Anda di halaman 1dari 15

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Perusahaan

PT Delta Merlin Dunia Textile VII merupakan salah satu anak

perusahaan dari PT Dunia Textile Group yang bergerak dalam proses weaving.

Perusahaan ini merupakan perusahaan keluarga yang memproduksi kain Grey.

PT Dunia Textile Group pada tahun 2015 mengakuisisi PT Surya Kebaktex

kemudian mengubah nama PT Surya Kebaktex dengan PT Delta Merlin Dunia

Textile VII yang beralamat di Jalan Raya Solo-Sragen Km 12.8, Kebakkramat,

Karanganyar. Karyawan operator PT Delta Merlin Dunia Textile sebagian

besar merupakan karyawan perusahaan sebelumnya.

Produk yang dihasilkan PT Delta Merlin Dunia Textile VII

merupakan produk yang belum siap dipasarkan ke konsumen (tahap setengah

jadi). Kain yang dihasilkan masih merupakan kain putihan dari hasil tenun,

oleh karena itu perusahaan ini dikenal dengan proses weaving. Produk kain

yang dihasilkan bermacam-macam antara lain kain rayon, cotton,tetron, dan

lainnya menurut strukturnya. Sistem produksi dari perusahaan ini berdasarkan

metode job shop. Order yang diterima bukan dari konsumen, melainkan dari

pusat yaitu dari PT Dunia Textile. Segala permasalahan mengenai hasil

produksi, manajemen, dan lainnya juga dipertanggungjawabkan kepada pusat

(PT Dunia Textile).

49
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
50

PT Delta Merlin Dunia Textile melalui berbagai perkembangan.

Perusahaan memiliki 2 jenis mesin tenun yaitu mesin tenun manual dan mesin

modern. Jumlah keseluruhan mesin tenun yang ada adalah 832 mesin.

B. Analisis Univariat

1. Karakteristik Responden

a. Usia

Hasil penelitian yang dilakukan pada 107 orang responden

didapatkan distribusi umur responden sebagai berikut :

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden


Berdasarkan Usia
No Usia (Tahun) Frekuensi Persentase (%)
1 ≤ 40 79 73,8
2 >40 28 26,2
Jumlah 107 100
Sumber : Pengolahan Data Primer, 2018

Berdasarkan data Tabel 4 dapat diketahui pekerja berusia ≤ 40

tahun sebanyak 79 orang (73,8%) dan pekerja yang berusia diatas 40

tahun sebanyak 28 orang (26,2%). Usia termuda yang mengikuti

penelitian ini adalah 24 tahun sedangkan usia tertua adalah 54 tahun.

Persebaran kualitas tidur responden berdasarkan usia juga

dapat diketahui dengan tabel distribusi usia responden berdasarkan

kualitas tidur yang dimiliki. Distribusi usia karakteristik responden

berdasarkan kualitas tidur yang dimiliki dapat dilihat dari Tabel 5

berikut ini :
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
51

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Usia Responden Berdasarkan


Kualitas Tidur Responden
Kualitas Tidur
Baik Buruk Total
Usia (Tahun) ≤ 40 27 52 79
> 40 0 28 28
Total 27 80 107
Sumber : Pengolahan Data Primer, 2018

Data Tabel 5 dapat diketahui bahwa sebanyak 27 orang

responden yang berusia ≤ 40 tahun memiliki kualitas tidur baik

sedangkan 52 orang responden dengan usia yang sama memiliki

kualitas tidur yang buruk. Seluruh responden yang berusia > 40 tahun

memiliki kualitas tidur buruk yaitu sebanyak 28 orang.

Distribusi usia responden berdasarkan tingkat stres kerja yang

dimiliki dapat dilihat dari Tabel 6 berikut ini :

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Usia Responden Berdasarkan


Tingkat Stres Kerja Responden
Tingkat Stres Kerja
Rendah Sedang Tinggi Total
Usia ≤ 40 8 58 13 79
(Tahun) > 40 1 15 12 28
Total 9 73 25 107
Sumber : Pengolahan Data Primer, 2018

Data Tabel 6 dapat diketahui bahwa sebanyak 8 orang

responden yang berusia ≤ 40 tahun memiliki tingkat stres kerja rendah,

58 orang responden dengan usia yang sama memiliki tingkat stres kerja

sedang dan 13 orang memiliki tingkat stres kerja tinggi. Responden

yang berusia >40 tahun yang memiliki tingkat stres kerja rendah
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
52

sebanyak 1 orang, 15 orang memiliki tingkat stres kerja sedang dan 12

orang yang memiliki tingkat stres kerja tinggi.

