PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Stunting dan kekurangan gizi lainnya yang terjadi pada 1.000 Hari Pertama
Kehidupan (HPK) disamping berisiko pada hambatan pertumbuhan fisik dan kerentanaan
anak terhadap penyakit, juga menyebabkan hembatan perkembangan kognitif ang akan
berpengaruh pada tingkat kecerdasan dan produktivitas anak dimasa depan. Stunting
disebabkan oleh faktor optimal, kurangnya pengetahuam tetang kesehatan dan gizi serta
kurangnya asupan gizi yang adekuat sebelum dan selama kehamilan. Hal ini didukung
oleh fakta bahwa 60 dari anak usia 0-6 bulan tidak mendapatkan ASI eksklusif dan 2 dari
3 anak usia 6-24 bulan tidak mendapatkan makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI)
yang optimal.
Adapun hasil Riset Riskesdas 2013 di Kabupaten Deli Serdang terjadi angka
penurunan prevelensi stunting sebesar 37,7% menjadi 25,68% pada Riskesdes tahun
2018 dan di tahun 2021 menurut hasil SSGI untuk prevelensi stunting Kabupaten Deli
Serdang menjadi 12,5%.
Kabupaten Deli Serdang menjadi Lokus Stanting tahun 2019. Pada tahun 2020
desa Lokus Stunting berjumlah 20 desa, tahun 2021 menjadi 25 desan dan di tahun 2022
menjadi 45 desa Lokus desa Stunting.
B. Tujuan
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
Menyusun propgram penanggulangan stunting.
Merumuskan intervensi gizi spesifik dan sensitif untuk mengatasi penyebab
langsung dan tidak langsung.
C. Manfaat
1. Membantu ibu dalam memahami cara pencegahan stunting pada balita.
2. Menambah wawasan ibu tentang kesahatan balita.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi Stunting
Stunting didefinisikan sebagai tinggi badan rendah menurut usia. Stunting diukur
dengan nilai z untuk tinggi badan atau panjang badan menurut umur (TB/U atau
PB/U) yaitu dengan nilai lebih dari 2 standar deviasi (SD) di bawah rata-rata Standar
Pertumbuhan Anak yang ditetapkan oleh WHO (Kemenkes RI, 2018; WHO, 2018).
Pengukuran Panjang badan dilakukan bagi balita berusia kurang dari 2 tahun atau
belum bisa berdiri tegak, sedangkan tinggi badan diberlakukan bagi balita yang lebih
dari 2 tahun atau bisa berdiri tegak. Pengukuran dilakukan secara antropometri
dengan alat ukur length board untuk panjang badan dan microtoise untuk tinggi
badan (Kemenkes RI, 2018). Berdasarkan Angka Kecukupan Gizi (AKG) balita
memerlukan 550-1600 kilokalori dan protein sebesar 12-35 gram sesuai usia dan
jenis kelamin. Selain itu juga diperlukan asupan zat gizi mikro lainnya mencakup
vitamin dan mineral.
Bentuk TOT yang akan diberikan kepada fasilitator adalah sebagai berikut:
METODE PENELITIAN