Anda di halaman 1dari 9

UJIAN AKHIR SMESTER

PROGRAM STUDI BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
NAMA : NURUL SHADYAH
NIM : 2030502081
MATA KULIAH : DASAR-DASAR PERAWAT ROHANI PASIEN
KODE : BPI 3253
SKS : 3 SKS
KELAS : 2052 C
DOSEN PENGAMPU : NENI NOVIZA, M.Pd

Petunjuk Pengisian
1. Sifat: teka home
2. Bacalah soal di bawah ini dengan teliti dan seksama.
3. Kerjakan soal diawali dengan Basmalah dan diakhiri Hamdalah
4. Jawaban di ditulis di MS Word, Calibri 12, A4 (3-4-3-3), 1 spasi dan kirim
softfile dikolom tugas
5. Jawaban sama dengan teman=0
6. Batas pengumpulan hari Selasa tanggal 21 Desember jam 20.00 WIB

Soal

1. Sebutkan Indikasi pasien yang perlu mendapat bimbingan sholat dan apa
saja hal-hal yang bisa membatalkan sholat pasien! (10)

2. Seorang pasien mengeluh nyeri perut, Do’a apakah yang tepat diberikan
pada pasien tersebut! (10)

3. Tn.C usia 45 th, dirawat diruang inap RS Setia, menderita tumor di area
punggung, sejak 2 tahun yang lalu. Saat perawat rohani pasien melakukan
doa di depan pasien, tiba-tiba Tn. C merespon do’a perawat tersebut
dengan pernyataan “ percuma do’a tidak akan dikabulkan sambil tertawa
sinis”, Pada sesi pengkajian spritual perawat mendapatkan data bahwa
Tn. C merasa Allah tidak adil padanya, sudah banyak upaya yang
dilakukan untuk sembuh mulai dari mendatangi orang pintar sampai
dokter spesialis, semua tidak ada efek terhadap kesembuhannya, do’a
sudah sering dilakukan, tetapi sepertinya Allah tidak mau mengabulkan
do’anya. Akibatnya setahun ini, Tn. C merasa malas untuk ibadah seperti
shalat, karena merasa percuma saja, tidak ada yang berubah dengan
kondisinya. Selaku perawat rohani pasien apa yang sebaiknya dilakukan
untuk memenuhi kebutuhan psiko-spiritual klien pada kasus ini! (30)

4. Buatlah skenario pelayanan bimbingan rohani di rumah sakit dalam


bentuk percakapan dari awal pelaksanaan sampai selesai. (memuat
nasehat, doa dan zikir, motivasi dan panduan ibadah)(50)
a. Bagian awal deskripsi
b. Percakapan Petugas bimroh dengan pasien dan keluarga
Petugas bimbroh:................................................
Pasien :...............................................................
Keluarga:.............................................................

Jawaban

1. Indikasi pasien yang perlu mendapat bimbingan sholat:


1. Pasien yang tidak mampu menutup aurat, misalnya kasus: (1)pasien
luka bakar (2) kecelakaan (3) digigit binatang (4) pasca operasi (5) dan
lain-lainnya yang merasa kesakitan ketika memakai pakaian. Dalam
kondisiseperti ini:
a. Hendaknya menutup aurat semampunya
b. jika tidak mampu, shalatlah sesuai dengan batas kemampuannya
c. bila seperti poin b tidak mampu, jika perlu shalatlah dalam keadaan
telanjang bulat sekalipun.

2. Pasien tidak mampu menghadap kiblat, contoh kasus misalnya:


(1) pasien yang tidak mampu bergerak karena kesulitan luara biasa (2)
ada perintah dokter untuk bed rest (3) tempat tidur yang arahnya tidak
menghadap/mengarah ke kiblat. Dalam kondisi seperti ini:
a. shalatlah dalam posisi apa adanya, menghadap kiblat/tidak
b. jika masih terdapat beberapa kemungkinan, seperti:
1) masih dapat sedikit bergerak/ada yang menggerakkan
2) tidak ada kesulitan/bahaya jika bergerak
3) telapak kaki masih dapat menghadap ke arah kiblat
4) wajah/dada dapat menghadap ke arah kiblat.
Maka hendaklah diupayakan menghadap kiblat mendekati arah kiblat
dalam batas-batas kemampuan pasien.
3. Pasien tidak mampu berdiri, ruku’ dan sujud.
Contoh kasus 1
(1) pasien yang tidak mampu bergerak karena kesulitan luar biasa dengan
berbgai sebab (sebab operasi, kecelakaan, luka bakar, lemah secara fisik,
dll), (2) ada perintah dokter untuk tidak boleh bergerak, terdapat
beberapa tahap:
a. jika masih mampu duduk besila, atau duduk tasyahud, atau duduk
posisi apa saja yang mampu, shalatlah dalam posisi tersebut
b. jika tidak mampu duduk, sambil tidur dengan memilih dua posisi yaitu:
(1) tidur miring, jika tidak mampu, maka (2) tidur terlentang, jika tidak
mampu maka (3) pilih posisi sambil tidur apa saja yang termudah.
c. jika posisi b (1), (2), (3) tidak mamapu melakukan shalat dalam posisi
apa adanya sekalipun hanya dengan isyarat sebagian anggota badan.
Seperti gerakan kepala dan kedipan mata.
d. jika posisi c tidak mampu, shalatlah dengan batas kemampuan terakhir
sekalipun rukun shalatnya dilakukan dalam hati.

