Anda di halaman 1dari 4

TUGAS TUTORIAL KE-2

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

Nama Mata Kuliah : Etika Pemerintahan


Kode Mata Kuliah : IPEM4430
Jumlah sks : 3
Nama Pengembang : Drs. Deni Asep Jatnika, M.I.Pol.
Nama Penelaah : Dr. Susanti, M.Si.
Status : Baru
Pengembangan
Tahun : 2019
Pengembangan
Edisi Ke- : 3

Skor Sumber Tugas


No Tugas Tutorial
Maksimal Tutorial
Buatlah tulisan singkat (essay) mengenai perbuatan- 100 Modul 4 dan 5
perbuatan pemerintah yang tidak patut dilakukan. BMP
Essay IPEM4430
tersebutharusmengandunganalisistentangkedudukan Etika
atau posisi jabatan yang dimilikinya. Pemerintahan
Kerjakandan upload hasil dari tugas tersebut dengan
format PDFdi ruang yang telahdisediakan.

Ketentuantulisan :
 Font Times New Roman 12,
 Spasi 1
 Margin 3-3-3-3
 Jumlahhalaman: 3halaman (tidakmenggunakan
cover)
 Sistematika: pendahuluan,
pembahasan(dikaitkan juga dengan
tinjauanteoretik), kesimpulan, dan referensi.
 Diunggah (upload) dengan format PDFpada
ruang yang telah disediakan, jika diunggah
pada tempat lain maka tugas tersebut tidak bisa
dinilai Tuton.
 Tulisan harus orsinil, bukan hasil plagiat dan
bukan hasil Copy Paste..
 Dikumpulkan dua minggu dari jadwal tutorial
ke-5
Mengenai Perbuatan-Perbuatan Pemerintah Yang Tidak Patut Dilakukan

Pendahuluan
Kita sering$melihat atau mengalami perilaku$atau perbuatan pejabat pemerintah di
kantornya yang dilakukan secara berliku liku,lamban,kaku,dibuat-buat agar
lambat,licin,curang,tipu muslihat,menjengkelkan dan merugikan. Ada pula$yang
menyebutnya sebagai mismanagement (salah urus) atau wanbeleid (salah kebijakan).
Dalam Bahasa Prancis,dipergunakan kata chicana yang berasal dari chicaner yang secara
harfiah diartikan sebagai$mencari alas an. Apabila perbuatan chicane dipandang sebagai
kelambatan,liku-liku dan tipuan dalam melakukan pekerjaan,chicane sebenarnya tidak perlu
terjadi apabila pejabat$yang bersangkutan menghayati dan mengamalkan etika
pemerintahan jika pejabat tersebut menyadari bahwa perbuatan chicane$adalah perbuatan
yang tercela dan tidak$patut. Meskipun demikian,chicane masih saja terjadi, bahkan
dilakukan dengan penuh kesadaran karena chicane memang$dimaksudkan untuk
memperoleh$keuntungan pribadi dengan merugikan pihak lain. Terjadinya chicane
menunjukkan adanya kelemahan berlakunya etika,khususnya etika pemerintahan, serta
menunjukkan$berjangkitnya penyakit "cacat etika pemerintahan" yang jika tidak segera
diatasi bisa menjadi kronis.

Pembahasan
Adanya$norma,aturan,kebiasaan,atau etika dalam masyarakat$merupakan hal yang logis
karena manusai hidup bermasyarakat dan membentuk masyarakat justru untuk menciptakan
ketertiban agar dapat memenuhi$kebutuhannya dengan sebaik-baiknya melalui$saling
membantu dan bekerja sama dengan manusia lain. Perbuatan dan perilaku yang dilakukan
berulang ulang tanpa perubahan disebut kebiasaan. Kebiasaan yang berlaku dari tahun ke
tahun, bahkan dari abad ke abad dan turun-temurun dari generasi ke generasi di sebut adat.
Aturan yang dibuat oleh$perangkat atau pejabat yang berwenang disebut hukum. Oleh
karena dibuat oleh pemerintah,hukum dapat dipaksakan agar dipatuhi oleh setiap anggota
masyarakat. Perbuatan yang baik,perbuatan$yang etis,perbuatan yang wajib dan yang
seharusnya dilakukan adalah perbuatan yang sesuai dengan$kebiasaan,adat, aturan, atau
hukum yang berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan.

