RS Tulungagung SBG RS Tipe B
RS Tulungagung SBG RS Tipe B
BAB III
di sekitar tempat yang saat ini merupakan pusat kota (alun-alun). Tempat
dalam bahasa Kawi, tulung berarti mata air, dan agung berarti besar. Daerah
yang lebih luas disebut Ngrowo. Nama Ngrowo masih dipakai sampai sekitar
awal abad XX, ketika terjadi perpindahan pusat ibu kota dari Kalangbret ke
Tulungagung.68
68
https://id.wikipedia.org/html diakses tanggal 3 Juli 2016 Pukul 10.00 WIB.
65
66
sebagai berikut:
Batas wilayah selatan : Desa Tanjung, Desa Serut dan Desa Sobontoro
(Kecamatan Boyolangu);
Mangunsari).
permiabilitas (water run off) lambat. Ditinjau dari tingkat erosi air, memiliki
69
Ibid
67
terletak pada bagian barat kota, selain itu masih terdapat beberapa sungai-
Mosokerep, Sungai Jenes, Sungai Kalisong, dan Sungai Gangsir. Keadaan air
pada musim kemarau rata-rata mempunyai debit yang sedikit menurun jika
musim penghujan berkisar antara 2-8 meter. Adapun sumber air minum
kedalaman antara 3-12 meter . Kualitas air relatif cukup baik dan tawar,
namun demikian dirasakan masih cukup dan sumur tidak sampai menjadi
dimana berdasar kriteria BPS mengenai kelas kota, daerah Sedang adalah
terdapat fasilitas pendidikan yang terdiri dari: SD/sederajat (43 unit) dengan
ruang belajar 481 buah; SLTP/sederajat (12 unit) dengan ruang belajar 231
buah; dan SLTA/sederajat (17 unit) dengan ruang belajar 358 buah. Untuk
72
POKJA Sanitasi Kabupaten Tulungagung, 2012, Program Percepatan Pembangunan
Sanitasi Pemukiman, Buku Putih Satnitasi, Tulunagung.
69
upaya kesehatan.
Sekretaris Daerah;
berikut:
kesehatan;
yang berlaku;
tugasnya;
tugasnya.
bidang kesehatan.
71
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
72
Bagan 1
Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung
pelayanan. Semakin banyaknya Rumah Sakit yang dikelola oleh swasta yang
2005. Selain itu sejak tanggal 31 Desember 2008 RSUD dr. Iskak
74
75
Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Badan Pengawas Obat dan
tanggal 7 Oktober 2011 dari SAI Global dan sertifikasi ISO 9001:2008
Registrar of Systems).22
berada pada 1110 hingga 114,40 Bujur Timur dan 7,120 hingga 8,480Lintang
Selatan. Wilayah kerja (catchment area) Balai Besar POM di Surabaya adalah
21
http://www.pom.go.id/new diakses tangg 3 Juli 2017 Pukul 12.00 WIB.
22
Ibid
75
76
wilayah kerja, bisa ditempuh melalui jalan darat. Lama waktu perjalanan ke
wilayah kerja rata-rata 5 jam (paling lama 8 jam dan paling singkat 1 jam).
Kantor : 2.402,50 m2
Laboratorium : 2.093,59 m2
Gudang : 72,00 m2
Desember 2012 adalah 139 orang. Dari jumlah tersebut 32 orang pegawai
golongan IV, 97 orang Golongan III dan 10 orang golongan II. Jumlah total
23
Ibid
77
16 orang.
Sesuai dengan visi dan misi Badan POM, tujuan utama pembangunan
Terhadap Kesehatan.
laboratorium;
Pelaksana Teknis (UPT) di propinsi dalam hal ini Balai Besar POM
standarisasi mutu; keamanan dan kemanfaatan bahan baku dan produk jadi;
standarisasi dan pedoman sarana produksi; distribusi dan ritel; pedoman cara
produksi dan distribusi yang baik; penilaian dan evaluasi terhadap mutu,
obat dan makanan; penindakan; penilaian dan pemanfaatan iklan obat dan
Bagan 3
Struktur Organisasi Badan Pengawas Obat Dan Makanan
Struktur Organisasi
Kabid Pengujian Kabid Pengujian Kabid Pengujian Kabid Pemeriksaan Kabid Sertifikasi dan
Terapetik, Napza, Pangan dan Bahan Mikrobiologi dan Penyidikan Layanan Informasi
OT, Kosmetik & Berbahaya Konsumen
Produk Komplemen Dra. Puryani Dra. Retno
Dra. Edi Kurpaningsih, Apt Dra. Retno Chatulistiani P., Apt
Dra. Endah
Kusumastuti, Apt
Setijowati, Apt
Tugas pokok dan fungsi masing-masing bidang dan sub bagian dijabarkan
sebagai berikut:24
narkotika, psikotropika dan zat adiktif lain, obat tradiisonal, kosmetika dan
produk komplemen;
berbahaya;
24
Balai besar POM Surabaya-Propinsi Jawa Timur, 2015, Laporan akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintahan Tahun 2015, hlm 6.
