BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
DEFINISI
1. Mutu
Menurut Crosby, mutu adalah sesuai yang di isyaratkan atau standarkan (Conformance to
requirement), yaitu sesuai dengan standar mutu rumah sakit yang telah ditentukan, baik
inputnya, prosesnya maupun outputnya.
2. Indikator mutu unit
Indikator adalah suatu cara untuk menilai penampilan dari suatu kegiatan di unit dengan
menggunakan instrumen. Indikator merupakan variabel yang digunakan untuk menilai suatu
perubahan di unit-unit.
3. Kamus profil indicator mutu unit
Kamus profil indikator berisi poin-poin indikator mutu tiap unit dimana di dalamnya
mencakup; judul indikator, definisi operasional, tujuan, dimensi mutu, dasar pemikiran/alasan
pemilihan indikator, numerator, denominator, formula pengukuran, metodogi pengumpulan
data, cakupan data, ferkuensi pengumpulan data, frekuensi analisis data, metodologi analisis
data, sumber data, penanggungjawab pengumpul data, publikasi.
4. Judul indikator mutu unit
Judul indikator mutu unit adalah nama indikator mutu unit.
5. Definisi operasional
Definisi operasional adalah batasan pengertian yang dijadikan pedoman untuk melakukan
suatu kegiatan pengukuran indikator mutu unit untuk menghindari kerancuan.
6. Tujuan
Tujuan adalah sesuatu hasil yang ingin dicapai dengan melakukan pengukurran terhadap
indikator mutu unit .
7. Dimensi
Dimensi adalah suatu pandangan dalam menentukan penilaian terhadap jenis dan mutu unit
dilihat dari aksessibilitas, efektifitas, efisiensi, keselamatan dan keamanan, kesinambungan
pelayanan dan beorientasi pada pasien.
8. Dasar pemikiran/alasan pemilihan indikator
Dasar pemikiran/alasan pemilihan indikator adalah alasan pemilihan indikator mutu unit
adalah mengacu pada peraturan perundang-undangan.
9. Numerator
Numerator adalah besaran sebagi nilai pembilang dalam rumus indikator mutu unit
2
10. Denominator
Denominator adalah besaran sebagai nilai pembagi dalam rumus indikator kinerja
11. Formulapengukuran
Formula pengukuran adalah rumus untuk menghasilkan nilai dari indikator (numerator :
denomintor x 100 %)
12. Metodogipengumpulan data
Metodogi pengumpulan data adalah cara untuk untuk mengumpulkan data.
13. Cakupandata
Cakupan data adalah batasan unit yang di ukur
14. Frekuensipengumpulan data
Frekuensi pengumpulan data adalah waktu yang ditentukan mengambil data dari unit untuk
semua indikator.
15. Frekuensianalisis data
Frekuensi analisis data adalah rentang waktu pelaksanaan kajian terhadap indiktor kinerja
unit yang dikumpulkan
16. Metodologianalisis data
Metodologi analisis data adalah cara untuk menganalisa data unit.
17. Sumber data
Sumber data adalah sumber atau tempat unit dimana data yang diukur
18. Penanggungjawab pengumpul data
Penanggungjawab pengumpul data adalah orang yang ditetapkan untuk mengumpulkan dan
melakukan analisa data mutu unit
19. Publikasi
Publikasi adalah pengumuman data mutu unit
3
BAB III
RUANG LINGKUP
Pemilihan dan penetapan mutu unit-unit dilaksanaka oleh unit sendiri dengan melibatkan
Komite PMKP RSU UKI. Cakupan unit-unit yang melaksanakan mutu unit adalah semua
unit baik unit pelayanan dan penunjang. Adapun unit-unit yang memilih dan menetapkan
judul mutu, yaitu:
1. Ruang Dahlia
2. Ruang Anggrek
3. Ruang Cempaka
4. Ruang VIP
5. Instalasi SPSRS
6. Ruang ICU
7. Instalasi Radiologi
8. Bank Darah
9. Instalasi HD
10. IGD
11. Instalasi OK
12. Instalasi Gizi
13. Ruang Bougenville
14. Logistik Umum
15. Bidang Kerohanian
16. Unit Linen
17. Ruang Edelweiss
18. Instalasi Laboratorium
19. Bidang keuangan
20. Instalasi Rehabilitasi medik
21. CSSD
22. Unit Transportasi
23. Bidang SDM
24. Instalasi Rekam Medis
25. Praktek Spesialis
26. Poliklinik Paru
27. Instalasi Farmasi
28. Tim Case Mix
4
29. Tim Pembelian
30. Tim PONEK
5
BAB IV
TATA LAKSANA
6
rawat inap
6 Angka tidak dilaksanakannya asesmen ulang 5 5 5 15 I
pasien risiko jatuh
7 Angka Ketidakpatuhan asesmen nyeri secara 0 0 0 0
kontinyu di status pasien
8 Angkapemberian obat antibiotik lebih dari 1 5 5 5 15 I
9 Kejadian plebitis 5 5 5 15 I
10 Angka infeksi kateter 5 5 5 15 I
11 Angka infeksi daerah operasi 5 5 5 15 I
12 Kejadian dekubitus pada pasien rawat inap 5 5 5 15 I
13 Kejadian Infeksi Aliran Darah Primer (IADP) 5 5 5 15 I
14 Pola pemahaman staf dalam menggunakan APD 5 5 5 5 I
15 Angka penggunaan gelang pasien 5 5 5 5 I
16 Kejadian ketidak lengkapan verifikasi the read 5 5 5 5 I
back process
17 Angka kepatuhan pelaksana SBAR lewat telepon 5 5 5 5 I
antar PPA
18 Survei pelaksanaan cuci tangan sebelum 5 5 5 5 I
