Disusun Oleh:
ARIEL AUDRY
F 441 17 080
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2021
HALAMAN PENGESAHAN
Fakultas : Teknik
Telah melaksanakan kerja praktek di PT. Citra Palu Minerals sejak tanggal
01 Maret sampai tanggal 09 April 2021 dan menyetujui laporan seperti yang
terlampir.
Disetujui Oleh,
Mengetahui,
Ketua Jurusan
Teknik Elektro
i
HALAMAN PERSETUJUAN
Fakultas : Teknik
Telah melaksanakan kerja praktek di PT. Citra Palu Minerals sejak tanggal
01 Maret sampai tanggal 09 April 2021 dan menyetujui laporan seperti yang
terlampir.
Disetujui Oleh,
Supervisor Supervisor
Instrument & Automation Electrical Plant
Mengetahui
Superintendent E/I
Karyadi Sumarno, ST
NIK. 20162
ii
LEMBAR PENILAIAN KERJA PRAKTEK OLEH CPM
KRITERIA PENILAIAN
Penilaian
a. Keterampilan atau Skill : ……….
b. Kerjasama : ……….
c. Kedisiplinan : ……….
Jumlah : ……….
Rata-rata : ………. Nilai Huruf : ……….
Palu, 09 April 2021
Disetujui Oleh :
Superintendent E/I
Karyadi Sumarno, ST
NIK. 20162
iii
LEMBAR PENILAIAN KERJA PRAKTEK
KRITERIA PENILAIAN
Catatan :
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
iv
Palu, 2021
Disetujui Oleh,
v
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
karunia dan rahmat-Nya sehingga Laporan Kerja Praktek dengan judul “Analisis
Sistem Grounding Di Area Water InTake DI PT. CITRA PALU MINERALS”
akhirnya dapat penulis susun dan selesaikan. Penulisan laporan kerja praktek ini
dimaksudkan sebagai syarat menyelesaikan mata kuliah kerja praktek di
Program Studi S1 Teknik Elektro, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,
Universitas Tadulako.
kepada Ayah tercinta Frets W. Kasese dan kepada Ibu tercinta Dewi yang tak
pernah lelah mencurahkan kasih sayang dan cintanya kepada penulis, memberikan
Laporan kerja praktek ini dapat diselesaikan berkat bantuan dan dorongan
dari berbagai pihak yang telah memberikan gagasan, bimbingan dan berbagai
dukungan lainnya. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih banyak
kepada :
1. Bapak Dr. Eng. Ir. A Rusdin, ST., MT, M. Sc, IPM, selaku Dekan
2. Bapak Ir. Andi Arham Adam, S.T., M. Sc., Ph.D, selaku Wakil Dekan
3. Ibu Yuli Asmi Rahman, S.T., M. Eng, selaku Ketua Jurusan Teknik
vi
4. Ibu Nurhani Amin, S.Pd., MT, selaku Ketua Program Studi S1. Teknik
Tadulako.
7. Bapak Yulius Salu Pirade. S.T., M.Pw, selaku Dosen Wali Penulis.
8. Bapak Fajar Styo Pambudi, selaku GRGA & IDCT Dept PT. Citra Palu
Minerals.
10. Bapak Joko Saptono dan Bapak Muhammad Irvan Fredi, selaku
11. Keluarga Besar Electrical Plant PT. Citra Palu Minerals, Pak Azam, Pak
Zainal, Kak Akbar, Kak Furqon, Kak Fauzan, Pak Kadek , Kak
Nyoman, Pak Iqbal, Pak Iman, Pak Aswandi, Kak Purwanto, Kak
Ardhe. Pada saat berada di tempat kerja praktek telah menerima dan
menganggap penulis sebagai bagian dari keluarga, mulai dari saat pertama
vii
13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah turut
Dalam penyusunan laporan kerja praktek ini, tentu saja penulis menyadari
bahwa masih terdapat banyak kekurangan serta kekeliruan. Semua ini penulis
sadari sebagai salah satu keterbatasan kemampuan penulis, oleh karena itu
Akhir kata, penulis berharap apa yang telah dilakukan selama kerja praktek di
PT. Citra Palu Minerals ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Penulis juga
melakukan kerja praktek ini ada hal-hal yang kurang berkenang dari sikap,
tindakan maupun perkataan penulis. Terima kasih atas perhatian dan kerjasama
Ariel Audry.
