Anda di halaman 1dari 192

Muhamad Redho al-Faritzi

Hanya Sebuah
Tulisan
(Berjalan Lebih Jauh,
Menyelam Lebih Dalam)

Kp. Pasar Jl. Pagajalan Rt. 02/02 Kec. Cihampelas


Kab. Bandung Barat 40562
Blog : attaqwafor.blogspot.com
Instagram : @_masjidattaqwa
Facebook : Masjid At-Taqwa
HANYA SEBUAH TULISAN
Cetakan Ketiga, Desember 2021

Penulis :
Muhamad Redho al-Faritzi
Desain Cover :
Muhamad
Perwajahan Isi :
Redho
Penyunting :
Al-Faritzi
Penerbit :
AT-TAQWA FOR UMMAH
PUBLISHING
Supported By :
Hanya Sebuah Tulisan

PENGANTAR PENULIS
Segala Puji bagi Allah swt. Tuhan semesta alam,
yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, juga
yang telah memberi kenikmatan, kekuatan dan
keselamatan kepada seluruh manusia, baik yang
beriman ataupun tidak.

Shalawat serta salam semoga terus tercurahkan


kepada Nabi kita, Qudwatul-ummah wa Imam al-
mursalin, Nabi Muhammad Saw., yang telah
mengeluarkan dan membimbing umat dari kegelapan
menuju cahaya, dari kesesatan menuju kelurusan jalan,
dan menyempurnakan hidup kita dengan Islam, Iman
dan Ihsan.

Ternyata, seluruh manusia diciptakan dengan


kelebihan dan kekurangan masing-masing. Tidak ada
manusia yang sempurna dan setara dalam
kemampuan. Tugas manusia hanyalah mensyukuri
kelebihan dan kekurangan tersebut. Tak perlu saling
menghina, saling iri dan juga dengki. Karena justru
dengan menghina, iri dan dengki akan merusak
kelebihan dan kekurangan itu sendiri.
Hanya Sebuah Tulisan

Buku ini adalah Kumpulan Tulisan Penulis dari


tahun 2020 – 2021, penulis mengisi waktu kosongnya
dengan menulis tulisan-tulisan ini, disamping sibuknya
belajar. Buku ini juga sekaligus pembuktian bahwa
semua orang itu bisa membuat karya apapun,
termasuk buku ini. Tak perlu takut dengan apa yang
orang lain bicarakan, teruslah berkarya, berkarya dan
berkarya.

Sebagaimana yang dikatakan Buya Hamka,


"Tugas kita bukanlah untuk berhasil, tugas kita adalah
untuk mencoba. Karena di dalam mencoba itulah kita
menemukan kesempatan untuk berhasil.”

Penulis ucapkan terimakasih kepada orang tua


penulis, yang selalu mendukung, men-support, dan
mendoa’akan penulis dimanapun, kapanpun dan
sedang melakukan apapun, terutama ketika belajar.
Tidak lupa kepada guru-guru penulis, yang senantiasa
memberikan dan mengajarkan Ilmu dengan penuh
kesabaran dan ke-istiqomahan. Kemudian, kepada
teman-teman, kerabat dan pihak-pihak lainnya yang
selalu memberikan dukungan dan bantuannya atas
penulisan buku ini.

Terakhir, mengingat penulis masih belajar


dalam menulis buku, dan ini adalah pertama kalinya
membuat Buku, tentunya pasti jauh dari kata sempurna
Hanya Sebuah Tulisan

dan masih banyak kekurangan, baik dalam bahasa


ataupun penulisan. Maka dari itu, penulis sangat
meminta maaf, dan membuka lebar atas kritik dan
sarannya pada Buku ini, agar kemampuan penulis
dalam menulis buku lebih baik lagi.

Tak kurang dan tak lebih, semoga Buku ini bisa


bermanfaat bagi siapapun yang membacanya, menjadi
motivasi bagi pejuang-pejuang muda dan generasi-
generasi Tafaqquh-Fiddin yang akan mendatang.
Semoga juga bisa menjadi suatu yang membanggakan
bagi orang tua penulis dan menjadi kenangan,
pelajaran, dan sejarah bagi penulis dan anak-anak
penulis dikemudian hari nanti.

Jazakumullah khairan katsiran


Wal-Lahu a’lam bish shawab

Bandung, 01 Desember 2021 M

Muhamad Redho al-Faritzi


Hanya Sebuah Tulisan

vii
Hanya Sebuah Tulisan

DAFTAR ISI

Pengantar Penulis ____________________________v


Daftar Isi ___________________________________ix
Bagian 1 : Ilmu, Dakwah dan Amal
1. Agar Ilmu Mudah Dipahami …………………….11
2. Meniti Jalan Dakwah & Pendakwa ……………..16
3. Hadiah Untuk Para Pengajar Madrasah ………...21
4. Tauhid & Ikhlas Sebagai Landasan Beramal ……28
5. Peran Pertanian Dalam Kehidupa………………38
Bagian 2 : Menelusuri Jejak Para Ulama
1. Meneladani Hebat Ulama Salaf ………………...47
2. Mengenal Sekilas Biografi Imam an-Nawawi …..50
3. Mengenal Sekilas Biografi Imam Ibnu al-Jauzi …52
Bagian 3 : Mengenal al-Qur’an Lebih Dalam
1. Al-Qur’an adalah Wahyu ………………………..55
2. Sejarah Kodifikasi al-Qur’an ……………………63
3. Susunan Surat Dalam al-Qur’an, Disusun Siapa?.80
4. Mengenal Tafsir bi-ra’yi ………………………...83
Bagian 4 : Nabi Muhammad dan Sunnah-sunnahnya
1. Keutamaan Shalat Malam ……………………...89
2. Dhuha : Keutamaan, Jumlah Raka'at & Waktu
Utama Shalat Dhuha …………………………..105

viii
Hanya Sebuah Tulisan

3. Shalat Sunnah Qabliyah : Keutamaan &


Ketentuannya ………………………………….110
4. Menyambut Kemerdekaan Sesuai Qur’an &
Sunnah …………………………………………114
Bagian 5 : Hikmah dari Kisah dan Sejarah
1. Ketika Wajah Ali Diludahi ………………………119
2. Ibrah & Sejarah Perubahan Arah Kiblat………..122
3. Berjuta Hikmah Dibalik Sakit …………………..130
Bagian 6 : Masa’il
1. Umat Muslim Tidak Mengucapkan ‘Selamat
Natal’……………………………………………137
2. Hati-Hati Terjerumus Kekafiran Karena Nafsu
Duniawi ………………………………………..142
3. Sunni & Syi'ah Mustahil Bersatu, Mengapa?.....155
4. Mengapa Harus Berjihad? ………………….....166
5. Sejatinya Manusia; Melihat apa-apa yang
tampak................................................................184

Daftar Pusaka_________________________187
Tentang Penulis _______________________191

ix
Hanya Sebuah Tulisan

ILMU, DAKWAH & AMAL

(1)
Agar Ilmu Mudah Dipahami

Ilmu merupakan anugerah sekaligus hadiah dari


Allah swt. Kepada manusia yang dikehendakinya.
Ternyata, Ilmu itu mudah dicari. Namun, tidak mudah
untuk dipahami dan masuk kedalam hati. Karena selain
Anugerah, Ilmu juga merupakan cahaya yang diberikan
oleh Allah kepada manusia. Sebagaimana yang
dikisahkan oleh Imam asy-Syafi’I (150-205) yang ketika
itu ia mengadu terhadap gurunya yaitu Imam Waki’
(129-197 H) tentang hafalannya yang jelek.

ِ ‫َش َكوت َإل وِكيع سوء ِح ْف ِظي فَأَر َش َدِن َإل تَ ر ِك الْمع‬
‫اصي َوأَ ْخ َََبِن‬ ََ ْ ْ َ ُ َ ْ
ِ ‫اّلل َل ي ْه َدى لِع‬ ِ ُ‫ِِبَ َن ال ِْعلْم نُور ون‬
‫اصي‬ َ ُ َ ‫ور‬ ُ َ َ

Imam asy-Syafi’I berkata : “Aku mengadu kepada imam


waki’ tentang hafalan ku yang jelek, maka ia memberi

10
Hanya Sebuah Tulisan

petunjuk padaku agar meninggalkan maksiat, dan ia


memberitahu bahwa ilmu itu cahaya, dan cahaya tidak
akan masuk kepada orang yang bermaksiat.”1

Tentunya, bagi para Thalib (Pencari Ilmu),


nasehat Imam waki’ ini harus menjadi sebuah
pegangan dalam kehidupannya sehari-hari. Para
pencari Ilmu sudah seharusnya untuk berusaha
meninggalkan maksiat-maksiat yang sangat
memungkinkan untuk membuat Allah murka, sehingga
Allah tidak memberi cahaya (Ilmu) itu terhadap dirinya.

Wajib diketahui juga, bahwa Allah itu Maha


Pengampun lagi Maha Penyayang. Maka bagi para
pelaku maksiat Allah tidak menutup rapat pintu taubat,
selama nafas terakhirnya belum sampai tenggorokan
(meninggal), sebagaimana yang Nabi saw sabdakan,

1
I’anah at-Thalibiin, Hal. 190

11
Hanya Sebuah Tulisan

‫إِ َن هللاَ يَ ْقبَ ُل تَ ْوبَةَ ال َْع ْب ِد َما ََلْ يُغَ ْر ِغ ْر‬

Sesungguhnya Allah menerima taubat hamba, selagi


(nafas) belum menyesak di tenggorokan.”2

Tidak hanya meninggalkan maksiat saja untuk


mudah memahami Ilmu, ternyata adab juga besar
pengaruhnya terhadap pahamnya suatu Ilmu. Maka
dari itu, banyak Ulama yang menasehati : beradablah
sebelum berilmu. Ulama yang menasehati tentang
pentingnya adab sebelum Ilmu itu salah satunya adalah
Imam Malik (90-174 H), beliau pernah berkata pada
seorang pemuda Quraisy,

‫تعلم األدب قبل أن تتعلم العلم‬

“Pelajarilah adab sebelum mempelajari suatu ilmu.”

Kemudian Imam Yusuf bin Al Husain (w.304 H) berkata,

‫ابألدب تفهم العلم‬

2
Sunan at-Tirmidzi Bab Fi Fadhli at- taubat wa al-Istighfar No. 3537

12
Hanya Sebuah Tulisan

“Dengan mempelajari adab, maka engkau jadi mudah


memahami ilmu.”

Saking pentingnya adab ini, imam asy-Syafi’i


pernah ditanya tentang bagaimana ia mencari adab.

Bagaimana keinginanmu terhadap adab? ia menjawab,


ketika aku mendengar satu hal tentang adab maka
seluruh anggota tubuhku merasakan nikmat
karenanya. Ia ditanya lagi “Bagaimana engkau mencari
adab. Ia menjawab “Seperti seorang wanita yang
kehilangan anaknya dan ia tidak memiliki apapun selain
anak itu.”3

Artinya, dengan mempelajari adab, maka Allah


akan memudahkan dalam memahami Ilmu. Tentunya
adab disini konteksnya luas, adab terhadap orang tua,
guru, lingkungan, teman, dan yang lainnya. Namun
tetap, yang paling pertama dan utama adalah adab
terhadap Allah swt.

3
Badr al-Din Ibn Jama’ah, Tadzkirat al-Sami’ wa al-Mutakallim fi
Adab al-‘Alim wa al-Muta‘allim, (Beirut : Dar al-Basyair al-
Islamiyyah, 2012), hlm. 32
(Mengutip dari Artikel Muhammad Ardiansyah, Adab Penuntut
Ilmu Dalam Syair-Syair Imâm Syâfi’î).

13
Hanya Sebuah Tulisan

Adab terhadap Allah bisa diimplementasikan


dengan Taqwa, barangsiapa yang bertaqwa kepada
Allah, maka Allah pahamkan Ilmu terhadapnya. Allah
Berfirman :

‫اّللُ بِ ُك ِٰل َش ْيء َعلِ ْيم‬ ٰ‫اّللَ ۗ َويُ َعلِٰ ُم ُك ُم ه‬


ٰ‫اّللُ ۗ َو ه‬ ٰ‫َواتَ ُقوا ه‬
“Dan bertakwalah kepada Allah, Maka Allah
memberikan pengajaran kepadamu, dan Allah Maha
Mengetahui segala sesuatu.”4

Setelah meninggalkan maksiat dan beradab,


maka syarat selanjutnya yaitu syarat yang utama dan
paling utama adalah Ikhlas. Pembahasan tentang Ikhlas
sudah dibahas di tulisan yang berjudul "Tauhid dan
Ikhlas sebagai landasan dalam beramal" dihalaman
selanjutnya.

4
QS. Al-Baqarah [2] : 282

14
Hanya Sebuah Tulisan

(2)
Meniti Jalan Dakwah Dan Pendakwah

Dakwah menurut bahasa diambil dari kata -‫َد َعا‬


‫ َد ْع َوة‬-‫يَ ْد ُعو‬ yang artinya mengajak, mengundang,
memanggil, atau menyeru. Sedangkan menurut istilah
ialah mengajak atau menyeru untuk berbuat kebaikan
atau untuk taat pada perintah Allah swt dan Rasul-Nya.

Dakwah tidak hanya disebarkan dengan cara


berdiri diatas minbar dihadapan orang-orang saja.
Dakwah juga bisa dilaksanakan dengan cara yang
berbeda, seperti mengadakan Madrasah, Mendirikan
Remaja Masjid ataupun memakmurkan Masjid. Bahkan
dalam hal-hal kecil seperti mengajak shalat berjama’ah
atau yang lainnya, itu termasuk dakwah. Rasulullah
Saw. bersabda :
‫بَلِٰغُوا َع ِِٰن َولَ ْو آيَة‬
“Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat” (HR.
Bukhari)

Tentu saja, meski Dakwah berbeda-beda cara


penyampaiannya. Tapi tetap sama rintangan dan
cobaannya. Pendakwah itu mesti sabar dan istiqomah.

15
Hanya Sebuah Tulisan

Seperti mengajak untuk meninggalkan kebiasaan yang


dianggap sepele karena sudah terbiasa, padahal di
mata Allah Swt. Kebiasaan itu sangat hina. Seperti
mendirikan Madrasah, Remaja Masjid, atau
mengadakan kegiatan-kegiatan positif, itu mustahil
semua masyarakat yang berada dilingkungannya
menyetujui dan mendukungnya. Pasti ada saja orang
yang tidak suka dan ingin coba menghentikannya.
Karena itulah al-Qur’an memperingati pendakwah agar
senantiasa sabar ketika menegakan kebenaran, karena
ketika kebenaran tegak, tidak mustahil juga kebathilan
dan kerusakan ikut tegak juga.

Tidak itu saja, ketika dakwah berlangsung pun


kita dituntut untuk bersabar. Bersabar ketika mengajar
anak-anak di Madrasah. Bersabar ketika para Remaja
Masjid sudah mulai luntur semangatnya. Bersabar
ketika menghadapi orang-orang yang menolak dakwah
kita dengan sindiran, cibiran atau bahkan dibicarakan
dimana-mana. Disitu pula kita dituntut untuk tetap
Istiqomah. Karena sejatinya dunia dakwah, pasti
berputar layaknya roda, pasti pasang-surut layaknya
laut. Artinya tidak akan terus berada dalam keadaan
baik-baik saja. Allah pasti mengujinya dengan
banyaknya masalah dan cobaan.

16
Hanya Sebuah Tulisan

Benar dan tepat sekali. Dakwah itu mengajak


bukan mengejek. Dakwah itu disampaikan dengan
kasih sayang bukan dengan nafsu atau sampai marah-
marah. Karena dakwah itu pendekatannya kasih
sayang. Orang yang tidak tahu dan melakukan
kesalahan, sangat tidak pantas didakwahi dengan
marah-marah atau bahkan sampai menghina.
Pendakwah harus sabar dan mendakwahi dengan cara
kasih sayang, agar kesan yang didapat oleh orang yang
didakwahi itu baik kepada pendakwahnya. Dan
meyakini bahwa Islam adalah agama kasih sayang,
bukan agama yang disebarkan dengan pedang
(kekerasan).

Begitu juga dakwah terhadap non-muslim.


Pendekatannya adalah pendekatan kasih sayang dan
cerminan akhlaq baik. Seperti yang dikatakan oleh
khabib nurmagomedov, ahli bela diri muslim yang
sempat viral belakangan ini, ia mengatakan bahwa
orang non-muslim itu tidak membaca al-Qur’an,
mereka tidak membaca hadits. Yang mereka baca
adalah dirimu. Maka jadilah cerminan Islam yang baik.

17
Hanya Sebuah Tulisan

Seperti Rasulullah yang dilempar batu sampai


berlumuran darah, sehingga malaikat penjaga gunung
menawarkan agar gunung itu ditimpakan kepada
orang telah dzalim kepada Rasul. Namun, karena
prinsip kasih sayang dalam dakwah itu lekat ada pada
Rasul, Rasul menolak tawaran itu dan berkata bahwa
“tak usah, mereka itu tidak tahu.”

Dakwah memang harus didasarkan pada


ketulusan iman, bukan kebencian dan kemarahan. Dan
yang harus digaris bawahi adalah tugas pendakwah itu
hanya menyampaikan, tidak harus sampai menghakimi
ia masuk surga atau neraka, Diampuni dosa-dosanya
atau tidak. Karena itu hanyalah Allah yang tau, manusia
tak layak untuk mengetahuinya. Allah berfirman dalam
beberapa surat :

“Bukanlah kewajibanmu (Muhammad) menjadikan


mereka mendapat petunjuk, tetapi Allah-lah yang
memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki.” 5

“Sungguh, engkau (Muhammad) tidak dapat memberi


petunjuk kepada orang yang engkau kasihi, tetapi Allah
memberi petunjuk kepada orang yang Dia kehendaki,

5
QS. Al-Baqarah [2] : 272

18
Hanya Sebuah Tulisan

dan Dia lebih mengetahui orang-orang yang mau


menerima petunjuk.” 6

“Dan jika Kami perlihatkan kepadamu sebahagian (siksa)


yang Kami ancamkan kepada mereka atau Kami
wafatkan kamu (hal itu tidak penting bagimu) karena
sesungguhnya tugasmu hanya menyampaikan saja,
sedang Kami-lah yang menghisab amalan mereka.” 7

“Itu bukan menjadi urusanmu (Muhammad) apakah


Allah menerima tobat mereka, atau mengazabnya,
karena sesungguhnya mereka orang-orang zhalim.” 8

6
QS. Al-Qasas [28] : 56
7
QS. Ar-Ra’d [13] : 40
8
QS. Ali-Imran [3] : 128

19
Hanya Sebuah Tulisan

(3)
Hadiah Untuk Para Pengajar Madrasah

Lelah, letih dan kesal mungkin itu adalah


sebuah keniscayaan bagi para pengajar di Madrasah.
Tidak menutup kemungkinan, pasti ada saja anak-anak
yang nakal dan selalu membangkan. g. Tidak sopan,
suka melawan dan memotong pembicaraan Ketika
hendak belajar. Bahkan lari-lari dan main-main Ketika
belajar.
Ini semua tentunya adalah ujian untuk para
pengajar. Dibalik semua ini, percayalah, banyak sekali
keutamaan dan hikmah yang akan didapatkan oleh
para pengajar Madrasah. Diantaranya ialah,
1. Mendapat Amal Jariah
Para pengajar Madrasah sudah pasti mendapat
amal jariah. Jariah itu diambil dari Bahasa Arab yang
artinya mengalir. Maknanya, berarti jika kita
mengajarkan suatu ilmu, dan orang yang diajarkannya
itu selalu mengamalkannya, maka pahala akan terus
mengalir kepada pengajarnya.

20
Hanya Sebuah Tulisan

‫صلى هللا عليه‬- ‫اّلل‬ َِ ‫ول‬ َ ‫َع ْن أَِِب ُه َريْ َرةَ أَ َن َر ُس‬
‫ات ا ِإلنْ َسا ُن انْ َقطَ َع َع ْنهُ َع َملُهُ إِلَ ِم ْن‬
َ ‫ال « إِ َذا َم‬ َ َ‫ ق‬-‫وسلم‬
‫صالِح‬ ِ ِ ِ
َ ‫ص َدقَة َجا ِريَة أ َْو علْم يُنْ تَ َف ُع بِه أ َْو َولَد‬ َ ‫ثَالَثَة إِلَ م ْن‬
ُ‫يَ ْدعُو لَه‬

Dari Abu Hurairah, Bahwasannya Rasulullah saw.


bersabda : “Jika seseorang diantara kalian meninggal,
maka terputus amalannya, kecuali tiga perkara :
Shadaqah Jariah, Ilmu yang bermanfaat, dan do’a anak
yang sholeh”.9
2. Melaksanakan Perintah Allah swt. dalam al-Qur’an

‫ك ِاب ْْلِ ْك َم ِة َو ال َْم ْو ِعظَ ِة ا ْْلَ َسنَ ِة‬


َ ِٰ‫أُ ْدعُ إِِل َسبِْي ِل َرب‬

“Serulah manusia ke jalan Rabbmu dengan hikmah dan


pengajaran yang baik.” 10

3. Menjalankan Sunnah dan Perintah Nabi saw.

9
Shahih Muslim Bab ma yalhaqu al-Insan min ats-Tsaub ba’d, Hal
73, No. 4310
10
Q.S an-Nahl [16]: 125

21
Hanya Sebuah Tulisan

ِ ِ ِ ِ ِ َ ‫إِ َن‬
ٰ َ‫اّللَ ََلْ يَ ْب َعثْ ِِن ُم َعنٰتًا َولَ ُمتَ َعنٰتًا َولَك ْن بَ َعثَِِن ُم َعلٰ ًما ُمي‬
‫س ًرا‬
“Allah tidak mengutusku sebagai orang yang kaku dan
keras akan tetapi mengutusku sebagai seorang
pendidik dan mempermudah".11

‫ت ُم َعلِٰ ًما‬
ُ ْ‫إِ ََّنَا بُِعث‬
“Sungguh aku telah diutus (oleh Allah SWT) sebagai
seorang pengajar.” 12

ً‫بَ لِٰغُوا َع ِّٰن َولَ ْو آيَة‬


“Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat”13
4. Menjadi Manusia yang terbaik

ُ‫َخ ْْيُُك ْم َم ْن تَ َعلَ َم الْ ُق ْرآ َن َو َعلَ َمه‬


“Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al-
Qur`an dan mengajarkannya.”14

5. Mendapat Pahala yang serupa


11
Shahih Muslim, Hal.187. No. 3763.
12
Sunan Ibnu Majah Bab Fadli al-Ulama wa al-Hatsu ‘ala thalabil
‘Ilm, Hal. 83. No. 229
13
Shahih al-Bukhori, Hal. 170. No. 3461
14
Shahih al-Bukhori Bab Khoirukum man ta’allam al-Qur’an wa
allamahu, Hal. 192

22
Hanya Sebuah Tulisan

ِ ِ ِ
ُ‫ب لَه‬َ ‫َم ْن َس َن ِِف ا ِإل ْسالَِم ُسنَ ًة َح َسنَ ًة فَ عُم َل ِبَا بَ ْع َدهُ ُكت‬
‫ُجوِرِه ْم َش ْىء َوَم ْن‬ ِ ‫ِمثْل أَج ِر من ع ِمل ِِبا ولَ ي ْن ُق‬
ُ ‫ص م ْن أ‬ ُ َ َ َ َ َ َْ ْ ُ
‫ب َعلَْي ِه ِمثْ ُل‬ ِ ِ ِ ِ
َ ‫َس َن ِِف ا ِإل ْسالَِم ُسنَ ًة َسيٰئَ ًة فَ عُم َل ِبَا بَ ْع َدهُ ُكت‬
‫ص ِم ْن أ َْوَزا ِرِه ْم َش ْىء‬ ِ ِ
ُ ‫ِوْزِر َم ْن َعم َل ِبَا َولَ يَ ْن ُق‬
Dari Abu Hurairah Rasulullah bersabda: “Siapa saja
yang mengajak orang lain kepada kebaikan, maka ia
akan mendapatkan pahala sepertipahala orang yang
mengikutinya tanpa mengurangi sedikitpun pahala
mereka. Sebaliknya, siapa saja yang mengajak orang lain
pada kesesatan, maka ia mendapat dosa seperti dosa
orang yang mengikuti ajakannya tanpa mengurangi
dosa mereka.”15

ِ َ‫من د َل علَى َخْي فَ لَه ِمثْل أَج ِر ف‬


‫اعلِ ِه‬ ْ ُ ُ ْ َ َ َْ
“Barangsiapa yang menunjuki suatu kebaikan maka dia
akan mendapatkan pahala seperti pahala yang
mengerjakannya.”16

6. Dijauhkan dari Siksa & Laknat Allah swt

15
Shahih Muslim Bab Man sanna sanata hasanatan aw sayyiatan,
Hal. 61. No. 6975
16
Shahih Muslim, Hal. 41. No. 5007

23
Hanya Sebuah Tulisan

ْۢ ِ ‫اِ َن الَ ِذيْن ي ْكتُمو َن مآ اَنْ َزلْنَا ِمن الْب يِٰن‬
‫هت َوا ْْلُ هدى ِم ْن بَ ْع ِد َما‬ َ َ ٰۤ َ ْ ُ َ َ
ٰ‫ك يَل َْعنُ ُه ُم ه‬
‫اّللُ َويَل َْعنُ ُه ُم‬ َ ‫هب اُوهل ِٕى‬ِِۙ ‫ْكت‬ ِ ‫بَيَ هنٰهُ لِلن‬
ِ ‫َاس ِِف ال‬
ِۙ
‫ال هلٰ ِعنُ ْو َن‬

“Sungguh, orang-orang yang menyembunyikan apa


yang telah Kami turunkan berupa keterangan-
keterangan dan petunjuk, setelah Kami jelaskan kepada
manusia dalam Kitab (Al-Qur'an), mereka itulah yang
dilaknat Allah dan dilaknat (pula) oleh mereka yang
melaknat.”17

: ‫ول‬ُ ‫س بْ َن َمالِك يَ ُق‬َ َ‫ت أَن‬ ُ ‫ ََِس ْع‬، ‫يم‬ ِ ِ ُ ‫ح َدثَنَا يوس‬
َ ‫ف بْ ُن إبْ َراه‬ ُ ُ َ
‫ َم ْن ُسئِ َل‬: ‫ول‬
ُ ‫وسلَ َم يَ ُق‬ ِ ِ َ ‫ت رس‬ ِ
َ ‫صلَى هللا َع ْليه‬ َ ‫ول هللا‬ ُ َ ُ ‫ََس ْع‬
‫ أُ ْْلِ َم يَ ْوَم ال ِْقيَ َام ِة بِلِ َجام ِم ْن ََنر‬, ُ‫َع ْن ِعلْم فَ َكتَ َمه‬

Telah menceritakan kepada kami Yusuf bin Ibrahim ia


berkata; Aku mendengar Anas bin Malik berkata; Aku
mendengar Rasulullah saw bersabda: "Barangsiapa
ditanya tetang sutau ilmu lalu menyembunyikannya,

17
Q.S al-Baqarah [2] : 159

24
Hanya Sebuah Tulisan

maka pada hari kiamat ia akan dicambuk dengan


cambuk dari neraka."18

7. Menjadi Umat yang terbaik


Orang yang mengajar akan menjadi umat yang
terbaik, karena orang yang mengajar, secara tidak
langsung telah melakukan amr ma’ruf nahy munkar.

ِ ‫َاس ََتْمرو َن ِابلْمعرو‬ ِ ْ ‫ُكنْ تم َخ ْْي اَُمة اُ ْخ ِرج‬


‫ف‬ ْ ُ ْ َ ْ ُ ُ ِ ‫ت للن‬ َ َ ُْ
‫َوتَ ْن َه ْو َن َع ِن ال ُْم ْن َك ِر‬
“Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang
dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh
(berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang
mungkar,..”19

8. Melatih Kesabaran

ُ‫ َح ََّت تُ ْف َه َم َع ْنه‬،‫اد َها ثَالَ ًًث‬ َ ‫إِ َذا تَ َكلَ َم بِ َكلِ َمة أ‬
َ ‫َع‬

18
Sunan Ibnu Majah, Hal. 177 No. 264
19
Q.S ali-Imran [3] : 110

25
Hanya Sebuah Tulisan

“Apabila Nabi saw berbicara, diulangnya tiga kali hingga


dapat dipahami.”20
Hadits ini memberi pelajaran, bahwa mengajar
itu harus senantiasa bersabar. Jangan terlalu fokus
pada hasil, sehingga tidak menikmati proses.
Rasulullah pun berdakwah bertahun-tahun , mengapa
kita baru sebentar saja mengeluh? Kualitas dan
Kuantitas pun itu nomor dua, yang pertama adalah
istiqomah.

20
Shahih al-Bukhari Bab Man a’ada al-Hadits tsalatan hatta
liyuphima ‘anh, Hal. 30. No. 95

26
Hanya Sebuah Tulisan

(4)
Tauhid & Ikhlas Sebagai Landasan Beramal
Tauhid asal katanya wahhada-yuwahhidu-
tauhidan artinya “menjadikan satu- satunya”. Tauhid
yang ditujukan kepada Allah bermakna menjadikan
Allah swt sebagai satu-satunya Tuhan. Istilah lain yang
digunakan al-Qur`an adalah ikhlash. Ikhlas itu Asal
katanya khalish yang berarti bersih atau murni. Maka
ikhlash berarti membersihkan dan memurnikan
ibadah hanya untuk Allah swt.21
Ikhlas merupakan ajaran pokok agama Islam,
ajaran yang sangat utama dan sulit untuk
mengamalkannya. Sehingga salah seorang Ulama
Salaf, yaitu Syaikh al-Utsaimin berkata dalam kitabnya :
“Tidak ada amal yang aku betul-betul payah
mengamalkannya selain Ikhlas”. Ikhlas menjadi amalan
terberat karena beramal semata-mata karena Allah
Swt. itu sangat sulit. Terkadang beberapa waktu ketika
beramal, selalu terbesit dalam hati untuk Ria atau ingin
dipuji atau dilihat oleh orang lain. Ketika banyak orang,
kita shalat dengan seakan-akan kita paling Khusyu.
Shaum paling rajin. Menghafal al-Qur’an paling
semangat. Namun ketika sepi atau sendiri, kita beramal

21
Nashruddin Syarief, dalam tulisannya Tauhid Sebagai Landasan
Pergerakan.

27
Hanya Sebuah Tulisan

dengan formalitas, yang penting terlaksana, tak peduli


apakah khusyu atau tidak, tak peduli sah atau tidak.
Ikhlas juga adalah salah satu dari syarat sahnya
suatu Ibadah. Syarat sahnya Ibadah itu ada dua; (1)
Ikhlas, yaitu semata-mata mengharap Pahala Allah Swt.
serta Ridha-Nya, dan (2) Mutaba’ah, yaitu mengikuti
benar-benar dari Qur’an Sunnah, tidak Taqlid
(mengikuti tanpa mengetahui sumbernya).
Saking pentingnya Ikhlas, Rasulullah dalam
haditsnya menceritakan ada tiga orang yang dihisab
pada hari kiamat, ketiga-tiganya selalu beramal sholeh,
namun tidak dilandasakan keikhlasan, dan akhirnya
ketiga-tiganya dilempar ke dalam neraka.

،‫استُ ْش ِه َد‬ ِ ِ ِ ِ ‫إِ َن أ ََو َل الن‬


ْ ‫ضى يَ ْوَم الْقيَ َامة َعلَْيه َر ُجل‬ َ ‫َاس يُ ْق‬
‫ْت‬
ُ ‫ قَاتَ ل‬:‫ال‬ َ َ‫ْت فِ َيها؟ ق‬ َ ‫ فَ َما َع ِمل‬:‫ال‬ َ َ‫ ق‬،‫فَأُِِتَ بِ ِه فَ َع َرفَهُ نِ َع َمهُ فَ َع َرفَ َها‬
:‫ال‬ َ ‫ْت ِألَ ْن يُ َق‬ َ ‫َك قَاتَ ل‬ َ ‫ َولَ ِكن‬،‫ت‬ َ ْ‫ َك َذب‬:‫ال‬ َ َ‫ ق‬،‫ت‬ ُ ‫استُ ْش ِه ْد‬ ْ ‫يك َح ََّت‬ َ ِ‫ف‬
‫ب َعلَى َو ْج ِه ِه َح ََّت أُل ِْق َي ِِف‬ ِ َ‫ ُثَُ أ ُِمر بِ ِه ف‬،‫ فَ َق ْد قِيل‬،‫ج ِريء‬
َ ‫سح‬ ُ َ َ َ
ُ‫ فَأُِِتَ بِ ِه فَ َع َرفَهُ نِ َع َمه‬،‫ َو َعلَ َمهُ َوقَ َرأَ الْ ُق ْرآ َن‬،‫ َوَر ُجل تَ َعلَ َم ال ِْعل َْم‬،‫النَا ِر‬
ُ‫ َو َعلَ ْمتُه‬،‫ت ال ِْعل َْم‬ ُ ‫ تَ َعلَ ْم‬:‫ال‬ َ َ‫ْت فِ َيها؟ ق‬ َ ‫ فَ َما َع ِمل‬:‫ال‬ َ َ‫ ق‬،‫فَ َع َرفَ َها‬
َ ‫ت الْعِل َْم لِيُ َق‬
:‫ال‬ َ ‫ َولَ ِكن‬،‫ت‬
َ ‫َك تَ َعلَ ْم‬ َ ْ‫ َك َذب‬:‫ال‬ َ َ‫ ق‬،‫يك الْ ُق ْرآ َن‬ َ ِ‫ت ف‬ ُ ْ‫َوقَ َرأ‬

28
Hanya Sebuah Tulisan

‫ ُثَُ أ ُِم َر بِِه‬،‫يل‬ ِ


َ ‫ فَ َق ْد ق‬،‫ ُه َو قَا ِرئ‬:‫ال‬ َ ْ‫ َوقَ َرأ‬،‫َع ِاَل‬
َ ‫ت الْ ُق ْرآ َن لِيُ َق‬
،‫ َوَر ُجل َو َس َع هللاُ َعلَْي ِه‬،‫ب َعلَى َو ْج ِه ِه َح ََّت أُل ِْق َي ِِف النَا ِر‬ َ ‫سح‬
ِ َ‫ف‬
ُ
َ َ‫ ق‬،‫ فَأُِِتَ بِِه فَ َع َرفَهُ نِ َع َمهُ فَ َع َرفَ َها‬،‫اف ال َْم ِال ُكلِٰ ِه‬
:‫ال‬ ِ َ‫وأَ ْعطَاهُ ِمن أَصن‬
ْ ْ َ
‫ب أَ ْن يُ ْن َف َق فِ َيها إَِل‬ ُّ ‫ت ِم ْن َسبِيل ُُِت‬ ُ ‫ َما تَ َرْك‬:‫ال‬ َ َ‫ْت فِ َيها؟ ق‬َ ‫فَ َما َع ِمل‬
،‫ ُه َو َج َواد‬:‫ال‬ َ ‫ْت لِيُ َق‬َ ‫َك فَ َعل‬ َ ‫ َولَ ِكن‬،‫ت‬ َ ْ‫ َك َذب‬:‫ال‬ َ َ‫ ق‬،‫ك‬ َ َ‫ت فِ َيها ل‬ ُ ‫أَنْ َف ْق‬
‫ ُثَُ أُل ِْق َي ِِف النَا ِر‬،‫ب َعلَى َو ْج ِه ِه‬ ِ َ‫ ُثَُ أ ُِمر بِ ِه ف‬،‫فَ َق ْد قِيل‬
َ ‫سح‬ ُ َ َ
“Sesungguhnya orang pertama yang dihisab pada hari
qiyamat adalah: (1) orang yang syahid. Ia didatangkan,
lalu dijelaskan nikmatnya dan ia pun mengenalinya. Dia
(Allah Swt) berfirman: “Apa yang kamu kerjakan dengan
nikmat itu?” Ia menjawab: “Aku berperang di jalan-Mu
sehingga aku syahid.” Dia berfirman: “Kamu dusta, kamu
berperang agar disebut pahlawan, dan sungguh kamu
telah mendapatkannya.” Lalu diperintahkan agar ia
diseret pada wajahnya dan dilemparkan ke dalam
neraka.
Kemudian (2) orang yang belajar ilmu dan
mengajarkannya, juga membaca alQur`an. Ia
didatangkan, lalu dijelaskan nikmat-nikmatnya dan ia
pun mengenalinya. Dia (Allah Swt) berfirman: “Apa yang
kamu kerjakan dengan nikmat itu?” Ia menjawab: “Aku
belajar ilmu dan mengajarkannya, juga membaca al-

29
Hanya Sebuah Tulisan

Qur`an demi Engkau.” Dia berfirman: “Kamu dusta,


kamu belajar ilmu agar disebut ilmuwan dan kamu
membaca al-Qur`an agar disebut qari, dan sungguh kamu
telah mendapatkannya.” Lalu diperintahkan agar ia
diseret pada wajahnya dan dilemparkan ke dalam
neraka.
Kemudian (3) orang yang diberi keluasan oleh Allah dan
diberi semua jenis harta. Ia didatangkan, lalu dijelaskan
nikmat-nikmatnya dan ia pun mengenalinya. Dia (Allah
Swt) berfirman: “Apa yang kamu kerjakan dengan
nikmat itu?” Ia menjawab: “Aku tidak meninggalkan satu
jalan pun yang Engkau sukai untuk diberikan infaq
padanya kecuali aku berinfaq padanya demi Engkau.” Dia
berfirman: “Dusta kamu, kamu berbuat seperti itu agar
disebut dermawan dan sungguh kamu telah
mendapatkannya.” Lalu diperintahkan agar ia diseret
pada wajahnya dan dilemparkan ke dalam neraka 22

Hadits ini mengajarkan, bahwa ikhlas itu


memang benar-benar sulitt. Terkadang kita sudah
merasa adalah orang paling ikhlas, tapi ternyata kita
mungkin termasuk orang yang disebutkan hadits
diatas. Belajar, menghafal al-Qur’an tapi tidak tahu
apakah sudah ikhlas atau belum. Apakah belajar hanya
ingin disebut pintar, selalu beribadah agar disebut

22
Shahih Muslim kitab man qatala lir-riya was-sum‟ah istahaqqa
an-nar no. 1905

30
Hanya Sebuah Tulisan

soleh dan mengajar hanya ingin mendapat


rotibah/upah, atau semangat menghafal al-Qur’an
karena ingin mendapatkan beasiswa.