pemeriksaan pasien oleh dokter
19 Survei pelaksanaan cuci tangan sebelum 5 5 5 5 I
pemeriksaan pasien oleh perawat/bidan/TNMR/
20 Survei pelaksanaan cuci tangan sebelum 5 5 5 5 I
pemeriksaan pasien oleh mahasiswa
kedokteran/keperawatan
21 Survei pelaksanaan cuci tangan sebelum 5 5 5 5 I
pemeriksaan pasien oleh CS
7
4 Pelaksanaan cuci tangan tidak sesuai dengan 5 4 4 4 12 I
momen
5 Kurang Penggunaan APD tidak sesuai dengan 5 5 5 15 I
kebutuhan
6 Kejadian tidak dilakukan Inisiasi Menyusu Dini 3 3 3 9 III
(IMD) pada bayi baru lahir
7 Keterlambatan operasi sectio caesarea 3 3 3 9 III
8 Angka ketidak lengkapan asesmen awal medis di 5 5 5 15 I
rawat inap
9 Angka tidak dilaksanakannya asesmen ulang pasien 5 5 5 15 I
risiko jatuh
10 Angka Ketidakpatuhan asesmen nyeri secara 0 0 0 0
kontinyu di status pasien
11 Angkapemberian obat antibiotik lebih dari 1 5 5 5 15 I
12 Kejadian plebitis 5 5 5 15 I
13 Angka infeksi kateter 5 5 5 15 I
14 Angka infeksi daerah operasi 5 5 5 15 I
15 Kejadian dekubitus pada pasien rawat inap 5 5 5 15 I
16 Kejadian Infeksi Aliran Darah Primer (IADP) 5 5 5 15 I
17 Pola pemahaman staf dalam menggunakan APD 5 5 5 5 I
18 Angka penggunaan gelang pasien 5 5 5 5 I
19 Kejadian ketidak lengkapan verifikasi the read back 5 5 5 5 I
process
20 Angka kepatuhan pelaksana SBAR lewat telepon 5 5 5 5 I
antar PPA
21 Survei pelaksanaan cuci tangan sebelum pemeriksaan 5 5 5 5 I
pasien oleh dokter
22 Survei pelaksanaan cuci tangan sebelum pemeriksaan 5 5 5 5 I
pasien oleh perawat/bidan/TNMR/
23 Survei pelaksanaan cuci tangan sebelum pemeriksaan 5 5 5 5 I
pasien oleh mahasiswa kedokteran/keperawatan
24 Survei pelaksanaan cuci tangan sebelum pemeriksaan 5 5 5 5 I
pasien oleh CS
8
3. Proritas Judul Mutu Unit VIP
No Judul Indikator U S G Skor Prioritas
1 Angka kepatuhan pelaksanaan pre confrens di VIP 2 3 3 8 IV
2 Angka kepatuhan pelaksanaan post confrens di VIP 2 3 3 8 IV
2 Assesmen awal medik tidak lengkap 4 4 4 12 II
3 Angka kepuasan pasien terhadap pelayanan 3 3 3 9 III
keperawatan
4 Angka tetidak patuhan Pelaksanaan cuci tangan tidak 5 5 5 15 I
sesuai
5 Angka kepatuhan cuci tangan 5 5 5 15 I
6 Angka kepatuhan penggunaan APD 5 5 5 15 I
7 Ketidakpatuhan pendokumentasian asesmen nyeri 4 4 4 12 II
secara kontinyu di status pasien
8 Angka ketidak lengkapan asesmen awal medis di 5 5 5 15 I
rawat inap
9 Angka tidak dilaksanakannya asesmen ulang pasien 5 5 5 15 I
risiko jatuh
10 Angka Ketidakpatuhan asesmen nyeri secara 0 0 0 0
kontinyu di status pasien
11 Angka pemberian obat antibiotik lebih dari 1 5 5 5 15 I
12 Angkapemberian obat antibiotik lebih dari 1 5 5 5 15 I
13 Kejadian plebitis 5 5 5 15 I
14 Angka infeksi kateter 5 5 5 15 I
15 Angka infeksi daerah operasi 5 5 5 15 I
16 Kejadian dekubitus pada pasien rawat inap 5 5 5 15 I
17 Kejadian Infeksi Aliran Darah Primer (IADP) 5 5 5 15 I
18 Pola pemahaman staf dalam menggunakan APD 5 5 5 5 I
19 Angka penggunaan gelang pasien 5 5 5 5 I
20 Kejadian ketidak lengkapan verifikasi the read back 5 5 5 5 I
process
21 Angka kepatuhan pelaksana SBAR lewat telepon 5 5 5 5 I
antar PPA
22 Survei pelaksanaan cuci tangan sebelum pemeriksaan 5 5 5 5 I
pasien oleh dokter
9
23 Survei pelaksanaan cuci tangan sebelum pemeriksaan 5 5 5 5 I
pasien oleh perawat/bidan/TNMR/
24 Survei pelaksanaan cuci tangan sebelum pemeriksaan 5 5 5 5 I
pasien oleh mahasiswa kedokteran/keperawatan
25 Survei pelaksanaan cuci tangan sebelum pemeriksaan 5 5 5 5 I
pasien oleh CS
26 Angka kelengkapan pengkajian perawat pada pasien 5 5 5 5 I
baru 1 x 24 jam
10
3. Pengelolaan Limbah Cair 0 0 0 0
4. Pengelolaan Limbah Padat 0 0 0 0
5. Baku mutuh limbah cair 0 0 0 0
11
21 Angka kepatuhan pelaksana SBAR lewat telepon 5 5 5 5 I
antar PPA
22 Survei pelaksanaan cuci tangan sebelum pemeriksaan 5 5 5 5 I
pasien oleh dokter
23 Survei pelaksanaan cuci tangan sebelum pemeriksaan 5 5 5 5 I
pasien oleh perawat/bidan/TNMR/
24 Survei pelaksanaan cuci tangan sebelum pemeriksaan 5 5 5 5 I
pasien oleh mahasiswa kedokteran/keperawatan
25 Survei pelaksanaan cuci tangan sebelum pemeriksaan 5 5 5 5 I
pasien oleh CS
12
antar PPA
16 Survei pelaksanaan cuci tangan sebelum 5 5 5 5 I
pemeriksaan pasien oleh dokter
17 Survei pelaksanaan cuci tangan sebelum 5 5 5 5 I
pemeriksaan pasien oleh perawat/bidan/TNMR/
18 Survei pelaksanaan cuci tangan sebelum 5 5 5 5 I
pemeriksaan pasien oleh mahasiswa
kedokteran/keperawatan
19 Survei pelaksanaan cuci tangan sebelum 5 5 5 5 I
pemeriksaan pasien oleh CS
20 Angka kehadiran perawat tepat waktu 5 5 5 5 I
