Anda di halaman 1dari 31

Kajian Lingkungan Hidup Strategis

Rencana Detail Tata Ruang


Bagian Wilayah Perkotaan (BWP) Tulungagung

BAB II
GAMBARAN UMUM DAN ISU
STRATEGIS LINGKUNGAN

2.1. TINJAUAN RTRW TERHADAP WILAYAH PERENCANAAN


Sebagaimana disebutkan di dalam Perda No 5 Tahun 2012 tentang
RTRW Provinsi Jawa Timur Pasal 19 menyebutkan bahwa Kabupaten
Tulungagung ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL). Sedangkan
dalam Wilayah Pengembangan (WP), Kabupaten Tulungagung masuk dalam
Wilayah Pengembangan (WP) Kediri dengan pusat di Kota Kediri, meliputi :
Kota Kediri, Kabupaten kediri, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Trenggalek dan
Kabupaten Tulungagung dengan fungsi : pertanian

tanaman

pangan,

hortikultura, perkebunan, kehutanan, peternakan, pertambangan, pendidikan,


kesehatan, pariwisata, perikanan dan industri.
Sedangkan berdasarkan RTRW Kabupaten Tulungagung menetapkan
Kawasan

Perkotaan

sekaligus

berfungsi

Tulungagung
sebagai

sebagai

ibukota

Pusat

kabupaten.

Kegiatan

Lokal

Kawasan

(PKL)

Perkotaan

Tulungagung masuk dalam pelayanan wilayah PKL dengan pusat perkotaan


Tulungagung.

Wilayah

perkotaan

Tulungagungjuga

menjadi

ibukota

Kabupaten Tulungagung. BWP Tulungagung merupakan bagian wilayah


perkotaan Tulungagung terletak di 3 (tiga) wilayah Kecamatan yakni
Kecamatan Tulungagung, Kedungwaru dan Boyolangu. Wilayah administrasi
Bagian Wilayah Perkotaan Tulungagung sebagaimana hasil analisis, dapat
dilihat pada tabel berikut

No
1

Tabel 2.1
Bagian Wilayah PerkotaanTulungagung
Kecamatan
Kelurahan/Desa
Tulungagung
1. Kelurahan Kampungdalem
2. Kelurahan Kauman
3. Kelurahan Kutoanyar
4. Kelurahan Kenayan
5. Kelurahan Kepatihan
6. Kelurahan Karangwaru
7. Kelurahan Tamanan
8. Kelurahan Tertek

LINGKUP KAJIAN

II-1

Kajian Lingkungan Hidup Strategis


Rencana Detail Tata Ruang
Bagian Wilayah Perkotaan (BWP) Tulungagung
No

Kecamatan

Kedungwaru

Boyolangu

Berdasarkan

RTRW

Kelurahan/Desa
9. Kelurahan bago
10.
Kelurahan Botoran
11.
Kelurahan Jepun
12.
Kelurahan Sembung
13.
Kelurahan Panggungrejo
14.
Kelurahan Kedungsoko
1. Desa Kedungwaru
2. Desa Ketanon
3. Desa Plandaan
4. Desa Mangunsari
5. Desa Tawangsari
6. Desa Tunggulsari
7. Desa Plosokandang
8. Desa Ringinpitu
9. Desa Rejoagung
10.
Desa Tapan
11.
Desa Ngujang
12.
Desa Gendingan
1. Desa Beji
2. Desa Sobontoro
3. Desa Serut
4. Desa Tanjungsari
5. Desa Gedangsewu

Kabupaten

Tulungagung

Kawasan

Perkotaan

Tulungagung masuk dalam pelayanan wilayah PKL dengan pusat perkotaan


Tulungagung. Wilayah kecamatan yang termasuk dalam wilayah pelayanan
adalah

Kecamatan

Tulungagung,

Kecamatan

Kedungwaru,

Kecamatan

Kauman, Kecamatan Boyolangu, dan Kecamatan Gondang. Fungsi pelayanan


utama

sebagai

pemerintahan,

pendidikan,

Kesehatan,

Olah

raga,

Perdagangan dan jasa, dengan kegiatan utama yang di kembangkan adalah

Pusat pemerintahan kabupaten;

Pusat pendidikan skala kabupaten;

Pusat pelayanan kesehatan skala kabupaten;

Pengembangan kawasan peternakan;

Pengembangan kegiatan industri (kerajinan rakyat, pengolahan hasil

pertanian);

Pengembangan perikanan.

LINGKUP KAJIAN

II-2

Kajian Lingkungan Hidup Strategis


Rencana Detail Tata Ruang
Bagian Wilayah Perkotaan (BWP) Tulungagung
2.2. PROFIL SINGKAT WILAYAH PERENCANAAN
Penetapan batas wilayah Perkotaan Tulungagung didasarkan pada
beberapa pertimbangan, diantaranya adalah :
1.

Pola Ruang dan arah kecenderungan perkembangan yang terjadi saat


ini

2.

Pembatas perkembangan

3.

Prediksi kebutuhan ruang

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan sebelumnya bahwa


pemusatan kegiatan dan kecenderungan kegiatan terbesar khususnya kegiatan
perkantoran pemerintahan, perdagangan dan jasa dan fasilitas umum sebagian
besar terletak di Kecamatan Tulungagung karena didukung oleh akses yang
baik yaitu adanya jalan Kolektor primer dan adanya aglomerasi beberapa
fasilitas seperti perdagangan dan jasa, fasilitas umum seperti pendidikan,
kesehatan, peribadatan, olah raga dan pemerintahan dan sebagian kecil
tersebar di Kecamatan Kedungwaru dan Boyolangu.
Berdasarkan

kondisi

tersebut,

maka

Bagian

Wilayah

Perkotaan

Tulungagung meliputi 3 (tiga) kecamatan yaitu Tulungagung, Kedungwaru dan


Boyolangu, sesuai dengan Perda Batas Wilayah Kota No 3 Tahun 1998 tentang
Penetapan batas Wilayah Kota. Adapun batas-batasnya sebagai berikut :
Batas utara

: Kecamatan Ngatru
Batas selatan

: Desa Moyoketen, Waung, Wajaklor,

Kepuh, Karangrejo Kecamatan Boyolanggu

Batas Timur

:Dea Bangoan, Bulusari, Loderesan

Kecamatan Kedungwaru dan Kecamatan Sumbergempol

Batas Barat

:Desa

Boro,

Kecamatan

Kedungwaru,

Simo,

Kecamatan

Majang,

Winong

Kauman

dan

Gondang
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.2 dan Gambar 2.1. berikut :
Tabel 3.2

LINGKUP KAJIAN

II-3

Kajian Lingkungan Hidup Strategis


Rencana Detail Tata Ruang
Bagian Wilayah Perkotaan (BWP) Tulungagung
Batas Bagian Wilayah Perkotaan Tulungagung
No
1

2.2.1

Kecamatan
Tulungagung

Kedungwaru

Boyolangu

Kelurahan/Desa
Kelurahan
Kampungdalem
Kelurahan Kauman
Kelurahan Kutoanyar
Kelurahan Kenayan
Kelurahan Kepatihan
Kelurahan Karangwaru
Kelurahan Tamanan
Kelurahan Tertek
Kelurahan bago
Kelurahan Botoran
Kelurahan Jepun
Kelurahan Sembung
Kelurahan
Panggungrejo
Kelurahan Kedungsoko
Total
Desa Kedungwaru
Desa Ketanon
Desa Plandaan
Desa Mangunsari
Desa Tawangsari
Desa Tunggulsari
Desa Plosokandang
Desa Ringinpitu
Desa Rejoagung
Desa Tapan
Desa Ngujang
Desa Gendingan
Total
Desa Beji
Desa Sobontoro
Desa Serut
Desa Tanjungsari
Desa Gedangsewu
Total
TOTAL