Persebaran tekanan darah responden berdasarkan usia juga

dapat diketahui dengan tabel distribusi usia responden berdasarkan

tekanan darah yang dimiliki. Distribusi usia responden berdasarkan

tekanan darah responden dapat dilihat dalam Tabel 7 berikut ini :

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Usia Responden Berdasarkan


Tekanan Darah Responden
Tekanan Darah (mmHg)
Normal Pre-hipertensi Stadium I
<120/<80 120-139/80-89 140-149/90-99 Total
Usia ≤ 40 7 54 18 79
(Tahun) > 40 1 20 7 28
Total 8 74 25 107
Sumber : Pengolahan Data Primer, 2018

Berdasarkan data Tabel 7 dapat diketahui bahwa sebanyak 7

orang responden yang berusia ≤ 40 tahun memiliki tekanan darah

normal, 54 orang responden dengan usia yang sama memiliki tekanan

darah pre-hipertensi dan 18 orang memiliki tekanan darah hipertensi

stadium I. Responden yang berusia lebih 40 tahun yang memiliki

tekanan darah normal sebanyak 1 orang, 20 orang memiliki tekanan

darah pre-hipertensi dan 7 orang yang memiliki tekanan darah

hipertensi stadium I.

b. Masa Kerja

Hasil penelitian yang dilakukan pada 107 orang responden

didapatkan distribusi masa kerja responden sebagai berikut :


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
53

Tabel 8. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden


Berdasarkan Masa Kerja
No Masa Kerja (Tahun) Frekuensi Persentase (%)
1 5 – 10 70 65,4
2 11 – 20 25 23,4
3 21 – 30 12 11,2
Jumlah 107 100
Sumber : Pengolahan Data Primer, 2018

Berdasarkan data Tabel 8 dapat diketahui bahwa pekerja yang

memiliki masa kerja di dunia tekstil 5 – 10 tahun sebanyak 70 orang

(65,4%), pekerja yang memiliki masa kerja selama 11 – 20 tahun

sebanyak 25 orang (23,4%) dan pekerja yang memiliki masa kerja

selama 21 – 30 tahun sebanyak 12 orang (11,2%). Masa kerja tersebut

merupakan akumulasi masa kerja sejak pekerja bekerja di dunia tekstil

dengan pekerjaan yang sama hingga pekerja mulai bekerja di PT Delta

Merlin Dunia Textile VII sekarang.

Distribusi masa kerja responden berdasarkan kualitas tidur

yang dimiliki dapat dilihat dari Tabel 9 berikut ini :

Tabel 9. Distribusi Frekuensi Masa Kerja Responden Berdasarkan


Kualitas Tidur Responden
Kualitas Tidur
Baik Buruk Total
Masa Kerja 21-30 0 12 12
(Tahun) 11-20 0 25 25
5-10 27 43 70
Total 27 80 107
Sumber : Pengolahan Data Primer, 2018

Data Tabel 9 dapat diketahui bahwa responden dengan masa

kerja selama 5 – 10 tahun sebanyak 27 orang memiliki kualitas tidur


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
54

baik dan 43 orang memiliki kualitas tidur buruk. Seluruh responden

dengan masa kerja 11 – 20 tahun yaitu 25 orang memiliki kualitas tidur

buruk dan 12 orang responden dengan masa kerja 21 – 30 tahun

memiliki kualitas tidur yang buruk.