14
11. Proritas Judul Mutu Unit OK
No Judul Indikator U S G Skor Prioritas
1 Angka ketidak lengkapan keterisian laporan operasi 0 0 0 0
IKO
2 Kejadian tidak dilakukannya penandaan pada 4 4 4 12 I
pasien operasi dengan organ 2 sisi (site marking)
3 Angka ketidaklengkapan form 4 4 4 12 I
persetujuan/penolakan tindakan
4 Kejadian tidak dilakukannya asesmen pra anestesi 0 0 0 0
5 Kejadian keterlambatan penyiapan darah cito 1 1 1 3 IV
pasien operasi<60 menit
6 Angka ketidaklengkapan formulir pemberian 3 3 3 9 II
informasi
11 Angka keterlambatan waktu operasi < 15 meni 5 5 5 15 I
12 Angka keterlambatan ruangan memindahkan pasien 3 3 3 9 II
pre operasi ke ruang pre medikasi
13 Kejadian diskrepansi diagnosis pre dan post operasi 1 1 1 3 IV
14 Kejadian tidak dilaksanakannya kebersihan pasien 4 3 3 10
post operasi
Anestesi
1 Kejadian tidak dilaksanakannya asesmen pra 3 2 3 8 I
anestesi
2 Kejadian tidak dilaksanakannya monitoring status 0 0 0 0
fisiologis selama sedasi
3 Kejadian tidak dilaksanakannya monitoring proses 0 0 0 0
pemulihan anestesi dan sedasi dalam
4 Kejadian konversi tindakan dari local/ regional ke 2 2 2 6 II
general
15
13. Proritas Judul Mutu Unit Bougenville
No Judul Indikator U S G Skor Prioritas
1 Angka kelengkapan pemberian edukasi perawat 4 4 3 11 I
kepada pasien sesuaiPasien
2 Angka ketepatan pembuangan sampah medis 3 2 2 7 IV
3 Angka kepatuhan cuci tangan 5 5 5 15 I
4 Angka kepatuhan pemakaian APD saat 5 5 5 15 I
melaksanakan tugas
5 Angka kepatuhan pelaksana SBAR lewat telepon 3 3 3 9 III
antar PPA
6 Kejadian ketidaktepatan kehadiran perawat dan 3 4 3 10 II
TNMR di ruangan
7 Angka Kelengkapan informed concnet setelah pasien 4 4 4 12 I
mendapat informasi yang jelas untuk tindakan
operasi
8 Angka ketidak lengkapan asesmen awal medis di 5 5 5 15 I
rawat inap
9 Angka tidak dilaksanakannya asesmen ulang pasien 5 5 5 15 I
risiko jatuh
10 Angka Ketidakpatuhan asesmen nyeri secara 0 0 0 0
kontinyu di status pasien
11 Angkapemberian obat antibiotik lebih dari 1 5 5 5 15 I
12 Kejadian plebitis 5 5 5 15 I
13 Angka infeksi kateter 5 5 5 15 I
14 Angka infeksi daerah operasi 5 5 5 15 I
15 Kejadian dekubitus pada pasien rawat inap 5 5 5 15 I
16 Kejadian Infeksi Aliran Darah Primer (IADP) 5 5 5 15 I
17 Angka penggunaan gelang pasien 5 5 5 5 I
18 Kejadian ketidak lengkapan verifikasi the read back 5 5 5 5 I
process
19 Angka kepatuhan pelaksana SBAR lewat telepon 5 5 5 5 I
antar PPA
20 Survei pelaksanaan cuci tangan sebelum pemeriksaan 5 5 5 5 I
16
pasien oleh dokter
21 Survei pelaksanaan cuci tangan sebelum pemeriksaan 5 5 5 5 I
pasien oleh perawat/bidan/TNMR/
22 Survei pelaksanaan cuci tangan sebelum pemeriksaan 5 5 5 5 I
pasien oleh mahasiswa kedokteran/keperawatan
23 Survei pelaksanaan cuci tangan sebelum pemeriksaan 5 5 5 5 I
pasien oleh CS
17
3 Angka keptuhan pelaksanaan cuci tangan sebelum 4 4 4 12 II
pemeriksaan pasien oleh perawat/tenaga non medis
ruangan (TNMR)
4 Angka kepatuhan penggunaan APD tidak sesuai 3 3 3 9 III
kebutuhan
5 Angka kelengkapan pengkajian perawat pada pasien 3 3 3 9 III
baru 1 x 24 jam
6 Angka ketepatan pemberian Edukasi perawat sesuai 3 3 3 9 III
Kebutuhan Pasien
7 Angka ketepatan memprioritaskan masalah 3 3 3 9 III
keperawatan
8 Angka ketepatan pengelolaan linen infeksius 3 3 3 9 III
9 Angka ketepatan pelaksanaan komukasi SBAR 3 3 3 9 III
lewat telepon antar PPA
9 Angka tidak dilaksanakannya asesmen ulang pasien 5 5 5 15 I
risiko jatuh
10 Angka Ketidakpatuhan asesmen nyeri secara 0 0 0 0
kontinyu di status pasien
11 Angkapemberian obat antibiotik lebih dari 1 5 5 5 15 I
12 Kejadian plebitis 5 5 5 15 I
13 Angka infeksi kateter 5 5 5 15 I
14 Angka infeksi daerah operasi 5 5 5 15 I
15 Kejadian dekubitus pada pasien rawat inap 5 5 5 15 I
16 Kejadian Infeksi Aliran Darah Primer (IADP) 5 5 5 15 I
17 Angka penggunaan gelang pasien 5 5 5 5 I
18 Kejadian ketidak lengkapan verifikasi the read back 5 5 5 5 I
process
19 Angka kepatuhan pelaksana SBAR lewat telepon 5 5 5 5 I
antar PPA
20 Survei pelaksanaan cuci tangan sebelum 5 5 5 5 I
pemeriksaan pasien oleh dokter
21 Survei pelaksanaan cuci tangan sebelum 5 5 5 5 I
pemeriksaan pasien oleh perawat/bidan/TNMR/
22 Survei pelaksanaan cuci tangan sebelum 5 5 5 5 I
18
pemeriksaan pasien oleh mahasiswa
kedokteran/keperawatan
23 Survei pelaksanaan cuci tangan sebelum 5 5 5 5 I
pemeriksaan pasien oleh CS
19
21. Proritas Judul Mutu Unit CSSD
No Judul Indikator U S G Skor Prioritas
1 Angka tidak terjadinya kegagalan dalam proses 3 3 3 9 I
sterilisasi .