Luas (Ha)
59
13
115
125
191
77
88
82
154
60
142
57
97
108
1.368

90
235
66
62
35
137
225
309
231
241
155
211
1.931
184
215
175
184
115
873
4.172

KONDISI FISIK DASAR


Wilayah BWP Tulungagung terletak di dataran rendah. Kecamatan

Tulungagung

dan

Kedungwaru

secara

keseluruhan

berada

pada

ketinggian/topografi 25 100 meter diatas permukaan air laut. Sedangkan


Kecamatan Boyolangu sebagian wilayahnya berada pada ketinggian 100-500

LINGKUP KAJIAN

II-4

Kajian Lingkungan Hidup Strategis


Rencana Detail Tata Ruang
Bagian Wilayah Perkotaan (BWP) Tulungagung
meter diatas permukaan air laut. Berdasarkan topografinya BWP Tulungagung
merupakan dataran yang sangat sesuai bagi pengembangan kawasan
perkotaaan, karena sebagian besar wilayahnya merupakan dataran rendah.
2.2.2

KEMIRINGAN LAHAN
Lereng atau kemiringan tanah adalah sudut yang dibentuk oleh

permukaan tanah dengan bidang horizontal, yang dinyatakan dalam persen.


Besar kecilnya kemiringan tanah menentukankemudahan penggarapan tanah
dan dapat tidaknya alat mekanis digunakan. BWP Tulungagung memiliki
bervariasi kemiringan lahan, dari kelerengan 0-2 hingga >40 %. Untuk
wilayah Kecamatan Tulungagung dan Kecamatan Kedungwaru keseluruhan
wilayahnya memiliki kelerengan 0-2 %, sedangkan Kecamatan Boyolangu
sebagian besar berada pada kelerengan 0-2 % dan

sebagian kecil berada

pada kelerengan 15-25% dan kelerengan >40 % yang terletak di Desa


Pucungkidul, Sanggrahan dan Wajakkidul.

2.2.3

PENGGUNAAN LAHAN
Luas lahan di BWP Tulungagung adalah sebesar 7.741 Ha. BWP

Tulungagung merupakan kawasan perkotaan dan menjadi pusat ibu kota


Kabupaten Tulungagung. Penggunaan lahan di BWP Tulungagung berkembang
cukup pesat dan setiap tahunnya mengalami perubahan terutama yang ada
kaitannya

dengan

lahan

terbangun.

Pengembangan

wilayah

BWP

Tulungagung disebabkan oleh beberapa hal, antara lain adalah lahan yang
belum dibangun masih cukup luas sebagian besar berupa lahan sawah dan
perkebunan.

Penggunaan

lahan

berkembang

cukup

pesat

di

BWP

Tulungagung. Sebagai pusat kota Tulungagung BWP Tulungagung menjadi


pusat pemerintahan, permukiman, perdagangan dan jasa dan didukung oleh
jalur arteri yang melintas ai kawasan ini menjadikan BWP Tulungagung
memiliki perkembangan kawasan yang cukup pesat dibandingkan wilayah
lainnya.

LINGKUP KAJIAN

II-5

Kajian Lingkungan Hidup Strategis


Rencana Detail Tata Ruang
Bagian Wilayah Perkotaan (BWP) Tulungagung
2.2.4

KONDISI SOSIAL BUDAYA


Kehidupan sosial budaya masyarakat BWP Tulungagung sebagian besar

diwarnai oleh budaya dan bahasa Jawa. Budaya jawa masih tetap dilestarikan
oleh masyarakat, baik berupa upacara adat, keagamaan, kesenian tradisional
dan lain sebagain ya. Beberapa organisasi kesenian yang ada di

BWP

Tulungagung diantaranya tibaan, wayang kulit, jaranan, ketoprak, genjreng,


jedor, Wayanggono, samroh dan orkes, dengan jumlah organisasi kesenian.
Pola hubungan sosial masyarakat masih kuat yang terlihat dari
kegiatan gotong-royong di daerah ini. Beberapa contoh dapat disebutkan
misalnya: masyarakat secara swadaya membangun jembatan, dan fasilitas
umum lainnya. Di wilayah perencanaan juga terdapat lembaga pendidikan
(pesantren, madrasah dan sekolah) serta tempat ibadah (mesjid) yang
pengikutnya berasal daeri daerah sekitarnya.
Dengan demikian, bentuk gotong-royong itu bukan hanya berupa
tenaga tapi juga uang dan benda material lainnya misalnya bahan bangunan
ataubahan makanan yang dibawa warga ketika ada hajatan berupa upacara
keagamaan atau kegiatan bersama yang melibatkan banyak orang seperti
membangun rumah, menyelenggarakan perkawinan atau upacara kematian).
2.2.5

PEREKONOMIAN
Sektor perekonomian yang berkembang di BWP Tulungagung antara

lain adalah sektor pertanian perkebunan, peternakan, industri dan lain


sebagainya
2.2.5.1
Pertanian
A. Pertanian Tanaman Pangan
Sektor

pertanian

tanaman

pangan

yang

berkembang

di

BWP

Tulungagung antara lain tanaman padi dan palawija (jagung, ubi kayu, ubi
jalar, kacang tanah dan kedelai). Produksi tanaman padi dan palawija BWP
Tulungagung tahun 2011 sebesar 35.998 Ton produksi padi produksi terbesar
terdapat di Desa Ngranti Boyolangu sebesar 2.995 Ton, produksi jagung
sebesar 14.032 Ton dan produksi terbesar terdapat di Desa Ngranti
Kecamatan Boyolangu sebesar 2.393 Ton, produksi ubi kayu sebesar 32.546
Kw produksi terbesar terdapat di Desa Talun Kulon sebesar 7.108 Kw,
produksi ubi jalar sebesar 1.406 Ton dan produksi terbesar terdapat di Desa

LINGKUP KAJIAN

II-6

Kajian Lingkungan Hidup Strategis


Rencana Detail Tata Ruang
Bagian Wilayah Perkotaan (BWP) Tulungagung
Pucungkidul Kecamatan Boyolangu sebesar 360 Ton, produksi kacang tanah
sebesar 1.063 Ton produksi terbesar terdapat di Desa Rejoagung Kecamatan
Kedungwaru sebesar 327 Ton dan produksi kedelai sebesar 1.434 Ton dan
produksi terbesar kedelai terdapat di Desa Pucung Kidul Kecamatan
Boyolangu sebesar 169 Ton. Data selengkapnya hasil produksi tanaman padi
dan palawija di BWP Tulungagung seperti yang terlihat pada tabel 2.3 berikut
Tabel 2.3
Produksi Tanaman Padi dan Palawija BWP Tulungagung Tahun 2011
Produksi (Ton)
N
o

Kecamatan/Desa/Kelu
rahan

A
1

Tulungagung
Kedungsoko

2
3
4
5
6

Tertek
Karangwaru
Tamanan
Jepun
Bago

7
8
9
10

Kepatihan
Kampungdalem
Kauman
Kutoanyar

11
12
13
14

Sembung
Panggungrejo
Botoran
Kenayan
Jumlah

B
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Kedungwaru
Plosokandang
Tunggulsari
Ringinpitu
Loderesan
Bulusari
Bangoan
Rejoagung
Kedungwaru
Plandaan
Mangunsari

11
12

Tawangsari
Winong

LINGKUP KAJIAN

Padi

1.046,
0
700,1
725,8
641,7
982,0
1.280,
6
1.337,
7
532,0
786,5
239,0
8.271,
4
1.996,
0
286,0
412,0

Jagun
g

Ubi
Kayu

Ubi
Jala
r

Kaca
ng
Tana
h

Kedel
ai

38,7
-

57,6
-

38,4
26,2
19,2
43,7

38,7

0,0

0,0

57,6

127,5

653,0
92,0
210,0
240,0
136,0
68,0
-

156,0
-

68,0
132,0
327,0
-

II-7

Kajian Lingkungan Hidup Strategis


Rencana Detail Tata Ruang
Bagian Wilayah Perkotaan (BWP) Tulungagung
Produksi (Ton)
N
o

