Laporan Praktikum Kimia Analitik 1
Laporan Praktikum Kimia Analitik 1
ANION-KATION
Kelompok 1
Nama :
S1 PENDIDIKAN KIMIA
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa (YME). Di mana Tuhan YME telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya. Sehingga kami dari kelompok sehingga kami dapat
melaksanakan sebuah praktikum dan menyelesaikannya dengan baik.
Sehingga akhirnya terusunlah sebuah laporan resmi praktikum kimia ini. Laporan ini telah kami
susun dengan sistematis dan sebaik mungkin. Hal ini bertujuan untuk memenuhi tugas Praktikum
Kimia Analitik I.
Dengan selesainya laporan resmi praktikum ini, maka kami tidak lupa mengucapkan banyak
terima kasih. Kami juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam
penyusunan laporan praktikum Kimia ini. Khususnya kepada :
1. Kepada Ibu Endang Tri Wahyuni dan Ibu Yusrin selaku dosen pengampu mata kuliah
Praktikum Kimia Analitik I.
2. Kepada para asisten laboratorium dan asisten Dosen Kimia yang senantiasa sabar
menghadapi kelompok kami selama praktikum
3. Orang tua kami yang telah mendoakan kelancaran kuliah kami.
4. Seluruh teman-teman yang berkenan saling membantu menyelesikan laporan praktikum
kimia ini.
Demikian ini laporan Praktikum Kimia Analitik I yang telah kami buat. Kami mohon kritik dan
sarannya apabila terdapat kekurangan dalam penyusunan laporan ini. Semoga laporan Praktikum
Kimia Analitik I ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Juga bermanfaat bagi kami selaku
penulis.
Penyusun,
Kelompok 01
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK
Kelompok 1
Nama :
S1 PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
A. Tujuan
Untuk mengidentifikasi adanya anion tiosulfat (S2O32-) dan sulfat (SO42-) melalui perubahan
warna larutan, terjadinya endapan, dan dibebaskannya gas.
B. Dasar Teori
Kimia analitik dapat dibagi dalam 2 bidang, yaitu analisis kualitatif dan analisis
kuantitatif. Analisis kualitatif membahas tentang identifikasi zat-zat. Urusannya adalah unsur
atau senyawa apa yang terdapat dalam suatu sampel. Sedangkan analisis kuantitatif berurusan
dengan penetapan banyaknya satu zat tertentu yang ada dalam sampel.
Dalam kimia analisis kuantitatif dikenal suatu cara untuk menentukan ion (kation/anion)
tertentu dengan menggunakan pereaksi selektif dan spesifik. Pereaksi selektif adalah pereaksi
yang memberikan reaksi tertentu untuk satu jenis kation/anion tertentu. Dengan
menggunakan pereaksi-pereaksi ini maka akan terlihat adanya perubahan-perubahan kimia
yang terjadi, misalnya terbentuk endapan, terjadinya perubahan warna, bau dan timbulnya
gas.
Analisa kualitatif menggunakan dua macam uji, reaksi kering dan reaksi basah. Reaksi
kering dapat diterapkan untuk zat-zat padat dan reaksi basah untuk zat dalam larutan. Reaksi
kering ialah sejumlah uji yang berguna dapat dilakukan dalam keadaan kering, yakni tanpa
melarutkan contoh. Petunjuk untuk operasi semacam ialah pemanasan, uji pipa tiup, uji
nyala, uji spektroskopi dan uji manik. Reaksi basah ialah uji yang dibuat dengan zat-zat
dalam larutan. Suatu reaksi diketahui berlangsung dengan terbentuknya endapan, dengan
pembebasan gas dan dengan perubahan warna. Mayoritas reaksi analisis kualitatif dilakukan
dengan cara basah.
Cara identifikasi ion dibagi menjadi 2 macam, yaitu identifikasi kation dan identifikasi
anion. Namun, pada analisa anion tidak begitu sistematik seperti pada identifikasi kation.
Salah satu cara penggolongan anion adalah pemisahan anion berdasarkan kelarutan garam-
garam perak, garam-garam kalsium, barium dan seng.
Untuk memudahkan menganalisa anion, diusahakan dulu dalam bentuk senyawa yang
mudah larut dalam air. Umumnya garam-garam natrium mudah larut dalam garam karbonat
dari logam-logam berat sukar larut dalam air, sehingga apabila zat yang akan dianalisa
berupa zat yang sukar larut atau memberi endapan dengan Na2CO3, maka dibuat dahulu
berupa ekstrak soda, kemudian dipisahkan dari endapan yang mengganggu tersebut.
Identifikasi anion meliputi analisis pendahuluan, analisis anion dari zat asal dan analisis
anion dengan menggunakan larutan ekstra soda. Dari hasil analisis sebelumnya (data
kelarutan) dan pengetahuan tentang kation yang ada, dapat memberikan petunjuk tentang
anion yang mungkin ada atau tak ada dalam larutan sampel. Sebagai contoh, zat asal larut
dalam air panas, kation yang ditemukan Pb2+, anion yang mungkin ada adalah klorida
karena PbCl2 larut dalam air panas. Tidak mungkin nitrat karena timbal nitrat mudah larut
dalam air dingin.
Analisis anion diawali dengan uji pendahuluan untuk memperoleh gambaran ada tidaknya
anion tertentu atau kelompok lain yang memiliki sifat- sifat yang sama. Selanjutnya diikuti
dengan proses analisis yang merupakan uji spesifik dari anion tertentu. Pemisahan secara
fisik dari anion umumnya tidak penting , karena uji spesifik anion hanya peka terhadap anion
tertentu dan tidak peka untuk anion lainnya. Hanya bila terjadi interferensi atau gangguan
dalam suatu analisis anion oleh anion lain maka diperlukan langkah awal proses pemisahan.
Beberapa uji pendahuluan dan uji identifikasi atau uji spesifik dapat dilakukan dalam fasa
padatan, tetapi untuk memperoleh validitas pengujian yang tinggi biasanya dilakukan dalam
keadaan larutan. Kelarutan bahan- bahan organik terutama garam akan sangat membantu
dalam menetapkan kombinasi antar anion dan kation. Misalnya, jika larutan zat yang tidak
diketahui ditemukan mengandung ion karbonat . CO-, maka hanya dimungkinkan ada kation-
kation tertentu seperti K-, Na-,NH-, sebab garam karbonat dari kation lain tidak larut dalam
air. Analisisi anion dan kation sering ksli dapat dibantu oleh diagram alir, yang
menggambarkab langkah-langkah sistematis untuk mengidentifikasi jenis anion dan kation.
Diagram alir untuk analisis kation lebih sistematis dibandingkan dengan diagram alir analisis
anion. Dalam diagram analisis kualitatif anion dan kation dimulai dari ion yang dinyatakan,
pereaksi yang perlu ditambahkan, kondisi eksperimen dan rumus kimia produk yang
dihasilkan. Dalam kerja laboratorium yang berkaitan dengan analisis ion sangant penting
mengikuti urutan dari langkah-langkah analisis yang telah ditetapkan dalam diagram alir.
Ada beberapa macam cara untuk menggambarkan diagram alir analisis ion. Gambar
umum yang biasa digunakan adalah aliran ke bawah, yang endapannya dituliskan di sebelah
kiri, sedangkan larutannya dituliskan di kanan.
Pada umumnya, suatu proses analisis anion diawali dengan uji pendahuluan untuk
memperoleh gambaran ada atau tidaknya anion tertentu atau kelompok anion yang memiliki
sifat-sifat yang sama. Selanjutnya diikuti dengan proses analisis yang merupakan uji spesifik
dari anion tertentu. Pemisahan secara fisik dari anion umumnya tidak penting, karena uji
spesifik anion hanya peka terhadap anion yang tertentu dan tidak peka terhadap anion yang
lainnya. Hanya bila terjadi interferensi atau gangguan dalam suatu analisis anion oleh anion
lain maka diperlukan langkah awal proses pemisahan.
