Anda di halaman 1dari 10

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Analisis Univariat

1. Usia

Berdasarkan penelitian dari 154 responden diperoleh data distribusi

responden menurut usia. Tabel distribusi responden menurut usia sebagai

berikut :

Tabel 3 . Usia Responden


No. Usia Frekuensi (Orang) Persentase
1. ≤40 tahun 60 39%
2. >40 tahun 94 61%
Jumlah 154 100%

Berdasarkan tabel kategori usia di atas, frekuensi usia kurang dari sama

dengan 40 tahun sebanyak 60 responden, dengan persentase 39%.

Sedangkan usia yang lebih dari sama dengan 40 tahun sebanyak 94

responden dengan persentase 61%.

2. Masa Kerja

Masa kerja pekerja dilihat dari lamanya bekerja bagian produksi PT.

SKF Indonesia dari hasil kuesioner dan wawancara didapatkan hasil sebagai

berikut :

Tabel 4. Masa Kerja Responden


No Masa Kerja (Tahun) Frekuensi Persentase
(Orang)
1 Baru <6 tahun 2 1.3
2 Sedang 6-10 tahun 7 4.54
3 Lama >10 tahun 145 94.1
Jumlah 154 100

33
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
34

Berdasarkan kategori masa kerja diatas, frekuensi terbanyak terdapat

pada masa kerja baru yaitu kurang dari 6 tahun sebanyak 2 responden dengan

persentase 1.3%. Untuk masa kerja sedang yairu 6-10 tahun sebanyak 7

responden dengan persentase 4.54% sedangkan masa kerja lama yaitu lebuh

dari 10 tahun sebanyak 145 responden dengan persentase 94.1%.

3. Paparan Kebisingan

Dari hasil pengukuran paparan kebisingan yang dilakukan di area produksi

PT. SKF Indonesia memperoleh hasil distribusi frekuensi paparan bising yang

dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Paparan Kebisingan


No Paparan Kebisingan Frekuensi (orang) Persentase (%)
1 ≤NAB 76 49.4%
2 >NAB 78 50.6%
Jumlah 154 100%

Berdasarkan tabel diatas, pekerja terpapar bising kurang dari NAB

sebanyak 76 orang dengan persentase 49.4%. Pekerja terpapar bising melebihi

NAB sebanyak 78 orang dengan persentase 50.6%.

4. Stres Kerja

Dari hasil penilaian kuesioner yang dilakukan di PT. SKF Indonesia

memeproleh hasil sebagai berikut :

Tabel 6. Tingkat stres responden


No Tingkat Stres Jumlah (orang) Persentase (%)
1 Stres Berat 6 3.9
2 Stres Sedang 50 32.5
3 Stres Ringan 98 63.63
Jumlah 154 100
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
35

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa pekerja di PT. SKF

Indonesia mengalami stres kerja rendah sebanyak 6 dengan persentase 3.9%

mengalami stres berat. Untuk pekerja yang mengalami stres kerja sedang

sebanyak 50 dengan persentase 32.5%. Dan untuk stres kerja ringan sebanyak

98 orang dengan persentase 63.63%.

B. Analisis Bivariat

1. Paparan Kebisingan Terhadap Stres Kerja

Analisis dalam penelitian ini yaitu untuk mencari adakah hubungan

paparan kebisingan terhadap stres kerja di bagian Produksi PT. SKF

Indonesia, Cakung, Jakarta Timur. Uji hubungan paparan kebisingan

terhadap stres kerja dengan menggunakan Uji-Chi Square yang dapat dilihat

pada tabel dibawah ini :

Tabel 7. Paparan Kebisingan


Paparan Stres Stres Stres Jumlah x2 p
Kebisingan Berat Sedang ringan
(n)
> NAB 6 59 0 65
≤ NAB 0 14 50 64 83.592 0.000
Jumlah 6 73 50 129

Hasil uji statistik menggunakan Uji Chi-Square menghasilkan nilai

x2 = 83.592 dengan nilai p = 0.000. Oleh karena p < 0.05 maka hasil uji

pada penelitian ini dinyatakan signifikan. Dengan demikian, ada pengaruh

paparan kebisingan terhadap stres kerja.

2. Usia Terhadap Stres Kerja

Analisis ini yaitu untuk mengetahui adakah faktor lain yang

menyebabkan stres kerja selain paparan kebisingan.