Kecamatan/Desa/Kelu
rahan

13

Majan

14

Simo

15
16
17
18

Ketanon
Gendingan
Tapan
Ngujang

19

Boro

Padi
1.184,
0
2.852,
0
-

Jumlah
C
1

Boyolangu
Ngranti

Kendalbulur

Boyolangu

Pucung Kidul

Sanggrahan

Wajak Kidul

Karangrejo

Wajaklor

9
10
11

Kepuh
Tanjungsari
Serut

12
13

Beji
Sobontoro

14
15
16
17

Gedangsewu
Moyoketen
Waung
Bono
Jumlah
Total Keseluruhan

LINGKUP KAJIAN

6.730,
0
2.995,
0
898,0
1.697,
0
1,564,
0
1.347,
0
1.331,
0
2.563,
0
1.215,
0
715,0
998,0
1.031,
0
316,0
1.215,
0
516,0
499,0
874,0
1.223,
0
20.99
7,0
35.99
8,4

Jagun
g

Ubi
Kayu

Ubi
Jala
r

Kaca
ng
Tana
h
-

1.109,
0
1.454,
0
3.926,
0

158,0

326,0
-

156,0

470,0

0,0

853,0

0,0

2.393,
0
1.725,
6
457,6

55,1

9,0

20,4

13,6

144,4

633,6

360,0

9,0

20,4

169,1

158,4

312,0

30,6

114,0

228,8

264,0

9,0

114,0

1.337,
6
35,2

9,0

110,2

134,9

228,8
352,0
123,2

9,0
-

76,0
77,9
106,4

158,0
404,8

13,6
-

30,4
76,0

264,0
422,4
756,8
352,0

6,8
23,8
23,8

51,3
47,5
-

10.03
1,8
14.03
2,5

936,0

45,
0
45,
0

153,0

1.307
,2
1.434
,7

1.406
,0

1.063
,6

Kedel
ai
-

II-8

Kajian Lingkungan Hidup Strategis


Rencana Detail Tata Ruang
Bagian Wilayah Perkotaan (BWP) Tulungagung
Sumber: Kecamatan Dalam Angka

B. Pertanian Holtikultura
Sektor pertanian tanaman hortikultura yang cukup berkembang di BWP
Tulungagung berupa tanaman sayuran, dengan jenis tanaman bawang
merah, cabe, bayam, tomat, kacang panjang, kangkung, ketimun dan
terong. Hasil produksi sayuran di BWP Tulungagung tahun 2011 meliputi
tanaman Bawang merah sebesar 154 Kw, cabe sebesar 206 Kw, produksi
bayam sebesar 29 Kw, produksi tomat sebesar 297 Kw, produksi kacang
panjang sebesar 280 Kw, produksi ketimun sebesar 72 Kw, produksi
kangkung sebesar 129 Kw, dan produksi terong sebesar 55 Kw. Data
selengkapnya Produksi Tanaman Sayuran BWP Tulungagung Tahun 2011
pada tabel 2.4 berikut ini
Tabel 2.4
Produksi Tanaman Sayuran BWP Tulungangung Tahun 2011
No
A
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
B
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

Kecamatan/Des
a/Kelurahan
Tulungagung
Kedungsoko
Tertek
Karangwaru
Tamanan
Jepun
Bago
Kepatihan
Kampungdalem
Kauman
Kutoanyar
Sembung
Panggungrejo
Botoran
Kenayan
Jumlah
Kedungwaru
Plosokandang
Tunggulsari
Ringinpitu
Loderesan
Bulusari
Bangoan
Rejoagung
Kedungwaru
Plandaan
Mangunsari
Tawangsari
Winong
Majan
Simo
Ketanon
Gendingan
Tapan

B.Merah

Cab
e

Tomat

0
-

0
24
16
9,3
-

0
96
-

LINGKUP KAJIAN

Sayuran (Kw)
Baya
Kacang
m
Panjang
0
-

0
35,6
31
-

Kangku
ng
0
-

Ketimun

Teron
g

0,59
0,59
-

0
-

II-9

Kajian Lingkungan Hidup Strategis


Rencana Detail Tata Ruang
Bagian Wilayah Perkotaan (BWP) Tulungagung

No
18
19

Kecamatan/Des
a/Kelurahan
Ngujang
Boro
Jumlah

C
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

B.Merah
0

Boyolangu
Ngranti
Kendalbulur
Boyolangu
Pucung Kidul
Sanggrahan
Wajak Kidul
Karangrejo
Wajaklor
Kepuh
Tanjungsari
Serut
Beji
Sobontoro
Gedangsewu
Moyoketen
Waung
Bono
Jumlah
Total Keseluruhan

126
28
154
154

Cab
e
9,5
58,
8
7
28
14
14
7
28
14
7
7
14
7
147
206

Tomat
93
189

Sayuran (Kw)
Baya
Kacang
m
Panjang
15,6
0
82,2

9
18
9
18
18
9
18
9
108
297

6
3
6
6
3
3
6
6
39
39

44
11
11
22
11
66
33
198
280

Kangku
ng
105
105
5
2
5
5
2
5
24
129

Ketimun

Teron
g

13
26
13
13
3
3
71
72

7
7
4
4
4
4
7
7
7
55
55

Sumber : Kecamatan Dalam Angka

2.2.5.2

Perkebunan

Sektor perkebunan juga berkembang di BWP Tulungagung dengan jenis


tanaman yang diusahakan oleh masyarakat adalah kelapa, kapuk randu,
tembakau, tebu dan bambu. Hasil produksi tanaman perkebunan di BWP
Tulungagung untuk tanaman kelapa sebesar 1.992 Ton, produksi tanaman
kapuk randu sebesar 4.764 Ton dan hasil produksi tanaman tembakau
sebesar 1.136 Ton, produksi tanaman tebu sebesar 65.975 Ton dan produksi
tanaman bambu sebesar 7.590 Ton. Data selengkapnya produksi tanaman
perkebunan di BWP Tulungagung dapat dilihat pada tabel 2.5 berikut ini
Tabel 3.5
Produksi Tanaman Perkebunan Menurut Jenisnya BWP Tulungagung Tahun
2011
No
A
1
2
3

Kecamatan/Des
a/Kelurahan
Tulungagung
Kedungsoko
Tertek
Karangwaru

LINGKUP KAJIAN

Produksi Tanaman Perkebunan (Ton)


Kapuk
Tembak
Bamb
Kelapa
Tebu
Randu
au
u
-

II-10

Kajian Lingkungan Hidup Strategis


Rencana Detail Tata Ruang
Bagian Wilayah Perkotaan (BWP) Tulungagung

No
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
B
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
C
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

Kecamatan/Des
a/Kelurahan
Tamanan
Jepun
Bago
Kepatihan
Kampungdalem
Kauman
Kutoanyar
Sembung
Panggungrejo
Botoran
Kenayan
Jumlah
Kedungwaru
Plosokandang
Tunggulsari
Ringinpitu
Loderesan
Bulusari
Bangoan
Rejoagung
Kedungwaru
Plandaan
Mangunsari
Tawangsari
Winong
Majan
Simo
Ketanon
Gendingan
Tapan
Ngujang
Boro
Jumlah
Boyolangu
Ngranti
Kendalbulur
Boyolangu
Pucung Kidul
Sanggrahan
Wajak Kidul
Karangrejo
Wajaklor
Kepuh
Tanjungsari
Serut
Beji
Sobontoro
Gedangsewu
Moyoketen
Waung

LINGKUP KAJIAN

Produksi Tanaman Perkebunan (Ton)


Kapuk
Tembak
Bamb
Kelapa
Tebu
Randu
au
u
0
0
0
0
0
147
158
183
115
136
154
152
36
62
21
21
30
46
54
163
152
122
116
124
1.992