Beberapa uji pendahuluan dan uji identifikasi atau uji spesifikasi anion dapat dilakukan
dalam fase padatan , tetapi untuk memperoleh validitas pengujian yang tinggi biasanya
dilakukan dalam keadaan larutan. Kelarutan bahan-bahan anorganik, terutama garam telah
dipelajari sebelumnya dalam mata kuliah dasar kimia dalam bentuk daftar kelarutan garam,
sangat membantu untuk proses analisis bahan anorganik. Daftar kelarutan garam sangat
membantu dalam menetapkan kombinasi antara anion dan kation.
Jika zat yang tidak diketahui tidak larut dalam air, harus dilakukan perlakuan tertentu
dengan pereaksi kimia agar menjadi larut. Beberapa anion tidak stabil dalam larutan asam,
atau bereaksi satu sama lain dalam suasana asam. Bila terjadi keadaan tidak stabil suasan
asam, maka analisis anion harus dilakukan dalam suasana basa.
Analisis anion yang sering dilakukan meliputi 11 anion yang paling umum, yaitu anion
sulfide, sulfit, karbonat, nitrit, iodide, bromida, klorida, fosfat, kromat, nitrat, dan sulfat.
Beberapa uji pendahuluan dan uji identifikasi atau uji spesifik dapat dilakukan dalam fase
padatan, tetapi untuk memperoleh validitas pengujian yang tinggi biasanya dilakukan dalam
keadaan larutan. jika zat yang tidak diketahui tidak larut dalam ai, harus dilakukan perlakuan
tertentu dengan pereaksi kimia agar menjadi larut.
Kebanyakan tiosulfat larut dalam air. Tiosulfat dari timbal, perak dan barium sangat
sedikit larut dalam air. Banyak dari tiosulfat ini, larut dalam larutan natrium tiosulfat yang
berlebihan, membentuk garam kompleks. Dalam mempelajari reaksi-reaksi pada ion
tiosulfat, dapat digunakan larutan Na2S2O3 (Svehla, 1985:325).
Ion sulfat (SO4 2-)Garam-garam yang mengandung ion sulfat umunya larut dalam air
dan asam kuatencer kecuali CaSO4, SrSO4, BaSO4, dan PbSO4 dengan semuanya berwarna
putih.Dalam larutan BaCl2 membentuk endapan putih. BaSO4 yang larut dalam HCl encer
panas, asam nitrat encer, larut dalam HCl pekat panas.Ion sulfat merupakan sejenis anion
poliatom dengan rumus empiris SO42- denganmassa molekul 96.06 satuan massa atom; ia
terdiri dari atom pusat sulfur dikelilingioleh empat atom oksigen dalam susunan tetrahidron.
Ion sulfat bermuatan cas duanegatif dan merupakan basa konjugat ion hidrogen sulfat
(bisulfat), HSO4-, yaitu beskonjugat asam sulfat, H2SO4. Terdapat sulfat organik seperti
dimetil sulfat yangmerupakan senyawa kovalen dengan rumus (CH3O)2SO2, dan merupakan
ester asam sulfat.
C. Alat dan Bahan
1. Alat
Tabung Reaksi
Gelas beker
Pipet tetes
Plat tetes
2. Bahan
Gambar Nama bahan
Na2 S2 O3
Ag NO 3
HCl encer
FeCl 3
I2
K 2 Cr2 O7
H 2 SO 4 encer
Na 2 S O4
Pb(NO3 ¿2
CaCl 2
Kertas saring
D. Langkah Kerja
1. Tiosulfat
1.1
1 ml larutan Na2 S2 O3
+
1 ml larutan Ag NO 3
1.2
1 ml larutan Na 2 S2 O3
+
HCl encer
Bukti :
K 2 Cr2 O 7
Kertas Saring +
H 2 SO 4 encer
1.3
1 ml larutan Na 2 S2 O3
+
Fe Cl3 encer
1.4
1 tetes larutan I 2
+
1 tetes larutan Na 2 S2 O3
2. Sulfat
1.1
1 ml larutan Na 2 SO 4
+
1 ml larutan BaCl 2
1.2
1 ml larutan Na2 SO 4
+
1 ml larutan Pb(NO3 ¿2
E. Data Pengamatan
1. Tiosulfat
Larutan Hasil Pengamatan
2. Sulfat
Larutan Hasil pengamatan
F. Pembahasan
Pada praktikum analisis anion ini, sampel yang akan di uji termasuk anion golongan apa adalah,
Na 2 S2 O3 dan Na2 S O4 . Pengujian dilakukan dengan cara meneliti atau mengamati sampel yang
telah ditambahkan reagen akan mengalami pengendapan atau tidak. Selanjutnya kita akan akan
mengamati perbedaan penambahan reagen yang berlebih terhadap endapan. Pengujian ini
dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya kecocokan secara teoritis pada saat pengujian atau
praktikum. Adapun reagen yang kami gunakan pada saat praktikum kemarin adalah Ag NO 3, HCl
encer, FeCl 3, I 2, BaCl 2, BaCl 2, CH 3 COON H 4 , Pb(NO3 ¿2.
Pada percobaan pertama yaitu Na2S2O3 ditambahkan dengan AgNO3 reaksinya yaitu:
Na2S2O3 + AgNO3 → 2NaNO3(aq) + Ag2S2O3(s)
Terbentuk endapan putih .Larutan Na2S2O3 bila ditambahkan dengan AgNO3 yang semula
terbentuk ↓ putih seketika akan berubah menjadi ↓ kuning, kemudian ↓ coklat, dan akhirnya
menjadi ↓ hitam yang disebabkan karena terbentuknya Argentum sulfide.
Pada percobaan kedua yaitu Na2S2O3 ditambahkan dengan HCl encer reaksinya yaitu:
Na2S2O3 + 2HCle → 2NaCl(aq) + H2S2O3(s)
Tidak mengeluarkan Gas SO2 .Pada teori disampaikan saat Larutan Na2S2O3 bila ditambahkan
dengan HCle mengeluarkan Gas SO2. Faktor yang mungkin terjadi gas SO 2 sebelum ditangkap
sudah hilang terlebih dahulu.
Pada percobaan ketiga yaitu Na2S2O3 ditambahkan dengan FeCl3 reaksinya yaitu:
3Na2S2O3 + 2FeCl3 → 6NaCl(aq) + Fe2(S2O3)3(s)
Terbentuk larutan berwarna ungu, Jika larutan dikocok warna ungu luntur .Larutan Na2S2O3 bila
ditambahkan dengan FeCl3 terbentuk larutan berwarna ungu yang bila dikocok warna ungu akan
luntur.
Pada percobaan keempat yaitu Na2S2O3 ditambahkan dengan I2 reaksinya yaitu:
3Na2S2O3 + I2 → 2Nal(aq) + S2O3-2(s)
Terbentuk larutan berwarna coklat yang dilunturkan (larutan berwana bening), Larutan
Na2S2O3 bila ditambahkan dengan I2 terbentuk larutan berwarna coklat yang dilunturkan (larutan
berwana bening).
Pada percobaan kelima yaitu Na2SO4 ditambahkan dengan BaCl2 reaksinya yaitu:
Na2SO4 + BaCl2 → 2NaCl(aq) + BaSO4(s)
Tidak terbentuk endapan, begitupun pada saat keadaan berlebih. Pada teori disampaikan
harusnya saat Na2SO4 bereaksi dengan BaCl2 terbentuk endapan putih. Faktor yang mungkin
terjadi reagen yang kurang pekat.
Pada percobaan keenam yaitu Na2SO4 ditambahkan dengan Pb(NO3)2 yang akan menghasilkan
endapan putih Pb(SO4)2 (s) adapun reaksinya yaitu
Na2SO4 + 2Pb(NO3)2 → 2NaNO3 (aq) + Pb(SO4)2(s) ↓.