Distribusi masa kerja responden berdasarkan tingkat stres

kerja yang dimiliki dapat dilihat dari Tabel 10 berikut ini :

Tabel 10. Distribusi Frekuensi Masa Kerja Responden


Berdasarkan Tingkat Stres Kerja Responden
Tingkat Stres Kerja
Rendah Sedang Tinggi Total
Masa Kerja 21-30 0 6 6 12
(Tahun) 11-20 2 12 11 25
5-10 7 55 8 70
Total 9 73 25 107
Sumber : Pengolahan Data Primer, 2018

Data Tabel 10 dapat diketahui bahwa responden dengan masa

kerja 5 – 10 tahun sebanyak 7 orang memiliki tingkat stres kerja rendah,

55 orang memiliki tingkat stres kerja sedang dan 8 orang memiliki

tingkat stres kerja tinggi. Responden dengan masa kerja 11 – 20 tahun

yaitu 2 orang memiliki tingkat stres kerja rendah , 12 orang tingkat stres

kerja sedang dan 11 orang tingkat stres kerja tinggi. Responden dengan

masa kerja 21 – 30 tahun yang memiliki tingkat stres kerja sedang

sebanyak 6 orang dan 6 orang yang memiliki tingkat stres kerja tinggi.

Distribusi masa kerja responden berdasarkan tekanan darah

yang dimiliki dapat dilihat dari Tabel 11 berikut ini :


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
55

Tabel 11. Distribusi Frekuensi Masa Kerja Responden


Berdasarkan Tekanan Darah Responden
Tekanan Darah
Normal Pre-hipertensi Stadium I
<120/<80 120-139/80-89 140-149/90-99 Total
Masa Kerja 21-30 0 8 4 12
(Tahun) 11-20 2 18 5 25
5-10 6 48 16 70
Total 8 74 25 107
Sumber : Pengolahan Data Primer, 2018

Berdasarkan data Tabel 11 dapat diketahui bahwa responden

dengan masa kerja 5 – 10 tahun sebanyak 6 orang memiliki tekanan

darah normal, 48 orang memiliki tekanan darah pre-hipertensi dan 16

orang memiliki tekanan darah hipertensi stadium I. Responden dengan

masa kerja 11 – 20 tahun yaitu 2 orang memiliki tekanan darah normal,

18 orang tekanan darah pre-hipertensi dan 5 orang memiliki tekanan

darah hipertensi stadium I. Responden dengan masa kerja 21 – 30 tahun

yang memiliki tekanan darah pre-hipertensi sebanyak 8 orang dan 4

orang yang memiliki tekanan darah hipertensi stadium I.

c. Jenis Kelamin

Sampel penelitian ini dibatasi untuk pekerja wanita saja.

Pekerja wanita yang menjadi sampel penelitian berjumlah 107 orang.

Subjek yang menjadi sampel penelitian bekerja pada shift pagi dan

menerima paparan kebisingan selama 8 jam kerja.

d. Riwayat Penyakit, Konsumsi Alkohol dan Merokok

Sampel penelitian merupakan pekerja wanita yang tidak

memiliki riwayat penyakit hipertensi. Sampel penelitian juga bukan


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
56

merupakan orang yang sedang mengkonsumsi alkohol maupun

memiliki kebiasaan merokok.

e. Konsumsi obat

Seluruh responden dalam kondisi tubuh yang sehat saat

penelitian berlangsung. Responden juga tidak dalam masa

mengkonsumsi obat apapun.

2. Kebisingan

Hasil pengukuran intensitas kebisingan yang dilakukan di 67 titik

pengukuran didapatkan distribusi intensitas kebisingan yang diterima

responden sebagai berikut :

Tabel 12. Hasil Pengukuran Kebisingan


No Intensitas Jumlah Titik Frekuensi Persentase
Kebisingan Pengukuran (%)
(dB(A))
1 100,00 – 102,90 5 9 8,4
2 103,00 – 105,90 16 23 21,5
3 106,00 – 108,90 21 38 35,5
4 109,00 – 111,90 21 32 29,9
5 112,00 – 115,00 4 5 4,7
Jumlah 67 107 100
Sumber : Pengolahan Data Primer, 2018

Berdasarkan data Tabel 12, sebanyak 5 titik pengukuran memiliki

intensitas kebisingan sebesar 100,00 – 102,90 dB(A) dengan jumlah

responden yang terpapar sebanyak 9 orang, 16 titik pengukuran memiliki

intensitas kebisingan sebesar 103,00 – 105,90 dB(A) dengan jumlah

responden yang terpapar sebanyak 23 orang, 21 titik pengukuran memiliki

intensitas kebisingan sebesar 106,00 – 108,90 dB(A) dengan jumlah


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
57

responden yang terpapar sebanyak 38 orang, 21 titik pengukuran memiliki

intensitas kebisingan sebesar 109,00 – 111,90 dB(A) dengan jumlah

responden yang terpapar sebanyak 32 orang, 4 titik pengukuran memiliki

intensitas kebisingan sebesar 112,00 – 115,00 dB(A) dengan jumlah

responden yang terpapar sebanyak 5 orang.