81
lingkungan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Propinsi Jawa Timur
Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Surabaya yang diatur pada Keputusan
dari penyakit tertentu. Dalam imunisasi program terdiri atas imunisasi rutin,
imunisasi tambahan dan imunisasi khusus yang mana imunisasi program ini
harus diberikan sesuai jenis vaksin dan jadwal pemberian imunisasi menurut
Penyelanggaraan Imunisasi.
sekitar 0- seblum 1 tahun dan imunisasi lanjut diberikan kedapa anak usia
bawah dua tahun, anak usia sekolah dasar dan wanita subur. Imunisasi
Table 1
jadwal pemberian imunisasi
Tabel 1. Jadwal Jenis Interval Minimal
Pemberian untuk jenis Imunisasi
ImunisasiUmur yang sama
0-24 Jam Hepatitis B
1 bulan BCG, Polio 1
2 bulan DPT-HB-Hib 1, Polio 2 1 bulan
3 bulan DPT-HB-Hib 2, Polio 3
4 bulan DPT-HB-Hib 3, Polio 4,
IPV
9 bulan Campak
Sumber: Perjelasan Peremkes Nomor 12 Tahun 2017.
dan apotik menurut Permenkes Nomor 12 Thaun 2017 dalam penjelasan Bab
yang mana terdiri dari pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan
medis habis pakai, dan pelayanan farmasi klinik menurut Permenkes Nomor
84
56 Tahun 2014 tentang klasifikasi dan perizinian rumah sakit pasal 27. Tetapi
beberapa vaksin yang ada, diantarannya adalah: vaksin polio, Hb Uniect atau
hepatitis B, campak, Penta Bio dan BCG. Vaksin tersebut didapat rumah sakit
dari dinas ksehatan Kabupaten Tulungagung. Tetapi untuk saaat ini RS.Dr.
Iskak hanya menyuplai beberapa vaksin jika ada permintaan dari pasien.Jika
tidak ada permintaan dari pasien apotek Rumah Sakit atau IFRS tidak
menyuplai dari Dinkes. Untuk bulan Desember 2016 sampai bulan juni 2017
di dalam RSUD dr. Iskak hanya ada 2 vaksin di RSUD tersebut yaitu polio
atau puskesmas.25
Bapak Agus selaku Kepala IFRS RSUD dr. Iskak juga menjabarkan
bahwa kebanyakan pasien bersalin dari RSUD dr.Iskak lebih memilih untuk
memberikan vaksin kepada anaknya di luar lingkup rumah sakit. Dan hanya
memerikan vaksin HB Uniject atau Hepatitis B pada saat bayi berumur 0-24
jam saja, dan vaksi dasar selanjutnya akan diberikan pasien kepada anakknya
di puskesmas atau bidan lainnya. Selain itu juga bapak agus juga menjelaskan
bahwa hanya ada 1 vaksin yang diperoleh rumah sakit melalui system
pendistribusian online bukan dari dinkes yaitu vaksin Hepatitis-B untuk semua
Wawancara dengan Bapak Agus, S.Kep, Kepala Instalasi Farmasian Rumah Sakit, RSUD
25
Rumah sakit dengan Tipe B harus memiliki pelayanan kefarmasian yang mana
terdiri dari pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis
pakai, dan pelayanan farmasi klinik seperti tersediannya vaksin dasar Dirumah
sakit, tetapi pada prakteknya rumah sakit dr. Isakak hanya vaksin polio dan
imunisasi tmbahan.
Tulungagung
distribusi harus ditetapkan dengan jelas, dikaji secara sistematis dan semua
vaksin untuk sarana Yankes dan dokter pasal 2 adalah Distributor vaksin
26
Peremenkes Nomor 17 tahun 2017
87
Peredaran vaksin yang ada dalam RSUD dr. Iskak ada 2 imunisasi
atau pemberian vaksin yaitu berupa imunisasi dasar dan imunisasi Tambahan.