249
310
1.223
156
300
1.442
1.130
102
604
604
303
555
6.978

306
532
402
316
370
579
622
220
201
162
221
132
166
261
694
711
617
512
566
7.590

414
108
192
174
156
288
372
204
276
276
468
414
432
366
216
222

68
285
15
38
15
23
68
68
248

3.500
2.000
2.000
4.500
1.000
6.000
1.500
8.500
6.500
3.500
7.500
3.000
2.000
2.000
4.000

II-11

Kajian Lingkungan Hidup Strategis


Rencana Detail Tata Ruang
Bagian Wilayah Perkotaan (BWP) Tulungagung

No
17

Kecamatan/Des
a/Kelurahan
Bono
Jumlah

Total Keseluruhan

Produksi Tanaman Perkebunan (Ton)


Kapuk
Tembak
Bamb
Kelapa
Tebu
Randu
au
u
186
308
1.500
0
4.764
1.136
59.00
0
0
1.992
4.764
1.136
65.97 7.590
8

Sumber: Kecamatan Dalam Angka

2.2.5.3

Peternakan

Jenis ternak yang berkembang di BWP Tulungagung meliputi ternak


besar terdiri dari sapi, sapi perah, kerbau dan kambing. Jumlah populasi sapi
sebesar 13.049 ekor yang tersebar di seluruh kecamatan dan Desa Bangoan
Kecamatan Kedungwaru memiliki jumlah terbesar yakni 1.097 ekor. Populasi
sapi perah sebesar 204 ekor Desa Ringinpitu Kecamatan Kedungwaru
memiliki jumlah terbesar yakni 89 ekor. Populasi ternak kerbau sebanyak 2
ekor terdapat di Desa Wajaklor Kecamatan Boyolangu, Populasi kambing
sebanyak 10.576 ekor dan diternakkan di seluruh wilayah BWP Tulungagung
dan jumlah terbanyak terdapat di Desa Karangrejo Kecamatan Boyolangu
sebanyak 1.067 ekor. Data selengkapnya populasi ternak di BWP Tulungagung
dapat di lihat pada tabel 2.6 berikut

Tabel 2.6
Jumlah Populasi Ternak Menurut Jenisnya BWP Tulungangung Tahun 2011

N
o

Kecamatan/Desa/Kelurah
an

A
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

Tulungagung
Kedungsoko
Tertek
Karangwaru
Tamanan
Jepun
Bago
Kepatihan
Kampungdalem
Kauman
Kutoanyar
Sembung

LINGKUP KAJIAN

Produksi Ternak (Ekor)


Sapi
Kerb
Sapi
Kambing
Perah
au
109
8
32
15
31
22
87
9

2
8
-

265
15
20
149
64
78
32
8

II-12

Kajian Lingkungan Hidup Strategis


Rencana Detail Tata Ruang
Bagian Wilayah Perkotaan (BWP) Tulungagung

N
o

Kecamatan/Desa/Kelurah
an

12
13
14

Panggungrejo
Botoran
Kenayan
Jumlah
Kedungwaru
Plosokandang
Tunggulsari
Ringinpitu
Loderesan
Bulusari
Bangoan
Rejoagung
Kedungwaru
Plandaan
Mangunsari
Tawangsari
Winong
Majan
Simo
Ketanon
Gendingan
Tapan
Ngujang
Boro
Jumlah
Boyolangu
Ngranti
Kendalbulur
Boyolangu
Pucung Kidul
Sanggrahan
Wajak Kidul
Karangrejo
Wajaklor
Kepuh
Tanjungsari
Serut
Beji
Sobontoro
Gedangsewu
Moyoketen
Waung
Bono
Jumlah
Total Keseluruhan

B
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
C
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

Produksi Ternak (Ekor)


Sapi
Kerb
Sapi
Kambing
Perah
au
81
161
14
12
394
10
0
845
446
244
802
546
317
1.097
441
51
9
4
46
56
148
310
757
404
706
6.384

36
89
7
2
7
13
12
190

577
485
472
954
397
426
533
206
192
254
221
93
267
29
91
382
692
6.271
13.04
9

4
4
204

2
2
2

926
421
673
1.056
330
644
1.067
366
593
318
518
299
407
152
359
734
868
9.731
10.576

Sumber: Kecamatan Dalam Angka

LINGKUP KAJIAN

II-13

Kajian Lingkungan Hidup Strategis


Rencana Detail Tata Ruang
Bagian Wilayah Perkotaan (BWP) Tulungagung
Untuk jenis ternak unggas yang berkembang di BWP Tulungagung
meliputi ayam kampung, ayam ras petelor, dan itik/mentok. Jumlah populasi
ternak ayam kampung sebesar 80.019 ekor yang tersebar di seluruh
kecamatan. Populasi ternak ayam ras petelor sebanyak 30.850 ekor. Populasi
ternak itik sebanyak 1.351 ekor diternakkan Data selengkapnya populasi
ternak unggas di BWP Tulungagung dapat di lihat pada tabel 2.7 berikut
Tabel 3.7
Jumlah Populasi ternak Unggas BWP Tulungagung Tahun 2011

No
A
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
B
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19

Kecamatan/Desa
/Kelurahan
Tulungagung
Kedungsoko
Tertek
Karangwaru
Tamanan
Jepun
Bago
Kepatihan
Kampungdalem
Kauman
Kutoanyar
Sembung
Panggungrejo
Botoran
Kenayan
Jumlah
Kedungwaru
Plosokandang
Tunggulsari
Ringinpitu
Loderesan
Bulusari
Bangoan
Rejoagung
Kedungwaru
Plandaan
Mangunsari
Tawangsari
Winong
Majan
Simo
Ketanon
Gendingan
Tapan
Ngujang
Boro

LINGKUP KAJIAN

Produksi Ternak (Ekor)


Ayam
Ayam Ras
Itik/Mento
Kampu
Petelor
k
ng
1.150
893
2.163
560
1.743
1.195
2.160
160
25
2.021
332
1.280
244
140
14.066

410
22
10
45
140
175
15
224
20
290
1.351

II-14

Kajian Lingkungan Hidup Strategis


Rencana Detail Tata Ruang
Bagian Wilayah Perkotaan (BWP) Tulungagung

No

Kecamatan/Desa
/Kelurahan

Jumlah
Boyolangu
Ngranti
Kendalbulur
Boyolangu
Pucung Kidul
Sanggrahan
Wajak Kidul
Karangrejo
Wajaklor
Kepuh
Tanjungsari
Serut
Beji
Sobontoro
Gedangsewu
Moyoketen
Waung
Bono
Jumlah
Total Keseluruhan

C
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

Produksi Ternak (Ekor)


Ayam
Ayam Ras
Itik/Mento
Kampu
Petelor
k
ng
0
0
0
3.895
5.867
5.971
4.370
4.405
5.981
4.080
8.902
1.569
2.405
2.149
3.028
1.607
1.513
3.746
1.632
4.806
65.953
80.019

1.400
300
2.500
16.650
7.050
2.000
750
200
30.850
30.850

0
1.351

Sumber: Kecamatan Dalam Angka

2.2.5.4

Industri

Sektor industri yang berkembang di BWP Tulungagung berupa industri


kecil dan industri rumah tangga. Jenis industri kecil di BWP Tulungagung
sangat beragam dan dibedakan menurut jenisnya meliputi :

Industri makanan, minuman dan tembakau


Tekstil, barang kulit dan alas kaki
Barang kayu dan hasil hutan lainnya
Pupuk kimia dan barang karet
Kertas dan barang cetakan
Semen dan barang galian non logam
Logam dasar, besi dan baja
Barang lainya, bambu