Rata-rata hasil pengukuran intensitas kebisingan adalah 107,53

dB(A). Intensitas kebisingan minimum adalah 101,4 dB(A) dan intensitas

kebisingan maksimum adalah 115,0 dB(A) (data terlampir). Uji Normalitas

dilakukan menggunakan uji normalitas kolmogorov-smirnov dan didapatkan

hasil nilai p (normalitas) sebesar 0,058 > 0,05 yang berarti data hasil

pengukuran kebisingan terdistribusi normal.

3. Kualitas Tidur

Hasil penelitian terhadap kualitas tidur 107 orang responden

pekerja wanita yang terpapar kebisingan adalah sebagai berikut :

Tabel 13. Hasil Penilaian Kualitas Tidur Responden


No Skor Kualitas Tidur Frekuensi Persentase (%)
1 1 – 4 (Baik) 27 25,2
2 5 – 12 (Buruk) 80 74,8
Jumlah 107 100
Sumber : Pengolahan Data Primer, 2018

Berdasarkan data Tabel 13, dapat diketahui bahwa responden yang

memiliki kualitas tidur baik (skor kualitas tidur <5) sebanyak 27 orang dan

responden yang memiliki kualitas tidur buruk (skor kualitas tidur ≥ 5)

sebanyak 80 orang. Nilai rata – rata skor kualitas tidur adalah 6,38,

sedangkan skor nilai kualitas tidur yang sering muncul adalah 6 dengan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
58

frekuensi 16. Skor kualitas tidur minimum adalah 1 dan skor kualitas tidur

maksimum adalah 12 (data terlampir). Uji Normalitas dilakukan

menggunakan uji normalitas kolmogorov-smirnov dan didapatkan hasil nilai

p (normalitas) sebesar 0,081 > 0,05 yang berarti data hasil penilaian kualitas

tidur responden terdistribusi normal.

4. Tingkat Stres Kerja

Hasil penelitian terhadap tingkat stres kerja 107 orang responden

pekerja wanita yang terpapar kebisingan adalah sebagai berikut :

Tabel 14. Hasil Penilaian Tingkat Stres Kerja Responden


No Skor Tingkat Stres Frekuensi Persentase (%)
Kerja
1 140 – 175 (Rendah) 9 8,4
2 104 – 139 (Sedang) 73 68,2
3 85 – 104 (Tinggi) 25 23,4
Jumlah 107 100
Sumber : Pengolahan Data Primer, 2018

Berdasarkan data Tabel 14, dapat diketahui bahwa responden yang

memiliki tingkat stres kerja rendah (total skor tingkat stres kerja 140-175)

sebanyak 9 orang, 73 orang responden memiliki tingkat stres kerja sedang

(total skor tingkat stres kerja 105-139), dan 25 orang responden memiliki

tingkat stres kerja tinggi (total skor stres kerja 70-104). Nilai rata – rata total

skor stres kerja responden adalah 117,8 dengan nilai skor minimum adalah

85 dan skor maksimum 147 (data terlampir). Uji Normalitas dilakukan

menggunakan uji normalitas kolmogorov-smirnov dan didapatkan hasil nilai

p (normalitas) sebesar 0,200 > 0,05 yang berarti data hasil penilaian tingkat

stres kerja responden terdistribusi normal.