Contoh kasus 2
Pasien mampu berdiri, tetapi tidak bisa ruku dan sujud, tetapi masih bisa
duduk, misalnya karena gangguan/kerusakan pada tulang punggung atau
lutut, atau semisalnya, maka:
a. shalatlah sambil berdiri
b. ruku dan sujud dengan gerakan kepala yang agak berbeda, jika mampu,
jika tidak mampu gerakan dilakukan apa adanya
c. duduk dilakukan hanya saat tasyhaud akhir, terutama bagi pasien yang
setelah duduk sulit untuk bangkit kembali. Tasyahud awal seperti pada
shalat maghrib, zhuhur, ashar dan isya bisa dengan isyarat. untuk pasien
kasus ini disarankan pasien menggunakan teknik shalat qashar atau jama’
dan qashar sekaligus.
Contoh kasus 3
Pasien yang hanya mampu duduk di kursi, tidak bisa ruku’ dan sujud
dengan sempurna dan tidak bisa mengambil posisi duduk tasyahud,
maka:
a. shalatlah sambil duduk dikursi, jika mampu untuk tidak bersender
shalatlah dalam keadaan seperti itu, tetapi jika tidak mampu lakukan apa
adanya
b. ruku dan sujud dengan gerakan kepala yang agak berbeda jika mampu,
jika tidak mampu gerakan dilakukan apa adanya
c. tasyahud dilakukan tetap dalam posisi duduk di kursi
d. jika gerakan-gerakan shalat sulit dilakukan, misalnya mengangkat
tangan, menganggukan kepala, gerakan shalat cukup dengan isyarat
misalnya kelopak/kedipan mata;
e. jika posisi d tidak mampu, shalatlah dengan batas kemampuan terakhir
sekalipun rukun shalatnya dilakukan di dalam hati
f. yang harus dijaga adalah gerakan tuma’ninah, sebagai interval antar-
gerakan shalat yang berikutnya.
4. Pasien tidak mampub Takbiratul ikhram
Bagi pasien yang tidak mampu Takbiratul Ikhram boleh melakukannya
dalah hati. Demikian juga bagi pasien yang tidak mampu mengangkat
tangan ketika Takbiratul Ikharam dapat melakukannya sesuai batas
kemampuan yang penting terdapat tanda (meskipun dengan
isyarat/dalam hati) bahwa shalat telah dimulai.
5. Pasien tidak mampu melafalkan Al-Fatihah dan Tasyahud
Contoh kasus:
(1) pasien yang mendapat gangguan pada lidah atau daerah sekitar mulut
karena operasi; (2) pasien dengan gangguan pada saraf karena stroke; (3)
pasien gangguan saraf otak dan ingatan. Mempertimbangkan kondisi
seperti itu, maka pada kasus (1) dan (2) jika pasien masih dapat
mengucapkannya dalam hati karena ingatannya masih normal, ia
membaca fatihah dan tasyahud dan bacaan lain cukup dalam hati. Kecuali
jika memorinya terganggu, berapa ayat saja yang ia ingat, yang harus ia
baca dalam hati. Sementara kasus (3) pasien tidak bisa membaca fatihah
dan tasyahud, ia hanya mampu membaca tasbih, tahmid, takbir dan tahlil
saja (yang ia ingat), maka cukup baginya membaca itu saja sepanjang
shalatnya.
6. pasien tidak mampu membaca salam
jika pasien tidak mampu mengucapkannya secara lisan cukup baginya
dalam hati. Sedangkan gerakan memalingkan muka ke kanan dan ke kiri
hukumannya adalah sunnah
7. kondisi darurat yang lain
kasus: bagi pasien yang tiba-tiba mengalami kesakitan di tengah-tengah
shalatnya, maka dapat melakukan beberapa hal berikut:
a. jika masih mungkin sedikit bertahan, hendaknya ia berusaha
menyempurnakan shalatnya dengan cara apa saja yang mampu ia
lakukan tanpa perlu mengulanginya kembali
b. jika tidak mampu, pasien boleh memutus shalatnya karena darurat
c. jika sudah mampu, waktu masih ada ia boleh melaksanakannya