Lawan dari tauhid dan ikhlash adalah syirk


yang artinya “mengakui adanya syarik (sekutu)
Tuhan” bagi Allah swt. Artinya orang yang beramal
tanpa didasarkan ketauhidan atau keikhlasan berarti
dia telah syirik kepada Allah Swt. Salah satu syirik
dalam beramal itu sering disebut dengan riya. Riya ini
adalah termasuk syirik kecil yang ditakutkan oleh
Rasulullah, riya termasuk syirik karena ia beramal
bukan karena Allah tapi karena yang lain.

Riya ini juga banyak disebutkan dalam al-


Qur’an, salah satunya kepada orang yang shalat,
sebagaimana Allah berfirman dalam surat al-Ma’un
ٰۤ ِِ ‫فَ ويل لِٰلْمصلِٰ ْْي الَ ِذين هم َعن‬
‫اه ْو َن الَ ِذيْ َن ُه ْم يُ َراءُ ْو َن‬
ُ ‫ص َالِت ْم َس‬
َ ْ ْ ُ َْ َ ُ َْ
Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat,
(yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, (karena)
orang-orang (tersebut) berbuat riya. 23

Orang shalat celaka jika sahun atau lalai dan


yurooun yaitu riya atau ingin dilihat oleh orang lain.
Al-Hafizh Ibn Hajar menjelaskan makna sahun atau
23
Q.S al-Ma’un [107] : 4-6

31
Hanya Sebuah Tulisan

lalai disini adalah (1) lalai dalam waktunya, ia tidak


pernah datang ke masjid tepat waktu, selalu telat dan
masbuq, (2) lalai dari rukunnya, ia tidak pernah
mengetahui gerakan itu benar dari rasul atau tidak,
tidak pernah tau apakah itu benar atau salah, shahih
dalilnya atau tidak, (3) lalai dari kekhusyuaannya,
orang yang tidak khusyu artinya tidak mengingat Allah
sedikitpun dalam shalatnya, Allah menjelaskan dalam
al-Qur’an bahwa orang itu adalah orang munafiq. 24
ْۚ
‫اّللَ َو ُه َو َخ ِادعُ ُه ْم َواِ َذا قَ ُامْٓوا اِ َل‬
ٰ‫ْي ُ هُي ِدعُ ْو َن ه‬ ِِ ِ
َ ْ ‫ا َن ال ُْمنهفق‬
‫ا‬ ٰۤ ِۙ ‫ه‬
‫اّللَ اَِل قَلِ ْي ًال‬
ٰ‫َاس َوَل يَ ْذ ُك ُرْو َن ه‬َ ‫سال يُ َراءُ ْو َن الن‬
ِ ‫ال َ ه‬
َ ‫صلوة قَ ُام ْوا ُك‬
Sesungguhnya orang-orang munafiq itu menipu Allah,
dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila
mereka berdiri untuk shalat, mereka berdiri dengan
malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di
hadapan manusia. Dan tidaklah mereka mengingat
Allah kecuali sedikit sekali25

Oleh Allah disebut orang munafiq karena


ketika shalatnya ia kusala atau malas, kemudian riya
atau ingin dilihat orang lain, kemudian ia shalat tapi
tidak mengingat Allah sedikitpun, maka merekalah

24
Tafsir Ibn Katsir Surat al-Ma’un
25
Q.S an-Nisa [4] : 145

32
Hanya Sebuah Tulisan

orang yang riya bahkan munafiq, karena beramal


tanpa berlandaskan ketauhidan atau keikhlasan.

Ustadz Dr. Nashruddin Syarief, dalam bukunya


mengutip perkataan Syaikh Sayyid ibn Husain al-
Affani, bahwa ada 10 Indikator Ikhlas yang
menunjukan keberadaannya, yaitu :
1. Menyembunyikan amal
2. Takut terkenal, karena takut terjerumus kedalam
riya
3. Memandang rendah dirinya dihadapan Allah Swt.,
bahkan memarahi dirinya atas ketidakbecusan
beramal dihadapan Allah Swt.
4. Menjaga jarak dengan pemerintah dan para
pejabat. Karena ini dapat mencegah kita dari sifat
‘penjilat’ terhadap pemerintah atau para pejabat.
Sangat mungkin ketika sudah dekat dengan
pemerintah, niat-niat amalannya akan berubah.
Beramal karena ada kepentingan-kepentingan
duniawi, jika tidak ada ia tidak benar dalam beramal
bahkan meninggalkan beramal kebaikan.
5. Tidak tertipu dengan pujian orang lain. Termasuk
oleh guru & orang tua, terkadang kita semangat
beramal karena terlalu sering dipuji guru atau
orangtua kita.
6. Beramal tetap stabil dan normal meski sedang
dalam jabatan tinggi atau rendah, baik ketika jadi

33
Hanya Sebuah Tulisan

pejabat atau rakyat, baik ketika kaya atau


sengasara.
7. Tidak tertipu dengan pemberian dan penolakan.
Baik ketika diberi atau sedang tidak diberi.
8. Bahagia dengan kemajuan Islam meski itu tidak
melibatkan dirinya, melainkan melalui peran orang
lain. Termasuk kemajuan Madrasah, Remaja atau
Pemuda Islam di Masyarakat.
9. Bersemangat dalam amal yang dampaknya akan
lebih bermanfaat bagi orang lain, bukan hanya
menikmati amal yang nyaman untuk dirinya sendiri.
Amalan ini juga bisa dinamakan amalan Jihad.
Amalan jihad adalah amalan yang ganjarannya
paling besar daripada amalan yang lainnya. Amalan
jihad lebih baik dibanding Shalat berjam-jam dan
shaum tidak buka-buka. Tentunya jihad dalam
konteks zaman sekarang bukan Jihad berperang
seperti di zaman Rasul, tapi Jihad dengan harta,
seperti menyisihkan uangnya untuk diberikan
kepada pembangunan Masjid, Pesantren atau
Madrasah. Jihad dengan diri, seperti ikut turun
ketika pembangunan Masjid, Madrasah, atau
Pesantren. Atau ikut mengajar di pesantren atau
Madrasah.

34
Hanya Sebuah Tulisan

10. Bersabar dalam proses yang seringkali panjang dan


lama tanpa tergiur dengan efek-efek positif yang
semestinya dihasilkan. 26

Maka Intinya, Ikhlas memanglah amalan yang sulit,


tapi tidak mustahil kita mengamalkannya. Dan berikut
adalah dalil-dalil perintah Ikhlas dalam al-Qur’an.
Katakanlah, "Sesungguhnya aku diperintahkan agar
menyembah Allah dengan penuh ketaatan kepada-Nya
dalam (menjalankan) agama27
Katakanlah, "Hanya Allah yang aku sembah dengan
penuh ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan)
agamaku." 28

Katakanlah, “Tuhanku menyuruhku berlaku adil.


Hadapkanlah wajahmu (kepada Allah) pada setiap salat,
dan sembahlah Dia dengan mengikhlaskan ibadah
semata-mata hanya kepada-Nya. Kamu akan
dikembalikan kepada-Nya sebagaimana kamu diciptakan
semula. 29

26
Nashruddin Syarief, Menuju Islam Kaffah 3, Bandung : Tsaqifa
Publishing, 2019, hal.18 - 24
27
Q.S az-Zumar [39] : 11
28
Q.S az-Zumar [39] : 14
29
Q.S al-A’raf [7] : 29

35
Hanya Sebuah Tulisan

Dialah yang hidup kekal, tidak ada tuhan selain Dia; maka
sembahlah Dia dengan tulus ikhlas beragama kepada-
Nya. Segala puji bagi Allah Tuhan seluruh alam.30

Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah


dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena
(menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan salat
dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama
yang lurus (benar). 31

"Katakanlah, 'Sesungguhnya sholatku, ibadahku,


hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan
semesta alam, tiada sekutu bagi-Nya dan demikian itulah
yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang
pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah).”32

30
Q.S Ghafir [40] : 65
31
Q.S Al-Bayyinah [98] : 5
32
Q.S Al-An'am: 162-163

36
Hanya Sebuah Tulisan

(5)
Peran Pertanian Dalam Kehidupan

Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan


sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk
menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau
sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan
hidupnya.33 Pertanian adalah hal penting dalam
kehidupan. Tidak ada kehidupan tanpa pertanian,
karena pertanian adalah sumber kehidupan.

Pertanian bisa menghasilkan bahan pangan,


seperti nasi, sayur, buah-buahan dan lainnya. Ini adalah
makanan manusia, yang merupakan kebutuhannya.
Manusia mungkin tidak bisa hidup tanpa bahan pangan
yang dihasilkan pertanian ini. Manusia bisa mati
kelaparan, tanpa bahan pangan ini. Walaupun ada yang
menyatakan bahwa tidak makan tidak apa-apa yang
penting ada cairan yang masuk pada tubuh. Anggapan
ini tidak seluruhnya bisa di-aminkan. Karena diluar sana
masih banyak yang mati karena kelaparan.

33
Wikipedia

37
Hanya Sebuah Tulisan

Bahan pangan ini juga berpengaruh pada energi


untuk badan kita. Kita tidak bisa bekerja tanpa bahan
pangan ini. Karena bekerja juga harus memiliki energi
atau tenaga. Bekerja juga tiada lain untuk mencari
nafkah juga, yang merupakan ibadah untuk para laki-
laki yang sudah menikah. Bekerja tanpa tenaga
hanyalah hal yang mustahil. Jika ada, itupun akan tidak
terlalu semangat, dan menghasilkan hasil yang tidak
memuaskan.

Maka memang akan ada keterkaitannya pertanian


ini dengan ibadah atau pahala manusia. Karena jika
pertanian menggunakan kacamata islam maka akan
banyak muncul keterkaitannya dengan bagaimana
rosul menyikapi pertanian ini, dalil-dalil al-Qur'an dan
hadits-hadits yang menyingkap bagaimana menyikapi
pertanian ini.
Lalu, bagaimana pertanian ini dalam perspektif
islam?
Dalam perspektif islam, ada banyak hadits-hadits yang
menjelaskan tentang pertanian atau bercocok tanam
ini. Diantaranya :

Dari Jabir bin Abdullah RA, dia bercerita bahwa


Rasulullah Saw bersabda: "Tidaklah seorang Muslim
menanam suatu tanaman melainkan apa yang dimakan

38
Hanya Sebuah Tulisan

dari tanaman itu sebagai sedekah baginya, dan apa yang


dicuri dari tanaman tersebut sebagai sedekah baginya
dan tidaklah kepunyaan seorang itu dikurangi melainkan
menjadi sedekah baginya.34’’

Dari Anas bin Malik RA, Rasulullah Saw bersabda:


"Tidaklah seorang Muslim menanam pohon, tidak
pula menanam tanaman kemudian hasil tanaman
tersebut dimakan oleh burung, manusia atau
binatang melainkan (tanaman tersebut) menjadi
sedekah baginya.35’’

Kedua hadits diatas menunjukan pertanian atau


bercocok tanam itu bukan hanya bermanfaat didunia
saja, namun diakhirat juga. Karena hasilnya bisa
disedekahkan pada manusia lagi, hewan atau makhluk
lainnya. Karena sedekah adalah salah satu kunci pahala,
dan pahala adalah salah satu kunci surga.

Kita kembali pertanyakan pada tujuan hidup ini


adalah apa. Karena dunia ini hanyalah sementara, dan
kita pasti punya tujuan utama. Salah satunya berbuat
baik seperti bersedekah. Karena bekal kita tiada lain

34
HR. Imam Muslim
35
HR. Imam Bukhori

39
Hanya Sebuah Tulisan

adalah amal, bukan harta apalagi keluarga. Rasulullah


bersabda :

ِ ِ َ‫ فَ َْيِجع اثْ ن‬،‫ت ثالثة‬


ُ‫ يَ ْت بَ عُهُ أ َْهلُه‬:‫ان َويَ ْب َقى َم َعهُ َواحد‬ ُ ْ َ ِٰ‫يَ ْت بَ ُع ال َْمي‬
ُ‫ َويَ ْب َقى َع َملُه‬،ُ‫ فَ َ ْْيِج ُع أ َْهلُهُ َوَمالُه‬،ُ‫َوَمالُهُ َو َع َملُه‬
‘’Ada tiga perkara yang mengiringi keberangkatan
mayat; maka yang dua perkara kembali, sedangkan yang
satunya lagi menemaninya. Keluarganya, hartanya, dan
amal perbuatannya mengiringinya; maka kembalilah
keluarga dan hartanya, dan yang tertinggal
(bersamanya) adalah amal perbuatnnya.’’

Pertanian juga merupakan bagaimana sikap kita


menjaga alam. Menjaga alam adalah hal yang wajib
bagi semua manusia, terutama kita sebagai muslim.
Menjaga alam juga adalah bentuk kasih sayang kita
terhadap ciptaan-Nya. Mengenai Menjaga alam, Allah
Berfirman :

ِ ِ ِ ‫ت أَي ِدي الن‬


‫ض‬
َ ‫َاس ليُذي َق ُه ْم بَ ْع‬ ْ ْ َ‫َْبٰ َوالْبَ ْح ِر ِِبَا َك َسب‬
َِ ‫اد ِِف ال‬ ُ‫س‬ َ ‫ظَ َه َر الْ َف‬
‫الَ ِذي َع ِملُوا لَ َعلَ ُه ْم يَ ْرِجعُو َن‬

40
Hanya Sebuah Tulisan

"Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan


karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki
agar mereka merasakan sebagian dari (akibat)
perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang
benar).36
‫ين ِم ْن قَ ْب ُل ْۚ َكا َن‬ َِ ِ
َ ‫ف َكا َن َعاقبَةُ الذ‬ ِ ‫قُ ْل ِسْيُوا ِِف ْاأل َْر‬
َ ‫ض فَانْظُُروا َك ْي‬
ِ
َ ‫أَ ْكثَ ُر ُه ْم ُم ْش ِرك‬
‫ْي‬

Katakanlah (Muhammad), “ Bepergianlah di bumi lalu


lihatlah bagaimana kesudahan orang-orang dahulu.
Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang
mempersekutukan (Allah). 37

Kedua ayat diatas, menjelaskan bahwa Allah


menciptakan Alam semesta tiada lain untuk manusia
itu sendiri. Manusia bisa mengambil manfaat darinya,
mengolahnya. Setelah memanfaatkan dan
mengolahnya manusia bisa menyedekahkannya
sebagai bekal nanti diakhirat.

36
QS. Ar-Rum [30] : 41
37
QS. Ar-Rum [30]: 42

41
Hanya Sebuah Tulisan

Namun manusia terkadang salah menyikapinya.


Manusia bersikap tamak, rakus terhadap alam-Nya.
Mereka menghancurkannya untuk membangun
rumah, hotel, dan gedung-gedung tinggi lainnya. Tiada
lain itu semua untuk kepentingan mereka sendiri,
untuk kekayaan mereka sendiri. Kekayaan yang
harusnya jadi jalan untuk memperbanyak bekal nanti
diakhirat, malah kekayaan menjadikan mereka lalai.
Lupa terhadap Tuhan-Nya yang memberi kekayaan itu
sendiri. Kekayaan seperti ini membuat mereka semakin
lupa apa tujuan hidup mereka sebenarnya. Mereka
semakin saja mencintai dunia. Padahal dunia hanyalah
tempat persiapan bekal untuk nanti diakhirat. Pada
hakikatnya dunia itu bukan tempat tinggal, melainkan
tempat untuk ditinggalkan.
Allah Swt. Berfirman :

ْۢ ۡ ۡ
ۡ
‫ٱلدن يَا لَعِب َوَْلو َوِزينَة َوتَ َفا ُخ ُر بَ ۡي نَ ُك ۡم َوتَ َكاثُر ِِف‬ ُّ ُ‫ۡٱعلَ ُمٓواْ أَََّنَا ٱْلَيَ هوة‬
ۡ ۡ ‫هل و ۡٱأل َۡوهل اِد كمث ِل غ‬
‫يج فَ َََتىه ُه‬ ِ
‫ه‬ ‫ي‬
َ ‫ُث‬
َُ ‫ۥ‬‫ه‬
ُ ‫ت‬
ُ ‫ا‬َ‫ب‬ ‫ن‬
َ ‫ار‬‫ف‬َ ‫ك‬
ُ ‫ٱل‬ ‫ب‬ ‫ج‬
َ
ۡ
‫َع‬ ‫أ‬ ‫ث‬ ‫ي‬ َ َ َ َ ِ‫ۡٱأل َۡمو‬
ُ َ َ َ َ َ
ۡ ۡ ‫ا‬
َِ ‫م ۡص َفرا ُثَُ ي ُكو ُن ح هطَما وِِف ٱألٓ ِخرِة َع َذاب َش ِديدومغ ِفرة ِمن‬
‫ٱّلل‬ َ ٰ َ ََ َ َ ُ َ ٰ ُ
ۡ ۡ ۡ ۡ
‫ٱلدن يَآ إَِل َم هتَ ُع ٱلغُُرور‬
ُّ ُ‫َوِرض َوهن َوَما ٱْلَيَ هوة‬

42
Hanya Sebuah Tulisan

‘’Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia itu


hanyalah permainan dan sendagurauan, perhiasan dan
saling berbangga di antara kamu serta berlomba dalam
kekayaan dan anak keturunan, seperti hujan yang tanam-
tanamannya mengagumkan para petani; kemudian
(tanaman) itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya
kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti)
ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta
keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia tidak lain hanyalah
kesenangan yang palsu. 38

Manusia sendiri yang telah menghilangkan


manfaat dari Alam. Mereka bersikap tamak dan rakus
yang berdampakkan bencana alam itu sendiri. Manusia
menganggap bahwa alam tidak bisa membalas
kerakusan dan ketamakan mereka. Padahal alam
bertindak dengan adanya bencana alamnya. Ini adalah
sebuah balasan dari alam terhadap manusia yang
dzalim, yang salah menggunakan alam-Nya. Ibaratnya
mereka marah terhadap manusia yang rakus dan tamak
itu. Allah Berfirman :

38
QS. Al-Hadid [57] : 20

43
Hanya Sebuah Tulisan

‫صالَ ِح َها َوا ْدعُوهُ َخ ْوفاً َوطَ َمعاً إِ َن‬ ْ ِ‫ض بَ ْع َد إ‬ ِ ‫َولَ تُ ْف ِس ُدواْ ِِف األ َْر‬
ِٰ ‫) َو ُه َو الَ ِذي يُ ْر ِس ُل‬56( ‫اّلل قَ ِريب ِٰم َن ال ُْم ْح ِسنِْي‬
‫الرََي َح‬ ِٰ ‫ت‬ َ َ‫َر ْْح‬
‫ت َس َحاابً ثَِقالً ُس ْقنَاهُ لِبَ لَد َميِٰت‬ ْ َ‫ْي يَ َد ْي َر ْْحَتِ ِه َح ََّت إِذَا أَقَ ل‬َ ْ َ‫بُ ْشراً ب‬
‫ْموتَى‬ َ ِ‫ات َك َذل‬ ِ ‫فَأَنزلْنَا بِ ِه الْماء فَأَ ْخر ْجنَا بِ ِه ِمن ُك ِل الثَمر‬
ْ ‫ِج ال‬ ُ ‫ك ُُنْر‬ ََ ٰ َ َ َ
‫ج نَبَاتُهُ ِبِِ ْذ ِن َربِِٰه َوالَ ِذي‬ َِ
ُ ٰ‫) َوالْبَ لَ ُد الطي‬57( ‫لَ َعل ُك ْم تَ َذَك ُرون‬
ُ ‫ب َُيْ ُر‬ َ
‫ت لِ َق ْوم‬
ِ ‫ف اآلَي‬
َ ُ ‫ص ِٰر‬ َ ُ‫ك ن‬ َ ِ‫ج إِلَ نَ ِكداً َك َذل‬ ُ ‫ث لَ َُيْ ُر‬ َ ُ‫َخب‬
)58(‫يَ ْش ُك ُرون‬

"Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah


(diciptakan) dengan baik. Berdo’alah kepada-Nya
dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya
rahmat Allah sangat dekat kepada orang yang berbuat
kebaikan. (56) Dialah yang meniupkan angina sebagai
pembawa kabar gembira, mendahului kedatangan
rahmat-Nya (hujan), sehingga apabila angina itu
membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah
yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu.
Kemudian kami tumbuhkan dengan hujan itu berbagai
macam buah-buahan. Seperti itulah Kami
membangkitkan orang yang telah mati, mudah-
mudahan kamu mengambil pelajaran. (57) Dan tanah
yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan

44
Hanya Sebuah Tulisan

izin Tuhan, dan tanah yang buruk, tanaman-tanamannya


tumbuh merana. Demikianlah Kami menjelaskan
berulang-ulang tanda-tanda (kebesaran Kami) bagi
orang-orang yang bersyukur." (58)39

Maka dari itu, kita harus kembalikan tujuan Allah


mengapa menciptakan Alam. Tiada lain untuk manusia
itu sendiri. Mari kita manfaatkan pertanian ini sebagai
jalan untuk menyambung kehidupan. Dan kita hidup
tiada lain untuk beribadah kepada-Nya, dan beribadah
tiada lain untuk amal kita sendiri, dan yang memasukan
kita ketempat yang dimimpikan yaitu Surga itu tiada
lain amal kita sendiri. Jadikanlah Akhirat sebagai tujuan,
maka dunia akan menghampiri. Namun jangan
menjadikan dunia sebagai tujuan dengan
menggunakan jalan akhirat, karena ini adalah celaka
besar bagi manusia.

39
Qs. Al-A’raf [7] :56-58

45
Hanya Sebuah Tulisan

MENELUSURI JEJAK PARA ULAMA

(1)
Meneladani Hebat Para Ulama Salaf

Ulama adalah sederetan orang mulia yang


menjadi teladan bagi umatnya. Tidak hanya itu, Ulama
juga adalah pewaris para Nabi Saw., merekalah yang
menuntun umatnya menuju ridho-Nya, rahmat-Nya
juga surga-Nya. Perlu diingat juga, Ulama bukanlah
sekedar laki-laki tua yang berjenggot, bersorban serta
berbaju gamis. Tetapi Ulama mempunyai karakteristik
utama tersendiri, yaitu takut kepada Allah Swt.40

Meneladani mereka bukanlah hal yang mudah.


Banyak usaha yang harus diperjuangkan, lelah yang
dirasakan, juga melewati rintangan. Banyak asumsi,
bahwa menjadi seperti mereka yang cerdas dan

40
Q.S Al-Fathir, [35] : 28

46
Hanya Sebuah Tulisan

berprestasi itu harus mempunyai IQ tinggi. Padahal


tidak, cerdas dan berprestasi itu bukan semata-mata
bawaan lahir dan harus mempunyai IQ tinggi. Asumsi
seperti ini tidak bisa diaminkan seluruhnya, karena
menurut Zainul Achyar dalam bukunya, menjelaskan
bahwa Peranan IQ itu hanya 1% dalam menunjang
keberhasilan seseorang, adapun yang 99% itu adalah
kemauan dan kerja keras. Serta tekad, ketekunan, do'a,
dan kegigihan mereka dalam berusaha. 41

Seperti Imam Syafi'I (767-820 M), yang selalu


semangat belajar, walaupun dalam keadaan yang
miskin. Sampai ia menulis pelajaran diatas tulang-
tulang yang ia temukan dijalanan.

Seperti Ahmad bin Hanbal (780-855 M), yang


mengililingi dunia dua kali, demi mencari Ilmu.

Seperti Hammam bin al-Haris, yang berdoa agar


disedikitkan waktu tidurnya, agar bisa lebih lama
beribadah kepada Allah.

Seperti Said bin al-Musayyab (636-715 M), yang


melakukan perjalanan jauh, hanya ingin mendapatkan
satu hadits.

41
Zainul Achyar, Kebiasaan-Kebiasaan dan Karakter-Karakter Hebat
Para Imam Salaf, (Yogyakarta : Noktah, 2019), hal.6

47
Hanya Sebuah Tulisan

Seperti Amir bin Abdul Qais (w.104 H), yang


diajak oleh orang-orang malas untuk berkumpul.
Namun amir menolaknya dan menyuruh agar matahari
berhenti, agar ia bisa berkumpul bersamanya.

Seperti Imam an-Nawawi (1815-1897 M), yang


ketika waktu kecilnya tidak ingin main seperti anak
kecil lainnya. Karena ingin menbereskan hafalan Al-
Qurannya.

48
Hanya Sebuah Tulisan

(2)
Sekilas Biografi Imam An-Nawawi

Nama lengkap Iman an-Nawawi ialah Yahya Bin


Syaraf Bin Murri Bin Hasan Bin Husain Bin Muhammad
Bin Jum’ah Bin Hizam An-Nawawi. Ia dilahirkan di
daerah Nawa, diwilayah Hauran, selatan Damaskus,
pada bulan Muharram tahun 631 H. Wafat pada 24
Rajab 676 H pada usia 46.

Iman an-Nawawi dikenal sebagai pakar ilmu fiqh


dan hadits. Beliau men-syarah kitab Shahih Muslim,
yaitu Syarah Shahih muslim. Di bidang ilmu fiqh beliau
menulis kitab yang monumental, yaitu Al-majmu’
(syarah kitab muhadzdzab), yang menjadi kitab induk
dimadzhab Syafi’i. Selain itu, beliau menulis juga
beberapa kitab yang sampai sekarang masih menjadi
rujukan di era millennial ini, seperti Riyadsuh Shalihin,
Hadits Arba’in, At-Tibyan fi Adab Hamalatil Qur’an,
Bustanul arifin, Al-adzkar, dan kitab lainnya.

Sejak kecil, Iman an-Nawawi hari harinya sibuk


dengan menghafal Al-Qur’an. Karena itu beliau jarang
bermain dengan teman sebayanya, beliau lebih suka
mengahafal Al-Qur’an daripada bermain dengan teman
sebayanya.

49
Hanya Sebuah Tulisan

Sejak remaja, Iman an-Nawawi diajak oleh sang


ayah ke damaskus untuk belajar kepada para ulama
disana. Guru pertamanya adalah Syeikh Farkah di
halaqah mufti syam. Pada tahun pertama menimba
ilmu di Damaskus (649 H), Iman an-Nawawi berhasil
menghafalkan kitab At-Tanbih, yang merupakan kitab
fiqh madzhab Syafi’I karya Imam Ibnu Ishaq asy-
Syaizari, hanya dalam waktu 4 setengah bulan. Pada
tahun itu juga, ia menghafalkan seperempat awal kitab
al-muhadzdzab yang merupakan karya asy-Syaizari
juga.

Hari-harinya juga beliau habiskan dengan belajar,


menulis, dan membaca. Dimalam harinya, beliau jarang
sekali tidur normal seperti orang kebanyakan.
Waktunya lebih banyak dihabiskan untuk beribadah
dan belajar. Beliau tidur jika benar benar mengantuk.
Setiap harinya beliau belajar 12 jenis pelajaran yang
berbeda. Maka tak heran, beliau dulu menjadi sosok
ulama yang terkenal, juga kitab-kitabnya yang sampai
sekarang masih menjadi rujukan.

50
Hanya Sebuah Tulisan

(3)
Sekilas Biografi Imam Ibnul Jauzi
Nama lengkapnya adalah Abdurrahman Bin Abil
Hasan Ali Bin Muhammad Bin Ubaidillah al-Quraisy. Ia
lahir di darbu habib (Baghdad) pada tahun 510 H. Ada
yang berpendapat bahwa ia lahir pada tahun 507 dan
509 H, namun yang pertamalah yang disepakati.

Imam Ibnul Jauzi adalah seorang yatim. Ia


ditinggal ayahnya ketika ia masih kecil yaitu pada umur
tiga tahun. Ketika masih kecil, ia terbiasa memungut
sisa-sisa roti kering, lalu duduk dipinggir sungai Isa
Baghdad. Karena roti itu kering, tentunya ia
memakannya dengan dibarengi air. Lalu ia berangkat
mencari ilmu.

Imam Ibnul Jauzi dalam mencari ilmunya ia


penuh dengan penderitaan dan kesulitan. Tentunya
membuat Imam Ibnul Jauzi untuk harus tetap bersabar.
Ia pernah berkata :”Sungguh, dalam perjalanan mencari
ilmu, banyak sekali kesulitan yang aku hadapi. Namun,
semua itu aku rasakan lebih manis daripada madu.
Naluriku tidak bisa menyembunyikan kegembiraan
dalam menuntut ilmu itu, meskipun secara lahir orang
melihatmya cukup menderita. Aku sudah cukup

51
Hanya Sebuah Tulisan

bersyukur dengan keadaaku. Dan benar, akhirnya jerih


payah ini membuahkan pengetahuan luas. Aku dikenal
sebagai orang yang banyak menghafal hadits Rasulullah
Saw., riwayat keadaan beliau, para sahabat, dan tabi’in”.

Imam Ibnul Jauzi juga mengisahkan bahwa ia


tdak pernah kenyang membaca buku. Jika ia melihat
kitab yang belum ia baca, seolah-seolah ia melihat harta
karun. Ia pernah membaca 20.000 jilid buku lebih, dan
teus membaca hingga akhir hayatnya. Dengan kitab-
kitab itu ia dapat mengetahui sejarah para ulama salaf,
cita-cita mereka yang tinggi, hafalan mereka yang luar
biasa, ketekunan ibadah mereka, dan ilmu mereka yang
menakjubkan. Menurut ia semua itu jelas tidak
mungkin diketahui oleh orang-orang yag malas
membaca.42

42
Referensi : Buku Kebiasaan-kebiasaan dan karakter hebat para
imam salaf, Karya Moch. Zainul Achyar, Yogyakarta, Noktah.

