SKRIPSI
DISUSUN OLEH:
MUTHMAINNAH
NIM : 2192614072P
Muthmainnah
Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan (STIKes) Bhakti Husada Bengkulu
x + 67 halaman, 7 tabel, 8 lampiran
ABSTRAK
Tujuan dari penelitan ini untuk mengetahui pengaruh tekhnik relaksasi otot progresif
terhadap penurunan tingkat kecemasan menghadapi pre menstruasi sindrome pada
siswi pesantren Ar-Risalah lubuklinggau. Siswi yang mengalami pre menstruasi
sindrome biasanya akan menimbulkan gejala salah satunya kecemasan. Kecemasan
yang di alami akan mengganggu siswi dalam melakukan aktivitas sehari hari. Untuk
itu dalam mengalami kecemasan di butuhkan suatu cara salah satunya menggunakan
tekhnik relaksasi otot progresif.
Penelitian ini menggunakan desain pra eksperimen pra dan post test design. Adapun
sample pada penelitian ini adalah siswi yang mengalami kecemasan pre mesntruasi
sindrome sebanyak 23 responden yang di ambil dengan menggunakan metode
pourposive sampling yang menggunakan uji t Paired T-test alat yang di gunakan
adalah lembar observasi skala HARS.
Dari hasil penelitian di dapatkan, tingkat kecemasan ringan sebelum di lakukan
tekhnik relaksasi otot progresif yaitu 52,2%, sesudah di lakukannya tekhnik relaksai
otot progresif menjadi tingkat kecemasan yaitu tidak ada kecemasan senilai 78,3%
dan terdapat pengaruh yang signifikan antara pemberian tekhnik relaksasi otot
progresif dengan penurunan tingkat kecemasan dengan nilai (p = 0,001).
Kesimpulannya pada penelitian ini adalah ada pengaruh tekhnik relaksasi otot
progresif terhadap penurunan tingkat kecemasan siswi di pesantren Ar-Risalah
lubuklinggau. Kepada pihak kesehatan pesantren, diharapkan bahan ini sebagai
masukan untuk menurunkan tingkat kecemasan pada siswi yang mengalami pre
menstruasi sindrom dan dapat di jadikan tekhnik relaksasi ini sebagai intervensi non
farmakologis untuk mengatasi kecemasan di pesantren Ar-Risalah
Kata kunci : Tekhnik reklaksasi otot progresif, Tingkat kecemasan, Pre
menstruasi sindrom
i
EFFECT OF PROGRESSIVE MUSCLE RELAXATION TECHNIQUES ON
CHANGES IN PRE-PRE ANXIETY LEVELS MENSTRUAL SYNDROME
(PMS) IN SCHOOLGIRLS IN PESANTREN AR-RISALAH
LUBUKLINGGAU
Muthmainnah
High School Nursing Study Program
Health Sciences (STIKes) Bhakti Husada Bengkulu
x + 67 pages, 7 tables, 8 attachments
ABSTRACT
The purpose of this study is to find out the effect of progressive muscle relaxation
techniques on decreasing anxiety levels facing pre menstruation syndrome in students
of pesantren Ar-Risalah lubuklinggau. Students who experience pre menstruation
syndrome will usually cause symptoms such as anxiety. Anxiety in the experience
will interfere with students in doing daily activities. For that in experiencing anxiety
in need of a way one of them uses progressive muscle relaxation techniques.
This study uses pre-experimental pre-experimental design and post test design. The
sample in this study was student who experience pre menstruasi syndrom anxiety as
many as 23 respondents who ware taken using purposive sampling method using t
paired T-test tool used is HARS scale observation sheet.
From the results of the study obtained, the level of mild anxiety before the technique
of progressive muscle relaxation is 52.2%, after the technique of progressive muscle
relaxants into the level of anxiety that is no anxiety worth 78.3% and there is a
significant influence between the administration of progressive muscle relaxation
techniques with a decrease in anxiety levels with a value (p = 0.001). The conclusion
in this study is that there is a thekhnik effect of progressive muscle relaxation on the
decrease in the level of anxiety of students in pesantren Ar-Risalah lubuklinggau. To
the health pesantren, it is expected that this material as an input to lower the level of
anxiety in students who have pre-menstrual syndrome and can be used as a non-
pharmacological intervention to overcome anxiety in pesantren Ar-Risalah
ii
iii
PERNYATAAN PENGESAHAN
Komisi Pembimbing
Ketua Sekretaris
Penguji I Penguji II
Mengetahui,
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas kasih
dan rahmat yang diberikan sehingga penyusunan Skripsi ini yang berjudul “Pengaruh
Menstruasi Syndrome (PMS) Pada Siswi Di Pesantren Ar-risalah” ini dapat selesai
kasih kepada kedua orang tua, sahabat, teman-teman dan pembimbing saya atas
bimbingan, saran, dan kritik yang tiada henti-hentinya dalam penyusunan Skripsi ini.
1. Ibu Dr.M. Hj. Nurhasanah, SKM.,M.kes, selaku Ketua Yayasan Persada Raflesia
Bengkulu.
6. Seluruh dosen dan staf Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bhakti Husada Bengkulu.
v
7. Ibu Mariska Kurnia Putri,M.Pd Selaku Kepala SMA pesantren modern Ar-
Risalah telah memberi saya izin untuk melakukan penelitian di Pesantren Ar-
Risalah Lubuklinggau.