2 Kegagalan uji Bowie Dick 3 3 2 8 II
3 Angka ketepatan waktu alat sudah sterilinstrumen 2 2 2 6 III
20
yang dirawat
2. Pelaporan
1 Kejadian keterlambatan RL 1 1 1 3 V
4 Angka pasien pulang APS 5 5 5 15 I
25. Proritas Judul Mutu Unit Praktek Spesialis dan Poliknik Paru
No Judul Indikator U S G Skor Prioritas
1 Angka kepatuhan cuci tangan 4 3 3 10 II
2 Angka ketidaklengkapan asssesmen awal medic 4 3 3 10 II
pasien rawat jalan
3 Kejadian ketidaklengkapan asssesmen awal 4 3 3 10 II
perawat rawat jalan
4 Penanganan pasien tuberkulosis yang tidak sesuai 5 5 5 15 I
strategi Directly Observed Treatment Shortcourse
(DOTS)
21
2 Angka keterlambatan pemberkasan BPJS rawat 4 4 4 12 I
inap tindak lanjut
3 Angka keterlambatan pengkodingan BPJS rawat 3 3 3 9
jalan tindak lanjut
4 Angka keterlambatan pengkodingan BPJS rawat 4 4 4 12 II
inap tindak lanjut
22
No Nama Ruangan Judul mutu unit
1 Ruang Anggrek Angka keberhasilan pemasangan infus pada anak
(Maximal 2 kali insersi)
2 Ruang Cempaka Angka kelengkapan pengkajian perawat pada pasien
baru 1 x 24 jam
3 Ruang VIP Angka kelengkapan pengkajian perawat pada pasien
baru 1 x 24 jam
4 Instalasi SPSRS 1. Kejadian ketidakcukupan suplai air RO ke Unit
HD
2. Angka keterlambatan pergantian lampu > 1 jam
5 Ruang Dahlia Angka kelengkapan pemberian edukasi perawat
kepada pasien sesuaiPasien
6 Ruang ICU Angka kehadiran perawat tepat waktu
7 Instalasi Angka kerusakan foto
Radiologi
8 Bank Darah Angka ketepatan suhu darah antara sesuai standar
saat transportasi dari PMI DKI ke RSU UKI
9 Instalasi HD Angka ketepatan observasi tanda-tanda vital selama
HD setiap jam
10 IGD Angka ketepatan pemasangan infus 1 (satu) kali
penusukan pada pasien dewasa (≥14 - ≤ 60) tahun
11 Instalasi OK Kejadian tidak dilaksanakannya kebersihan pasien
post operasi
Kejadian konversi tindakan dari local/ regional ke
general
12 Instalasi Gizi Angka ketepatan waktu pendistribusian makanan
pasien rawat inap
Sisa makan siang pasien non diit
13 Ruang Angka kelengkapan informed concnet setelah
Bougenville pasien mendapat informasi yang jelas untuk
tindakan operasi
14 Logistik Umum Angka Ketepatan Penyediaan Barang-barang Rutin
15 Bidang Angka kehadiran tepat waktu pelayanan kerohanian
Kerohanian (beragama nasrani) terhadap pasien sakratul maut
16 Unit Linen Angka ketersediaan pelayanan linen semua unit
RSU UKI
Angka ketersediaan linen untuk kamar operasi
23
17 Ruang Angka kelengkapan pemberian edukasi perawat
Edelweiss kepada pasien sesuaiPasien
D. Profil Indikator Indikator Mutu Unit
1) Ruang Anggrek
24
Eksternal: website
2) Ruang Cempaka
3) Ruang VIP
25
Dimensi Mutu Efektifitas, efisiensi, kesinambungan pelayanan
Dasar pemikiran / alasan Masih assesmen awal perawat yang belum lengkap
pemilihan indikator
Numerator Jumlah asesmen awal perawat rawat inap yang lengkap dalam
waktu 24 jam di Ruang VIP dalam 1 (satu) bulan
Denominator Jumlah pasien masuk di rawat inap VIP dalam 24 jam dalam 1
(satu) bulan
Formula pengukuran Menggunakan persentasi
Metodologi pengumpulan data Konkuren
Cakupan data Ruang rawat inap VIP
Frekuensi pengumpulan data Tiap bulan
Frekuensi analisis data Tiap 3 bulan
Metodologi analisis data Statistik
Sumber data Rekam medis
Penanggung Jawab Ka.Ru. VIP
pengumpulan data
Publikasi Internal: rapat kordinasi dengan semua unit
Eksternal: website
4) Instalasi SPSRS
a. Kejadian ketidakcukupan suplai air RO ke Unit HD tidak cukup
Judul indikator Kejadian ketidakcukupan suplai air RO ke Unit HD
Definisi Operasional Ketidakcukupan dalam pemenuhan air RO ke mesin HD
26
Frekuensi pengumpulan data 1 bulan
Frekuensianalisis data 3 bulan
Metodologi analisis data Statistik
Sumber data Laporan Unit SPSRS
Penanggung Jawab Kordinator dan pelakasana IPSRS
pengumpulan data
Publikasi Internal: rapat kordinasi dengan semua unit
Eksternal: website
27
Publikasi Internal: rapat kordinasi dengan semua unit
Eksternal: website
5) Ruang Dahlia
Judul indikator Angka kelengkapan pemberian edukasi perawat kepada
pasien sesuaiPasien
Definisi Operasional Pemberian materi-materi edukasi perawat kepada pasien
dan atau keluarga berkaitan dengan asuhan keperawatan
oleh pasien dan atau kelurga dengan lengkap dan dituliskan
di lembar edukasi
Tujuan Tergambarnya kelengkapan informasi hal-hal yang terkait