Jumlah industri makanan, minuman dan tembakau sebanyak 212 unit


dengan tenaga kerja sebanyak 436 orang. Industri tekstil, barang kulit dan
alas kaki sebanyak 723 unit dan jumlah tenaga kerja sebanyak 1.601 orang.
Industri barang kayu dan hasil hutan lainnya sebanyak 94 unit dan jumlah

LINGKUP KAJIAN

II-15

Kajian Lingkungan Hidup Strategis


Rencana Detail Tata Ruang
Bagian Wilayah Perkotaan (BWP) Tulungagung
pekerja sebanyak 32 orang. Industri semen dan barang galian non logam
sebanyak 199 unit dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 12 orang. Industri
logam dasar, besi dan baja sebanyak 28 unit dan jumlah tenaga kerja
sebanyak 27 orang. Industri jenis barang lainnya, bambu sebanyak 376 unit
dan mendominasi di BWP Tulungagung dengan jumlah tenaga kerja sebanyak
805 orang. Data selengkapnya mengenai jumlah industri kecil di BWP
Tulungagung dapat dilihat pada tabel 2.8 berikut ini.
Tabel 2.8
Jumlah Industri di BWP Tulungagung Tahun 2011
N
o

Kecamatan/De
sa/Kelurahan

A
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

Tulungagung
Kedungsoko
Tertek
Karangwaru
Tamanan
Jepun
Bago
Kepatihan
Kampungdalem
Kauman
Kutoanyar
Sembung
Panggungrejo
Botoran
Kenayan
Jumlah
Kedungwaru
Plosokandang
Tunggulsari
Ringinpitu
Loderesan
Bulusari
Bangoan
Rejoagung
Kedungwaru
Plandaan
Mangunsari
Tawangsari
Winong
Majan
Simo
Ketanon
Gendingan
Tapan
Ngujang
Boro
Jumlah
Boyolangu
Ngranti
Kendalbulur
Boyolangu
Pucung Kidul
Sanggrahan

B
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
C
1
2
3
4
5

Makanan,
Minuman dan
Tembakau
Uni
TK
t

Tekstil, Barang
Kulit dan Alas
Kaki

Barang Kayu &


Hasil Hutan
Lainnya

Pupuk, Kimia
dan Barang Dari
karet

Unit

TK

Unit

TK

Unit

4
6
8
8
10
12
11
8
2
14
17
3
4
6
113

9
22
24
25
62
48
42
31
7
54
64
12
12
24
436

19
31
27
26
21
25
27
10
12
35
31
15
127
27
433

71
120
100
99
81
87
104
36
41
130
118
49
466
98
1601

1
1
2
4
1
9

2
4
8
15
3
32

4
4
8
2
4

2
1
26
14
12

1
6
3
3

LINGKUP KAJIAN

II-16

Kajian Lingkungan Hidup Strategis


Rencana Detail Tata Ruang
Bagian Wilayah Perkotaan (BWP) Tulungagung

N
o

Kecamatan/De
sa/Kelurahan

6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

Wajak Kidul
Karangrejo
Wajaklor
Kepuh
Tanjungsari
Serut
Beji
Sobontoro
Gedangsewu
Moyoketen
Waung
Bono
Jumlah
Total Keseluruhan

Makanan,
Minuman dan
Tembakau
Uni
TK
t
1
4
24
10
9
6
3
4
6
4
6
99
0
212
436

Tekstil, Barang
Kulit dan Alas
Kaki

Barang Kayu &


Hasil Hutan
Lainnya

Pupuk, Kimia
dan Barang Dari
karet

Unit

TK

Unit

TK

Unit

6
6
18
12
12
55
26
58
8
12
16
6
290
723

0
1.601

2
3
40
2
2
15
1
1
2
1
3
85
94

0
32

16
16
16

Tabel Lanjutan
No
A
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
B
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

Kecamatan/Des
a/
Kelurahan
Tulungagung
Kedungsoko
Tertek
Karangwaru
Tamanan
Jepun
Bago
Kepatihan
Kampungdalem
Kauman
Kutoanyar
Sembung
Panggungrejo
Botoran
Kenayan
Jumlah
Kedungwaru
Plosokandang
Tunggulsari
Ringinpitu
Loderesan
Bulusari
Bangoan
Rejoagung
Kedungwaru
Plandaan
Mangunsari
Tawangsari
Winong
Majan

Kertas dan
Barang
Cetakan
Unit
TK

Semen &
Barang Galian
Non Logam
Unit
TK

Unit

TK

Barang
Lainnya,
bambu
Unit
TK

Logam Dasar,
Besi dan Baja

3
4
2
3
2
3
5
2
15
3
4
4
48

5
12
7
11
7
8
16
6
51
12
12
16
156

2
1
3

8
4
12

26
26

77
77

3
7
25
48
27
52
14
47
41
13
32
17
39
376

47
79
805

LINGKUP KAJIAN

6
13
51
98
54
102
30
95
89
43
66

II-17

Kajian Lingkungan Hidup Strategis


Rencana Detail Tata Ruang
Bagian Wilayah Perkotaan (BWP) Tulungagung

Kecamatan/Des
a/
Kelurahan

No
14
15
16
17
18
19

Simo
Ketanon
Gendingan
Tapan
Ngujang
Boro
Jumlah
C
Boyolangu
1
Ngranti
2
Kendalbulur
3
Boyolangu
4
Pucung Kidul
5
Sanggrahan
6
Wajak Kidul
7
Karangrejo
8
Wajaklor
9
Kepuh
10
Tanjungsari
11
Serut
12
Beji
13
Sobontoro
14
Gedangsewu
15
Moyoketen
16
Waung
17
Bono
Jumlah
Total Keseluruhan

Kertas dan
Barang
Cetakan
Unit
TK
0
0
2
2
50

0
156

Semen &
Barang Galian
Non Logam
Unit
TK
0
0
157
2
1
2
14
2
3
3
2
6
2
1
1
196
199

Unit
0

TK
0

Barang
Lainnya,
bambu
Unit
TK
0

1
1
2
28

0
77

0
376

Logam Dasar,
Besi dan Baja

0
12

0
805

Sumber: Kecamatan Dalam Angka

Kegiatan industri yang banyak berkembang di perkotaan Tulungagung


adalah industri tekstil. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya usaha
industri konveksi di Kota Tulungagung. Usaha konveksi merupakan usaha
yang

termasuk

kategori

industri

skala

kecil

dan

menengah

yang

memproduksi pakaian jadi. Sentra industri kecil konveksi terdapat di


Kelurahan Botoran Kecamatan Tulungagung, namun usaha konveksi tersebut
tidak hanya berkembang di Kelurahan Botoran saja namun juga berkembang
hampir di seluruh desa/kelurahan di Kecamatan Tulungagung, Kedungwaru
dan

Boyolangu.

Kelurahan

Botoran

menjadi

sentra

industri

konveksi

dikarenakan di wilayah ini terdapat sekitar 123 usaha konveksi dengan skala
industri kecil menengah. Mayoritas penduduk di Kelurahan Botoran bekerja di
industri Konveksi baik sebagai pengusaha, tenaga pemasaran, penjahit,
tukang bordir, serta buruh pengepakan di industri ini

LINGKUP KAJIAN

II-18

Kajian Lingkungan Hidup Strategis


Rencana Detail Tata Ruang
Bagian Wilayah Perkotaan (BWP) Tulungagung
Industri knveksi merupakan industri yang menyerap banyak tenaga
kerja di Kota Tulungagung, baik itu tenaga kerja yang terampil maupun tidak.
Selama produksi juga terjadi fluktuasi akibat krisis ekonomi sehingga banyak
indusri kecil yang tidak dapat bertahan. Masa panen usaha konveksi biasanya
menjelang lebaran dimana kebutuhan akan sandang dari masyarakat
meningkat pesat. Omzet pada tahun-tahun yang lalu menjelang lebaran
biasanya naik sampai 100% bahkan sampai 150%. Pemasaran hasil konveksi
tidakhanya lokal Kabupaten Tulungagung namun juga di luar Tulungagung
diantaranya Surabaya, Jakarta, Yogyakarta, Solo, Kediri, Blitar dan wilayah
sekitarnya.
Selain industri tekstil Kota Tulungagung terkenal dengan industri
makanan yakni kerupuk rambak. Sentra industri kerupuk rambak terdapat di
Kelurahan Sembung Kecamatan Tulungagung, jenis makanan ini menjadi
oleh-oleh khas Kota Tulungagung. Industri kecil lain juga banyak yang
berkembang di BWP Tulungagung, diantaranya industri peralatan rumah
tangga, logam, dan lain sebagainya.