STB. F 441 17 080
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN..............................................................................ii
KATA PENGANTAR...........................................................................................vi
DAFTAR ISI.........................................................................................................ix
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................1
BAB II.....................................................................................................................7
BAB III..................................................................................................................29
ix
METODOLOGI...................................................................................................29
BAB IV..................................................................................................................34
4.1 HASIL..................................................................................................................34
4.2 PEMBAHASAN....................................................................................................36
BAB V...................................................................................................................38
5.1 Kesimpulan.........................................................................................................38
5.2 Saran..................................................................................................................38
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................39
LAMPIRAN..........................................................................................................40
x
BAB I
PENDAHULUAN
Pengetahuan yang bersifat praktis menjadi sesuatu hal yang sangat penting
dan bermanfaat bagi seorang mahasiswa, terutama pada saat terjun ke dalam
diperoleh dari luar lingkungan kampus, yaitu melalui suatu kegiatan kerja
Sistem pentanahan mengusahakan agar arus lebih yang timbul pada saat
dari lonjakan listrik yang disebabkan arus lebih terutama petir (Yuniarti,
2015). Nilai dari resistansi tahanan pentanahan harus sekecil mungkin untuk
1
Nilai resistansi pentanahan dipengaruhi oleh perubahan panjang pada
pejal, tidak berpori, jenis elektroda ini dipilih karena memiliki tingkat korosi
Saat ini Perseroan memiliki 3 (tiga) aset utama yang sudah memasuki
(penambang tembaga dan emas), dan Citra Palu Minerals di Provinsi Sulawesi
tambang emas di Palu, Pada tahun 2018 Perseroan memulai konstruksi dan di
harapkan perseroan akan mulai produksi bijih pertama dari lokasi tambang
2
1.2 RUMUSAN MASALAH
dan benar.
3
a. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah kerja
pentanahan.
bidangnya serta dapat membina kerja sama yang baik antara lingkungan
Hasil analisa dan penelitian yang dilakukan selama kerja praktek dapat
4
b. Mahasiswa dapat menyajikan pengalaman dan data-data yang
penulisan.
5
perusahaan secara umum dan khusus, tugas
praktek.
praktek.
6
BAB II
2.1.1 Perusahaan
PT. Citra Palu Minerals (PT. CPM) adalah perseroan terbatas yang
modal asing (PMA). PT. CPM merupakan pemegang Kontrak Karya (KK)
produksi yang terdiri dari 5 blok dengan 4 blok terletak di provinsi Sulawesi
bagian dari wilayah KK blok 1 PT. CPM dan secara administrative terletak di
7
kelurahan Poboya, Kecamatan Mantikulore, Kota Palu, Provinsi Sulawesi
Tengah.
maupun tujuan dari perusahaan yang telah ditentukan. Manajemen PT. CPM
dan para karyawan memiliki tekad untuk mencapai kinerja yang terbaik dan
lingkungan hidup.
8
2.1.4 Struktur Organisasi
9
2.1.5 Electrical Automation
Salah satu departemen yang ada di PT. CPM, yang bekerja untuk
Pada dasarnya area kerja dari divisi Electrical yaitu meliputi semua
area di kawasan pabrik PT. CPM yang berkaitan dengan kelistrikan. Adapun
10
Gambar 2.3 Banua 2
b. Mess
Mess merupakan tempat tinggal untuk non karyawan, junior staf dan
11
c. Kantin
d. Coreshed Area
e. Crusher area
menghancurkan batu atau ore dari tambang yang masih berukuran besar
diatas 35 cm, menjadi ukuran yang sudah ditentukan yaitu 15-17 cm.
12
Gambar 2.7 Crusher area
f. Roompad Area
Area ini merupakan tempat material yang telah di olah dari crusher
dan material tersebut yang akan diturunkan melalui feeder untuk diolah
Kembali.