dengan asuhan keperawatan kepada pasien dan atau
keluarga di ruang rawat inap Dahlia
Dimensi Mutu Aksesssibilitas, keselamatan dan keamanan, kesinambungan
pelayanan, berorientasi pada pasien
Dasar pemikiran / alasan Masih ditemukannya edukasi perawat yang belum lengkap
pemilihan indikator di Ruang Rawat Inap Dahlia
Numerator Jumlah edukasi perawat yang lengkap oleh perawat kepada
pasien dan atau keluarga dalam 1 (satu) bulan di Ruang
Dahlia
Denominator Jumlah seluruh edukasi oleh perawat kepada pasien dan
atau keluarga dalam 1 (satu) bulan di Ruang Dahlia
Formula pengukuran Menggunakan persentasi
Metodologi pengumpulan data Konkuren
Cakupan data Ruang rawat inap Dahlia
Frekuensi pengumpulan data Tiap bulan
Frekuensianalisisdata Tiap tiga bulan
Metodologi analisis data Statistik
Sumber data Rekam Medis
Penanggung Jawab Ka.Ru. Inap Dahlia
pengumpulan data
Publikasi Internal: rapat kordinasi dengan semua unit
Eksternal: website
28
6) Ruang ICU
Judul indikator Angka kehadiran perawat tepat waktu
Definisi Operasional Kehadiran perawat ICU tepat waktu tidak lebih dari pukul
08.00 WIB (dinas pagi), pukul 14.00 WIB (dinas sore), pukul
21.00 WIB (dinas malam) di Ruang ICU
Tujuan Tergambarnya pencapaiaan disiplin kehadiran perawat ICU
Dimensi Mutu Efektifitas, efisensi
Dasar pemikiran / alasan Masih ditemukan perawat ICU yang belum tepat waktu hadir
pemilihan indikator sesuai dengan jadwal yang sudah ditetapkan
Numerator Jumlah perawat ICU yang hadir tepat waktu sesuai dengan
jadwal dinas dalam satu bulan
Denominator Jumlah seluruh kehadiran perawat ICU sesuai dengan jadwal
dinas dalam satu bulan
Formula pengukuran Menggunakan persentasi
Metodologi pengumpulan data Konkuren
Cakupan data Perawat ICU
Frekuensi pengumpulan data Tiap bulan
Frekuensianalisisdata Tiap tiga bulan
Metodologi analisis data Statistik
Sumber data Absensi perawat ICU
Penanggung Jawab Ka.Ru. Icu
pengumpulan data
Publikasi Internal: rapat kordinasi dengan semua unit
Eksternal: website
7) Instalasi Radiologi
Judul indikator Angka kerusakan foto
Definisi Operasional Kerusakan foto adalah foto hasil pemeriksaan yang tidak dapat
dibaca, sehingga harus diulang kembali
Tujuan Tergambarnya jumlah foto yang rusak
Dimensi Mutu Efektivitas dan efisiensi
Dasar pemikiran / alasan Masih ditemukan foto yang rusak
pemilihan indikator
29
Numerator Jumlah foto rusak yang tidak dapat dibaca dalam 1 bulan
Denominator Jumlah seluruh pemeriksaan foto dalam 1 bulan
Formula pengukuran Menggunakan persentasi
Metodologi pengumpulan data Konkuren
Cakupan data Pasien yang poto dari rawat inap dan rawat jalan
Frekuensi pengumpulan data Tiap bulan
Frekuensi analisis data Tiap 3 bulan
Metodologi analisis data Statistik
Sumber data Register Radiologi
Penanggung Jawab Ka.Instalasi & Koordinator Radiologi
pengumpulan data
Publikasi Internal: rapat kordinasi dengan semua unit
Eksternal: website
8) Bank Darah
Judul indikator Angka ketepatan suhu darah antara sesuai standar saat
transportasi dari PMI DKI ke RSU UKI
Definisi Operasional Angka ketepatan suhu darah antara saat transportasi
adalahperlakuan darah dan komponennya pada saat
transportasi dari Pada saat melakukan distribusi darah dan
komponen darah dari UTD PMI DKI ke Bank Darah RSU
UKI dilakukan sisitim rantai dingin dengan cara melakukan
monitoring suhu saat berangkat dari UTD PMI .Catat suhu
dalam cool box .Untuk mempertahankan suhu optimal selama
proses transportasi, maka di cool box ada ice pack dengan
perbandingan : 2:1 (1 ice pack : 2 labu darah), yakni:
1. Sel darah merah pekat/Packed Red Cell (PRC)2°-10 ºC
2. Plasma segar beku/Fresh Frozen Plasma(FFP) dan
cryopresitipate/Anti Hemophilic Factor(AHF), di bawah
-25ºC
3. Trombosit pekat/Thrombocyte Concentrate (TC) sesuai
rentang suhu optimal selama transportasi 20-24ºC
Tujuan Terpantaunya sistim rantai dingin darah saat transportasi
darah dan komponen darah dalam rentang suhu standar yang
30
ditetapkan.
Dimensi Mutu Aksessibilitas, keselamatan dan keamanan, kesinambungan
pelayanan BDRS, beorientasi pada pasien.
Dasar pemikiran / alasan Kepastian ketepatan suhu transportasi darah dan komponen
pemilihan indikator
Numerator Jumlahketepatan suhu , 2-10ºC (WB dan PRC), < -25°C (FFP
dan AHF), 20-24°C (TC) saat transportasi dari UTD PMI DKI
ke BDRSdalam 1 bulan.
