacing yang menyerupai pita panjang berwarna putih, hidup di dalam intestine.
Terdapat di seluruh dunia, khususnya daerah tropis dan subtropics. Cacing pita
melekat pada membrane mukosa intestine. Cacing ini tidak memiliki mulut atau
system pencernaan dan mengabsorbsi makanan melalui permukaan tubunya.
Segmen yang berisi telur akan dikeluarkan melalui anus atau feses. Jika telur
dimakan oleh hewan, maka akan terbentuk larva dan akan bermigrasi ke dalam
jaringan dan membentuk kista.
 Taenia sagina (cacing pita sapi)
Panjang sampai 6 meter atau lebih dan mempunyai banyak segmen
dengan lebar mencapai 1.5 cm. Jika telur dimakan oleh sapi, akan
terbentuk kista pada otot. Infeksi akan ditularkan pada manusia jika
memakan daging mentah atau tidak dimasak dengan baik

 Taenia solium
Cacing pita babi yang ditularkan melalui babi yang akan menyebabkan
terjadinya sistiserkosis apabila manusia memakan daging babi yang
terdapat telur taenia solium. Larva yang terbentuk akan menembus
membrane mukosa usus halus dan menyebar keseluruh tubuh melalui
aliran darah.

f. Trichinella spiralis
Cacing nematode (daun) yang menginfeksi berbagai hewan terutama babi.
Infeksi pada manusia terjadi apabila memakan daging babi yang dimasak kurang
sempurna.
g. Infeksi cacing tambang
Ancylostoma duodenale dan Necator americanus merupakan 2 jenis cacing
tambang yang menginfeksi manusia. Ancylostoma duodenal. Infeksi terjadi
melalui penetrasi kulit oleh larva. Telur cacing yang keluar melalui feses pada
keadaan lembab akan menjadi larva. Cara infeksi yang sering adalah penetrasi
oleh larva melalui kulit kaki yang tidak memakai alas. Setiap cacing akan
menyebabkan kehilangan darah sebanyak 0.03 – 0.1 ml dan pada infeksi berat,
kehilangan darah dapat menjadi serius. Komplikasi : anemia hipokromik yang
disebabkan karena kehilangan darah. Anemia ini dapat terjadi pada orang-orang
yang mengalami defisiensi besi atau defisiensi protein.
h. Filariasis
Infeksi yang disebabkan oleh cacing fillaria yang dapar mengakibatkan lesi.
Terdapat di negara tropis dan subtropics. Filariasis Bancroft terdapat diseluruh
dunia. Infeksi pada manusia disebabkan karena gigitan nyamuk. Larva
dipindahkan melalui gigitan dan menjadi cacing dewasa dalam waktu sekitar 6
bulan yang bentuknya ramping seperti benang dengan panjang mencapai 10 cm
dan hidup dalam kelenjar dan saluran limfe, terutama daerah pelvis dan genitalia
eksterna.

i. Toxoplasmosis
Disebabkan oleh Toxoplasma gondi, suatu protozoa yang ditemukan pada
berbagai spesies burung, hewan dan reptile dengan penyebaran ke seluruh
dunia. Infeksi didpat dari hewan dan menginfeksi pada manusia dapat terjadi
melalui pencernaan, inhalasi, droplet, dan melalui plasenta.
j. Tripanosomiasis
Disebabkan oleh trypanosome yang mempunyai flagel. Terdapat dalam bentuk
African trypanosomiasis yang menyebar melalui gigitan nyamuk tsetse yang
menggigit pada siang hari dan berkembang biak di tempat yang teduh dan
lembab. Dampak : meningoensfefalitis, edema otak, dll.

5. Riketsia
Riketsia merupakan parasite obligat intraseluler yang ditularkan ke manusia melalui
perantara arthropod yang bekerja baik sebagai vector atau reservoir. Rickettsia
adalah coccobaccili yang pleomorfik dengan bentuk batang pendek (0.3 x 1-2
mikrometer) Riketsia merupakan golongan bakteri, karena itu riketsia memiliki sifat
yang sama dengan bakteri, termasuk bakteri Gram negatif. Riketsia mempunyai
enzim yang penting untuk metabolisme. Dapat mengoksidasi asam piruvat, suksinat,
dan glutamat serta merubah asam glutamat menjadi asam aspartat. Riketsia
tumbuh dalam berbagai bagian dari sel. Riketsia prowazekii dan Riketsia typhi
tumbuh dalam sitoplasma sel. Sedangkan golongan penyebab spotted fever
tumbuh di dalam inti sel. Riketsia dapat tumbuh subur jika metabolisme sel
hospes dalam tingkat yang rendah. Pada umumnya riketsia dapat dimatikan dengan
cepat pada pemanasan dan pengeringan atau oleh bahan-bahan bakterisid.
6. Clamidia
Clamidia termasuk bakteri parasit intraseluler obligat yang hanya dapat
bereproduksi dalam sel manusia tertentu. Clamidia memiliki ribosom, RNA, dan
DNA, dinding sel dari peptidoglikan yang mengandung asam muramat. Dikenal
juga dengan Miyagawanellla atau Bedsonia, termasuk Gram negatif, berukuran 0,2-
1,5 mikron, berbentuk sferis, tidak bergerak dan merupakan parasit intrasel obligat.
Clamidia berkembang melalui beberapa stadium mulai dari badanelementer yang
infeksius, berbentuk sferis dengan garis tengah 0,2- 0,4 mikron, memiliki satu inti
dan sejumlah ribosom. Badanelementer kemudian berubah menjadi badan inisial
dan kemudian badan intermedier. Siklus perkembangan Clamidia memakan
waktu 24-48 jam. Clamidia mempunyai 2 jenis antigen yaitu antigen grup dan
antigen spesies. Keduanya terdapat di dalam dinding sel. Antigen spesies tetap
dalam dinding sel meskipun sebagian besar grup telah dilepaskan dengan
fluorocarbon atau deoksikholat. Clamidia dapat dibeda-bedakan atas dasar
patologenitas dan jenis hospes yang diserangnya. Dua spesies yangterpenting adalah

1. Clamidia psittaci, membentuk badan inklusi intrasitoplasma yang tersebar secara difus
 Clamidia psittaci, membentuk badan inklusi intrasitoplasma yang tersebar
secara difus dan tidak mengandung glikogen. Penyebab penyakit
Psittacosis pada manusia, ornitosis pada burung, dan lain-lain.
2. Clamidia trachomatis, membentuk badan inklusi intrasitoplasma yang padat
ClaClamidia trachomatis, membentuk badan inklusi intrasitoplasma yang padat dan
 Clamidia mengandung glikogen. Dapat menyebabkan pneumonitis pada
tikus. Pada manusia dapat menyebabkan penyakit trachoma, konjungtivitas
inklusi, uretritis, non-spesifik, salpingitis, servisitis, dan pneumonitis.

 Menghirup debu dan


droplets, mis. influenza,
tuberkulosis.
a. Faktor penyebab atau agen
b. Sumber penula

Anda mungkin juga menyukai