52
Hanya Sebuah Tulisan

53
Hanya Sebuah Tulisan

MENGENAL AL-QUR’AN LEBIH DALAM

(1)
Al-Qur’an adalah Wahyu

Sebagaimana yang telah diketahui, bahwa kitab


itu ada empat, yaitu (1) Injil, (2) Taurat , (3) Zabur & (4)
al-Qur’an. Kitab Injil diturunkan kepada Nabi Isa As,
Kitab Taurat diturunkan kepada Nabi Musa As, Kitab
Zabur diturunkan kepada Nabi Dawud As, dan Kitab al-
Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw.
Titik pembahasan pada tulisan ini adalah al-
Qur’an. Perlu ditegaskan, bahwa al-Qur’anitu adalah
Wahyu Allah swt. yang diturunkan kepada Nabi melalui
perantara Malaikat Jibril.
Definisi Wahyu Secara Bahasa

54
Hanya Sebuah Tulisan

Wahyu menurut Bahasa adalah Informasi


rahasia, Isyarat/Tulisan atau makna (pemahaman) yang
sampai kepada jiwa.43

ً‫اب فَاَ ْو هٓحى اِلَْي ِه ْم اَ ْن َسبِٰ ُح ْوا بُ ْك َرة‬


ِ ‫فَ َخر َج َع هلى قَ ْوِمه ِم َن ال ِْم ْحر‬
َ َ
‫َو َع ِشيا‬
Maka dia keluar dari mihrab menuju kaumnya, lalu dia
memberi isyarat kepada mereka; bertasbihlah kamu
pada waktu pagi dan petang. 44
Definisi Wahyu Secara Istilah
Wahyu menurut Istilah adalah Firman Allah yang
diturunkan kepada salah satu Nabi-Nya mengenai
hukum syar'i atau yang lainnya45
Wahyu Perspektif Islam
Dalam perspektif Islam, wahyu itu sifatnya
Metahistoris, artinya wahyu terlahir dari ruang kosong,
tidak ada sejarahnya, tidak ada bacaan-bacaan yang
mengikatnya.46 Wahyu dalam perspektif Islam pun,

43
Fahd ibn Abdurrahman ibn Sulaiman ar-Rumi, Dirasat fi 'Ulum al-
Qur'an al-Karim, hal. 191

44
QS. Maryam [19] : 11
45
Ibid hal. 194-195
46
Nashruddin Syarief, Menangkal Virus Islam Liberal, (Bandung :
Persis Pers, 2013), hal.151

55
Hanya Sebuah Tulisan

pernah dijelaskan oleh Dr. Nashurddin dalam


tulisannya, ia menjelaskan :
“Wahyu adalah tanzil/munazzal; diturunkan langsung.
Artinya, apa yang diterima Nabi adalah murni sebagai
firman Allah swt secara utuh. Tidak terkandung di
dalamnya penafsiran dan pengalihan bahasa oleh
malaikat atau oleh Nabi sendiri. Dari Allah swt-nya sudah
berbahasa Arab, bukan dialihbahasakan ke dalam
bahasa Arab oleh Nabi saw. Oleh karenanya teks al-
Qur`an, walau bagaimanapun, tidak akan sama dengan
teks buatan penyair, ataupun jampi-jampi paranormal.”
Wahyu Perspektif Barat
Berbeda dengan Wahyu Perspektif Barat, Dr.
Nashruddin Menjelaskan :
“Wahyu sebagai identitas utama agama Islam dipahami
oleh sarjana Barat sebagaimana halnya wahyu dalam
agama Kristen, yakni bukan sebagai firman Tuhan yang
utuh diturunkan kepada Nabi, melainkan
diinterpretasikan oleh Nabi, diinterpretasikan juga oleh
murid-muridnya, lalu dituliskan sebagai teks
manusiawi”.
Kemudian beliau mengutip dari bukunya M.
Rasjidi, Koreksi terhadap Dr. Harun Nasution, hlm. 28-29,
bahwa William Sanday dari Universitas Oxford sejak
tahun 1983, pernah berkata :

56
Hanya Sebuah Tulisan

“Yang diwahyukan Tuhan itu bukan kalimat-kalimatnya,


tetapi inspirasinya yang kemudian diinterpretasikan oleh
penulis-penulis Bibel sehingga menjadi Bibel seperti yang
sekarang”.47
Tentunya, wahyu perspektif barat ini tidak
dapat sama sekali dibenarkan. Mau bagaimanapun
juga, al-Qur’an tetap adalah wahyu Allah, Kalam Allah.
Mereka berpendapat seperti itu, karena memang
mereka selalu menganggap bahwa kebenaran itu harus
intuitif, logis, dan empiris. Padahal kalam Allah tidak
dapat diakui oleh akal sepenuhnya, karena sejatinya
akal manusia itu terbatas, sedangkan Ilmu Allah itu tak
terbatas.
Banyak sarjana Barat yang menyatakan bahwa
al-Qur’an itu tidak utuh karena tidak ada bukti
empirisnya, maka Dr. Nashruddin Syarief mengutip
perkataan Prof. Wan Mohd Nor Wan Daud dalam
bukunya; The Concept of Knowledge in Islam and its
Implication for Education in a Developing Country, terj.
Munir, Konsep Pengetahuan dalam Islam, Bandung:
Pustaka, 1997, hlm. 1-4. Dr. Nashruddin menjelaskan :
“Lebih lanjut, Wan Daud mengutarakan enam
argumentasi untuk membuktikan bahwa al-Qur`an
benar-benar sebagai firman/wahyu Allah swt:

47
Dr. Nashruddin Syarief, dalam tulisannya : Konsep Wahyu Islam vs
Barat

57
Hanya Sebuah Tulisan

Pertama, al-Qur`an sendiri menantang orang-


orang yang ragu tentang sumber ketuhanannya di enam
tempat untuk membuat karya tandingannya.48 Terbukti
dengan jelas bahwa dari sejak zaman Nabi Muhammad
saw sampai sekarang tidak ada satu pun manusia yang
bisa membuat karya tandingan untuk al-Qur`an.
Ketidakmungkinan al-Qur`an untuk ditiru ini merupakan
bukti ilmiah bahwa al-Qur`an bukan karya manusia,
melainkan firman Tuhan semesta alam.
Kedua, asumsi bahwa al-Qur`an merupakan
produk sastra Muhammad saw adalah tidak benar,
disebabkan Muhammad saw bukanlah seseorang yang
bisa membaca dan menulis, terlebih menggubah sebuah
karya sastra atau sya’ir. Muhammad saw juga sudah
dikenal di kalangan penduduk Makkah sebagai orang
yang terpercaya (al-amîn), bukan seorang pembohong.
Fakta bahwa sebuah karya sastra tidak terlalu berbeda
dengan ekspresi kebahasaan keseharian seorang
pembuatnya, juga tidak ditemukan pada Muhammad
saw. Sebab sangat jelas sekali berbeda antara apa yang
diungkapkan Muhammad saw dalam bahasa keseharian
dengan lafazh-lafazh yang ada dalam al-Qur`an.
Ketiga, Nabi saw terbukti selalu mengagungkan
bacaan al-Qur`an dengan isti’âdzat (membaca A’ûdzu bil-
‘Llâh minas-syaitânir-rajîm) sebelum membacanya,

48
QS. al-Baqarah [2] : 23, an-Nisa` [4] : 82, Yunus [10] : 38, Hud [11]
: 13-14, Al-Isra` [17] : 88, At-Thur [52] : 33-34

58
Hanya Sebuah Tulisan

sesuatu yang tidak dilakukannya untuk ucapannya yang


selain al-Qur`an. Nabi saw juga selalu mengulang-ulang
membacanya, baik di waktu siang di saat senggang
ataupun di sebagian besar waktu malamnya. Kalau
memang al-Qur`an itu ucapannya sendiri, tentu Nabi saw
tidak akan mengulang-ulang membacanya dengan niat
memohon petunjuk dan kekuatan.
Keempat, tema-tema yang terputus-putus dan
beragam masih menjadi sifat ayat-ayat yang konsisten
dan utuh yang, sejak awal sekali, dipahami sesuai dengan
konteks sosio-historis ayat-ayat tertentu, adalah bukti
bahwa al-Qur`an tidak dapat dikuasai oleh pikiran
manusia. Terlebih pada faktanya banyak ayat-ayat yang
menyoroti tentang alam dan ilmu pengetahuan yang
baru ditemukan bukti penguatnya pada abad modern ini,
dan sama sekali tidak mungkin terpikirkan oleh manusia
di zaman al-Qur`an turun

Kelima, terdapat beberapa ayat yang menegur


kekeliruan Nabi Muhammad saw (Misalnya ketika Nabi
saw mengabaikan seorang yang buta, beliau ditegur dengan
QS. Abasa [80]) dan dalam hal lain memperingatkannya
untuk tidak mengubah-ubah firman Allah swt. (Misalnya
QS. Al-Isra` [17] : 73-75 dan al-Haqqah [69] : 44-47). Ini
menjadi bukti yang kuat bahwa al-Qur`an bukan buatan
Nabi Muhammad saw, sebab tidak mungkin seorang
pengarang sastra menegur dan memperingatkan dirinya
sendiri.

59
Hanya Sebuah Tulisan

Keenam, al-Qur`an melibatkan semua kalangan


kaum Muslimin untuk berinteraksi dengannya, mulai dari
membaca, menghafal dan mengkajinya, meskipun
banyak di antara mereka yang tidak menguasai bahasa
Arab. Ini menjadi bukti bahwa al-Qur`an bukan bacaan
biasa, melainkan bacaan yang diturunkan dari Allah
swt.49
Penegasan al-Qur'an : Al-Qur'an adalah Wahyu
ِ
ِ ‫ض ْاألَقَا ِو‬
‫يل‬ َ ‫) َولَ ْو تَ َق َو َل َعلَْي نَا بَ ْع‬43( ‫ْي‬ َ ‫ب ال َْعالَ ِم‬ ِٰ ‫تَ ْن ِزيل م ْن َر‬
ِ ِ ‫) َألَ َخ ْذ ََن ِم ْنهُ ِابلْيَ ِم‬44(
)46( ‫ْي‬ َ ِ‫) ُثَُ لَ َقطَ ْعنَا م ْنهُ ال َْوت‬45( ‫ْي‬
ِ ِ ِ
(47)‫ين‬ َ ‫َحد َع ْنهُ َحاج ِز‬ َ ‫فَ َما م ْن ُك ْم م ْن أ‬
Ia (Al-Qur'an) adalah wahyu yang diturunkan dari Tuhan
seluruh alam. Dan sekiranya dia (Muhammad) mengada-
adakan sebagian perkataan atas (nama) Kami, pasti
Kami pegang dia pada tangan kanannya. Kemudian
Kami potong pembuluh jantungnya. Maka tidak seorang
pun dari kamu yang dapat menghalangi (Kami untuk
menghukumnya).50

49
Dr. Nashruddin Syarief, dalam tulisannya : Konsep Islam Agama
Wahyu
50
QS. Al-Haqqah [69] : 43-47

60
Hanya Sebuah Tulisan

ِ ُّ ‫) نَ َز َل بِ ِه‬192( ‫ْي‬
)193( ‫ْي‬
ُ ‫وح ْاألَم‬ ُ ‫الر‬ َ ‫ب ال َْعالَ ِم‬
ِٰ ‫يل َر‬ ِ
ُ ‫َوإنَهُ لَتَ نْ ِز‬
ِِ ِ ِ ِ َ ِ‫َعلَى قَ لْب‬
‫سان َع َرِ ٰب‬َ ‫) بل‬194( ‫ين‬ َ ‫ك لتَ ُكو َن م َن ال ُْمنْذ ِر‬
(195)‫ُمبِْي‬
Dan sungguh, (Al-Qur'an) ini benar-benar diturunkan
oleh Tuhan seluruh alam, Yang dibawa turun oleh ar-
Ruh al-Amin (Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad)
agar engkau termasuk orang yang memberi
peringatan, dengan bahasa Arab yang jelas.51

51
QS. As-Syu'ara [26] : 192-195

61
Hanya Sebuah Tulisan

(2)
Sejarah Kodifikasi Al-Qur’an
Kodifikasi atau pengumpulan al-Qur’an itu terbagi
menjadi tiga zaman, yang pertama adalah zaman Nabi
Muhammad Saw. Kemudian yang kedua adalah zaman
Khalifah Abu Bakar, kemudian yang ketiga adalah
zaman Utsman Bin Affan.

a. Zaman Nabi Muhammad Saw.

Pada zaman ini, al-Qur’andikumpulkan melalui


hafalan dan tulisan. Pengumpulan al-Qur’andengan
hafalan ada dalam beberapa riwayat, antara lain :

}‫ك لِتَ ْع َج َل بِ ِه‬ ِ ِِ ِِ


َ َ‫سان‬ َ ‫ {لَ ُُتَِٰر ْك به ل‬:‫َع ِن ابْ ِن َعبَاس ِِف قَ ْوله تَ َع َال‬
ِ ِ َِ ‫ول‬
ُ ‫صلَى هللاُ َعلَْيه َو َسلَ َم يُ َعال‬
‫ج‬ َ ‫اّلل‬ ُ ‫ َكا َن َر ُس‬:‫ال‬ َ َ‫] ق‬16 :‫[القيامة‬
‫ فَأ َََن‬:‫ال ابْ ُن َعبَاس‬ َ ‫ فَ َق‬- ‫ َوَكا َن ِِمَا ُُيَ ِٰر ُك َش َفتَ ْي ِه‬،‫يل ِش َد ًة‬ِ ‫ِم َن التَ ْن ِز‬
،‫صلَى هللاُ َعلَْي ِه َو َسلَ َم ُُيَ ِٰرُك ُه َما‬ َِ ‫ول‬ ُ ‫ُح ِٰرُك ُه َما لَ ُك ْم َك َما َكا َن َر ُس‬
َ ‫اّلل‬ َ‫أ‬

‫ فَ َح َر َك‬،‫ت ابْ َن َعبَاس ُُيَ ِٰرُك ُه َما‬ ُ ْ‫ُح ِٰرُك ُه َما َك َما َرأَي‬ ِ َ َ‫وق‬
َ ‫ أ َََن أ‬:‫ال َسعيد‬ َ
‫ك لِتَ ْع َج َل بِ ِه إِ َن َعلَْي نَا‬
َ َ‫سان‬ ِ ِِ
َ ‫ {لَ ُُتَِٰر ْك به ل‬:‫اّللُ تَ َع َال‬ َ ‫ فَأَنْ َز َل‬- ‫َش َفتَ ْي ِه‬
َ ‫ك ِِف‬
:ُ‫ص ْد ِر َك َوتَ ْق َرأَه‬ َ َ‫ َجَْعُهُ ل‬:‫ال‬
َ َ‫] ق‬17 :‫َجَْ َعهُ َوقُ ْرآنَهُ} [القيامة‬

62
Hanya Sebuah Tulisan

ُ‫استَ ِم ْع لَه‬
ْ َ‫ ف‬:‫ال‬ َ َ‫] ق‬18 :‫{فَِإذَا قَ َرأْ ََنهُ فَاتَبِ ْع قُ ْرآنَهُ} [القيامة‬
:‫ت‬ ْ ‫ص‬ِ ْ‫وأَن‬
َ
‫ فَ َكا َن‬،ُ‫] ُثَُ إِ َن َعلَْي نَا أَ ْن تَ ْق َرأَه‬19 :‫{ُثَُ إِ َن َعلَْي نَا بَيَانَهُ} [القيامة‬
ِ ِ َ ِ‫صلَى هللاُ َعلَْي ِه َو َسلَم بَ ْع َد ذَل‬ َِ ‫ول‬
‫استَ َم َع‬
ْ ‫يل‬ ُ ‫ك إذَا أ َََتهُ ج َِْب‬ َ َ ‫اّلل‬ ُ ‫َر ُس‬
ُ‫صلَى هللاُ َعلَْي ِه َو َسلَ َم َك َما قَ َرأَه‬َ ‫َِب‬ُّ ِ‫فَِإ َذا انْطَلَ َق ِج َِْبيلُ قَ َرأَهُ الن‬
Dari Ibnu Abbas mengenai firman Allah: Janganlah kamu
gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al-Qur’ankarena
hendak cepat-cepat (menguasai)-nya. (QS Al-Qiyamah;
16) yang menceritakan bahwa Rasulullah saw. itu
keinginannya sangat kuat untuk menghafalkan wahyu
yang turun sambil menggerak-gerakkan kedua bibir
beliau.” Ibnu ‘Abbas bercerita: “Aku akan
mengerakkan kedua bibirku (untuk membacakannya)
kepada kalian sebagaimana Rasulullah lakukan.”

Said berkata: “Aku akan menggerakkan kedua bibirku


(untuk membacakannya) kepada kalian sebagaimana
aku melihat Ibnu ‘Abbas melakukannya. Nabi pun
menggerakkan kedua bibirnya sampai Allah pun
menurunkan wahyu, “Janganlah kamu gerakkan
lidahmu untuk (membaca) Al-Qur’ankarena hendak
cepat-cepat (menguasai)-nya. Biarkan Aku yang
membuatmu hafal dan pandai membacanya.” (QS Al-
Qiyamah; 16-17). Maksudnya Allah menghimpun wahyu

63
Hanya Sebuah Tulisan

itu di hatimu (Muhammad) dan kamu mampu


membacanya. “Apabila Kami telah selesai
membacakannya maka ikutilah bacaannya itu.” (QS Al-
Qiyamah; 18). Maksud firman itu dengarkan dan
perhatikanlah.

“Kemudian, sesungguhnya atas tanggungan Kamilah


penjelasannya” (QS Al-Qiyamah; 19). Maksud firman ini,
Kewajiban Kamilah untuk membacakannya.” Setelah
turun wahyu ini, setiap kali Jibril datang, Nabi fokus
mendengarkan. Ketika Jibril pergi, Nabi pun membaca
Al-Qur’ansebagaimana Jibril lakukan. 52

Adapun pengumpulan al-Qur’an melalui tulisan,


ada juga dala beberapa riwayat, antara lain :

‫صلَى هللاُ َعلَْي ِه َو َسلَ َم‬ ِ َ ‫ أَ َن رس‬،‫َعن أَِب س ِعيد ا ْْلُ ْد ِر ِي‬
َ ‫ول هللا‬ َُ ٰ َ ْ
ِ ‫ ومن َكتَب َع ِّٰن غَ ْْي الْ ُقر‬،‫ " َل تَ ْكتُ بوا َع ِّٰن‬:‫ال‬
‫آن‬ َ َ‫ق‬
ْ َ َ ْ ََ ُ
ِ
‫ال‬
َ َ‫ ق‬- ‫ب َعلَ َي‬ َ ‫ َوَم ْن َك َذ‬،‫ َوَل َح َر َج‬،‫ َو َح ٰدثُوا َع ِّٰن‬،ُ‫فَ لْيَ ْم ُحه‬
‫ ُمتَ َع ِٰم ًدا فَ لْيَ تَ بَ َوأْ َم ْق َع َدهُ ِم َن النَا ِر‬- ‫ال‬
َ َ‫َح ِسبُهُ ق‬
ْ ‫ أ‬:‫ََهَام‬

Dari Said al-Kuhdriy, Bahwasannya Rasulullah Saw.


bersabda : “Janganlah kalian menulis dariku,
52
Shahih al-Bukhori kitab bad’il wahyi Bab kaifa kaana bad’ul wahyi
ila Rasulillah. No. 5, Hal. 7

64
Hanya Sebuah Tulisan

barangsiapa yang menulis dariku selain al-


Qur’anhendaklah hapus. Sampaikan dariku, tidak apa-
apa. Barangsiapa yang berdusta atas namaku -Hamman
rawi) berkata : aku mengira qala : Berkata (bukan
berdusta)- secara sengaja maka bersiaplah tempatnya di
neraka.”53

‫ كنا عند رسول هللا صلى‬: ‫عن زيد بن ًثبت قال‬


‫هللا عليه و سلم نؤلف القرآن من الرقاع‬

Dari Zaid ibnu Tsabit, ia berkata : “Dulu kami menyusun


al-Qur’andisamping Rasulullah Saw. dari lembaran
kulit/daun.”54

‫ فكان إذا نزل عليه الشيء‬... : ‫فقال عثمان‬


‫دعا بعض من كان يكتب فيقول ضعوا هؤلء اآلَيت ِف‬
‫السورة اليت يذكر فيها كذا وكذا وإذا نزلت عليه اآلية‬

53
Shahih Muslim bab at-tsabaut fi al-Hadits wa kitabah al-ilm, No.
3004.
54
Shahih at-Tirmidzi kitab al-Manaqib Bab fi fadli as-Syam wa al-
Yaman, No. 3954.

65
Hanya Sebuah Tulisan

‫فيقول ضعوا هذه اآلية ِف السورة اليت يذكر فيها كذا‬


‫وكذا‬

‘Utsman berkata : ... apabila turun wahyu beliau


memanggil sebagian sekretarisnya sambil bersabda :
“letakanlah ayat-ayat ini dalam surat yang menyebutkan
ini dan itu”. Dan apabila turun kepadanya satu ayat,
beliau bersabda : “Letakanlah ayat ini dalam surat yang
menyebutkan ini dan itu.”55

Dari hadits-hadits diatas, dapat diketahui, bahwa


dulu al-Qur’anitu ditulis bukan diatas kertas seperti
zaman sekarang, melainkan ditulis diatas dedaunan,
pelepah kurma , kulit-kulit hewan dan batu-batu yang
tipis.

b. Zaman Khalifah Abu Bakar ash-Shidiq

Pada zaman ini, Dr. Nashruddin Syarief mengutip


perkataan Ibnu Hajar dalam kitabnya Fath al-Bari, hlm.
22 :

“Kodifikasi al-Qur’an pada masa ini adalah


kodifikasi al-Qur’anke dalam shuhuf : lembaran-
lembaran daun yang tidak terikat (belum dibukukan).
55
Sunan at-Tirmidzi, Kitab Tafsir al-Qur’an Bab Surat at-Taubah, No.
3086.

66
Hanya Sebuah Tulisan

Surat-surat belum tersusun rapi seperti sekarang,


walau semua ayat dalam masing-masing suratnya
sudah disusun secara rapi sebagaimana diarahkan
Rasul saw di periode/zaman sebelumnya.”56

Pengumpulan al-Qur’an di zaman ini digelar


karena ada beberapa sebab, salah satunya adalah
meninggalnya para penghafal al-Qur’andi Perang
Yamamah. Sehingga ditakutkan hilangnya al-Qur’an,
maka Abu Bakar yang saat itu menjadi Khalifah
memutuskan untuk mengadakan Kembali
pengumpulan al-Qur’anini.

‫ال أ َْر َس َل‬ َ َ‫اّللُ َع ْنهُ ق‬َ ‫ض َي‬ ِ ‫اق أَ َن َزيْ َد بْن ًَثبِت ر‬
َ َ
ِ َ‫سب‬ َ ‫َع ْن عُبَ ْي ِد بْ ِن ال‬
‫ال‬َ َ‫اب ِع ْن َدهُ ق‬ ِ َ‫اْلَط‬ ْ ‫َل أَبُو بَ ْكر َم ْقتَ َل أ َْه ِل الْيَ َم َام ِة فَِإذَا عُ َم ُر بْ ُن‬ ََ ِ‫إ‬
ِ ‫أَبو ب ْكر ر‬
‫استَ َح َر‬ ْ ‫ال إِ َن الْ َق ْت َل قَ ْد‬ َ ‫اّللُ َع ْنهُ إِ َن عُ َم َر أ َََتِن فَ َق‬
َ ‫ض َي‬ َ َ ُ
‫آن َوإِِٰن أَ ْخ َشى أَ ْن يَ ْستَ ِح َر الْ َق ْت ُل ِابلْ ُق َر ِاء‬ ِ ‫ي وم الْيمام ِة بِ ُق َر ِاء الْ ُقر‬
ْ َ ََ َ َْ
ِ ‫آن وإِِٰن أَرى أَ ْن ََتْمر ِِبَم ِع الْ ُقر‬
‫آن‬ ِ ِ ِ ‫اط ِن فَ ي ْذه‬ ِ ‫ِابلْمو‬
ْ ْ َُ َ َ ‫ب َكثْي م ْن الْ ُق ْر‬ َ َ َ ََ
ِ‫اّلل َعلَيه‬ ِ ِ
ْ َُ ‫صلَى‬ َ ‫اّلل‬ َ ‫ول‬ ُ ‫ف تَ ْف َعلُ َش ْي ئًا ََلْ يَ ْف َعلْهُ َر ُس‬ َ ‫ْت لعُ َم َر َك ْي‬ُ ‫قُ ل‬
ِ ‫اّلل َخ ْْي فَ لَم ي ز ْل عُمر ي ر‬ َِ ‫ال عُمر ه َذا و‬
‫اجعُِّن َح ََّت َش َر َح‬ َُ ُ َ َ َ ْ َ َ ُ َ َ َ‫َو َسلَ َم ق‬

56
Nashruddin Syarief, Menangkal Virus Islam Liberal, (Bandung :
Persis Pers, 2013), hal.194

67
‫‪Hanya Sebuah Tulisan‬‬

‫ال‬‫ال َزيْد قَ َ‬ ‫ك الَ ِذي َرأَى عُ َم ُر قَ َ‬ ‫ت ِِف ذَلِ َ‬ ‫ص ْد ِري لِ َذلِ َ‬


‫ك َوَرأَيْ ُ‬ ‫اّللُ َ‬‫َ‬
‫ب ال َْو ْح َي‬ ‫ت تَ ْكتُ ُ‬ ‫ك َوقَ ْد ُكنْ َ‬ ‫ك َر ُجل َشاب َعاقِل َل نَتَ ِه ُم َ‬ ‫أَبُو بَ ْكر إِنَ َ‬
‫اَجَعه فَ و َِ‬
‫اّلل لَ ْو‬ ‫صلَى َ ِ َ‬ ‫ول َِ‬ ‫لِر ُس ِ‬
‫اّللُ َعلَْيه َو َسل َم فَ تَ تَ بَ ْع الْ ُق ْرآ َن فَ ْ ْ ُ َ‬ ‫اّلل َ‬ ‫َ‬
‫َكلَ ُف ِون نَ ْق َل َجبَل ِم ْن ا ْْلِبَ ِال َما َكا َن أَثْ َق َل َعلَ َي ِِمَا أ ََم َرِن بِ ِه ِم ْن‬
‫صلَى َ‬ ‫ول َِ‬ ‫َجَْ ِع الْ ُقر ِ‬
‫اّللُ‬ ‫اّلل َ‬ ‫ف تَ ْف َعلُو َن َش ْي ئًا ََلْ يَ ْف َعلْهُ َر ُس ُ‬‫ْت َك ْي َ‬
‫آن قُل ُ‬ ‫ْ‬
‫اّلل َخ ْْي فَ لَم ي ز ْل أَبو ب ْكر ي ر ِ‬ ‫ال هو و َِ‬ ‫ِ‬
‫اجعُِّن َح ََّت‬ ‫ْ َ َ ُ َ َُ‬ ‫َعلَْيه َو َسلَ َم قَ َ ُ َ َ‬
‫ض َي َ‬ ‫اّلل ص ْد ِري لِلَ ِذي َشرح لَهُ ص ْدر أَِب ب ْكر وعُمر ر ِ‬
‫اّللُ‬ ‫َ َ َ َ َ َ ََ َ‬ ‫َش َر َح َُ َ‬
‫ص ُدوِر‬ ‫ََجَعه ِمن الْعس ِ ِ ِ‬
‫ب َواللٰ َخاف َو ُ‬ ‫ت الْ ُق ْرآ َن أ ْ ُ ُ ْ ُ ُ‬ ‫َعنْ ُه َما فَ تَ تَ بَ ْع ُ‬
‫آخر س ِ ِ‬ ‫الرج ِال ح ََّت وج ْد ُ ِ‬
‫ي ََلْ‬ ‫صا ِر ِٰ‬ ‫ورة الت َْوبَة َم َع أَِب ُخ َزْْيَةَ ْاألَنْ َ‬ ‫ت َ ُ َ‬ ‫ِٰ َ َ َ َ‬
‫اء ُك ْم َر ُسول ِم ْن أَنْ ُف ِس ُك ْم َع ِزيز َعلَْي ِه‬ ‫ِ‬
‫َحد غَ ِْْيه {لَ َق ْد َج َ‬ ‫أَج ْد َها َم َع أ َ‬
‫ِ‬
‫ف ِع ْن َد أَِب بَ ْكر َح ََّت‬ ‫الص ُح ُ‬‫ت ُّ‬ ‫اءةَ فَ َكانَ ْ‬ ‫ِِ‬ ‫ِ‬
‫ُّم} َح ََّت َخاِتَة بَ َر َ‬ ‫َما َعنت ْ‬
‫ت عُمر ر ِ‬ ‫اّلل ُثَُ ِع ْن َد عُمر حياتَهُ ُثَُ ِع ْن َد ح ْف َ ِ ِ‬
‫ض َي َ‬
‫اّللُ‬ ‫صةَ ب ْن َ َ َ‬ ‫َ‬ ‫َ َ ََ‬ ‫تَ َوفَاهُ َُ‬
‫َع ْنهُ‬
‫‪Dari Ubaid bin As Sabbaq bahwa Zaid bin Tsabit‬‬
‫‪radliallahu 'anhu, ia berkata; Abu Bakar mengirim para‬‬
‫‪korban perang Yamamah kepadaku, dan ternyata‬‬
‫‪Umar bin Al Khaththab ada di sisinya. Abu Bakar‬‬
‫‪radliallahu 'anhu berkata, "Sesungguhnya Umar‬‬
‫‪mendatangiku dan berkata, 'Mayoritas korban perang‬‬

‫‪68‬‬
Hanya Sebuah Tulisan

Yamamah adalah para penghafal Al Qur`an. Dengan


gugurnya mayoritas penghafal Al Qur`an, maka aku
khawatir sebagian besar Al Qur`an juga akan hilang.
Maka aku berpendapat, sebaiknya Anda segera
memerintahkan guna melakukan dokumentasi al-
Qur’an.' Maka aku pun bertanya kepada Umar,
'Bagaimana kamu akan melakukan sesuatu yang belum
pernah dilakukan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam? ' Umar menjawab, 'Perkara ini, demi Allah
adalah ide yang baik.' Umar selalu membujukku hingga
Allah memberikan kelapangan dadaku, dan akhirnya
aku sependapat dengan Umar." Zaid berkata; Abu
Bakar berkata, "Sesungguhnya kamu adalah seorang
pemuda yang cerdas, kami sama sekali tidak curiga
sedikit pun padamu. Dan sungguh, kamulah yang telah
menulis wahyu untuk Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam. Karena itu, telusurilah Al Qur`an dan
kumpulkanlah." Zaid berkata, "Demi Allah, sekiranya
mereka memerintahkanku untuk memindahkan gunung,
niscaya hal itu tidaklah lebih berat daripada apa yang
mereka perintahkan padaku, yakni dokumentasi al-
Qur’an." Zaid bertanya, "Bagaimana kalian melakukan
sesuatu yang belum pernah dilakukan oleh Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam?" Ia menjawab, "Demi Allah,
itu adalah kebaikan." Abu Bakar terus membujukku,
hinnga Allah pun memberikan kelapangan dadaku,
sebagaimana Abu Bakar dan Umar radliallahu 'anhuma.
Maka aku pun mulai menelusuri Al Qur`an,
mengumpulkannya dari tulang-tulang, kulit-kulit dan

69
Hanya Sebuah Tulisan

dari hafalan para Qari`. Dan akhirnya aku pun


mendapatkan bagian akhir dari surat At Taubah
bersama Abu Khuzaimah Al Anshari, yang aku tidak
mendapatkannya pada seorang pun selainnya. Yakni
ayat: 'Sungguh, telah datang pada kalian seorang Rasul
dari kaum kalian sendiri, yang sangat berat olehnya
kesulitan yang menimpa kalian..'" hingga akhir surat Al
Bara`ah. Lembaran-lembaran Al Qur`an itu pun tetap
tersimpan pada Abu Bakar hingga Allah
mewafatkannya. Kemudian beralih kepada Umar
semasa hidupnya, lalu berpindah lagi ke tangan
Hafshah binti Umar radliallahu 'anhu.”57

Pengumpulan pada zaman ini, tentunya sangat


ketat. Mengingat al-Qur’anitu adalah Kitab Allah yang
tidak boleh berubah sedikitpun, ditambah Rasul saat
itu sudah tiada, maka para sahabat harus benar berhati-
hati.

َِ ‫ول‬
‫اّلل‬ ِ ‫ " َم ْن َكا َن تَ لَ َقى ِم ْن ر ُس‬:‫ال‬ ِ ‫فَ َق َام ِِف الن‬
َ ‫َاس فَ َق‬
َ
ِ ‫صلَى هللا َعلَْي ِه وسلَم َش ْي ئًا ِمن الْ ُقر‬
،‫آن فَ لْيَأْتِنَا بِ ِه‬ ْ َ َ ََ ُ َ
،‫ب‬ِ‫س‬ ُ ُ‫اح َوالْع‬
ِ ‫الص ُح‬
ِ ‫ف َو ْاألَل َْو‬ ُّ ‫ك ِِف‬ َ ِ‫َوَكانُوا َكتَ بُوا َذل‬
ِ ‫وَكا َن َل ي ْقبل ِمن أَحد َش ْي ئًا ح ََّت ي ْش َه َد َش ِهي َد‬
‫ان‬ َ َ َ ْ ََُ َ

57
Shahih al-Bukhari Kitab fadla’il al-Qur’an bab jam’ al-Qur’an No.
4986

70
Hanya Sebuah Tulisan

Umar berdiri dan berkata : “Barangsiapa yang talaqqi


(menerima langsung) al-Qur’andari Rasulullah saw.
walau sedikit, maka datanglah dan bawa.” Mereka
menuliskannya dalam lembaran-lembaran daun, kulit
dan pelapah kurma. Yahya berkata : “Umar tidak
menerima sedikit pun (al-Qur’an) dari seseorang
sehingga ada yang bersaksi dua orang saksi.58

Kemudian sebagaimana yang dikutip Dr. Nashruddin


Syarief, Ibnu Hajar menjelaskan dalam kitabnya Fath al-
Bari, Hal. 17 : Kedua orang saksi itu betul-betul
menyaksikan bahwa ayat yang dimaksud ditulis di
hadapan Rasulullah saw, dan mereka bersaksi bahwa
ayat yang dimaksud adalah benar-benar sebagai ayat
al-Qur’anyang diturunkan kepada Nabi saw. 59

c. Zaman Khalifah Utsman Bin Affan

Pada zaman ini, pengumpulan al-Qur’andari


shuhuf (lembaran-lembaran) menjadi Mushaf
(terkumpulnya lembaran-lembaran), dan mengurutkan
surat-suratnya seperti sekarang ini. Ada beberapa
riwayat yang berkaitan dengan pengumpulan al-
Qur’anzaman ini :

58
Al-Mashahif Abu Dawud, bab jam’ umar bin al-Khathab al-Qur’an
fi al-Mushaf, Hal. 62
59
Nashruddin Syarief, Menangkal Virus Islam Liberal, (Bandung :
Persis Pers, 2013), hal. 197

71
‫‪Hanya Sebuah Tulisan‬‬

‫ح َدثَنَا ابْن ِش َهاب أَ َن أَنَس بْن مالِك ح َدثَهُ أَ َن ح َذيْ َفةَ بْن الْيم ِ‬
‫ان‬ ‫َ ََ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َ َ َ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬
‫ِِ‬ ‫قَ ِد َم َعلَى عُثْ َما َن َوَكا َن يُغَا ِزي أ َْه َل ال َ‬
‫يجا َن‬ ‫شأِْم ِِف فَ ْت ِح إِ ْرمينيَةَ َوأَ ْذ َربِ َ‬
‫ال ُح َذيْ َفةُ‬ ‫اء ِة فَ َق َ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ع ُح َذيْ َفةَ ا ْخت َالفُ ُه ْم ِِف الْق َر َ‬ ‫اق فَأَفْ َز َ‬‫مع أ َْه ِل ال ِْعر ِ‬
‫َ‬ ‫ََ‬
‫اب‬‫ْكتَ ِ‬ ‫لِعثْما َن َي أ َِمْي الْم ْؤِمنِْي أَ ْد ِر ْك ه ِذ ِه ْاألَُمةَ قَ بل أَ ْن َُيْتَلِ ُفوا ِِف ال ِ‬
‫َْ‬ ‫َ‬ ‫َُ َ َ ُ َ‬
‫ص َة أَ ْن أ َْر ِسلِي إِلَْي نَا‬
‫َص َارى فَأ َْر َس َل عُثْ َما ُن إِ َل َح ْف َ‬
‫ِ‬
‫ف الْيَ ُهود َوالن َ‬ ‫ا ْختِ َال َ‬
‫ت ِِبَا‬ ‫ُّها إِلَْي ِ‬ ‫ف نَ ْنس ُخها ِِف الْمص ِ‬
‫اح ِ‬
‫ك فَأ َْر َسلَ ْ‬ ‫ف ُثَُ نَ ُرد َ‬ ‫َ َ‬ ‫لص ُح ِ َ َ‬ ‫ِاب ُّ‬
‫الزبَ ِْْي َو َس ِعي َد بْ َن‬ ‫ح ْفصةُ إِ َل عُثْما َن فَأَمر َزي َد بن ًَثبِت و َعب َد َِ‬
‫اّلل بْ َن ُّ‬ ‫َ ْ‬ ‫ََ ْ ْ َ‬ ‫َ‬ ‫َ َ‬
‫اح ِ‬ ‫خوها ِِف الْمص ِ‬ ‫اص و َعب َد ال َر ْْحَ ِن بن ا ْْلا ِر ِ ِ‬
‫ف‬ ‫َ َ‬ ‫ث بْ ِن ه َشام فَ نَ َس ُ َ‬ ‫َْ َ‬ ‫ال َْع ِ َ ْ‬
‫ْي الث ََالثَ ِة إِذَا ا ْختَ لَ ْفتُ ْم أَنْ تُ ْم َوَزيْ ُد بْ ُن ًَثبِت‬ ‫ِ ِ ِ‬
‫ال عُثْ َما ُن لل َر ْهط الْ ُق َرشيِٰ َ‬ ‫َوقَ َ‬
‫ان قُ َريْش فَِإ ََّنَا نَ َز َل بِلِ َساِنِِ ْم فَ َف َعلُوا‬ ‫آن فَا ْكتُ بوهُ بِلِس ِ‬ ‫ِِف َشيء ِمن الْ ُقر ِ‬
‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ْ ْ ْ‬
‫ف إِ َل‬ ‫الص ُح َ‬ ‫ف َر َد عُثْ َما ُن ُّ‬ ‫اح ِ‬ ‫ف ِِف الْمص ِ‬ ‫الص ُح َ‬ ‫َح ََّت إِذَا نَ َس ُخوا ُّ‬
‫َ َ‬
‫ص َحف ِِمَا نَ َس ُخوا َوأ ََم َر ِِبَا ِس َواهُ ِم ْن‬ ‫ص َة َوأ َْر َس َل إِ َل ُك ِٰل أُفُق ِِبُ ْ‬ ‫َح ْف َ‬
‫ص َحف أَ ْن ُُْي َر َق‬ ‫ص ِحي َفة أ َْو ُم ْ‬ ‫ِ‬
‫الْ ُق ْرآن ِِف ُك ِٰل َ‬
‫ال ابْ ُن ِش َهاب َوأَ ْخ َََبِن َخا ِر َجةُ بْ ُن َزيْ ِد بْ ِن ًَثبِت ََِس َع َزيْ َد بْ َن ًَثبِت‬ ‫قَ َ‬
‫ََسَ ُع‬
‫تأْ‬ ‫ت آيةً ِمن ْاألَحز ِ ِ‬
‫ف قَ ْد ُك ْن ُ‬ ‫ص َح َ‬ ‫ْي نَ َس ْخنَا ال ُْم ْ‬ ‫اب ح َ‬ ‫ال فَ َق ْد ُ َ ْ ْ َ‬ ‫قَ َ‬
‫اّلل صلَى َ ِ‬ ‫رس َ ِ‬
‫اها فَ َو َج ْد ََن َها َم َع‬ ‫اّللُ َعلَْيه َو َسلَ َم يَ ْق َرأُ ِِبَا فَالْتَ َم ْسنَ َ‬ ‫ول َ َ‬ ‫َُ‬

‫‪72‬‬
Hanya Sebuah Tulisan

ِ ِ ِ ‫ُخزْْيَةَ ب ِن ًَثبِت ْاألَنْصا ِر‬


‫اه ُدوا‬
َ ‫ص َدقُوا َما َع‬ َ ِ‫ي{م ْن ال ُْم ْؤمن‬
َ ‫ْي ِر َجال‬ ٰ َ ْ َ
ِ ‫ص َح‬ ِ ِ َ
‫ف‬ ْ ‫ورِتَا ِِف ال ُْم‬ َ ‫اها ِِف ُس‬
َ َ‫اّللَ َعلَْيه} فَأَ ْْلَْقن‬
Telah menceritakan kepada kami Ibnu Syihab
bahwasanya Anas bin Malik telah menceritakan
kepadanya, bahwasanya; Hudzaifah bin Al Yamani
datang kepada Utsman setelah sebelumnya
memerangi Ahlus Syam yakni pada saat penaklukan
Armenia dan Azerbaijan bersama penduduk Irak. Dan
ternyata perselisihan mereka dalam Qira`ah
mengejutkan Hudzaifah. Maka Hudzaifah pun berkata
kepada Utsman, "Rangkullah ummat ini sebelum
mereka berselisih tentang Al Qur`an sebagaimana
perselisihan yang telah terjadi pada kaum Yahudi dan
Nasrani." Akhirnya, Utsman mengirim surat kepada
Hafshah yang berisikan, "Tolong, kirimkanlah lembaran
al-Qur’ankepada kami, agar kami dapat segera
menyalinnya ke dalam lembaran yang lain, lalu kami akan
segera mengembalikannya pada Anda." Maka Hafshah
pun mengirimkannya kepada Utsman. Lalu Utsman
memerintahkan kepada Zaid bin Tsabit, Abdullah bin
Zubair, Sa'id bin Al Ash dan Abdurrahman bin Al Harits
bin Hisyam, sehingga mereka pun menyalinnya ke
dalam lembaran shuhuf yang lain. Utsman berkata
kepada tiga orang Quraisy dari mereka, "Jika kalian
berselisih dengan Zaid bin Tsabit terkait dengan Al
Qur`an, maka tulislah dengan bahasa Quraisy, sebab Al
Qur`an turun dengan bahasa mereka." Kemudian

73
Hanya Sebuah Tulisan

mereka mengindahkan perintah itu hingga penyalinan


selesai dan Utsman pun mengembalikannya ke
Hafshah. Setelah itu, Utsman mengirimkan sejumlah
Shuhuf yang telah disalin ke berbagai penjuru negeri
kaum muslimin, dan memerintahkan untuk membakar
Al Qur`an yang terdapat pada selain Shuhuf tersebut.