Denominator Jumlah seluruh Distribusi darah dan komponen darah dalam 1
bulan
Formula pengukuran Menggunakan persentasi
Metodologi pengumpulan data Konkuren
Cakupan data Unit Bank Darah
Frekuensi pengumpulan data Tiap bulan
Frekuensi analisis data Tiap 3 bulan
Metodologi analisis data Statistik
Sumber data Laporan Bank Barah
Penanggung Jawab Kordinator Bank darah
pengumpulan data
Publikasi Internal: rapat kordinasi dengan semua unit
Eksternal: website
9) Instalasi HD
Judul indikator Angka ketepatan observasi tanda-tanda vital selama HD
setiap jam
Definisi Operasional Ketepatan pelaksanaan pengukuran tanda-tanda vital yang
terdiri dari tekanan darah, nadi, pernafasan setiap jam pada
pasien selama proses dialisis
Tujuan Terdapatnya seluruh informasi perkembangan pasien selama
pelaksaan dialisi
Dimensi Mutu Keselamatan dan keamanan pasien, berorientasi pada pasien
Dasar pemikiran / alasan Kepastian keadaan umum yang stabil pada pasien dialisis
pemilihan indikator
Numerator Jumlah pelaksanaan observasi tanda-tanda vital tepat waktu
31
dalam 1 bulan
Denominator Jumlah seluruh pasien yang dilakukan dialisis dalam 1 bulan
Formula pengukuran Menggunakan persentasi
Metodologi pengumpulan data Konkuren
Cakupan data Pasien HD
Frekuensi pengumpulan data 1 bulan
Frekuensianalisis data 3 bulan
Metodologi analisis data Statistik
Sumber data Survei pasien HD
Penanggung Jawab Ka.Ru. HD
pengumpulan data
Publikasi Internal: rapat kordinasi dengan semua unit
Eksternal: website
10) IGD
Judul indikator Angka ketepatan pemasangan infus 1 (satu) kali penusukan
pada pasien dewasa (≥14 - ≤ 60) tahun
Definisi Operasional Merupakan sebuah teknik yang digunakan untuk memunksi
vena secara transcutan menggunakanteknik steril memakai
jarum yang disambungkan ke set infus untuk memasukkan
obat atau cairan yang tidak lebih dari 1 (satu) kali penusukan
pada pasien dengan batas usia ≥14 - ≤ 60 tahun
Tujuan Mengetahui frekuensi pelaksanaan penusukan infus pada
pasien dewasa di IGD
Dimensi Mutu Efisiensi, keselamatan dan keamanan, berorientasi pada pasien
Dasar pemikiran / alasan Mengevaluasi ketepatan penusukan infus pada pasien di IGD
pemilihan indikator
Numerator Jumlah pasien yang dilakukan penusukan jarum infus 1 (satu)
kali insersi di IGD
Denominator Jumlah seluruh pasien yang dilakukan penusukan jarum infus
di IGD
Formula pengukuran Menggunakan persentasi
Metodologi pengumpulan data Konkuren
32
Cakupan data Ruang IGD
Frekuensi pengumpulan data Tiap bulan
Frekuensi analisis data Tiap tiga bulan
Metodologi analisis data Statistik
Sumber data Survei data
Penanggung Jawab Ka.Ru. IGD
pengumpulan data
Publikasi Internal: rapat kordinasi dengan semua unit
Eksternal: website
11) Instalasi OK
a. Kejadian tidak dilaksanakannya kebersihan pasien post operasi
Judul indikator Kejadian tidak dilaksanakannya kebersihan pasien post operasi
Definisi Operasional Kebersihanadalah keadaan bebas dari kotoran, termasuk di
antaranya, debu, sampah, dan bau.
Kebersihan post operasi adalah keadaan bebas dari kotoran,
termasuk di antaranyabau dan termasuk sisa anseptik
Tujuan Tidak terjadinya gangguan rasa aman dan nyaman pasien
Dimensi Mutu Keselamatan dan keamanan, berorientasi pada pasien
Dasar pemikiran / alasan Masih ditemukan tidak dilaksanakannya oleh perawat pada
pemilihan indikator pasien post operasi di Kamar Operasi
Numerator Jumlah kejadian pasien yang tidak dilakukan kebersihan
pasien di Kamar Operasi dalam 1 bulan
Denominator Jumlah seluruh pasien post operasi di Kamar Operasi dalam 1
bulan
Formula pengukuran Menggunakan persentasi
Metodologi pengumpulan data Konkuren
Cakupan data Pasien operasi di kamar Operasi
Frekuensi pengumpulan data 1 bulan
Frekuensianalisis data 3 bulan
Metodologi analisis data Statistik
Sumber data Survei dan observasi
Penanggung Jawab Ka.Ru Kamar Operasi
33
pengumpulan data
Publikasi Internal: rapat kordinasi dengan semua unit
Eksternal: website
36
yang diberikan oleh dokter kepada pasien/keluarga
terdekatnya setelah mendapatkan penjelasan secara
lengkap mengenai tindakan kedokteran yang akan
dilakukan terhadap pasien tersebut serta risiko yang akan
terjadi terhadap pasien yang akan dilakukan operasi.
Kelengkapan informed consent adalahterisinya form
informed consent secara lengkap, data maupun tanda
tangan dokter, baik pada lembar informasi maupun pada
lembar consent yang akan dilakukan operasi..
Tujuan Tergambarnya kelengkapan informed concnet pada pasien
yang akan dilakukan operasi di ruang Bougenville
Dimensi mutu Keselamatan dan keamanan pasien, kesinambunagn
pelayanan, berorientasi pada pasien
Dasar pemikiran Masih ditemukan informed concnet pada pasien yang akan
dilakukan operasi yang belum lengkap di ruang Bougenville
Numerator Jumlah informed consentlengkap yang akan dilakukan operasi
dalam 1 (satu) bulan di ruang Bougenville
Denomintator Jumlah seluruh informed consent yang akan dilakukan
operasi dalam 1 (satu) bulan di ruang Bougenville
Formula pengukuran Menggunakan persentasi
Metodologi pengumpulan data Konkuren
Cakupan data Ruang rawat Inap Bougenville
Sumber Data Rekam medis pasien Bougenville
Penanggung Jawab Ka.Ru. Bougenville
pengumpulan data
Publikasi Internal: rapat kordinasi dengan semua unit
Eksternal: website
37
Tujuan Tersedianya barang-barang rutin yang dibutuhkan oleh unit-
unit di RSU UKI sesuai kebutuhan.
