Anda di halaman 1dari 21

CASE BASED DISCUSS (CBD)

PREKLAMPSIA BERAT

Pembimbing Praktik : Etri A.Md.Keb

OLEH:

SALSABILLA VALESKA

P17324419034

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG
PROGRAM STUDI KEBIDANAN KARAWANG

TAHUN 2022

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-
Nya sehingga penulisan makalah ini dapat terselesaikan yang berjudul
“Preklampsia”

Dalam makalah ini saya menyajikan beberapa pembahasan mengenai


preklampsia dalam kehamilan.

Karena keterbatasan yang dimiliki, maka saran dan kritik yang membangun
sangat diharapkan, dan semoga makalah ini dapat menjadi titik sumbangan bagi
pengembangan ilmu pengetahuan.

Karawang, April 2022

Salsabilla Valeska

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

KATA PENGANTAR ............................................................................................. ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 1

A. Latar Belakang...................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 1

C. Tujuan Penulisan .................................................................................................. 1

BAB II TINJAUAN TEORI .................................................................................. 3

A. Definisi Preeklamsi dalam Kehamilan...........................................................3


B. Klasifikasi Preeklamsi dalam Kehamilan, Gejala Klinis
Dan Penanganannya.......................................................................................3
C. Komplikasi pada Preeklamsi..........................................................................8

BAB III TINJAUAN KASUS ................................................................................ 10

BAB V PENUTUP ................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Preeklampsia pada ibu hamil merupakan salah satu penyebab


kematian pada kehamilan. Hal ini disebabkan karena tidak mendapat
penanganan yang tepat akibat minim pengetahuan ibu terhadap Tanda dan
bahaya pada kehamilan.

Tekanan darah tinggi dapat mempengaruhi otak, ginjal, hati, dan


paru-paru. Preeklamsia secara tradisional dianggap sebagai kondisi yang
paling sering mendahului Eklampsia (kejang karena tekanan darah tinggi
pada kehamilan).

Begitu banyak kasus ibu hamil yang disebabkan oleh pre-eklamsi


berat tidak dapat ditangani dengan baik yang disebabkan oleh kurangnya
kepedulian ibu untuk melakukan pemeriksaan teratur pada bidan dan juga
ketidakperhatiannya bidan dalam megontrol ibu hamil dengan baik di
daerahnya. Dengan disusunya makalah in, semoga akan leih menjadarkan
kita utuk lebih memperhatikan ibu hamil dengan maslah pre-eklamsi berat
sehingga dapat menurunkan drajat kecacatan ibu dan janin bahkan
menyebabkan kematian. Makalah ini bermanfaat untuk masyarakat umum,
secara khusus mahaiswa kebidanan guna untuk menambah pengetahuan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja definisi dari preeklamsi?
2. Bagaimana klasifikasi dari preeklamsi serta tanda dan gejalanya?
3. Bagaimana cara penanganan dari preeklamsi ringan maupun berat?
4. Apa komplikasi dari preeklamsi?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa saja definisi dari preeklamsi.

1
2. Untuk mengetahui bagaimana klasifikasi dari preeklamsi serta tanda
dan gejalanya.
3. Untuk mengetahui bagaimana cara penanganan dari preeklamsi ringan
maupun berat.
4. Untuk mengetahui apa komplikasi dari preeklamsi.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Preeklamsi dalam Kehamilan