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
36

Tabel 8. Usia Terhadap Stres Kerja


Stres
Usia Stres Stres
Berat % % % x2 P
(tahun) Sedang ringan
(n)
≤ 40 2 3.4 38 65.5 18 31.0
> 40 3 4.2 36 50.7 32 45.1 2.893 0.235
Jumlah 5 3.9 74 57.4 50 38.8
Hasil uji statistik menggunakan Uji Chi-Square menghasilkan nilai x2 =

2.893 dengan nilai p = 0.235. Oleh karena p > 0.05 maka hasil uji pada

penelitian ini dinyatakan tidak signifikan.

3. Masa Kerja Terhadap Stres Kerja

Analisis ini yaitu untuk mengetahui adakah faktor lain yang

menyebabkan stres kerja selain paparan kebisingan

Tabel 9. Masa Kerja Terhadap Stres Kerja


Masa Stres
Stres Stres
Kerja Berat % % % x2 P
Sedang ringan
(tahun) (n)
Baru 0 0.0 1 50.0 1 50.0
Sedang 0 0.0 5 83.3 1 16.7
1.93
Lama 5 4.1 68 56.2 48 39.7 0.749
0
Jumlah 5 3.9 74 57.4 50 38.8

Hasil uji statistik menggunakan Uji Chi-Square menghasilkan nilai x2 =

1.930 dengan nilai p = 0.749. Oleh karena p > 0.05 maka hasil uji pada

penelitian ini dinyatakan tidak signifikan.


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB V

PEMBAHASAN

A. Hubungan Usia Terhadap Stres Kerja

Dari hasil penelitian Chi-Square sebanyak 129 responden usia tertua

adalah 53 tahun dan termuda adalah 27 tahun. Usia maksimal dapat bekerja di

bagian produksi PT. SKF Indonesia adalah 60 tahun. Faber dalam artikel Rini

(2002) menyatakan tenaga kerja <40 tahun paling berisiko terhadap gangguan

yang berhubungan dengan stres. Hal ini disebabkan karena pekerja berumur

muda dipengaruhi oleh harapan yang tidak realistis jika dibanding dengan

mereka yang lebih tua. Pada penelitian ini hasil uji Chi-Square usia terhadap

stres kerja menghasilkan x2 = 2.893 dengan nilai p = 0.235. Karena p > 0.000

maka uji tersebut dinyatakan tidak signifikan. Dapat dinyatakan bahwa tidak

ada hubungan anatara usia terhadap stres kerja di PT. SKF Indonesia bagian

produksi.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Muchamad Bachrul Ulum di Bus Rapid Transit (BRT) koridor 2 Kota

Semarang yang memperoleh nilai p=0.458. Penelitian ini juga sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Rivai (2014) yang menyatakan bahwa

tidak ada hubungan antara usia dengan stres kerja.

B. Hubungan Masa Kerja Terhadap Stres Kerja

Dari hasil penelitian, rata-rata masa kerja responden adalah 18.8 tahun.

Semakin lama seseorang dalam bekerja maka semakin banyak dia telah

terpapar bahaya yang ditimbulkan oleh lingkungan kerja tersebut (Faisal,


37
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
38

1997). Dari hasil uji Chi-Square yang dilaksanakan menentukan hasil x2 =

1.930 dengan nilai p = 0.749. Oleh karena p>0.05 maka hasil uji pada

penelitian ini dinyatakan tidak signifikan. Dapat dinyatakan bahwa tidak ada

hubungan masa kerja terhadap stres kerja.

Hasil Penelitian ini tidak sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh

Sentot Imam Wahojo dalam bukunya yang menyebutkan bahwa pengalaman

pada pekerjaan cenderung berhubungan dengan stres kerja.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nanne

Esterlita Nikita (2017) di Dinas Pemadam Kebakaran Kota Medan. Yang

menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara masa kerja dengan stres kerja

dengan nilai p=0.609.

C. Hubungan Paparan Kebisingan Dengan Stres Kerja

Kebisingan di area Produksi PT. SKF Indonesia berasal dari mesin

grinding dan mesin assembling. Kebisingan ini dapat dikategorikan ke dalam

kebisingan menetap berkelanjutan tanpa putus-putus, yaitu suara mesin.

Tenaga kerja bagian produksi PT. SKF Indonesia bekerja selama 8jam/hari

sehingga jam kerja tersebut tenaga kerja terpapar kebisingan yang ditimbulkan

dari mesin grinding dan mesin assembling.