Ibnu Syihab berkata; Kharijah bin Zaid telah


mengabarkan kepadaku bahwa ia mendengar Zaid bin
Tsabit berkata, "Kami kehilangan satu ayat dari surat Al
Ahzab saat kami menyalinnya, yang sungguh aku telah
mendengarnya langsung dari Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam saat beliau membacanya. Lalu kami pun
mencarinya, dan ternyata kami menemukannya pada
Khuzaimah bin Tsabit Al Anshari. Yakni ayat, "minal
mukminiina rijaalun shadaquu maa 'aahaduu allaaha
'alaih..i." Maka kami pun menggabungkannya di dalam
mushhaf.60

Maka dari itu, ada perbedaan antara


pengumpulan al-Qur’andi zaman Abu Bakar dan zaman
‘Utsman Bin Affan, sebagaimana yang dikutip Dr.
Nashruddin Syarief dari Kitab al-Burhan fi ‘ulum al-
Qur’anKarya Badruddin Muhammad Ibnu ‘Abdillah az-
Zarkasyi :

60
Shahih al-Bukhari Kitab fadla’il al-Qur’an bab jam’ al-Qur’an No.
4988

74
Hanya Sebuah Tulisan

“Perbedaan kodifikasi Al-Qur’an antara Abu Bakar dan


Utsman adalah kodifikasi al-Qur’anpada masa Abu
Bakar disebabkan kekhawatiran hilangnya sebagian isi
al-Qur’andengan menghilangnya para penghafalnya
(wafat), karena pada waktu itu al-Qur’an belum
dikumpulkan pada satu tempat, maka beliaupun
mengumpulkannya pada shuhuf dengan ayat yang
berurutan di masing-masing suratnya sebagaimana
telah diarahkan oleh Nabi sebelumnya.

Adapun kodifikasi al-Qur’andi masa Utsman adalah


disebabkan kan pertentangan cara-cara membaca al-
Qur’an berdasarkan bahasa masing-masing ketika
qiroat tidak dibatasi. Hal tersebut kemudian memicu
konflik saling menyalahkan. Utsman takut ada
perpecahan lebih lanjut dalam hal itu maka beliau pun
menyalin lembaran-lembaran itu ke dalam satu mushaf
dengan surat yang berurutan dan beliau membatasi
satu macam bahasa yakni bahasa Quraisy dengan
mengenyampingkan bahasa lainnya. Hujjahnya, karena
al-Qur’an diturunkan dalam bahasa Quraisy walau
sempat diberi kelonggaran untuk di baca dalam bahasa
lain. Hal tersebut ditempuh sebagai pencegahan dini
atas perpecahbelahan yang kemungkinan besar akan
terjadi ketika beliau memandang bahwa kebutuhan
terhadap penggunaan berbagai bahasa sudah berakhir
dan sudah saatnya dibatasi pada satu macam bahasa

75
Hanya Sebuah Tulisan

saja yakni Quraisy karena Ia memang bahasa yang


paling jelas dari bahasa-bahasa yang ada.”61

Mengenai Qira’at, dari zaman Nabi dulu pun ada


tujuh Qira’at 62 dan memang berbeda-beda, dan Nabi
pun tidak menyalahkan satu sama lain. Sebagaimana
dalam kisah Hisyam yang sedang membaca al-Qur’an
dengan Qira’at yang berbeda, Umar yang saat itu tidak
mengetahui memarahinya karena berbeda, namun
ketika dilaporkan kepada Nabi, Nabi tidak memarahi
Hisyam tetapi menyetujuinya.

61
Nashruddin Syarief, Menangkal Virus Islam Liberal, (Bandung :
Persis Pers, 2013), hal. 203

‫ لقي رسول هللا صلى هللا عليه و سلم جَبيل فقال َي جَبيل إن‬: ‫ عن أب بن كعب قال‬62
‫بعثت إل أمة أميْي منهم العجوز والشيخ الكبْي والغالم واْلارية والرجل الذي َل يقرأ‬
‫كتااب قط قال َي حممد إن القرآن أنزل على سبعة أحرف‬
Dari Ubay bin Ka'ab, dia berkata; Rasulullah saw. menemui Jibril
as., lalu beliau bersabda; "Wahai Jibril, sesungguhnya aku diutus
untuk umat yang buta huruf, di antara mereka ada yang lemah,
tua, renta, anak kecil laki-laki dan perempuan serta orang yang
sama sekali tidak bisa membaca." Jibril as. berkata; "Wahai
Muhammad saw., sesungguhnya Al-Qur'an diturunkan dalam
tujuh dialek (qira’ah sab’ah). (Sunan at-Tirmidzi Bab anzala al-
Qur’an ‘ala sab’ah ahruf, Hal. 194)

76
Hanya Sebuah Tulisan

‫ول‬ُ ‫اب يَ ُق‬ ِ َ‫ت عُ َمر بْ َن ا ْْلَط‬ ِ َ َ‫َعن َع ْب ِد ال َر ْْحَ ِن بْ ِن َع ْبد الْ َقا ِر ِى ق‬
َ ُ ‫ال ََس ْع‬ ٰ ْ
‫ان َعلَى غَ ِْْي َما‬ ِ َ‫ت ِه َشام بْن ح ِك ِيم بْ ِن ِحزام ي ْقرأُ سورةَ الْ ُفرق‬ ُ ‫ََِس ْع‬
ْ َ ُ ََ َ َ َ َ
‫ت‬ُ ‫ أَق َْرأَنِ َيها فَ ِك ْد‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫اّلل‬ َِ ‫ول‬ ُ ‫أَق َْرُؤ َها َوَكا َن َر ُس‬
‫ت بِ ِه‬ ُ ‫ف ُثَُ لَبَ ْب تُهُ بِ ِر َدائِِه فَ ِج ْئ‬ َ ‫ص َر‬ ِ
َ ْ‫أَ ْن أَ ْع َج َل َعلَْيه ُثَُ أ َْم َهلْتُهُ َح ََّت ان‬
‫ت‬ُ ‫اّلل إِِّٰن ََِس ْع‬َِ ‫ول‬ َ ‫ْت ََي َر ُس‬ ُ ‫ فَ ُقل‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫اّلل‬ َِ ‫ول‬ َ ‫َر ُس‬
- ‫اّلل‬ َِ ‫ول‬ ُ ‫ فَ َقا َل َر ُس‬.‫ان َعلَى غَ ِْْي َما أَق َْرأْتَنِ َيها‬ ِ َ‫َه َذا ي ْقرأُ سورَة الْ ُفرق‬
ْ َ ُ ََ
ُ‫اء َة الََِّت ََِس ْعتُهُ يَ ْق َرأ‬ ِ ِ
َ ‫ فَ َق َرأَ الْق َر‬.» ْ‫ « أ َْرسلْهُ اق َْرأ‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬
‫ال‬َ َ‫ ُثَُ ق‬.» ‫ت‬ ْ َ‫ « َه َك َذا أُنْ ِزل‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫اّلل‬ َِ ‫ول‬ ُ ‫ال َر ُس‬ َ ‫فَ َق‬
‫ت إِ َن َه َذا الْ ُق ْرآ َن أُنْ ِز َل‬ ْ َ‫ال « َه َك َذا أُنْ ِزل‬ َ ‫ت فَ َق‬ُ ْ‫ فَ َق َرأ‬.» ْ‫ِ َل « اق َْرأ‬
.» ُ‫س َر ِم ْنه‬ َ َ‫َح ُرف فَاق َْرءُوا َما تَ ي‬ ِ
ْ ‫َعلَى َس ْب َعة أ‬
Dari Abdurrahman bin Abdul Qari’ bahwa dia berkata,
aku mendengar Umar bin Khathab ra. berkata; “Aku
mendengar Hisyam bin Hakim bin Hizam membaca
surah Al-Furqan dengan cara yang berbeda dari yang
aku baca sebagaimana Rasulullah saw.
membacakannya kepadaku dan hampir saja aku mau
bertindak terhadapnya, namun aku biarkan sejenak
hingga dia selesai membaca. Setelah itu aku ikat dia
dengan kainku lalu aku giring dia menghadap
Rasulullah saw. dan aku katakan: "Aku mendengar dia
membaca Al-Qur'an tidak sama dengan aku

77
Hanya Sebuah Tulisan

sebagaimana engkau membacakannya kepadaku".


Maka, beliau berkata kepadaku: "Bawalah dia kemari".
Kemudian beliau berkata, kepadanya: "Bacalah". Maka
dia pun membaca. Beliau kemudian bersabda:
"Begitulah memang yang diturunkan". Kemudian
beliau berkata kepadaku: "Bacalah". Maka, aku
membaca. Beliau bersabda: "Begitulah memang yang
diturunkan. Sesungguhnya Al-Qur'an diturunkan
dengan tujuh dialek (qira’ah sab’ah), maka bacalah
oleh kalian (qira’ah) mana yang mudah" 63

63
Shahih Muslim Bab bayan anna al-Qur’an ala sab’ah ahruf, Hal.
202.

78
Hanya Sebuah Tulisan

(3)
Susunan Surat, Disusun Oleh Siapa?

Terkait susunan surat-surat dalam Al-Qur’an,


maka dilihat pada pendapat para ulama; sebagai
berikut :

Pendapat pertama, Bahwa surat-surat dalam Al-


Qur’an tersusun berdasarkan Tauqifiy (wahyu), atau
ketika diturunkannya Al-Qur’an dari Allah Swt. Itu
sudah tersusun seperti saat ini.

Diantara ulama yang berpendapat bahwa surat-


surat tersusun berdasarkan wahyu Allah Swt. Itu ialah
Abu bakar al-anbari, abu ja’far an-nuhas, ibn hasshar dan
lainnya; Mereka berpendapat bahwa surat-surat sudah
tersusun di-lauh mahfudz sebelum turunnya ke langit
dunia sebagaimana ayat dan huruf-huruf Al-Qur’an
yang kita ketahui sampai saat ini.

Pendapat kedua, Bahwa surat-surat dalam Al-


Qur’an itu tersusun berdasarkan ijtihad Para Sahabat –
semoga Allah Swt. meridhai mereka--. Pendapat kedua
inilah yang dipegang oleh jumhur ulama, dengan
memberikan beberapa dalil/bukti; Diantaranya :

79
Hanya Sebuah Tulisan

1. Kalaulah surat-surat itu tersusun berdasarkan


wahyu Allah Swt. mungkin tidak akan ada
perbedaan diantara sahabat. Seperti dalam mushaf
ibnu mas’ud, susunannya itu adalah Al-Baqarah, An-
Nisa, lalu Ali-imran. Namun dalam mushaf ubay,
susunannya itu Al-Fatihah, Al-Baqarah, An-Nisa, lalu
Ali-imran.
2. Hadits riwayat Imam Muslim, yang diterima oleh
hudzaifah –semoga Allah Swt. meridhainya—
Bahwasannya Nabi Saw. Solat membaca Al-
Baqarah, An-Nisa, lalu Ali-imran dalam satu raka’at.
Maka menurut iyadh, ini menjadi dalil bahwa surat
tersusun berdasarkan ijtihad para shahabat ketika
mereka menulis mushaf.

Pendapat ketiga, Bahwasannya sebagian surat-


surat itu tersusun berdasarkan tauqifiy (wahyu Allah
Swt.), dan sebagiannya lagi berdasarkan ijtihad
shahabat. Dan pendapat ketiga ini lebih
mengkompromikan antara kedua pendapat diatas.

Pendapat yang paling kuat, Bahwasannya surat-


surat tersusun bedasarkan tauqifiy (wahyu Allah Swt.).
Pendapat inilah yang dipegang oleh penulis Kitab
Ulumul Qur’an, yaitu Ar-rumi. Setelah melihat beberapa
dalil/bukti yang dikeluarkan oleh beberapa pendapat,

80
Hanya Sebuah Tulisan

Ia berkesimpulan bahwa surat-surat tersusun


berdasarkan tauqifiy (wahyu Allah Swt.), karena ia
meyakini dalil/bukti yang dipaparkan oleh pendapat
yang pertama, selama tidak ada dalil yang sangat kuat
yang menyatakan bahwa surat-surat tersusun
berdasarkan ijtihad para shahabat.64

64
Fahd Ibn Abdurrahan Ibn Sulaiman ar-Rumi, Dirasat fi ‘Ulum al-
Qur’an

81
Hanya Sebuah Tulisan

(4)
Mengenal Tafsir Bi-Ra’yi

Tafsir bi-Ra'yi adalah tafsir al-Qur'an dengan


pendekatan Ijtihad. Para Ulama membagi tafsir ini
menjadi dua bagian, yaitu (1) Tafsir bi-Ra'yi yang terpuji
dan (2) Tafsir bi-Ra'yi yang tercela.

Tafsir bi-Ra'yi yang terpuji adalah tafsir yang


berpegang teguh pada al-Qur'an, Hadits Rasulullah dan
perkataan para sahabat yang keadaan dulunya belajar
bahasa Arab, uslub-uslubnnya, Qawa’id dan pokok-
pokoknya.

Para Ulama membolehkan tafsir al-Qur’an bi-


Ra'yi yang terpuji ini. Mereka berdalil dengan beberapa
dalil, diantaranya :

1. Ada beberapa ayat al-Qur’an yang mengajak untuk


mentadaburi al-Qur’an, diantaranya :

ۡ ۡ ۡ
ٓ‫أَفَ َال يَتَ َدبَ ُرو َن ٱل ُق ۡرءَا َن أَم َعلَ هى قُلُوب أَق َفا ُْلَا‬

82
Hanya Sebuah Tulisan

“Maka tidakkah mereka menghayati Al-Qur`ān, ataukah


hati mereka sudah terkunci?.”65

Dan ayat lainnya, seperti dalam Q.S an-Nisa : 82,


Q.S al-Mu’minun : 68, dan Q.S Shad : 29.

2. Do’a Rasulullah kepada Ibnu Abbas

ِ ِ ِ ‫الل‬
َ ‫ َو َعلٰ ْمهُ التَأْ ِو‬،‫ٰه َم فَ ٰق ْههُ ِِف ال ٰدي ِن‬
‫يل‬ ُ

“Ya Allah, pahamkanlah dia terhadap agama dan


ajarkanlah (ilmu) tafsir kepadanya.”66

Seandainya Tafsir dibatasi, hanya boleh bil-


Ma’tsur, tidak mungkin Nabi berdo’a seperti ini dan
Ibnu Abbas istimewa dari yang lainnya.

3. Para Sahabat pernah berbeda pendapat dalam


menafsirkan al-Qur’an, seperti para sahabat pernah
berbeda pendapat dalam menafsirkan surat an-Nasr.
Ini menunjukkan bahwa adanya Ijtihad dalam Tafsir.

Sedangkan Tafsir bi Ra'yi yang tercela adalah tafsir


dengan akal dan hawa nafsu, tanpa sedikitpun merujuk

65
Q.S Muhammad [47] : 24
66
Lihat Musnad Ahmad Bin Hanbal No.2881

83
Hanya Sebuah Tulisan

pada al-Qur'an, Hadits Rasulullah dan perkataan para


sahabat. Tafsir ini dilarang digunakan, karena tidak
menutup kemungkinan akan menyimpang dari makna
yang sebenarnya dan merusak makna ayat al-Qur’an itu
sendiri. Mengingat akal manusia itu terbatas. Ibn
Taimiyah –rahimahullah—pernah berkata :

“Adapun menafsirkan al-Qur’an dengan ra’yi (akal)


itu haram”67

Ada beberapa dalil yang menerangkan bahwa Tafsir


ini tidak diperkenankan, diantaranya :

1. Q.S al-Baqarah : 169

ِٰ‫ش ٰۤا ِء واَ ْن تَ ُقولُوا َعلَى ه‬


‫اّلل َما َل تَ ْعلَ ُم ْو َن‬ ِ ٰۤ ُّ ‫اِ ََّنَا َيْمرُكم ِاب‬
ْْ َ َ ‫لس ْوء َوالَْف ْح‬ ْ ُُ َ

"Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu agar


berbuat jahat dan keji, dan mengatakan apa yang tidak
kamu ketahui tentang Allah”.68

1. Q.S al-Isra : 36

67
Muqaddimah fi Usulil Tafsir : Ibn Taimiyah, hal 105
68
Musnad Imam Ahmad, jilid 1, hal.233

84
Hanya Sebuah Tulisan

‫اد ُك ُّل‬
َ ‫ص َر َوالْ ُف َؤ‬ َ ‫ك بِه ِعلْم ۗاِ َن ال‬
َ َ‫س ْم َع َوالْب‬ َ َ‫س ل‬ َ ‫ف َما لَْي‬ ُ ‫َوَل تَ ْق‬
ٰۤ
‫ك َكا َن َعنْهُ َم ْسُْوًل‬ ‫ه‬
َ ‫اُول ِٕى‬

“Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak


kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan dan
hati nurani, semua itu akan diminta
pertanggungjawabannya.”

2. Hadits Nabi saw.


ِ
‫اب فَ َقد أَ ْخطَأ‬ َ ‫ال ِف ال ُقرآن َبرأيِه فأ‬
َ ‫َص‬ َ َ‫َمن ق‬

“Siapa menerangkan Al-Qur'an dengan pendapatnya


sendiri, meskipun benar, itu tetap dianggap salah”. 69

‫من قال ِف القرآن بغْي علم فليتبوأ مقعده من النار‬

“Siapa menerangkan Al-Qur'an dengan tanpa ilmu


Hendaknya ia persiapkan tempat duduknya di
neraka”. 70

69
Sunan at-Tirmidzi, Jilid 5, hal.100
70
Sunan at-Tirmidzi Bab alladzii yupassiru al-Qur’an bi-ra’yihi No.
2950.

85
Hanya Sebuah Tulisan

Termasuk Hermeneutika. Hermeneutika termasuk


tafsir bi-Ra’yi yang tercela, karena tidak merujuk
sedikitpun pada al-Qur'an, Hadits dan perkataan para
sahabat.

Dr. Nashruddin Syarief, menjelaskan dalam


bukunya; Menangkal virus Islam Liberal. Bahwa tafsir
berasal dari kata fassara-yufassiru yang berarti
menjelaskan. Artinya, tafsir adalah menjelaskan
maksud dari ayat-ayat al-Qur'an, bukan mengkritisi
(dengan liar) maksud dari ayat-ayat al-Qur'an. Jika
hermeneutika pada faktanya megkritisi dengan liar
maksud dari ayat-ayat al-Qur'an, maka jelas
hermeneutika bukan tafsir.

Kemudian, Dr. Nashruddin menjelaskan kaidah


dari tafsir (menjelaskan) itu sendiri, yang tentunya jika
abai dari kaidah ini maka itu termasuk kategori
penafsiran liar, yaitu : (1) memperhatikan aspek
linguistik (kebahasaan) dan semantik (ilmu tentang
makna) bahasa Arab, sebab al-Qur'an masih otentik
berbahasa Arab dan tetap permanen sampai sekarang.
(2) memperhatikan penjelasan Nabi saw yang terwujud
dalam hadits Nabi saw dan Ijma' (kesepakatan umum)
para sahabat. Kedudukan ijma' sahabat ini adalah
sebuah indikator yang jelas adanya pengajaran yang

86
Hanya Sebuah Tulisan

sama dari Nabi saw. Ijma' sahabat ini membawa


konsekuensi adanya ijma' tabi'in dan tabi'ut-tabi'in
yang mereka biasa disebut dengan salaf. Maka
penafsiran salaf adalah indikator yang jelas seperti
itulah pemahaman al-Qur'an yang diajarkan Nabi saw.
Hermeneutika sudah tentu mengabaikan hadits Nabi
saw dan ijma' salaf. Oleh sebab itu hermeneutika bukan
tafsir.71

Referensi : Kitab Dirasat fi ‘Ulum al-Qur’an, Karya Fahd


Ibn Abdurrahan Ibn Sulaiman ar-Rumi.

71
Nashruddin Syarief, Menangkal Virus Islam Liberal, (Bandung :
Persis Pers, 2013), hal.181

87
Hanya Sebuah Tulisan

NABI MUHAMMAD & SUNNAH-SUNNAHNYA

(1)
Keutamaan Shalat Malam
Kita sebagai Umat muslim tidak boleh
mengabaikan amalan-amalan sunnah. Jangan
menganggap amalan sunnah adalah amalan yang
sepele, karena diketahui sunnah adalah jika dikerjakan
mendapat pahala dan jika tidak dikerjakan tidak akan
disiksa. Justru amalan sunnah lah yang menjadi
barometer seberapa dekatnya kita dengan Allah Swt.
Karena itu juga kunci masuk surga banya, salah satunya
Rahmat dan Ridho-Nya. Bagaimana mendapatkan
Rahmat dan Ridho-Nya? Ya dengan memperbanyak
amalan sunnah agar kita lebih dekat. Jika sudah dekat,
Allah Swt. pun tidak segan-segan untuk memberi apa
yang dimintanya.

Allah Swt. sendiri mengatakan dalam Hadits


Qudsi :

88
Hanya Sebuah Tulisan

‫ول يزال عبدي يتقرب ٳَل ابلنوافل حَّت أحبه‬


‘’Dan terus menerus hambaku mendekatkan diri
kepadaku dengan amalan-amalan sunnah sampai aku
mencintainya.’’

Lalu apa saja amalan sunnah itu?

Amalan sunnah jika dihitung, tidak akan


terhitung, karena saking banyaknya. Maka kita
fokuskan pembahasan ini pada amalan sunnah yang
sangat-sangat istimewa dan banyak keutamaan dan
kemuliaan didalamnya, yaitu Shalat malam.

Shalat malam adalah salah satu dari beberapa


amalan sunnah. Namun banyak pengkhususan bagi
amalan sunnah ini. Ada beberapa point yang harus kita
ketahui, bahwa mulia, utama, dan pentingnya Shalat
malam, yaitu :

Pertama, Nabi Saw. merutikannya, melamakannya dan


menikmatinya, sampai-sampai Nabi pecah-pecah
telapak kakinya karena saking nikmatnya dekat dengan
Allah Swt. Dijelaskan dalam hadits :

‫صلٰى هللاُ َعلَْي ِه‬ ُّ ِ‫ َكا َن الن‬: ‫ت‬


َ ‫َِب‬ َ ‫ض َي‬
ْ َ‫ قَال‬، ‫اّلل َع ْنها‬ ِ ‫و َعن عائِ َشةَ ر‬
َ َ
ِ
‫صنَ ُع‬ ُ ‫ فَ قُل‬، ‫وم ِم َن اللَْي ِل َحَّت تَ تَفطَر قَ َد َماه‬
ْ َ‫ َلَ ت‬: ُ‫ْت لَه‬ ُ ‫وسلَم يَ ُق‬
َ

89
Hanya Sebuah Tulisan

‫َر ؟‬ َ ِ‫ك ما تَ َق َدم ِمن ذَنْب‬


َ ‫ك َوَما ََتَخ‬
َِ ‫هذا َي رسول‬
َ َ‫اّلل َوقد غُِف َر ل‬ ُ
‫وع ِن املغْيةِ ب ِن‬
َ . ‫ متفق عليه‬. » ‫ورا‬ ً ‫ « أَفَال أَ ُكو ُن َع ْب ًدا َش ُك‬: ‫ال‬
َ َ‫ق‬
‫ متفق عليه‬، ُ‫ شعبةَ حنوه‬.
1157. Dari Aisyah radhiallahu 'anha, katanya: "Nabi
shalallahu alaihi wasalam itu berdiri untuk shalat malam,
sehingga pecah-pecah kedua tapak kakinya. Saya
berkata kepadanya: "Mengapa Tuan mengerjakan
sedemikian ini, ya Rasulullah, padahal sudah
diampunkan untuk Tuan dosa-dosa Tuan yang dahulu
dan yang kemudian?" Beliau shalallahu alaihi wasalam
lalu bersabda: "Tidakkah saya ini seorang hamba yang
banyak bersyukur." (Muttafaq 'alaih) Diriwayatkan dari
al-Mughirah sedemikian itu pula. 72

Kedua, Banyak ayat al-Qur’an yang menyinggungnya.


Diantaranya :

72
Riyadush-shalihin, Bab fadhli qiyam al-Lail, Juz 1, Hal. 133

90
Hanya Sebuah Tulisan

ۡ ۡ ۡ
‫ك َم َقاما‬
َ ُّ‫ك َرب‬ َ َ‫َوِم َن ٱلَي ِل فَ تَ َه َجد بِِهۦ ََنفِلَة ل‬
َ َ‫ك َع َس هٓى أَن يَب َعث‬
ۡ
‫َحم ُمودا‬
Dan pada sebagian malam, lakukanlah shalat tahajud
(sebagai suatu ibadah) tambahan bagimu: mudah-
mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang
terpuji.73
‫ا‬
‫اج ِع يَ ْدعُ ْو َن َرَِبُ ْم َخ ْوفًا َوطَ َم ًعا َوِِمَا‬
ِ‫ض‬ َ ‫تَ تَ َج هاِف ُجنُ ْوُِبُ ْم َع ِن ال َْم‬
‫َرَزق هْن ُه ْم يُنْ ِف ُق ْو َن‬
Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, mereka
berdoa kepada Tuhannya dengan rasa takut dan penuh
harap, dan mereka menginfakkan sebagian dari rezeki
yang Kami berikan kepada mereka.74
ۡ
‫َكانُواْ قَلِيال ِٰم َن ٱلَ ۡي ِل َما يَه َجعُو َن‬
mereka sedikit sekali tidur pada waktu malam;75

73
Q.s al-Isra [17] : 79
74
Q.s as-Sajdah [32] : 16
75
Q.s adz-Dzariyat [51] : 17

91
Hanya Sebuah Tulisan

Ketiga, Saking pentingnya Shalat malam, bagi yang


meninggalkannya diancam neraka.

‫عن ساَل عن أبيه قال كان الرجل ِف حياة النِب إذا رأى رؤَي قصها‬
‫على رسول هللا ﷺ فتمنيت أن أرى رؤَي فأقصها على رسول هللا‬
‫ﷺ وكنت غالما شااب وكنت أَنم ِف املسجد على عهد رسول هللا‬
‫ﷺ فرأيت ِف النوم كأن ملكْي أخذان فذهبا ب إل النار فإذا هي‬
‫مطوية كطي البئر وإذا ْلا قرَنن وإذا فيها أَنس قد عرفتهم‬
َ ‫فجعلت أقول أعوذ ابهلل من النار قال فَ لَ ِقيَ نَا َملَك آ َخ ُر فَ َق‬
‫ال َِل‬
‫ع‬
ْ ‫ََلْ تُ َر‬
Dari Salim (putra Ibnu Umar), dari pembicaraan (Ibnu
Umar), ia berkata: Pada zaman Nabi melihat ada orang
yang bermimpi, ia akan menceritakannya kepada
Rasulullah saw. Aku pun jadi sangat berharap bisa
bermimpi dan kemudian menceritakannya kepada
Rasulullah saw. Pada zaman itu aku adalah remaja yang
biasa tidur di masjid. Pada suatu malam tampak aku
bermimpi seolah-olah dua malaikat menarikku dan
membawaku ke neraka. Ternyata neraka itu berdinding
seperti dinding sumur dan memiliki dua tiang. Ternyata
di sana banyak orang-orang yang saya kenal. Saya pun

92
Hanya Sebuah Tulisan

berdo'a “Aku berlindung kepada Allah dari


neraka.” Kemudian seorang malaikat yang lain
menemuiku dan berkata: "Kamu tidak perlu takut."

‫فقصصتها على حفصة فقصتها حفصة على رسول هللا ﷺ فقال‬


‫نعم الرجل عبد هللا لو كان يصلي من الليل فكان بعد ل ينام من‬
‫الليل إل قليال‬
Aku kemudian menceritakannya kepada Hafshah, dan
Hafshah pun kemudian menjelaskannya kepada
Rasulullah saw. Rasulullah bersabda: "Sebaik-dijelaskan
lelaki itu adalah 'Abdullah, seandainya saja ia shalat
malam." Salim berkata: Maka 'Abdullah sejak saat itu
tidak tidur, kecuali sebentar.76

Hadits diatas menjelaskan bahwa pentingnya Shalat


malam. Maka menurut Para Ulama shalat malam
adalah Sunnah Muakkadah. Sunnah yang ditekankan,
karena Nabi merutinkannya.

Keempat, Rasulullah Saw. Pernah memarahi Ali dan


Fathimah karena meninggalkan Shalat malam.

76
Shahih al-Bukhari kitab at-tahajjud bab fadlli qiyamil-lail no. 1121-
1122

93
Hanya Sebuah Tulisan

ِ َ‫هللا ﷺ طَرقَه وف‬


َ ْ‫اط َمةَ بِن‬ ِ ‫ول‬ َ ‫َع ْن َعلِ ِٰي بْ ِن أَِب طَالِب أَ َن َر ُس‬
ِٰ ِ‫ت الن‬
‫َِب‬ َُ َ
َِ ‫اّلل أَنْ ُفسنَا بِي ِد‬
‫اّلل فَِإذَا‬ ِ َ ‫ْت َي رس‬ ِ ِ ُ‫ال أََل ت‬
َ ُ َ ‫ول‬ ُ َ َ ُ ‫صلٰيَان فَ قُل‬ َ َ ‫لَْي لَةً فَ َق‬
َ ِ‫ْي قُ لْنَا ذَل‬
ََ ِ‫ك َوََلْ يَ ْرِج ْع إ‬
‫َل َش ْي ئًا‬ ِ َ ‫َشاء أَ ْن ي ب عثَ نا ب عثَ نا فَانْصر‬
َ ‫فح‬ ََ َ َ َ َ َ َْ َ
ِْ ‫ول َوَكا َن‬
‫اإلنْ َسا ُن أَ ْكثَ َر‬ ُ ‫ب فَ ِخ َذهُ َو ُه َو يَ ُق‬ ْ َ‫ُثَُ ََِس ْعتُهُ َو ُه َو ُم َو ٰل ي‬
ُ ‫ض ِر‬
‫َش ْيء َج َدًل‬
Dari ‘Ali ibn Abi Thalib, bahwasanya Rasulullah saw
mendatanginya dan Fathimah binti Nabi malam-malam,
sambil menegur: “Kalian berdua tidak shalat
malam!?” Aku (terbangun dan) menjawab: “Wahai
Rasulullah, ruh kami ada di tangan Allah. Jika Dia
berkehendak membangunkan kami, pasti Dia akan
membangunkan kami.” Beliau langsung berpaling tanpa
menjawab sedikit pun. Sambil memukul pahanya
terdengar beliau membacakan ayat: “Manusia memang
banyak sekali membantah [QS. al-Kahfi [18] : 54].”77

Dalam sanad laiisn disebutkan bahwa Nabi saw


sampai dua kali membangunkan ‘Ali dan Fathimah ra

77
Shahih al-Bukhari kitab at-tahajjud bab tahridlin-Nabi ‘ala qiyamil-
lail no. 1127

94
Hanya Sebuah Tulisan

tersebut. Tetapi ketika ‘Ali ra malah berdalih, pada saat


itulah Nabi saw memarahinya:

‫ فَأَيْ َقظَنَا‬،‫اط َمةَ ِم َن اللَْي ِل‬ِ َ‫هللا ﷺ و َعلَى ف‬


َ
ِ ‫ول‬ ُ ‫َد َخ َل َعلَ َي َر ُس‬
‫ فَ لَ ْم‬:‫ال‬َ َ‫ ق‬،‫صلَى َه ِوَي ِم َن اللَْي ِل‬ ِِ
َ َ‫ ُثَُ َر َج َع إِ َل بَ ْيته ف‬:‫ال‬
ِ ‫ص‬
َ َ‫ ق‬،‫الة‬ َ ‫لِل‬
.‫صلِٰيَا‬
َ َ‫وما ف‬ َ ُ‫ ق‬:‫ال‬ َ َ‫ فَأَيْ َقظَنَا َوق‬،‫ فَ َر َج َع إِلَْي نَا‬:‫ال‬ َ َ‫ ق‬،‫يَ ْس َم ْع لَنَا ِحسا‬
‫صلِٰي إِل َما‬ ِ
َ ُ‫ إِ ََن َوهللا َما ن‬:‫ول‬ ُ ُ‫ت َوأ َََن أَ ْع ُر ُك َع ْي ِّن َوأَق‬ ُ ‫ فَ َجلَ ْس‬:‫ال‬
َ َ‫ق‬
ِ ِ ِ ‫ إِ ََّنَا أَنْ ُف‬،‫ُكتِب لَنَا‬
:‫ال‬ َ ‫ فَِإ َذا َش‬،‫سنَا بيَد هللا‬
َ َ‫ ق‬.‫اء أَ ْن يَ ْب َعثَنَا بَ َعثَ نَا‬ ُ َ
‫ َما‬:‫ب بِيَ ِد ِه َعلَى فَ ِخ ِذ ِه‬ ُ ‫ض ِر‬
ْ َ‫ َوي‬،‫ول‬ ُ ‫هللا ﷺ َو ُه َو يَ ُق‬ ِ ‫ول‬ ُ ‫فَ َوَل َر ُس‬
ِ ِ ُ‫ ما ن‬،‫نُصلِٰي إِل ما ُكتِب لَنَا‬
ِْ ‫{وَكا َن‬
‫اإلنْ َسا ُن‬ َ ‫ب لَنَا‬ َ ‫صلٰي إِل َما ُكت‬ َ َ َ َ َ
‫ج َد ًلا‬
َ ‫أَ ْكثَ َر َش ْيء‬
Rasulullah saw masuk rumahku dan Fathimah malam-
malam lalu membangunkan kami untuk shalat. Beliau
lalu kembali lagi ke rumahnya dan shalat malam
beberapa saat. Ketika beliau tidak mendengar gerak-
gerak kami, beliau kembali lagi ke rumah kami dan
membangunkan kami. Kata beliau: “Bangunlah kalian
dan shalatlah!” Kata ‘Ali: “Aku pun duduk. Sambil
mengggosok mata aku berkata: Sesungguhnya kami itu,
demi Allah, tidak shalat melainkan sesuai yang

95
Hanya Sebuah Tulisan

ditetapkan Allah. Ruh kami ada pada genggaman Allah.


