Anda di halaman 1dari 41

MODEL ADAPTASI MASYARAKAT DI DESA TENGGULUN TERHADAP BAHAYA

BENCANA BANJIR

Proposal Tesis

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan


Memenuhi Syarat-Syarat Mencapai
Gelar Pascasarjana Pendidikan

Oleh:

Nadiya Sari

NIM 23198007
Jurusan : Ilmu Pengetahuan Sosial
Program Studi : Pendidikan Geografi

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


SEKOLAH PASCASARJANA
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala berkah
dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini. Shalawat dan Salam
semoga tercurahkan kepada junjungan alam Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para
sahabatnya

Penulis juga ingin menyampaikan terima kasih kepada bapak/ibu dosen yang telah
memberikan bimbingan dan arahan dalam melengkapi proposal ini. Proposal ini memuat
beberapa penjelasan tentang penelitian yang akan dilakukan oleh penulis sebagai pemenuhan
persyaratan pendidikan pascasarjana.

Penulis berharap proposal ini dapat memenuhi persyaratan gelar dan penelitian yang
dilakukan.

Padang , Februari 2024

Nadiya Sari
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................. iv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 5

1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................. 5

1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................ 5

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ..................................................................... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ......................................................................... 7

2.1 Strategi Adaptasi Banjir .......................................................................... 7

2.2 Bahaya Banjir ......................................................................................... 12

2.3 Banjir .................................................................................................... 15

2.1.1Kondisi Sosial Ekonomi ....................................................................... 21

2.2 Kerentanan Sosial ……………………………………………………….

2.3 Kerangka Konseptual ……………………………………………………

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 23

3.1 Tempat, Waktu Penelitian dan Metode.................................................... 23

3.2 Subjek Penelitian ................................................................................... 24

3.3 Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 25

3.4 Instrumen Penelitian ............................................................................... 26

3.5 Teknik Analisa Data .............................................................................. 28


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Sungai Tenggulun adalah sungai terbesar juga terpanjang yang melintasi

Kabupaten Aceh Tamiang. Sungai Tenggulun yang meluap, menyebabkan lima

kampung di daerah aliran sungai itu dikepung banjir dengan ketinggian 40 hingga

150 centi meter lebih. Kampung yang dikepung banjir luapan ini lima di

antaranya Desa Tenggulun, Desa Selamat, Desa Simpang Kiri, Desa Rimba

Sawang, dan Desa Tebing Tinggi Kecamatan Tenggulun Kabupaten Aceh

Tamiang.

Tenggulun termasuk Kecamatan di Aceh Tamiang. Kabupaten Aceh

Tamiang memiliki 12 Kecamatan, 1 Kelurahan, 112 desa dan 701 dusun dan

memiliki luas 1.956,72 Km. Kecamatan tenggulun merupakan kecamatan terluas

dari 12 kecamatan di Kabupaten Aceh Tamiang yaitu dengan luas 295,55 Km.

Banjir merupakan peristiwa terendamnya tanah oleh air di luar batas

normalnya. Pada umumnya banjir terjadi di daerah aliran sungai, muara dan

pantai. Banjir bisa disebabkan karena curah hujan tinggi, besarnya gelombang

pasang air laut, dan pecahnya bendungan (Schanze 2006). Banjir merupakan

kejadian yang paling dominan terjadi. Di berbagai dunia, bencana banjir telah

menyebabkan kerugian ekonomi yang sangat besar dan bahkan korban jiwa. Ada

dua jenis banjir yaitu banjir bandang (kiriman) dan banjir pasang surut (Heri

Subiakto,2008).

1
Gambar 1.1 Peta Sungai Tenggulun
Gambar 1.2 Peta Lokasi Penelitian

Gambar 1.2 Peta Lokasi Penelitian


Kondisi fisik kecamatan Tenggulun diantaranya wilayah yang berupa

perairan dan wilayah yang rentan terhadap bencana alam seperti banjir. sehingga

ketika turunnya curah air hujan dalam satu hari penuh maka dapat mengakibatkan

air sungai yang meluap sehingga terjadinya banjir. hal ini sangat sering di alami

oleh masyarakat Desa Tenggulun. halnya desa inilah yang sering sekali terkena

banjir dikarenakan letak pemukiman daerah aliran sungai (DAS) yang sangat

dekat dengan daerah pemukiman penduduk.

Sumber: Badan Penanggulangan Bencana Aceh

Gambar 1.3 Bencana banjir di Desa Tenggulun tahun 2021

Hasil observasi diketahui bahwa letak pemukiman Desa Tenggulun yang

terletak di dataran rendah serta dekat dengan aliran sungai maka berdampak

adanya faktor terjadinya banjir. Daerah pemukiman yang akan di teliti yakni

pemukiman Desa Tenggulun yang terletak di Kecamatan Tenggulun Kabupaten


Aceh Tamiang. memang daerah ini berada paling rendah di antara pemukiman

penduduk Kampung Selamat (arah barat) dan desa Rongoh (arah selatan)

Kecamatan Tamiang Hulu.

Berdasarkan pengamatan langsung di pemukiman Kecamatan Tenggulun,

masyarakat memiliki peran penting untuk kebersihan lingkungan seperti

memperhatikan kebersihan atau selokan air. Berdasarkan permasalahan di

lingkungan di Desa Tenggulun, yang telah di paparkan di atas, peneliti

berpendapat bahwa penaggulangan masalah banjir sangat penting dilakukan karna

banjir bisa berdampak pada kerugian masyarakat serta merusak lingkungan.

Tindakan untuk mengatasi masalah banjir harus di awali dari pencegahan dengan

merubah pola prilaku masyarakat. Banjir juga tidak bisa di anggap suatu persoalan

tunggal tapi merupakan sesuatu yang disebabkan oleh faktor alam dan faktor

manusia. Menurut Kodoatie dan Sugiyanto (2002), faktor penyebab terjadinya

banjir yang berasal dari alam yaitu curah hujan, pengaruh fisiografi atau geofisik

sungai, penurunan tanah, drainase lahan. Sedangkan faktor dari manusia yaitu

perubahan penggunaan lahan, pembuangan sampah, perencanaan sistem

pengendalian banjir yang tidak tepat,serta bendungan dan bangunan air.