Hal-hal yang membatalkan sholat pasien :


1. Menggaruk kulit, dan berbagai gerakan lainnya.
Hal-hal di bawah ini karena berbagai kondisi darurat atau mendesak bagi
pasien tidak membatalkan shalatnya seperti:
a. menggaruk kulit
b. membetulkan pakaian
c. mengusap keringat
d. mengusap darah
e. bergerak untuk menghilangkan rasa sakit
f. membetulkan selang
g. dan hal-hal lain yang terkait dengan kondisi sakit dan pengobatan
selama tidak mengubah posisi secara ekstrim sehingga keluar dari posisi
shalat
2. batuk, bersin, menangis, merintih karena sakit dan semisalnya.
bagi pasien dalam kondisi darurat, semua kondisi di atas tidak
membatalkan shalat. kecuali tertawa jika tidak bisa ditahan dan hanya
sedikit tidak batal. sedangkan jika banyak, sekalipun terpaksa dan
menghilangkan kekhusuan, shalatnya batal. ucapan yang dikatakan dan
tidak banak selain bacaan shalat karena lupa, maka tidak membatalkan
shalat. sedangkan jika perkataannya banyak, shalatnya batal.
3. sisa makanan dalam mulut
untuk pasien jika mampu mengeluarkannya, maka usahakan ia keluarkan
jika tidak, beritahukan agar tidak menelannya karena bisa membatalkan
shalatnya, kecuali jika tidak sengaja atau dalam jumlah kecil
4. menahan buang air kecil/besar, rasa kantuk yang berat. bagi pasien hal
itu tidak membatalkan shalatnya, kecuali rasa kantuk, misalnya karena
pengaruh obat, maka pasien harus dijaga agar tidak hilang saja
kesadaranya karena tertidur, jika tidur, wudu dan shalatnya menjadi batal
5. shalat denga tetap menggunakan sepatu, sandal dan lain-lainnya
pasien yang shalat dengan mengenakan sepatu, sandal atau kaos kaki
selagi bersih tidak membatalkan shalatnya. apabila keadaan darurat
sedang dalam sepatu, sandal atau kaos kaki terdapat najis dan sulit untuk
dibersihkan, pasien boleh shalat dengan tetap mengenakan barang
tersebut
1. Pasien yang tidak mampu menutup aurat, misalnya kasus: (1)pasien
luka bakar (2) kecelakaan (3) digigit binatang (4) pasca operasi (5) dan
lain-lainnya yang merasa kesakitan ketika memakai pakaian. Dalam
kondisiseperti ini:
a. Hendaknya menutup aurat semampunya
b. jika tidak mampu, shalatlah sesuai dengan batas kemampuannya
c. bila seperti poin b tidak mampu, jika perlu shalatlah dalam keadaan
telanjang bulat sekalipun.

2. Pertama, menempelkan tangan di bagian perut.


Kedua, membaca basmalah sebanyak tiga kali.
Ketiga, membaca doa berikut sebanyak tujuh kali. "A’udzu billahi wa
qudrotihi min syarri ma ajidu wa uhaadziru"“Aku berlindung kepada Allah
dan kekuasaan-Nya dari keburukan yang sedang aku rasakan dan yang
aku khawatirkan.”