Preeklamsia adalah sebuah komplikasi pada kehamilan yang
ditandai dengan tekanan darah tinggi (hipertensi) dan tanda-tanda
kerusakan organ, misalnya kerusakan ginjal yang ditunjukkan oleh
tingginya kadar protein pada urine (proteinuria).
Gejala preeklamsia biasanya muncul saat usia kehamilan memasuki
minggu ke-20 atau lebih (paling umum usia kehamilan 24-26 minggu)
sampai tak lama setelah bayi lahir. Preeklamsia yang tidak disadari oleh
sang ibu hamil bisa berkembang menjadi eklamsia, kondisi medis serius
yang mengancam keselamatan ibu hamil dan janinnya.
Menurut Prawirohardjo (2005 : 293), preeklamsi adalah penyakit
dengan tanda-tanda hipertensi, proteinuria dan edema yang timbul karena
kehamilan. Penyakit ini umumnya timbul dalam triwulan ke 3 pada
kehamilan
Preeklampsia adalah kelainan malafungsi endotel pembuluh darah
atau vaskular yang menyebar luas sehingga terjadi vasospasme setelah usia
kehamilan 20 minggu, mengakibatkan terjadinya penurunan perfusi organ
dan pengaktifan endotel yang menimbulkan terjadinya hipertensi, edema
nondependen, dan dijumpai proteinuria +1 pada dengan nilai sangat
fluktuatif saat pengambilan urin sewaktu (Brooks MD, 2011).

B. Klasifikasi Preeklamsi dalam Kehamilan, Gejala Klinis dan


Penanganannya
Dari berbagai gejala, preeklampsia dibagi menjadi preeklampsia
ringan dan preeklampsia berat.
1. Preeklamsi ringan
a. Pengertian Preeklamsi ringan

3
Menurut Saifuddin (2009 : 543), preeklamsi ringan adalah suatu
sindrom spesifik kehamilan dengan menurunnya perfusi organ yang
berakibat terjadinya vasospasme pembuluh darah dan aktivasi endotel.

b. Gejala klinis preeklmasi ringan

Gejala klinis preeklmasi ringan menurut Nugroho (2012 : 5), yaitu:

1) Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang diukur pada posisi
berbaring terlentang, atau kenaikan diastolik 15 mmHg atau lebih
atau kenaikan sistolik 30 mmHg atau lebih. Cara pengukuran
sekurang-kurangnya pada 2x pemeriksaan dengan jarak 1 jam,
sebaiknya 6 jam.
2) Proteinuria 0,3 gr atau lebih, kwalitatif 1+ atau 2+ 24
3) Edema umum, kaki, jari tangan, dan muka atau kenaikan BB 1 kg
atau lebih per minggu.
c. Penanganan/penatalaksanaan preeklamsi ringan

Penanganan/penatalaksanaan preeklamsi ringan menurut Rukiyah dan


Yulianti (2010 : 176) meliputi:

1) Penatalaksanaan rawat jalan


Penatalaksanaan rawat jalan preeklamsi ringan yaitu:
- Ibu dianjurkan banyak istirahat (berbaring, tidur/miring)
- Diet: cukup protein, rendah karbohidrat, lemak dan garam
- Sedativa ringan (jika tidak dapat istirahat) tablet fenobarbital
3x30 mg peroral selama 7 hari
- Raboransia
- Kunjungan ulang tiap 1 minggu
- Pemeriksaan laboratorium: hemoglobin, hematokrit,
trombosit, urin lengkap, asam urat darah, fungsi hati dan
fungsi ginjal.
-

4
2) Penatalaksanaan rawat tinggal
Penatalaksanaan rawat tinggal pasien preeklamsi ringan, yaitu”
- Pada kehamilan aterm (kehamilan 37 minggu atau lebih) 25
Persalinan ditunggu sampai terjadi onset persalinan atau
dipertimbangkan untuk melakukan persalinan pada taksiran
tanggal persalinan.
- Kehamilan preterm (kurang 37 minggu)
 Bila desakan mencapai normotensif selama perawatan,
persalinan ditunggu sampai aterm.
 Bila desakan darah turun tetapi belum mencapai
normotensif selama perawatan maka kehamilannya dapat
diakhiri pada umur kehamilan 37 minggu atau lebih
3) Cara persalinan: persalinan dapat dilakukan spontan bila perlu
memperpendek kala II .
2. Preeklamsi berat
a. Pengertian preeklamsi berat

Menurut Winkjosastro (2008 : 544), preeklamsi berat adalah


preeklamsia dengan tekana darah sistolik >160 mmHg atau mengalami
kenaikan 30 mmHg dari tekanan darah normal dan tekanan darah
diastolik >110 mmHg atau mengalami kenaikan 15 mmHg dari tekanan
darah normal disertai proteinuria lebih 5g/24 jam.