REKAPITULASI DATA BANJIR DESA


250 TENGGULUN
200

150

100

50

0
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2017 2018 2019 2020
Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Korban
Gambar 1.4 Rekapitulasi Data Banjir Desa Tenggulun
Interaksi antara masyarakat (sistem sosial) dan lingkungan (ekosistem)

Desa Tenggulun menghasilkan adaptasi. Strategi dalam penelitian ini merupakan

hasil dari proses masyarakat Desa Tenggulun dalam menghadapi perubahan

lingkungan. Akan tetapi, pola pikir masyarakat Desa Tenggulun masih rendah

serta anggaran yang masih terbatas.

Saat ini srategi adaptasi belum banyak dilakukan di daerah manapun. oleh

karena itu peneliti menganalisis masyarakat Desa Tenggulun. lain halnya dengan

masyarakat di daerah pulau jawa mereka sering menghadapi bencana banjir

dengan berbagai macam strategi adaptasi. Strategi adaptasi yang dilakukan

masyarakat Desa Tenggulun seperti strategi secara fisik, ekonomi dan sosial. Ini

dilakukan masyarakan Desa Tenggulun Kecamatan Tenggulun Kabupaten Aceh

Tamiang. Kemampuan masyarakat dalam menanggapi bencana merupakan faktor

lanjutan yang menentukan tingkat resiko bencana. Dengan adanya strategi

adaptasi maka masyarakat dapat mempermudah mengadaptasikan diri dan

lingkungan.

Maryono (2005) dalam Fahlevi(2019) menyebutkan bahwa Adaptasi

banjir merupakan suatu cara yang digunakan untuk penyesuaian masyarakat

terhadap sesuatu yang dilakukan secara spontan ataupun terencana. Masyarakat

yang tinggal di daerah rawan bencana cenderung lebih tanggap dalam menghadapi

bencana yang terjadi.

(mudiyarso dalam Muhammad Reza Pahlevi 2019). Maka dari itu perlu

adanya penelitian yang berkaitan tentang bagaimana strategi adaptasi masyarakat

dalam menghadapi banjir sebagai respon dari kerentanan banjir yang terjadi di

daerah tersebut.
Dewi (2007) dalam Marfai (2008) menyebutkan bahwa Identifikasi

tentang adaptasi dan prilaku masyarakat (khususnya di kawasan pinggir sungai)

untuk menghadapi kondisi lingkungan yang ada, sehingga mereka tetap bisa

tinggal di kawasan tersebut. Berbagai adaptasi yang dibuat oleh masyarakat yaitu:

1.Membuat tanggul kecil, 2.Meninggikan jalan, 3.Berinisiatif membuat rumah

panggung.

Marzali (2003) dalam Marrung (2011) menyebutkan bahwa Menurut

teori,strategi adaptasi (adaptive strategy) dipahami sebagai rencana tindakan yang

dilakukan manusia secara sadar ataupun tidak sadar, secara eksplisit atau implisit

dalam merespon berbagai kondisi internal atau eksternal (Marung,2011). Strategi

adaptasi juga sebagai prilaku manusia dalam mengalikasikan sumber daya yang

mereka miliki dalam menghadapi masalah masalah sebagai pilihan tindakan yang

tepat agar sesuai dengan lingkungan sosial, cultural, ekonomi dan ekologi di

tempat mereka hidup.

Penelitian ini menganalisis tentang model adaptasi masyarakat dalam

menghadapi bencana banjir di Desa Tenggulun Kecamatan Tenggulun Kabupaten

Aceh Tamiang.

Pemilihan lokasi ini karena pada masa lampau tepatnya 2006 Desa Tenggulun

pernah terjadi banjir bandang hebat yang menghancurkan desa tersebut dan

menyebabkan korban jiwa kurang lebih 4 orang pada saat itu. Saat musim hujan

yang terus menerus melanda Desa tersebut sering juga mengalami hal yang

serupa. Penelitian ini sangat penting dilaksanakan untuk mengetahui bagaimana

strategi adaptasi masyarakat di Desa Tenggulun dalam menghadapi bencana banjir

pada masa sekarang dan dimasa yg akan datang.


1.2 Rumusan masaalah

Berdasarkan latar belakang, maka permasalahan penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Bagaimana tingkat model adaptasi masyarakat terhadap bahaya banjir di Desa

Tenggulun?

2. Bagaimana adaptasi fisik dan sosial masyarakat terhadap bahaya banjir di

Desa Tenggulun?

1.3 Tujuan penelitian

1. Untuk mengidentifikasi model adaptasi masyarakat Desa Tenggulun

terhadap banjir.

2. Untuk mengidentifikas dampak yang timbul akibat bencana banjir di Desa

Tenggulun.

1.4 Manfaat penelitian

1. Secara Teoritis

Penelitian ini berharap bisa memberikan atau menumbuhkan

pengetahuan mengenai fenomena banjir dari waktu ke waktu yang

mengalami peningkatan khususnya banjir di Desa Tenggulun.

2. Secara Praktis

a. Bagi masyarakat

Berharap bisa memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang

bentuk strategi adaptasi masyarakat dalam mengurangi resiko bencana

banjir.
b. Bagi pemerintah daerah

Berharap bisa memberikan masukan kepada dinas terkait model

adaptasi masyarakat dalam mengurangi resiko bencana banjir.

c. Bagi dunia pendidikan

Tersedianya hasil dari penelitian yang dilakukan terhadap fenomena

banjirdiharapkan dapat menambah pengetahuan, bahan ajar, bahan

rujukan dalam mengajar, menambah informasi dan sumber belajar.

1.5 Ruang lingkup penelitian

Penelitian ini untuk meneliti tentang bagaimana model adaptasi fisik dan

sosial masyarakat terhadap bahaya banjir di Desa Tenggulun dan bagaimana

dampak dari bahaya banjir terhadap masyarakat Desa Tenggulun Kecamatan

Tenggulun Kabupaten Aceh tamiang.

Penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif yang

akan menghasilkan data deskripttif. Data diperoleh dari survey lapangan

menyangkut masalah yang akan diteliti dan disesuaikan dengan kebutuhan, data

juga dipeloleh dari wawancara mendalam (in-depth-interview) terhadap informan/

responden berupa masyarakat lokal pada lokasi penelitian. Data sekunder

diperoleh dari dokumentasi, salinan/kutipan data, referensi-referensi dan yang

diperoleh dari beberapa instansi terkait dengan penelitian ini (K.Ade Putra

Siribere, 2017).

Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana adaptasi fisik dan sosial

masyarakat di Desa Tenggulun Kecamatan Tenggulun Kabupaten Aceh Tamiang

dan ingin mengidentifikasi seperti apa dampak dari bahaya banjir terhadap

masyarakat Desa Tenggulun Kecamatan Tenggulun.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Analisis model adaptasi banjir

Drever dalam Galih lukmasono (2013), berpendapat : Adaptasi berupa suatu

proses kepekaan organism dalam kondisi atau keadaan, baik yang dikerjakan atau

yang dipelajari. Smith dalam Galih Lumaksono (2013) Konsep model adaptasi

tertuju pada rencana tindakan pada kurun waktu tertentu, pada suatu kelompok

tertentu atau keseluruhan manusia sebagai upaya atau langkah langkah dengan

kempuan yang ada di dalam dan diluar mereka. model adaptasi adalah sebuah

upaya atau tindakan terencana yang dilakukan oleh individu atau kelompok untuk

dapat mencegah masalah yang dihadapi dengan keadaan lingkungan fisik sekitar

dengan tujuan memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan yang diharapkan. model

adaptasi yang dimaksud di penelitian ini yaitu berbagai tindakan ataupun

pemikiran yang dilakukan oleh masyarakat Desa Tenggulun dalam mengatasi

terjadinya banjir.

1. Kajian teori

Kajian teori sebagai suatu kerangka teoritis dapat mengungkapkan ,

menjelaskan, dan menunjuk perspektif masalah penelitian yang telah

rumuskan.

Ada beberapa pendapat yang mendefinisikan tentang adaptasi di

antaranya yaitu

10
Adaptasi yaitu suatu cara atau strategi yang merupakan suatu bentuk usaha

atau upaya yang dilakukan manusia untuk mempertahankan kelangsungan

hidupnya (Nova Ikhsyan, Chatarina Muryani,2003).

Menurut para ahli ekologi budaya (cultural ekologist) Berdefinisi, bahwa

adaptasi merupakan suatu strategi penyesuaian diri yang digunakan manusia

selama hidupnya untuk merespon terhadap perubahan perubahan lingkungan dan

sosial (Lintang Ronggowulan,2018)

Karta Sapoetra berpendapat adaptasi mempunyai dua arti. Adaptasi yang

pertama disebut penyesuaian diri yang autoplastis (auto artinya sendiri plastis

artinya bentuk), sedangkan pengertian yang kedua disebut penyesuaian diri yang

allopstatis (allo artinya yang lain dan plastis artinya bentuk). Jadi, adaptasi ada

yang artinya “pasif”yaitu kegiatan pribadi di tentukan oleh lingkungan. Dan ada

yang artinya “aktif”, yang mana pribadi mempengaruhi lingkungan

(Ruslam,2018).

Adaptasi merupakan upaya manusia dalam mengubah kondisi dan keadaan

mereka secara responsive sehingga mampu memelihara keseimbangan sistem

alamiah dalam menghadapi perubahan lingkungan. (Aji Ali Akbar dkk,. 2017).

Adaptasi merupakan bentuk respon yang dilakukan masyarakat terhadap

bencana yang dihadapi . Strategi adaptasi lebih cendrung pada upaya masyarakat

membiasakan atau menyesuaikan diri terhadap bencana yang dihadapi ( Rif an

dkk,. 2018)

Adaptasi merupakan suatu bentuk respon yang dilakukan oleh masyarakat

terhadap bencana yang mereka hadapi. Adaptasi berkaitan dengan usaha yang

dilakukan masyarakat untuk menekan dampak negative yang ditimbulkan dari


suatu gejala alam seperti bencana alam dan lebih cendrung pada usaha untuk

mengelola suatu yang tidak dapat dihindari.

Menurut Ralp Linton (1956) bahwa masyarakat sebagai kelompok

manusia yang telah hidup dan bekerja sama cukup sama hingga mereka dapat

mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai suatu kesatuan sosial

dengan batas batas yang di rumuskan secara jelas Ruslam,2018)

Dari berbagai pendapat dan definisi mengenai adaptasi dan masyaraakat di

atas, maka bisa kita simpulkan bahwa aadaptasi masyarakat berupa suatu bentuk

respon yang dilakukan masyarakat pada bencana yang dihadapi, adaptasi ini lebih

mengarah ke upaya atau usaha masyarakat untuk menyesuaikan atau

membiasakan diri terhadap bencana yang dihadapi.

a. Adaptasi fisik

Adaptasi fisik (morfologi) adalah penyesuaian bentuk tubuh dan struktur

tubuh luar makhluk hidup terhadap lingkungan. Adaptasi ini dilakukan

untuk menyesuaikan bentuk tubuh dengan kondisi tempat tinggal untuk

mempertahankan hidupnya. Bentuk adaptasi fisik masyarakat misalnya

seperti mempertahankan fungsi dari bangunan yang ada meskipun abrasi

melanda. Berbagai upaya adaptasi secara fisik yang bisa dilakukan oleh

masyarakat Desa Tenggulun Kecamatan Tenggulun adalah memodifikasi

dan merenovasi rumah, pengamanan perabotan rumah tangga, perbaikan

jalan lingkungan (Asrofi dan Ritohardoyo,2017).

Strategi adaptasi pada asset rumah bisa dilakukan masyarakat Desa Tenggulun

Kecamatan Tenggulun dengan berbagai macam cara di sesuaikan dengan dana

yang dimiliki. Bagi warga yang memiliki uang banyak, rumah biasanya
ditinggikan dengan cara di urug lantainya , kemudian diikuti dengan peninggian

dinding dan rangka atap. Namun bagi penduduk yang uangnya hanya cukup untuk

beli tanah urungan saja, rumah yang ditinggikan hanya bagian bawahnya saja

dengan mengurug lantai sedangkan bagian atas rumah seperti dinding dan rangka

atap dibiarkan tetap tanpa ada perubahan. Sedangkan bagi warga yang memiliki

uang pas pas an rumah di baut geladak dengan menggunakan kayu mahoni (Asrofi

dan Ritohardoyo,2017).