Imunisasi dasar berupa pemberian vaksin di rumah sakit terdiri dari Vaksin
berupa vaksin Hepatitis-B untuk semua golongan. Vaksin dasar yang didapat
rumah sakit diperoleh dari permintaan rumah sakit kepada dinas kesehatan
27
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 368 Tahun 2014, Peraturan Presiden
Nomor 172 Tahun 2014 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, Pasal 1 ayat (41).
88
Fasilitas distribusi harus memastikan bahwa mutu obat dan/atau bahan obat
secara sistematis dan semua tahapan kritis proses distribusi dan perubahan
resmi dari pabrik besar farnasi atau disebut dengan PBF resmi.Menurut
Farmasi adalah perusahaan berbentuk badan hukum yang memilki izin untuk
cabang wajib membuat laporan setiap 3 bulan sekali yang ditujukan kepada
dirjen dengan tembusan kepala badan POM, Ka. Dinkes Provinsi, Kepala
28
BPOM samarinda.2013. Penyebaran Informasi Sosialisasi Pedoman Teknis Cara
Distribusi Obat Yang Baik.http://www.pom.go.id. Diakses tanggal 12 Mei 2017 pukul 08.30 WIB.
89
Balai POM. Adapun skema peredaran Vaksin dasar di RSUD dr. iskak
Bagan 4
Alur Peredaran Vaksin dasar di RSUD dr. Iskak oleh Dinkes Kabupaten
Tulungagung serta BPOM Jatim
8 9
Poli anak
obat dan dan makanan. Badan Pengawas Obat dan Makanan adalah suatu
obat guna mendapatkan nomor izin edar. Dalam mendaptkan nomor ijin
edar produk dari PBF harus terlebih dahulu dilakukannya uji mutu,
dan keamanan dari produk vaksin tersebut. Setelah semua sudah sesuai
dengan ketentuan Cara Produksi Obat yang Baik (CPOB) maka produk
2. Setelah vakin tersebut sudah layak dalam uji mutu, kualitas dan keamana
dan diberi nomor izin edar dari BPOM, maka BPOM akan mengirimkan
nomor izin edar ke PBF dan PPF akan dapat melakukan pendistribusi ke
pihak yang dituju. Pihak-pihak yang akan dituju diantannya adalah PFB
dengan permintaan.
Dari rumah sakit akan diberikan kepada apotik rumah sakit terlebih
dahulu. Atau dibagian IFRS rumah sakit untuk mengecek apakah barang
8. Poli anak rumah sakit akan meminta permintaan vaksin sesui kebutuhan
9. Setelah selesai dari apotik rumah sakit, maka apotik rumah sakit akan
Tulungagung, maka distibusi vaksin di dapatkan dari PBF resmi hingga dari
dr.Iskak Kaupaten Tulungagung.Tetapi dari dilihat dari Tipe Rumah sakit dr.
Iskak sebagai rumah sakit tipe B, seharusnnya Rumah Sakit harus memiliki
persediaan vaksin dasar dari dinas Kesehatan mulai dari vaksin untuk anak
baru lahir sampai vaksin untuk anak umur 1 tahun. Selain itu pihak poli anak
harus menghimbau kepada seluruh pasien poli anak bahwa dapat melakukan
vaksin dasar di poli anak rumah sakit. Karena menurut peratutan permenkes
93
Nomor 56 Tahun 2014 tentang klasifikasi dan perizinian rumah sakit pasal 27
kesehatan dan bahan medis habis pakai, dan pelayanan farmasi klinik.
Dengan begitu rumah sakit harus memiliki persediaan vaksin dasar bagi
tambahan bagi semua pasien merupakan salah satu dari imunisasi program
informasi elektronik yang memuat daftar, jenis, spesifikasi teknis, dan harga
dipertanggungjawabkan.
jasa dengan melalui perjanjian kotrak payung menurut Pasal 110 atar 3
29
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 368 Tahun 2014, Peraturan Presiden
Nomor 172 Tahun 2014 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, Pasal 1 ayat (41).
95
Bagan 5
Alur Peredaran Vaksin melalui system E-Catalog di rumah Sakit dr.Iskak.