Dimensi Mutu Kesinambungan pelayanan
Dasar pemikiran / alasan Evaluasi ketepatan penyediaan barang-barang rutin di
pemilihan indikator seluruh unit RSU UKI
Numerator Jumlah pengadaan barang tepat waktu di setiap unit dalam 1
(satu) bulan
Denominator Jumlah seluruh permintaan barang pada satu bulan dalam 1
bulan
Formula pengukuran Menggunakan persentasi
Metodologi pengumpulan data Konkuren
Cakupan data Logistik umum
Frekuensi pengumpulan data Tiap bulan
Frekuensianalisisdata Tiap tiga bulan
Metodologi analisis data Statistik
Sumber data Laporan pendistribusian barang-barang rutin dari Logistik
umum
Penanggung Jawab Kepala Sub Bidang Logistik Umum dan investaris
pengumpulan data
Publikasi Internal: rapat kordinasi dengan semua unit
Eksternal: website
39
Metodologi pengumpulan data Konkuren
Cakupan data Unit linen
Frekuensi pengumpulan data Tiap bulan
Frekuensianalisisdata Tiap tiga bulan
Metodologi analisis data Statistik
Sumber data Laporan Unit Linen
Penanggung Jawab Kordinator Linen
pengumpulan data
Publikasi Internal: rapat kordinasi dengan semua unit
Eksternal: website
40
pengumpulan data
Publikasi Internal: rapat kordinasi dengan semua unit
Eksternal: website
41
Eksternal: website
21) CSSD
a. Angka Tidak terjadinya kegagalan dalam proses sterilisasi
Judul indikator Angka tidak terjadinya kegagalan dalam proses sterilisasi .
Definisi Operasional Steril adalah suatu alat yang telah melalui proses sterilisasi
44
Tujuan Kepastian alat medis telah steril
Dimensi Mutu Keselamatan dan keamanan, berorientasi pada pasien
Dasar pemikiran / alasan Kepastian dan keakuratan sterilitasnya alat medis
pemilihan indikator
Numerator Jumlah alat yang steril sesuai indikator dalam 1 (satu) bulan
Denominator Jumlah seluruh proses sterilsasi alat medik dalam 1 bulan
Formula pengukuran Menggunakan persentasi
Metodologi pengumpulan data Konkuren
Cakupan data Ruang CSSD
Frekuensi pengumpulan data Tiap 1 bulan
Frekuensianalisis data Tiap 3 bulan
Metodologi analisis data Statistik
Sumber data Survei harian
Penanggung Jawab Ka. Ru. CSSD
pengumpulan data
Publikasi Internal: rapat kordinasi dengan semua unit
Eksternal: website
45
pemilihan indikator
Numerator Jumlah Bowie Dick gagal dalam 1 bulan
Denominator Jumlah seluruh hari dalam 1 bulan
Formula pengukuran Menggunakan persentasi
Metodologi pengumpulan data Konkuren
Cakupan data Ruang CSSD
Frekuensi pengumpulan data Tiap 1 bulan
Frekuensianalisis data Tiap 3 bulan
Metodologi analisis data Statistik
Sumber data Survei harian
Penanggung Jawab Ka. Ru. CSSD
pengumpulan data
Publikasi Internal: rapat kordinasi dengan semua unit
Eksternal: website
46
Sumber data Laporan Unit Transportasi
Penanggung Jawab Kordinator Transportasi dan Security
pengumpulan data
Publikasi Internal: rapat kordinasi dengan semua unit
Eksternal: website
47
waktu yang sudah ditetapkan:
1. Pukul 06.00 WIB
2. Pukul 08.00 WIB
3. Pukul 12.00 WIB
4. Pukul 13.00 WIB
5. Pukul 14.00 WIB
6. Pukul 21.00 WIB
Keterlambatan kehadiran karyawan RSU UKI adalah
kehadiran karyawan > 15 menit dari waktu yang sudah
ditetapkan.
Tujuan Tergambarnya kehadiran karyawan RSU UKI
Dimensi Mutu Efektifitas, efisiensi, kesinambungan pelayanan, berorientasi
pada pasien
Dasar pemikiran / alasan Masih banyaknya ditemukan karyawan RSU UKI yang hadir
pemilihan indikator tidak tepat waktu
Numerator Jumlah karyawan yang terlambat lebih dari 15 menit dari
waktu yang ditetapkan dalam 1 (satu) bulan.