13
roompad kemudian di turunkan ke conveyor 3 agar nantinya di antar dan
h. Milling Area
kegunaannya untuk menghancurkan batu, dimana area ini terdiri dari dua
14
i. Motor Control Center (MCC)
waktu yang bersamaan. MCC berfungsi pada dunia industri yaitu untuk
sistem proteksi dari beban motor dan sistem control, interlock dan
15
Gambar 2.12 Generator Set (GENSET)
k. Leaching Area
proses penggerusan oleh sag mill yaitu proses leaching (pendingin) dan
satu bagian yang terdiri dari dua komponen utama yaitu thickner dan cil
tan.
16
Gambar 2.13 Leaching Area
yang baru diproses atau yang masih tercampur oleh larutan beracun.
17
Gambar 2.15 Filter press area luar
limbah pabrik.
18
Gambar 2.17 Detoks Area
o. Laboratorium proses
p. Control room
19
Gambar 2.19 Control room
dan smelting.
r. Water InTake
20
Bak Penampungan Air di Pabrik di Tangki Fresh Water
abnormal. Oleh karena itu, sistem pentanahan menjadi bagian esensial dari
sistem tenaga listrik. Dalam instalasi gedung selain grounding tentu ada
proteksi lain yang sangat penting yang berhubungan dengan grounding yaitu
21
digunakan untuk mencegah kerusakan jaringan dan perlengkapan listrik
membatasi besarnya tegangan terhadap bumi agar berada dalam batasan yang
baik,semua koneksi yang terdapat pada sistem harus merupakan koneksi yang
secara visual dapat dilakukan untuk memastikan bahwa sistem tidak lagi
mengambang dan terhubung dengan sistem pentanahan, hal ini dilakukan untuk
menghindarkan gangguan yang terjadi pada arus listrik dari perangkat. Semua
komponen metal juga harus ditahan atau diikat oleh sistem pentanahan,
dengan tujuan untuk meminimalkan arus listrik melalui material yang bersifat
bagian esensial dari sistem tenaga listrik untuk mencegah potensi bahaya
22
macam elekroda pentanahan yaitu bentuk batang (rod), bentuk pita (kisi-
1. Elektroda Batang
Elektroda batang yaitu elektroda dari pipa atau besi baja profil yang
elektroda yang pertama kali digunakan dan teori-teori berawal dari elektroda
jenis rod (Suyamto, 2012). Elektroda rod banyak digunakan pada gardu induk.
Secara teknis, elektroda jenis ini mudah pemasangannya dan tidak memerlukan
lahan yang luas. Elektroda batang umumnya ditanam dengan kedalaman yang
a) Berbentuk batang atau pipa padat, dibuat dari baja galvanis atau baja
23
b) .Ditanam dalam tanah secara horizontal pada kedalaman 0,5-1 m, setiap
c) Pada umumnya di tanam dalam tanah yang lembek (tanah rawa atau
ρ 4L
Rbt = (ln −1)..................................................................................(2.2)
2. л . L a
Di mana :
1. Elektroda Plat
Elektroda plat merupakan elektroda dari bahan pelat logam (utuh atau
berlubang) atau dari kawat kasa (Berlianti,2011). Pada umumnya elektroda ini
24
pentanahan yang kecil dan yang sulit diperoleh dengan menggunakan jenis-
c) Pada umumnya ditanam pada tanah mulai yang lembek hingga tanah yang
keras ( tanah pasir, kerikil, berbatu) dengan cara menanam vertikal bagian
yang sesuai.
25
batang dan harganya yang lebih mahal, elektroda pelat tidak menjadi
pilihan kecuali pada tanah yang keras atau untuk di paralelkan dengan
ρ
Rpl = ¿ ....(2.2)
4. л . L
2. Elektroda Pita
pita atau berpenampang bulat atau hantaran pilin yang pada umumnya
grounding system pada jaringan listrik. Adapun empat variabel tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Panjang/Kedalaman Elektroda
2. Diameter Elektroda
3. Desain
26
Namun dari semua variabel tersebut diketahui yang sangat berpengaruh dalam
Nilai yang umum di pakai adalah tahanan maksimal 5 Ohm untuk instalasi listrik
rumah dan maksimal 5 Ohm untuk instalasi petir. Hal ini juga sesuai dengan yang
mencapai 5 Ω, maka elektroda batang ditambah, dengan jarak dua kali panjang
elektroda.
jenis dan sifat-sifat tanah. Ada dua kondisi yaitu ada yang efektif ditanam
secara dalam untuk jenis tanah yang kering dan berbatu, namun ada pula
yang cukup ditanam secara dangkal untuk jenis tanah seperti tanah rawa,
27
Tahanan pembumian suatu elektroda tergantung pada tiga faktor, yaitu :
ditanahkan;
elektroda.