Login Surat
Rumah 1 2 Permintaan 3 Pemilihan
Pengadaan seracara
Sakit elektronik pembelian distributor
Pembayaran
6 Melakukan perjanjian 5 Persetujuan Permintaan
Keterangan:
1. Rumah sakit dalam hal peredaran vakisn secara online sebagai pihak
rumah skait terlebih dahulu melakukan login pada Surat Pengadaan secara
saja permintaan vaksin dan setalah selesai maka rumah skait akan
6. Selesai dari perjanjian maka pihak rumah sakit sebagai pembeli dapat
elektronik,
LKPP,
www.e-katalog.lkpp.go.id
telah tercantum dalam e-catalogue dengan harga dan spesifikasi yang sudah
menpatkan izin edar oleh BPOM dan melalui seleksi dan ditetapkan oleh
Timur
mutu mulai dari awal pembuatan sampai kepada distribusi obat jadi.Pengawasan
mutu tidak terbatas pada kegiatan laboratorium, tapi juga harus terlibat dalam
pengawasan mutu dari produksi dianggap hal yang fundamental agar pengawasan
peredaran vaksin. Vaksin yang akan dan sedang beredar harus dikawal dengan
pengawasan yang cermat dan ketat untuk menghindari resiko peredaran vaksin
yang tidak memenuhi standar, palsu dan ilegal. Untuk itu sebelum vaksin
salah satu perangkat penunjang sistem pengawasan terhadap produk sebelum dan
standar mutu obat perlu terus dimutakhirkan dan perlu juga menyusun standar
mutu obat yang belum ada.Begitu juga dengan pedoman, perlu dilakukan
penggunaan sediaan farmasi dan alat kesehatan dilaksanakan oleh Menteri (yang
tahun 2009, pasal 1 ayat (19) dan pasal 14 ayat (1), (2), menyebutkan tentang
siapa yang bertanggung jawab dalam peredaran dibidang kesehatan.Dalam hal ini
Tulungagung
saat ini dijamin belum ditemukan vaksin palsu, karena seluruh pasokan
obat-obatan hingga saat ini didroping dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
tingkat provinsi, karena penanganan vaksin palsu itu tidak main-main dan
31
Hasil wawancara dengan dr. Mochamad Mastur, MM (Kepala Dinkes Kabupaten
Tulungagung), pada tanggal 15 Juni 2017 pukul 10.15 Wib.
32
Ibid,.
101
palsu, jangan sampai ada warga Tulungagung yang menjadi korban vaksin
ke Rumah Sakit dalam hal ini adalah Rumsah Sakit Umum Daerah dr.
tetap dilakukan pengawasan. Pihak Dinkes dan RSUD dr. Iskak sebagai
ulang baik kemasan maupun mutu obat tersebut, bisa dibilang bahwa
33
Ibid,.
34
Ibid,.
102
Bagan 6
Pengawasan Pendistribusian Vaksin di Rumah sakitdr. Iskak Oleh
Dinkes Kabupaten Tulungagung.
Keterangan :
Laporan dibuat oleh pihak rumah sakit dalam hal ini adalah pihak
apoteker rumah sakit dalam bidang pendistribusi obat dan vaksi. Laporan
ini mencakup mengenai apa saja permintaan vaksin di rumah sakit serta
berapa banyak pemakaian yang di gunakan pihak poli anak di rumah sakit
LPLPO juga dapat memudahkan pihak rumah sakit ataupun dinkes dalam
melihat kekurangan atau kelebihan vaksin yang digunakan. Dalam hal ini
103
berapa dan apa permintaan yang ada di rumah sakit dan vaksin apa saja
2. Yang kedua adalah melalui survey. Dalam hal ini dinas kesehatan akan
terhadap obat atau vaksin yang ada di rumah sakit. Cara pihak dinkes
diberikan kepada pihak apotik rumah sakit. Setelah surat sudah ada di
pihak rumah sakit, dinkes akan mendatangi apotik rumah sakit dan
melihat vaksin apa saja yang ada di rumah sakit dan apakah sudah sesuai
dengan pemakainnya. Selain di apotik rumah skait pihak dinkes juga akan
melihat laporan pasien siapa saja dan berapa banyak pasien yang
sendiri, menjelaskan isi kandungan vaksin dan guna nya bagi kesehatan
104
apa, dan yang tidak lupa memberitahu tanggal kadaluarsa dan mencatat
dan kesehatan.
Tulungagung untuk peredaran vaksin di RSUD dr. Iskak selain dengan cara
penggunaan laporan dan survey ada juga berupa pengawasan berkala dan
a) Pengawasan Berkala
35
Wawancara dengan Bapak Masduki, SE, M.Kes, Kepala Seksi Kefarmasian, Dinas
Kesehatan Kabupaten Tulungagung tanggal 20 Juni 2017, pukul 10.20 wib.
