Anda di halaman 1dari 7

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB IV

HASIL

A. Gambaran Umum Perusahan

PT. Jamu Air Mancur pada mulanya merupakan industri rumah tangga

yang dirintis oleh Lambertus Wono Santoso yang didirikan di Pucang Sawit

Surakarta dengan tenaga kerja hanya berjumlah 11 orang. Pada awal

berdirinya proses sortasi, pembersihan bahan, penggilingan dan pengemasan

masih dikerjakan secara manual. Produk kemudian dipasarkan di Jakarta oleh

L.W. Santoso, dan karena terinspirasi dengan sebuah air mancur yang ada di

Jakarta maka perusahaan ini dinamakan ”Air Mancur”. Tanggal 23 Maret 1963,

L.W. Santoso mengajak dua orang rekannya yaitu Kimun Ongkosandjojo dan

Rudi Hindrotonojo untuk memperbesar usaha dengan menyewa sebuah pabrik

lengkap dengan mesin giling yang terletak di Wonogiri. Pada tanggal 23

Desember 1963 industri rumah tangga ini resmi berubah menjadi Perseroan

Terbatas dengan nama PT. Air Mancur yang berkedudukan di Wonogiri. Pada

tanggal 1 Januari 1964 seluruh kegiatan dipindahkan dari Pucang Sawit ke

Wonogiri dengan tenaga kerja berjumlah 50 orang.

PT. Jamu Air Mancur mempunyai beberapa Unit yang

lokasinya berbeda-beda sesuai dengan fungsinya masing-masing. Kantor Pusat

PT. Jamu Air Mancur berada di Unit Palur yang terletak di Jalan Raya Solo-

Sragen Km 7 desa Tegal Rejo, Dagen, Jaten Kabupaten Karanganyar. Luas areal

41
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
42

tanah perusahaan di Unit Palur sekitar ± 4 ha. Lokasi Unit yang ada di PT. Jamu

Air Mancur beserta proses yang dilakukan antara lain:

1. Unit Produksi Palur, untuk proses pengolahan jamu serbuk dan obat luar

dalam bentuk padat.

2. Unit Produksi Jetis, untuk pengolahan produk kosmetik.

3. Unit Produksi Pelem, untuk pengolahan produk makanan dan minuman.

4. Unit Produksi Klampisan, Wonogiri, untuk pengolahan produk makanan

dan minuman.

5. Unit Produksi Celep, untuk proses pengemasan jamu serbuk dan obat luar

dalam bentuk padat dengan menggunakan mesin.

B. Karakteristik Subjek Penelitian

1. Jenis Kelamin

Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan jenis

kelamin pada pekerja bagian administrasi di PT. Jamu Air Mancur dapat

dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 8. Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden


Jenis Kelamin Frekuensi (orang) Persentase (%)
Laki-laki 24 50
Perempuan 24 50
Total 48 100
Sumber : Data Primer, 2019
Berdasarkan data distribusi frekuensi jenis kelamin responden di

atas, diketahui bahwa jenis kelamin responden laki-laki berjumlah 24

orang (50%) dan perempuan berjumlah 24 orang (50%).


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
43

2. Usia

Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan usia pada

pekerja bagian administrasi di PT. Jamu Air Mancur dapat dilihat pada

tabel berikut ini :

Tabel 9. Distribusi Frekuensi Usia Responden


Usia (tahun) Frekuensi (orang) Persentase (%)
≤ 29 20 41,7
> 29 28 58,3
Total 48 100
Sumber : Data Primer, 2019
Tabel 10. Tendensi Usia Responden

Min Max Mean Standar


N
Usia (tahun) (tahun) (tahun) deviasi
21 50 34,69 8,511 48
Sumber : Data Primer, 2019
Berdasarkan data di atas, dapat diketahui bahwa usia responden

yang kurang dari sama dengan 29 tahun berjumlah 20 orang (41,7%) dan

usia lebih dari 29 tahun berjumlah 28 orang (58,3%). Usia termuda adalah

21 tahun dan usia tertua adalah 50 tahun dengan rata-rata usia responden

adalah 34,69 tahun.

3. Masa Kerja

Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan masa

kerja pada pekerja bagian administrasi di PT. Jamu Air Mancur dapat

dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 11. Distribusi Frekuensi Masa Kerja Responden

Masa Kerja (tahun) Frekuensi (orang) Persentase (%)


≤5 17 35,4
>5 31 64,6
Total 48 100
Sumber : Data Primer, 2019
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
44

Tabel 12. Tendensi Masa Kerja Responden

Min Max Mean Standar


Masa N
(tahun) (tahun) (tahun) deviasi
Kerja
1 10 6,83 3,205 48
Sumber : Data Primer, 2019
Berdasarkan data di atas, dapat diketahui bahwa masa kerja

responden yang kurang dari sama dengan 5 tahun berjumlah 17 orang

(35,4%) dan masa kerja lebih dari 5 tahun berjumlah 31 orang (64,6%).

Masa kerja terbaru adalah 1 tahun dan masa kerja terlama adalah 10 tahun

dengan rata-rata masa kerja responden adalah 6,83 tahun.