Pada saat endapan bereaksi dengan CH 3 COON H 4 , endapan tidak larut. Ini termasuk anion
golongan sulfat karena mengandung ion SO4 2- dalam endapannya.
G. Kesimpulan
Pada identifikasi anion tiosulfat, dilakukan dengan empat kali percobaan yang
berbeda. Percobaan pertama larutan Na 2 S2 O3 ditambahkan larutan Ag NO 3 berubah
menjadi putih saat sudah dikocok. Endapan berubahah warna dari putih, kuning hingga
yang terakhir menjadi endapan hitam. Percobaan kedua, larutan Na2 S2 O3 ditambahkan
larutan HCl encer mengeluarkan gas SO2 dengan meneteskan larutan K2Cr2O7 dan dan
H2SO4 encer di atas kertas saring dan warnanya berubah menjadi orange. Percobaan
ketiga, larutan Na 2 S2 O3 dicampurkan dengan larutan FeCl3 berubah warna menjadi ungu,
tabung reaksi dikocok larutan menjadi luntur. Percobaan terakhir, larutan I 2 ditambahkan
dengan larutan Na 2 S2 O3 membentuk warna coklat dari larutannya menjadi luntur karena
larutan Na 2 S2 O3bisa melunturkan warna dari I2.
Idenifikasi anion kedua adalah anion sulfat (SO 42-) dilakukan dengan dua kali
percobaan. Percobaan pertama larutan Na2SO4 ditambahkan larutan CaCl2 tidak
membentuk endapan dan tidak terjadi perubahan. Percobaan kedua larutan Na2SO4
ditambahkan larutan Pb(NO3)2 menghasilkan endapan PbSO4 berwarna putih mengendap
di dasar tabung reaksi, endapan putih ditambahkan larutan CH 3COONH4 dan dikocok
menjadi larut dan larutan berwarna bening kembali.
H. Lampiran
Gambar Keterangan
Na 2 S2 O3 + Ag NO 3 membentuk endapan
putih – kuning – hitam
Na2S2O3 + HCl encer tidak
mengeluarkan gas SO2
Daftar Pustaka
http://geovinayanna.blogspot.com/2014/12/identifikasi-anion-karbonat-bikarbonat_68.html
file:///C:/Users/NETA/Downloads/Laporan_Praktikum_Analisis_Kualitatif_An.pdf
https://www.academia.edu/20350410/ANALISIS_ANION_LENGKAP
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK
Kelompok 1
Nama :
S1 PENDIDIKAN KIMIA
A. Tujuan
Untuk mengidentifikasi adanya anion karbonat (CO32-) dan sulfit (SO32-) melalui perubahan
warna larutan, terjadinya endapan, dan dibebaskannya gas.
B. Dasar Teori
Dalam kimia analisis kuantitatif dikenal suatu cara untuk menentukan ion (kation/anion)
tertentu dengan menggunakan pereaksi selektif dan spesifik. Pereaksi selektif adalah pereaksi
yang memberikan reaksi tertentu untuk satu jenis kation/anion tertentu. Dengan
menggunakan pereaksi-pereaksi ini maka akan terlihat adanya perubahan-perubahan kimia
yang terjadi, misalnya terbentuk endapan, terjadinya perubahan warna, bau dan timbulnya
gas (Vogel, A. I., 1979).
Skema klarifikasi yang berikut ternyata telah berjalan dengan baik dalam praktek. Skema ini
bukanlah skema yang kaku, karena beberapa anion termasuk dalam lebih dari satu sub
golongan, lagi pula, tak mempunyai dasar teoritis. Pada hakekatnya, proses-proses yang
dipakai dapat dibagi ke dalam (A) proses yang melibatkan identifikasi produk-produk yang
mudah menguap, yang diperoleh pada pengolahan dengan asam-asam, dan (B) proses yang
tergantung pada reaksi-reaksi dalam larutan. Kelas (A) dibagi lagi kedalam sub-kelas (i) gas-
gas yang dilepaskan dengan asam klorida encer atau asam sulfat encer, dan (ii) gas atau uap
dilepaskan dengan asam sulfat pekat. Kelas (B) dibagi lagi kedalam sub-kelas (i) reaksi
pengendapan, dan (ii) oksidasi dan reduksi dalam larutan (Vogel, A. I., 1979).
Kelas A, (i) Gas dilepaskan dengan asam klorida encer atau asam sulfat encer: Karbonat,
hidrogen karbonat (bikarbonat), sulfit, tiosulfat, sulfida, nitrit, hipoklorit, sianida, dan sianat.
(ii) Gas atau uap asam dilepaskan dengan asam sulfat pekat. Ini meliputi zat-zat dari (i) plus
zat yang berikut: fluorida, heksafluorsilikat, klorida, bromida, iodida, nitrat, klorat (Bahaya),
perklorat, permanganat (Bahaya), bromat, borat, heksasianoferat (II), heksasianoferat (III),
tiosianat, format, asetat, oksalat, tartrat, dan sitrat (Vogel, A. I., 1979).
Kelas B, (i) Reaksi pengendapan : Sulfat, peroksodisulaft, fosfat, fosfit, hipofosfit, arsenat,
arsenit, kromat, dikromat, silikat, heksafluorosilikat, salisilat, benzoat, dan suksinat. (ii)
Oksidasi dan reduksi dalam larutan: Manganat, permanganat, kromat, dan dikromat (Vogel,
A. I., 1979).
Karbonat, CO32-. Kelarutan: semua karbonat normal, dengan kekecualian karbonat dari
logam-logam alkali serta amonium, tak larut dalam air. Hidrogen karbonat atau bikarbonat
dari kalsium, strontium, barium, magnesium, dan mungkin dari besi ada dalam larutan air;
mereka terbentuk karena aksi oleh asam karbonat yang berlebihan terhadap karbonat-
karbonat normal, entah dalam larutan air atau suspensi dan akan terurai pada pendidihan
larutan.
Hidrogen karbonat dari logam-logam alkali larut dalam air, tetapi kurang larut dibanding
karbonat normal padanannya. Untuk mempelajari reaksi ini dapat dipakai larutan natrium
karbonat, Na2CO3.10H2O, 0,5M (Vogel, A. I., 1979).
Ion Sulfit (SO3 2- ) Garam-garam yang mengandung ion sulfit umunya sukar larut dalam air
kecuali garam yang berpasangan dengan kation Na+ , K+ , dan NH4 + .
Metode untuk mendeteksi anion tidaklah sistematik seperti pada metode untuk mendeteksi
kation. Sampai saat ini belum pernah dikemukakan suatu skema yang benar-benar
memuaskan, yang memungkinkan pemisahan anion-anion yang umum ke dalam golongan
utama, dan dari masing-masing golongan menjadi anggota golongan tersebut yang berdiri
sendiri. Pemisahan anion-anion ke dalam golongan utama tergantung pada kelarutan garam
pelarutnya. Garam kalsium, garam barium, dan garam zink ini hanya boleh dianggap berguna
untuk memberi indikasi dari keterbatasan-keterbatasan metode ini. Skema identifikasi anion
bukanlah skema yang kaku, karena satu anion termasuk dalam lebih dari satu sub golongan
(Vogel, A. I., 1979).
Untuk memudahkan menganalisa anion, diusahakan dulu dalam bentuk senyawa yang mudah
larut dalam air. Umumnya garam-garam natrium mudah larut dalam garam karbonat dari
logam-logam berat sukar larut dalam air, sehingga apabila zat yang akan dianalisa berupa zat
yang sukar larut atau memberi endapan dengan Na2CO3, maka dibuat dahulu berupa ekstrak
soda, kemudian dipisahkan dari endapan yang mengganggu tersebut (Anonim : 2015).