Hal hal yang telah dijelaskan bisa dilakukan oleh masyarakat masyarakat

yang terkena banjir sehingga mereka bisa melakukan adaptasi fisik secara baik

dan bisa menyesuaikan diri mereka dengan bencana bencana yang menimpa

mereka.

b. Adaptasi sosial

Menurut soerjono soekamto (1993:9) adaptasi sosial merupakan hubungan

antara suatu kelompok atau lembaga dengaan lingkungan fisik yang mendukung

eksitensi kelompok atau lembaga tersebut (Habiba et al.,2017).

Soerjono soekamto (1993:408) mengemukakan bahwa sosial adalah

berkenaan dengan perilaku atau yang berkaitan dengan proses sosial. Jadi, sosial

berarti mengenai keadaan masyarakat dengan demikian dapat dikatakan bahwa

kehidupan sosial berarti suatu fenomena atau gejala akan bentuk hubungan

seseorang atau segolongan orang dalam menciptakan hidup bermasyarakat

(Ruslam,2018).

Penyesuaian diri atau adaptasi sosial yang dimaksud adalah individu yang

mampu menyesuaikan diri dengan baik. Adaptasi sosial atau penyesuaian diri

dilakukan untuk meningkatkan kualitas kehidupan sosial pada masing masing


individu. Proses penyesuaian diri terhadap lingkungan sosial mulai dari

kemampuan untuk mengatasi kecemasan dan stress, citra diri yang positif,

kemampuan untuk mengekspresikan perasaannyadan hubungan antar pribadi yang

baik.

Adaptasi sosial dapat dilihat dari kegiatan kegiatan yang sifatnya asosiatif

dan yang disosiatif. Kegiatan asosiatif berupa bentuk kerjasama, akomodasi, dan

asimilasi. Sedangkan kegiatan disosiatif berupa konflik, kontravensi, dan

persaingan. Secara teoritis kondisi asosiatifakan terjadi jika orang berbeda

kepentingan mempunyai cukup pengetahuan dan cukup pengendalian diri untuk

saling dapat memenuhi kepentingan kepentingannya. Sedangkan disosiatif terjadi

jika kondisi ini terjadi bersamaan, yaitu keadaan dimana suatu kelompok

mengalami pengakuan status yang rendah dan tidak mendapat kesempatan untuk

masuk dalam jaringan sosial yang penting, dan suatu keadaan dimana suatu

kelompok mempunyai lapangan sumber sumber intitusional yang lebih besar jika

dibandingkan dengan kelompok lain dalam masyarakat yang mempunyai

tingkatan yang sama.

c. Strategi adaptasi

Agar masyarakat bisa hidup saling berdampingan dengan bencana alam

terutama untuk bencana banjir, berikut ada beberapa strategi adaptasi yang

bisa dilakukan masyarakat agar bisa hidup berdampingan dengan bencana

diantaranya :

1) Menanam pohon agar hutan tidak gundul, selain itu mencegah

terjadinya juga dapat : 1) menjaga, melestarikan dan memelihara

ekosistem, 2) mengurangi dampak banjir, 3) menjaga kualitas air, dan


2) sumber oksigen terhadap makhluk hidup (Muslim D. Imba,2018).

Serta meninggikan jalan yang berada di dataran rendah (Emi Dwi

Suryanti dkk.,2008).

3) Membuat tanggul di wilayah yang sering terjadi banjir sehingga lebih

tinggi (Emi Dwi Suryanti dkk.,2008)

4) Membuat pondasi yang kokoh dan lebih tinggi di sepanjang sungai

tersebut agar pada saat terkena banjir tidak sampai terkena ke daerah

pemukiman warga /masyarakat (Emi Dwi Suryantiet dkk., 2008).

5) Membuat tanggul kecil / urug di dalam rumah atau meninggikan

pondasi didalam rumahsehingga jika terjadi banjir air tidak

menggenang sampai ke dalam rumah (Emi Dwi Suryanti dkk.,2008).

6) Masyarakat bisa membuat karung pasir dengan cara mengisi karung

dengan pasir kemudian di tata di sekeliling rumah agar menahan air

yang dan itu tidak perlu mengeluarkan biaya yang besar dan mudah di

semua masyarakat bisa melakukan strategi ini (Maulana dkk.,2016).

7) Meninggikan lantai di seluruh ruangan dengan ketinggian >50 cm

(Kencana dan Yuliastuti,2016).

8) Membuat barrier (penghalang air masuk) di daerah rumah (Kencana

dan Yuliastuti,2016). Serta meninggikan lantai atau membangun

tingat dua (Kencana dan Yuliastuti, 2016).

2.2 Identifikasi bahaya banjir

Bahaya adalah kejadian fisik yang merusak, suatu fenomena alam dan atau

buatan manusia yang dapat menyebabkan hilangnya nyawa atau cedera bagi
manusia, kerugian harta benda, gangguan sosial, ekonomi dan kerusakan

lingkungan (Rif’an et al., 2018).

Bahaya banjir bisa berpotensi menjadi gangguan serius dalam kehidupan

masyarakatnya. Bahaya banjir adalah bahaya yang ditimbul oleh naiknya air hujan

dalam suatu hari penuh yang menyebabkan tergenangnya air sungai yang meluap

ke daerah pemukiman penduduk sehingga menyebabkan terjadinya banjir, hal ini

sangat berbahaya bagi masyarakat terutama masyarakat yang tinggal di daerah

pinggir sungai dan tingkat dari bahaya banjir ini juga tidak boleh disepelekan

karna bahaya yang dapat ditimbulkan dari banjir ini sangat parah dan sangat

merugikan masyarakat masyarakat yang tinggal atau yang bermukim di daerah

pinggir sungai.

Bencana banjir menyebabkan kerusakan sarana dan prasarana, karena banjir

yang menerjang akan merusak fasilitas sosial. Luapan banjir ke jalanan bisa

menimbulkan masalaah yaitu lumpuhnya jalur transportasi dan merusak jalanan.

Dampak banjir juga menyebabkan kerugia secara material dan non material.

Selain menghambat aktifitas masyarakat, banjir juga menyebabkan masalah

kesehatan. Dampak yang muncul bisa sangat merugikan para korban, seperti

kurangnya air bersih, menbuat kerugian ekonomi, masalaah kesehatan ,

menghambat aktifitas masyarakat, dan menyebabkan korban jiwa.