Jika Dia berkehendak membangunkan kami, ia pasti akan
membangunkan kami.” Kata ‘Ali, Rasulullah saw
langsung berbalik. Sambil menepukkan tangannya pada
pahanya beliau bersabda: “Kami tidak shalat melainkan
sesuai yang ditetapkan Allah! Kami tidak shalat
melainkan sesuai yang ditetapkan Allah! Dasar manusia
banyak sekali membantahnya!” 78

Kelima, Orang yang Shalat malam akan masuk Surga


dengan selamat.

‫صلٰى هللاُ َعلَْي ِه‬ َ ِ‫ أَ َن الن‬، ُ‫اّلل َع ْنه‬ َِ ‫عبد‬


ِ ‫اّلل ب ِن سالَم ر‬
َ ‫ض َي‬ ِ ‫وعن‬
َ ‫َِب‬ َ َ َ
، ‫ َوأَطْعِ ُموا الطَ َع َام‬، ‫الم‬
َ ‫س‬ َ ‫َاس أَفْشوا ال‬ َ ‫وسلَم‬
ُ ‫ « أَيُّ َها الن‬: ‫قال‬ َ
‫الَتمذي‬
ُّ ُ‫ رواه‬. » ‫ تَد ُخلُوا اْلَنَةَ بِ َسالم‬، ‫َاس نِيام‬ َ ُّ َ ‫َو‬
ُ ‫صلوا ابلل ْيل َوالن‬
‫ حديث حسن صحيح‬: ‫وقال‬
َ .
1163. Dari Abdullah bin Salam radhiyallahu anhu
bahwasanya Nabi shalallahu alaihi wasalam
bersabda: "Hai sekalian manusia, ratakanlah -

78
Musnad Ahmad bab musnad ‘Ali ibn Abi Thalib no. 705

96
Hanya Sebuah Tulisan

sebarkanlah- salam, berikanlah makanan, shalatlah


diwaktu malam dimana para manusia sedang tidur,
maka engkau semua akan dapat memasuki syurga
dengan selamat." 79

Keenam, Shalat malam adalah shalat yang utama


setelah shalat fardhu.

‫صلٰى هللاُ َعلَْي ِه‬ َِ ‫رسول‬ َ ‫ض َي‬ ِ ‫وعن أَب ُهريرةَ ر‬


َ ‫اّلل‬ ُ ‫قال‬ َ : ‫قال‬ َ ُ‫اّلل َع ْنه‬ َ ْ َ
‫ض ُل‬ َِ ‫ضا َن َش ْهر‬
َ ْ‫ َوأَف‬، ‫اّلل املُ َح َرُم‬ َ ْ‫ «أَف‬: ‫وسلَم‬
َ ‫ض ُل الصيَ ِام ْبع َد َرَم‬
ُ َ
‫صالةُ اللَْيل» رواه ُمسلِم‬ ِ ‫ص‬
ِ َ ‫الة بع َد ال َف ِري‬
َ ‫ضة‬ َ ‫ ال‬.
1164. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, katanya:
"Rasulullah shalallahu alaihi wasalam
bersabda: "Seutama-utama puasa bulan Ramadhan ialah
bulan Allah yang dimuliakan -yakni berpuasa dalam bulan
Muharram-, sedang seutama-utamanya shalat sesudah
shalat fardhu ialah shalat di waktu malam." 80

Ketujuh, Shalat malam juga adalah kebiasaannya Nabi


Dawud As.

79
Riyadush-shalihin, Bab fadhli qiyam al-Lail, Juz 1, Hal. 133
80
Ibid

97
Hanya Sebuah Tulisan

َ ‫اّلل َعنْ ُه َما أَ َن َر ُس‬ ِ ‫الع‬ َِ ‫عبد‬


ِ ‫و َعن‬
‫ول‬ َ ‫ضي‬ َ ‫ َر‬، ‫اص‬ َ ‫اّلل ب ِن َع ْمرو ب ِن‬ ْ َ
َِ ‫الة إل‬ ِ ‫ص‬ ِ َِ
‫صالةُ َد ُاو َد‬ َ ‫اّلل‬ َ ‫ب ال‬ َ ‫ « أ‬:‫وسلَم قال‬
ُّ ‫َح‬ َ ‫صلٰى هللاُ َعلَْيه‬َ ‫اّلل‬
ْ ِ‫ام ن‬ ِ َِ ‫الصيام إل‬
ُ ‫ف اللَْيل َويَ ُق‬
‫وم‬ َ ‫ص‬ ُ َ‫ كا َن يَن‬، ‫يام َد ُاو َد‬
ُ ‫اّلل ص‬ ِ ‫َحب‬
ُّ ‫ َوأ‬،
‫فط ُر يَوماً » متفق عليه‬ ِ ‫ ثُلُثَه وي نَام س ُدسه ويصوم يوماً وي‬.
َُ َ ُ َ ُ َ ُ ُ َ ُ
1174. Dari Abdullah bin 'Amr bin al-'Ash radhiallahu
'anhuma bahwasanya Rasulullah shalallahu alaihi
wasalam bersabda padanya: "Shalat yang paling dicintai
oleh Allah ialah shalatnya -Nabi- Dawud dan puasa yang
paling dicintai oleh Allah ialah puasanya -Nabi- Dawud. Ia
tidur separuh malam, bangun shalat yang sepertiganya
dan tidur yang seperenamnya. Ia berpuasa sehari dan
berbuka -yakni tidak berpuasa- sehari." 81

Kedelapan, Rasulullah Saw. Tidur di awal malam demi


bangun disepertiga malam untuk shalat malam.

81
Riyadush-shalihin, Bab Istihbab Qiyam Ramadhan : at-Tarwih,
Juz 1, Hal. 134

98
Hanya Sebuah Tulisan

ِ
ُ ، ‫ام أ ََول اللَْيل‬
‫ويقوم‬ ُ َ‫وسلَم كا َن يَن‬
َ ‫صلٰى هللاُ َعلَْيه‬ َ ِ‫وعنْ َها أَ َن الن‬
َ ‫َِب‬
‫ متفق عليه‬. ‫آخرهُ فَ يُصلي‬ ِ

1170. Dari Aisyah radhiallahu 'anha pula bahwasanya Nabi


shalallahu alaihi wasalam itu tidur di permulaan malam
dan bangun pada akhir malam lalu bershalat." 82

Kesembilan, Waktu malam ialah waktu yang Mustajab.


Allah akan mengabulkan Doa, memberi permohonan,
kepada hambanya yang bangun/Shalat diwaktu malam.

‫صلٰى هللاُ َعلَْي ِه‬ َِ ‫ول‬ ُ ‫ َِس ْع‬: ‫ال‬ َ ‫ض َي‬ ِ ‫و َعن جابِر ر‬
َ ‫اّلل‬ َ ‫ت َر ُس‬ َ َ‫اّلل ع ْنهُ ق‬ َ َ ْ َ
‫ ل يُواف ُق َها َرجُل ُمسلِم‬، ‫ « إِ َن ِف اللَْي ِل لَ َساع ًة‬: ‫ول‬
ُ ‫وسلَم ي ُق‬
َ
ِ ‫الدنيا و‬
َ ‫ َو‬، ُ‫اآلخ ِرةَ إِلَ أَ ْعطاهُ إِ ََيه‬
‫ذلك‬ َ ُّ ‫اّلل تعال خْياً من أم ِر‬ َ ‫َل‬ُ ‫يسأ‬
‫ ك َل لَْي لَة » رواه مسلم‬.
1175. Dari Jabir radhiyallahu anhu, katanya: "Saya
mendengar Rasulullah shalallahu alaihi wasalam
bersabda: "Sesungguhnya di waktu malam itu ada suatu
saat yang tidak didapati oleh seorang Muslim yang di
waktu itu memohonkan suatu kenaikan kepada Allah,

82
Riyadush-shalihin, Bab Istihbab Qiyam Ramadhan : at-Tarwih,
Juz 1, Hal. 134

99
Hanya Sebuah Tulisan

baik dari urusan ke duniaan atau akhirat, melainkan Allah


akan memberikan -mengabulkan- permohonannya tadi.
Yang sedemikian ini ada di setiap malam." 83

Kesepuluh, Saking penting dan mulianya Shalat malam,


Nabi jika terlambat bangun, sakit atau ada udzur Syari
lainnya, beliau akan menggantinnya dengan 12 rakaat
disiang harinya.

‫صلٰى هللاُ َعلَْي ِه‬ َِ ‫رسول‬ َ ‫رضي‬ ِ ، ‫وع ْنها‬


َ ‫اّلل‬ ُ ‫ كان‬: ‫ت‬ ْ َ‫ قال‬، ‫عن َها‬
ْ ‫اّلل‬ َ
‫صلَى ِم َن‬ ِ ِ
َ ، ‫صالةُ من اللَيل م ْن وجع أ َْو غ ِْيه‬َ ‫وسلَم إِذا فات ْتهُ ال‬
َ
‫ رواه مسلِم‬. ‫ النَها ِر ثِنَيت ع َشرة رْك َعة‬.
1178. Dari Aisyah radhiallahu 'anha, katanya: "Rasulullah
shalallahu alaihi wasalam itu apabila terlambat
melakukan shalat malam karena sakit atau lain-lain,
maka beliau shalallahu alaihi wasalam shalat dua belas
rakaat di waktu siang harinya." 84

Kesebelas, Allah merahmati orang yang Shalat malam.

83
Ibid
84
Ibid

100
Hanya Sebuah Tulisan

َِ ‫ول‬ َ ‫ض َي‬ ِ ‫وعن أَب ُهريرة ر‬


ُ‫صلٰى هللا‬ َ ‫اّلل‬ ُ ‫رس‬
ُ ‫قال‬ َ : ‫ قال‬، ُ‫اّلل عنْه‬ َ َْ
‫ظ‬َ ‫فصلى وأيْ َق‬
َ ، ‫اّلل َر ُجال قَ َام ِم َن اللَْي ِل‬
َ ‫رح َم‬ ِ « : ‫علَي ِه وسلَم‬
َ َْ
‫اّللُ َام َرأَةً قَامت ِمن‬
َ ‫ َرِح َم‬، َ‫وج ِه َها املاء‬ ْ ‫ضح ِف‬ َ َ‫ت ن‬ ْ َ‫ فإ ْن أَب‬، ُ‫امرأَته‬
‫وج ِه ِه‬
ْ ‫ت ِف‬ َ َ‫ت َزْو َج َها فِإن أَب ن‬
ْ ‫ض َح‬ ْ َ‫ وأَيْ َقظ‬، ‫ت‬ ْ َ‫اللَْي ِل فَصل‬
ِ ِ‫ ِب‬.‫ املاء » رواهُ أبو داود‬.
‫سناد صحيح‬ َ
1180. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, katanya:
"Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Allah
merahmati seorang lelaki yang bangun di waktu malam
dan membangunkan istrinya, lalu apabila istrinya
enggan, lelakinya itu memercik-mercikkan air di
mukanya. Allah juga merahmati seorang wanita yang
bangun di waktu malam, lalu shalat dan membangunkan
suaminya dan apabila suaminya itu enggan, lalu
memercik-mercikkan air di mukanya." 85

Keduabelas, Saking pentingnya shalat malam, Rasul


meminimalkan shalat malam dengan satu rakaat.

85
Riyadush-shalihin, Bab Istihbab Qiyam Ramadhan : at-Tarwih,
Juz 1, Hal. 134

101
Hanya Sebuah Tulisan

‫صلٰى هللاُ َعلَْي ِه‬ َ ِ‫ أَن الن‬، ‫اّلل َع ْن ُه َما‬


َ ‫َِب‬ َ ‫ض َي‬ ِ ‫و َع ِن اب ِن ُعمر ر‬
َ ََ َ
‫الص ْبح‬ُّ ‫ت‬ َ ‫ فَِإذا ِخ ْف‬،‫صالةُ اللَْي ِل َمثْ َِن َمثْ َِن‬ َ َ‫وسلَم ق‬
َ « : ‫ال‬ َ
‫واح َدةِ » متفق عليه‬ ِ ِ‫ فَأَوتِر ب‬.
ْْ
1165. Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma bahwasanya
Nabi shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Shalat sunnah
di waktu malam itu dua rakaat dua rakaat, maka jikalau
engkau takut masuknya shalat Subuh, maka berwitirlah
dengan serakaat." 86

Itulah beberapa point yang harus kita ketahui,


bahwa Shalat malam penuh dengan kemuliaan dan
keutamaannya. Jika kita lihat seluruh Hadits mungkin
akan lebih banyak keutamaan dan kemuliaan shalat
malam. Point diatas tidaklah seberapa, masih hanya
sedikit.

Maka shalat malamlah salah satu amalan sunnah


yang istimewa, banyak keutamaan, dan kemuliaannya.
Jangan pernah tinggalkan Shalat malam, karena shalat
malam adalah amalan sunnah yang dapat
mendekatkan diri kita terhadap Allah Saw. Jika sudah

86
Riyadush-shalihin, Bab fadhli qiyam al-Lail, Juz 1, Hal. 133

102
Hanya Sebuah Tulisan

dekat dengan Allah Saw. Apa yang harus diragukan dan


ditakutkan?

103
Hanya Sebuah Tulisan

(2)
Dhuha : Keutamaan, Jumlah Raka'at & Waktu
Utama Shalat Dhuha

1. KEUTAMAAN SHALAT DHUHA

Shalat Dhuha adalah shalat sunat yang


diselanggarakan di waktu dhuha. Waktu dhuha itu
sendiri mulai dari terbit matahari sampai menjelang
dzuhur. 87

a. Ahli Taubat

‫ل ُيافظ على صالة الضحى إل أواب‬

Tidak ada yang bisa merutinkan shalat Dhuha selain


orang yang awwab (ahli taubat, selalu kembali kepada
Allah, selalu taat).88

b. Mewakili Semua Amal Shadaqah pada Pagi


hari

87
Nashruddin Syarief, Menuju Islam Kaffah 3, Bandung : Tsaqifa
Publishing, 2019, hal. 124
88
Shahih Ibn Khuzaimah, Hal. 455. No. 1157

104
Hanya Sebuah Tulisan

: ‫وسلَم قال‬ ِ َ ‫ضي‬ ِ ‫وعن أَب ذَر ر‬


َ ‫صلٰى هللاُ َعلَْيه‬ َ ‫النِب‬
ِٰ ‫ عن‬، ُ‫اّلل َعنْه‬ َ َْ
ِ ‫« يصبِح َعلى ُك ِل سالمى ِمن أ‬
‫ فَ ُك ُّل تَسبِيحة‬: ‫َحد ُك ْم صدقَة‬ ْ َ ُ ٰ ُ ُ
‫ َوُك ُّل تكبْية‬، ‫ وُكل َِتليلَة ص َدقَة‬، ‫وكل ُتميدة صدقة‬، ‫ص َدقة‬
‫وُي ِزئ‬ ِ ‫ وأَمر ابملع‬، ‫ص َدقة‬
ُْ ، ‫ وِني ع ِن املُْن َك ِر صدقَة‬، ‫روف صدقَة‬ ْ
‫ان يرَكعُ ُهما ِم َن الضحى » رواه مسلم‬ َ ‫ ِمن‬.
ِ َ‫ذلك رْكعت‬

"Setiap pagi semua tulang/persendian kalian harus


bershadaqah. Dan setiap tasbih itu adalah shodaqoh
setiap Tahmid tahlil dan takbir juga shodaqoh. Amar
ma'ruf nahi munkar juga shodaqoh. Dan cukup untuk
mewakili semua amal itu dengan dua rakaat yang
dikerjakan pada waktu Dhuha89

Imam an-Nawawi berkata dalam kitabnya


Syarah Shahih Muslim sebagai berikut :

‫ص ُّح‬ ِ َ‫ وأ ََِنَا ت‬، ‫عها‬ ِ ِ


َ َ ‫ُّحى َوَكبْي َم ْوق‬ ْ َ‫َوفِ ِيه َدلِيل َعلَى ِعظَم ف‬
َ ‫ضل الض‬
ِ ْ َ‫رْك َعت‬
‫ْي‬ َ
"Hadits ini menjadi dalil agungnya dan keutamaan
shalat Dhuha dan pentingnya kedudukannya. Dan

89
Shahih Muslim bab Istihbab solat adh-Dhuha no. 720

105
Hanya Sebuah Tulisan

bahwasannya shalat Dhuha itu sah dengan dua


raka'at".90

2. JUMLAH RAKA'AT SHALAT DHUHA

‫ كان رسو ُل هللا‬:‫ قالت‬،‫عن عائشةَ َر ِض َي هللاُ عنها‬


‫ ويَزيد ما‬،‫صلَّى هللاُ عليه وسلَّم يُص ِلِّي الضحى أربعًا‬
‫شا َء هللا‬
“Rasulullah saw shalat Dhuha empat raka'at dan beliau
menambahnya lagi sekehendak Allah.” 91

Al-hafizh Ibnu Hajar dalam at-Talkhisul habir,


Syaikh Ibnu Baz dan Syaikh utsaimin dalam majmu'
fatawa-nya, sama-sama menyatakan bahwa hadis di
atas menjadi dalil bahwa rakaat salat Dhuha tidak ada
batasannya.92

Menurut as-Shan'ani dalam Subulus-salam,


Hadits Aisyah menunjukkan bahwa yang biasa Nabi
Saw rutinkan 4 rakaat meski Nabi Saw membolehkan
minimal 2 rakaat. Untuk yang 4 raka'at ke atas cara

90
Syarah an-Nawawi ‘ala shahih muslim, No. 1181
91
Shahih Muslim bab Istihbab solat adh-Dhuha No. 719
92
Nashruddin Syarief, Menuju Islam Kaffah 3, Bandung : Tsaqifa
Publishing, 2019, hal. 128

106
Hanya Sebuah Tulisan

pelaksanaannya bisa dengan satu kali salam atau


salam setiap 2 rakaat. Berdasarkan hadits,

"Shalat (sunat) malam dan siang itu dua raka'at-dua


raka'at [salam pada setiap dua rakaat]."93

3. WAKTU UTAMA SHALAT DHUHA

Waktu yang paling utama untuk pelaksanaan


shalat Dhuha adalah ketika ‫( ترمض الفصال‬anak unta
kepanasan) atau ketika matahari mulai terasa
panasnya. Jika diukurkan pada jam hari ini sekitar jam
10.00-menjelang dzuhur.

‫صلُّو َن ِم َن‬
َ ُ‫ أَنَهُ َرأَى قَ ْوماً ي‬، ُ‫اّلل ع ْنه‬
َ ‫ضي‬ ِ ‫يد بن أَرقَم ر‬
َ ْ
ِ ‫عن ز‬
‫اع ِة‬
َ‫س‬ َ ‫هذ ِه ال‬
ِ ‫صال َة ِف غَ ِْْي‬ َ ‫ أ ََما لََق ْد َعلِ ُموا أَ َن ال‬: ‫ فقال‬، ‫ُّحى‬ َ ‫الض‬
ِ َِ ‫رسول‬
َ ِ‫األواب‬
‫ْي‬ َ ُ‫صالة‬ َ : ‫قال‬ َ ‫وسلَم‬ َ ‫صلٰى هللاُ َعلَْيه‬ َ ‫اّلل‬ َ ‫ إ َن‬، ‫ض ُل‬ َ ْ‫أَف‬
‫ال‬ ُ‫ص‬ ِ ِ
َ ‫ض الف‬
ُ ‫ْي ْترَم‬
َ‫ح‬
Dari Zaid bin Arqam radhiyallahu anhu bahwasanya ia
melihat sekelompok kaum -beberapa orang- sama
melakukan shalat Dhuha lalu ia berkata: "Apakah
orang-orang tidak mengetahui bahwa shalat Dhuha di
waktu selain ini adalah lebih utama, sesungguhnya

93
Sunan at-Tirmidzi bab anna solat al-Lail wa an-Nahr matsna
matsna No. 597

107
Hanya Sebuah Tulisan

Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda:


"Shalatnya orang-orang yang bertaubat itu ialah jikalau
anak-anak unta itu telah merasa panas matahari." 94

Meskipun tidak apa-apa jika dilaksanakan


sesudah matahari terbit, namun tetap yang lebih
utama adalah antara jam 10.00-menjelang dzuhur,
sebagaimana dijelaskan dalam hadits diatas.

94
Shahih Muslim bab shalat al-Awwabin hiina tarmadh al-Fishal
No. 748

108
Hanya Sebuah Tulisan

(3)
Shalat Sunnah Qabliyah Shubuh : Keutamaan
& Ketentuannya

1. KEUTAMAAN :

a. Lebih baik dari dunia dan seisinya

‫ َرْك َعتاَ ال َف ْج ِر َخ ْْي ِم َن‬:‫ال‬


َ َ‫وسلَم ق‬ ِ
َ ‫صلٰى هللاُ َعلَْيه‬ ِٰ ‫َو َع ْن َها َع ِن‬
َ ‫النِب‬
‫الدنيَا َوَما فِ ْي َها‬
ُّ
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia menyatakan, “Dua
rakaat shalat Sunnah Fajar lebih baik daripada dunia
dan seisinya.”

ً‫َج ْيعا‬ ُّ ‫ب إِ ََل ِم َن‬


َِ ‫الدنْيا‬
َ ‫ “ َْلَُما أ‬:‫َوِِف ِرَوايَة‬
ُّ ‫َح‬
Dalam riwayat lain disebutkan, “Dua rakaat shalat
Sunnah Fajar lebih aku sukai daripada dunia
semuanya.”95

95
Shahih Muslim bab istihbab rak’atai solat al-Fajr wal-hatsu
‘alaihima No. 725

109
Hanya Sebuah Tulisan

b. Sangat dijaga oleh Rasulullah saw

َ‫صلٰى هللاُ َعلَْي ِه َو َسلَ َم َكا َن ل‬َ ‫َِب‬ َ ِ‫ أَ َن الن‬،‫اّللُ عنْ َها‬ ِ ‫َعن َعائِ َشةَ ر‬
َ ‫ض َي‬ َ ْ
ِ‫ْي قبل الغَ َداة‬ ِ ُّ
َ ،‫يَ َدعُ أ َْربعاً قَ ْب َل الظ ْه ِر‬
َ ْ ْ َ‫ورْك َعت‬
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallamtidak pernah meninggalkan empat raka’at
qabliyah Zhuhur dan dua raka’at qabliyah Shubuh. 96

‫ َعلَى َش ْيء ِم َن‬,‫صلَى هللاُ َعلَْي ِه َو َسلَ َم‬ ُّ ِ‫ ََلْ يَ ُك ِن الن‬:‫ت‬


َ ‫َِب‬ ْ َ‫َو َع ْن َها قَال‬
‫اه َداً ِمنهُ َعلَى َرْك َع َيت ال َف ْج ِر‬ ِ ‫الن‬
ُ ‫َواف ِل أ َش َد تَ َع‬
َ
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia menyatakan, “Tidak
ada shalat yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallamsangat
perhatikan selain dua raka’at qabliyah Shubuh.” 97

‫َوافِ ِل‬ ِ َِ ‫ول‬


َ ‫ ِِف َش ْىء م َن الن‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫اّلل‬ َ ‫ت َر ُس‬ ُ ْ‫َما َرأَي‬
ِ ْ َ‫ع ِمنْهُ إِ َل ال َرْك َعت‬
‫ْي قَ ْب َل الْ َف ْج ِر‬ َ ‫َس َر‬
ْ‫أ‬
“Aku tidaklah pernah mendengar Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam mengerjakan salat sunnah
yang lebih semangat dibanding dengan salat sunnah
dua raka’at sebelum Fajar” (HR. Muslim no. 724).

96
Shahih al-Bukhari bab ar-Rak’atain qabla ad-Dzuhr No. 1182
97
Bulughul-maram bab solat at-Thathawu’ No. 355

110
Hanya Sebuah Tulisan

2. KETENTUAN :

a. Dianjurkan untuk meringkas bacaannya

ُ ‫صلِٰي َرْك َع َِيت الْ َف ْج ِر فَ يُ َخ ِٰف‬


،‫ف‬ ِ
َ ُ‫صلَى هللاُ َعلَْيه َو َسلَ َم ي‬
ِ ُ ‫َكا َن رس‬
َ ‫ول هللا‬ َُ
ِ ‫ َهل قَ رأَ فِي ِهما ِِبُِٰم الْ ُقر‬:‫ول‬
‫آن؟‬ ْ َ َ ْ ُ ُ‫َح ََّت إِِٰن أَق‬
“Rasulullah saw dahulu salat sunnah fajar (qobliyah
shubuh) dengan diperingan. Sampai aku mengatakan
apakah beliau di dua raka’at tersebut membaca Al
Fatihah?” 98

‫صلى هللا عليه وسلم قَ َرأَ ِِف َرْك َع ََِّت الْ َف ْج ِر (قُ ْل ََي‬- ‫اّلل‬ َِ ‫ول‬ َ ‫أَ َن َر ُس‬
)‫َحد‬ َ ‫أَيُّ َها الْ َكافِ ُرو َن) َو (قُ ْل ُه َو‬
َ ‫اّللُ أ‬
“Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
membaca ketika salat sunnah qobliyah shubuh surat
Al Kafirun dan surat Al Ikhlas” 99

98
Shahih Muslim bab istihbab rak’atai solat al-Fajr wal-hatsu
‘alaihima No. 724
99
Shahih Muslim bab istihbab rak’atai solat al-Fajr wal-hatsu
‘alaihima No. 726

111
Hanya Sebuah Tulisan

b. Jika tidak sempat shalat sunnahnya sebelum shubuh,


maka dianjurkan untuk shalat setelah shalat shubuh

‫س‬ َ ‫صلِٰ ِه َما بَ ْع َد َما تَطْلُ ُع ال‬


ُ ‫ش ْم‬ َ ُ‫ص ِٰل َرْك َع َِيت ال َف ْج ِر فَ لْي‬
َ ُ‫َم ْن ََلْ ي‬
“Barangsiapa yang belum melaksanakan shalat dua
raka’at fajar, maka hendaklah mengerjakannya setelah
matahari terbit.” 100

ُ ‫صلَْي‬ ِ ‫ فَأُقِيم‬،‫اّلل َعلَْي ِه وسلَم‬ َِ ‫ول‬


‫ت‬ َ َ‫ ف‬،ُ‫ص َالة‬ َ ‫ت ال‬ َ َ ََ َُ ‫صلَى‬ َ ‫اّلل‬ ُ ‫َخ َر َج َر ُس‬
‫اّللُ َعلَْي ِه َو َسلَ َم فَ َو َج َدِن‬
َ ‫صلَى‬ َ ‫َِب‬ ُّ ِ‫ف الن‬َ ‫ص َر‬ َ ْ‫ ُثَُ ان‬،‫الص ْب َح‬
ُّ ُ‫َم َعه‬
َِ ‫ول‬
،‫اّلل‬ َ ‫ ََي َر ُس‬:‫ْت‬ ُ ‫ قُل‬، ‫َص َال ََت ِن َم ًعا‬ َ ‫ فَ َق‬،‫ُصلِٰي‬
َ ‫ أ‬،‫س‬ ُ ‫ َم ْه ًال ََي قَ ْي‬:‫ال‬ َ‫أ‬
‫ فَ َال إِ َذ ْن‬:‫ال‬
َ َ‫ ق‬،‫ت َرْك َع َِيت ال َف ْج ِر‬ُ ‫إِِٰن ََلْ أَ ُك ْن َرَك ْع‬
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar (dari
rumah), lalu iqamah pun dikumandangkan. Aku shalat
subuh bersama beliau. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam berlalu, dan menjumpai sedang shalat.
Rasulullah bersabda, “Wahai Qais! Bukankah Engkau
shalat (subuh) bersama kami? Aku menjawab, “Iya,
wahai Rasulullah. Sesungguhnya aku tadi belum
mengerjakan shalat sunnah dua raka’at fajar.” Rasulullah
bersabda, “Kalau begitu silakan.”101

100
Sunan at-Tirmidzi, Hal. 287 No. 423
101
Sunan at-Tirmidzi, Hal. 284 No. 422

112
Hanya Sebuah Tulisan

(4)
Menyambut Kemerdekaan Sesuai Qur’an &
Sunnah

Apabila telah datang pertolongan Allah dan


kemenangan, dan kamu lihat manusia masuk agama
Allah dengan berbondong-bondong, maka
bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah
ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha
Penerima taubat (QS. an-Nashr [110] : 1-3).

17 Agustus 1945, adalah dimana hari merdekanya


Negara Indonesia. Kemerdekaan dan kemenangan tiada
lain adalah berkat pertolongan dari Allah swt. namun,
puncak masalahnya adalah cara menyambut dan
merayakannya. Ketika tiba 17 Agustus ditelinga bangsa
Indonesia, maka tiada lain dalam pikirannya yang muncul
adalah “pesta-pesta” “Hura-Hura” bahkan “Perjudian”
pun tidak aneh ada didalamnya.

Kita sudah sepatutnya merenung, kemerdekaan


itu datangnya dari Allah, maka tidak ada yang
diwujudkan kecuali bersyukur pada pemberi
kemerdekaan itu. Sebagaimana dijelaskan dalam surat

113
Hanya Sebuah Tulisan

an-Nashr diatas, bahwa ketika datang kemenangan atau


kemerdekaan itu kita diperintah untuk bertasbih,
bertahmid, dan ber-istighfar. Ini merupakan ajaran dari
Allah swt. bagaimana caranya untuk mewujudkan rasa
syukur kepada-Nya, yaitu dengan berdzikir; mengingat
Allah dengan bertasbih, bertahmid (memuji-Nya), dan
ber-istighfar (meminta ampun kepada-Nya).

Dalam Kitab Tafsir ibn Katsir surat an-Nashr,


diceritakan bahwa Nabi saw. ketika berhasil menaklukan
kota Makkah, beliau shalat delapan raka’at. Ada Ulama
yang menyebutkan bahwa shalat itu adalah shalat
dhuha, Karena dilaksanakan pada waktu dhuha, ada pula
Ulama yang menyebutkan bahwa itu adalah shalat al-
Fath, juga ada yang menyebutkan bahwa itu adalah
shalat syukur.102 Maka hemat penulis, Shalat apapun itu,
intinya amal shalat itu adalah rasa syukur Nabi saw.
kepada Allah swt. atas kemenangan yang beliau
dapatkan, dan ini juga adalah sebuah pengajaran dari
Nabi saw. ketika mendapatkan kemenangan,
kemerdekaan dan pertolongan itu dianjurkan untuk
bersyukur, baik itu shalat ataupun berdzikir kepada Allah
swt.

102
Bahrun Abu Bakar, Terjemah Tafsir Ibn Katsir Juz 30, (Bandung :
Sinar Baru Algensindo, 2005), hal.631.

114
Hanya Sebuah Tulisan

Maka disimpulkan, ajaran dari al-Qur’an dan


Sunnah ketika mendapatkan kemenangan dan
kemerdekaan itu adalah bersyukur. Jika dalam al-Qur’an
cara mewujudkannya adalah dengan bertasbih,
bertahmid dan ber-istighfar. Jika dalam Sunnah cara
mewujudkannya adalah dengan Shalat 2-8 rakaat.

Maka jelas haramnya jika perayaan itu diisi


dengan pesta-pesta, hura-hura, joget-joget yang tidak
jauh didalamnya ada perjudian, pesta miras, perkelahian,
keributan dan pesta music yang menampilkan penyanyi
pengumbar aurat. Namun jika didalamnya hanya
perlombaan anak-anak seperti biasanya, dan bertujuan
untuk mengingat, menghargai dan agar merasakan
usaha para pejuang dahulu yang susah payah untuk
Indonesia merdeka, hemat penulis boleh-boleh saja,
selagi tidak ada sesuatu yang dilarang oleh agama
didalamnya. Dan mengingatkan kepada anak-anak untuk
tidak lupa bersyukur atas kemerdekaan ini.

Semoga Negara indonesia tidak seperti kaum


Saba, yang hancur karena tak bersyukur, sehingga Allah
binasakan mereka.

“Sesungguhnya bagi kaum Saba’ ada tanda (kekuasaan


Tuhan) di tempat kediaman mereka yaitu dua buah
kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (Kepada

115
Hanya Sebuah Tulisan

mereka dikatakan): “Makanlah olehmu dari rezeki yang


(dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu
kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan
(Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun”.
Tetapi mereka berpaling, maka Kami datangkan kepada
mereka banjir yang besar dan Kami ganti kedua kebun
mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-
pohon) yang berbuah pahit, pohon Atsl dan sedikit dari
pohon Sidr. Demikianlah Kami memberi balasan kepada
mereka karena kekafiran mereka (kufur nikmat). Dan
Kami tidak menjatuhkan adzab (yang demikian itu),
melainkan hanya kepada orang-orang yang sangat
kafir.”103

Dan ingatlah firman Allah swt. yang satu ini, agar kita
senantiasa untuk terus bersyukur :

“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan


menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya adzab-Ku
sangat pedih”104

103
QS. Saba` [34] : 15-17
104
QS. Ibrahim [14] : 7

116
Hanya Sebuah Tulisan

117
Hanya Sebuah Tulisan

HIKMAH DARI SEJARAH & KISAH

(1)
Ketika Wajah Ali Bin Abi Thalib Diludahi

Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa Ali


Bin Abi Thalib adalah Khalifah keempat setelah Khalifah
Utsman Bin Affan. Beliau merupakan sepupu sekaligus
menantu Nabi Muhammad Saw.
Ketika perang Khandaq, Umat Islam pernah
ditantang oleh musuh untuk duel (satu lawan satu),
tepatnya oleh jagoan kafir Quraisy yang sangat ditakuti
banyak orang, yaitu Amr bin Abd Wad al-Amiri.
Maka Nabi Saw. yang saat itu sebagai
pemimpin peperangan bertanya kepada para sahabat,
siapa yang berani untuk menanggapi tawaran Amr ini.
Namun yang ada hanyalah hening. Tak ada satupun
sahabat yang berani untuk memenuhi tawaran si
jagoan Kafir Quraisy ini untuk berduel. Karena
mengingat si Amr ini adalah orang yang paling ditakuti

118
Hanya Sebuah Tulisan

dan benar-benar membuat nyali berciut. Sehingga akan


sulit sekali untuk membuka peluang kemenangan
ketika duel.
Ketika keheningan berlangsung, Ali bin Abi
Thalib pun maju, menyanggupi ajakan duel Amr bin Abd
ini. Melihat Ali yang saat itu masih terlalu muda, Nabi
Saw. pun sempat ragu dan khawatir pada Ali, sehingga
Nabi Saw. pun menawarkan kembali ajakan duel itu
kepada para sahabat. Sampai tiga kali, para sahabat
pun masih saja terdiam dan hening karena tidak berani.
Maka memang hanya Ali lah yang menyatakan siap dan
berani melawan si jagoan Kafir Quraisy ini, maka Nabi
Saw. pun mengizinkannya.
Maka Amr bin Abd Wad al-Amiri
menanggapinya juga namun dengan tertawa
mengejek, karena mengingat Ali yang waktu itu masih
terlalu muda.
Namun faktanya, ketika perkelahian
berlangsung, kemenangan tetap berpihak pada Ali,
ketika Ali menebaskan pedangnya pada paha si Amr ini.
Maka Amr pun tumbang ke tanah dan tidak bisa apa-
apa karena pahanya sudah terluka oleh Ali.
Kemenangan bagi Ali sudah di depan mata, sehingga
satu gerakan lagi Ali bisa membunuh si Amr ini.

119
Hanya Sebuah Tulisan

Namun diluar dugaan, Amr bin Abd yang sudah


terpojok ini masih tetap menyempatkan untuk
memberontak dengan meludahi wajah Ali bin Abi
Thalib. Menanggapi hinaan itu, Ali justru menyingkir
dan mengurungkan niat untuk membunuh si Amr ini.
Para sahabat pun bingung, ada apa dengan Ali.
“Saat dia meludahi wajahku, aku marah. Aku
tidak ingin membunuhnya lantaran amarahku. Aku
tunggu sampai hilang kemarahanku dan
membunuhnya karena Allah Swt. bukan karena
amarahku.” Kata Ali menjawab kebingungan para
sahabat atas sikap Ali.
Meskipun Amr bin Abd ini akhirnya gugur
ditangan Ali, tindakan mulia Ali ini memberi beberapa
pelajaran. Bahwa perjuangan dan pembelaan Islam
harus berdasarkan keikhlasan dan ketulusan Iman,
bukan karena nafsu kebencian dan kemarahan.
Pertama yang harus ditanamkan justru adalah Ikhlas
karena Allah Swt. dalam melakukan segala sesuatu dan
yang harus dilawan dan diperangi justru adalah nafsu.