Analisa kualitatif menggunakan dua macam uji, reaksi kering dan reaksi basah. Reaksi kering
dapat diterapkan untuk zat-zat padat dan reaksi basah untuk zat dalam larutan. Reaksi kering
ialah sejumlah uji ynag berguna dapat dilakukan dalam keadaan kering, yakni tanpa
melarutkan contoh. Petunjuk untuk operasi semacam ialah pemanasan, uji pipa tiup, uji
nyala, uji spektroskopi dan uji manik. Reaksi basah ialah uji yang dibuat dengan zat-zat
dalam larutan. Suatu reaksi diketahui berlangsung dengan terbentuknya endapan, dengan
pembebasan gas dan dengan perubahan warna. Mayoritas reaksi analisis kualitatif dilakukan
dengan cara basah (Vogel, A. I., 1979).
1.
Tabung Reaksi
2.
3.
Gelas ukur 25 ml
4.
Gelas beker
5.
Pipet tetes
6.
Plat tetes
7.
Kertas saring
8.
Batang pengaduk
D.2 Bahan
Na 2 C O3
2.
Ag NO 3
3.
HCl encer
4.
Ca(OH)2
5.
MgSO4
6.
CaCl2
7.
Na2SO3
8.
KMnO4
9.
K2CrO7
10.
H2SO4 encer
11.
I2
D. Langkah Kerja
1. Karbonat
1.1
1 ml larutan Na2 C O3
+
1 ml larutan Ag NO 3
1.2
1 ml larutan Na 2 C O3
+
HCl encer
1.3
1 ml larutan Na 2 C O3
+
MgSO4
Type equation here .
1.4
1 ml larutan Na 2 C O3
+
BaCL2/ CaCL2
Type equation here .
2. SulfIt
2.1
1 ml larutan Na2 SO 3
+
1 ml larutan Ag NO 3
2.2
1 ml larutan Na2 SO 3
+
1 ml larutan HCle
O3 ¿2
Bukti :
K 2 Cr2 O 7
+
H 2 SO 4 encer
2.3
2.4
2.5
1 tetes larutan I 2
+
1 tetes larutan H2SO4 + Na2SO4
E. Analisis Data
E.1 Karbonat
E.2 Sulfit
F. Pembahasan
Pada praktikum analisis anion ini, sampel yang akan di uji termasuk anion adalah
Na2CO3, dan Na2SO3 . Pengujian dilakukan dengan cara meneliti atau mengamati sampel
yang telah ditambahkan reagen akan mengalami pengendapan atau tidak. Selanjutnya kita
akan akan mengamati perbedaan penambahan reagen yang berlebih terhadap endapan.
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya kecocokan secara teoritis pada
saat pengujian atau praktikum. Adapun reagen yang kami gunakan pada saat praktikum
kemarin adalah Ag NO 3, HCl encer, K2Cr207, H2SO4 encer, I2, KMnO4, CaCl, MgSO4.
Pada percobaan pertama yaitu Na2CO3 ditambahkan dengan AgNO3 reaksinya yaitu:
Terbentuk endapan putih .Larutan Na2CO3 bila ditambahkan dengan AgNO3 yang semula
terbentuk ↓ putih. Jika reagen berlebih membentuk endapan kuning. Jika dipanaskan
membentuk endapan coklat-hitam.
Pada percobaan kedua yaitu Na2CO3 ditambahkan dengan HCl encer reaksinya yaitu:
Tidak mengeluarkan Gas CO2 .Pada teori disampaikan saat Larutan Na2CO3bila
ditambahkan dengan HCle mengeluarkan Gas CO2. Faktor yang mungkin terjadi gas
SO2 sebelum ditangkap sudah hilang terlebih dahulu.
Pada percobaan ketiga yaitu Na2CO3 ditambahkan dengan MgSO4 reaksinya yaitu:
Terbentuk endapan putih .Larutan Na2CO3 bila ditambahkan dengan MgSO4 yang semula
terbentuk ↓ putih..
Pada percobaan keempat yaitu Na2CO3 ditambahkan dengan CaCl2 reaksinya yaitu:
Terbentuk endapan putih .Larutan Na2CO3 bila ditambahkan dengan CaCl2 yang
terbentuk ↓ putih.
Pada percobaan kelima yaitu Na2SO3 ditambahkan dengan AgNO3 reaksinya yaitu:
Terbentuk endapan putih .Larutan Na2SO3 bila ditambahkan dengan AgNO3 yang
terbentuk ↓ putih
Pada percobaan keenam yaitu Na2SO3 ditambahkan dengan HCl encer reaksinya yaitu:
Tidak mengeluarkan Gas SO2 .Pada teori disampaikan saat Larutan Na2SO3bila
ditambahkan dengan HCle mengeluarkan Gas SO2. Faktor yang mungkin terjadi gas
SO2 sebelum ditangkap sudah hilang terlebih dahulu.
Terbentuk larutan berwarna ungu yang bila kocokkan warna ungu akan luntur, Larutan
Na2SO3bila ditambahkan dengan KMnO4 + H2SO4 encer terbentuk larutan berwarna ungu
yang bila kocokkan warna ungu akan luntur.
G. Kesimpulan
Pada identifikasi anion karbonat , dilakukan dengan empat kali percobaan yang berbeda.
Percobaan pertama larutan Na2CO3 ditambahkan larutan Ag NO 3 berubah menjadi putih
saat sudah dikocok. Jika reagen berlebih/ ekses berlebih membentuk endapan kuning.
Jika dipanaskan membentuk endapan coklat-hitam. Percobaan kedua, larutan Na2 CO 3
ditambahkan larutan HCl encer mengeluarkan gas CO2 dengan menyiapkan batang
pengaduk yang telah dibasahi Ba (OH)2 / Ca(OH)2. Percobaan ketiga, larutan Na 2 CO 3
dicampurkan dengan larutan MgSO2 membentuk endapan putih. Percobaan terakhir,
larutan BaCl2 / CaCl2 ditambahkan dengan larutan Na 2 CO 3 membentuk endapan putih.
Idenifikasi anion kedua adalah anion sulfit (SO32-) dilakukan dengan lima kali
percobaan. Percobaan pertama, larutan Na2SO3 ditambahkan larutan Ag NO 3 membentuk
endapan putih. Percobaan kedua, larutan Na2SO3 ditambahkan larutan HCl encer
mengeluarkan gas SO2 dengan menyiapkan kertas saring yang dibasahi dengan larutan
K2Cr207 + H2SO4 encer akan berubah warna dari orange menjadi hijau. Percobaan ketiga,
larutan Na2SO3 ditambahkan larutan KMnO4 + H2SO4 encer terbentuk larutan berwarna
ungu yang bila kocokkan warna ungu akan luntur. Percobaan keempat, larutan Na2SO3
ditambahkan K2Cr207 + H2SO4 encer terbentuk larutan berwarna hijau. Percobaan kelima,
Larutan Na2SO3bila ditambahkan dengan I2 + H2SO4 terbentuk larutan berwarna coklat
yang dilunturkan.
H. Lampiran
Gambar Keterangan
Na2CO3 + MgSO4
Na2CO3 + CaCl2
Na2SO3 + Ag NO 3
DAFTAR PUSTAKA
http://uphypratiwi.blogspot.com/2015/05/analisis-anion.html
file:///C:/Users/NETA/Downloads/285519357-LAPORAN-PRAKTIKUM-DKA-analisis-anion.pdf
http://geovinayanna.blogspot.com/2014/12/identifikasi-anion-karbonat-bikarbonat_68.html
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK
Kelompok 1
Nama :
S1 PENDIDIKAN KIMIA
A. Goal
To understand about the reaction between Anion and able to describe
about the reaction
B. Theory
Ion bermuatan partikel yang penting untuk sistem biologi dan kimia. Anion adalah
merupakan ion yang memiliki muatan negatif. Berikut adalah penjelasan lebih
lanjut tentang pengertian anion serta contoh dari anion. Selamat menyimak! Anion
adalah ion negatif yang terbentuk ketika atom nonlogam memperoleh satu atau
lebih elektron.