Sumber: Badan Penanggulangan Bencana Aceh tahun 2021

Gambar 2.1. Bencana banjir di Desa Tenggulun tahun 2021

Tingginya tingkat bahaya banjir di Desa Tenggulun yang mengharuskan

adanya penanggulangan bencana banjir atau mitigasi bencana. Mitigasi

merupakan upaya untuk mengurangi resiko bencana baik secara fisik ataupun

penyadaran dan peningkatan dalam menghadapi bencana.

2.3 Banjir

Banjir adalah peristiwa atau keadaan terendamnya suatu daerah atau daratan

karena volume air yang meningkat (Undang -Undang No. 24 Tahun 2007 Tentang

Penanggulangan Bencana (Dokumen Negara), n.d.), yang disebabkan oleh

perubahan iklim, peningkatan frekuensi dan intensitas curah hujan yang tinggi

atau akibat banjir kiriman dari daerah lain yang berada di tempat lebih tinggi

(Hapsoro & Buchori, 2015). Secara umum banjir adalah suatu kejadian dimana air

didalam saluran meningkat dan melampaui kapasitas daya tampungnya. Terdapat


bermacam banjir yaitu banjir hujan ekstrim, banjir kiriman, banjir hulu, banjir rob,

dan banjir bandang. Setiap jenis banjir tersebut memiliki karakteristik yang khas

(Adi, 2013).

Banjir bandang merupakan banjir yang sifatnya cepat dan pada umumnya

membawa material tanah (berupa lumpur), batu, dan kayu. Akibat dari kecepatan

aliran banjir yang disertai dengan material tersebut, maka biasanya banjir bandang

ini sifatnya sangat merusak dan menimbulkan korban jiwa pada daerah yang

dilalui disebabkan tidak sempatnya dilakukan evakuasi pada saat kejadian, dan

kerusakan pada bangunan terjadi karena gempuran banjir yang membawa material

(Adi, 2013).

Dikutip dari (Adi, 2013) ada beberapa faktor yang diyakini menjadi

penyebab terjadinya bencana banjir bandang adalah sebagai berikut:

a. Curah hujan yang ekstrim tinggi

b. Geomorfologi yang bergunung dan lereng curam

c. Formasi geologi terdiri dari batuan vulkanik muda

d. Vegetasi penutup tidak mendukung penyerapan air hujan seperti

hutan gundul dan lahan kritis

e. Perubahan tutupan lahan, khususnya dari vegetasi hutan menjadi

non hutan

f. Kejadian longsor yang menyebabkan terbendungnya sungai

dibagian hulu (Gambar 2)


g. Perilaku manusia/masyarakat yang eksploitatif terhadap

lingkungan sehingga pemanfaatan lahan tanpa dilakukan

konservasi tanah dan air.

Sumber : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

Gambar 2.2 Longsor tebing sungai yang menyebabkan alur sungai terbendung

sehingga berpotensi menyebabkan banjir bandang. daratan yang permukaannya

rendah akan tenggelam.

2.3 Kondisi Sosial Ekonomi

Manusia pada dasarnya memiliki kecendrungan untuk tetap bertahan

gunamengembangkan bakat dan kehidupan sosialnya, manusia akan

menggunakanakalnya untuk memperbaiki nasib hidupnya. Selama manusia

tersebut masihhidup di muka bumi dengan demikian dapat dikatakan ilmu

pengetahuan danteknologi sudah ada sejak manusia ada di bumi. Dari hasil

pembangunan yangdilakukan bangsa indonesia sehingga keaadaan sosial ekonomi

masyarakat akanlebih baik dan kebutuhan manusia akan terpenuhi.


Menurut departemen sosial, kata sosial adalah segalasesuatu yang dipakai

sebagai acuan dalam berinteraksi antara manusia, dalamkontek masyarakat atau

komunitas sebagai acuan berarti sosial bersifat absrak,yang berisi simbol-simbol

berkaitan dengan pemanfaatan terhadap lingkungan,dan berfungsi untuk mengatur

tindakan-tindakan yang dimunculkan oleh individu-individu sebagai anggota

suatu masyarakat. Sehingga kondisi sosial ekonomiharuslah mencakup lebih dari

seseorang individu yang terikat pada satu kesatuan.Karena lebih dari seseorang

individu berarti terdapat hak-hak dan kewajiban(Ruslam, 2018).

Dalam studi-studi sosial ada namanya sosiologi ekonomi, dimana secara

sederhana di definisikan berupa pembelajaran tentang bagaimana cara seseoraang

ataupun kelompok masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya berupa

barang dan jasa yang lanka, dengan cara pendekatan sosiologi. Cara yang dipakai

berhubungan dengan aktifitas masyarakat yang terjalin dengan proses produksi,

distribusi, pertukaran dan konsumsi jasa dan barang barang langka.

2.4 Kerentanan Sosial

Kerentanan (vulnerability) merupakan suatu kondisi dari suatu komunitas

atau masyarakat yang mengarah atau menyebabkan ketidakmampuan dalam

menghadapi ancaman bencana(Aditya dkk., 2021).

Kerentanan sosial adalah kerentanan yang dilihat dari segi masyarakat

yang mencakup kepadatan penduduk, rasio jenis kelamin, rasio kemiskinan, rasio

orang cacat dan rasio kelompok umur (Aditya dkk., 2021).


2.5 Kerangka Konseptual

Berikut ini merupakan kerangka konseptual dari judul skripsi penelitian yang

akan di lakukan.

Kenaikan Dampak
Perubahan
Muka Air Banjir Fisik
Iklim
Sungai Adaptasi
Sosial

Gambar 2.3 Kerangka berfikir


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat Waktu Penelitian dan Metode

Penelitian ini dilaksanakan di kawasan Desa Tenggulun Kecamatan Tenggulun

Kabupaten Aceh Tamiang yang terdiri dari tiga titik lokasi di Desa Tenggulun.

Peta lokasi dan titik penelitian bisa dia amati padaa gambar 3.1 dan 3.2.

Waktu penelitian ini meliputi rancangan penelitian, persiapan alat dan bahan,

pelaksanaan lapangan, analisis data, dan penyusunan laporan. Jadwal penelitian

ini dilakukan selama 6 bulan. Adapun jadwal penelitian-penelitian dapat dilihat

pada tabel berikut.