Namun demikan seperti yang telah dibahas sebelumnya bahwa nilai tahanan
pembumian.
memperoleh tahanan yang rendah, namun hal itu sangat jarang diperoleh. Ada
1. Faktor Internal
28
Bentuk elektroda. Ada beberapa macam bentuk dari elektroda itu sendiri
dengan rumus:
L
R= ρ .................................................................................................(2.4)
A
Dengan :
R = resistansi pembumian [ Ω ]
2 Faktor Eksternal
Tahanan jenis tanah (ohm-meter) merupakan nilai resistansi dari bumi yang
tahanan, dalam ohm, antara permukaan yang berlawanan dari suatu kubus satu
meter kubik.
29
Pentingnya tahanan jenis tanah ini untuk diketahui karena tahanan jenis tanah
pipa bawah tanah. Apabila tahanan jenis tanah semakin meningkat maka
lokasi yang mempunyai tahanan jenis tanah yang terkecil agar tercapai
adalah tahanan jenis tanah yang direpresentasikan dengan ρ. Harga tahanan jenis
4.Kelembaban tanah
5.Temperatur
30
6.Kepadatan tanah
Berdasarkan Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000) tahanan jenis
tanah dari
No. Jenis Tanah Tahanan Jenis (Ohm.m)
berbagai jenis
1 Tanah rawa 10 s.d. 40
tanah dapat
2 Tanah liat dan lading 20 s.d. 100
dilihat pada
3 Pasir basah 50 s.d. 200
tabel di bawah
4 Keriki lbasah 200 s.d. 30.00
ini
5 pasir dan kerikil kering <10.000
Tabel 2.4 Sumber : PUIL 1987 ( Peraturan Umum Instalasi Listrik Indonesia 187 )
Pengetahuan ini sangat penting bagi para perancang sistem pembumian. Sebelum
melakukan tindakan lain, yang pertama untuk diketahui terlebih dahulu adalah
31
resistansi jenis pembumian. Apabila perlu dilakukan pengukuran resistansi tanah
namun perlu diketahui bahwa sifat-sifat tanah bisa jadi berubah-ubah antara
musim yang satu dan musim yang lain. Hal ini harus betul-betul dipertimbangkan
dalam perancangan sistem pembumian. Bila terjadi hal semacam ini, maka yang
bisa digunakan sebagai patokan adalah kondisi kapan resistansi jenis pembumian
tetap memenuhi syarat pada musim kapan resistansi jenis pembumian tinggi,
2 л.L
P=R
ln ( )
4L
a
−1
............................................................................................(2.4)
Dengan :
R = resistansi pembumian [ Ω ]
32
b) Prinsip dasar untuk memperoleh resistansi pembumian yang kecil adalah
mungkin, sesuai dengan uji fisik atau visual dari kabel yang di gunakan
komponen grounding masih dalam kondisi yang baik dan layak untuk
bekerja.
tersebut yaitu ;
33
2. Kabel NYA 10 mm2
proteksi.
3. Kawat Arde
34
Grounding atau arde pada instalasi listrik berguna sebagai
4. Kuku macan
35
BAB III
METODOLOGI
sampai dengan tanggal 09 April 2021, yang berlokasi di PT. Citra Palu
Minerals.
3.2.1 Bahan
a. Alat tulis
b. Laptop
c. Kamera (Handphone)
d. Buku catatan
3.2.2 Alat
a. Helm pelindung
b. Sepatu safety
36
c. Rompi
d. Kaos tangan
e. Masker
f. Earplug
sebagai berikut :
3.3.1 Ombservasi
teori, data sheet komponen dan semua hal yang berkaitan dengan penelitian
ini.