105
sebeleum dan sesudah lolos uji kelayakan mutu dan siap edar.Sampel
selebaran kepada konsumen dan pelaku usaha yang berisi tentang bahaya
cara pembuatan obat yang baik serta CDOB cara distribusi obat yang
baik berikut ciri-ciri contoh obat dan vaksin palsu disertai dengan gambar
atau foto obat serta vaksin yang mengandung bahan-bahan berbahaya dan
Obat dan Makanan (BPPOM) Provinsi Jawa Timur.36 BPPOM Provinsi Jawa
dengan BPPOM Provinsi Jawa Timur adalah 4 (empat) sampai 5 (lima) bulan
sekali.
36
Ibid,.
107
standar, pelaku usaha penyediaan obat dan makanan bermutu dan lain
sebagainya.
Sementara untuk tahap persetujuan izin edar obat dan makanan sendiri
terhadap profil efek samping dan keamanan, konfirmasi tergadap mutu, efikasi
telpon itu sangat tidak dibenarkan, karena tidak ada pengadaan tanpa
Rumah Sakit. Untuk itu, pelayanan sediaan farmasi di RSUD dr. Iskak
sediaan farmasi di RSUD dr. Iskak dilakukan oleh Instalasi Farmasi Rumah
Sakit, selajutnya ditulis IFRS dengan menggunakan sistem satu pintu. Dengan
di berlakukannya sistem satu pintu tersebut di Rumah Sakit, maka tidak ada
alasan, jika suatu obat atau vaksin tersebut palsu atau tidak, manajemen
Rumah Sakit dalam hal ini RSUD dr. Iskak menjadi sangat berpengaruh, hal
IFRS;
Bagan 7
Alur Pengolahan Barang Farmasi Ke RSUD dr.Iskak.
1
Pemilihan
9 2
Pemusnahan
8 Perencanaan
Monitoring Pengadaan
7 4
Pendistribusian Penerimaan
6 5
Penyimpanan
dikelolasatu pintu oleh IFRS. Ketentuan dari alur gambar pengelolaan barang
kebijakan;
Usulan dari Staf Medik Fungsional (SMF) ditunjang dengan data safety
Telah memiliki no. registrasi untuk obat dan ijin edar untuk Bahan Medis
menerima barang:
bila salah penggunaan.Di samping itu, obat juga tidak terlepas dari aspek
Rumah Sakit, bidan praktik mandiri, dan dokter praktik swasta. Di sisi lain,
ketentuan Cara Pembuatan Obat Yang Baik, selajutnya ditulis CPOB. Tahap
selanjutnya yang akan dilakukan adalah visit menyeluruh (visit dan review
yang mana ini merupakan salah satu proses penting dari suatu pengawasan
juga salah satu yang penting untuk kelengkapan proses pengawasan ini
adalah sistem lain yang meliputi, bangunan, sarana, penunjang dll. Setelah,
113
Namun jika produk dari vaksi terebut tidak sesuai dengan standar CPOB,
maka akan dilakukan pemusnahan atas produk vaksin tersebut agar tidak
dilakukan BPOM dalam mengawasi distribusi obat dapat dilihat dalam Skema
Bagan 8
pengawasan sarana distribusi
114
Besar POM atau Balai POM yang terdapat di 33 provinsi dan Pos Pengawasan
Obat dan Makanan (Pos POM) di wilayah yang sulit dijangkau atau
perbatasan. Akan tetapi, SDM Badan POM sangat terbatas, yang totalnya
hanya 3.881 orang.Dengan wilayah kerja Balai Besar POM maupun Balai
POM sangat luas dan terbatasnya jumlah SDM sangat tidak memungkinkan
kefarmasian yang ada di wilayah kerja Balai Besar POM maupun Balai
peredaran, dicabut izin edar, dan disita untuk dimusnahkan. Jika pelanggaran
masuk pada ranah pidana, maka terhadap pelanggaran obat dapat diproses
kepada masyarakat terhadap produk obat dan makanan yang mengandung zat
produk obat dan makanan yaitu dengan memeriksa setiap produk obat dan
distribusi produk obat dan makanan serta melakukan sampling dan uji
produk obat dan makanan yang mengandung zat berbahaya yang beredar di
masyarakat sering terlambat dan masih sebatas jika ada kasus yang sedang
wilayah propinsi Jawa Timur. Proses pengawasan terhadap produk obat dan
intensifkan pada saat menjelang hari-hari besar keagamaan seperti Idul Firtri