Tabel 1 Jadwal Penelitian

No. Uraian Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4 Bulan 5 Bulan 6

1. Rancangan penelitian

2. Persiapan alat dan bahan

3. Survey lokasi

4. Pelaksanaan Lapangan

5. Analis data

6. Penyusunan Laporan

22
Gambar 3.1 Peta lokasi penelitian di Desa Tenggulun (dusun suka maju,dusun suka damai,dusun sumberjo) Kabupaten Aceh Tamiang.
Gambar 3.2 Titik Lokasi Penelitian
Berdasarkan Respon dan model adaptasi metode penelitian yang di lakukan

mengadopsi metode AHP metode pengambilan keputusan yang dikembangkan

dengan melakukan wawancara secara mendalam terhadap masyarakat Desa

Tenggulun serta pengamatan lapangan dan mengolah data secara terus menerus.

dalam penelitian ini yang menjadi responden yaitu masyarakat Desa Tenggulun

yang pernah merasakan banjir bandang di tahun 2006.

Penelitian ini dilakukan karena peneliti ingin mengobservasi fenomena yang

tidak bisa di kuantifikasikan yang bersifat deskriptif. Dengan demikian, penelitian

kualitatif tidak hanya sebagai upaya mendeskripsikan data tapi deskripsi tersebut

hasil pengumpulan data yang valit yaitu wawancara secara mendalam, observasi,

dan dokumentasi. Alat pengumpulan data atau instrumen penelitian adalah

peneliti sendiri yang akan langsung terjun ke lapangan.

Peneliti melakukan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif untuk

mendeskripsikan mengenai kajian fenomena bencana banjir di Desa Tenggulun

Kabupaten Aceh Tamiang. Pendiskripsian tersebut dijelaskan berdasarkan hasil

pengambilan data di lapangan dengan cara observasi, wawancara, mendalam, dan

dokumentasi. Selanjutnya data tersebut di analisis menggunakan analisis data.

AHP adalah metode pengambilan keputusan yang dikembangkan untuk

pemberian prioritas beberapa alternatif ketika beberapa kriteria harus

dipertimbangkan, serta mengijinkan pengambil keputusan (decision makers)

untuk menyusun masalah yang kompleks ke dalam suatu bentuk hirarki atau

serangkaian level yang terintegrasi


Dalam penelitian ini penulis menggunaan metode AHP (analytical hierarchy

process) untuk menyelesaikan masalah pengambilan keputusan, dalam

menyelesaikan masalah tersebut ada langkah-langkah penyelesaiaan dalam

penelitian ini, berikut langkah-langkah peyelesaiaan sekaligus bisa dijadikan

metodologi dalam penelitian.

1.Menyusun hirarki menyusun hirarki dilakukan untuk menjelaskan masalah

secara terstruktur dan mudah untuk dipahami.

2. Pembobotan kriteria dengan AHP. Pembobotan kriteria ini dilakukan untuk

mengetahui bobot kriteria yang ada pada struktur hirarki.

3. Pembobotan sub kriteria Dalam tahap ini setiap sub kriteria dari kriteria akan

dibandingkan untuk mengetahui bobot setiap sub kriteria.

4. Pengujian konsistensi Pengujian konsistensi ini dilakukan untuk mengetahui

apakah bobot nilai dari kriteria sudah konsisten atau tidak. Kalau tidak konsisten

maka akan dilakukan revisi perhitungan atau dilakukan pembobotan kriteria

ulang. Perhitungan konsistensi adalah menghitung penyimpangan dari konsistensi

nilai, dari penyimpangan ini disebut Indeks Konsistensi dengan persamaan:

Dimana : = eigen value maksimum n = ukuran matriks. Perbandingan antara CI

dan RI untuk suatu matriks didefinisikan sebagai rasio konsistensi, CR = Matriks

perbandingan dapat diterima jika nilai rasio konsistensi (CR) ≤ 0,1. (Ngatawi dan

Ira Setyaningsih. 2011).

5. Menghitung bobot alternatif Dalam tahap ini menghitung alternatif dari setiap

sub kriteria untuk mengetahui bobot antar alternatif. Dan selanjutkan digabung

dengan cara mengalikan dari setiap bobot kriteria,sub kriteria dan alternatif..
6. Analisa data Analisa data yaitu untuk melihat hasil dari pengolahan data yaitu

supplier yang diprioritaskan,

Secara spesifik, tahapan penelitian ini disajikan pada bagan berikut:

Desain Pemilihan Observasi


Lokasi Penelitian
Penelitian Lapangan

Pendahuluan

Analisis Informasi Wawancara


Yang diperoleh Mendalam

Gambar 3.3 Metode yang diterapkan dalam penelitian ini

(dimodifikasi dari Marfai dkk, 2015)

3.2 Sumber data

Sumber data penelitian berupa subyek darimana data tersebut diperoleh.

Dalam penelitian ini peneliti mengarah pada dua sumber berupa :

a. Sumber data primer, yaitu data langsung yang dikumpulkan dari sumber

pertama. Sumber data primer di aambil dari tanggapan masyarakat terkait

adaptasi terhadap bencana banjir yang mereka hadaapi.

b. Sumber data sekunder, yaitu data yang langsung dikumpulkan peneliti

sebagai pendukung dari sumber data primer. Sumber data ini di ambil

dari jurnal atau artikel, salinan ataau kutipan data dan referensi referensi

yang didapat dari instansi instansi terkait dengan penelitian ini.


3.3 Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan melakukan

wawancara secara mendalam terhadap masyarakat Desa Tenggulun dan

pengamatan lapangan. Dalam penelitian AHP. Teknik yang digunakan peneliti

untuk pengumpulan data penelitian ini sebagai berikut

a. Observasi

Yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke masyarakat dan kantor

datok Desa Tenggulun, untuk mendapatkan bukti bukti yang dapat

mendukung dan melengkapi hasil penelitian tentang strategi adaptasi

masyarakat desa tenggulun terhadap bahaya banjir.

b. Wawancara Mendalam

Wawancara dalam sebuah penelitian bertujuan untuk mengumpulkan

keterangan tentang kehidupan manusia dalam sebuah masyarakat.