3. Untuk memenuhi kebutuhan psiko-spiritual klien pada kasus ini


Bimbingan rohani juga dapat memfasilitasi pasien untuk melakukan.
a. Doa atau Membacakan kitab suci karena Doa adalah metode
utama dimana pasien dapat berhubungan dengan kondisi
spiritualnya. Doa memiliki efek positif pada psikologis dan
kesejahteraan fisik. Identifikasi kebaikan pasien, menghormati,
berbicara dan mendengarkan, dan berdoa adalah aspek-aspek
penting dari perawatan spiritual mereka. Berdoa bersama atau
berdoa untuk pasien, menghabiskan waktu bersama pasien dan
meyakinkan pasien, mendengarkan pasien secara verbal tentang
ketakutan dan kecemasan mereka, menunjukkan rasa hormat
terhadap martabat dan keyakinan spiritual agama mereka,
menunjukkan kebaikan dan peduli, mengatur kunjungan pemimpin
spiritual/agama dan menawarkan harapan adalah hal-hal yang
penting dan sederhana yang dapat dilakukan untuk pasien.
b. Bimbingan rohani juga dapat melakukan kolaborasi dengan
pemuka agama dan keluarga untuk melakukan pembimbingan
kepada pasien dan memnuhi kebutuhan spiritual pasien. Keluarga
memiliki peran penting dalam mendukung dan meningkatkan
kondisi kesehatan pasien. Bimbingan rohani dapat berkolaborasi
dengan ustadz/ ustadzah untuk memberikan arahan spiritual bagi
pasien dan keluarga mereka. Kolaborasi yang efektif diperlukan
(terutama mengingat perubahan saat ini dalam sistem perawatan
kesehatan) untuk menyediakan bimbingan spiritual yang memadai.

4. Skenario pelayanan bimbingan rohani di rumah sakit sebagai berikut.


a. Ibu Tini adalah seorang petani padi yang berumur 35th dan
suaminya pak tono 40th juga seorang petani mereka memiliki
anak berumur 12th, sekarang dirawat inap RS husen dikarenakan
lumpuh yang disebabkan kecelakaan saat bermain. Sejak 2 tahun
terakhir mereka sudah bersusah payah mencari pertolongan untuk
mengobatinya baik ke tukang urut, orang yang dinggap ahli didesa,
saran saran dari keluarga kerabat dan kedokter. Sampai rasa sedih
dan putus asa menghampiri mereka baik orang tua maupun si
anak, psiko spritualnya turun mulai rasa kurang percaya pada
tuhan mulai menghampiri dan menganggap kenapa harus terjadi
kepada anaknya.

b. Percakapan Petugas bimroh dengan pasien dan keluarga


N Pengisi Percakapan
o
1 Petugas : Assalamuallaikum warahmatullahi Wabarahkatuh
Bimbinga
n Rohani
2 Pasien : Waalaikumusallam warahmatullahi
Wabarahkatuh
3 Keluarga : -
4 Petugas : Saya nurul shadyah selaku pembimbing spiritual
Bimbinga dirumah sakit ini
n Rohani
5 Pasien : Iya
6 keluarga : Iya mbak
7 Petugas : Bagaimana keadaannya anak nya? (senyum)
bimbinga
n rohani
8 Keluarga : Saya sedih mbak, karena anak saya diberikan
penyakit. Kalau boleh minta, saya akan minta penyakit
anak saya dipindahkan kepada saya saja.
9 Petugas : Yang sabar ya bu (Empati)
bimbinga
n rohani
10 Keluarga : Sesak nafas saya melihat yang diderita anak saya,
membuat hidup saya tidak tenang mbak. Kadang
rasanya saya tidak pernah diberikan kebahagiaan oleh
Allah, tidak jarang diri saya jengkel dan emosi melihat
keadaan anak saya yang harus diterima. Kayaknya
Allah tidak pernah kasihan pada saya, nyatanya hidup
kami selalu susah.
11 Petugas : Sakit hakekatnya adalah ujian bagi keimanan seorang
bimbinga manusia. Ujian keimanan ini sekaligus menjadi sarana
n rohani bagi umat Islam untuk meningkatkan keimanan
mereka. Umat Islam yang sabar dan tetap
menjalankan ibadah-ibadah yang telah ditetapkan
Allah lah yang akan meningkatkan keimanannya
dengan ujian sakit ini. Jika seorang muslim tidak sabar
serta tetap menjalankan ibadah, maka sakit hanya
akan menjadi bagian dari ujian atau cobaan tanpa
pernah dapat menjadi media untuk meningkatkan
keimanan mereka. Jadi ibu dan bapak sekalian,
marilah dengan adanya ujian anak sakit ini dapat
menjadi media untuk meningkatkan keimanan kepada
Allah, tentu saja dengan syarat menerima dan
menjalani ujian anak sakit ini dengan penuh
kesabaran dan tetap menjalankan syari’at agama
Islam.
12 Keluarga : Iya,mbak saya tau ini ujian,tapi berat
13 Petugas : Saya ada doa ataupun zikir mungkin ini bisa
bimbinga membawa kebaikan untuk menguatkan pasien
n rohani maupun keluargadoa sayyidul istighfar sebagaimana
diriwayatkan dalam hadits Bukhari,

Arab-latin: Allahumma anta rabbii laa ilaaha illaa anta


khalaqtanii wa anna 'abduka wa anaa 'alaa 'ahdika wa
wa'dika. Mastatha'tu a'uudzu bika min syarri maa
shana'tu abuu u laka bini' matika 'alayya wa abuu-u
bidzanbii faghfir lii fa innahu laa yagfirudz dzunuuba
illa anta.