2.3. ISSUE-ISSUE

PEMBANGUNAN

KAITAN

DENGAN

PENGEMBANGAN

WILAYAH
2.3.1 Identifikasi Isue Strategis Pembangunan Berkelanjutan
Indikator pembangunan berkelanjutan terdiri dari aspek ekonomi,
ekologi/lingkungan, sosial, politik, dan budaya. Sejalan dengan pemikiran
tersebut, Djajadiningrat (2005) dalam buku Suistanable Future menyatakan
bahwa

dalam

pembangunan

yang

berkelanjutan

terdapat

aspek

keberlanjutan yang perlu diperhatikan, yaitu:


1. Keberlanjutan Ekologis
2. Keberlanjutan di Bidang Ekonomi
3. Keberlanjutan Sosial dan Budaya
4. Keberlanjutan Politik
5. Keberlanjutan Pertahanan Keamanan

LINGKUP KAJIAN

II-19

Kajian Lingkungan Hidup Strategis


Rencana Detail Tata Ruang
Bagian Wilayah Perkotaan (BWP) Tulungagung
Prof. Otto Soemarwoto dalam Sutisna (2006), mengajukan enam tolok
ukur pembangunan berkelanjutan secara sederhana yang dapat digunakan
baik untuk pemerintah pusat maupun di daerah untuk menilai keberhasilan
seorang Kepala Pemerintahan dalam pelaksanaan proses pembangunan
berkelanjutan. Keenam tolok ukur itu meliputi:

pro lingkungan hidup;

pro rakyat miskin;

pro kesetaraan jender;

pro penciptaan lapangan kerja;

pro dengan bentuk negara kesatuan RI dan

harus anti korupsi, kolusi serta nepotisme. Berikut ini penjelasan


umum dari masing-masing tolok ukur.

Tolok ukur pro lingkungan hidup (pro-environment) dapat diukur


dengan berbagai indikator. Salah satunya adalah indeks kesesuaian,seperti
misalnya

nisbah

luas

hutan

terhadap

luas

wilayah

(semakin

berkurang atau tidak), nisbah debit air sungai dalam musim hujan
terhadap musim kemarau, kualitas udara, dan sebagainya. Berbagai
bentuk pencemaran lingkungan dapat menjadi indikator yang mengukur
keberpihakan pemerintah terhadap lingkungan. Terkait dengan tolok ukur pro
lingkungan ini, Syahputra (2007) mengajukan beberapa hal yang dapat
menjadi rambu-rambu dalam pengelolaan lingkungan yang dapat dijadikan
indikator, yaitu:
1. Menempatkan suatu kegiatan dan proyek pembangunan pada lokasi

secara benar menurut kaidah ekologi.


2. Pemanfaatan sumberdaya terbarukan (renewable resources) tidak

boleh melebihi potensi lestarinyaserta upaya mencari pengganti bagi


sumberdaya takterbarukan(non-renewable resources).
3. Pembuangan limbah industri maupun rumah tangga tidak boleh

melebihi kapasitas asimilasi pencemaran.


4. Perubahan fungsi ekologis tidak boleh melebihi kapasitas daya dukung

lingkungan (carrying capacity).


Isu Pembangunan Berkelanjutan Menurut UU No. 32 Tahun 2009
Pasal 16:

LINGKUP KAJIAN

II-20

Kajian Lingkungan Hidup Strategis


Rencana Detail Tata Ruang
Bagian Wilayah Perkotaan (BWP) Tulungagung

Kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup untuk


pembangunan

Dampak dan risiko linkungan hidup

Kinerja layanan jasa ekosistem terkait fungsi penyedia, regulator, dan


pengendali

Efisiensi pemanfaatan sumber daya alam

Tingkat kerentanan dan kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim

Tingkat ketahanan dan potensi keanekaragaman hayati

Isu Pembangunan Berkelanjutan Menurut UU No 32 Tahun 2009


Penjelasan Pasal 15 Ayat (2) Huruf b Dampak atau Risiko terhadap
Lingkungan Hidup

Perubahan iklim : peningkatan GRK, kenaikan muka laut, intensitas dan


frekuensi extreme events, dan lainnya

Kerusakan,

kemerosotan,

kepunahan,

atau

perubahan

signifikan

terhadap ekosistem penyangga keanekaragaman hayati

Peningkatan intensitas dan cakupan wilayah bencana banjir, longsor,


kekeringan, atau kebakaran hutan dan lahan

Penurunan mutu dan kelimpahan sumberdaya alam

Peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau lahan

Peningkatan jumlah penduduk miskin atau penurunan kesejahteraan


sekelompok masyarakat

Peningkatan risiko terhadap kesehatan dan keselamatan masyarakat

Komponen dan Indikator lingkungan hidup dalam mengenali kondisi


lingkungan hidup wilayah dapat didasarkan pada potensi dampak
dan aspek-aspek muatan kajian dalam KLHS, antara lain:

Kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup untuk


pembangunan

Kinerja layanan/jasa ekosistem (layanan penyediaan, pengendali,


pendukung kehidupan, dan kultural)

Tingkat kerentanan dan kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim

Kerusakan, kemerosotan, dan/atau kepunahan keanekaragaman hayati

LINGKUP KAJIAN

II-21

Kajian Lingkungan Hidup Strategis


Rencana Detail Tata Ruang
Bagian Wilayah Perkotaan (BWP) Tulungagung

Penurunan mutu dan kelimpahan sumberdaya alam

Peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau lahan

Intensitas dan cakupan wilayah bencana banjir, longsor, kekeringan,


dan/atau kebakaran hutan lahan

Peningkatan jumlah penduduk miskin atau terancamnya keberlanjutan


penghidupan sekelompok masyarakat

Peningkatan risiko terhadap kesehatan dan keselamatan manusia

2.3.2 Isue Strategis Lingkungan BWP Tulungagung


Berdasarkan proses penyusunan RDTR Bagian Wilayah Perkotaan
(BWP) Tulungagung yang melalui berbagai tahapan dan proses baik itu
identifikasi potensi dan masalah, aspirasi stakeholder, maupun prediksi
perkembangan wilayah di masa yang akan datang, isu-isu yang dianggap
strategis terhadap lingkungan hidup Bagian Wilayah Perkotaan (BWP)
Tulungagung dirumuskan sebagi berikut :
2.3.2.1 Kondisi Fisik

Kondisi fisik dasar BWP Tulungagung sangat mendukung bagi


pengembangan kawasan budidaya

Topografi wilayah yang mayoritas berupa lahan datar dengan


kemiringan antara 0-2% sesuai untuk kepentingan pengembangan
perumahan dan permukiman

Lahan untuk pengembangan kawasan perkotaan masih sangat luas,


karena kondisi saat ini masih banyak lahan belum terbangun.

Tidak ada batas yang jelas antara kawasan perkotaan dan pedesaan.
Batas kawasan perkotaan dan pedesaan sangat diperlukan untuk
menentukan

program-program

yang

sesuai

diterapkan

dan

dilaksanakan baik di kawasan perkotaan maupun kawasan pedesaan


nantinya

Kegiatan pembanguan baik secara langsung maupun tidak langsung


akan berpengaruh terhadap kondisi lingkungan.