120
Hanya Sebuah Tulisan

(2)
Ibrah & Sejarah Perubahan Arah Kiblat

Pada Bulan Rajab tahun kedua hijrah, terjadi


peristiwa penting dalam kaum muslimin, yaitu
terjadinya perubahan arah kiblat dari masjid al-Aqsha
ke arah Ka’bah. Pada mulanya kaum muslimin sekitar
16/17 Bulan kiblatnya menghadap ke al-Aqsha, dan itu
terjadi ketika Rasulullah masih di Makkah dan belum
hijrah ke madinah.

Al-hafizh Ibnu Hajar menjelaskan cara


mempertemukan dua riwayat yang menjelaskan
Berapa lama Nabi SAW shalat menghadap Baitul
Maqdis setelah beliau hijrah ke Madinah. Al-hafizh Ibnu
Hajar –Semoga Allah merahmatinnya— berkata :
“Mempertemukan dua riwayat ini mudah orang yang
menetapkan 16 bulan berarti dia menggabungkan antara
bulan kedatangan beliau ke Madinah dengan bulan
turunnya perintah merubah kiblat menjadi 1 bulan serta
mengabaikan sisa hari (dua –pent) bulan tersebut
(karena beliau sampai di Madinah pada pertengahan
bulan Rabiul awal dan beliau diperintahkan untuk
merubah kiblat pada pertengahan bulan Rajab –pent)

121
Hanya Sebuah Tulisan

sedangkan orang yang menetapkan 17 bulan berarti dia


menghitung ke 2 bulan tersebut”. 105

Ketika kaum muslimin beribadah masih


menghadap ke al-Aqhsa, orang-orang yahudi sangat
bahagia, karena mereka berasumsi bahwa ajaran yang
dibawa oleh Muhammad itu mengikuti kiblat beribadah
mereka. Adanya asumsi ini, membuat mereka
berambisi untuk mengajak Muhammad agar
bergabung dengan mereka. Padahal justru Muhammad
dalam hatinya sangat ingin untuk dipindahkan arah
kiblatnya kearah ka’bah, kiblat Ibrahim dan Ismail.
Muhammad seringkali menengadahkan wajahnya ke
langit sembari berdo’a, berharap dan menunggu agar
Allah menurunkan wahyu-Nya perihal perpindahan
kiblat tersebut. Maka Allah pun mengabulkan do’a dan
harapan Muhammad, dengan firman-Nya :

‫َك قِ ۡب لَة‬ ‫قَ ۡد ن رى ت قلُّب و ۡج ِهك ِِف ٱل ا‬


َ ‫س َمآِء فَ لَنُ َولِٰيَ ن‬
َ َ َ َ ََ ‫ََ ه‬
ۡ ‫ٱْلر ِْۚام وح‬ۡ ِِۡ ۡ ۡ ۡ ْۚ
‫ث َما ُكنتُ ۡم فَ َولُّوْا‬
ُ َ َ ََ ‫ك َشط َر ٱل َمسجد‬
‫ي‬ َ ‫ض هى َها فَ َوِٰل َوج َه‬
ۡ
َ ‫تَ ر‬

105
Buku tulis tsanawiyah, Pelajaran Tafsir

122
Hanya Sebuah Tulisan

ۡ
‫ب لَيَ ۡعلَ ُمو َن أَنَهُ ٱْلَ ُّق ِمن‬ َِ ‫وجوه ُك ۡم َش ۡطرهُۥۗ وإِ َن ٱلَ ِذين أُوتُواْ ۡٱل‬
‫ه‬
‫ت‬ ‫ك‬
َ َ َ َ َ ُُ
ۗ
‫ٱّللُ بِ هغَ ِفل َع َما يَ ۡع َملُو َن‬
َ ‫َرِٰبِِ ۡم َوَما‬
Kami melihat wajahmu (Muhammad) sering
menengadah ke langit, maka akan Kami palingkan
engkau ke kiblat yang engkau senangi. Maka
hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidilharam. Dan di
mana saja engkau berada, hadapkanlah wajahmu ke arah
itu. Dan sesungguhnya orang-orang yang diberi Kitab
(Taurat dan Injil) tahu, bahwa (pemindahan kiblat) itu
adalah kebenaran dari Tuhan mereka. Dan Allah tidak
lengah terhadap apa yang mereka kerjakan. 106

Shalat pertama yang Muhammad laksanakan


ketika telah berpindah kiblat menjadi ke Ka’bah adalah
shalat Dzuhur di Bani salamah dan shalat Ashar di
masjid Nabawi. Sedangkan penduduk Quba berpindah
kiblat ketika mereka sedang berlangsung
melaksanakan shalat Shubuh, dimana ada seseorang
yang baru saja selesai shalat dengan menghadap ke
ka’bah. Ketika dia lewat orang-orang yang shalat
menghadap al-Aqhsa, maka dia berkata : “Aku bersaksi
kepada Allah, sesungguhnya aku telah salat bersama

106
Q.s al-Baqarah [2] : 144

123
Hanya Sebuah Tulisan

Nabi Saw. menghadap ke arah Mekah (Ka'bah)”. Maka


orang-orang yang sedang shalat itu serentak langsung
mengubah arah kiblatnya kearah Ka’bah. Dan ini
menunjukan juga bahwa bolehnya mengubah arah
kiblat tanpa membatalkan shalatnya terlebih dahulu.

Setelah berpindahnya arah kiblat dari al-Aqsha


ke Ka’bah, membuat orang-orang kebingungan.
Karena banyaknya orang yang meninggal sebelum
perpindahan arah kiblat tersebut, mereka bertanya-
tanya apakah ibadah yang selama ini mereka kerjakan
menghadap ka’bah diterima atau tidak. maka Allah
berfirman :
ْۚ
‫َاس لََرءُوف َرِحيم‬ َ ‫يع إِْيهَنَ ُك ۡم إِ َن‬
ِ ‫ٱّللَ بِٱلن‬ ِ ِ َ ‫وما َكا َن‬
َ ‫ٱّللُ ليُض‬ ََ
“Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu.
Sungguh, Allah Maha Pengasih, Maha Penyayang kepada
manusia.”107

Perubahan kiblat ini menjadi bentuk


kesenangan bagi Muhammad, karena Allah telah
mengabulkan do’a beliau dan telah memenuhi
permintaan juga harapan beliau. Namun sebaliknya

107
Q.s al-Baqarah [2] : 143

124
Hanya Sebuah Tulisan

bagi kaum Yahudi, perubahan kiblat ini menjadi


pukulan bagi mereka, sehingga mereka putar-balik hati,
yang asalnya bahagia, kini menjadi geram dan muram.
Karena asumsi-asumsi mereka tak sesuai dan langsung
terbantahkan dengan adanya peristiwa perubahan
arah kiblat tersebut. Sehingga mereka langsung
melontarkan isu-isu untuk menghasut kaum muslimin
agar kaum muslimin ragu dan takut, bahwa kebaikan
hanya dapat diraih ketika beribadah menghadap ke
arah al-Aqsha. Isu yang dilontarkan kaum Yahudi ini,
membuat Allah turun tangan dan berfirman :
ۡ ۡ ۡ ۡ ۡ
‫َب َم ۡن‬ َ ِ‫ب َوهلَ ِك َن ٱل‬ ِ ‫وه ُك ۡم قِبَل ٱل َم ۡش ِر ِق َوٱل َم ۡغ ِر‬ ‫ج‬ ‫و‬ ‫ا‬‫و‬ُّ
‫ل‬‫و‬ ‫ت‬ ‫َن‬ ‫أ‬ ‫َب‬ِ ‫ٱل‬ ‫س‬ َ
َ َ ُ ُ َُ ْ َ َ ‫لي‬
ۡ ۡ ۡ ۡ ۡ ِ
َ ‫ب َوٱلنَبِيِٰۧ َن َو َءاتَى ٱل َم‬
‫ال‬ ِ َ‫ٱّلل َوٱليَ ۡوِم ٱألٓ ِخ ِر َوٱل َم هلَٓئِ َك ِة َوٱل ِك هت‬ َ ِ‫َء َام َن ب‬
‫ْي‬ ِ‫سآئِل‬ ‫ٱل‬‫و‬ ِ
‫يل‬ ِ
‫ب‬ ‫س‬ ‫ٱل‬ ‫ن‬ ۡ ‫على حبِ ِهۦ ذ ِوي ۡٱلق ۡرِب و ۡٱلي هتمى و ۡٱلم هس ِكْي و‬
‫ٱب‬
َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ ‫ُ َه َ َ َ َ ه‬ َ ُٰ ‫َ َ ه‬
ۡ ۡ
‫صلَ هوَة َو َءاتَى ٱل َزَك هوَة َوٱل ُموفُو َن بِ َعه ِد ِه ۡم إِ َذا‬ َ ‫اب َوأَقَ َام ٱل‬ ِ َ‫ٱلرق‬ِٰ ‫َوِِف‬
َٓ‫س أُوهل‬ ۗ ‫ضرآِء وِحْي ۡٱلب ۡأ‬ ِ ۡ ۡ ‫ا‬
ِ َ‫ك ٱل‬ ِ ِ ِ ‫ه‬
‫ين‬
َ ‫ذ‬ ‫ئ‬ ِ
َ ْ َ َ َ َ َ َ َ َ ‫ٱل‬ ‫و‬ ‫ء‬ ‫ا‬
ٓ‫س‬ ‫أ‬ ‫ب‬‫ٱل‬ ‫ِف‬ ‫ين‬
َ ِ
‫َب‬ ‫ص‬
َ ‫ٱل‬ َ ْ‫هَع َه ُدو‬
‫و‬ ‫ا‬
ۡ
‫ك ُه ُم ٱل ُمتَ ُقو َن‬ ِ‫ئ‬َٓ‫صدقُو اا وأُوهل‬
َ ْ َ ْ ََ
“Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke
arah timur dan ke barat, tetapi kebajikan itu ialah
(kebajikan) orang yang beriman kepada Allah, hari akhir,

125
Hanya Sebuah Tulisan

malaikat-malaikat, kitab-kitab, dan nabi-nabi dan


memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat,
anak yatim, orang-orang miskin, orang-orang yang
dalam perjalanan (musafir), peminta-minta, dan untuk
memerdekakan hamba sahaya, yang melaksanakan
shalat dan menunaikan zakat, orang-orang yang
menepati janji apabila berjanji, dan orang yang sabar
dalam kemelaratan, penderitaan dan pada masa
peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar, dan
mereka itulah orang-orang yang bertakwa.”108

Sungguh, dalam peristiwa perubahan arah


kiblat ini Allah pasti menyimpan banyak hikmah
didalamnya. Diantaranya adalah bahwa perubahan
arah kiblat ini sebagai ujian bagi kaum muslimin.
Menguji se-sigap dan se-siap apakah kaum muslimin
ketika melaksanakan perintah Allah swt. sebagaimana
firman-Nya :
ۡ ۡ ‫وما جع ۡلنا ۡٱل ِق‬
‫ول ِِمَن‬َ ‫نت َعلَ ۡي َهآ إَِل لِنَ علَ َم َمن يَتَبِ ُع ٱل َر ُس‬
َ ُ ‫ك‬ ‫يت‬ِ َ
‫ل‬ ‫ٱ‬ ‫ة‬
َ ‫ل‬
َ ‫ب‬ َ َ َ ََ
ۗ ِ َ‫ين َقلِب َعلَ هى َع ِقب ۡي ِْۚه وإِن َكانَ ۡت لَ َكبِْيًة إَِل َعلَى ٱل‬
َ ‫ين َه َدى‬
‫ٱّللُ َوَما‬ َ ‫ذ‬ َ َ َ ُ َ
ْۚ
‫َاس لََرءُوف َرِحيم‬ ِ ‫ٱّللَ بِٱلن‬ َ ‫يع إِْيهَنَ ُك ۡم إِ َن‬ ِ ِ َ ‫َكا َن‬
َ ‫ٱّللُ ليُض‬

108
Q.s al-Baqarah [2] : 177

126
Hanya Sebuah Tulisan

“Kami tidak menjadikan kiblat yang (dahulu) kamu


(berkiblat) kepadanya melainkan agar Kami mengetahui
siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang berbalik ke
belakang. Sungguh, (pemindahan kiblat) itu sangat
berat, kecuali bagi orang yang telah diberi petunjuk oleh
Allah. Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu.
Sungguh, Allah Maha Pengasih, Maha Penyayang kepada
manusia.” 109

Dan kenyataanya kesiapan dan kesigapan


mereka terbukti ketika mereka shalat lalu ada yang
menyeru bahwa kiblat telah berpindah, mereka
langsung merubah arah kiblat tanpa banyak Tanya dan
membatalkan shalatnya. Maka inilah ciri-ciri orang
beriman, mereka siap dan sigap ketika melaksanaka
perintah dari Allah tanpa banyak bertanya dengan akal
manusia yang tentunya sangat terbatas dibandingkan
pengetahuan Allah swt. yang tidak ada batasnya. Dan
perlu diingat kembali, bahwa kebenaran tak cukup
berdasarkan Logis (akal), Empiris (terasa oleh
pancaindra) dan intuitif (berdasar pada bisikan/gerak
hati), namun harus juga berdasarkan wahyu dari Allah
yang sangat mungkin mengalahkan keterbatasan akal

109
Q.s al-Baqarah [2] : 143

127
Hanya Sebuah Tulisan

manusia, bahkan berdasarkan wahyu saja cukup,


meskipun tanpa Logis, empiris dan intuitif.
ْۚ ۡ ۡ ۡ ۡ
‫ادتهُ هَه ِذ ِهٓۦ إِْيهَنا فَأََما‬ ُ ‫ورة فَ ِمن ُهم َمن يَ ُق‬
َ ‫ول أَيُّ ُكم َز‬ َ ‫َوإِذَا َمآ أُن ِزلَت ُس‬
ۡ
‫ادِتُ ۡم إِْيهَنا َو ُه ۡم يَ ۡستَ ۡب ِش ُرو َن‬
َ ‫ين َء َامنُواْ فَ َز‬ َِ
َ ‫ٱل ذ‬
“Dan apabila diturunkan suatu surah, maka di antara
mereka (orang-orang munafik) ada yang berkata,
“Siapakah di antara kamu yang bertambah imannya
dengan (turunnya) surah ini?” Adapun orang-orang yang
beriman, maka surah ini menambah imannya, dan
mereka merasa gembira.”110
ۡ
‫ادِتُ ۡم ِر ۡج ًسا إِ َ هل ِر ۡج ِس ِه ۡم َوَماتُواْ َو ُه ۡم‬
َ ‫ين ِِف قُلُوِبِِم َم َرض فَ َز‬ َِ
َ ‫وأَ َما ٱلذ‬
‫هَك ِف ُرو َن‬
“Dan adapun orang-orang yang di dalam hatinya ada
penyakit, maka (dengan surah itu) akan menambah
kekafiran mereka yang telah ada dan mereka akan mati
dalam keadaan kafir”.111

110
Q.s at-Taubah [9] : 124
111
Q.s at-Taubah [9] : 124

128
Hanya Sebuah Tulisan

(3)
Berjuta Hikmah Dibalik Sakit

‫صب َوَل َه ٰم َوَل ُح ْزن َوَل أَذًى‬ ِ ِ ِ


َ ‫صب َوَل َو‬ َ َ‫يب ال ُْم ْسل َم م ْن ن‬ ُ ‫ما يُص‬
‫اّللُ ِِبَا ِم ْن َخطَ َاَيه‬
َ ‫ش ْوَك ِة يُ َشا ُك َها إَِل َك َف َر‬
َ ‫َوَل غَ ٰم َح ََّت ال‬

Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu


penyakit, keletihan, kehawatiran, kesedihan,
gangguan, kesusahan, bahkan duri yang
melukainya, melainkan Allah akan menghapus
kesalahan-kesalahannya.112

Yang harus dipahami dalam sakit adalah bahwa


sakit itu sebagian dari takdir Allah Swt. yang dimana
kita sebagai manusia harus megimaninya. Makna dari
iman pada takdir adalah mempercayai bahwa semua
yang datang kepada kita adalah dari Allah Swt. baik itu
yang baik ataupun yang buruk, dan jika yang datangnya
baik, ia bersyukur atasnya, dan jika yang datangnya
buruk, ia tidak menyesalinya.

112
Shahih al-Bukhari kitab al-mardla bab ma ja`a fi kaffaratil-
maradl no. 5641

129
Hanya Sebuah Tulisan

Sakit juga adalah bentuk kasih sayang Allah Swt.


kepada kita. Allah ingin kita terhapus dosa-dosanya,
dan bersih dari kesalahan, sehingga kita mampu dan
siap untuk menghadapi hari hisab nanti. Karena
sebagaimana kita ketahui, bahwa sakit adalah
anugerah dari Allah Swt. agar dosa kita bisa diampuni.
Saking pentingnya peran sakit dalam
menghapus dosa, ada satu sahabat yang selalu berdo’a
agar tidak pernah lepas darinya penyakit sampai
meninggal dunia.

ِ ‫ول‬ ِ ‫ال ر ُجل لِر ُس‬ ْ ‫عن أَِب َس ِعيد‬


‫ت‬َ ْ‫ أ ََرأَي‬: ‫هللا ﷺ‬ َ َ َ َ‫ ق‬:‫ال‬ َ َ‫ي ق‬ ِٰ ‫اْلُ ْد ِر‬ ْ
‫ َوإِ ْن‬:‫ال أ َُب‬ َ َ‫ ق‬.‫ َك َف َارات‬:‫ال‬ ِ ُ‫اض الَِيت ت‬
َ َ‫صيبُ نَا َما لَنَا ِِبَا؟ ق‬ ِِ
َ ‫َهذه ْاأل َْم َر‬
‫ فَ َد َعا أ َُب َعلَى نَ ْف ِس ِه أَ ْن‬:‫ال‬
َ َ‫ ق‬.‫ َوإِ ْن َش ْوَكةً فَ َما فَ ْوقَ َها‬:‫ال‬ َ َ‫ت؟ ق‬ ْ َ‫قَ ل‬
‫ َول عُ ْم َرة‬،‫وت ِِف أَ ْن َل يَ ْشغَلَهُ َع ْن َح ٰج‬ َ َُ‫ك َح ََّت ْي‬ ُ ‫َل يُ َفا ِرقَهُ ال َْو ْع‬
ِ ِ ِ‫وَل ِجهاد ِِف سب‬
ُ‫سه‬ َ َ‫ص َالة َم ْكتُوبَة ِِف ََج‬
َ ‫اعة فَ َما َم‬ َ ‫ َوَل‬،‫يل هللا‬ َ َ َ
َ ‫ إَِل َو َج َد َح َرهُ َح ََّت َم‬،‫إِنْ َسان‬
‫ات‬

Dari Abu Sa’id al-Khudri ra, ia berkata: Seseorang


bertanya kepada Rasulullah saw: “Menurut anda,
penyakit yang menimpa kami, apa yang akan kami
peroleh darinya?” Beliau menjawab: “Kifarat/penghapus
dosa.” Ubay ikut bertanya: “Meskipun

130
Hanya Sebuah Tulisan

sedikit/ringan?” Beliau menjawab: “Meski tertusuk duri


atau yang lebih kecil dari itu.” Kata Abu Sa’id: Ubay lalu
berdo’a untuk dirinya sendiri agar tidak pernah lepas
darinya penyakit sampai meninggal dunia, tetapi
penyakit yang tidak menghalanginya dari haji, ‘umrah,
jihad fi sabilillah, dan shalat wajib berjama’ah. Maka
sejak saat itu tidak ada seorang pun yang bersentuhan
dengannya melainkan ia merasakan panas demamnya,
sampai Ubay meninggal dunia . 113

Maka dari itu, sungguh tidak pantas, seorang


muslim ketika ditimpa musibah/sakit, ia mengeluh,
menyesal, bahkan marah-marah karena tidak kunjung
sembuh. Sudah jelas sekali Allah memberi penyakit
tiada lain hanya untuk menghapus dosa-dosanya.
Adapun jika penyakit itu sebagai adzab dari Allah, maka
disitu Allah ingin memperingati kita seorang muslim
agar berhenti dari maksiat-maksiatnya dan kembali ke
jalan yang lurus.
Tidak hanya itu, sakit juga senantiasa mengukur
keimanan seseorang. Ketika ia sakit, apakah ia bersabar
atau tidak, dan berdo’a atau tidak. Karena Allah
menguji keimanan seseorang itu banyak caranya, salah
satunya adalah sakit.

113 Musnad Ahmad Bab musnad Abi Sa’id al-Khudri no. 10754.

131
Hanya Sebuah Tulisan

Jika bersabar, maka banyak ayat yang


menyebutkan balasan bagi orang-orang yang sabar
dalam al-Qur’an ataupun Hadits, diantaranya :

‫ين‬ َ ‫ص َال ِة ْۚ إِ َن‬


ِ َ ‫اّللَ َم َع ال‬
َ ‫صاب ِر‬ َ ‫استَ ِعينُوا ِابل‬
َ ‫ص َِْب َوال‬ ْ ‫آمنُوا‬
َ ‫ين‬
َِ
َ ‫ََي أَيُّ َها الذ‬
“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar
dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah
beserta orang-orang yang sabar” 114

‫ت لَهُ َش ِف ًيعا أ َْو َش ِهي ًدا يَ ْوَم‬


ُ ‫َب َعلَى ألْ َوائِ َها ُك ْن‬
ََ ‫ص‬
َ ‫َم ْن‬
‫ال ِْقيَ َام ِة‬
“Barangsiapa yang bersabar atas kesuliatan
hidupnya, maka aku akan menjadi pemberi syafa’at
dan saksi baginya pada hari kiamat. 115"

‫وع َونَ ْقص ِم َن ْاأل َْم َو ِال‬ ِ ‫اْلَو‬


ِ ُ‫ف َوا ْْل‬ ِ
ْ ْ ‫َولَنَ ْب لَُونَ ُك ْم بِ َش ْيء م َن‬
َ ‫صاب ِر‬
‫ين‬ ِٰ َ‫ات ۗ َوب‬
ِ َ ‫ش ِر ال‬ ِ ‫س والثَمر‬
َ َ َ ِ ‫َو ْاألَنْ ُف‬
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu,
dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta,

114
Q.S al-Baqarah [2] : 153
115
Shahih Muslim, Hal. 119 No. 3410

132
Hanya Sebuah Tulisan

jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira


kepada orang-orang yang sabar”.116
Selain menguji keimanan, sakit juga dapat lebih
mendekatkan diri dengan Allah swt. Tanpa disadari,
kita selalu berdo’a kepada Allah agar dapat
disembuhkan. Memperbanyak Istighfar, karena
menyadari sakit itu adalah penghapus dari dosa, dan
memperbanyak Ibadah, karena memang Allah lah yang
memberi penyakit itu.
Inilah yang disebut dengan roda kehidupan atau
bahkan pasang surut kehidupan. Kita tidak akan selalu
bahagia, hidup lancar-lancar saja tanpa masalah. Tetapi
Allah kirimkan kesulitan atau musibah, hanya untuk
menguji, menghapus dosa dan mengembalikan ke jalan
yang benar.
Tetap tawakal dengan penyakitnya, serahkan
semuanya kepada Allah. Karena Allah tidak
menurunkan penyakit kecuali dengan obatnya. Tetap
bersabar dan selalu Istiqomah beribadah juga berdo’a.

ِ ِ ِ ‫ك ِعب ِادي ع‬ ِ
‫ب َد ْع َوةَ ال َد ِاع‬ ُ ‫ّن فَاِٰنْ قَ ِريْب ۗ اُج ْي‬ ْٰ َ ْ َ َ َ‫َواذَا َساَل‬
ِِۙ ‫اِ َذا َد َع‬
‫ان فَ لْيَ ْستَ ِج ْي بُ ْوا ِ َْل َولْيُ ْؤِمنُ ْوا ِ ْب لَ َعلَ ُه ْم يَ ْر ُش ُد ْو َن‬

116
Q.S al-Baqarah [2] : 155

133
Hanya Sebuah Tulisan

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu


(Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku
dekat. Aku Kabulkan permohonan orang yang berdoa
apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu
memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar
mereka memperoleh kebenaran”117.

َِ ‫ُصيب َدواء ال َد ِاء ب رأَ ِبِِ ْذ ِن‬


ِ ِ
‫اّلل َع َز َو َج َل‬ ََ ُ َ َ ‫ل ُك ِٰل َداء َد َواء فَِإ َذا أ‬
Semua penyakit itu ada obatnya. Apabila obat itu sesuai
dengan penyakitnya, maka penyakit itu akan sembuh
dengan seizin Allah azza wa jalla118

ِ
ً‫اّللُ َداءً إَِل أَنْ َز َل لَهُ ش َفاء‬
َ ‫َما أَنْ َز َل‬
Allah tidak menurunkan penyakit kecuali dengan
obatnya.119

‫ْي َداء‬
َْ َ‫اء غ‬ َ ‫اء إِلَ َو‬
ً ‫ض َع لَهُ َد َو‬ ً ‫ض ْع َد‬ َ ‫تَ َد َاوْوا فَِإ َن‬
َ َ‫اّللَ َع َز َو َج َل ََلْ ي‬
ِ‫و‬
‫احد ا ْْلََرُم‬ َ

117
Q.S al-Baqarah [2] : 186
118
Shahih Muslim Bab likuli daai dawaa wa istihbab at-Tadawa, Hal.
21 No. 5871
119
Shahih al-Bukhori Bab ma anzala al-Lahu daa illa anzala lahu
syifaa, Hal. 122 No. 5678

134
Hanya Sebuah Tulisan

Berobatlah kalian, karena Allah tidak


menurunkan penyakit kecuali padanya diturunkan obat,
tetapi ada satu penyakit yang tidak ada obatnya

135
Hanya Sebuah Tulisan

MASA’IL

(1)
Umat Islam Tidak Mengucapkan
‘Selamat Natal’

Seperti yang telah diketahui, bahwa Toleransi


dalam Islam adalah lakum diinukum waliyadin bagimu
agamamu bagiku agamaku. Artinya tak perlu kita
sebagai umat muslim ikut serta mengucapkan atau
bahkan mengikutinya. Apalagi ini adalah Natal, yang
oleh umat kristen dianggap lahirnya anak tuhan, yaitu
Isa bin Maryam.

Jika kita mengucapkan 'Selamat Natal' secara


tidak disadari kita juga telah mengucapkan 'Selamat
Allah mempunyai anak'. Padahal dalam al-Qur'an Allah
sangat murka terhadap orang yang menyatakan atau
mengucapkan Allah telah mempunyai Anak.

Pertama, Allah murka dan hampir bumi belah, langit

136
Hanya Sebuah Tulisan

runtuh & gunung hancur karena ucapan 'Selamat


Natal' (selamat Allah mempunyai Anak).

ُ ‫ تَ َك‬٨٩‫ لَ َق ْد ِجئْ تُ ْم َش ْي ئًا إِدا‬٨٨‫َوقَالُوا َاَّتَ َذ ال َر ْْحَ ُن َولَ ًدا‬


‫اد‬
ُ َ‫ض َوََِّت ُّر ا ْْلِب‬ ِ
‫ أَ ْن‬٩٠‫ال َهدا‬ ُ ‫ات يَتَ َفطَْر َن م ْنهُ َوتَ ْن َش ُّق ْاأل َْر‬
ُ ‫س َم َاو‬َ ‫ال‬
ِ ‫ وما ي ْن ب ِغي لِل َر ْْحَ ِن أَ ْن ي ت‬٩١‫َد َعوا لِل َر ْْحَ ِن ولَ ًدا‬
‫ إِ ْن ُك ُّل‬٩٢‫َخ َذ َولَ ًدا‬ َ َ َ ََ َ ْ
٩٣‫ض إَِل ِآِت ال َر ْْحَ ِن َعبْ ًدا‬ ِ ‫سماو‬
ِ ‫ات َو ْاأل َْر‬ َ َ َ ‫َم ْن ِِف ال‬

Dan mereka berkata: “Tuhan yang Maha Pemurah


mempunyai anak”. Sesungguhnya kamu telah
mendatangkan sesuatu perkara yang sangat mungkar.
Hampir-hampir langit runtuh karena ucapan itu, dan
bumi belah, dan gunung-gunung hancur, karena mereka
menyatakan Allah yang Maha Pemurah mempunyai
anak. Padahal tidak layak bagi Tuhan yang Maha
Pemurah mempunyai anak. Tidak ada seorang pun di
langit dan di bumi, kecuali akan datang kepada Tuhan
Yang Maha Pemurah selaku seorang hamba120

Kedua, Allah murka sampai hampir langit pecah,


karena ucapan 'Selamat Natal' (selamat Allah
mempunyai Anak). Dan beruntungnya para malaikat
tetap bertasbih kepada Allah.

120
QS. Maryam [19] : 88-93

137
Hanya Sebuah Tulisan

‫ات يَتَ َفطَْر َن ِم ْن فَ ْوقِ ِه َن َوال َْم َالئِ َكةُ يُ َسبِٰ ُحو َن ِِبَ ْم ِد‬
ُ ‫س َم َاو‬ َ ‫اد ال‬ُ ‫تَ َك‬
٥‫يم‬ ِ َ ‫ض أََل إِ َن‬ ِ ‫َرِٰبِِ ْم َويَ ْستَ غْ ِف ُرو َن لِ َم ْن ِِف ْاأل َْر‬
ُ ‫ور ال َرح‬ ُ ‫اّللَ ُه َو الْغَ ُف‬
"Hampir saja langit itu pecah dari sebelah atasnya
(karena kebesaran Tuhan) dan malaikat-malaikat
bertasbih serta memuji Tuhannya dan memohonkan
ampun bagi orang-orang yang ada di bumi. Ingatlah,
bahwa sesungguhnya Allah Dia-lah Yang Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang."121

Ketiga, Mengucapkan ucapan seperti itu adalah


suatu penghinaan kepada Allah swt.

َ ِ‫ك َو َشتَ َم ِّن َوََلْ يَ ُك ْن لَهُ َذل‬


‫ك‬ َ ِ‫آد َم َوََلْ يَ ُك ْن لَهُ َذل‬
َ ‫اّللُ َك َذبَِّن ابْ ُن‬ َ ‫ال‬ َ َ‫ق‬
ِ
ُ‫َن َل أَق ِْد ُر أَ ْن أُعي َدهُ َك َما َكا َن َوأَ َما َشتْ ُمه‬ ِٰ‫فَأَ َما تَ ْك ِذيبُهُ إِ ََي َي فَ َز َع َم أ‬
ِ ‫ََّت َذ ص‬
َِ ِ
‫احبَةً أ َْو َولَ ًدا‬ َ ‫س ْب َح ِان أَ ْن أ‬ ُ َ‫إ ََي َي فَ َق ْولُهُ َِل َولَد ف‬
"Allah menyatakan, Anak Adam telah mendustakan-Ku
padahal tidak layak ia berbuat demikian. Anak Adam
juga telah menghinaku, padahal tidak layak ia berbuat
demikian. Adapun pendustaannya kepada-Ku adalah
keyakinannya bahwasanya Aku tidak mampu
menghidupkannya kembali (sesudah matinya)

121
QS. As-Syura [42] : 5

138
Hanya Sebuah Tulisan

sebagaimana semula. Dan penghinaannya kepada-Ku


adalah pernyataannya bahwa Aku punya anak. Padahal
Mahasuci Aku. Aku tidak membutuhkan istri dan anak."
122

Dalam sanad lain, diriwayatkan bahwa Allah


swt menyatakan:

‫ص َم ُد الَ ِذي ََلْ أَلِ ْد‬ َ ‫ول َاَّتَ َذ‬


َ ‫اّللُ َولَ ًدا َوأ َََن ال‬ َ ‫ي أَ ْن يَ ُق‬َ ‫َوأَ َما َش ْت ُمهُ إِ ََي‬
‫َحد‬َ ‫َوََلْ أُولَ ْد َوََلْ يَ ُك ْن َِل ُك ُف ًؤا أ‬
Sementara penghinaannya kepada-Ku adalah
pernyataannya bahwa Allah punya anak. Padahal
Akulah as-Shamad (tempat bergantungnya semua
makhluk, bukan Allah swt yang bergantung pada anak
dan istri). Aku tidak melahirkan/mempunyai anak, juga
tidak dilahirkan. Tidak ada satu pun yang serupa
dengan-Ku123
Tak perlu banyak beralasan, cukup jauhi dan
terus berhati-hati terhadap hal yang terkadang

122
Shahih al-Bukhari bab wa qalu-ttakhadzal-‘Llahu waladan no.
4482

123
Shahih al-Bukhari bab qauluhu Allahus-Shamad no. 4975

139
Hanya Sebuah Tulisan

dianggap sepele padahal itu siksa dan adzabnya


sangat berat dan sangat hina dihadapan Allah swt.
Apa salahnya kita diam saja, tak perlu ikut
campur. Tidak ada untung dan rugi bagi umat islam
atau umat kristen itu sendiri ketika kita ikut serta
mengucapkan bagi hari raya mereka.
Hanya mengucapkan saja Allah sudah murka,
apalagi ikut merayakannya!

140
Hanya Sebuah Tulisan

(2)
Hati-Hati Terjerumus Kekafiran Karena Nafsu
Duniawi

Manusia adalah salah satu makhluk yang tinggal


didunia. Seluruhnya dituntut untuk meyakini bahwa
dunia tidaklah abadi, dunia pastilah hancur, dunia
pastilah ditinggalkan. Disisi lain mereka meyakini
bahwa dunia adalah satu hal yang fana, pasti hancur
dan pasti ditinggalkan. Namun disisi lain mereka masih
saja terus mencintainya karena kenikmatan yang selalu
mereka rasakan dengan hawa nafsu mereka. Sampai
mereka lupa apa tujuan hidup mereka sebenarnya, dan
apa hal abadi yang sebenarnya.

Mengenai Dunia, Allah Swt. Berfirman :


ْۢ ۡ ۡ
ۡ
‫ٱلدن يَا لَعِب َوَْلو َوِزينَة َوتَ َفا ُخ ُر بَ ۡي نَ ُك ۡم َوتَ َكاثُر ِِف‬ ُّ ُ‫ۡٱعلَ ُمٓواْ أَََّنَا ٱْلَيَ هوة‬
ۡ ۡ ۡ ‫هل و ۡٱأل َۡوهل اِد كمث ِل غ‬ ۡ ‫ۡٱأل‬
‫يج فَ َََتىه ُه‬ ِ
‫ه‬ ‫ي‬ ‫ُث‬
َُ ‫ۥ‬‫ه‬ ‫ت‬ ‫ا‬ ‫ب‬ ‫ن‬ ‫ار‬‫ف‬َ ‫ك‬
ُ ‫ٱل‬ ‫ب‬ ‫ج‬ ‫ع‬ َ
‫أ‬ ‫ث‬ ‫ي‬ َ َ َ ِ ‫و‬‫َم‬
ُ َ ُ ُ ََ َ َ َ ََ َ َ
َِ ‫ما وِِف ٱألٓ ِخرِة َع َذاب َش ِديد وم ۡغ ِفرة ِمن‬ ۡ ‫ه ا‬ ۡ
‫ٱّلل‬ َ ٰ َ ََ َ َ َ‫ُمص َف ٰرا ُثَُ يَ ُكو ُن ُحط‬
ۡ ۡ ۡ ْۚ ۡ
‫ٱلدن يَآ إَِل َم هتَ ُع ٱلغُُرور‬
ُّ ُ‫َوِرض َوهن َوَما ٱْلَيَ هوة‬

141
Hanya Sebuah Tulisan

‘’Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia itu


hanyalah permainan dan sendagurauan, perhiasan dan
saling berbangga di antara kamu serta berlomba dalam
kekayaan dan anak keturunan, seperti hujan yang tanam-
tanamannya mengagumkan para petani; kemudian
(tanaman) itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya
kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti)
ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta
keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia tidak lain hanyalah
kesenangan yang palsu.’’ 124

Ayat diatas memberi tahu kita bahwa dunia


adalah hal yang sementara, tak patut dicintai, dan
jangan pernah dicintai. Dunia ini bukan tempat tinggal,
melainkan tempat untuk ditinggalkan. Dunia hanyalah
tempat persiapan bekal untuk nanti kita hidup di
Keabadian, yaitu Akhirat. Maka kita harus benar-benar
menyiapkan bekal dengan memperbanyak beribadah
kepada-Nya dan melakukan amal-amal kebaikan.