4. Indeks Massa Tubuh (IMT)

Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan indeks

massa tubuh (IMT) pada pekerja bagian administrasi di PT. Jamu Air

Mancur dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 13. Distribusi Frekuensi IMT Responden


IMT (kg/m2) Frekuensi (orang) Persentase (%)
17 -< 18,5 (Kurus) 3 6,25
18,5 – 25 (Normal) 23 47,92
> 25 – 27 (Kegemukan) 22 45,83
Total 48 100
Sumber : Data Primer, 2019
Tabel 14. Tendensi Responden Berdasarkan IMT
Min Max Mean Standar
2 2 N
IMT (kg/m ) (kg/m ) (kg/m2) deviasi
17,20 26,99 23,77 3,036 48
Sumber : Data Primer, 2019
Berdasarkan data di atas, dapat diketahui bahwa indeks massa

tubuh (IMT) responden dengan nilai 17 -< 18,5 kg/m2 berjumlah 3 orang

(6,25%) dengan kategori status gizi kurus, indeks massa tubuh (IMT) 18,5-

25 kg/m2 berjumlah 23 orang (47,92%) dengan kategori normal dan indeks


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
45

massa tubuh (IMT) > 25 – 27 kg/m2 berjumlah 22 orang (45,83 %) dengan

kategori kegemukan. Nilai indeks massa tubuh (IMT) terendah adalah

17,20 kg/m2 dan indeks massa tubuh (IMT) tertinggi adalah 26,99 kg/m2

dengan rata-rata indeks massa tubuh (IMT) responden adalah 23,77 kg/m2.

C. Sikap Kerja Duduk

Berdasarkan hasil observasi dan penilaian sikap kerja duduk dengan

metode Rappid Entire Body Assesment (REBA) pada pekerja bagian

administrasi di PT. Jamu Air Mancur didapatkan skor akhir yang dapat dilihat

dalam tabel distribusi frekuensi berikut :

Tabel 15. Tendensi Sikap Kerja Duduk Responden


Standar
Skor Sikap Min Max Mean N
deviasi
Kerja Duduk
3 9 5,94 1,522 48
Sumber : Data Primer, 2019
Berdasarkan data di atas, dapat diketahui skor sikap kerja duduk

responden terendah adalah 3 dan tertinggi adalah 9. Rata-rata skor sikap kerja

duduk adalah 5,94.

Hasil uji normalitas dengan uji Shapiro wilk pada variabel sikap kerja

duduk dari skor penilaian sikap kerja duduk dengan metode REBA

menggunakan program SPSS versi 20.0 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 16. Hasil Uji Normalitas Variabel Sikap Kerja Duduk


Variabel Penelitian P-Value
Sikap Kerja Duduk 0,060
Sumber : Data Primer, 2019
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai P-Value sikap

kerja duduk adalah P=0,060 (P>0,05) yang berarti data terdistribusi normal.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
46

D. Keluhan Nyeri Punggung Bawah

Berdasarkan hasil kuesioner Oswestry Low Back Pain Disability yang

telah diisi oleh responden didapatkan disability score sebagai nilai Keluhan

Nyeri Punggung Bawah yang dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi

berikut :

Tabel 17. Tendensi Keluhan Nyeri Punggung Bawah Responden


Keluhan Nyeri Standar
Min (%) Max (%) Mean (%) N
Punggung deviasi
Bawah 2,2 24,4 9,858 5,2107 48
Sumber : Data Primer, 2019
Berdasarkan data di atas, dapat diketahui nilai keluhan nyeri punggung

bawah pada responden terendah adalah 2,2% dan tertinggi adalah 24,4 %

dengan rata-rata nilai keluhan nyeri punggung bawah adalah 9,858 %.

Hasil uji normalitas dengan uji Shapiro wilk pada variabel keluhan

nyeri punggung bawah dari nilai disability score kuesioner Oswestry Low Back

Pain Disability yang telah diisi oleh responden menggunakan program SPSS

versi 20.0 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 18. Hasil Uji Normalitas Variabel Keluhan Nyeri Punggung Bawah

Variabel Penelitian P-Value


Keluhan Nyeri Punggung Bawah 0,066
Sumber : Data Primer, 2019
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai P-Value keluhan

nyeri punggung bawah adalah P=0,066 (P>0,05) yang berarti data terdistribusi

normal.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
47

E. Hubungan Sikap Kerja Duduk terhadap Keluhan Nyeri Punggung Bawah

Uji bivariat dengan uji Pearson Product Moment antara variabel sikap

kerja duduk terhadap keluhan nyeri punggung bawah pada pekerja bagian

administrasi di PT. Jamu Air Mancur dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 19. Hasil Uji Korelasi Pearson Product Moment antara Sikap Kerja
Duduk terhadap Keluhan Nyeri Punggung Bawah

Variabel Variabel Koefisien Arah


p-Value
Bebas Terikat Korelasi (r) Korelasi
Keluhan
Sikap kerja nyeri
0,773 Positif 0,0001
duduk punggung
bawah
Sumber : Data Primer, 2019
Berdasarkan tabel hasil uji korelasi Pearson Product Moment antara

sikap kerja duduk terhadap keluhan nyeri punggung bawah di atas, dapat dilihat

nilai p = 0,0001 (p<0,05) yang berarti terdapat korelasi bermakna antara sikap

kerja duduk terhadap keluhan nyeri punggung bawah. Nilai koefisien korelasi

r = 0,773 yang berarti memiliki kekuatan korelasi kuat dengan arah korelasi

positif, artinya semakin tinggi nilai sikap kerja duduk semakin tinggi pula nilai

keluhan nyeri punggung bawah.

Anda mungkin juga menyukai