b. Gejala klinis preeklamsi berat

Gejala klinis preeklamsi berat menurut Dewi dan Sunarsih (2011 : 108),
yaitu:

1) Tekanan darah sistolik > 160 mmHg atau tekanan darah diastolik >
110 mmHg
2) Proteinuria: proteinuria > 5 gram/24 jam atau dipstic >+ 3- 4 pada
dua kali pengukuran selang 4 jam
3) Oliguria, dieresis

5
c. Penanganan Preeklamsi berat
1) Pengelolaan umum:
- Jika TD diastolik > 110 mmHg, berikan antihipertensi sasmpai
TD diastolik antara 90-100 mmHg
- Pasang infus RL (jarum 16 atau lebih), perhatikan
keseimbangan cairan
Udem pulmo  berikan Furosemide 40 mg IV
- Katetrisasi urin: ukur volume + px. proteinuria
- Jangan tinggalkan pasien sendirian. Kejang disertai aspirasi
dapat berakibat kematian ibu dan janin
- Observasi tanda vital, refleks & DJJ setiap 1 jam
- RUJUK setelah antihipertensi & anti konvulsan diberikan

Penanganan preeklamsi berat menurut Pudiastuti (2012 : 165- 170),


yaitu:

Ditinjau dari umur kehamilan dan perkembangan gejalagejala


preeklamsi berat selama perawatan, maka perawatan dibagi menjadi:

- Perawatan aktif yaitu kehamilan segera diakhiri atau diterminasi


ditambah pengobatan medisinal. Sedapat mungkin sebelum perawatan
aktif pada setiap penderita dilakukan pemeriksaan fetal assessment
NST (Non Stress Test) dan USG (Ultrasonografi). Indikasi:
o Ibu
 Usia kehamilan 37 minggu atau lebih
 Adanya tanda-tanda atau gejala impending eklamsi, kegagalan
terapi konservatif yaitu setelah 6 jam pengobatan meditasi
terjadi kenaikan desakan darah atau setelah 24 jam perawatan
medisinal, ada gejala-gejala atau status quo (tidak ada
perbaikan.

6
o Janin
 Hasil fetal assessment jelek NST (Non Stress Test) dan USG
(Ultrasonografi).
 Adanya tanda IUGR (Intrauterine Growth Retardation).
o Laboratorium Adanya “HELLP syndrome” (Hemolysis, Elevated
Liver Enzyme, Low Platelets). Pengobatan medisinal Pengobatan
medisinal pasien preeklamsi berat yaitu:
 Segera masuk rumah sakit
 Tirah baring miring ke satu sisi
 Tanda vital diperiksa setiap 30 menit, reflek patella setiap jam
 Infus dextrose 5% dimana setiap 1 liter diselingi dengan infuse
RL 500 cc.
 Dipasang foley chateter untuk mengukur pengeluaran urin (f)
Antasida
 Diet cukup protein, rendah karbohidarat, lemak dan garam
2) Magnesium sulfat untuk terapi preeklampsia & eclampsia

Cara Pemberian MgSO4

 Berikan dosis awal 4 g MgSO4 sesuai prosedur untuk mencegah


kejang atau kejang berulang.
 Sambil menunggu rujukan, mulai dosis rumatan 6 g MgSO4 dalam 6
jam sesuai prosedur.
Syarat pemberian MgSO4
 Tersedia Ca Glukonas 10%,
 Ada refleks patella,
 Jumlah urin minimal 0,5 ml/kgBB/jam
Cara Pemberian Dosis Awal
 Ambil 4 g larutan MgSO4 (10 ml larutan MgSO4 40%) dan larutkan
dengan 10 ml akuades.
 Berikan larutan tersebut secara perlahan IV selama 20 menit.

