Anda di halaman 1dari 2

Alya amalia firanti

Nim 612062019092

Hubungan Risiko antara Pembiayaan, Imbal Hasil, dan Operasional dalam Perbankan
Syariah

Risiko Pembiayaan

1. Risiko komersial, adalah risiko ketika bank syariah berada dalam tekanan untuk
membayar deposan-investor pada tingkat pengembalian yang lebih tinggi dari yang harus
dibayar sesuai dengan syarat sebenarnya dalam perjanjian investasi.
2. Risiko penarikan, adalah risiko yang berasal dari tekanan kompetitif yang dihadapi bank
syariah dari bank syariah lain atau dari bank konvensional yang menyediakan unit usaha
syariah.
3. Risiko tata kelola, adalah risiko yang timbul dari kegagalan dalam mengelola lembaga,
kelalaian dalam melakukan usaha dan memenuhi kewajiban kontrak, serta kelemahan
lingkungan kelembagaan internal dan eksternal, termasuk risiko hukum, di mana bank
tidak dapat menegakkan perjanjian mereka.
4. Risiko transparan, adalah keterbukaan publik atas informasi yang dapat dipercaya dan
tepat waktu yang memungkinkan pengguna informasi untuk membuat penilaian yang
akurat mengenai kondisi keuangan dan kinerja sebuah bank, kegiatan usaha, profil risiko,
dan praktik manajemen risiko.
5. Risiko syariat, adalah risiko yang terkait dengan struktur dan fungsi dari dewan syariah
di tingkat lembaga dan sistematik. Risiko ini terbagi menjadi dua jenis, yang pertama
dikarenakan oleh praktik non standar yang berkaitan dengan perjanjian yang berbeda di
negara berbeda, dan kedua dikarenakan kegagalan dalam mematuhi syariat.
6. Risiko reputasi, adalah risiko dimana perilaku yang tidak bertanggung jawab atau
perilaku manajemen akan merusak kepercayaan dari klien-klien bank.

Risiko Imbal Hasil

Seperti halnya pada saham konvensional portofolio paling optimal atas kombinasi 2
saham adalah kombinasi saham ADHI dan BBCA. Saham ADHI merupakan saham dengan
nilai variance yang tinggi sementara BBCA bergerak pada tingkat variance lebih rendah
sehingga kombinasi keduanya dapat optimal yaitu return dan risiko dapat dikendalikan.
Sedangkan pada saham syariah, portofolio yang paling optimal adalah pada kombinasi saham
MPPA dan WIKA. Saham MPPA memiliki pergerakan yang moderat, akan tetapi terdapat
beberapa titik dapat melonjak sangat tinggi dan tiba-tiba. Jika MPPA dikombinasikan dengan
saham WIKA yang bergerak pada batas range return dan risiko terkendali sehingga tidak
pernah mencapai titik tertinggi maupun terendah dibanding saham lainnya, maka akan
diperoleh portofolio yang maksimal.

Risiko Operasional

Adapun pengukuran risiko pada operasional perbankan syariah menunjukkan bahwa


kerugian terbesar terdapat pada tipe kejadian business disruption & sistem failure, execution,
delivery & process management dan internal fraud, di mana ketiga tipe kejadian banyak
disebabkan oleh faktor sistem dan kesalahan manusia baik dengan unsur kesengajaan maupun
tanpa kesengajaan atau kelalaian. Perhitungan risiko operasional bank syariah xyz dengan
menggunakan metode basic indicator approach. Beban modal yang lebih rendah tersebut
mengimplikasikan alokasi modal yang dibutuhkan untuk menutup risiko operasionalnya
menjadi lebih efisien. Hal tersebut berakibat pada kesempatan yang luas bagi bank syariah
xyz untuk berekspansi dan mengembangkan strategi bisnis. Selain itu, gambaran risiko
operasional yang diberikan oleh metode LDA-Aggregate kiranya lebih akurat karena dalam
perhitungannya menggunakan data kerugian risiko operasional bank syariah xyz yang lebih
relavan dibandingkan dengan gross income.

Hubungan ketiga risiko di atas sama-sama diakibatkan oleh kelalaian sumber daya
manusia yang ada di dalam lembaga perbankan syariah. Penyebab yang ditimbulkan
bermacam-macam, mulai dari tekanan untuk membayar investor-deposan yang tingkat
pengembaliannya lebih tinggi dari yang harus dibayar, dan ada pula yang disebabkan oleh
faktor sistem manusia, baik yang disengaja mayupun terjadi karena kelalaian.

Resiko dapat didefenisikan”sebagai keberadaan ketidakpastoan hasil dimasa


mendatang”resiko berkaitan kasus kasus ketika problelitas objektif dan probi

Anda mungkin juga menyukai