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
59

5. Tekanan Darah

Hasil penelitian terhadap tekanan darah sistolik 107 orang

responden pekerja wanita yang terpapar kebisingan adalah sebagai berikut :

Tabel 15. Hasil Pengukuran Tekanan Darah Sistolik Responden


No Tekanan Darah Sistolik (mmHg) Frekuensi Persentase (%)
1 < 120 (Normal) 8 7,5
2 120 – 139 (Pre-hipertensi) 74 69,2
3 140 – 159 (Stadium I) 25 23,4
Jumlah 107 100
Sumber : Pengolahan Data Primer, 2018

Berdasarkan data Tabel 15 dapat diketahui bahwa 8 orang memiliki

tekanan darah sistolik normal (<120 mmHg), 74 orang memiliki tekanan

darah sistolik pre-hipertensi (120-139 mmHg), 25 orang memiliki tekanan

darah sistolik hipertensi stadium I (140-159 mmHg). Nilai rata – rata

tekanan darah sistolik responden adalah 133,3 mmHg dengan tekanan darah

sistolik minimum adalah 112 mmHg dan maksimum adalah 151 mmHg

(data terlampir). Uji Normalitas dilakukan menggunakan uji normalitas

kolmogorov-smirnov dan didapatkan hasil nilai p (normalitas) sebesar 0,200

> 0,05 yang berarti data berdasarkan tekanan darah sistolik responden

terdistribusi normal.

Pengukuran tekanan darah selain mendapatkan nilai tekanan darah

sistolik juga didapatkan nilai tekanan diastolik. Hasil penelitian terhadap

diastolik 107 orang responden pekerja wanita yang terpapar kebisingan

adalah sebagai berikut :


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
60

Tabel 16. Hasil Pengukuran Tekanan Darah Diastolik Responden


No Tekanan Darah Diastolik (mmHg) Frekuensi Persentase (%)
1 < 80 (Normal) 18 16,8
2 80 – 89 (Pre-hipertensi) 61 58,0
3 90 – 99 (Stadium I) 25 23,3
4 >100 (Stadium II) 3 2,9
Jumlah 107 100
Sumber : Pengolahan Data Primer, 2018

Berdasarkan data Tabel 16 dapat diketahui bahwa 18 orang

memiliki tekanan darah diastolik normal (<80 mmHg), 61 orang memiliki

tekanan darah diastolik pre-hipertensi (80-89 mmHg), 25 orang memiliki

tekanan darah diastolik hipertensi stadium I (90-99 mmHg) dan 3 orang

memiliki tekanan darah diastolik hipertensi stadium II (>100 mmHg). Nilai

rata – rata tekanan darah diastolik responden adalah 85,8 mmHg. Tekanan

darah diastolik minimum adalah 70 mmHg dan tekanan darah diastolik

maksimum adalah 102 mmHg (data terlampir). Uji Normalitas dilakukan

menggunakan uji normalitas kolmogorov-smirnov dan didapatkan hasil nilai

p (normalitas) sebesar 0,200 > 0,05 yang berarti data berdasarkan tekanan

darah diastolik responden terdistribusi normal.

C. Analisis Bivariat

1. Hubungan Kebisingan dengan Kualitas Tidur

Hasil dari uji bivariat yang dilakukan untuk mengetahui hubungan

antara kebisingan dengan kualitas tidur dapat dilihat dari Tabel 17.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
61

Tabel 17 . Hasil Uji Pearson Product Moment antara Kebisingan dengan


Kualitas Tidur
Kebisingan Kualitas Tidur
Kebisingan Pearson Correlation 1 .955**
Sig. (2-tailed) .000
N 107 107
Sumber : Pengolahan Data Primer, 2018

Berdasarkan data dari Tabel 17 dapat diketahui bahwa koefisien

korelasi antara kebisingan dengan kualitas tidur sebesar 0,955 dengan arah

kolerasi positif. Nilai p value = 0,000 sehingga p ≤ 0,05. Hasil uji bivariat

antara kedua variabel menggunakan SPSS 22 juga menyatakan bahwa

korelasi tersebut signifikan. Nilai r hitung sebesar 0,955 juga berada

diantara nilai 0.8 – 1,00 yang menunjukkan bahwa tingkat hubungan yang

sangat kuat. Arah korelasi yang positif menunjukkan bahwa semakin tinggi

intensitas kebisingan maka semakin tinggi skor penilaian kualitas tidur.

Hasil tersebut menunjukkan semakin tinggi intensitas kebisingan yang

diterima maka semakin buruk kualitas tidur yang dimiliki.