Dan kembali pada tujuan utama hidup kita


didunia, yaitu Beribadah kepada-Nya. Allah Swt.
Berfirman :

124
Q.S. al-Hadid [57] : 20

142
Hanya Sebuah Tulisan

ۡ ِۡ
ِ ‫ٱإلنس إَِل لِي ۡعب ُد‬ ۡ
‫ون‬ َُ َ َ ِ ‫و‬ ‫ن‬
َ ‫ٱْل‬ ‫ت‬
ُ ‫ق‬ َ‫َوَما َخل‬
‘’Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar
mereka beribadah kepada-Ku.’’125

Tentunya sebelum kita Beribadah dan beramal


kita harus mempunyai pondasi utama, yaitu Ilmu. Maka
dari itu kita harus memanfaatkan waktu kita sebaik
mungkin dengan Mencari Ilmu. Mengingat Para Ulama,
mereka menghabiskan waktunya dengan Mencari Ilmu
dan Beribadah. Sampai-sampai sebagian dari mereka
ada yang menyedikitkan waktu tidurnya, Shaum setiap
hari dan pergi meninggalkan kampungnya demi
menemui Ulama untuk bertalaqqi dengan mereka. Juga
tidak lupa, Para Ulama tidak hanya mencari Ilmu saja,
Mereka juga mengamalkan Ilmu mereka. Karena
mereka tahu bahwa Ilmu harus disebar luaskan, bukan
hanya dinikmati oleh sendiri.

Para Ulama dalam menyikapi Ilmu itu dengan


tiga cara; yaitu membaca, belajar dan menulis.
Membaca dan belajar adalah cara Para ulama mencari
Ilmu, dan Menulis adalah cara Para Ulama
menyebarluaskan Ilmunya.

125
Q.S. adz-Dzariyat [51] : 56

143
Hanya Sebuah Tulisan

Maka dari itu, kita sebagai manusia harus bisa


menyikapi Dunia dengan memanfaatkan waktunya
dengan hal-hal yang baik dan bermanfaat, Beribadah,
mencari ilmu juga amal sholeh lainnya. Bukan dengan
bermalas-malasan ditempat tidur, main game,
menghamburkan uang dengan jajanan-jajanan yang
dikatakan makanan modern, lalai dalam beribadah,
nongkrong pinggir jalan, dan lainnya.

Indikator utama dari kelalaian terkadang adalah


salah dalam menggunakan handphone. Jika kita salah
salah menggunakannya, maka tidak akan jauh dari yang
namanya game dan media sosial. Game adalah satu hal
yang dapat menjauhkan kita dari Tuhannya, melalaikan
dari segala hal, terutama yang paling bahaya adalah
mengabaikan perintah orang tua.
Sedangkan media sosial, saya simpulkan dengan hadits
Rosulullah Saw. Bahwa media sosial itu mempunyai
tiga sifat, yaitu :

ِ ‫َل وأَقْربِ ُكم ِم ِّن ََمْلِسا ي وم ال ِْقيام ِة أَح‬ ِ ِ


‫اسنَ ُك ْم‬ َ َ َ َ َْ ً ٰ ْ َ َ ََ ِ‫َحبِٰ ُك ْم إ‬ َ ‫ا َن م ْن أ‬
: ‫َل َوأَبْ َع َد ُك ْم ِم ِّٰن ََْملِ ًسا يَ ْوَم ال ِْقيَ َام ِة‬
ََ ِ‫ض ُك ْم إ‬
َ َ‫أَ ْخ َالقًا َوإِ َن أَبْ غ‬

144
Hanya Sebuah Tulisan

‫اّلل قَ ْد َعلِ ْمنَا‬


َِ ‫ول‬ َ ‫الث َْرًَث ُرو َن َوال ُْمتَ َش ِٰدقُو َن َوال ُْمتَ َف ْي ِه ُقو َن قَالُوا ََي َر ُس‬
َ َ‫الث َْرًَث ُرو َن َوال ُْمتَ َش ِٰدقُو َن فَ َما ال ُْمتَ َف ْي ِه ُقو َن ق‬
‫ال ال ُْمتَ َكَِٰبُون‬
‘’Sesungguhnya di antara orang yang paling aku cintai
dan yang tempat duduknya lebih dekat kepadaku pada
hari kiamat ialah orang yang akhlaqnya paling bagus. Dan
sesungguhnya orang yang paling aku benci dan paling
jauh tempat duduknya dariku pada hari kiamat ialah
tsartsarun (orang yang banyak bicara tidak bermanfaat),
mutasyaddiqun (senang memperolok manusia), dan
mutafaihiqun.” Para shahabat bertanya: “Wahai
Rasulullah, kami sudah tahu apa itu tsartsarun dan
mutasyaddiquna, tapi siapakah orang yang
mutafaihiqun itu?” Nabi menjawab: “Orang-orang yang
sombong.” 126

Tsartsarun adalah orang yang banyak bicara


tidak bermanfaat. Seperti yang telah kita ketahui,
dalam media sosial banyak yang memposting dan
membuat semacam status-status yang tidak
bermanfaat, bahkan masih banyak orang yang
membuat berita-berita hoax dalam status-status atau
postingan-postingan mereka.

126
Sunan at-Tirmidzi, kitab al-birr was-shilah bab ma’alil-akhlaq no.
2018. Mengutip dari Website attaubahinstitute.com.

145
Hanya Sebuah Tulisan

Mutasyaddiqun adalah senang memperolok


manusia. Seperti yang kita ketahui juga, media sosial
tidak jauh dari saling memperolok atau menghina satu
sama lain lewat postingan-postingan ataupun status-
status mereka.

Mutafaihiqun adalah orang-orang yang


sombong. Seperti yang kita ketahui juga , sombong
juga selalu menggoda bagi pengguna media sosial.
Memposting video atau foto dakwah agar dianggap
sebagai manusia sholeh oleh orang-orang, pamer harta
yang dimiliki, pamer dan bangga dengan followers yang
banyak, pamer dengan ketampanan dan kemewahan,
dan yang lebih parah pamer kecantikan bagi
perempuan, bahkan berani mamamerkan sebagian
anggota badannya yang seharusnya ditutupi.

Maka tugas kita adalah harus lebih dewasa


dalam menyikapi media sosial sebaik mungkin. Kita
manfaatkan media sosial sebagai media untuk
menyebarkan ilmu yang bermanfaat, tidak lupa juga
untuk berdo’a agar dijauhkan dari sifat sombong yang
selalu menghantui dalam kehidupan media sosial.

Sindrom utama dari kecintaan pada dunia ini


tiada lain adalah nafsu. Manusia terus mengikuti hawa
nafsu mereka. Nafsu adalah suatu hal yang terus

146
Hanya Sebuah Tulisan

mendorong kepada kejahatan. Seperti perkataan Yusuf


dalam Al-Qur’an :

‘’Dan aku tidak (menyatakan) diriku bebas (dari


kesalahan), Karena sesungguhnya nafsu itu selalu
mendorong kepada kejahatan, kecuali (nafsu) yang
diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku
Maha Pengampun juga Maha Penyayang.’’

Maka dari itu kita harus terus melawan nafsu.


Karena ini adalah sindrom utama dari segala kecintaan
kita terhadap dunia, bahkan nafsu adalah sumber dari
segala kejahatan. Bukan nafsu saja yang menjadi
sumber kejahatan dan kecintaan pada dunia. Tetapi
ada syahwat dan syubhat yang bisa menjadi salah satu
sumber kejahatan dan kecintaan pada dunia.

Menghadapi syahwat dan syubhat ini, yaitu


seperti yang dikatankan Ibnul Qayyim rahimahullah :
‘’Sesungguhnya sumber segala kejahatan adalah syubhat
dan syahwat. Syubhat tidak dapat diredam kecuali
dengan yakin, dan syahwat tidak dapat ditolak kecuali
dengan sabar. Dengan perantaraan sabar dan yakin,
engkau dapat mencapai tingkatan imam fid-din
(pemimpin dalam urusan agama).’’

147
Hanya Sebuah Tulisan

Teruslah perbanyak amal, bukan


memperbanyak harta apalagi anak/keturunan. Jangan
pernah kita jadikan harta dan keturunan sebagai
tujuan, karena sebagimana tadi disebutkan bahwa
dunia hanya tempat persiapan bekal dan tempat yang
akan ditinggalkan. Bahkan disebutkan dalam hadits
bahwa yang akan bersamai kita sampai mati itu adalah
amal. Rasulullah Saw. Bersabda :

ِ ِ َ‫ فَ َْيِجع اثْ ن‬،‫ت ثالثة‬


ُ‫ يَ ْت بَ عُهُ أ َْهلُه‬:‫ان َويَ ْب َقى َم َعهُ َواحد‬ ُ ْ َ ِٰ‫يَ ْت بَ ُع ال َْمي‬
ُ‫ َويَ ْب َقى َع َملُه‬،ُ‫ فَ َ ْْيِج ُع أ َْهلُهُ َوَمالُه‬،ُ‫َوَمالُهُ َو َع َملُه‬
‘’Ada tiga perkara yang mengiringi keberangkatan
mayat; maka yang dua perkara kembali, sedangkan yang
satunya lagi menemaninya. Keluarganya, hartanya, dan
amal perbuatannya mengiringinya; maka kembalilah
keluarga dan hartanya, dan yang tertinggal
(bersamanya) adalah amal perbuatnnya.’’ 127

Dengan hadits diatas, kita ketahui bahwa amal


perbuatanlah yang akan membersamai kita sampai
akhirat, bukan harta apalagi keluarga. Teruslah
perbanyak amal, walaupun sedikit. Karena amal bukan

127
Shahih al-Bukhari Bab sakraatu al-maut No. 6514

148
Hanya Sebuah Tulisan

dilihat dari banyaknya, tapi dilihat dari kedawamannya


(terus menerus), terus dikerjakan walaupun sedikit.
Rasulullah Saw. Bersabda :

َِ ‫ فَ و‬،‫ َعلَي ُكم ِِبَا تُ ِطي ُقو َن‬،‫م ْه‬


‫ب‬ َ ‫اّللُ َح ََّت ِتََلُّوا َوَكا َن أ‬
َ ‫َح‬ َ ‫اّلل لَ ْيََ ُّل‬ َ ْ ْ َ
ِ ‫ال ِٰدي ِن إِلَي ِه مادام علَي ِه‬
ُ‫صاحبُه‬َ َْ َََ ْ

‘’Biarkanlah, Kerjakan apa yang kalian sanggupi. Demi


Allah, Allah Swt. tidak bosan hingga kalian sendiri yang
bosan, dan agama (amalan) yang paling dicintai-Nya
adalah apa yang dikerjakan secara rutin (kontinu).’’ 128

Kesenangan dunia terus melanda kita,


melalaikan kita dari ibadah, lupa akhirat, sampai lupa
Tuhan-Nya yang memberikan nikmat pada kita. Allah
Swt. Berfirman :

128
Shahih al-Bukhari Bab Uhibbu al-Ladzina ila al-llahi azza wa jala
adwamuhu No. 43

149
Hanya Sebuah Tulisan

ۡ ۡ ِۡ ِ ِ ِ ِ
‫ْي َوٱل َق هنَ ِط ِْي ٱل ُم َقنطََرِة‬
َ ‫سآء َوٱلبَن‬
َ ٰ‫ش َه َوهت م َن ٱلن‬َ ‫ب ٱل‬ ُّ ‫َاس ُح‬ِ ‫زيِٰ َن لِلن‬
ِۗ ‫ٱْل ۡر‬ۡ ۡ ۡ ِ ۡ ۡ ۡ ِ ِۡ
َ ِ‫ث هذَل‬
‫ك َم هتَ ُع‬ ِ
َ َ َ َ َ َ ُ ‫ب َوٱلفضَة َوٱْلَي ِل‬
‫و‬ ‫م‬ ‫ه‬
‫ع‬ ‫َن‬
‫ٱأل‬ ‫و‬ ‫ة‬ ‫م‬‫و‬َ ‫س‬ ‫م‬ ‫ٱل‬ ِ ‫ِم َن ٱل َذ َه‬
ۡ ‫ۡ ِ ۡ ا‬
ِ َ‫ٱّللُ ِعن َدهُۥ ُح ۡس ُن ٱل َم‬
‫اب‬ ُّ ‫ٱْلَيَ هوة‬
َ ‫ٱلدن يَا َو‬

‘’Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta


terhadap apa yang diinginkan, berupa perempuan-
perempuan, anak-anak, harta benda yang bertumpuk
dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan
ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di
dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik.’’ 129

Allah Swt. jadikan pandangan manusia pada


kesenangan dunia terasa indah. Dan tugas kita adalah
memalingkan kesenangan dunia itu dengan banyak
beribadah kepada-Nya serta mentaati-Nya dan Rosul-
Nya. Jangan sampai kita seperti orang kafir, yang
akhirnya Allah Swt. berikan mereka ancaman. Dengan
dimasukan ke Neraka Jahannam dan dijadikan bahan
bakar dineraka. Akibat dari orang kafir diberi ancaman
seperti itu adalah karena mereka terus mengejar dunia
dan menjadikan dunia adalah tujuan. Allah Swt.
Berfirman :

129
Q.S. ali 'Imran [3] : 14

150
Hanya Sebuah Tulisan

‫ۡه ِ ِ ا‬ ۡ ِۡ
‫ٱّلل َش ۡي ا‬
َ ‫ّن َعن ُه ۡم أ َۡم هَوُْلُ ۡم َوَلٓ أَولَ ُد ُهم ٰم َن‬ َِ
َ ‫إِ َن ٱلذ‬
َ ‫ين َك َف ُرواْ لَن تُغ‬
ۡ ٓ
‫ود ٱلنَا ِر‬
ُ ُ‫ك ُهم َوق‬ َ ِ‫َوأ ُْوهلَئ‬

‘’Sesungguhnya orang-orang yang kafir, bagi mereka


tidak akan berguna sedikit pun harta benda dan anak-
anak mereka terhadap (azab) Allah. Dan mereka itu
(menjadi) bahan bakar api neraka.’’130

ۡ ۡ ‫ا‬
‫اد‬
ُ َ ‫س‬
‫ه‬‫م‬ِ ‫ٱل‬ ‫ئ‬ِ‫قُل لِٰلَ ِذين َك َفرواْ َستُ ۡغلَبُو َن وُ ُۡت َشرو َن إِ َ هل َج َهنَم وب‬
َ ََ ُ َ ُ َ
Katakanlah (Muhammad) kepada orang-orang yang
kafir, “Kamu (pasti) akan dikalahkan dan digiring ke
dalam neraka Jahanam. Dan itulah seburuk-buruk
tempat tinggal.”131

Ada sebuah hadis qudsi sangat penting untuk


kita ketahui. Ini bisa kiata jadikan sebagai renungan
bersama. Suatu ketika datang malaikat Jibril kepada
Nabi Muhammad dan berkata :

130
Q.S. ali 'Imran [3] : 10
131
Q.S. ali 'Imran [3] : 12

151
Hanya Sebuah Tulisan

‫ وأحبب من أحببت فإنك‬، ‫ عش ما شئت فإنك ميت‬، ‫َي حممد‬


‫ واعمل ما شئت فإنك َمزي به‬، ‫مفارقه‬

"Wahai Muhammad, hiduplah sesukamu karena sungguh


engkau pasti mati. Cintailah siapapun yang engkau suka
karena sungguh kalian akan berpisah. Berbuatlah
sesukamu karena sungguh engkau pasti menemui
(balasan) perbuatanmu itu.’’

Dari hadis diatas, ada tiga pelajaran penting


yang bisa kita jadikan renungan dan muhasabah diri
kita, yaitu :

Pertama,bahwa hidup didunia hanya


sementara. Dan kita akan meninggalkannya.
Kedua, semua yang kita cintai pasti berakhir.
Seperti harta, pasangan dan lainnya kita pasti pasti
berpisah kecuali amalan kita.
Ketiga, kita boleh berbuat semau kita. Tapi
ingat, semua itu akan dimintai pertanggungjawaban
dihadapan-Nya.

Jadikan akhirat sebagai tujuan, maka dunia pun


akan dapat. Layaknya tujuan kita adalah Garut

152
Hanya Sebuah Tulisan

(akhirat), maka kita akan melewati rancaekek (dunia).


Namun jika kamu ingin dunia dengan jalur akhirat maka
ini menurut Imam Ghazali adalah celaka besar.

Maka dari itu, mari kita sama-sama memperbaiki


diri. Saling menasehati dalam kesabaran, ketaatan, dan
kebenaran. Perbanyak beribadah, beristighfar dan
berlindung dari segala hal yang dapat memalaskan kita
dari mengingat-Nya dan berdo’a agar istiqomah dalam
beramal. Terus beramal meskipun sedikit, yang
terpenting amal itu dikerjakan terus menerus.
Tanamkan terus dalam diri, prinsip bahwa Dunia bukan
tempat tinggal melainkan tempat untuk ditinggalkan.
Dunia hanya sementara, dan tanyakan pada diri kita
‘Amal apa saja yang sudah kita lakukan untuk
menghadapi akhirat nanti?’ dan ‘mengerjakan yang
bermanfaat atau bermain-mainkah yang lebih banyak
mengisi kekosongan waktu kita?’

Imam As-Syafi’i berkata :


Jadikanlah akhirat dihatimu, dunia ditangan mu, dan
kematian dipelupuk matamu. 132

132
Bambang Irawan, Untaian Nasihat Imam asy-Syafi’i : Gerbang
kebahagiaan, Kearifan, Inspirasi dan Muhasabah, (Solo : Tinta
Medina, 2016)

153
Hanya Sebuah Tulisan

(3)
Sunni & Syi'ah Mustahil Bersatu, Mengapa?
Setelah wafatnya Rasulullah saw, islam
terpecah menjadi beberapa kelompok. Diantaranya
adalah Khawarij, Mu'tazilah, Murji'ah, Syi'ah dan masih
banyak yang lainnya. Tentunya ini menjadi sebuah luka
sejarah bagi kaum muslimin. Secara tidak langsung ,
dengan adanya pepercahan ini seakan-akan menafikan
perjuangan dakwah rasulullah sejak dulu, yang
mengerahkan seluruh hidupnya hanya untuk
mendakwahkan dan menegakkan agama Islam.
Namun, dari kelompok-kelompok tersebut yang
tersisa kuat sampai hari ini adalah Syi'ah. Mengingat
syi'ah merupakan Ahlul-Bid'ah terbesar, tertua, dan
terkekal yang melawan islam Ahlu-Sunnah wal-jama'ah
atau biasa disebut Islam Sunni. Sehingga secara umum
dipahami oleh dunia internasional bahwa Islam itu ada
dua; Sunni (Ahlu-Sunnah) dan Syi'i (Syi'ah).133
Perbedaan Sunni dan Syi'ah kerap menjadi
persoalan hingga memicu konflik antarsesama umat

133
Nashruddin Syarief, Islam Tanpa Sesat : Membedah Akar
Pemikiran Aliran Sesat, (Bandung : Tsaqifa Publishing, 2015), hal.
98

154
Hanya Sebuah Tulisan

Islam. Karena mengingat adanya penyimpangan


beberapa ajaran Syi'ah dari ajaran Ahlusunnah, yang
sehingga konflik diantara keduanya terus saja ada
sampai saat ini.
Ajaran dan doktrin-doktrin Syi'ah terus
disebarkan, termasuk di Indonesia. Melalui media-
media semacam radio, website dan televisi khusus milik
Syi'ah, seperti IRIB (Radio Iran siaran Bahasa
Indonesia), Hadi TV, TV al-Manar dan masih banyak lagi.
Tidak hanya itu, penyebarannya pun diperkuat oleh
Situs-situs Web khusus milik komunitas Syi'ah, yang
tercatat ada 25 Situs Web. Ditambah dengan
banyaknya Lembaga-lembaga, seperti Pondok
Pesantren, Yayasan, dan lembaga Penerbitan. Maka
tidak aneh jika Syi'ah terus bertahan sampai hari ini.
Tidak seperti Mu'tazilah, Murji'ah dan lain-lain, yang
media penyebarannya sangat lemah dan tentunya
minim generasinya.
Oleh karena itulah, Syi'ah disebut Ahlul-Bid'ah
tertua, terbesar, dan terkekal. Mereka disebut Ahlul-
Bid'ah karena membuat bid'ah-bid'ah yang sama sekali
tidak diajarkan Nabi saw. Bid'ah-bid'ah sesat yang
mereka buat pada pokoknya adalah (1) Imamah, (2)

155
Hanya Sebuah Tulisan

'ishmah, (3) Mahdiyyah, (4) penghinaan terhadap


shahabat, (5) taqiyyah, dan (6) tahrif al-Qur'an.134
Para Ulama pakar perbandingan aliran Islam
mencatat bahwa Syi'ah itu ada 3 jenis golongan :
Pertama, Syi'ah Ghaliyah' atau 'Ghulat' yang
berpandangan ekstrim seputar Ali bin Abi Thalib ra
sampai pada taraf menunhankan Ali atau
menganggapnya nabi. Kelompok ini sangat jelas
kesesatan dan kekafirannya. Kedua, Syi'ah 'Rafidlah
yang mengklaim adanya nash/teks wasiat penunjukan
Ali sebagai khalifah dan berlepas diri dari dan bahkan
mencaci dan mengkafirkan para khalifah sebelum Ali
dan mayoritas para sahabat nabi. Kelompok ini telah
meneguhkan dirinya ke dalam sekte Imamiyah Itsna
Asyariah dan Isma'iliyah. Golongan ini disepakati
kesesatannya oleh para ulama, tapi secara umum tidak
mengkafirkan mereka. Ketiga, Syi'ah 'Zaidiyah' yaitu
pengikut Zaid bin Ali Zainal Abidin yang mengutamakan
Ali atas sahabat lain dan menghormati serta loyal
kepada Abu Bakr dan Umar sebagai khalifah yang
sah.135

134
Nashruddin Syarief, loc. cit.
135
Tim Penulis MUI Pusat, Mengenal & Mewaspadai Penyimpangan
Syi'ah di Indonesia, (FORMAS) hal. 34 mengutip dari Dr. Ali
Muhammad As-Shallabi, Khawarij dan Syi'ah dalam Timbangan
Ahlussunnah wal Jamaah, (Pustaka Al-Kautsar, 2011) hal.146

156
Hanya Sebuah Tulisan

Para Ulama islam pun tentunya murka dengan


adanya kelompok Syi'ah ini. Namun umumnya Ulama
Sunni menerima madzhab Zaidiyah. Mengingat mereka
masih menerima kekhalifahan Abu Bakar, Umar dan
Utsman ra dan tidak mengkafirkan mereka. Para Ulama
Sunni pun masih mengakui dan merujuk kitab-kitab
Ulama yang bermadzhab Zaidiyah, seperti Nailul-
Authar (syarah hadits) dan Irsyad al-Fuhul (ushul fiqih)
karya Imam As-Syaukani. Juga kitab subul as-salam
syarah Bulugh al-Maram karya Imam as-Shan'ani.
Namun berbeda dengan tokoh sunni
Indonesia, yakni KH. Hasyim Asy'ari, beliau
menolaknya dan menyatakan mazhab Imamiyah dan
Zaidiyah keduanya tidak sah diikuti umat Islam dan
tidak boleh dipegang pendapatnya sebab mereka
adalah ahli bid'ah136. Pendapat pendiri NU (Nahdlatul
Ulama) ini patut dibenarkan, apapun itu syi'ah nya,
umat islam harus tetap berhati-hati terhadap Syi'ah.
Kalo memang benar syi'ah Zaidiyah tidak sesat,
mengapa namanya harus Syi’ah? Tidak Muslim saja?
Maka dari hal inilah dinilai adanya sebuah kekeliruan.
Sehingga tetap tidak boleh masuk atau mengikuti
Syi’ah zaidiyah ini, karena masih adanya kekeliruan
meskipun tidak sampai sesat. Mengingat dengan

136
Ibid. hal. 34 Mengutip dari Syaikh Muhammad Hasyim Asy'ari,
Risalah fi Ta'akkud al-Akhdzi bi al Madzahib al-'Arba'ah, (Jombang:
Maktabat At-Turats Al-Islam), hal. 29

157
Hanya Sebuah Tulisan

adanya syi'ah ini, islam terpaksa harus terbagi menjadi


dua. Namun dengan pembagian ini bukannya
menjadikan islam tambah kuat dan dakwah islam
semakin tersebar, ini malah seperti menjadi 'musuh
dalam selimut' bagi islam, dengan banyaknya ajaran
yang menyimpang dari ajaran Rasulullah saw.
Berikut adalah tabel ajaran-ajaran Syi'ah yang
menyimpang dari ajaran Ahlusunnah yang telah
diajarkan Rasulullah saw :
No Perihal Sunni Syi'ah
1. Syahadat 1. Shalat
ain 2. Shaum
Rukun 2. Shalat 3. Zakat
1.
Islam 3. Puasa 4. Haji
4. Zakat 5. Wilayah
5. Haji
1. Iman 1. Tauhid
kepada 2. Nubuwwa
Allah h
2. Iman 3. Imamah
Rukun kepada 4. Al-'Adl
2.
Iman Malaikat 5. Al-Ma'ad
3. Iman
kepada
kitab-
kitab-Nya

158
Hanya Sebuah Tulisan

4. Iman
kepada
Rasul-
Nya
5. Iman
kepada
Hari
Akhir
6. Iman
kepada
Qadla-
Qadar
Dua kalimat Tiga kalimat
Syahadat Syahadat
Syahada
3. (ditambah
t
menyebut 12
imam)
Percaya kepada Percaya kepada
imam-imam 12 imam mereka,
4. Imam bukan rukun termasuk rukun
iman (imam iman
tidak terbatas)
Khulafa'Rasyidin Khulafa' Rasyidin
5. Khilafah adalah Khulafa' selain Sayyidina
yang sah Ali tidak sah
Ma'shu Khalifah (imam) Para Imam adalah
6.
m tidak masuk Ma'sum

159
Hanya Sebuah Tulisan

Dilarang Mencaci para


mencaci setiap sahabat dan
sahabat menganggap
7. Sahabat
para sahabat
banyak yang
murtad
1. Sayyidah 1. Sayyidah
Aisyah Aisyah
sangat dicaci
Istri dihormat maki
8. Rasulull i 2. Para istri
ah 2. Para Istri Rasul
Rasul bukan
termasuk ahlul-bait
ahlul-bait
Al- Tetap orsinil Sudah diubah
9.
Qur'an oleh para sahabat
1. Shahih 1. Al-Kaafi
al- 2. Al-
Bukhori Istibshor
2. Shahih 3. Man laa
10 Muslim Yadhurruh
Hadits
. 3. Sunan u al-faqih
Abu 4. At-Tahdzib
dawud
4. Sunan at-
Tirmidzi

160
Hanya Sebuah Tulisan

5. Sunan
Ibn
Majah
6. Sunan
An-Nasa'i
Surga Surga
diperuntukkan diperuntukkan
bagi orang- bagi bagi orang-
orang yang taat orang yang cinta
kepada Allah kepada Imam Ali.
Surga
dan Rasul-Nya. Neraka
11. dan
Neraka diperuntukkan
Neraka
diperuntukkan bagi orang-orang
bagi orang yang yang memusuhi
tidak taat Ali
kepada Allah
dan Rasul-Nya
12 Tidak ada Meyakini Aqidah
Raj'ah
. aqidah Raj'ah raj'ah
Imam Mahdi Imam Mahdi
adalah sosok kelak akan
yang akan membangunkan
13 Imam membawa Rasulullah, Imam
. Mahdi keadilan dan Ali, Siti Fatimah
kedamaian serta Ahlul-bait
yang lain.
Selanjutnya

161
Hanya Sebuah Tulisan

membangunkan
Abu Bakr, Umar,
Aisyah. Kemudian
ketiga orang
tersebut disiksa.
14 Haram Halal dan
Mut'ah
. Dianjurkan
15 Tidak suci/ Najis Suci
Khamr
.
Air yang telah Air yang telah
16 Air dipakai istinja' dipakai istinja'
(cebok) najis (cebok) suci
1. Meletakk 1. Meletakka
an n tangan
tangan kanan
kanan diatas
diatas tangan kiri
tangan hukumnya
kiri membatal
17
Shalat hukumny kan shalat
.
a Sunnah 2. Membaca
2. Membac Amin
a Amin membatal
Sunnah kan shalat
3. Shalat 3. Shalat
Dhuha Dhuha
Sunnah tidak

162
Hanya Sebuah Tulisan

dibenarka
n

Sumber : Buku Mungkinkah Sunnah-Syi'ah Dalam Ukhuwah?


Jawaban Atas Buku Dr. Quraish Shihab (Sunnah-Syi'ah
Bergandengan Tangan Mungkinkah?) diterbitkan oleh Pustaka
Sidogiri, Pasuruan, cet. 3, tahun 2012. 137

Dengan adanya tabel ini, sudah jelas bahwa


Sunni dan Syi'ah tidak mungkin pernah bisa bersatu.
Mengingat sulitnya menghapus ajaran dan doktrin
menyimpang yang mendarah daging di dalam diri
Syi'ah. Ukhuwah atau persatuan dalam islam memang
penting, namun sebelum itu, Aqidah jauh lebih penting
dan harus terus dipertahankan.
Bersatunya Sunni dan Syi'ah hanyalah mimpi
belaka yang tidak akan pernah terwujudkan, sampai
kapanpun itu dan dimana pun itu. Maka dari itu, sudah
seharusnya umat Islam menjaga aqidah dan
membentenginya dari bahaya Syi'ah. Serta
mengajarkan kepada anak-anak dan generasi-generasi
Islam selanjutnya, agar mengenal lebih jauh aliran-
aliran sesat seperti Syi'ah ini. Umat islam juga jangan
sampai lengah, lemah dan lamban merespon ajaran-
ajaran sesat Syi'ah ini, yang sudah tumbuh dan meluas
kemana-mana dengan media dan lembaga-

137
Ibid. hal. 85-87

163
Hanya Sebuah Tulisan

lembaganya, sehingga kuat kehadirannya hingga saat


ini.
Maka intinya adalah, Syi'ah itu bersejarah,
namun tak membawa berkah.

164
Hanya Sebuah Tulisan

(4)
Mengapa Harus Berjihad?

Muqaddimah
Jihad diambil dari kosa kata Bahasa Arab, yaitu
‫جهادا‬ ِ
َ ‫اه َدة َو‬
َ َ‫اه َد ُُيَاه ُد ُُم‬
َ ‫ َج‬yang artinya bekerja keras,
berjuang, bersungguh-sungguh atau berjihad. Maka
menurut istilah jihad berarti mengerahkan segenap
potensi diri untuk melakukan sesuatu, yakni berperang
untuk membela agama Islam.138

Tujuan dari jihad itu sendiri adalah meninggikan


kalimat Allah dan membela Agama Islam dari kalangan
orang kafir, munafik, dan seluruh musuh-musuh agama
islam yang menyerang dan menentang Islam.

Arti kata jihad ini banyak disalahpahami oleh


banyak orang. Ada yang menganggap bahwa inti dari
jihad adalah berperang. Ini keliru, karena mengingat
adanya kata lain dalam Bahasa Arab yang bermakna
perang, yaitu qital/harb. Dua kata ini (qital/harb dan

138
https://mui.or.id/tanya-jawab-keislaman/28375/apakah-
sebenarnya-makna-jihad/

165
Hanya Sebuah Tulisan

jihad) sama-sama memilki arti yang sama, yaitu perang,


namun memiliki makna yang berbeda. Qital/harb
adalah perang karena latar belakang pribadi atau kaum
dengan bertujuan mencari keuntungan, sedangkan
jihad adalah perang atas dasar meninggikan agama
Allah Swt.

Menurut Amri Rahman, pada dasarnya arti kata


jihad adalah "berjuang" atau "ber-usaha dengan
keras", namun bukan harus berarti "perang dalam
makna "fisik". Jika sekarang jihad lebih sering diartikan
sebagai "perjuangan untuk agama", itu tidak harus
berarti perjuangan fisik. Jika mengartikan jihad hanya
sebagai peperangan fisik dan extern, untuk membela
agama, akan sangat ber-bahaya, sebab akan mudah
dimanfaat-kan dan rentan terhadap fitnah, seperti
teroris dan lain-lain.

Maka dapat dipahami bahwa jihad adalah


mencurahkan segala kemampuan yang dimiliki oleh
seseorang. Maka kebaikan apapun yang dilakukan oleh
seseorang jika dilakukan dengan kekuatan maksimal
maka sesungguhnya itu adalah jihad. Ibadah haji adalah
ibadah yang membutuhkan kekuatan dan kemampuan
baik fisik, finansial, maupun mental, maka ibadah haji

166
Hanya Sebuah Tulisan

adalah jihad, itulah sebabnya jihadnya perempuan


adalah ibadah haji.139

Jihad terbagi menjadi empat tingkatan, yaitu :

1. ‫جهاد النفس‬ : Jihad melawan hawa nafsu

KH. Aceng Zakaria mengutip perkataan Ibnu al-


Qayyim dalam makalah pengajiannya, menjelaskan
bahwa Jihad melawan hawa nafsu ini terbagi lagi
menjadi empat, yaitu :

a. Jihad dengan artian kerja keras dan bersungguh-


sungguh dalam mempelajari agama, menggali isi
kandungan al-Qur'an dan as-Sunnah. Dengan jihad
ini diharapkan meyakini dan memahami
kesempurnaan ajaran Islam
b. Jiha dengan artian sungguh-sungguh dalam upaya
mengamalkan petunjuk-petunjuk al-Qur'an dan
as-Sunnah. Dengan jihad ini diharapkan dapat
melaksanakan dan mengamalkan ajaran Islam
dalam seluruh aspek kehidupan.

139
Amri Rahman, Jurnal Pendidikan Agama Islam, Memahami
Jihad Dalam Perspektif Islam (Upaya Menangkal Tuduhan
Terorisme Dalam Islam)
https://media.neliti.com/media/publications/321423-memahami-
jihad-dalam-perspektif-islam-up-e32f4593.pdf

167
Hanya Sebuah Tulisan

c. Jihad yaitu kerja keras dalam mendakwahkan


pesan-pesan al-Qur'an dan mengajarkannya
kepada mereka yang belum mengenal ajaran
Islam. Dengan jihad ini diharapkan dapat
mensosialisasikan ajaran-ajaran dan pesan-pesan
al-Qur'an dan as-Sunnah dengan merata ke
seluruh lapisan masyarakat.
d. Jihad yaitu memiliki ketabahan dalam
melaksanakan tugas dakwah yan berat. Dengan
jihad ini diharapkan para mujahid dakwah tidak
berputus asaa, tidak pesimis dalam menghadapi
berbagai kendala dakwah.140

2. ‫ جهاد الشيطان‬: Jihad melawan setan


Jihad melawan setan artinya melawan
segala gangguan-gangguan setan yang
mendorong untuk melakukan kemaksiatan dan
kesesatan, dengan cara membiasakan mengisi
hari-hari dengan berbagai hal yang bermanfaat
dan bernilai pahala, dan meninggalkan segala
sesuatu yang memungkinkan untuk

140
KH. Aceng Zakaria, Tingkatan-tingkatan Jihad dalam Makalah
Pengajian Ahad (12 Mei 2019) di Sekretariat PP. PERSIS.

168
Hanya Sebuah Tulisan

menjerumuskan kedalam perbuatan-perbuatan


maksiat.