Anion dinamakan demikian karena mereka tertarik ke anoda (bidang positif) dalam
mudah dengan penambahan anion iodida pada makanan. Salah satu cara mudah
perkembangan. Sejumlah besar ion iodida juga ditemukan dalam rumput laut
menghilangkan elektron itu. Bagian lain dari proses ini melibatkan penambahan
elektron untuk unsur lain. Elektron dapat menambah kulit terluar pada unsur yang
baru. Sama juga saat hilangnya elektron dari logam juga dapat menghasilkan kulit
yang penuh, atau ketika elektron ditambahkan ke unsur baru, juga dapat
Anion adalah ion negatif yang terbentuk ketika atom nonlogam memperoleh satu
atau lebih elektron. Anion dinamakan demikian karena mereka tertarik ke anoda
sehingga mereka akan memiliki konfigurasi elektron seperti gas mulia. Semua
ns2np5 dibagian terluarnya. Oleh karena itu, setiap unsur akan mendapatkan satu
elektron dan menjadi anion dengan muatan -1. Demikian juga, Kelompok 16 unsur
membentuk ion dengan muatan -2, dan Kelompok 15 non logam membentuk ion
dengan muatan -3. Penamaan anion sedikit berbeda dari penamaan kation. Akhir
dari nama unsur tersebut dihilangkan dan diganti dengan akhiran-ida. Misalnya, F–
adalah ion fluorida, sedangkan O2–adalah ion oksida. Seperti halnya dengan
kation, muatan anion ditandai dengan superscript mengikuti simbol. Anion yang
Fluorida F–
Klorida Cl–
Bromida Br–
Iodida I–
Oksida O2-
Sulfida S2-
Nitrida N3-
Penggunaan Anion
C. Ion fluorida secara luas digunakan dalam pasokan air untuk membantu
keseimbangan ion dalam darah. Ion iodida yang dibutuhkan oleh kelenjar
ANALISIS ANION
Analisis anion tidak jauh berbeda dengan analisis kation, hanya saja pada analisis
anion tidak memiliki metode analisis standar yang sistematis seperti analisis
kation. Uji pendahuluan awal pada analisis anion juga berdasarkan pada sifat
fisika seperti warna, bau, terbentuknya gas, dan kelarutannya. Beberapa anion
menghasilkan asam lemah volatil atau dioksidasi dengan asam sulfat pekat seperti
dapat dilihat pada tabel berikut.
Anion lainnya tidak memberikan reaksi dengan asam sulfat pekat dalam keadaan
dingin, tetapi nitrat bereaksi menghasilkan uap coklat dari NO2 yang dihasilkan,
dan asetat memberikan bau khas cuka jika direaksikan dengan asam sulfat pekat.
Jika larutan sampel diasamkan dengan asam nitrat dan ditambahkan perak nitrat
maka hanya golongan anion halida yang akan mengendap sebagai garam perak,
yaitu: AgCl (putih), AgBr(kuning), AgI(kuning muda), Ag2S
(hitam).
Anion yang tidak menunjukkan uji yang positif untuk kedua golongan di atas
kemungkinan mengandung anion golongan nitrat.
Jika sampel mengandung beberapa kation maka uji pendahuluan diatas tidak cukuk
untuk menentukan ada atau tidaknya suatu anion. Karena itu setelah pengujian
pendahuluan dilakukan maka perlu juga dilakukan uji spesifik untuk tiap anion.
2. kromat
Perhatikan filltrat pada uji 1, jika berwarna kuning maka anion kromat
ada. Tambahkan pada filtrat Pbnitrat, jika terbentuk endapan kuning maka
kromat ada.
3. nitrat
Ambil 1 ml sampel, tambahkan 2 ml asam sulfat pekat. Miringkan tabung
uji sehingga membentuk sudut 30oC, kemudian tambahkan beberapa tetes
ferosulfat melalui dinding tabung perlahan-lahan. Jika terbentuk cincin
coklat maka nitrat ada.
4. asetat
Ambil beberapa tetes sampel, tambahkan etanol, perhatikan bau yang
terbentuk, jika tercium bau buah maka asetat ada.
5. Cl-
Setelah dilakukan uji golongan, maka penambahan NH4OH akan
melarutkan anion Cl- dan Br-, sedangkan I- tidak larut. Penambahan asam
lebih lanjut dapat membentuk endapan putih jika Cl- ada.
1. Gelas Beker
2. Spotting plate
3. Tabung reaksi
5. Pipette
2. Bahan
1.
2. HCl
3. AgNo3
Potassium
4. Dichromate
5. FeCl3
6. Aquades
7. Na2B4O7
8. H2SO4
Potassium
9. chromate
Copper
10. sulphate
11. BaCl2
12. KCNS
D. Langkah Kerja
1.Identifikasi Br-
2.Identifikasi CNS-
3)
1 ml Dari KCNS masuk di tabung reaksi
3.Identifikasi Borat
2)
1 ml Dari Na2B4O7 masuk di tabung reaksi
4.Identifikasi kromat
3)
4)
5)
6)
5.Identifikasi Dikromat
2)
3)
4)
5)
1 ml Dari K2CrO7 masuk di tabung reaksi
6)
1.Bromida
1.CNS-
Identifikasi CNS- Warna
3.Borat
4.kromat
Identifikasi Kromat Warna
5.dikromat
F. Pembahasan
Br2 (aq)
AgNO3 (aq) + KBr (aq) → AgBr (s) + KNO3 (aq)
White precipitated
Red precipitated
CuSO4 + 2KCNS →Cu(CNS)2 + K2SO4
Green solution
Na2B4O7+ BaCl2 + 3H2O → Ba(BO2)2 + 2H3BO3 + 2NaCl
White precipitated
Reaksi dengan kromat
AgNO3 + K2CrO7 → Ag2CrO7 + 2 KNO3
Red-brown precipitated
K2CrO4(aq) + Pb(NO3)2 (aq) → PbCrO4 (s) + 2 KNO3 (aq)
Yellow precipitated
K2Cr2O4 + 3 H2O2 + 4 H2SO4 → Cr2(SO4)3 + 7 H2O + K2SO4 + 3 O
2
BaCl2 (aq) + K2CrO4 (aq) → BaCrO4 (s) + 2 KCl (aq)
Yellow precipitated
Orange solution
K2CrO4 +2 NaOH → Na2CrO4 + 2KOH
Red-brown precipitated
K2CrO7 (aq) + Pb(NO3)2 (aq) → PbCrO7 (s) + 2 KNO3 (aq)
Yellow precipitated
3 O 2
BaCl2 (aq) + K2CrO7 (aq) → BaCrO7 (s) + 2 KCl (aq)
Yellow precipitated
Orange solution
K2CrO7 +2 NaOH → Na2CrO7 + 2KOH
yellow solution
G. kesimpulan
Percobaan ini kami mengidentifikasi 5 anion seperti ketika kami melakukan
percobaan kami memiliki beberapa masalah yhat warna produk itu tidak pada teori
tetapi setelah kami mencari tahu kami tahu mengapa itu terjadi. Itu karena kita
menggunakan jenis zat yang salah misalnya untuk tembaga sulfat kita harus
menggunakan tembaga sulfat yang memiliki lebih banyak konsentrasi dan
memiliki warna biru. setelah percobaan berakhir, kita dapat lebih memahami
tentang identifikasi Anion dan bagaimana menyelesaikan situasi yang sebenarnya
H. referensi
Thiocyanat / Rhodanida
:http://mustikaartajaya.blogspot.com/2015/09/thiocyanat-rhodanida.html?m=1
Anion catiom
: http://www.softschools.com/difference/anion_vs_cation/49/
Pengertian Anion dan Contohnya
:https://www.sridianti.com/pengertian-anion-dan-contohnya.html
LAMPIRAN
Gambar
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK
Kelompok 1
Nama :
S1 PENDIDIKAN KIMIA
A. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengidentifikasi kation Ag, Cu, Pb, dan Cd
B. DASAR TEORI
dengan asam klorida(HCl). Yaitu Ag+, Pb²+, dan Hg²+ yang akan mengendap sebagai
campuran AgCl, HgCl2 , dan PbCl2. Pengendapan ion-ion golongan I harus pada temperatur
kamar atau lebih rendah karena PbCl 2 terlalu mudah larut dalam air panas. Juga harus dijaga
agar asam klorida tidak terlalu banyak ditambahkan. Dalam larutan HCl pekat, AgCl dan
PbCl2 melarut, karena Ag+ dan Pb²+ membentuk kompleksi dapat larut (Keenan,1984:20).