8. Kedua orangtua dan keluargaku yang telah memberi banyak dukungan, motivasi,
dan perhatian dan bantuan dengan berbagai bentuk baik materi maupun non
terdapat kekurangan, baik dari isi maupun cara penulisannya. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun guna perbaikan dan
semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan berkat-Nya yang berlimpah kepada kita
semua. Akhir kata Proposal ini dapat berguna bagi kita semua.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ....................................................................................................... ii
BAB I . PENDAHULUAN
vii
B. Kecemasan ..................................................................................... 12
3. Efek/Dampak Kecemasan.......................................................... 15
C. Remaja ............................................................................................ 19
F. Hipotesis ......................................................................................... 32
viii
B. Definisi Operasional ..................................................................... 33
B. Pembahasan ................................................................................... 52
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN .............................................................................. 63
B. SARAN .......................................................................................... 63
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
adapun menurut surfei penduduk 2010 Jumlah kelompok usia 10-19 tahun
sebanyak 43,5 juta atau sekitar 18% dari penduduk dunia saat ini. Sebanyak 90%
wanita pada usia reproduktif mengalami gejala PMS. Wanita usis dekade empat
paling sering mengalami pre menstruasi sindrom (Moreno, 2012) Pada usia
Produktif umumnya menginjak usia 15-44 tahun tetapi baru dikatakan usia
Angka kejadian PMS cukup tinggi, yaitu hampir 75% wanita usia subur
diseluruh dunia mengalami PMS. Pada wanita indonesia yang mengalami gejala
premenstrual syndrome cukup tinggi yaitu 80-90% dan kadang- kadang gejala
menstruasi yang sedang sampai yang ringan masih bisa di atasi dengan tekhnik
relaksasi otot progresif atau dengan relaksasi yang lainnya tidak perlu
yang mengalami pre menstruasi dengan intensitas berat, hal ini menjadi masalah
1
yang sangat bererti sebanyak 14,7% perempuan tidak bisa menghadiri kelas dan
12,8% bisa menghadiri kelas tanpa minum obat tetapi tidak berpartisipasi dalam
Kecemasan adalah berupa rasa kekhawatiran atau rasa takut yang tidak
dapat dihindari dari hal- hal yang berbahaya dan dapat menimbulkan gejala atau
respon tubuh (Manurung, 2016). Kecemasan pada saat PMS dapat berdampak
sekolah atau kantornya selama berjam-jam atau beberapa hari (Sukarni dan
Wahyu, 2013).
tinggi yaitu sekitar 20% di populasi umum dan 48% wanita usia subur yang
Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Dian Anisia Widianingrum dan
Dwi Intan Permata Sari (2018) di dapatkan remaja putri yang mengalami
kecemasan ringan 53,3%. Sementara menurut penelitian Laili dan dewi (2014)
2
Proverawati dan Misaroh, 2011 mengungkapkan salah satu cara
syndrome yaitu dengan teknik relaksasi salah satunya adalah teknik relaksasi
otot progresif. Relaksasi otot atau relaksasi progresif merupakan suatu metode
yang terdiri peregangan dan relaksasi sekelompok otot, serta memfokuskan pada
setelah melakukan relaksasi otot ini dapat meningkatkan rasa kebugaran dan
ketegangan otot, kecemasan, nyeri leher dan punggung. Terapi relaksasi ini tidak
memiliki efek samping dan mudah dalam melakukannya (Solehati dan Kosasih,
2015).
Pencegahan untuk berbagai gejala yang kerap muncul pada pre menstruasi
sindrom dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain : mengurangi stress
dan kecemasan dengan relaksasi otot progresif dan pengaturan pola makan
memiliki jumlah siswi sebanyak 412 orang diantaranya terdiri siswi SMA
sebanyak 162 orang sedangkan siswi SMP memiliki 250 orang peneliti
mengambil sample pada kelas 2 SMA karena menurut petugas dari bagian
3
Jumlah siswi kelas 2 sma keseluruhan sebanyak 45 orang dan jumlah siswi
yang mengalami PMS pada bulan desember 2018 sebanyak 25 orang sedangkan
di 2019 jumlah siswi ada 43 orang yang mengalami PMS pada bulan desember
bulan oktober 2020 oleh peneliti bahwa di pesantren Ar Risalah jumlah siswi 50
orang dan terdapat 30 orang santri kelas 2 sma yang mengalami pre menstruasi
nyeri, pusing nafsu makan bertambah, tumbuh jerawat, pegal-pegal pada bagian
paha dan pinggang dan merasa keram di perut. Adapun gejala pisikologis lain
yang menyertai seperti mudah marah, mudah sedih, kurang bersemangat, lemah
lesu, badmood, mudah tersingguang, kurang daya konsentrasi, gelisah dan tegang
dan cemas. Alasan saya mengangkat judul ini mengetahui sebagian siswi
sekolah belajar sebagian dari mereka mengatasi hal tersebut dengan membiarkan
saja gejala tersebut hilang begitu saja dan ada juga yang menghilangkannya
4
Perubahan Penurunan Tingkat Kecemasan Menghadapi Pre Menstruasi Sindrom
B. Rumusan Masalah
C. Pertanyaan Penelitian
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Ar-Risalah lubuklinggau.