7
 Jika akses intravena sulit, berikan masing-masing 5 g MgSO4 (12,5
ml larutan MgSO4 40%) IM di bokong kiri dan kanan..

Cara Pemberian Dosis Rumatan


 Ambil 6 g MgSO4 (15 ml larutan MgSO4 40%) dan larutkan dalam
500 ml larutan Ringer Laktat/ Ringer Asetat, lalu berikan secara IV
dengan kecepatan 28 tetes per menit selama 6 jam, dan diulang hingga
24 jam setelah persalinan atau kejang berakhir (bila eklampsia).
Pengamatan Lanjut dan Rujukan
 Lakukan pemeriksaan fisik tiap jam, meliputi tekanan darah, frekuensi
nadi, frekuensi pernafasan, refleks patella, dan jumlah urine.
 Bila frekuensi pernafasan < 16 x/menit, dan/ atau tidak didapatkan
refleks tendon patella, dan/atau terdapat oliguria (produksi urin <0,5
ml/ kgBB/ jam), segera hentikan pemberian MgSO4.
 Jika terjadi depresi nafas, berikan Ca Glukonas 1 g IV (10 ml larutan
10%) bolus dalam 10 menit.
 Pada kondisi dimana MgSO4 tidak dapat diberikan seluruhnya,
berikan dosis awal (loading dose) lalu rujuk ibu segera ke fasilitas
kesehatan yang memadai.
 Selama ibu dengan preeklampsia dan eklampsia dirujuk, pantau dan
nilai adanya perburukan preeklampsia. Apabila terjadi eklampsia,
lakukan penilaian awal dan tatalaksana kegawatdaruratan. Berikan
kembali MgSO4 2 g IV perlahan (15-20 menit). Bila setelah
pemberian ulangan masih terdapat kejang, dapat dipertimbangkan
pemberian diazepam 10 mg IV selama 2 menit.
C. Komplikasi pada Preeklamsi

Komplikasi preeklamsi menurut Mitayani (2009 : 16-17) antara lain:

1. Pada ibu
a. Eklamsi
b. Solusio plasenta

8
c. Perdarahan subkapsula hepar
d. Kelainan pembekuan darah (DIC)
e. Sindrom HELLP
f. Ablasio retina
g. Gagal jantung hingga syok dan kematian
2. Pada janin
a. Terhambatnya pertumbuhan dalam uterus
b. Prematur
c. Asfiksia neonatorum
d. Kematian dalam uterus
e. Peningkatan angka kematian dan kesakitan perinatal

9
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. M G3P2 A0 USIA KEHAMILAN 37


MINGGU DENGAN PREEKLAMSI BERAT

No. Register : 0704/ANC/002


Tanggal/waktu pengkajian : 7-04-2022/09.00

Nama pengkaji : Salsabilla Valeska

Tempat Pengkajian : Poli Kebidanan

I. PENGKAJIAN DATA SUBJEKTIF (S)


A. Biodata
Nama klien : Ny. M Nama klien : Tn. H
Umur : 36 tahun Umur : 40
tahun
Suku bangsa : Sunda Suku bangsa : Sunda
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan :
Pegawai Swasta
Gol.Darah :- Gol.Darah :-
Alamat : Neglasari, 04/01, Kel. Sukaraja, Kec. Rawamerta, Kab
Karawang

B. Keluhan
Ibu datang rujukan dari puskesmas ingin memeriksakan kehamilannya,
mengeluh sering pusing, dan bengkak pada bagian kaki.

C. Riwayat Kehamilan Sekarang


Kehamilan ke : 3 Bersalin : 2 kali Keguguran
:0 kali

10
HPHT : 20-07-2021 Taksiran Persalinan: 26-04-2022 Usia
Kehamilan: 37 minggu
Siklus haid : 28 hari Lamanya haid : 6 hari, teratur
Dismenorrhea : Ada Banyaknya : 3 x ganti pembalut/hari
Pergerakan janin yang pertama kali dirasakan : ±5 bulan
Gerkan janin yang dirasakan dalam 24 jam terakhhir : sering
Imunisasi : lengkap, status imunisasi TT5
Periksa kehamialn : 7 Kali Tempat : Puskesmas Oleh :
Bidan
Tablet Fe : 90 tablet , Sisa Cara minum : 1 tablet tiap
malam hari dgn air putih

