Anda di halaman 1dari 3

HERPES SIMPLEKS

No.Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit : 2022
Halaman: 1/3

KUPT. Puskesmas
BINGIN TELUK

1. Pengertian Infeksi akut yang disebabkan oleh virus herpes simpleks tipe
1 atau tipe 2, yang ditandai oleh adanya vasikel yang
berkelompok di atas kulit yang sembab dan eritematos pada
daerah mukokutan. Penularan melalui kontak langsung
dengan agen penyebab. Infeksi primer oleh virus Herpes
Simpleks (HSV) tipe 1 biasanya dimulai pada usia anak-anak,
sedangkan HSV tipe 2 biasanya terjadi pada dekade II atau
III,dan berhubung dengan peningkatan aktivitas seksual.
2. Tujuan Penatalaksanaan kasus herpes simpleks sesuai standar terapi
3. Kebijakan Surat keputusan kepala puskesmas . Nomor/.............tentang
Herpes Simpleks
4. Refrensi  Keputusan mentri kesehatan republik indonesia
No.HK. 02.02/Menkes/514/2015 Tentang panduan
praktik klinik bagi dokter di fasilitas kesehatan tingkat
pertama
 Praturan mentri kesehatan Nomor 5 tahun 2014
tentang panduan praktik klinik bagi dokter difasilitas
kesehatan primer
 Infeksi primer HSV-1 biasanya terjadi pada
5.Gambaran anak dan subklinis pada 90% kasus, biasanya
Klinis ditemukan perioral. Pada 10% sisanya dapat
terjadi ginggivostomatitis akut.
 Infeksi primer HSV -2 terjadi setelah kontak
seksual pada remaja dan dewasa, menyebabkan
volvaginitis akut atau peradangan pada
sistemik seperti demam, malaise, mialgia, nyeri

1
 kepala dan adenopati regional. Infeksi
 HSV-2
 Dapat juga mengenai bibir.
  Infeksi rekuren biasanya gatal atau sensasi
  terbakar setempat pada lokasi yang sama
  dengan lokasi sebelumnya . prodromal ini
  biasanya terjadi mulai dari 24 jam sebelum
 timbulnya erupsi.
  Papul eritema yang diikuti munculnya vesikel
  berkelompok dengan dasar eritem. Vesikel ini
  dapat cepat menjadi keruh , yang kemudian
  pecah membasah , dan berkrusta. Kadang –
 kadang timbul erosi / ulkus
  Tempat predileksi adalah didaerah pinggang
 ke
  atas terutama daerah mulu dan hidung untuk
  HSV-1, dan di daerah pinggang ke bawah
 terutama daerah genitalial untuk HSV-2.
Untuk
 infeksi sekunder, lesi dapat timbul pada
lokasi
 sebelumnya .

6.Diagnosis  Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis


dan pemeriksaan fisik.
 Catatan untuk perhatian:
1. Fase laten: tidak terdapat gejala klinis ,
tetapi HSV dapat ditemukan dalam keadaan
tidak aktif pada gangglion dorsalis
2. Infeksi rekurens

2
7.Penatalaksanaan  Terapi diberikan dengan antiviral, antara lain:
 Asiklovir, dosis 5x 200mg/hari selama 5 hari
atau
 Valasiklovir, dosis 2x500 mg/hari selama 7-10
hari.
 Pada herpes genitalis edukasi tentang pentingnya
abstinensia pasien tidak harus melakukan hubungan
seksual ketika masih ada lesi atau gejala prodromal
 Gejala prodromal diatasi sesuai indikasi . Aspirin
dihindari oleh karena dapat menyebabkan Reyes
syndrome.

8.Output Tatalaksana kasus Herpes Simpleks sesuai standar terapi


puskesmas

Anda mungkin juga menyukai