2. Tujuan khusus
5
c. Diketahuinya pengaruh pengaruh perubahan tingkat kecemasan
E. Manfaat penelitian
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat praktis
sendri dengan benar sehingga bisa mengatasi timbulnya gejala pre menstruasi
syndrom mandiri dan angka ketidak hadiran masuk sekolah akibat pre
F. Keaslian Penelitian
otot progresif terhadap perubahan tingkat kecemasan pada siswi sma pesantren
6
1. “Pengaruh relaksasi otot progresif terhadap penurunan tingkat nyeri pada
berupa instrumen wawancara kepada seluruh santri dan bentuk skor tingkat
nyeri dan variabel pemaparan tersebut meliputi variabel tingkat nyeri yang
nyeri sedangkan yang saya teleti ialah tentang penurunan kecemasan yang di
2. “Pengaruh relaksasi otot progresif terhadap pre menstruasi pada remaja putri
Tirtayasa 2017.
Responden penelitian ini adalah remaja putri dengan jumlah 15 orang untuk
mengguanakan rancangan randomised control group pre test dan post test
7
untuk mengukur PMS Skala PMS di susun dalam 4 aspek yaitu kognitif,
3. “Pengaruh relaksasi otot progresif terhadap stress remaja putri saat Pre
menstruasi sindrom
eksperimen dangn pre and post test nonequivelent control group tekhnik
ekperiment dengan desain one group post test desaign variabel dalam
8
penelitian ini adalah variabel x dan y dan metode pengumpulan data
dan objek di teliti ialah siswi yang mengalami manarce sedangkan dalam
2016.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
c. Meningkatkan gelombang alfa otak yang terjadi ketika klien sadar dan
10
3. Manfaaat relaksasi progresif
dampak yang sangat baik dalam program terapi terhadap ketegangan otot,
kram otot, nyeri pada leher dan punggung, menurunkan tekanan darah tinggi,
fobia ringan serta meningkatkan konsentrasi. Target yang tepat dan jelas
ketegangan otot yang cukup tinggi dan membuat tidak nyaman sehingga dapat
melakukan tekhnik relaksasi otot progresif hal yang paling penting dikenali
kontraksi dari serat otot rangka yang menghasilkan sensasi tegangan. Relaksi
perbedaan antara keadaan tegang (tension) dan relaksasi yang akan diterapkan
11
5. Indikasi terapi relaksasi otot progresif
Menurut setyoadi dan kusharyadi (2011,hal 108) bahwa indikasi dari terapi
secara bergantian. Fase keterangan sangat singkat, hanya sekitar 5-10 detik.
detik dan di lakukan selama 20 menit setiap harinya selama 3 hari berturut
(Setyoadi, 2011).
12
melakukan teknik ini yaitu:
1) Persiapan
sepatu.
mengikat.
yang terjadi.
13
sehingga otot di tangan bagian belakang dan lengan bawah
menegang.
14
6) Gerakan 5 dan 6: ditunjukan untuk melemaskan otot-otot wajah
a) Gerakan otot dahi dengan cara mengerutkan dahi dan alis sampai
Gambar 5, 6, 7 dan 8
15
9) Gerakan 9 : Ditujukan untuk merilekskan otot leher bagian depan
maupun belakang.
b) Punggung dilengkungkan
relaks.
sebanyak-banyaknya.
16
bagian dada sampai turun ke perut, kemudian dilepas.
Gambar 10,11,12,13
dilepaskan bebas.
14) Gerakan 14-15 : Ditujukan untuk melatih otot-otot kaki (seperti paha
dan betis).
17
Gambar gerakan 13,14
d. Evaluasi
e. Penutup
1) Simpulan
menurunkan stres dan kecemasan. Gerakan itu bisa dilatih pada area
relaksasi ini bisa dilakukan kapan saja, tanpa pembatasan waktu dan
2) Saran
sekali waktu. Bisa membagi 15 gerakan ini dalam 2 atau 3 sesi sesuai
cemas, terapi ini bisa dilakukan, hati-hati bagi yang memiliki tekanan
18
melakukan penegangan pada area leher, karena dikhawatirkan akan
B. Kecemasan
1. Pengertian Kecemasan/Ansietas
mengganggu dan menyebar, yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan
tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik.
berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini
tidak memiliki objek yang spesifik, ansietas dialami secara subjektif dan
berdampak pada fisik seperti mual dan jantung berdebar (Nasir, 2015)
19
Sekala kecemasan HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale)
menurut alat ukur kecemasan yang disebut HARS (Hamilton Anxiety Rating
Menurut skala HARS terdapat 14 symptom yang nampak, setiap item yang
Adapun sejarah Skala HARS pertama kali digunakan pada tahun 1959,
yang diperkenalkan oleh Max Hamilton dan sekarang telah menjadi standar
kecemasan pada trial clinic yaitu 0,93 dan 0,97. Kemudian kondisi ini
HARS akan diperoleh hasil yang valid dan reliable. Skala HARS menurut
20
sendiri, ketakutan pada orang asing, ketakutan pada binatang besar,
banyak.
malam hari, tidur tidak nyenyak, bangun dengan lesu, banyak mimpi-
g. pada penelitian trial clinic. Skala Gejala somatik ditandai dengan nyeri
pada otot, kaku, kedutan otot, gigi gemerutuk, suara tidak stabil.
h. Gejala sensorik ditandai oleh tinitus, penglihatan kabur, muka merah dan
panjang.
panas di perut, perut terasa kembung atau penuh, muntah, buang air besar
21
lembek, kehilangan berat badan, sukar buang air besar (konstipasi).
l. Gejala urogenital ditandai oleh sering buang air kecil, tidak dapat
menahan kencing, tidak datang bulan (tidak haid), darah haid berlebihan,
darah haid amat sedikit, masa haid berkepanjangan, masa haid amat
kategori :
22
3) Skor 21 – 27 = Kecemasan sedang
2. Klasifikasi Kecemasan/Ansietas
sebagai berikut :
2) Ansietas/kecemasan Ringan
3) Ansietas/kecemasan sedang
untuk berfokus pada hal yang penting dan mengesampingkan yang lain.