Pelaksanaan pengumpulan data di lapangan, meneliti mewawancarai atau

diskusi mendalam merupakan suatu cara mengumpulkan data atau

informasi secara langsung bertatap muka dengan yang bemberi informasi

yang bertujuan mendapat data berupa informasi tentang bagaimana strategi

adaptasi masyarakat Desa Tenggulun terhadap banjir.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

mengadakan pencatatan dan pengumpulan data, yang diidentifikasikan

darin dokumen yang ada kaitannya dengan bencana banjir di lingkungan

Kecamatan Tenggulun Kabupaten Aceh Tamiang yang diteliti.


Berbagai macam teknik pengumpulan data ditunjukkan pada bagan

dibawah:

Dari bagan di bawah secara umum terdapat tiga macam teknik pengumpulan data,

yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Secara spesifik, teknik pengumpulan data dijelaskan pada bagan dibawah

ini:

Macam Teknik Wawancara


Observasi
Pengumpulan Mendalam
Data

Dokumentasi

Gambar 3.4 teknik pengumpulan data dalam suatu penelitian

3.4 Subjek dan Objek Penelitian

a. Subjek

Subjek dalam suatu penelitian merupakan kumpulan individu yang merupakan

sifat umum, dalam hal ini yang menjadi subjek dalam penulisan ini masyarakat

yang pernah merasakan banjir bandang di tahun 2006 di Desa Tenggulun.

Pengumpulan data dilakukan dengan cara penelitian kepustakaan dan berupa data

lapangan dengan melakukan wawancara terhadap narasumber yaitu informan dan

responden.
Responden adalah sebagai berikut:

a. 40 orang masyarakat di Desa Tenggulun Kabupaten Aceh Tamiang.

Alasan mengambil masyarakat sebagai responden dikarenakan mereka

yang bisa melihat dan merasakan dampak dari bahaya banjir tersebut.

Sedangkan informan yang akan diwawancarai adalah Kepala desa dan

Kepala pemuda Desa Tenggulun Kecamatan Tenggulun Kabupaten Aceh

Tamiang. Alasannya dikarenakan Kepala desa dan Kepala Pemuda

mengetahui tentang aspek-aspek bahaya banjir yang terjadi.

b. Objek penelitian berupa suatu perlengkapan atau sifat dan nilai dari orang.

Objek atau kegiatan mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Penelitian

ini adalah suatu strategi adaptasi yang dilakukan oleh masyarakat Desa

Tenggulun.

3.5 Instrumen penelitian

Dalam penelitian ahp, peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain

merupakan alat pengumpul data utama. Hal itu dilakukan karena, jika

memanfaatkan alat yang bukan manusia dan mempersiapkan dirinya terlebih

dahulu sebagai yang lazim digunakan dalam penelitian klasik. Maka sangat tidak

mungkin untuk mengadakan penyesuaian terhadap kenyataan kenyataan yang ada

di lapangan. Selain itu, manusia sebagai aalat yang dapat berhubungan dengan

responden dan objek lainnya, dan hanya manusia yang mampu memahami kaitan
kaitan kenyataan di lapangan. Peneliti terjun ke lapangan sendiri, dan melakukan

pengumpulan data, analisis, dan membuat kesimpulan.

b. Teknik analis data

Analisa data yaitu untuk melihat hasil dari pengolahan data yaitu model

adaptasi yang diprioritaskan, sehingga bisa dijadikan acuan untuk evakuasi

terbaik bagi masyarakat.

1) Reduksi data

Mereduksi atau merangkum, memilah hal yg pokok, focus pada hal hal

yang penting saja, dari tema dan pola. Data yang telah di reduksi akan

menghasilkan gambaran yang lebih jelas, sehingga mempermudah peneliti

untuk mengumpulkan data selanjutnya dan mencari jika dibutuhkan.

2) Penyajian data

Sesudah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data.

Penyajian data akan memudahkan peneliti dalam memahami apa yang

sedang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya menurut apa yang sudah

dipahami.

3) Penarikan kesimpulan

Dalam analis data kualitatif (Miles dan Huberman) penarikan kesimpulan.

Kesimpulan penelitian kualitatif yaitu berupa temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada. Kesimpulan ini sebagai hipotesis, jika

didukung oleh data maka akan menjadi teori.


Secara skematis proses analisis Interaktif Miles dan Hubberman dapat dilihat

seperti tabel berikut:

Pengumpulan Penyajian Data Penyajian


data data

Verifikasi
/kesimpulan

Gambar 3.5 teknik analis data


DAFTAR PUSTAKA

Asrofi, A., & Ritohardoyo, S. (2017). Strategi Adaptasi Masyarakat Pesisir Dalam

Penanganan Bencana Banjir Rob Dan Implikasinya Terhadap Ketahanan

Wilayah ( Studi Di Desa. Jurnal Ketahanan Nasional Fakultas Geografi

Universitas Gadjah Mada, 23(2), 125–144.

Aji Ali Akbar et al. (2017). Erosi Pantai , Ekosistem Hutan Bakau dan Adaptasi

Masyarakat Terhadap Bencana Kerusakan Pantai Di negara Tropis ( Coastal

Erosion , Mangrove Ecosystems and Community Adaptation to Coastal

Disasters in Tropical Countries ). Jurnal Ilmu Lingkungan, 15(1), 1–10.

https://doi.org/10.14710/jil.15.1.1-10

Akhmad Asrofi et al. (2017). Strategi Adaptasi Masyarakat Pesisir Dalam

Penanganan Bencana Banjir Rob Dan Implikasinya Terhadap Ketahanan

Wilayah ( Studi Di Desa. Jurnal Ketahanan Nasional Fakultas Geografi

Universitas Gadjah Mada, 23(2), 125–144.

Achmad Andi Rif'an et al. (2018). Manajemen Pariwisata Pada Daya Tarik Wisata

Yang Barada Pada Zona Rawan Bencana (Kasus Banjir Rob dan Abrasi di

Pantai Sayung, Demak). Seminar Nasional & Call for Paper, 104–111.

Aufa Dirgahayu Kencana et al. (2016). Penilaian Bentuk Adaptasi Masyarakat

Terhadap Hunian Di Kawasan Rawan Rob Dan Banjir Kelurahan Kemijen.