Kation golongan II tidak bereaksi dengan asam klorida, tetapi membentuk endapan
dengan hidrogen sulfide dalam suasana asam mineral encer. Ion-ion golongan ini adalah
Merkurium (II), Tembaga, Bismut, Kadnium, Arsenik (II), Arsenik (V), Stibium (III),
Stibium (V), Timah (II), Timah (III), dan Timah (IV). Keempat ion yang pertama
merupakan sub golongan 2A dan keenam yang terakhir sub golongan 2B. Sementara sulfida
dari kation dalam golongan 2A tak dapat larut dalam amonium polisulfida. Sulfida dari
kation dalam golongan 2B justru dapat larut. Kation golongan III tidak bereaksi dengan asam
klorida encer ataupun dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Namun,
kation ini membentuk endapan dengan amonium sulfida dalam suasana netral atau amoniak.
Kation-kation golongan ini adalah Cobalt (II), Nikel (II), Besi (II), Besi (III), Aluminium,
Zink, dan Mangan (II). Kation golongan IV tidak bereaksi dengan reagensia golongan I, II,
dan III. Kation-kation ini membentuk endapan dengan amonium karbonat dengan adanya
amonium klorida, dalam suasana netral atau sedikit asam. Kation-kation golongan ini adalah
Kalsium, Strontium, dan Barium. Kation-kation golongan V merupakan kation-kation yang
umum tidak bereaksi dengan reagensia golongan sebulumnya. Yang termasuk anggota
golongan ini adalah ion-ion Magnesium, Natrium, Kalium, Amonium, Litium, dan Hidrogen.
(Vogel,1985:203-204).
Banyak reaksi-reaksi yang menghasilkan endapan berperan penting dalam analisa
kualitatif. Endapan tersebut dapat berbentuk Kristal atau koloid dan dengan warna yang
berbeda-beda. Pemisahan endapan dapat dilakukan dengan penyaringan ataupun sentrifugasi.
Endapan tersebut terbentuk jika larutan menjadi terlalu jenuh dengan zat yang bersangkutan.
Kelarutan suatu endapan adalah sama dengan konsentrasi molar dari larutan jenuhnya.
Kelarutan bergantung pada berbagai kondisi seperti tekanan, suhu, konsentrasi bahan lain
dan jenis pelarut. Perubahan larutan dengan perubahan tekanan tidak mempunyai arti penting
dalam analisa kualitatif, karena semua pekarjaan dilakukan dalam wadah terbuka pada
tekanan atmosfer. kenaikan suhu umumnya dapat memperbesar kelarutan endapan kecuali
pada beberapa endapan, seperti kalsium sulfat, berlaku sebaliknya. Perbedaan kelarutan
karena suhu ini dapat digunakan sebagai dasar pemisahan kation.
Misalnya, pemisahan kation Ag, Hg(l), dan Pb dapat dilakukan dengan mengendapkan
ketiganya sebagai garam klorida, kemudian memisahkan Pb dari Ag dan Hg(l) dengan
memberikan air panas. Kenaikan suhu akan memperbesar kelarutan Pb sehingga endapan
tersebut larut sedangkan kedua kation lainnya tidak (Masterton, 1991). Kelarutan bergantung
juga pada sifat dan konsentrasi bahan lain yang ada dalam campuran larutan itu. Bahan lain
tersebut dikenal dengan ion sekutu dan ion asing. Umumnya kelarutan endapan berkurang
dengan adanya ion sekutu yang berlebih dan dalam prakteknya ini dilakukan dengan
memberikan konsentrasi pereaksi yang berlebih. Tetapi penambahan pereaksi berlebih ini
pada beberapa senyawa memberikan efek yang sebaliknya yaitu melarutkan endapan. Hal ini
terjadi karena adanya pembentukan kompleks yang dapat larut dengan ion sekutu tersebut
(Masterton,1990).
Reagnesia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah
asam klorida, hidrogen sulfida, amonium sulfida, dan amonium karbonat. Klasifikasi ini
berdasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan reagen- reagen ini dengan membentuk
endapan atau tidak. Jadi boleh dikatakan bahwa klasifikasi kation yang paling umum
didasarkan pada perbedaan kelarutan dari klorida, sulfida, dan karbonat dari kation tersebut.
Secara prinsip zat yang akan diidentifikasi dilarutkan kemudian ditambahkan pereaksi
tertentu yang sesuai, yang akan mengendapkan segolongan kation garam yang sukar larut
atau hidroksidanya. Pereaksi harus sedemikian rupa sehingga pengendapan kation, golongan
kation selanjutnya tidak terganggu atau sebelumnya dapat dengan mudah dihilangkan dari
larutan yang hendak dianalisis. Untuk identifikasi kation senyawa organik, pada umumnya
didasarkan atas kelarutannya dalam air. (Underwood, 1993).
6. Neraca Analitik
7. Kaca Arloji
8. Gelas Beker
9. Tabung Reaksi
4. Bahan
13. NaOH
14. HCl
Pb(NO3)2
15.
16. CdSO4
17. Aquades
18. AgNO3
19. CuSO4
20. NH4OH
21. H2SO4 e
22. KI
D. Cara kerja
A. Identifikasi kation Cu2+
Siapkan 1 ml larutan
Reaksikan dengan
CuSO4 dalam
larutan CH4OH
tabung reaksi
Siapkan 1 ml larutan
lihat warna endapan
AgNO3 dalam tabung Reaksikan dengan K2CrO4
yang terjadi dan catat
reaksi
1.HCl e
Ulangi point 1 dan 2. KI Catat dan Rekap hasil
reaksikan dengan reagen
3. NaOH keseluruhan
yang ditentukan
4. NH4OH
C. Identifikasi Kation Pb2+
Siapkan 1 ml larutan
lihat warna endapan
Pb(NO3)2 dalam tabung Reaksikan dengan K2CrO4
yang terjadi dan catat
reaksi
1.HCl e
Ulangi point 1 dan 2. KI Catat dan Rekap hasil
reaksikan dengan reagen
3. NaOH keseluruhan
yang ditentukan
4. H2SO4 e
D. Identifikasi Kation Cd 2+
Siapkan 1 ml larutan lihat warna endapan
Reaksikan dengan
CdSO4 dalam tabung yang terjadi dan
HCl e
reaksi catat
E. DATA
A. Tabel Pengamatan
No. Prosedur Hasi Pengamatan
1. Golongan I, Ag+
AgNO3+HCl→AgCl+HNO3 Endapan putih
AgNO3+NaOH→AgOH+NaNO3 Endapan cokelat
AgNO3+NH4OH→AgOH+NH4NO3 Endapan cokelat
2AgNO3+ K2CrO4→Ag2CrO4 +2KNO3 Endapan merah cokelat
AgNO3+KI→ AgI+KNO2 Endapan kuning
2. Golongan II, Cu2+
CuSO4+2NaOH→Cu(OH)2+Na2SO4 Endapan biru
CuSO4+2NH4OH→Cu(OH)2+ (NH4)2SO4 Endapan biru
3.
