Anda di halaman 1dari 4

PEMETAAN BENCANA BANJIR AKIBAT PENGARUH DARI KERAPATAN

BANGUNAN DI SURABAYA

Digunakan untuk memenuhi tugas Matakuliah Penginderaan Jauh Kewilayahan


Kelas A

Dosen Pengampu
Fahmi Arif Kurnianto, S.Pd., M.Pd

Oleh:
Ar-Rasyida Nafi N. H 190210303001
Moh. Ilzam 190210303005
Hani Dwi Ribtyanti 190210303011
Frida Septiana 190210303017
Kiki Nofita Hani 190210303030

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


JURUSAN ILMU PENGETAHAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2022
A. Latar Belakang

Banjir didefinisikan sebagai debit air sungai yang relative lebih besar daripada biasanya
dan menyebabkan limpahan air sungai yang mengisi dan menggenangi daerah-daerah rendah.
Adanya bencana banjir mengakibatkan kerugian terhadap daerah terdampak seperti
timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda,
dan dampak psikologis. Banjir merupakan permasalahan umum yang terjadi disebagian
wilayah Indonesia, terutama di daerah yang padat penduduknya seperti di daerah perkotaan.
Banjir yang terjadi akan menimbulkan kerugian, baik itu kerugian materi maupun kerugian
jiwa.
Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk yang cukup banyak.
Banyaknya penduduk tersebar paling banyak di Pulau Jawa. Hal ini dikarenakan Pulau Jawa
terdapat pusat-pusat pemerintahan seperti ibukota. Hal tersebut mendorong masyarakat untuk
bermigrasi dari daerah luar Pulau Jawa menuju Pulau Jawa. Wilayah Indonesia juga
digolongkan menjadi salah satu negara yang rawan akan terjadinya bencana. Bencana
tersebut dapat berupa bencana alam maupun bencana non alam yang disebabkan oleh
aktivitas manusia. Bencana alam yang diakibatkan oleh alam dapat berupa bencana gunung
meletus, gempa bumi, dan lain sebagainya (Sulaiman, et.al, 2020).
Kota Surabaya adalah ibu kota  Provinsi Jawa Timur, Indonesia, sekaligus kota
metropolitan terbesar di provinsi tersebut. Surabaya merupakan kota terbesar kedua di
Indonesia setelah Jakarta. Kota ini terletak 796 km sebelah timur Jakarta, atau 415 km
sebelah barat laut Denpasar, Bali. Surabaya terletak di pantai utara Pulau Jawa bagian timur
dan berhadapan dengan Selat Madura serta Laut Jawa. Wilayah Kota Surabaya di sebelah
utara dan timur berbatasan dengan Selat Madura, sedangkan sebelah barat berbatasan dengan
Kabupaten Gresik dan sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Sidoarjo. Luas wilayah
Kota Surabaya 274,06 Km2 yang terbagi menjadi 31 kecamatan dan 163 desa/kelurahan.

Sebagai kota metropolitan, Surabaya menjadi pusat kegiatan perekonomian di daerah


Jawa Timur dan sekitarnya. Sebagian besar penduduknya bergerak dalam bidang jasa,
industri, dan perdagangan sehingga jarang ditemukan lahan persawahan. Banyak perusahaan
besar yang berkantor pusat di Surabaya, seperti PT Sampoerna Tbk, Maspion, Wing's Group,
Unilever, dan PT PAL. Kawasan industri di Surabaya diantaranya Surabaya Industrial Estate
Rungkut (SIER) dan Margomulyo. Sektor industri pengolahan dan perdagangan yang
mencakup juga hotel dan restoran, merupakan kontributor utama kegiatan ekonomi surabaya
yang tergabung dalam nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).  Surabaya merupakan
kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta. Surabaya memiliki luas sekitar ±326,81 km 2
dan 2.970.843 jiwa penduduk pada 30 Juni 2021. Padatnya penduduk di Surabaya dapat
menimbulkan bencana alam banjir. Hal tersebut dikarenakan kurangnya daerah resapan air
sehingga ketika terjadi hujan dengan intensitas tinggi dapat terjadi banjir. Banjir dapat juga
terjadi karena debit volume yang mengalir melebihi kapasitas drainase. Drainase menjadi
bagain yang sangat penting dalam perencanaan pembangunan dari suatu kawasan
permukiman. Sistem drainase dapat dikatakan baik apabila drainase tersebut mampu
menampung pembuangan air dengan maksimal. Adanya drainase juga berfungsi untuk
mengurangi erosi tanah dan penyaluran dengan meningkatkan infiltrasi air ke dalam tanah
(Isfandari, 2014 dalam Aditiya, R., 2019). Sistem drainase dapat bermasalah karena adanya
peningkatan debit, sampah, sedimentasi, penyempitan dan juga pendangkalan saluran,
pasangsurut, reklamasi, dan peningkatan jumlah penduduk (Nusantara, D. A. D., 2020).
Kondisi Surabaya yang padat akan penduduk dan banyak perubahan lahan dari lahan
terbuka menjadi lahan terbangun seperti permukiman, pertokoan, dll, menimbulkan dampak
berupa kurangnya daerah resapan air. Hal tersebut menyebabkan beberapa wilayah di Kota
Surabaya mengalami bencana banjir ketika terjadi hujan dengan intensitas yang tinggi. Hal
ini mengakibatkan kerugian bagi masyarakat sekitar. Kota Surabaya adalah ibu
kota Provinsi Jawa Timur, Indonesia, sekaligus kota metropolitan terbesar di provinsi
tersebut. Surabaya merupakan kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta. Kota ini
terletak 796 km sebelah timur Jakarta, atau 415 km sebelah barat laut Denpasar, Bali.
Surabaya terletak di pantai utara Pulau Jawa bagian timur dan berhadapan dengan Selat
Madura serta Laut Jawa. Wilayah Kota Surabaya di sebelah utara dan timur berbatasan
dengan Selat Madura, sedangkan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Gresik dan
sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Sidoarjo. Luas wilayah Kota Surabaya 274,06
Km2 yang terbagi menjadi 31 kecamatan dan 163 desa/kelurahan.

B. Analisis Hasil Project


DAFTAR PUSTAKA
Aditiya, R. (2019). Kajian banjir di wilayah Ketintang Surabaya. axial: jurnal rekayasa dan
manajemen konstruksi, 7(2), 157-162.
Nusantara, D. A. D. (2020). Evaluasi Kapasitas Saluran Drainase Pada Catchment Area Sub
Sistem Bendul Merisi Kota Surabaya.
Sulaiman, M. E., Setiawan, H., Jalil, M., Purwadi, F., Brata, A. W., & Jufda, A. S. (2020).
Analisis Penyebab Banjir Di Kota Samarinda. Jurnal Geografi Gea, 20(1), 39-43.

Anda mungkin juga menyukai