4) Ansietas/Kecemasan Berat
Individu cenderung berfokus pada sesuatu yang rinci dan spesifik serta
tidak berfikir tentang hal ini. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi
23
ketegangan. Individu tersebut memerlukan banyak arahan untuk berfokus
5) Tingkat Panik
terpengaruh, ketakutan dan teror. Hal ini rinci terpecah dari porsinya.
3. Efek/dampak Ansietas
perilaku, daya fikir dan prilaku (Taylor, Peplau & Searsia, 2012).
4. Penatalaksanaan ansietas/kecemasan
a. Penatalaksanaan Farmakologi
24
seperti buspiron (buspar) dan berbagai anti depresan juga di gunakan
a. Tehnik Distraksi
b. Tehnik Relaksasi
C. Remaja
1. Pengertian Remaja
Dalam behasa latin, remaja di kenal denagan kata adolancere dan dalam
melainkan juga kematangan sosial fisiologis sosial dan fisik (kumalasari dan
25
adhyantaro, 2013). Kusmiran(2012) mengatakan bahwa remaja merupakan
(akhlak). Masa remaja diartikan sebagai masa transisi atau masa penghubung
berakhir atau masa transisi dari masa anak ke masa dewasa yang mengalami
perubahan semua aspek baik dari bentuk badan tinggi badan wajah organ
reproduksi dan lain lainya untuk memasuki masa dewasa (Asmuji, 2014).
egosentris serta ingin bebas. Remaja yang egosentris akan kesulitan untuk
melihat sesuatu hal dari perspsepktif atau sudut pandang orang lain
dirinya.
26
Kematanagan seksual antara remaja laki-laki dan perempuan terjadi
pada usia yang berbeda. Coleman dan Hendry (1990) dan Walton (1994)
terjadi pada usia 10-13,5 tahun, sedangkan remaja perempuan 9-15 tahun
Bentuk fisik semakin sempurna pada masa remaja tengah. Hal- hal
sosial yang mulai tinggi, seperti keinginan untuk menolong orang lain dan
tang dianutnya dan menuju nialai-nilai yang dianut orang dewasa. Remaja
27
image) terhadap dirinya sendiri dapat mewujudkan tasa cinta, dan belajar
jawab terhadap hal yang dilakukan. Hal ini ditandai dengan menyukai
diambil tidak tepat mereka akan jatuh kedalam perilaku yang berisko dan
perkembangan fisik remaj dapat optimal denagn pemenuhan gizi yang cukup.
Remaja harus mendapat perhatian yang cukup dari orangtuanya agar tidak
pantat membesar, kulit lebih halus, serta tinggi dan berat badan bertambah.
selain itu, perkembangan payudara sudah dimulai biasanya paling muda usia
28
8-10 tahun. Kelenjar keringat aktif ditandai keringat bertambah banyak.
Rambut pada ketiak dan alat kelamin juga mulai tumbuh, sedangkan ciri-ciri
seks sekunder pada remaja laki-laki umumnya dikenali dari perubahan pada
suara atau suara menjadi berat, tumbuh jakun, serta tinggi dan berat badan
bertambah. Rambut pada ketiak, alat kelamin, dada, dan wajah mulai tumbuh.
Pundak dan dada bertambah besar dan bidang selaian itu, kelenjar keringat
aktif ditandai dengan keringat yang bertambah banyak. Pada alat reproduksi,
remaja hampir sama dengan pola emosi anak-anak. Perbedaanya terletak pada
29
terhadap jenis kelamin. Remaja mengalami perubahat minat pada dunia sosial.
muncul pada 7-10 hari sebelum menstruasi dan menghilang ketika mulai
menstruasi keluar.
adalah salah satu gangguan umum yang terjadi pada wanita (Rizka, dkk.,
2016)
gejala tidak nyaman yang umumnya didalami oleh wanita pada hari-hari
menjelang menstruasi. Pada dasarnya hal ini wajar, beberapa wanita merasa
sakit seperti kram saat mereka menstruasi. Biasanya sakit ini tidak terlalu
parah dan tidak berlangsung terlalu lama. Namun ada sebagian wanita yang
merasakan sakit yang cukup parah sehingga aktivitas mereka terganggu atau
30
Sindrom Pramenstruasi adalah gangguan siklus yang umum terjadi pada
wanita gangguan siklus yang umum terjadi pada wanita muda dan
adalah suatu kumpulan gejala, dan jenis serta intensitas gejala berbeda-beda
dari wanita kewanita pada siklus menstruasi. Pada permulaan siklus, lapisan
sel rahim mulai berkembang dan menebal. Lapisan ini berperan sebagai
penyokong bagi janin yang yang sedang tumbuh bila wanita tersebut hamil
(Ningsih, 2013)
a. Faktor Genetik
yaitu insidensi sindrom pramenstruasi dua kali lebih tinggi pada kembar
b. Faktor Psikologis
tekanan.