Golongan I, Pb2+
Pb(NO3)2 +HCl→Pb(Cl)2+ HNO3 Endapan putih
Pb(NO3)2 +NaOH→Pb(OH)2+NaNO3 Endapan cokelat
Pb(NO3)2 + H2SO4 →PbSO4+ HNO3 Endapan cokelat
Pb(NO3)2 + K2CrO4→PbCrO4 +2KNO3 Endapan kuning
Pb(NO3)2 + 2KI→ PbI2+ 2KNO3 Endapan kuning
F. PEMBAHASAN
Pada praktikum analisis kation ini, sampel yang akan di uji kation golongan berapanya
adalah, AgNO3, CuSO4.5H2O, Pb(NO3)2, dan CdSO4. Pengujian dilakukan dengan cara
meneliti atau mengamati sampel yang telah ditambahkan reagen akan mengalami
pengendapan atau tidak. Selanjutnya kita akan akan mengamati perbedaan penambahan
reagen yang berlebih dan dilakukan pemanasan pada pengujian reagen yang berlebih.
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya kecocokan secara teoritis dan
pada saat pengujian atau praktikum. Adapun reagen yang kami gunakan pada saat
praktikum kemarin adalah NaOH, K2CrO4 , KI, HCl, dan NH4OH untuk sampel AgNO3.
Untuk sampel CuSO4 menggunakan NH4OH dan NaOH. Untuk Pb(NO3)2 menggunakan NaOH,
K2CrO4 , KI, HCl e, NH4OH dan H2SO4 e. Dan untuk CdSO4 menggunakan NH4OH danNaOH.
Pada percobaan pertama yaitu sampel pertama AgNO 3 ditambahkan dengan NaOH :
AgNO3 + KI AgI(s) + KNO3(aq) yang menghasilkan endapan Kuning AgI, pada saat
keadaan berlebih masih seperti itu, tapi pada saat pemanasan endapannya larut dengan
HNO3 encer.
Pada Percobaan keempat yaitu AgNO3 ditambahkan dengan HCl adapun reaksinya yaitu
AgNO3 + HCl AgCl(s) + HNO3(aq) + HCl(aq).
Yang menghasilkan endapan putih dan larutannya tidak berwarna atau bening, pada saat
berlebih tidak terjadi perubahan, begitupun pada saat pemanasan endapan dan warna
larutannya tetap sama, hal ini sesuai dengan teori, yaitu ion Ag+ jika di reaksikan dengan
HCl akan mengendap dan endapannya berwarna putih, dan ini termasuk kation golongan I.
Pada percobaan kelima yaitu AgNO3 ditambahkan dengan NH4OH reaksinya yaitu
AgNO3 + NH4OH AgOH(s) + NH4NO3(aq)
Terdapat endapan warna endapan warna coklat, sesuai dengan teori yang sudah diberikan.
Pada percobaan berikutnya yaitu CuSO4.5H2O akan direkasikan dengan NH4OH dan
NaOH . Percobaan pertama larutan CuSO4 direaksikan dengan NaOH dengan reaksinya
yaitu :
CuSO4.5H2O + 2NaOH Cu(OH)2(s) + Na2SO4(aq) yang akan menghasilkan endapan
biru Cu(OH)2, dan warna larutannya berwarna biru muda, pada keadaan berlebih warna
endapannya berwarna hijau lumut dan warna larutannya bening. Hal ini sesuai dengan
teori, didalam teori jika Cu ditambahkan dengan NaOH akan menghasilkan endapan biru
Cu(OH)2.
Percobaan kedua larutan CuSO 4 direaksikan dengan NH 4OH dengan reaksi CuSO4 +
NH4OH Cu(OH)2 (s) + NH4NO3(aq). Reaksi ini menghasilkan endapan berwarna biru langit.
Hal ini sesuai dengan teori, didalam teori jika Cu ditambahkan NH4OH dengan akan
menghasilkan endapan biru Langit Cu(OH)2.
Percobaan selanjutnya menggunakan larutan Pb(NO3)2 yang tidak berwarna dengan beberapa reagen
seperti NaOH, K2CrO4 , KI, HCl e, dan H2SO4 e. Pada percobaan pertama yaitu sampel
pertama Pb(NO3)2 ditambahkan dengan NaOH: Pb(NO3)2 + NaOH Pb(OH)2 (s) +
NaNO3(aq) menghasilkan endapan putih Pb(OH)2 dan warna larutannya bening.
Pada percobaan kedua masih menggunakan sample yang sama tetapi reagennya berbeda,
yaitu Pb(NO3)2 ditambahkan dengan K2CrO4. reaksinya yaitu Pb(NO3)2 + K2CrO4
PbCrO4(s) + 2KNO3(aq) yang menghasilkan endapan warna kuning dan larutannya berwarna
kuning. Hal ini dengan teori, endapan PbCrO4 itu endapannya berwarna kuning.
Pada percobaan ketiga yaitu Pb(NO3)2 ditambahkan dengan KI reaksinya yaitu
Pb(NO3)2 + KI PbI2(s) + KNO3(aq) yang menghasilkan endapan Kuning PbI2, pada saat
keadaan berlebih masih seperti itu.
Pada Percobaan keempat yaitu Pb(NO3)2 ditambahkan dengan HCl e adapun reaksinya
yaitu Pb(NO3)2 + HCl PbCl2(s) + HNO3(aq) + HCl(aq). Yang menghasilkan endapan
putih dan larutannya tidak berwarna atau bening, pada saat berlebih tidak terjadi
perubahan, begitupun pada saat pemanasan endapan dan warna larutannya tetap sama, hal
ini sesuai dengan teori, yaitu ion Pb+ jika di reaksikan dengan HCl akan mengendap dan
endapannya berwarna putih, dan ini termasuk kation golongan I.
Pada percobaan kelima yaitu Pb(NO3)2 ditambahkan dengan H2SO4 reaksinya yaitu
Pb(NO3)2 + H2SO4 PbSO4 (s) + HNO3(aq) Terdapat endapan warna endapan warna
putih , sesuai dengan teori yang sudah diberikan.
Percobaan terakhir adalah dengan larutan CdSO4 dengan NaOH dan NH4OH, untuk kedua
reaksi ini menghasilkan endapan yang sama yaitu Cd(OH)2 yang berwarna putih. Adapun
reaksinya:
CdSO4 (aq) + NaOH(aq) Cd(OH)2 (s) + Na2SO4(aq)
G. KESIMPULAN
Adapun reaksi-reaksi yang terjadi terhadap kation yaitu:
a) Golongan I: Kation golongan ini yaitu yang dipraktekan Ag dan Pb membentuk
endapan dengan asam klorida encer.
b) Golongan II: Kation golongan ini yaitu yang dipraktekan Cu dan Cd bereaksi dengan
NaOH dan juga NH4OH tetapi kita masih belom bisa membuktikan reaksi dengan H 2S
dikarenakan reagennya tidak dimiliki oleh lab.
DAFTAR PUSTAKA
Khopkar, S.M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. UI Press: Jakarta
Purba, Michael. 1997. Buku Pelajaran Ilmu Kimia Untuk SMU kelas 2. Erlangga: Jakarta
Susanti, S. 1995. Analisis Kimia Farmasi Kualitatif. LEPHAS: Makassar
LAMPIRAN
Gambar
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK
Kelompok 1
Nama :
S1 PENDIDIKAN KIMIA
A. Goal
To understand about the reaction between Cation and able to describe
about the reaction
B. Theory
Analisis Kation
Dalam analisis kualitatif sistematis, kation-kation diklasifikasikan dalam lima golongan,
berdasarkan sifat-sifat kation itu terdapat beberapa reagensia. Reagensia yang umum dipakai
diantaranya : asam klorida, Hidrogen sulfide, Amonium sulfide, dan Amonium karbonat.