D. Riwayat Kehamilan dan Persalinan yang Lalu

Anak
Penyulit
Usia Jenis Peno- Kehamilan Keadaan
No Tahun Keadaan
kehamilan persalinanan Long & Nifas L/P BB PB H/M ASI
saat lahir
persalinan

1 12 thn 40 mgg Normal Bidan Tidak ada normal L 3,8 kg 50cm Normal H Ya
2 9 thn 40 mgg Normal Bidan Tidak ada normal L 3,5kg 49cm Normal H Ya

E. Aktivitas Sehari-hari
1. Diet
a. Nutrisi
 Pola makan : 3x sehari
 Jenis makan yang dikonsumsi : Nasi, sayuran, ikan
 Makan yang di pantang : tidak ada
 Perubahan makan : tidak ada
 Alergi terhadap makanan : Tidak ada

11
b. Hidrasi
 Jenis cairan yang di minum : Air putih
 Jumlah cairan yng diminum sehari : ± 9 gelas / hari
2. Istirahat dan tidur
Malam : 6 jam/ hari Siang : 1 jam/hari
3. Personal Hygience
Mandi : 2x/ hari Gosok Gigi : 2x/ hari Ganti
pakaian : 2x/ hari
Jenis pakaian yang dipakain saat hamil : pakaian longgar dan
menyerap keringat
4. Aktivitas seksual
Adakah perubahan : Ada Perubahan
Frekuensi : 1x/minggu
Keluhan/ masalah : Tidak Ada
5. Eliminasi
BAK : ± 10 x/ hari Banyak
: ±200 cc
BAK : 1 x/hari Konsistensi : Lunak

F. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat penyakit yang pernah/ sedang diderita
Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit yang pernah atau sedang
diderita.
2. Riwayat penyakit keluarga
Hiptensi : Tidak ada DM : Tidak ada Asthma :
Tidak ada
3. Riwayat alergi : Tidak ada
4. Perilaku kesehatan
 Penggunaan alkohol/ obat-obatan sejenis : Tidak
 Obat-obatan/jamu yang sering diminum : Tidak
 Merokok : Tidak

12
5. Riwayat Kontrasepsi
Jenis kotrasepsi : IUD
Alasan : ingin menunda kehamilan
Lama pemakain : 8 tahun
Keluhan : Tidak Ada
Rencana KB yang akan datang : MOW

G. Riwayat Sosial
Kehamilan diinginkan atau di rencanakan : ibu tidak menggunakan KB
selama 1 tahun
Status perkawinan : Menikah Nikah ke : 1 lamayanya : 13 Tahun
Pengambil keputusan : Suami
Pendamping persalinan : Suami Dukungan keluarga : ibu
diantar oleh ibunya
Pendonor darah : Belum ada
Hubungan klien dengan suami :ibu diantar oleh suaminya
Hubungan klien dengan anggota keluarga lain : Baik

II. PENGKAJIAAN DATA OBJEKTIF (O)


1. Keadaan umum : Baik Kesadaran : Composmentis Status emosional
: Baik
2. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 160/110 mmHg Nadi : 90 X/ menit
Respirasi : 22 X/ menit Suhu : 37,0℃
3. Tinggi badan : 161 Cm IMT : 80 = 30,58
4. Berat Badan : 80 kg (1,61)2
Berat badan sebelum hamil : 68 kg
Kenaikan berat badan : 12 kg
Lingkar lengan : 33 cm
5. Pemeriksaan Fisik
 Muka

13
inspeksi
 Odema : Tidak ada
 Pucat atau tidak : Tidak
Palpasi
 Odema : Tidak ada
 Mata
Inspeksi
 Konjungtiva : Terlihat berwarna merah muda
 Sclera : Terlihat berwarna putih
 Abdomen
Inspeksi
 Bentuk perut : Membesar sesuai kehamilan
 Sikatrik bekas operasi : Tidak ada
 Striae : Ada
 Hyperpigmentasi : Linia nigra
Palpasi
 TFU : 34 cm
 Leopold I : Teraba agak bundar, lunak,
tidak melenting.
 Leopold II : Kiri ibu teraba keras memanjang
seperti ada tahanan
Kanan ibu teraba bagian-bagian kecil
janin
Leopold III : Teraba bundar keras tidak
melenting.
 Leopold IV : Kepala belum masuk PAP
(Convergent)
 Perlimaan : 4/5
 TBJ : (34-13)x 155 = 3255 gram
Auskultasi
 DJJ : 140x/ menit, regular, kuat.