Hasil uji statistik korelasi chi square menunjukan bahwa ada hubungan

yang signifikan antara paparan kebisingan dengan stres kerja. Hal ini

ditunjukkan dengan nilai signifikansi p = 0.000.


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
39

Hasil uji statistik nilai korelasi x2 = 83.592. Nilai korelasi digunakan untuk

mengetahui besar sambungan paparan kebisingan terhadap stres kerja adalah

62.7%.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Idhayu

Oktarini (2010) yang dilakukan di CV. Padi Makmur Karanganyar yang

memperoleh nilai p = 0.001.Dimana p<0.05 maka dapat dinyatakan signifikan.

Pendapat ini juga sesuai dengan dengan pendapat Meidina Fitriani (2009),

yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kebisingan

dengan terjadinya stres kerja pada pekerja. Dan dari Ervansyah Wahyu Utomo

(2009), yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara

kebisingan terjadinya stres kerja pada pekerja.

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Aripta Pradana (2013) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara

kebisingan dengan stres kerja pada pekerja bagian gravity PT. Dua Kelinci.

Pengendalian yang lebih efektif adalah pengendalian secara teknis yang

dilakukan terhadap sumber kebisingan. Pengendalian yang dapat dilakukan

terhadap sumber kebisingan yang melebihi NAB di bagian produksi di PT.

SKF Indonesia antara lain dengan memberikan pelumas pada mesin sehingga

intensitas kebisingan yang dihasilkan tidak terlalu tinggi, melapisi dinding,

lantai dan plafon dengan bahan yang menyerap suara. Untuk maintenance

dapat di lakukan pemeriksaan kabel yang mengalirkan gas pendorong ke

mesin. Selain itu juga dapat ditingkatkan efektivitas penggunaan alat pelindung

telinga.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
40

Dari pembahasan diatas, terdapat beberapa keterbatasan. Untuk

pengukuran kebisingan yang telah dilakukan oleh penulis diduga masih

terdapat beberapa kesalahan dalam teknik pengukuran maupun pembacaan

hasil pengukuran. Pada proses analisis data kemungkinan masih terdapat

ketidaktelitian yang dilakukan oleh penulis. Selain itu penelitian ini

menggunakan instrumen kuesioner untuk mengukur tingkat stres kerja. Hal ini

menjadi suatu keterbatasan karena kebenaran hasil pengisian kuesioner

tergantung tingkat kejujuran dan mood responden saat mengisi kuesioner

tersebut.

Terlepas dari beberapa keterbatasan tersebut, peneliti sudah berusaha

semaksimal mungkin untuk melaksanakan penelitian ini dengan sebaik-

baiknya.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan

bahwa :

1. Ada hubungan antara kebisingan dengan stres kerja pada pekerja bagian

produksi di PT. SKF Indonesia dengan p = 0.000.

2. Tidak ada hubungan antara usia dengan stres kerja.

3. Tidak ada hubungan tentang masa kerja terhadap stres kerja.

B. Saran

Berdasarkan pada simpulan hasil penelitian adapun saran kepada PT. SKF

Indonesia antara lain :

1. Untuk bagian produksi PT. SKF Indonesia

a. Mengendalian bahaya pada mesin dengan cara melakukan perawatan

mesin.

b. Melapisi dinding, plafon dan lantai dengan peredam suara

c. Melakukan pemeriksaan atau pengawasan tentang penggunaan earplug.

d. Memberikan sanksi kepada pekerja yang tidak menggunakan earplug.

e. Perusahaan mengadakan penyuluhan secara berkala kepada tenaga kerja

tentang akibat dari faktor bahaya yang ada di tempat kerja

f. Perusahaan memberlakukan sanksi tegas terhadap tenaga kerja yang

melanggar peraturan pemakaian ear plug untuk menurunkan paparan

kebisingan.
40
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
41

2. Untuk Mahasiswa

Dalam proses pengimputan data berupa kuisioner menjadi tabel hitung

yang selanjutnya akan di uji menggunakan SPSS versi 23 dengan metode uji

chi- square diharapkan lebih berhati-hati agar tidak terjadi kesahalan yang

akan menyebabkan perhitungan ulang.

3. Untuk Peneliti Selanjutnya

Perlu adanya penelitian lebih lanjut dengan jenis desain penelitian dan

variabel yang berbeda.

Anda mungkin juga menyukai