Sinis", Pada Sesi Pengkajian Spritual Perawat Mendapatkan Data Bahwa
Sinis", Pada Sesi Pengkajian Spritual Perawat Mendapatkan Data Bahwa
Petunjuk Pengisian
1. Sifat: teka home
2. Bacalah soal di bawah ini dengan teliti dan seksama.
3. Kerjakan soal diawali dengan Basmalah dan diakhiri Hamdalah
4. Jawaban di ditulis di MS Word, Calibri 12, A4 (3-4-3-3), 1 spasi dan kirim
softfile dikolom tugas
5. Jawaban sama dengan teman=0
6. Batas pengumpulan hari Selasa tanggal 21 Desember jam 20.00 WIB
Soal
1. Sebutkan Indikasi pasien yang perlu mendapat bimbingan sholat dan apa
saja hal-hal yang bisa membatalkan sholat pasien! (10)
2. Seorang pasien mengeluh nyeri perut, Do’a apakah yang tepat diberikan
pada pasien tersebut! (10)
3. Tn.C usia 45 th, dirawat diruang inap RS Setia, menderita tumor di area
punggung, sejak 2 tahun yang lalu. Saat perawat rohani pasien melakukan
doa di depan pasien, tiba-tiba Tn. C merespon do’a perawat tersebut
dengan pernyataan “ percuma do’a tidak akan dikabulkan sambil tertawa
sinis”, Pada sesi pengkajian spritual perawat mendapatkan data bahwa
Tn. C merasa Allah tidak adil padanya, sudah banyak upaya yang
dilakukan untuk sembuh mulai dari mendatangi orang pintar sampai
dokter spesialis, semua tidak ada efek terhadap kesembuhannya, do’a
sudah sering dilakukan, tetapi sepertinya Allah tidak mau mengabulkan
do’anya. Akibatnya setahun ini, Tn. C merasa malas untuk ibadah seperti
shalat, karena merasa percuma saja, tidak ada yang berubah dengan
kondisinya. Selaku perawat rohani pasien apa yang sebaiknya dilakukan
untuk memenuhi kebutuhan psiko-spiritual klien pada kasus ini! (30)
Jawaban
Contoh kasus 2
Pasien mampu berdiri, tetapi tidak bisa ruku dan sujud, tetapi masih bisa
duduk, misalnya karena gangguan/kerusakan pada tulang punggung atau
lutut, atau semisalnya, maka:
a. shalatlah sambil berdiri
b. ruku dan sujud dengan gerakan kepala yang agak berbeda, jika mampu,
jika tidak mampu gerakan dilakukan apa adanya
c. duduk dilakukan hanya saat tasyhaud akhir, terutama bagi pasien yang
setelah duduk sulit untuk bangkit kembali. Tasyahud awal seperti pada
shalat maghrib, zhuhur, ashar dan isya bisa dengan isyarat. untuk pasien
kasus ini disarankan pasien menggunakan teknik shalat qashar atau jama’
dan qashar sekaligus.
Contoh kasus 3
Pasien yang hanya mampu duduk di kursi, tidak bisa ruku’ dan sujud
dengan sempurna dan tidak bisa mengambil posisi duduk tasyahud,
maka:
a. shalatlah sambil duduk dikursi, jika mampu untuk tidak bersender
shalatlah dalam keadaan seperti itu, tetapi jika tidak mampu lakukan apa
adanya
b. ruku dan sujud dengan gerakan kepala yang agak berbeda jika mampu,
jika tidak mampu gerakan dilakukan apa adanya
c. tasyahud dilakukan tetap dalam posisi duduk di kursi
d. jika gerakan-gerakan shalat sulit dilakukan, misalnya mengangkat
tangan, menganggukan kepala, gerakan shalat cukup dengan isyarat
misalnya kelopak/kedipan mata;
e. jika posisi d tidak mampu, shalatlah dengan batas kemampuan terakhir
sekalipun rukun shalatnya dilakukan di dalam hati
f. yang harus dijaga adalah gerakan tuma’ninah, sebagai interval antar-
gerakan shalat yang berikutnya.
4. Pasien tidak mampub Takbiratul ikhram
Bagi pasien yang tidak mampu Takbiratul Ikhram boleh melakukannya
dalah hati. Demikian juga bagi pasien yang tidak mampu mengangkat
tangan ketika Takbiratul Ikharam dapat melakukannya sesuai batas
kemampuan yang penting terdapat tanda (meskipun dengan
isyarat/dalam hati) bahwa shalat telah dimulai.
5. Pasien tidak mampu melafalkan Al-Fatihah dan Tasyahud
Contoh kasus:
(1) pasien yang mendapat gangguan pada lidah atau daerah sekitar mulut
karena operasi; (2) pasien dengan gangguan pada saraf karena stroke; (3)
pasien gangguan saraf otak dan ingatan. Mempertimbangkan kondisi
seperti itu, maka pada kasus (1) dan (2) jika pasien masih dapat
mengucapkannya dalam hati karena ingatannya masih normal, ia
membaca fatihah dan tasyahud dan bacaan lain cukup dalam hati. Kecuali
jika memorinya terganggu, berapa ayat saja yang ia ingat, yang harus ia
baca dalam hati. Sementara kasus (3) pasien tidak bisa membaca fatihah
dan tasyahud, ia hanya mampu membaca tasbih, tahmid, takbir dan tahlil
saja (yang ia ingat), maka cukup baginya membaca itu saja sepanjang
shalatnya.
6. pasien tidak mampu membaca salam
jika pasien tidak mampu mengucapkannya secara lisan cukup baginya
dalam hati. Sedangkan gerakan memalingkan muka ke kanan dan ke kiri
hukumannya adalah sunnah
7. kondisi darurat yang lain
kasus: bagi pasien yang tiba-tiba mengalami kesakitan di tengah-tengah
shalatnya, maka dapat melakukan beberapa hal berikut:
a. jika masih mungkin sedikit bertahan, hendaknya ia berusaha
menyempurnakan shalatnya dengan cara apa saja yang mampu ia
lakukan tanpa perlu mengulanginya kembali
b. jika tidak mampu, pasien boleh memutus shalatnya karena darurat
c. jika sudah mampu, waktu masih ada ia boleh melaksanakannya