31
c. Faktor Gaya Hidup
makan memegang peranan yang tak kalah penting. Makan tertalu banyak
a. Gejala fisik
Nyeri Dibagian tengah perut, Nyeri kepala Konstipasi atau diare Edema
32
hidung tersumbat, perubahan defekasi, jerawat, sakit punggung,
gatal, kepanasan.
33
mendapat menstruasi. Gejala ini timbul akibat ketidakseimbangan
minum kopi.
dan kaki, peningkatan berat badan sebelum menstruasi. Gejala tipe ini
luar sel (ekstrasel) karena tingginya asupan garam atau gula pada diet
(penimbunan) air dan natrium pada tubuh hanya mengurangi gejala yang
mengurangi asupan garam dan gula pada diet makanan serta membatasi
minum sehari-hari.
yang manis.
34
sulit dalam mengucapkan kata-kata (verbalisasi), bahkan kadnag-kadang
muncul rasa ingin bunuh diri atau mencoba bunuh diri. Biasanya
farmakologi.
a. Terapi farmakologi
pengobatan diuretika untuk mengatasi retensi cairan dan edema pada kaki
dan tangan. Ada juga pemberian hormon progesteron dosis kecil dapat
35
digunakan untuk mengurangi rasa sakit kepala, kegelisahan, nyeri
2) Asam mefenamat
3) Obat penenang
tidur.
4) Obat antidepresi
36
5) Diuretika
sebagai berikut:
3) Cara mengurangi rasa sakit saat menstruasi, cobalah mandi dengan air
37
6) Gunakan tekhnik Tidur dengan cara meringkuk dan lutut melekuk
bantal untuk menekan lembut perut bagian bawah jika itu terasa
nyaman untuk anda. Jika anda tidur telentang, sanggalah lutut anda
a. Psikis/fisik
b. Hormon
Beberapa keluhan di rasakan saat PMS yaitu sakit kepala dan gangguan
dingin takut, mengalami diare mual dan muntah (Laili dan dewi 2015)
E. Kerangka konsep
38
variabel independennya adalah teknik relaksasi otot progresif, sedangkan
F. Hipotesis
39
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
menggunaka metode pendekatan one group pra-post design, yaitu melakukan tes
untuk mengetahui tingkat kecemasan yang di alami siswi SMA Pesantren Ar-
Risalah sebelum dan setelah di beri terapi Tekhnik Otot Progresif untuk
melakukan melakukan tekhnik relaksasi otot progresif dengan satu kali terapi per
hari selama 20 menit dan dilaksanakan 3 hari berturut2 setelah itu dilakukan
(Notoatmodjo,soekidjo 2010).
TABEL
DESAIN PENELITIAN
01 X 02
Keterangan :
progresif
progresif
40
Penelitian ini telah dilakukan intervensi satu kali sehari selama 3 hari
dengan waktu intervensi ± 20 menit dan pengukuran pada setiap sebelum dan
B. Definisi Operasional
menjelaskan semua variabel dan istilah skala ukur yang akan di gunakan dalam
TABEL 3.1
Definisi Operasional
No Variabel Definisi Cara Alat Hasil Skala
operasional ukur ukur ukur ukur
Variabel independen
1. Tekhnik Teknik relaksasi Intervensi Prosedur Dilakukan -
relaksasi otot progresif teknik sesuai
otot adalah suatu relaksasi SOP
progresif relaksasi yang otot
dilakukan pada progresif
siswi di pesantren
Ar-Risalah untuk
merilek sasikan
tubuh atau otot-
otot, dengan
memberikan
ketegangan pada
kelompok otot,
kemudian
melemaskan
kelompok otot
tersebut tekhnik
relaksasi
ototprogresif
dilakukan 1x
sehari selama 20
41
menit pasien di
berikan intervensi
selama 3 hari
berturut urut.
Variabel Dependen
2. Dependen Respon Mengisi Kuesione Skor 13-56 interval
Perubahan kekhawatiran yang lembar r: keemasan
tingkat di alami siswi di kuesioner Hamilton ringan
kecemasan pesantren Ar- HARS Rating sampai
Risalah terhadap (hawari, Scale for berat/panik
kecemasan yang 2007) Anxiety
dimanifestasikan (HARS)
dengan perubahan
prilaku pasien
sebelum di berikan
tekhnik relaksasi
otot progresif.
a. Tempat Penelitian
juga lebih mudah mendapatkan informasi, data- data yang peneliti butuhkan
b. Waktu Penelitian
kota Lubuklinggau.
a. Populasi Penelitian
42
oleh peneliti untuk diteliti, kemudian ditarik kesimpulannya (Sujarweni,
b. Sampel Penelitian
diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh
𝑁
𝑛=
1 + 𝑁(𝑑)2 = 0,1)2
30
𝑛=
1 + (30𝑥0,1)2
30
𝑛=
1 + (0,30)
𝑛 = 23 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑙𝑒
Keterangan :
n = Jumlah sample
N = Jumlah populasi
43
yang diambil menggunakan kriteria sebagai berikut :
Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh
3) Kelas 2 SMA
1) Cidera akut
2) Ketidaknyamanan musculoskeletal
E. Instrumen Penelitian
tekhnik relaksasi otot progresif dan perlengkapan tekhnik tersebut ialah kursi
atau tempat duduk, laptop untuk menampilkan vidio cara melakukan tekhnik
yang di gunakan peneliti sebagai alat ukur kecemasan, Pada penelitian ini
44
merujuk pada tingkat kecemasan 14 = Tidak ada kecemasan, 14 – 20=
nyeri peneliti juga memberikan tekhnik relaksasi otot progresif selama 20 meni.