Denominator Jumlah karyawan yang hadir dalam 1 (satu) bulan
Formula pengukuran Menggunakan persentasi
Metodologi pengumpulan data Konkuren
Cakupan data Seluruh karyawan RSU UKI
Frekuensi pengumpulan data Tiap bulan
Frekuensi analisis data Tiap 3 bulan
Metodologi analisis data Statistik
Sumber data Laporan kehadiran karyawan RSU UKI
Penanggung Jawab Ka.Bid. SDM
pengumpulan data
Publikasi Internal: rapat kordinasi dengan semua unit
Eksternal: website
49
Numerator Jumlah asesmen awal perawat rawat jalan tidak lengkap
kunjungan pertama di Rawat Jalan dalam 1 (satu) bulan
Denominator Jumlah pasien kunjungan pertama kali di rawat jalan dalam 1
(satu) bulan
Formula pengukuran Menggunakan persentasi
Metodologi pengumpulan data Konkuren
Cakupan data Ruang Rawat Jalan
Frekuensi pengumpulan data Tiap bulan
Frekuensi analisis data Tiap 3 bulan
Metodologi analisis data Statistik
Sumber data Rekam medis
Penanggung Jawab Ka.Ru. Rawat jalan
pengumpulan data
Publikasi Internal: rapat kordinasi dengan semua unit
Eksternal: website
51
Penanggung Jawab Ka.Inst. Farmasi
pengumpulan data
Publikasi Internal: rapat kordinasi dengan semua unit
Eksternal: website
53
c. Angka keterlambatan pengkodingan BPJS rawat jalan tindaklanjut
Judul indikator Angka keterlambatan pengkodingan berkas rawat jalan tingkat
lanjutan jaminan BPJS kesehatan
Definisi Operasional Angka keterlambatan pengkodingan berkas rawat jalan tingkat
lanjutan jaminan BPJS kesehatan adalah belum bisa diserahkan
berkas BPJS rawat jalan karena belum selesainya berkas BPJS
rawat jalan untuk dilakukan pengkodingan dan dimasukkan ke
dalam sistem INA CBGS setiap tanggal 10 bulan berikutnya
Tujuan Tergambarnya kecepatan proses pemberkasan untuk
pengkoding klaim pasien BPJS Rawat Jalan
Dimensi Mutu Aksessibilitas, efektifitas, efisiensi, kesinambungan pelayanan
Dasar pemikiran / alasan Mencegah terjadinya keterlabatan dalam pengkodingan dan
pemilihan indikator penagihan biaya pasien BPJS pada pasien rawat jalan.
Numerator Jumlah berkas rawat jalan tindak lanjutan yang belum
terkoding hingga tanggal 10 bulan berikutnya dalam satu bulan
Denominator Jumlah berkas rawat jalan tindak lanjutan yang dikoding dalam
satu bulan
Formula pengukuran Menggunakan persentasi
Metodologi pengumpulan Konkuren
data
Cakupan data Tim Case Mix
Frekuensi pengumpulan Tiap 1 bulan
data
Frekuensianalisis data Tiap 3 bulan
Metodologi analisis data Statistik
Sumber data Laporan Tim Case Mix
Penanggung Jawab Ketua Tim Case Mix
pengumpulan data
Publikasi Internal: rapat kordinasi dengan semua unit
Eksternal: website
54
jaminan BPJS
Definisi Operasional Angka keterlambatan pemberkasan rawat jalan tindak lanjutan
jaminan BPJS adalah waktunya tidak tepat dalam melengkapi
berkas yang dibutuhkan untuk mengkaim biaya BPJS pada
pasien rawat inap untuk dilakukan pengkodingan ke dalam
sistem INA CBGS setiap tanggal 10 bulan berikutnya
Tujuan Tergambarnya kecepatan proses pemberkasan untuk
pengkoding klaim pasien BPJS Rawat jalan
Dimensi Mutu Aksessibilitas, efektifitas, efisiensi, kesinambungan pelayanan
Dasar pemikiran / alasan Mencegah terjadinya keterlambatan dalam penagihan biaya
pemilihan indikator pasien BPJS pada pasien rawat jalan.
Numerator Jumlah pemberkasan rawat jalan tindak lanjutan yang belum
selesai hingga tanggal 10 bulan berikutnya dalam satu bulan
Denominator Jumlah berkas rawat rat jalan tindak lanjutan jaminan BPJS
dalam satu bulan
Formula pengukuran Menggunakan persentasi
Metodologi pengumpulan Konkuren
data
Cakupan data Tim Case Mix
Frekuensi pengumpulan Tiap 1 bulan
data
Frekuensianalisis data Tiap 3 bulan
Metodologi analisis data Statistik
Sumber data Laporan Tim Case Mix
Penanggung Jawab Ketua Tim Case Mix
pengumpulan data
Publikasi Internal: rapat kordinasi dengan semua unit
Eksternal: website
58
Publikasi Internal: rapat kordinasi dengan semua unit
Eksternal: website
d. Kejadian tidak dilakukannya inisiasi menyusui dini (IMD) pada bayi baru
lahir
Judul indikator Kejadian tidak dilakukannya inisiasi menyusui dini (IMD) pada
bayi baru lahir
Definisi Operasional Inisiasi Menyusu Dini adalah bayi baru lahir diberi kesempatan
untuk memulai atau inisiasi menyusu sendiri segera setelah
lahir dengan membiarkan kontak kulit bayi dan ibu setidaknya
satu jam atau sampai menyusu pertama selesai.
Tujuan Tergambarnya pelaksanaan inisiasi menyusui dini
Dimensi Mutu Keselamatan dan keamanan, kesinambungan pelayanan,
berorientasi pada pasien.
Dasar pemikiran / alasan Kepastian pelaksanaan inisiasi menyusui dini
pemilihan indikator
Numerator Jumlah bayi baru lahir yang tidak dilakukan IMD
Denominator Jumlah seluruh bayi baru lahir yang dapat dilakukan IMD pada
bulan tersebut
Formula pengukuran Menggunakan persentasi
Metodologi pengumpulan data Konkuren
Cakupan data Seluruh unit kerja
Frekuensi pengumpulan data Tiap bulan
Frekuensianalisis data Tiap tiga bulan
Metodologi analisis data Statistik
Sumber data Laporan Ruang Cempaka
Penanggung Jawab Ka.Ru. Cempaka
pengumpulan data
Publikasi Internal: rapat kordinasi dengan semua unit
Eksternal: website
59
BAB V
DOKUMENTASI
Dalam mengevaluasi pelaksanaan mutu unit dibuktikan dengan data yang di catat dan
dilaporkan kepada Komite PMKP dan ditruskan kepada direktur untul mendapatakan umpan
balik. Pencatatan hasil mutu unit adalah sebagai berikut:
A. Pencatatan dan pelaporan mutu unit
Penyelenggaraan tiap kegiatan indikator mutu unit dilakukan pencatatan data
penyelenggaraan tiap kegiatan indikator mutu unit berupa laporan lengkap pelaksanaan
indikator mutu unit dari sumber data yang diperlukan dengan menggunakan format yang
ditetapkan antara lain cek list survey, dokumen rekam medis dan lain-lain, di rekapitulasi
dalam sensus harian.
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 06 April 2018
61