Dalam buku berjudul Bestuurskunde, van Poelje menampilkan$filsafat Heymans dan


Bavinck, filsuf Belanda. Heymans dari aliran monism$psikis menyatakan bahwa norma
etika berlaku mutlak. Ia mengatakan bahwa keharusan untuk berbuat susila melebihi
keharusan$lainnya. Maksudnya.jika suatu cara tertentu di akui sebagai perbuatan$susila
yang baik itu berarti orang seharusnya berbuat demikian, sedangkan tuntutan
kenikmatan,kegunaan dan keindahan hanya dapat dipenuhi jika tuntutan tersebut tidak
bertentangan dengan susila. Pengakuan$atas hal dimaksud
terlepas dari kesadaran alami$manusia dan semua teori etik telah berusaha$meyakinkan
menurut cara masing-masing. Pandangan yang$mengatakan bahwa keharusan susila
merupakan

keharusan absolut. Selain dari$kebenaran dan keadilan, dengan sendirinya dan terlepas dari
segala akibat,hal itu sangat jelas sehingga$teori etika yang menyangkal$pandangan tersebut
tidak lagi merupakan teori etika. Kejelasan ini sama besar dan sama jenisnya dengan
aksioma logika dan matematika. Namun ada pandangan lain yang berpendapat
tidak$mutlak berlakunya etika dalam masyarakat serta dimana dan$kapanpun. Akan
tetapi,mengenai$penilaian terhadap norma etika serta penilaian terhadap
berbagai$perbuatan dan tingkah laku,penilaian itu$dipengaruhi waktu,tempat, dan suasana
serta dipengaruhi kemakmuran atau kemiskinan masyarakat pada waktu perang atau damai
dan lain sebagainya. Pandangan ini dikemukakan oleh filsuf lain yang juga dari negeri
Belanda,yaitu Bavinck. Ia mengungkapkan, "Harapan yang sering diucapkan bahwa dengan
tidak adanya dasar agama atau asas asas susila akan tetap tidak terganggu. Jelas tidak
semuanya terpenuhi sebab perselisihan makin besar, bahkan begitu rupa sehingga mengenai
satu perintah susila pun tidak ada kesamaan pendapat, misalnya tentang
wibawa,hidup,pernikahan,milik,tentang sumber dan dasar,metode serta kriterium
perasaannya jauh berbeda.
Pandangan dan sikap yang berlaku di$negara kita sejak 17 Agustus 1945,yang$menjadi
dasar,pokok,dan pangkal bertolak dari semua dan segala$bentuk perbuatan pemerintah
adalah$Pancasila. Dengan demikian.norma etika yang kita miliki ialah etika pemerintahan
berdasarkan Pancasila. Secara ringkas dan sederhana,dapat kita katakana$bahwa setiap
perbuatan
pemerintahan harus mangadung kelima$sila dari Pancasila. Pancasila yang telah diterima
dan ditetapkan sebagai dasar negara,seperti tercantum dalam$Pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945 dan telah diterima dan ditetapkan pula sebagai landasan$tindak,tingkah
laku,dan perbuatan setiap mausia Indonesia adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia$serta
merupakan kepribadian dan pandangan hidup bangsa Indonesia.
Coba kita perhatikan perbedaan-perbedaan$yang disebabkan oleh ketidaksamaan pangkal
bertolak. Tampak lebih jelas didalam politik daripada di$dalam pemerintahan. Tidak
menjadi masalah apakah politik diartikan sebagai seni kenegaraan,$yaitu menerapkan
ajaran negara kepada keadaan dan hubungan yang ada atau politik diartikan
sebagai$kepentingan negara sebagai syarat untuk mencapai kemakmuran negara atau
pengertian lainnya. Di$dalam pemerintahan, akan terdapat jauh lebih sedikit pertentangan
daripada dalam politik, yaitu$pertentangan antara :
1) Apa yang dituntut oleh$kepentingan nasional atau pada tahap tertinggi
2) Apa yang harus diperhatikan$dalam memenuhi etika yang bersifat ketat sebagaimana
aturan tersebut berlaku bagi setiap orang dalam hidup sehari-hari.
Lalu siapa yang disebut pemerintah$itu? Pemerintah adalah suatu badan,perangkat,atau
Lembaga belaka yang hanya bergerak jika digerakkan oleh manusia$yang disebut pejabat.
Dengan kata lain, perbuatan pemerintah dilakukan oleh pejabat pemerintah.$Pejabatlah
yang mempertimbangkan

Kesimpulan
Perangkat pemerintah yang$perbuatannya harus sesuai dengan$etika pemerintahan.
Kiranya dapat dimengerti karena yang$melaksanakan perbuatan pemerintahan$adalah para
pejabat pemerintah sebagaimana telah diterangkan$di muka. Adanya tumpeng tindih$yang
luas menyebabkan sulitnya membedakan kedua macam$etika tersebut. Pemerintah
Republik$Indonesia berpendirian bahwa pejabat di pandang tidak$cakap untuk memegang
jabatannya jika tingkah laku dan perbuatannya bertentangan dengan$kehormatan yang
patut diharapkan dari$seorang pejabat pemerintah atau berlawanan dengan kehormatan
korps pegawai negeri biarpun$tingkah laku dimaksud dilakukannya diluar kota dan di luar
jam kerja.$$$$$$
Bahkan pemerintah bersikap lebih jauh$lagi jika ada alas an yang cukup untuk pemecatan,
misalnya terkenal sebagai penjudi,suka memperkosa,sering$nikah cerai,serta melakukan
perbuatan keji,memalukan dan tercela,pejabat tersebut dapat dipecat dari jabatannya.

Referensi IPEM4430/Modul 5$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$

Anda mungkin juga menyukai