terdapat 30 santri yang mengalami pre menstruasi sindrom menurut data dari
progresif dan perlengkapan teknik tersebut yaitu kursi atau tempat duduk,
bagikan kuesioner lagi sehingga bisa mengetahui hasil sebelum dan sesudah
beri penilaian angka skor antara 0-4 yang artinya sebagai berikut:
45
0 = Tidak ada gejala sama sekali
a. Editing ( Pengecekan)
b. Coding (Pengkodean)
c. Scoring
46
dan dikategorikan berdasarkan ketentuan. Lembar ceklis observasi
kecemasan 0-4 total skor krang dari 14 = tidak ada kecemasan skor 14-
d. Tabulating ( Hasil )
e. Procesing ( Proses )
Data yang telah dapat diproses agar dapat dianalisa, proses data
SPSS (komputerisasi).
kriteria dan yakin bahwa data telah masuk benar-benar bebas dari
G. Analisa Data
Analisa univariat adalah suatu teknik analisis data secara mendiri, tiap
47
pengukuran sedemikian rupa hingga menjadi informasi yang berguna. Analisa
dengan rumus : 𝐹
P= 𝑥 100%
𝑛
Keterangan :
P : Presentase
48
2) Analisa Data Bivariat
tekhnik relaksasi otot progresif dan sesudah di lakukan tekhnik relaksasi otot
Rumus : 𝑑
𝑇=
𝑠𝑑√𝑛
n = Sampel
T = Perbedaan
49
BAB IV
A. HASIL PEMBAHASAN
tekhnik relaksasi otot progresif kepada siswi yang mengalami kecemasan pre
1. Analisa Univariat
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Sebelum Dilakukan
Intervensi Tekhnik Relaksasi Otot Di Pesantren
Ar-Risalah Lubuklnggau
50
Berdasarkan uraian tabel 4.1 di atas menunjukan bahwa siswi pesantren
Otor Progresif
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Sesudah Dilakukan
Intervensi Tekhnik Relaksasi Otot Di Pesantren
Ar-Risalah Lubuklnggau
mengalami penurunan.
2. Analisa Bivariat
51
Tabel 4.3
Pengaruh Tekhnik Relaksasi Otot Progresif terhadap Perubahan Tingkat
Kecemasan mengalami Pre Menstruasi Sindrom (PMS) pada siswi
pesantren Ar-Risalah
95% Confidence P N
Variabel Mean SD SE interval of the value
difference
Lower Upper
Sebelum di
lakukan tekhnik
relaksasi otot 21,69 4,332 0,903
progresif
Sesudah di 9,071 11,537 0,001 23
lakukan tekhnik
relaksasi otot 11,39 2,482 0,517
progresif
dapatkan nilai rata rata 11,39% dengan standar deviasi 2,482. Hasil uji dari
statistic di dapatkan nilai p value adalah 0.001 di mana p<0,05 yang artinya
B. PEMBAHASAN
1. Analisa Univariat
progresif
Dari tabel 4.1 di tujukan bahwa nilai rata-rata yaitu 21,69% dengan
52
kecemasan sedang sebelum di lakukan tekhnik relaksasi otot progresif
skor 21-27 kecemasan sedang dan 14-20 kecemasan ringan. Hal ini
53
tunjjukkan dengan perasaan mudah tersinggung, tidak sabar, gelisah,
seluruh responden berada pada skor tidak ada kecemasan yang di alami.
Sesuai dengan teori Potter & Perry tahun 2006 menyatakan bahwa
untuk tujuan mengurangi tanda dan gejala yang tidak di inginkan seperti
Hal ini juga di dukung oleh pendapat smelzert tahun 2002 bahwa
dan fisik dari tekanan stres dan kecemasan. Dengan relaksasi pasien dapat
(Smelzert,2002)
54
Menurut Helmi Fitriani (2017) mengatakan bahwa dapt di
dan Dwi Intan Permata Sari tahun 2018, tentang pengaruh tekhnik
pendekan pra-post test design. Sampel penelitian ini adalah siswi yang
55
perasaan-perasaan yang tidak jelas sehingga mengakibatkan firasat buruk
menangis tak tau sebab serta bad mood hal ini di namakan pre menstruasi
progresif
lubuklinggau.
56
progresif ini kecemasan sangat menurun drastis dan membuahkan hasil
emosi tanpa objek tertentu. Kecemasan dipicu oleh hal yang tidak di
sesuatu yang tidak jelas atau tidak d ketahui sehingga muncul perasaan
Persent) sampai dengan 4 (severe) skor 14 tidak ada kecemasan skor 21-
berat 28-41 kecemasan berat sekali atau panik 42-56 (Stave, 2012).