2. Hubungan Kebisingan dengan Tingkat Stres Kerja

Hasil dari uji bivariat yang dilakukan untuk mengetahui hubungan

antara kebisingan dengan tingkat stres kerja dapat dilihat dari Tabel 18.

Tabel 18. Hasil Uji Pearson Product Moment antara Kebisingan dengan
Tingkat Stres Kerja
Kebisingan Tingkat Stres Kerja
Kebisingan Pearson Correlation 1 -.360**
Sig. (2-tailed) .000
N 107 107
Sumber : Pengolahan Data Primer, 2018
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
62

Berdasarkan data dari Tabel 18 dapat diketahui bahwa koefisien

korelasi antara kebisingan dengan tingkat stres kerja sebesar -0,360 dengan

arah kolerasi negatif. Nilai p value = 0,000 sehingga p ≤ 0,05. Hasil uji

bivariat antara kedua variabel menggunakan SPSS 22 juga menyatakan

bahwa korelasi tersebut signifikan. Nilai r hitung sebesar 0,360 berada

diantara nilai 0.20 – 0,399 yang menunjukkan bahwa tingkat hubungan yang

lemah. Arah korelasi yang negatif menunjukkan bahwa semakin tinggi

intensitas kebisingan maka semakin rendah skor penilaian tingkat stres

kerja. Hasil tersebut berarti semakin tinggi kebisingan maka semakin tinggi

tingkat stres kerja yang dialami.

3. Hubungan Kebisingan dengan Tekanan Darah

Hasil dari uji bivariat yang dilakukan untuk mengetahui hubungan

antara kebisingan dengan tekanan darah sistolik dapat dilihat dari Tabel 19

berikut ini.

Tabel 19. Hasil Uji Pearson Product Moment antara Kebisingan dengan
Tekanan Darah Sistolik
Kebisingan Sistolik
Kebisingan Pearson Correlation 1 .252**
Sig. (2-tailed) .009
N 107 107
Sumber : Pengolahan Data Primer, 2018

Berdasarkan data dari Tabel 19 dapat diketahui bahwa koefisien

korelasi antara kebisingan dengan tekanan darah sistolik sebesar 0,252

dengan arah kolerasi positif. Nilai p value = 0,009 sehingga p ≤ 0,05. Hasil

uji bivariat antara kedua variabel menggunakan SPSS 22 juga menyatakan

bahwa korelasi tersebut signifikan. Nilai r hitung sebesar 0,252 juga berada
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
63

diantara nilai 0.20 – 0,399 yang menunjukkan bahwa tingkat hubungan yang

lemah. Arah korelasi yang positif menunjukkan bahwa semakin tinggi

intensitas kebisingan maka semakin tinggi tekanan darah sistolik yang

dimiliki.

Pengujian bivariat antara kebisingan dengan tekanan darah tidak

hanya dilakukan pada tekanan darah sistolik saja. Pengujian bivariat juga

dilakukan antara kebisingan dengan tekanan darah diastolik. Pengujian

bivariat antara kedua variabel dilakukan dengan menggunakan uji Pearson

Product Moment dan hasil uji dapat dilihat pada Tabel 20 berikut ini:

Tabel 20. Hasil Uji Pearson Product Moment antara Kebisingan dengan
Tekanan Darah Diastolik
Kebisingan Diastolik
Kebisingan Pearson Correlation 1 .238*
Sig. (2-tailed) .014
N 107 107
Sumber : Pengolahan Data Primer, 2018

Data dari Tabel 20 juga menunjukkan bahwa koefisien korelasi

antara kebisingan dengan tekanan darah diastolik sebesar 0,238 dengan arah

kolerasi positif. Nilai p value = 0,014 sehingga p ≤ 0,05. Hasil uji bivariat

antara kedua variabel menggunakan SPSS 22 juga menyatakan bahwa

korelasi tersebut signifikan. Nilai r hitung sebesar 0,238 juga berada

diantara nilai 0.20 – 0,399 yang menunjukkan bahwa tingkat hubungan yang

lemah. Arah korelasi yang positif menunjukkan bahwa semakin tinggi

intensitas kebisingan maka semakin tinggi tekanan darah diastolik yang

dimiliki

Anda mungkin juga menyukai