Klasifikasi kation berdasarkan atasapakah suatu kation bereaksi dengan reagensia, reagensia ini
dengan membentuk endapan atau tidak. boleh dikatakan bahwa klasifikasi kation yang paling
umum didasarkan atas perbedaan kelarutan dari klorida, sulfide, dan karbonat dari kation
tersebut.
Reagensia yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah:
1. HCl
2. H2S
3. (NH4)2S
4. (NH4)2CO3
Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan reagen-reagensia ini dengan
membentuk endapan atau tidak. Klasifikasi kation yang paling umum didasarkan atas perbedaan
kelarutan dari klorida, sulfat dan karbonat dari kation tersebut.
Kelima golongan kation dan ciri-ciri khas golongan-golongan ini adalah sebagai berikut:
1. Golongan I
Kation golongan I : Timbal (II), Merekurium (I), dan Perak (I)
Reaksi golongan : Endapan putih timbal klorida (PbCl2), Merkurium(I) klorida (Hg2Cl2),
dan perak klorida (AgCl)
Kation golongan I membentuk klorida-klorida yang tak larut, namun timbal klorida sedikit larut
dalam air, dan karena itu timbal tak pernah mengendap dengan sempurna bila ditambahkan asam
klorida encer kepada suatu cuplikan ion timbal yang tersisa itu diendapkan secara kuantitatif
dengan H2S dalam suasana asam bersama-sama kation golongan II Nitrat dari kation-kation
golongan I sangat mudah larut diantara sulfat-sulfat, timbal praktis tidak larut, sedang perak
sulfat jauh lebih banyak. Kelarutan merkurium (I) sulfat terletak diantara kedua zat diatas.
Bromida dan iodida juga tidak larut. Sedangkan pengendapan timbal halida tidak sempurna dan
endapan itu mudah sekali larut dalam air panas. Sulfida tidak larut, asetat-asetat lebih mudah
larut, meskipun perak asetat bisa mengendap dari larutan yang agak pekat. Hidroksida dan
karbonat akan diendapkan dengan reagensia yang jumlahnya ekuivalen, Tetapi pada reagensia
berlebih, ia dapat bergerak dengan bermacam-macam cara dimana ada perbedaan dalam sifat-
sifat zat ini terhadap ammonia.
2. Golongan II
Kation golongan II : Merkuri (II), timbal (II), bismuth (III), tembaga (II), kadmium (II),
arsen (III) dan (V), stibium (III), dan timah (II)
Reaksi golongan : endapan-endapan dengan berbagai warna HgS (hitam), PbS (hitam),
Bi2S3(coklat), AS2S3 (kuning), Sb2S3 (jingga), SnS2 (coklat) dan SnS2 (kuning).
Kation-kation golongan II dibagi menjadi 2 sub golongan, yaitu sub. Golongan tembaga dan sub.
Golongan arsenik. Dasar pembagian ini adalah kelarutan endapan sulfida dalam ammonium
polisulfida.
sub. Golongan tembaga tidak larut dalam reagensia ini. Sulfida dari sub. Golongan arsenik
melarut dengan membentuk garam tio.
3. Golongan III
Kation golongan III : Fe2+, Fe3+, Al3+, Cr3+, Cr6+, Ni2+, Cu2+, Mn2+, dan Mn7+, Zn2+.
Reagensia golongan : H2S (gas/larutan air jenuh) dengan adanya ammonia dan ammonium
klorida atau larutan ammonium sulfida
Reaksi golongan : endapan dengan berbagai warna FeS (hitam), Al(OH) 3 (putih),
Cr(OH)3 (hijau), NiS (Hitam), CoS (hitam), MnS (merah jambu), dan Zink sulfat (putih).
Logam golongan ini tidak diendapkan oleh reagensia golongan untuk golongan I dan II tetapi
semua diendapkan dengan adanya ammonium klorida oleh H2S dari larutan yang telah dijadikan
basa dengan larutan ammonia. Logam-logam ini diendapkan sebagai sulfida, kecuali Al3+ dan
chromium yang
diendapkan sebagai hidroksida, karena hidroksida yang sempurna dari sulfide dalam larutan air,
besi, aluminium, dan kromium(sering disertai sedikit mangan) juga diendapkan sebagai
hidroksida oleh larutan amonia dengan adanya ammonium klorida, sedangkan logam-logam lain
dari golongan ini tetap berada dalam larutan dan dapat diendapkan sebagai sulfide oleh H 2S.
maka golongan ini bisa dibagi menjadi golongan besi (besi, aluminium, mangan dan zink) atau
golongan IIIB.
4. Golongan IV
Kation golongan IV : Barium, Stronsium, dan Kalsium
Kation-kation golongan IV tidak bereaksi dengan reagen HCl, H 2S, ataupun ammonium sulfida,
sedang dengan ammonium karbonat (jika ada ammonia atau ion ammonium dalam jumlah yang
sedang) akan terbentuk endapan putih (BaCO3, SrCO3, CaCO3).
5. Golongan V
Kation golongan V : Magnesium, Natrium, Kalium dan Amonium
Reagensia golongan : tidak ada reagen yang umum untuk ketiga golongan V ini.
Reaksi golongan : tidak bereaksi dengan HCl, H2S, (NH4)2S, atau (NH4)2CO3
Reaksi-reaksi khusus dan uji nyala dapat dipakai untuk mengidentifikasi ion-ion dan kation
golongan ini.
15. Pipette
6. Bahan
23. K₃[Fe(CN)₆]
24. FeSO₄
25. FeCl3
26. K₄[Fe(CN)₆]
27. NaOH
28. Aquades
29. KCNS
CH₃COONa
30.
Potassium
31. chromate
32. Sulfuric acid
33. CaCl2
34. KCl
35. Methanol
C. CARA KERJA
1.Identifikasi Fe2+
2.Identifikasi Fe3+
3)Ca2+
4) K+
5)Na+
E.Hasil
1.Fe2+
Identifikasi Fe2+ Warna
Larutan FeSO4 + Endapan warna biru
larutan 3Fe(CN)6
2) Fe 3+
3.Ca2+
4.K+
Identifikasi K+ Warna
J. Pembahasan
According on our experiment,
A) To identify K3+ can write below
Blue precipitated
White-Blue precipitated
FeSO4 + 2 NaOH → Fe(OH)2 + Na2SO4
+ 12 KCl 2
Blue precipitated
K4[Fe(CN)6] + FeCl3 → KFe[Fe(CN)6] + 3 KCl
White-blue precipitated
FeCl3 + 3CH3COONa + 3H2O = Fe(OH)3 + 3NaCl + 3CH3COOH
Coklat precipitated
CaCl2 (aq) + H2SO4 (aq) → CaSO4 (s) + 2 HCl (aq)
White precipitated
White precipitated
D) Flame reaction between K+ and Na+ occurs below
KCl + SULFURIC ACID +METHANOL→ PURPLE FLAME
NaCl + SULFURIC ACID +METHANOL→ YELLOW
FLAME
K. kesimpulan
Sesuai dengan percobaan.
K3Fe (CN) 6 dan K4Fe (CN) 6 dapat memiliki reaksi dengan Fe3 + dan Fe2 +
tetapi untuk menentukan sekitar 2 zat kita menggunakan NaOH untuk
mengidentifikasi Fe2 + sehingga Nadium asetat dan KCNS dapat mengidentifikasi
Fe3 +
L. referensi
Anion catiom
: http://www.softschools.com/difference/anion_vs_cation/49/
Pengertian Anion dan Contohnya
:https://www.sridianti.com/pengertian-anion-dan-contohnya.html
Analysis Cation
https://chem.libretexts.org/Bookshelves/General_Chemistry/Map
%3A_General_Chemistry_(Petrucci_et_al.)/18%3A_Solubility_and_Complex-
Ion_Equilibria/18.9%3A_Qualitative_Cation_Analysis
LAMPIRAN
Gambar