14
 Ekstermitas
Ekstermitas atas
 Oedema : Terlihat tidak ada oedema Ka/Ki
 Capillary refill : Kembali kurang dari 2 detik
Ekstermitas Bawah
 Oedema : Terlihat ada oedema Ka/Ki
 Capilary refill : Kembali kurang dari 2 detik
 Varises : Tidak Ada
6. Pemeriksaan Laboratorium
 Urine : Protein : (+1)

III. ASSESMENT (A)


Diagnosa : Ny.m G3P2 A0 gravida 37 minggu dengan preeklamsi
berat. Janin hidup tunggal intrauterin presentasi kepala dengan keadaan baik.

Masalah Potensial : Eklamsi


Antisipasi masalah potensial : tindakan segera, konsultasi dokter spesialis
kandungan

IV. PLANNING (P)


1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan, bahwa janin dalam keadaan baik,
hanya sajadari hasil pemeriksaan yang sudah dilakukan ibu mengalami
preeklamsi berat, ditandai dengan tekanan dara 160/110 mmHg, dan protein
urine +1, juga ibu mengalami bengkak di kaki.
Ibu merasa sedikit cemas.
2. Memberikan penjelasan kepada ibu mengenai keluhan yang sering ibu
rasakan yaitu sering merasa pusing, beritahu ibu keluhan yang ibu rasakan
adalah efek dari tekanan darah ibu yang tinggi.
Ibu mengerti mengenai penjelasan yang diberikan.
3. Menjelaskan kepada ibu mengenai apa itu preeklamsia berat, beri motivasi
yang baik untuk ibu.

15
Ibu mengerti, dan termotivasi.
4. Menganjurkan kepada ibu untuk istirahat yang cukup.
Ibu mengerti dan akan melakukannya.
5. Menganjurkan kepada ibu untuk makan makanan tinggi protein dan rendah
karbohidrat.
Ibu mengerti.
6. Konsultasikan kepada dokter spesialis obstetric dan gynekologi (Obgyn)
untuk tindakan selanjutnya.
Dokter menangani.

16
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan

Preeklamsia adalah sebuah komplikasi pada kehamilan yang ditandai


dengan tekanan darah tinggi (hipertensi) dan tanda-tanda kerusakan organ,
misalnya kerusakan ginjal yang ditunjukkan oleh tingginya kadar protein
pada urine (proteinuria).

Menurut Prawirohardjo (2005 : 293), preeklamsi adalah penyakit


dengan tanda-tanda hipertensi, proteinuria dan edema yang timbul karena
kehamilan. Penyakit ini umumnya timbul dalam triwulan ke 3 pada
kehamilan

Preeklamsi terdiri dari preeklamsi ringan dan berat. Komplikasi dari


preeklamsi ini dapat terjadi pada ibu maupum janin.

B. Saran
Setelah dibuatnya makalah ini diharapkan para mahasiswi
kebidanan dapat lemih mengerti dan memahami mengenai preeklamsi,
sehingga dapat menjadi seorang tenaga kesehatan yang peduli terhadap
kesehatan ibu hamil dalam rangka membantu mengurangi Angka Kematian
Ibu dan Bayi di Indonesia.

17
DAFTAR PUSTAKA

Manuaba,dkk.2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/150/jtptunimus-gdl-rohayanahn-7481-2-
18.bab-i.pdf

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35366/3/Chapter%20ll.pdf
http://www.alodokter.com/preeklamsia

http://www.idmedis.com/2014/12/preeklampsia-pada-ibu-hamil-penyebab-
gejala dan-faktor-resiko.html

18

Anda mungkin juga menyukai