57
Penelitian ini di dukung oleh penelitian Dian Anisia Widyaningrum
dan Dwi Intan Permata Sari tahun 2018, tentang pengaruh tekhnik
pendekan pra-post test design. Sampel penelitian ini adalah siswi yang
Sari tahun 2018 berpendapat bahwa ada pengaruh tekhnik relaksasi otot
menstruasi sindrome, hal ini sesuai dengan teori bahwa tekhnik relaksasi
58
menenangkan dan merilekskan tubuh. Sehingga penggunaan tekhnik
relaksasi ini hanya melibatkan siste otot tanpa melakukan alat lain dan
atau duduk di kursi, sehingga mudah di lakukan kapan saja, selain itu
2. Analisa Bivariat
59
(PMS) Sebelum di lakukan tekhnik relaksasi otot progresif terdapat nilai
mean adalah 21,69 dan sesudah di lakukan tekhnik relaksasi otot progresif di
mana nilai p value 0,001 ( p < 0,05 ) yang artinya secara statistik tingkat
menstruasi sindrome.
pre menstruasi sindrome dan disminorea rentan mengalami kecemasan hal ini
mengalami pre menstruasi sindrom perasan cemas bisa datang kapan saja
terhadap sitiasi tertentu yang mengancam dan merupakan hal normal yang
60
perasaan subyektif mengenai ketegangan mental dan menggelisahkan sebagai
adanya rasa aman. Perasaan yang tidak menentu tersebut pada umumnya
kesehatan.
Kecemasan adalah suatu perasaan takut dan gelisah yang tidak jelas
serta tidak di dukung oleh situasi dan keadaan yang ada. Adapun macam-
macam dari tingkat kecemasan yang di alami adalah tidak ada kecemasan,
keperawatan yaitu dengan tekhnik relaksasi otot progresif gunanya agar bisa
ringan.
61
Peneliti berasusmi bahwa, tingkat kecemasan pada siswi yang
sangat signifikan dalam tekhnik relaksasi otot progresif kepada siswi yang
62
C. KETERBATASAN PENELITI
ajaran ber ulang-ulang bahwa penelitian ini sangat penting dan bermanfaat
bagi mereka.
2. Dalam penelitian ini mungkin masih banyak kekurangan dan belum mencapai
penelitian yang di lakukan sehingga peneliti masih dalam tahap belajar dan
63
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
39,1% dan yang mengalami kecemasan berat hanya 2 yaitu 8,7% orang.
mengalami penurunan.
otot progresif di dapatkan nilai rata rata 11,39% dengan standar deviasi
2,482. Maka hal ini menunjukkan bahwa terdapat penurunan kecemasan yang
sangat signifikan antar sebelum dan sesudah melakukan tekhnik relaksasi otot
Risalah lubuklinggau
B. SARAN
Berdasarkn dengan kesimpulan di atas, ada beberapa hal yang dapat di saran
kan untuk pengembangan dari hasil penelitian ini terhadap penurunan kecemasan
64
1. Tempat penelitian
sindrome
2. Institusi Pendidikan
3. Peneliti Selanjutnya
yaitu kelompok kontrol dan kelompok intervensi agar bisa lebih efektif dan
65
DAFTAR PUSTAKA
Damayanti, S.B, Istiningtyas, A & kartina, I (2020), Pengaruh Terapi Otot Progresif
terhadap Stres Pada Remaja Putri Saat Premenstrual Sindrom 2020 Fakultas
Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta.
Fitriani, (2018). Pengaruh relaksasi otot progresif terhadap penurunan tingkat nyeri
pada remaja pondok pesantren batang kabung kota padang. Jurnal:
kesehatan
66
Jumrotin, Suroso & Meyutariningsih, T, (2018), Terapi Relaksasi Progresif Untuk
Menurunkan kecemasan siswi dalam menghadapi manarce vol. 7.No.1
Diakses 1 juni 2018 dari http://jurnal.untag.sby.ac.id/index.php/persona
Savitri R. 2015. Gambaran Skala Nyeri Haid pada Usia Remaja, Jurnal
Keperawatan ‘Aisyiyah (JKA) ,vol. 2(2), Desember, p. 25-29.
67
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian kuantitatif, kualitatif, R&D. Bandung :
Alfabeta, CV.