3.3.3 Wawancara
37
Menanyakan kepada supervisor dan teknisi (maintenance) tentang
itu sendiri.
beberapa tahapan yang harus di ikuti oleh peserta kerja praktek yaitu :
pelaksanaan kerja praktek dalam hal ini ke PT. Citra Palu Minerals.
kerja praktek.
ke lokasi pelaksanaan kerja praktek maka pihak PT. Citra Palu Minerals
38
3.3.5 Flowchart Tahapan Kerja Praktek
39
Gambar 3.2 Flowchart Tahapan Kerja Praktek
40
BAB IV
4.1 HASIL
b. Kuku Macan
d. Kawat Arde
34
4.4.2 Hasil Pengujian Tahanan Grounding
sesuai dengan ketentuan yang berlaku yaitu standar dari PUIL 2011 yang
Pentanahan 5Ω 7,62 Ω
35
Perbandingan antara hasil pengukuran dan perhitungan pada
ρ 3000
Dik : ρ = 3000 = =1000Ω
L 3
L = 3 meter
∅ 14
ɑ=7 = =7
2 2
Dit : Rbt.....?
ρ
Penyelesaian : Rbt = ¿- 1)
2. π .l
1000 4.3
= (¿ −1)
2.3,14 .3 7
= 24,5 Ω
Ketika di pararelkan :
Rbt
=
Jumlah Rbt
24,5
=
3
= 8,16 Ω
4.2 PEMBAHASAN
Pada saat pencarian titik grounding sempat berapa kali pindah-pindah letak di
karnakan hasil yang di dapatkan dari alat earth tester sangat jauh untuk keadaan
36
maksimum / standar kelayakkan grounding, hasil pada awal-awal pengukuran
Sehingga solusi akan hal itu kami mempararelkan elektroda batang berjumlah 3
signifikan turun sehingga hasil akhir dari setiap pengukuran yang telah dilakukan
nilai resistansinya adalah 7,62 Ω. Dalam hal pengukuran grounding hal yang
paling berpengaruh adalah kadar air, mineral logam, derajat keasaman , dan
dari tanah tempat batang ground / arde akan di pasang. Terkadang grounding yang
telah terukur dan terpasang beberapa waktu tidak berfungsi sebagaimana yang di
harapkan, penyebabnya adalah keadaan tanah yang juga dapat berubah seiring
berjalannya waktu tertentu saja dan akan mempengaruhi hambatan dalam dari
tanah tersebut.
Cara memberbaiki hambatan dalam tanah dari sistem grounding yang telah
dibawah permukaan tanah. Tujuan dari penanaman lebih dalam ini adalah
37
untuk melewati beberapa lapisan tanah yang memungkinan untuk
38
BAB V
5.1 Kesimpulan
pararelkan , dan juga faktor yang yang berpengaruh adalah derajat keasaman ,
menurun dan grounding dapat di katakan baik apabila sudah memenuhi standar
kelayakan grounding.
5.2 Saran
didunia kerja yang akan bermanfaat dikemudian hari. Penulis juga mengharapkan
adanya kerjasama antar pihak PT. CITRA PALU MINERALS , dengan pihak
38
DAFTAR PUSTAKA
Yuniarti, E., Novid, M. A., & Apriani, Y. (2018). Analisis Ketinggian Zat Aditif
Pada Box Elektroda Batang Terhadap Resistansi Pentanahan. Jurnal Teknik
Elektro, 8(1), 17-23.
Aditya, L. (2017). Analisa Kegagalan Sistem Grounding & Penangkal Petir Pada
Apartemen Pancoran Riverside. Elektrokrisna, 6(1).
Suyamto, dkk. (2012). Instalasi Dan Evaluasi Grounding Untuk MBE Industri
Lateks PTAPB Menggunakan Multiple Rod, Jurnal Iptek Nuklir Ganendra Vol.
15 No. Hal. 72-81.
http://digilib.polban.ac.id/files/disk1/75/jbptppolban-gdl-agungmardi-3734-3-
bab2--2.pdf
http://listrik-rumahku.blogspot.com/2009/12/cara-memperbaiki-sistem-
grounding.html
39
LAMPIRAN
40
Gambar 3 : Mengukur Tahanan Resistensi Grounding Di Water Intake
41
Gambar 5 : Mengukur Ph Material Di Area Leaching
42