LINGKUP KAJIAN

II-22

Kajian Lingkungan Hidup Strategis


Rencana Detail Tata Ruang
Bagian Wilayah Perkotaan (BWP) Tulungagung

2.3.2.2 Permukiman dan Fasilitas


Permukiman penduduk berkembang secara linier dan beberapa
diantaranya berkembang membentuk suatu cluster dan sporadis
Kondisi perumahan penduduk masih ada bangunan non permanen.
Belum

adanya

akselerator

pengembangan

kawasan,

sehingga

hingga kurang menunjukkan perkembangan yang berarti.


2.3.2.3 Transportasi
Kondisi jaringan jalan mengalami kerusakan sangat mengganggu
bagi akses masyarakat dan kegiatan perekonomian di wilayah
tersebut
Masih adanya kondisi jalan tanah maupun makadam terutama untuk
kawasan perdesaan
Kurangnya kelengkapan rambu-rambu lalu lintas jalan
2.3.2.4 Ekonomi

Memiliki prasarana dan sarana yang lengkap dan hampir merata di


setiap wilayahnya ditunjang dengan adanya pusat perdagangan dan
jasa skala yang mampu melayani kebutuhan masyarakat di seluruh
Kabupaten Tulungagung

Potensi pertanian cukup besar, dapat dilihat dari luas lahan


pertanian yang ada dan produksi yang dihasilkan

Tumbuh dan berkembangnya industri rumah tangga/industri kecil di


BWP Tulungagung

2.3.2.5 Sosial Kependudukan


Masih kentalnya adat dan istiadat serta budaya masyarakat
Tulungagung
Sebagian besar budaya masyarakat Tulungagung dipengaruhi oleh
budaya Islam. Hal tersebut nampak dari adat istiadat dan budaya
yang ada dipengaruhi agama Islam

LINGKUP KAJIAN

II-23

Kajian Lingkungan Hidup Strategis


Rencana Detail Tata Ruang
Bagian Wilayah Perkotaan (BWP) Tulungagung
Masalah perkembangan penduduk yang tidak seimbang dengan
ketersediaan

lahan

sehingga

menimbulkan

angka

kepadatan

penduduk yang tinggi


2.3.2.6 U T I L I T A S
Jaringan air bersih berasal dari PDAM dan sumur
Sebagian besar masyarakat masih menggunakan sistem tradisional
dalam pengelolaan persampahan di lingkungan permukimannya.
Sistem persampahan dilakukan dengan cara, dibakar, ditimbun pada
lahan kosong atau dibuang langsung ke sungai. Proses ini dilakukan
oleh sebagian besar dari masyarakat, karena kurangnya kesadaran
masyarakat akan kebersihan dan kesehatan lingkungan serta belum
adanya sistem pelayanan kebersihan
Masih kurangnya pemeliharaan prasarana dan sarana yang telah
ada

menyebabkan

masalah-masalah

di

kawasan

permukiman

penduduk seperti banjir, timbunan sampah, jalan rusak


Berdasarkan potensi dan permasalahan, kemudian di rangkum dalam issueissue strategis yang mengemuka di BWP Tulungagung antara lain :
1. Pengembangan Wilayah : Kawasan Perkotaan Tulungagung merupakan
Pusat Kegiatan Lokal (PKL) dengan fungsi pusat pelayanan dikembangkan
fasilitas perkotaan berupa pusat pemerintahan Kabupaten
2. Pengembangan Prasarana Wilayah : perkembangan kawasan yang cukup
pesat berpengaruh terhadap pola dan struktur ruang di BWP Tulungagung
secara keseluruhan.
3. Sosial budaya : Masih tingginya permasalahan sosial yang terjadi
diantaranya adalah rendahnya SDM yang ada, masalah keluarga miskin,
ketenagakerjaan, maupun permasalahan sosial lainnya.
4. Lingkungan : Sejumlah industri kecil yang tidak memiliki pengolahan
limbah dapat mengganggu dan merusak lingkungan
5. Ekonomi : Pengembangan potensi ekonomi lokal

LINGKUP KAJIAN

II-24

Kajian Lingkungan Hidup Strategis


Rencana Detail Tata Ruang
Bagian Wilayah Perkotaan (BWP) Tulungagung
Untuk

lebih

jelasnya

issue-issue

strategis

di

BWP

Tulungagung

sebagaimana terlihat pada Tabel 2.9 Wilayah Perkotaan Tulungagung


merupakan

salah

satu

BWP

dalam

wilayah

administrasi

Kabupaten

Tulungagung yang memiliki karakteristik berbeda dengan perkotaan yang


lain. Baik dalam hal perkembangan ekonomi, perkembangan penduduk,
perkembangan daerah terbangun kota, kelengkapan fasilitas dan utilitas
perkotaan serta perkembangan tingkat keurbanan. Selain itu, perkotaan
Tulungagung Pusat Kegiatan Lokal (PKL) dengan fungsi pusat pelayanan
dikembangkan fasilitas perkotaan berupa pusat pemerintahan Kabupaten.

Tabel 2.9
Issue-Issue Strategis Di Kecamatan Tulungagung
Issue

Potensi
Strategis
PENATAAN RUANG
Kawasa - Memiliki

Permasalahan
- Masih

Peluang
- Sesuai bagi

Ancaman
- Pertumbuha

n Perkotaan

jumlah

kurangnya

Pengembang

n kawasan

Tulungagung

penduduk

sarana dan

an

masih

merupakan

yang

prasarana

permukiman

terpusat di

Pusat

memadai

pendukung

baru

pusat

Kegiatan

- Memiliki

Lokal (PKL)

lahan

dengan

pengemba

fungsi pusat

ngan yang

pelayanan

masih luas

perkotaan

dikembangk
an fasilitas
perkotaan
berupa

LINGKUP KAJIAN

II-25

Kajian Lingkungan Hidup Strategis


Rencana Detail Tata Ruang
Bagian Wilayah Perkotaan (BWP) Tulungagung
Issue
Strategis
pusat

Potensi

Permasalahan

Peluang

Ancaman

pemerintaha
n Kabupaten
Kawasan
Perkotaan
Tulungagung
merupakan
Pusat
Kegiatan
Lokal (PKL)
dengan
fungsi pusat
pelayanan
dikembangk
an fasilitas
perkotaan
berupa
pusat
pemerintaha
n Kabupaten
PENGEMBANGAN SARANA DAN PRASARANA WILAYAH
- Pengembang - Memiliki
- Masih perlu
- Menjadi pusat - Kurangnya
an sarana

posisi yang

dukungan

koleksi dan

aksesibiltas

dan

strategis

sarana

distribusi

akan

transportasi

perdagangan

menurunkan

yang memadai

dan jasa

produktivita

prasarana
wilayah

- Mmenjadi
pusat
perdagang

s dan

an dan

perkembang

jasa

an suatu
kawasan

- Sarana dan
prasarana

- Sampah
yang

LINGKUP KAJIAN

- Belum adanya
sistem

- Masih
luasnya lahan

- Penyediaan
sarana

II-26

Kajian Lingkungan Hidup Strategis


Rencana Detail Tata Ruang
Bagian Wilayah Perkotaan (BWP) Tulungagung
Issue

Potensi

Permasalahan

Peluang

Ancaman

Strategis
persampahan

dihasilkan

pelayanan

tidak

persampaha

serta sanitasi

dapat

persampahan

terbangun

n dan

kurang

dimanfaatk - Sarana dan

sehingga

sanitasi

memadai

an sebagai

prasarana

masyarakat

yang layak

pupuk

persampahan

dapat

akan

kurang

memanfaatka

berdampak

memadai

nnya tanpa

pada

harus

kesehatan

memadai

membuang

lingkungan

karena masih

ke sungai

dan

- Sanitasi kurang

banyaknya

- Pemberian

masyarakat

penyuluhan

yang

sehingga

memanfaatkan

masyarakat

sungai

sadar

untukmembuan

lingkungan

masyarakat

g limbah rumah
tangga
LINGKUNGAN
- Kegiatan
- Banyaknya - Belum adaya
industri

industri

dapat

kecil/indust

mengakibatk

ri rumah

dengan

an

tangga di

masyarakat

pencemaran

Kota

dalam

lingkungan

Tulungagu

mengelola

- Ruang

ng
- Sebagai

IPAL

- Pembuatan
IPAL Komunal
- Kerjasama

- Terbatasnya

lingkungan
- Sempadan

- Kerusakan
lingkungan
(pencemara
n sungai)