dan Natal. Pengawasan produk obat dan makanan yang sering terlambat dan
tidak intensif setiap waktu tersebut menyebabkan masih adanya produsen dan
zat berbahaya dan tidka memenuhi standar CPOB. Pengawasan produk obat
dan makanan yang tidak ketat dan belum menyeluruh ini juga mengakibatkan
terus maraknya produk obat dan makanan yang mengandung zat berbahaya
denda hanya jutaan rupiah, padahal nilai produk ilegal yang mereka jual
obatan dan vaksin ditentukan dari perbandingan antara target dan hasil kerja
yang dapat dicapai oleh Balai Besar POM Surabaya dalam menjalankan tugas
pokok dan fungsinya dalam pengawasan produk obat dan makanan yang
memenuhi target yang sudah direncanakan. Hal ini dilihat dari adanya
indikator sasaran yang sudah memenuhi target yang direncanakan dan ada
RUU tentang Pengawasan Obat dan Makanan serta Pemanfaatan Obat Asli
Indonesia. RUU yang menjadi usul inisiatif DPR tersebut masuk ke dalam
prioritas tahun 2016. Oleh karena itu, DPR melalui fungsi legislasi perlu
tahun 2016. Melalui RUU, penguatan Badan POM perlu dilakukan dalam
bentuk:
118
2) Pendirian Balai POM dan Pos POM tidak hanya pada tingkat provinsi
tanpa memenuhi persyaratan yang berlaku, obat kedaluwarsa, obat yang tidak
kepentingan ilmu pengetahuan, obat yang dicabut izin edarnya, dan obat yang
pihak ketiga. Pemusnahan dapat dilakukan dengan cara penarikan obat oleh
peran penting dalam proses pencapaian tujuan yang sudah ditetapkan. Proses
dilakukan. Oleh karena itu dalam pembahasan ini hanya akan dibahas pada
dilakukan perbaikan-perbaikan.
120
a. Keterbatasan sumber daya manusia baik dari aspek jumlah maupun mutu
LPLPO.
kini masih menjadi masalah besar di berbagai Rumah Sakit. Di rumah sakit
dr. Iskak Kabupaten tulunagung masih belum adanya tempat khusus untuk
membuang bekas limbah obat yang sudah tidak terpakai lagi atau disebut
limbah yang tidak terpakai. Tetapi dalam hal limbah berbentu cair pihak
limbah cair harus tertutup, kedap air dan limbah cair tersebut harus bisa
mengalir dengan lancar dan terpisah dari saluran air hujan. Limbah medis
cair bisa berasal dari buangan kamar mandi termasuk tinja yang
sakit. Namun khusus untuk limbah cair dari aktifitas lab dan radiologi tidak
dimasukkan IPAL namun dikelola pihak ke tiga yang bekerja sama dengan
limbah bekas obat dari Rumah Sakit. Pasalnya institusi ini tidak
institusi ini harusnya menjadi pengawas bagi Rumah Sakit baik swasta
praktik, baik yang bersifat oknum maupun korporasi. Andai saja badan
Berbagai hambatan dialami oleh Balai Besar POM Jawa Timur dalam
Balai Besar POM Jawa Timur dibagi menjadi dua yaitu hambatan internal dan
eksternal yaitu hambatan yang timbul di luar organisasi Balai Besar POM
Jawa Timur. Hambatan internal yang dialami oleh Balai Besar POM Jawa
berikut:
Balai Besar POM Surabaya dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi
Jawa Timur masih kekurangan dari segi sumber daya manusia.Sumber daya
manusia yang dimiliki Balai Besar POM Surabaya tidak sebanding dengan
123
b) Kompetensi dan kualitas pegawai Balai Besar POM Jawa Timur belum
merata.
dan ada pula pegawai yang kualitas dan kompetensi kurang.Belum meratanya
bagus dalam hal melakukan pengawasan sarana produksi dan distribusi dapat
cepat dan cermat.Belum merata kompetensi dan kualitas pegawai ini juga
menjadi hambatan bagi Balai Besar POM Surabaya dalam menjalankan tugas
berikut:
124
POM Surabaya.
(b) Rendahnya sanksi hukum kepada pelanggar hukum tindak pidana bidang
palsu tersebut. Hal ini menyebabkan tidak menimbulkan efek jera bagi