Artinya:"Hai Tuhanku, Engkau Tuhanku. Tiada tuhan


yang disembah selain Engkau. Engkau yang
menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku berada
dalam perintah iman sesuai perjanjian-Mu sebatas
kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari
kejahatan yang kuperbuat. Kepada-Mu, aku mengakui
segala nikmat-Mu padaku. Aku mengakui dosaku.
Maka itu ampunilah dosaku. Sungguh tiada yang
mengampuni dosa selain Engkau." (HR. Bukhari).
Doa Dzun Nuun [Nabi Yunus] ketika ia berdoa
dalam perut ikan paus adalah: 'Laa ilaaha illaa
anta, subhaanaka, innii kuntu minadz dzaalimiin'.
Sesungguhnya tidaklah seorang Muslim berdoa
dengannya dalam suatu masalah, melainkan
Allah kabulkan baginya.

14 Keluarga : Iya terimakasih ,ya mbak


15 Petugas : Saya ada motivasi untuk anak ibu dan keluarga
bimbinga “Allah tidak akan membiarkan hamba-Nya dalam
n rohani kesulitan. Setiap kesulitan yang diberikan oleh Allah
tentu terkandung hikmah dan barakah yang baik dan
berguna bagi kehidupan kita. Janji Allah kepada
hamba-Nya tentang cobaan atau kesulitan yang
diterimanya telah jelas sekali tertulis dalam surat al-
Isyra’ ayat 5- 6, yakni

“Maka sesungguhnya di balik kesulitan ada


kemudahan. Sesungguhnya di balik kesulitan pasti ada
kemudahan” Allah tidak akan pernah mengingkari
janji-janji yang telah difirmankan dalam Kalamullah.
Oleh sebab itu, disaat kita sedang diuji oleh Allah, kita
harus tetap meyakini akan kebenaran janji Allah
tersebut. Yakinlah bahwa setelah kesulitan-kesulitan
yang ada dalam ujian sakit, akan terbuka kemudahan-
kemudahan yang banyak berguna dalam kehidupan
kita. Ibu ingin tahu apa yang dapat menjadi alat
penyembuh sakit untuk anak ibu? Alat yang menjadi
penyembuh sakit itu tidak lain adalah shalat dan
sabar. Hal itu seperti dijelaskan oleh Allah
bahwasanya dengan shalat dan bersabar akan dapat
menjadi media untuk menyembuhkan penyakit. Oleh
sebab itu mari senantiasa menjaga shalat dan
meningkatkan kesabaran. Dengan demikian kita tidak
hanya tetap menjaga tugas dan kewajiban kita
sebagai umat Islam saja namun juga untuk dapat
memberikan kemudahan dalam proses kesembuhan.
Shalat selain sebagai penyembuh sakit juga
merupakan wujud perilaku kecintaan kita kepada
Allah. Jadi shalat yang kita lakukan haruslah penuh
keikhlasan. Shalat yang dilakukan dengan penuh
keikhlasan, maka shalat akan benar-benar bermanfaat
untuk mendekatkan diri kita kepada Allah sekaligus
untuk menambah kecintaan Allah kepada kita. Dan
yang terpenting kita harus tetap sabar dan
berkeyakinan bahwa kita mampu melewati setiap
ujian yang diberikan oleh Allah karena Allah tidak
akan pernah memberikan ujian yang melebihi batas
kemampuan hamba-Nya.

“Dan tiada Allah


memberikan cobaan kepada manusia melainkan
sesuai dengan batas kemampuannya” Akhir dari
semua pembahasan tadi adalah marilah senantiasa
memupuk keyakinan bahwasanya Allah akan
mempersiapkan kemudahan-kemudahan dalam
setiap kesulitan-kesulitan yang dihadapi hamba-Nya
dan berkeyakinan bahwa kita mampu melewati setiap
ujian karena Allah tidak akan memberikan ujian atau
cobaan kepada manusia yang melebihi batas
kemampuan manusia.“
16 Keluarga : Baik mbak terimakasih atas motivasi nya insyallah
saya bisa lebih sabar dalam menghadapi ujian ini
dan mungkin ini bisa menjadi ladang pahala bagi
kami.
17 Petugas : Oke,maaf menggangu waktu istirahatnya,tetap
bimbinga semangat ya, wassalamualaikum.
n rohani

Anda mungkin juga menyukai