- Lingkungan

Terbuka

Pusat

ruang terbuka

sungai yang

perkotaan

Hijau

Pelayanan

hijau, seperti

mebelah kota

yang

terbatas

Kawasan

jalur hijau di

bisa

semakin

sepanjang jalan

dimanfaatkan

panas

utama

untuk jalur

LINGKUP KAJIAN

II-27

Kajian Lingkungan Hidup Strategis


Rencana Detail Tata Ruang
Bagian Wilayah Perkotaan (BWP) Tulungagung
Issue
Strategis

Potensi

Permasalahan
perkotaan,

Peluang

Ancaman

hijau

taman kota,
ruang terbuka
hijau di
sempadan
sungai
EKONOMI
- Pengembang - BWP

- Ketersediaan

- Kondisi jalan

- Kegiatan

an Potensi

Tulungagu

sarana dan

yang baik

pembangun

Ekonomi

ng

prasarana

akan

an yang

menjadi

belum memadai

memudahkan

tidak

akses bagi

memperhati

pusat

- Kemampuan

pengemba

sumberdaya

warga serta

kan

ngan

manusia dalam

memberikan

lingkungan

kegiatan

pengolahan

keuntungan

akan

perdagang

hasil masih

dan

mengakibat

an dan

terbatas

kemudahan

kan

bagi

kerusakan

pengangkuta

lingkungan

jasa yang
tidah
hanya

- Kurangnya
modal usaha
- Pemasaran

melayani

produk yang

kebutuhan

masih terbatas

n hasil-hasil
produksi
- Dengan

- Rendahnya
kualitas
pengelolaan

BWP

adanya akses

sumber

Tulungagu

yang baik

daya alam

ng dan

akan

akan

sekitarnya

mempermuda

berdampak

namun

h mobilitas

pada

seluruh

masyarakat

rendahnya

Kabupaten

dan akan

produktivita

Tulungagu

memiliki

s yang

ng

aksesbilitas

dihasilkan.

yang dapat

- Rendahnya

LINGKUP KAJIAN

II-28

Kajian Lingkungan Hidup Strategis


Rencana Detail Tata Ruang
Bagian Wilayah Perkotaan (BWP) Tulungagung
Issue
Strategis

Potensi

Permasalahan

Peluang

Ancaman

mendukung

kualitas

bagi kegiatan

pengelolaan

investasi

akan

- Memiliki SDM

berdampak

yang cukup

pada

besar

rendahnya
produksi.

SOSIAL BUDAYA
- Rendahnya
- BWP

- Rendahnya

- Jumlah

- SDM yang

SDM yang

Tulungagu

tingkat

penduduk

rendah akan

ada

ng

pendapatan

yang besar

mengakbatk

memiliki

masyarakat,

adalah modal

an

jumlah

sehingga

pembanguna

lambatnya

penduduk

banyak

n yang

perkembang

yang besar

masyarakat

signifikan

an kawasan

pada tahun

yang merantau

karena

2011

ke luar negeri

manusia

sebesar

- Rendahnya

merupakan

230.359

penguasaan

obyek

jiwa

teknologi

pembanguna

pengelolaan

n dan

sumberdaya

sekaligus

alam yang ada

subyek

- Masih
kurangnya

n. Sumber

prioritas

daya manusia

pemerintah

yang banyak

untuk memacu

ini apabila

peningkatan

dilatih secara

kualitas SDM

profesional

masyarakat

maka akan

- Minimnya

LINGKUP KAJIAN

pembanguna

mampu

II-29

Kajian Lingkungan Hidup Strategis


Rencana Detail Tata Ruang
Bagian Wilayah Perkotaan (BWP) Tulungagung
Issue
Strategis

Potensi

Permasalahan

Peluang

kegiatan

bersaing

pelatihan

secara global.

Ancaman

Secara tidak
langsung
akan
menimbulkan
persaingan
pada masingmasing
individu

2.4. RUMUSAN KEBIJAKAN, RENCANA DAN/ATAU PROGRAM RDTR BWP


TULUNGAGUNG
Rencana pembangunan RDTR BWP Tulungagung secara hirarki harus
mengacu pada dokumen perencanaan nasional dan Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) Kabupaten Tulungagung serta Provinsi Jawa Timur. Secara
internal RDTR BWP Tulungagung harus dapat saling mengacu dan saling
mengisi.
Tabel 2. 10 Arahan Rencana Dan Program RDTR BWP Tulungagung
Arahan Rencana Dan/Atau
Program
Perwujudan Pola Ruang
1
Pusat pemerintahan dan perkantoran
No.

3
4
5

Lokasi

Di sekitar Alun-Alun kota, Jl.


A.Yani Timur
Pusat koleksi dan distribusi skala Pasar
Ngemplak
regional serta melakukan revitalisasi Tulungagung
pasar untuk zona perdagangan dan
jasa
Pusat koleksi dan distribusi skala kota Pasar Wage
untuk zona perdagangan dan jasa
Pusat Pengembangan Konveksi
Kelurahan
Botoran
Tulungagung
Pengembangan zona fasilitas umum Desa
Beji
Kecamatan
berupa
pengembangan
fasilitas Boyolanggu

LINGKUP KAJIAN

II-30

Kajian Lingkungan Hidup Strategis


Rencana Detail Tata Ruang
Bagian Wilayah Perkotaan (BWP) Tulungagung

No.
6
7

Arahan Rencana Dan/Atau


Program
pendidikan
Pengembangan
kawasan
industri
dalam bentuk non kawasan industri
Pengembangan Kawasan Pergudangan

Lokasi
Desa
Tapan
Kecamatan
Kedungwaru
Desa
Ngujang,
Tapan
Kecamatan
Kedungwaru
dan Desa Plosokandang
Kecamatan Kedungwaru
Seluruh Kota Tulungangung

Pengembangan zona ruang terbuka


dikembangkan di seluruh kota dalam
bentuk RTH Publik dan RTH Privat.
9
Pengembangan Permukiman diarahkan Seluruh Kota Tulungangung
memanfaatkan lahan kosong diantara
lahan terbangun dan dikembangkan
secara merata
Perwujudan Sistem Prasarana Transportasi
1
Jl. KH. AGUS SALIM dengan
panjang ruas 0.636 Km
KEDUNGWARU

RINGINPITU
dengan
panjang ruas 1.500 km
JEPUN WAJAK
KIDUL
dengan panjang ruas 4.300
Peningkatan perkerasan jalan dari
km
JL. IG NGURAH RAI VIII
makadam dan tanah menjadi aspal
dengan panjang ruas 0.850
km
LEMBUPETENG BOTORAN
dengan panjang ruas 2.200
km
JL. YOS SUDARSO I dengan
panjang ruas 2.300 km
2.
Optimalisasi terminal penumpang tipe Kecamatan Tulungagung
A
3.
Pengembangan terminal tipe C
Kecamatan Boyolangu
4.
Pengembangan Terminal barang
Kecamatan Kedungwaru
5.
Pengembangan Jalur perkereta apian jalur Malang - Perkotaan
ganda
Kepanjen - Kota Blitar
-Perkotaan Tulungagung Kota Kediri - Perkotaan
Kertosono

LINGKUP KAJIAN

II-31

Anda mungkin juga menyukai