Widianingrum, D.A Sari, D.I.P (2016), Pengaruh Tehnik Otot progresif terhadap
perubahan tingkat kecemasan, Jurnal: Keperawatan STIKES Bhakti Husada
Madiun
68
LAMPIRAN 1
Nomor Responden :
Nama Responden :
Umur Responden :
Penentuan derajat kecemasan dengan cara menjumlahkan nilai skor dan item 1-5
dengan hasil :
69
No Pertanyaan 0 1 2 3 4
1. Perasaan Ansietas
- Cemas
- Firasat Buruk
- Takut Akan Pikiran Sendiri
- Mudah Tersinggung
2. Ketegangan
- Merasa tegang
- Lesu
- Tak bisa instirahat tenang
- Mudah terkejut
- Mudah menangis
- Gemetar
- Gelisah
3. Ketakutan
- Pada gelap
- Pada orang asing
- Di tinggal sendiri
- Pada binatang besar
- Pada keramaian lalu lintas
- Pada kerumunan orang banyak
4. Gangguan Tidur
- Sukar masuk tidur
- Terbangun malam hari
- Tidur nyenyak
- Bangun dengan lesu
- Banyak mimpi-mimpi
- Mimpi buruk
- Mimpi menakutkan
5. Gangguan kecerdasan
- Sukar konsentrasi
- Daya ingat buruk
6. Perasaan Depresi
- Hilangnya Minat
- Berkurangnya kesenanagan pada
hobi
- Sedih
- Bangun dini hari
- Perasaan berubah ubah sepanjang
hari
7. Gejala Somatik (Otot)
- Sakit dan Nyeri di otot-otot
70
- Kaku
- Kedutan otot
- Gigi gemerutuk
- Suara tidak setabil
8. Gejala Somatik (Sensorik)
- Tinitus
- Penglihatan kabur
- Muka merah dan pucat
- Merasa lemah
- Perasaan di tusuk-tusuk
9 Gejala Kardiovaskuler
- Takikardia
- Berdebar
- Nyeri dada
- Denyut nadi mengeras
- Perasaan lesu/lemas
- Detak jantung berhenti sekejap
10 Gejala Respiratori
- Rasa tertekan atau sempit di dada
- Perasaan tercekik
- Serig sesak nafas
- Nafas pendek/sesak
11 Gejala Gastrointestinal
- Sulit menelan
- Perut melintir
- Gangguan pencernaan
- Nyeri sebelum dan sesudah
makan
- Perasaan terbakar di perut
- Rasa penuh dan kembung
- Mual
- Buang air besar lembek
- Kehilangan berat badan
- Sukar buang air besar
12 Gejala Urogenital
- Sering buang air kecil
- Tidak dapat menahan seni
- Menorghia
- Menjadi dingin
- Ejakulasi
- Ereksi hilang
- impotensi
13 Gejala Otonom
- Mulut kering
71
- Muka merah
- Mudah berkeringat
- Pusing saki kepala
- Bulu-bulu berdiri
14 Tingkah laku saat PMS
- Gelisah
- Tidak tenang
- Jari gemetar
- Kerut kening
- Muka tegang
- Tonus otot meningkat
- Nafas pendek dan cepat
- Muka merah
- Mudah marah/emosional
Skor Total :
72
LAMPIRAN 2
Tujuan terapi: Menurunkan ketegangan otot, kecemasan, nyeri leher dan punggung,
2011).
ini yaitu:
6. Persiapan
d. Longgarkan ikatan dasi, ikat pinggang atau hal lain sifatnya mengikat.
73
7. Gerakan 1 : Ditunjukan untuk melatih otot tangan.
terjadi.
9. Gerakan 3 : Ditunjukan untuk melatih otot biseps (otot besar padabagian atas
pangkal lengan).
74
b. Kemudian membawa kedua kapalan ke pundak sehingga otot biseps akan
menjadi tegang.
kedua telinga.
a. Gerakan otot dahi dengan cara mengerutkan dahi dan alis sampai otot
75
b. Tutup keras-keras mata sehingga dapat dirasakan ketegangan di sekitar
otot rahang. Katupkan rahang, diikuti dengan menggigit gigi sehingga terjadi
sekitar mulut.
Gambar 5, 6, 7 dan 8
14. Gerakan 9 : Ditujukan untuk merilekskan otot leher bagian depan maupun
belakang.
a. Gerakan diawali dengan otot leher bagian belakang baru kemudian otot
76
b. Benamkan dagu ke dada, sehingga dapat merasakan ketegangan di daerah
b. Punggung dilengkungkan
menjadi lurus.
banyaknya.
Gambar 10,11,12,13
77
18. Gerakan 13 : Ditujukan untuk melatih otot perut
dilepaskan bebas.
19. Gerakan 14-15 : Ditujukan untuk melatih otot-otot kaki (seperti paha dan
betis).
f. Evaluasi
78
g. Penutup
3) Simpulan
menurunkan stres dan kecemasan. Gerakan itu bisa dilatih pada area
relaksasi ini bisa dilakukan kapan saja, tanpa pembatasan waktu dan
4) Saran
sekali waktu. Bisa membagi 15 gerakan ini dalam 2 atau 3 sesi sesuai
cemas, terapi ini bisa dilakukan, hati-hati bagi yang memiliki tekanan
79
LAMPIRAN 3
Nama :
Usia :
Jenis Kelamin :
Alamat :
penelitian yang akan dilaksanakan sesuai judul diatas, saya mengetahui bahwa
tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Tekhnik Relaksasi Otot
Lubuklinggau.
Saya memahami bahwa tidak ada risiko yang akan terjadi dan saya berhak
untuk menhentikan keikusertaan saya dalam penelitian ini tanpa mengurangi hak-
hak saya. Saya juga mengerti bahwa catatan mengenai penelitian ini akan
penelitian hanya akan digunakan untuk keperluan pengolahan data dan bila sudah
tidak digunakan akan dismunahkan serta hanya peneliti yang tau ada unsur
paksaan dari siapapun, dengan ini saya menyatakan bersedia berpartisipasi dalam
penelitian ini.
Responden
80
LAMPIRAN 4
Kepada Yth:
Di
Tempat
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini, mahasiswa STIKes Bhakti Husada
mempunyai hak bebas untuk berpartisipasi atau menolak menjadi responden dan
jika adik-adik tidak bersedia menjadi responden maka saya akan tetap
menghargai dan tidak akan mempengaruhui dan jika bapak/ibu bersedia, mohon
mempunyai pertanyaan mengenai penelitian ini, maka saya dengan senang hati
Hormat saya
Muthmainnah
81
82
83
84
85