Tidak lupa juga berdo'a kepada Allah agar


dilindungi dari godaan-godaan setan. Diantara do'anya
ialah :

ِِۙ ۡ ‫ش هي ِط‬
‫ْي‬ ِ ‫ك ِم ۡن ََهَ هز‬
َ ‫ت ال‬ ۡ ِ ‫وقُل ر‬
َ ِ‫ب اَعُوذُ ب‬
َْٰ َ
Dan katakanlah, "Ya Tuhanku, aku berlindung kepada
Engkau dari bisikan-bisikan setan,
ۡ ۡ ِ ‫واع ۡوذ بِك ر‬
‫ض ُر ۡو ِن‬
ُ ‫ب اَن َُي‬
ٰ َ َ ُ ُ ََ
dan aku berlindung (pula) kepada Engkau ya Tuhanku,
agar mereka tidak mendekati aku." 141

3. ‫ جهاد الكفار‬: Jihad melawan orang-orang kafir


4. ‫ جهاد املنافقْي‬: Jihad melawan orang-orang munafiq

141
Q.S al-Mu'minun [23] : 97-98

169
Hanya Sebuah Tulisan

Jihad melawan orang kafir dan munafiq ini


diperintahkan oleh Allah swt dalam beberapa ayat,
diantaranya :

‫ظ َعلَْي ِه ْم‬ ِِ ِ ِ ُّ ِ‫َي أَيُّها الن‬


َ ‫َِب َجاهد الْ ُك َف َار َوال ُْمنَافق‬
ْ ُ‫ْي َوا ْغل‬ َ َ
ِ ِ ‫اه ْم َج َهن‬
ُ‫س ال َْمصْي‬ َ ْ‫َم َوبئ‬
ُ ُ ‫َوَمأ َْو‬
"Hai Nabi, berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan
orang orang munafik itu. dan bersikap keraslah terhadap
mereka. Tempat mereka ialah neraka Jahannam. Dan
itulah tempat kembali yang seburuk-buruknya".142

Melawan atau memerangi orang kafir itu


apabila orang kafir yang memulai peperangan,
mengingat kafir itu terbagi menjadi dua, ada (1) kafir
harbi dan (2) kafir dzimmi. Kafir harbi yaitu kafir yang
boleh diperangi, sedangkan (2) kafir dzimmi adalah
kafir yang diam disekitar orang muslim, yang sehingga
mereka harus mebayar jizyah demi keamanan dan
kedamaian mereka.

Imam Ibnu Katsir, dalam kitabnya


mencantumkan perkataan Ibnu Abbas yang

142
Q.S at-Taubah [9] : 73. Ayat yang semisal : Q.S at-Tahrim [66] :
9

170
‫‪Hanya Sebuah Tulisan‬‬

‫‪mengatakan bahwa Allah Swt. memerintahkan‬‬


‫‪Rasulullah Saw. untuk berjihad melawan orang-orang‬‬
‫‪kafir dengan senjata sedangkan kepada orang-orang‬‬
‫‪munafik dengan lisan (menegakkan hukum-hukum‬‬
‫‪Allah), serta meniadakan sikap lemah lembut terhadap‬‬
‫‪mereka.143‬‬

‫‪Hadits No. 1315‬‬

‫صلٰى هللاُ َعلَْي ِه‬ ‫ول َِ‬ ‫وعن أنَس رضي َ‬


‫اّلل َ‬ ‫لق َر ُس ُ‬
‫قال انْطَ َ‬ ‫اّلل َع ْنهُ ‪َ ،‬‬ ‫ْ‬
‫ِ‬
‫اء املُش ِركو َن ‪،‬‬ ‫ْي إل بَدر ‪َ ،‬و َج َ‬ ‫َص َحابُهُ َح ََّت َسبَ ُقوا امل ْشرك َ‬ ‫وسلَم َوأ ْ‬‫َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫أحد منْ ُك ْم إل‬ ‫وسلَم ‪ « :‬ل يَ ْقدم َن َ‬ ‫صلٰى هللاُ عَلَْيه َ‬ ‫ول َ‬
‫اّلل َ‬ ‫رس ُ‬ ‫فقال ُ‬
‫َ‬
‫صلٰى‬ ‫رسول َ‬
‫اّلل َ‬ ‫شيء َح ََّت أ ُكو َن أَن ُدونَهُ » فَ َد ََن املُش ِركو َن ‪ ،‬ف َقال ُ‬
‫ِ‬
‫ض » قال‬ ‫ات َواأل َْر ُ‬
‫سمو ُ‬ ‫ض َها ال َ‬
‫وموا إل َجنَة َع ْر ُ‬ ‫وسلَم ‪ « :‬قُ ُ‬ ‫هللاُ َعلَْيه َ‬
‫اّلل َجنَة‬‫رسول َ‬ ‫اّلل َع ْنهُ ‪َ :‬ي َ‬‫ي رضي َ‬ ‫صا ِر ُّ‬‫بن اْلَُم ِام األنْ َ‬
‫قول عُ َم ْْيُ ُ‬
‫‪ :‬يَ ُ‬
‫فقال‬
‫قال ‪ :‬بَخ بَخ ‪َ ،‬‬ ‫قال ‪ « :‬نَعم » َ‬ ‫واألرض ؟ َ‬
‫ُ‬ ‫موات‬
‫س ُ‬ ‫ض َها ال َ‬
‫َع ْر ُ‬
‫ك بَخ بخ‬‫ك على قَولِ َ‬ ‫وسلَم ‪ « :‬ما َُْي ِملُ َ‬ ‫ِ‬
‫صلٰى هللاُ َعلَْيه َ‬ ‫ول َ‬
‫اّلل َ‬ ‫َر ُس ُ‬
‫اّلل إلَ َرجاءَ أن أ ُكو َن ِم ْن ْأهلِها ‪ ،‬قال ‪:‬‬
‫رسول َ‬ ‫اّلل َي ُ‬
‫قال ل و َِ‬
‫؟» َ َ‬

‫‪143‬‬
‫‪Tafsir Ibnu Katsir Surat Q.S at-Taubah [9] : 73 dan Q.S at-‬‬
‫‪Tahrim [66] : 9‬‬

‫‪171‬‬
Hanya Sebuah Tulisan

،‫ فَ َج َعل ََيْ ُك ُل منْ ُه َن‬، ‫ك ِم ْن ْأهلِ َها » فَأ ْخرج ِتَََرات ِم ْن قَ َرنِِه‬َ َ‫« فَإن‬
‫ فَ َرَمى‬، ‫هذ ِه إ َِنَا ْلَيَاة طَويلَة‬ ِ ‫ييت حَّت آ ُكل ِتََراِت‬ ُ ‫ُثَُ قَال لَئِ ْن َأَن َح‬
‫ رواهُ مسلم‬. ‫ ُثَُ قَاتَ لَ ُه ْم َح ََّت قُتِ َل‬. ‫ ِبَا َم َعهُ َم َن الت َْم ِر‬.

"Rasulullah shalallahu alaihi wasalam dan para


sahabatnya berangkat sehingga mereka dapat
mendahului kaum musyrikin ke suatu tempat bernama
Badar, lalu kaum musyrikinpun datanglah. Rasulullah
shalallahu alaihi wasalam lalu bersabda: "Janganlah ada
seorangpun yang mendahului bertindak diantara engkau
semua ini kepada sesuatu tindakan, sehingga saya adalah
yang terdekat daripadanya -yakni harus mendapatkan
persetujuan dulu. Kaum musyrikin lalu mendekat.
Selanjutnya Rasulullah bersabda pula: "Ayolah berdiri
semua untuk menuju ke surga yang luasnya adalah seluas
semua langit dan bumi." Anas berkata; "Umair bin al-
Humam al-Anshari r.a, berkata: "Ya Rasulullah, surga itu
luasnya adalah seluas semua langit dan bumi?" Beliau
shalallahu alaihi wasalam menjawab: "Ya." Ia berkata:
"Aduh, aduh." Rasulullah shalallahu alaihi wasalam lalu
bertanya: "Apa yang menyebabkan engkau
mengucapkan: "Aduh, aduh." Ia menjawab: "Tidak, demi
Allah ya Rasulullah, hanya saja saya mengharapkan
semoga saya dapat menjadi ahli surga itu." Beliau
shalallahu alaihi wasalam bersabda: "Engkau termasuk
ahli surga itu."'Umair lalu mengeluarkan beberapa buah

172
Hanya Sebuah Tulisan

kurma dari dalam tempatnya lalu makan sebagian


daripadanya, kemudian berkata: "Sesungguhnya kalau
saya masih hidup sehingga saya dapat makan habis
kurma-kurmaku ini, maka itu adalah hidup yang panjang
sekali." Ia pun lalu melemparkan kurma yang dibawanya
itu lalu maju untuk memerangi kaum musyrikin tadi
sehingga ia sendiri terbunuh."

Takhrij Hadits
Hadits ini diterima oleh Anas bin Malik, diriwayatkan
dalam Kitab :
1. Shahih Muslim Bab tsubutu al-jannah lil-syahiid No.
5024
2. Musnad Ahmad No. 11949
Syarah Mufradat

‫بَخ بَخ‬ : Kalimat yang diucapkan ketika memuji dan


senang terhadap sesuatu, dan mengulang-ulangnya
adalah untuk melebihkan, dan maknanya adalah
besarnya suatu perkara dan mengagungkannya. 144
Syarah Hadits

144
Kitab Rauhu wa raihan syarh riyadush-shalihin Hal. 793

173
Hanya Sebuah Tulisan

Hadits di atas menjelaskan bahwa salah satu


keutamaan dari jihad itu adalah masuk surga.
Sebagaimana firman Allah swt :

‫يَغْ ِف ْر لَ ُك ْم ذُنُ ْوبَ ُك ْم َويُ ْد ِخلْ ُك ْم َج هنٰت ََتْ ِر ْي ِم ْن َُتْتِ َها ْالَ ِْنه ُر َوَم هس ِك َن‬
ِۙ ۗ
‫ك الْ َف ْوُز ال َْع ِظ ْي ُم‬
َ ِ‫ت َع ْدن هذل‬ ِ ٰ‫طَيِٰب ًة ِِف ج هن‬
َ ْ َ

"Niscaya Allah mengampuni dosa-dosamu dan


memasukkan kamu ke dalam surga yang
mengalir di bawahnya sungai-sungai, dan ke
tempat-tempat tinggal yang baik di dalam surga
‘Adn. Itulah kemenangan yang agung." 145

Adapun keutamaan-keutamaan jihad yang lainnya


adalah :

1. Tidak mati, tetapi hakikatnya ia masih hidup disisi


Allah swt.

ٰۤ
‫اّلل اَ ْم َو ًاَت ۗ بَ ْل اَ ْحيَاء ِع ْن َد َرِٰبِِ ْم‬
ِٰ‫َب الَ ِذين قُتِلُوا ِِف سبِي ِل ه‬
ْ َ ْ ْ َ ْ َ َ ‫َوَل َُتْ َس‬
ِۙ
‫يُ ْرَزقُ ْو َن‬

145
Q.S ash-Shaf [61] : 12

174
Hanya Sebuah Tulisan

Dan jangan sekali-kali kamu mengira


bahwa orang-orang yang gugur di jalan
Allah itu mati; sebenarnya mereka itu
hidup di sisi Tuhannya mendapat
rezeki,146

2. Bergembira, tidak ada rasa takut dan sedih

‫ْح ُق ْوا ِبِِ ْم ِٰم ْن‬ ِ ِ


َ ‫ضله َويَ ْستَ ْبش ُرْو َن ِابلَذيْ َن ََلْ يَ ل‬
ِ ْ َ‫اّلل ِمن ف‬
ْ ُٰ‫ىه ُم ه‬ ُ ‫ْي ِِبَآ اه هت‬
ِ
َ ْ ‫فَ ِرح‬
‫َخل ِْف ِه ْم ِۙ اََل َخ ْوف َعلَْي ِه ْم َوَل ُه ْم َُْي َزنُ ْو َن‬

"Mereka bergembira dengan karunia yang


diberikan Allah kepadanya, dan bergirang hati
terhadap orang yang masih tinggal di belakang
yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada
rasa takut pada mereka dan mereka tidak
bersedih hati".147

3. Diampuni dosa-dosanya

146
Q.S ali-Imran [3] : 169
147
Q.S ali-Imran [3] : 170

175
‫‪Hanya Sebuah Tulisan‬‬

‫اّلل ِابَ ْم َوالِ ُك ْم‬


‫اه ُدو َن ِِف سبِي ِل هِٰ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫تُ ْؤمنُ ْو َن ِاب هّٰلل َوَر ُس ْوله َوَُتَ ْ ْ َ ْ‬
‫ِۙ‬ ‫ۗ‬
‫ن (‪)11‬‬ ‫َواَنْ ُف ِس ُك ْم هذلِ ُك ْم َخ ْْي لَ ُك ْم اِ ْن ُكنْ تُ ْم تَ ْعلَ ُم ْو َ‬

‫‪)12(...‬‬ ‫يَغْ ِف ْر لَ ُك ْم ذُنُ ْوبَ ُك ْم‬

‫‪Yaitu kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya‬‬


‫‪dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan‬‬
‫‪jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika‬‬
‫‪kamu mengetahui‬‬ ‫‪(11) "Niscaya‬‬ ‫‪Allah‬‬
‫")‪mengampuni dosa-dosamu...(12‬‬

‫‪4. Amal yang paling dicintai oleh Allah swt.‬‬

‫ال ‪:‬‬ ‫اَسُهُ َس ْع ُد بْ ُن َإَيس – قَ َ‬ ‫انٰ – َو ْ‬ ‫ش ْي بَ ِِ‬


‫َع ْن أَِب َع ْمرو ال َ‬
‫احب ه ِذ ِه ال َدا ِر – وأَ َشار بِي ِد ِه َإل َدا ِر َعب ِد َِ‬
‫اّلل‬ ‫ح َدثَِّن ِ‬
‫ْ‬ ‫َ َ َ‬ ‫ص ُ َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫صلَى‬ ‫ْت النِ َ‬ ‫ض َي َ‬ ‫بْ ِن مسعود – ر ِ‬
‫َِب – َ‬ ‫ال ‪َ :‬سأَل ُ‬ ‫اّللُ َع ْنهُ – قَ َ‬ ‫َ‬ ‫َ ُْ‬
‫ب َإل َِ‬ ‫اّللُ َعلَْي ِه َو َسلَ َم – ‪ :‬أ ُّ‬
‫ال ‪:‬‬
‫اّلل ؟ قَ َ‬ ‫َح ُّ‬‫َي ال َْع َم ِل أ َ‬ ‫َ‬
‫ال ‪ :‬بُِّر ال َْوالِ َديْ ِن ‪,‬‬‫َي ؟ قَ َ‬ ‫ْت ‪ُ :‬ثَُ أ ُّ‬ ‫صالةُ َعلَى َوقْتِ َها ‪ .‬قُل ُ‬ ‫ال َ‬
‫يل َِ‬
‫ال ‪َ :‬ح َدثَِّن‬ ‫اّلل ‪ ,‬قَ َ‬ ‫اد ِِف َسبِ ِ‬ ‫ال ‪ :‬ا ْْلِ َه ُ‬‫َي ؟ قَ َ‬ ‫ْت ‪ُ :‬ثَُ أ ُّ‬
‫قُ ل ُ‬

‫‪176‬‬
Hanya Sebuah Tulisan

ِ َ ‫اّلل – صلَى‬ َِ ‫ول‬


ُ ‫ِبِِ َن َر ُس‬
ْ ‫اّللُ َعلَْيه َو َسلَ َم – َولَ ْو‬
ُ‫استَ َز ْدتُه‬ َ
‫ادِن‬
َ ‫لََز‬
Dari Abu Amr asy-Syaibâni –namanya Sa’d bin Iyâs-
berkata, “Pemilik rumah ini telah menceritakan
kepadaku –sambil menunjuk rumah Abdullah bin
Mas’ud Radhiyallahu anhu dengan tangannya, ia
berkata, ‘Aku bertanya kepada Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam , ‘Amalan apakah yang paling
dicintai Allâh?’ Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam
menjawab, “Shalat pada waktunya.” Aku
(Abdullah bin Mas’ud) mengatakan, ‘Kemudian
apa lagi?’ Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam
menjawab, “Berbakti kepada dua orang tua.” Aku
bertanya lagi, ‘Lalu apa lagi?’ Beliau Shallallahu
‘alaihi wa sallam menjawab, “Jihad di jalan
Allâh.”148

Hadits ini juga menjelaskan keutamaan para


sahabat Rasulullah saw. yang sangat antusias dan
berlomba-lomba terhadap amlan Jihad, meski mereka
mengetahui resikonya, yaitu meninggal dunia. Tapi
tentunya bagi mereka dunia hanyalah tempat untuk
ditinggalkan, terlebih mereka mengetahui keutamaan

148
Referensi: https://almanhaj.or.id/9604-amalan-yang-paling-
dicintai-allah.html

177
‫‪Hanya Sebuah Tulisan‬‬

‫‪jihad itu sendiri, yaitu masuk surga dan diampuni dosa-‬‬


‫‪dosanya.‬‬
‫‪Hadits No. 1316‬‬

‫أن ابْعث معنَا‬ ‫وعنه قال ‪ :‬جاء َنس إل النِب صلٰى هللا َعلَْي ِه وسلَم ِ‬
‫َ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫ْي رجال ِم َن األنْصا ِر‬ ‫ِ‬
‫بعث إلَْي ِهم سبع َ‬
‫والسنَةَ‪ ،‬فَ َ‬ ‫رجالً يُ َعلِٰ َ‬
‫موَن ال ُقرآ َن ُّ‬
‫ارسونَهُ‬ ‫ال ْلُ ُم ‪ :‬ال ُق َراءُ ‪ ،‬في ِهم َخاَل َ‬
‫حرام ‪ ،‬يقرُؤون ال ُقرآ َن ‪ ،‬ويتَ َد ُ‬ ‫يُ َق ُ‬
‫املسج ِد‬
‫ابملاء ‪ ،‬فَ يضعونهُ ِف ِ‬ ‫ابللَي ِل يتعلَمو َن ‪ ،‬وكانُوا ابلنَهار ُييئو َن ِ‬
‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬
‫الص َف ِة ولِل ُفقر ِاء ‪،‬‬ ‫وُيتَ ِطبُون فَيبيعُونه ‪ ،‬ويَ ْش ََتُو َن بِ ِه الطَعام ِ‬
‫ألهل ُّ‬ ‫‪ْ ،‬‬
‫ِ‬
‫وهم قبل أ ْن‬ ‫وسلَم ‪ ،‬فعرضوا ْلم فقتلُ ُ‬ ‫صلٰى هللاُ َعلَْيه َ‬ ‫فبعثَهم النِب َ‬
‫رضينَا‬ ‫يبلُغُوا املكا َن ‪ ،‬ف َقالُوا ‪ :‬اللَ ُه َم بلِٰغ عنَا نَبيَ نَا أَ ََن قَد لَ ِقينَ َ‬
‫اك فَ ِ‬
‫ِ‬
‫خال أنس م ْن َخل ِْف ِه ‪ ،‬فَطعنَهُ‬ ‫رجل حراماً َ‬ ‫ك ورضيت َعنا ‪ ،‬وأَتى ُ‬ ‫ع ْن َ‬
‫ورب ال َك ْع ِبة ‪ ،‬فقال ُ‬
‫رسول‬ ‫ت ِٰ‬ ‫بِ ُرمح حَّت أنْ َفذهُ ‪ ،‬فَ َقال حرام ‪ :‬فُ ْز ُ‬
‫وسلَم ‪ « :‬إ َن إ ْخوانَكم قَد قُتِلُوا وإِنم قالُوا ‪:‬‬ ‫ِ‬ ‫َ‬
‫صلٰى هللاُ َعلَْيه َ‬ ‫اّلل َ‬
‫يت َعنَا‬ ‫عنك ِ‬
‫ورض َ‬ ‫رضينَا َ‬ ‫يناك فَ ِ‬ ‫اللَ ُه َم بلِٰغ عنَا نبينا أَ ََن قَد لَ ِق َ‬

‫‪"Ada beberapa orang -dari Najab- datang kepada Nabi‬‬


‫‪shalallahu alaihi wasalam dan mereka berkata:‬‬

‫‪178‬‬
Hanya Sebuah Tulisan

"Kirimkanlah kepada kita semua beberapa orang lelaki


yang dapat mengajarkan al-Quran dan as-Sunnah kepada
kita itu." Nabi shalallahu alaihi wasalam lalu
mengirimkan kepada mereka sebanyak tujuh puluh
orang dari golongan kaum Anshar yang dinamakan al-
Qurra' -yakni para ahli baca al-Quran-. Di dalam kalangan
mereka itu termasuk pulalah paman saya -yakni saudara
lelaki dari ibu Anas- yang bernama Haram. Tujuh puluh
orang di atas itu semua dapat membaca al-Quran serta
mentadarusnya -membaca secara berganti-ganti- di
waktu malam juga mempelajarinya, sedang pada siang
harinya mereka bekerja membawa air lalu mereka
letakkan dalam masjid selain itu mereka juga mencari
kayu bakar lalu menjualnya dan dengan uang hasil
penjualannya itu mereka membeli makanan untuk para
ahlus shuffah dan pula untuk kaum fakir yang lain-lain.
Mereka semuanya -tujuh puluh orang tadi- dikirimkan
oleh Nabi shalallahu alaihi wasalam Tiba-tiba mereka
dihadang oleh kaum musyrikin -yakni musuh kaum
Muslimin, kemudian musuh-musuh itu membunuh
mereka sebelum mereka sampai di tempat yang dituju.
Mereka -kaum Muslimin- itu berkata: "Ya Allah,
sampaikanlah berita kita ini kepada Nabi kita, yaitu
bahwa kita semua telah menemui Engkau -Allah-, lalu
kita merasa ridha denganMu dan Engkau ridha dengan
amalan kita ini." Ada seorang lelaki -musuh- datang
kepada Haram dari arah belakangnya, lalu orang itu

179
Hanya Sebuah Tulisan

menusuknya dengan tombak sehingga ia dapat


menewaskannya. Haram berkata: "Saya berbahagia -
karena dapat menemui mati syahid, demi Zat yang
menguasai Ka'bah." Rasulullah shalallahu alaihi wasalam
lalu bersabda: "Sesungguhnya saudara-saudaramu telah
dibunuh dan sesungguhnya mereka berkata: "Ya Allah,
sampaikanlah berita kita ini kepada Nabi kita yaitu
bahwa kita semua telah menemui Engkau -Allah-, lalu
kita semua merasa ridha denganMu dan Engkau ridha
dengan amalan kita ini.".
Takhrij Hadits
Hadits ini diterima oleh Anas bin Malik, diriwayatkan
dalam Kitab :
1. Shahih Muslim Bab tsubutu al-jannah lil-syahiid No.
5026
Syarah Mufradat

‫الص َف ِة‬ ِ :
ُّ ‫أهل‬ kaum fakir miskin yang tidak berkeluarga
yang bertempat di belakang masjid dan memfokuskan
diri untuk belajar.
Syarah Hadits
Hadits ini mengajarkan bahwa Jihad itu tidak
hanya berperang, sebagaimana yang dijelaskan di atas.
Mengajarkan al-Qur'an dan as-Sunnah merupakan jihad

180
Hanya Sebuah Tulisan

juga, Jihad melawan kebodohan. Allah swt pun pernah


berfirman, bahwa tidak seharusnya semua muslim
berperang ke medan perang, tetapi harus ada yang
mendalami agama :
ٰۤ ۗ ٰۤ
‫َوَما َكا َن ال ُْم ْؤِمنُ ْو َن لِيَ ْن ِف ُرْوا َكافَ ًة فَ لَ ْوَل نَ َف َر ِم ْن ُك ِٰل فِ ْرقَة ِٰم ْن ُه ْم طَا ِٕى َفة‬
ࣖ ‫لِٰيَ تَ َف َق ُه ْوا ِِف ال ِٰديْ ِن َولِيُ ْن ِذ ُرْوا قَ ْوَم ُه ْم اِ َذا َر َجعُْٓوا اِلَْي ِه ْم لَ َعلَ ُه ْم َُْي َذ ُرْو َن‬

Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya


pergi (ke medan perang). Mengapa sebagian dari setiap
golongan di antara mereka tidak pergi untuk
memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk
memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka
telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya. 149

Itulah beberapa penjelasan mengenai mengapa


kita harus berjihad. Sudah seharusnya bagi kaum
muslimin untuk mempunyai antusias dan semangat
terhadap jihad, baik jihad secara fisik ataupun non-fisik.
Tentunya amalan jihad ini juga harus dibarengi
dengan niat dan hati yang bersih, karena banyak yang
berjihad namun hanya ingin dipuji oleh orang-orang.
Sebagaimana hadits rosul, yang menceritakan tiga
orang yang sedang dihisab, diantaranya adalah orang

149
Q.S at-Taubah [9] : 122

181
Hanya Sebuah Tulisan

yang jihad. Bukannya mendapat kemuliaan, tetapi


justru dilemparkan kedalam neraka.

“Sesungguhnya orang pertama yang dihisab pada hari


qiyamat adalah: (1) orang yang syahid. Ia didatangkan,
lalu dijelaskan nikmatnya dan ia pun mengenalinya. Dia
(Allah Swt) berfirman: “Apa yang kamu kerjakan dengan
nikmat itu?” Ia menjawab: “Aku berperang di jalan-Mu
sehingga aku syahid.” Dia berfirman: “Kamu dusta, kamu
berperang agar disebut pahlawan, dan sungguh kamu
telah mendapatkannya.” Lalu diperintahkan agar ia
diseret pada wajahnya dan dilemparkan ke dalam
neraka.

182
Hanya Sebuah Tulisan

(5)
Sejatinya Manusia; Melihat apa-apa yang
tampak

'Kenapa engkau tidak membelah dadanya sehingga engkau


mengetahui apakah hatinya mengucapkan Laa Ilaaha Illa
Allah karena ikhlas dan yakin ataukah karena alasan
lainnya?’

Perkataan diatas merupakan teguran Rasulullah


saw. kepada Usamah bin Zaid bin Haritsah, yang ketika itu
membunuh orang kafir yang bersyahadat. Karena Usamah
mengira orang kafir itu bersyahadat bukan karena Allah dan
tidak ada rasa ikhlas sedikitpun dihatinya, melainkan hanya
untuk melindungi diri agar tidak terbunuh.

Tentunya, hal ini membuat Rasulullah marah,


sehingga beliau terus bertanya kepada usamah, "Wahai
Usamah, apakah engkau tetap membunuhnya setelah ia
mengucapkan Laa Ilaaha Illa Allah?". Sedangkan Usamah
hanya menjawab, "Wahai Rasulullah, ia mengucapkannya
sekadar untuk melindungi dirinya saja.”

Pada peristiwa ini kita dapat belajar bahwa jangan


pernah mudah menilai atau menghakimi seseorang sesuai
dengan prasangka hati atau hanya memandang orang
sebelah mata. Karena sejatinya manusia, mustahil
mengetahui isi hati manusia lainnya.

183
Hanya Sebuah Tulisan

Termasuk dalam hal beramal. Kita tidak mungkin


mengetahui niat amalan seseorang, niatnya ikhlas atau
tidak, tulus atau tidak. Karena kita tidak tahu apa isi hatinya
atau amalan apa yang disembunyikannya. Jangan sampai
karena kita sering melihat seseorang tidak shalat dalam
kesehariannya ataupun infaq contohnya, lalu kita
mengklaim bahwa orang itu tidak pernah shalat dan infaq,
bahkan sampai menghakimi bahwa orang itu pasti masuk
neraka, sedangkan kita dalam keadaan tidak selalu
bersamanya.

Rasulullah saw. pun pernah ditegur oleh Allah swt.


agar jangan pernah menghitung amal manusia apalagi
menghakimi seseorang masuk surga atau neraka, karena
sejatinya itu hanya urusan Allah swt.

ِ َ ‫… فَِا ََّنَا َعلَْي‬


ُ ‫ك الْبَ هل ُغ َو َعلَْي نَا ا ْْل َس‬
‫اب‬
…maka sesungguhnya tugasmu hanya
menyampaikan saja, dan Kamilah yang memperhitungkan
(amal mereka).150

‫ب َعلَ ۡي ِه ۡم اَ ۡو يُ َع ِٰذ َِبُ ۡم فَِا َِنُ ۡم هظلِ ُم ۡو َن‬‫و‬ۡ ‫لَ ۡيس لَك ِمن ۡال ۡم ِر ش ۡىء ا ۡو ي ت‬
َ َُ َ َ َ َ َ َ
Itu bukan menjadi urusanmu (Muhammad) apakah Allah
menerima tobat mereka, atau mengazabnya, karena
sesungguhnya mereka orang-orang zhalim.151

150
Q.s ar-Ra'd [13] : 40
151
Q.s ali-Imran [3] : 128

184
Hanya Sebuah Tulisan

ٰۤ
...ُ‫اّللَ يَ ْه ِد ْي َم ْن يَ َشاء‬
ٰ‫ك ُه هد ُىه ْم َوهل ِك َن ه‬
َ ‫س َعلَْي‬
َ ‫لَْي‬
Bukanlah kewajibanmu (Muhammad) menjadikan mereka
mendapat petunjuk, tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk
kepada siapa yang Dia kehendaki.152

Karena memang sejatinya manusia itu hanya melihat


apa-apa yang tampak, maka tak perlu khawatir dengan
semua pendapat orang-orang tentang kita, tak perlu
khawatir dengan semua penilaian orang-orang terhadap
kita. Tetaplah menjadi diri sendiri dan lakukan apa yang
terbaik meskipun itu sederhana, karena disinilah keikhlasan
kita sedang diuji.

Oleh karena itulah juga, sudah sepatutnya bagi kita


umat muslim untuk mempunyai amalan-amalan yang
tersembunyi, yang tidak terlihat oleh banyak orang,
sekalipun oleh orang-orang terdekat.

Imam asy-Syafi'I pernah berkata : "Sudah selayaknya


setiap orang berilmu memiliki amal shalih yang tersembunyi
dan hanya ada antara dirinya dan Allah, sebab setiap ilmu dan
amal yang tampak di tengah-tengah manusia akan sedikit
manfaatnya di
akhirat".

Sufyan bin ‘Uyainah mengatakan bahwa Abu Hazim


berkata, “Sembunyikanlah amal ibadahmu sebagaimana
engkau menyembunyikan aibmu.”

152
Q.s al-Baqarah [2] : 272

185
Hanya Sebuah Tulisan

DAFTAR PUSAKA

Al-Qur’an dan Terjemahannya


Hadits
Shahih al-Bukhori. Al-Maktabah asy-Syamilah
Shahih Muslim. Al-Maktabah asy-Syamilah
Subulussalam. Al-Maktabah asy-Syamilah
Al-Mashahif, Abu Dawud. Al-Maktabah asy-Syamilah
Sunan at-Tirmidzi. Al-Maktabah asy-Syamilah
Bulughul-Maram. Al-Maktabah asy-Syamilah
Riyadush-Shalihin. Al-Maktabah asy-Syamilah
Musnad Ahmad. Al-Maktabah asy-Syamilah

Buku
Nashruddin Syarief, Menangkal Virus Islam Liberal :
Panduan Islamic Woldview untuk Para Aktivis
Dakwah, Bandung : Persis Pers, 2013, Cet. III.

186
Hanya Sebuah Tulisan

________________, Menuju Islam Kaffah 3 :


Menyempurnakan Akhlaq Mulia, Bandung :
Tsaqifa Publishing, 2019.
_________________, Islam Tanpa Sesat : Membedah
Akar Pemikiran Aliran Sesat, Bandung : Tsaqifa
Publishing, 2015.
Bambang Irawan, Untaian Nasihat Imam asy-Syafi’I :
Gerbang Kebahagiaan, Kearifan, Inspirasi, dan
Muhasabah, Solo : Tinta Medina, 2016.
Haji Abdul Karim Amrullah (Hamka), Falsafah
Ketuhanan, Jakarta : Gema Insani, 2017, Cet. II.
Moch. Zainal Achyar, Kebiasaan-Kebiasaan dan
Karakter-Karakter Hebat Para Imam Salaf,
Yogyakarta : Noktah, 2019.
Ahfa Waid, Nasihat-Nasihat Imam al-Ghazali, Ibnu Arabi,
Jalaludin Rumi, dan Ibnu Atha’illah, Yogyakarta :
Noktah, 2019.
Adian Husaini dan Bambang Irawan Galih, Pemikiran &
Perjuangan M. Natsir & Hamka dalam
Pendidikan, Jakarta : Gema Insani, 2020.
Rifki Azkya Ramadhan, Magnum Opus 2020. Bandung :
Tsaqafah Press, 2020, Cet I.
Syeikh Abdul Fattah, Kisah-Kisah Kesabaran Para Ulama
: Menelusuri Pahit-Getirnya Perjalanan Hidup

187
Hanya Sebuah Tulisan

Manusia Shalih dalam Mencari Ilmu, Solo :


Zamzam, 2019, Cet. IV.
Fahd Ibn ‘Abdirrahman ibn Sulaiman ar-Rumi, Dirasat fi
Ulumi al-Qur’an al-Karim, Riyadl : Maktabah al-
Malik Fahd al-Wathaniyyah, 1426 H/2005 M.
Bahrun Abu Bakar, Terjemah Tafsir Ibn Katsir Juz 30,
Bandung : Sinar Baru Algensindo, 2005.
Tim Penulis MUI Pusat, Mengenal & Mewaspadai
Penyimpangan Syi'ah di Indonesia, FORMAS :
Tanpa tahun

Artikel, Dokumen, Majalah


Majalah Tafaqquh, Edisi 5, Mei 2020.
Nashruddin Syarief. Konsep Wahyu Islam vs Barat.(Pdf)
_______________. Konsep Islam Agama Wahyu. (Pdf)
_______________. Tauhid Sebagai Landasan
Pergerakan. (Pdf)
_______________. Adab Dalam Shalat. (Pdf)
Muhammad Ardiansyah. Artikel Adab Penuntut Ilmu
Dalam Syair-Syair Imâm Syâfi’i.
KH. Aceng Zakaria, Tingkatan-tingkatan Jihad dalam
Makalah Pengajian Ahad (12 Mei 2019)
di Sekretariat PP. PERSIS.

188
Hanya Sebuah Tulisan

Website
rumahsyo.com
attaqwafor.blogspot.com
dakwahd.blogspot.com
ahmadbinhanbal.com
rifkiazkya.blogspot.com
dalamislam.com
merdeka.com
attaubah-institute.com
dream.co.id
replubika.co.id
tafaqquh.net
suhanews.co.id
kompasiana.com
wikipedia.org
islamicfonder.org
almanhaj.or.id
merdeka.com

189
Hanya Sebuah Tulisan

TENTANG PENULIS

Muhamad Redho al-Faritzi lahir di kota


Kembang, tepatnya di Bandung, Jawa
Barat, 02 Februari 2004. Penulis
menempuh Pendidikan formalnya di
Bandung, tepatnya di Cihampelas Cililin.

Mulai dari tingkat TK di Raudhatul-athfal At-Taqwa, dan


lulus pada tahun 2009; kemudian dilanjutkan di
Pesantren Persis 161 At-Taqwa tingkat Sekolah dasar,
dan lulus pada tahun 2015; dilanjutkan ke jenjang
Tsanawiyyah di Pesantren Persis 50 Lembang, dan lulus
pada tahun 2019; dan sekarang, ia duduk dibangku
kelas 3 Mu’allimin di Pesantren Persis 27 Situaksan
Bandung.

Penulis saat ini, menjadi salah satu pengajar di


Madrasah At-Taqwa, al-Amanah dan Uswatun

190
Hanya Sebuah Tulisan

Hasanah. Selain itu, penulis juga aktif di organisasi dan


menjabat sebagai Ketua di Remaja Masjid At-Taqwa
(2021 – sekarang), Bidang dakwah di PJ. Pemuda Persis
Cihampelas (2020-sekarang), dan Bidang Ta’dib di
Rijalul-Ghad PPI 27, Masa jihad 2020 – 2021.

Pengalaman Organisasi yang pernah digelutinya


adalah Bidang Kebersihan di Rijalul-Ghad PPI 50
Lembang (2018-2019), Bidang Sekretaris di Remaja
Masjid At-Taqwa (2020), dan Ketua Asrama di Pondok
Pesantren 27 Situaksan Bandung (2020-2021).

Penulis juga aktif menulis sekaligus menjadi


pengurus di website attaqwafor.blogspot.com dan
dakwahd.blogspot.com, juga di akun dakwah sosialnya
di Instagram dengan nama pengguna :
@_dakwahdigital

191
Hanya Sebuah Tulisan

192

Anda mungkin juga menyukai