Jurnal Pengembangan Kota, 4(2), 186. https://doi.org/10.14710/jpk.4.2.186-


196

Andik Isdianto et al. (2020). Persepsi Dan Pola Adaptasi Masyarakat Teluk Popoh

Terhadap Perubahan Iklim. Jurnal Ilmu Kelautan Spermonde, 5(2), 77.

https://doi.org/10.20956/jiks.v5i2.8935

Abdul Muttalib et al. (2019). Analisis Dampak Sosial Ekonomi Masyarakat Pasca

Bencana Gempa Bumi di Kabupaten Lombok Utara (KLU). Jurnal Ilmiah

Mandala Education, 5(2), 84–91.

Edwin Maulana et al. (2016). Strategi Pengurangan Risiko Abrasi. Geografi UMS,

1(2007), 389–398.

Haryani et al. (2021). Kajian Arahan Pemanfaatan Ruang Berdasarkan Tingkat

Kerentanan Abrasi Pantai Di Kecamatan Koto Tengah Kota Padang. 11(02),

119–135.

Nurjihan Habiba et al. (2017). Adaptasi Sosial Masyarakat Kawasan Banjir Di

Desa Bojongloa Kecamatan Rancaekek. Sosioglobal : Jurnal Pemikiran Dan

Penelitian Sosiologi, 2(1), 40–58. https://doi.org/10.24198/jsg.v2i1.15270

Nova Ikhsyan et al. (2017). Analisis Sebaran,Dampak Dan Adaptasi Masyarakat

Terhadap Banjir Rob Di Kecamatan Semarang Timur Dan Kecamatan

Gayamsari Kecamatan Semarang. Jurnal Geo Eco, 145–156.


Ratu Nabillah et al. (2020). Kerentanan Sosial pada Wilayah Potensi Bencana

Tsunami di Pesisir Kecamatan Rajabasa Kabupaten Lampung Selatan. Jurnal

Geografi Edukasi Dan Lingkungan (JGEL), 4(2), 96–112.

Retno Permatasari et al. (2020). Studi Deskriptif Dampak Psikologis Mahasiswa

Program Studi Bimbingan Dan Konseling Universitas PGRI Banyuwangi

Dalam Penyusunan Skripsi Di Masa Pandemi COVID-19. Jurnal Bina Ilmu

Cendekia, 2(1), 127–141.

Reni Yunida et al. (2017). Dampak Bencana Banjir terhadap Kondisi Sosial

Ekonomi Masyarakat di Kecamatan Batu Benawa Kabupaten Hulu Sungai

Tengah, Kalimantan Selatan. Jurnal Pedidikan Geografi, 4(4), 42–52.

Anis Agustin, K. (2017). Persepsi Masyarakat Terhadap Penggunaan Transportasi

Online (Go.jek) Di Surabaya. Jurnal Ilmu Dan Riset Manajemen,

6(September), 1–18.

BMKG. (2021). Ekstrem Perubahan Iklim. BMKG.

Dewi Fatmasari. (2016). Analisis Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat Pesisir

Desa Waruduwur, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon. Jurnal Ekonomi

Dan Perbankan Syari’ah Islam, 144–166.

Dewi Taukidah et al. (2017). Dampak Abrasi Terhadap Aspek Ekonomi-Sosial

Masyarakat di Pantai Depok,DIY. Jurnal Bunga Rampai, 36–43.


Heny Triyaningsih. (2020). Efek Pemberitaan Media Massa Terhadap Persepsi

Masyarakat Tentang Virus Corona (Studi Kasus; Masyarakat Di Pamekasan.

Jurnal Onlne Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri, 1–15.

Isdianto, A., & Luthfi, O. M. (2019). Perubahan Iklim Perception and Adaptation

Pattern of Popoh Bay Community toward Climate Change. Jurnal Ilmu

Kelautan, 5, 77–82.

Lintang Ronggowulan. (2018). Pembelajaran Kontekstual Learning Dalam

Strategi Adaptasi Masyarakat Terhadap Bencana Abrasi Pada Materi

Mitigasi Bencana Di Kelas X IPS SMA Negeri 1 Kragan. Jurnal

Kependidikan Dasar Islam Berbasis Sains, 3, 200–208.

Maulana Edwin, Theresia Retno Wulan, Dwi Sri Wahyuningsih, Wayan Wisnu

Yogan Mahendra, E. S. (2016). Strategi Pengurangan Risiko Abrasi Di

Pesisir Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Jurnal Seminar Nasional

Geografi UMS, 2007, 389–398.

Muhammad Khoirullah Abda. (2019). Mitigasi Bencana Terhadap Abrasi Pantai

Di Kuala Leuge Kecamatan Aceh Timur. 02(01), 2–5.

Novelisa Suryani et al. (2019). Dampak Bencana Abrasi di Nagari Manggopoh

Palak Gadang Ulakan. Jurnal Spasial, 6, 81–86.

Rahma, T. I. F. (2018). Persepsi Masyarakat Kota Medan Terhadap Penggunaan


Financial Technology (Fintech). At-Tawassuth, III, 642–661.

Rahmad Sembiring. (2018). Dampak Perubahan Budaya Sosial Ekonomi

Terhadap Kemiskinan dan Kesejahteraan pada Masyarakat Desa Pahlawan.

Jurnal Kajian Ekonomi Dan Kebijakan Publik, 3(1), 75–82.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D.

Wisyanto. (2019). Analisis Bahaya Abrasi Wilayah Kabupaten Banggai

Kepulauan. 3(1), 21–31.

Emi Dwi Suryanti, M. A. M. (2008). Adaptasi Masyarakat Kawasan Pesisir

Semarang Terhadap Bahaya Banjir Pasang Air Laut (Rob).pdf. Jurnal

Kebencanaan Indonesia
KEMENTRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN
TEKNOLOGI

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

FAKULTAS ILMU SOSIAL


PROGRAM STUDI MAGISTER (S2) PENDIDIKAN GEOGRAFI
Jl. Prof. Dr. Hamka, Kampus UNP Air Tawar, Padang 25171
Telp. (0751) 7055671 Fax (0751) 7056671 http:/fis.spmb.unp.ac.id/s2

FORM USULAN PEMBIMBING TESIS

Nama: Nadiya Sari

Nim: 23198007

Judul Usulan Tesis: MODEL ADAPTASI MASYARAKAT DI DESA


TENGGULUN TEHADAP BENCANA BANJIR

Pembimbing yang diusulkan:

1. Prof. Dr. Dedi Hermon, M.P

2. Dr. Iswandi Umar, S.Pd. M.Si

Padang, 15 Februari 2024

Nadiya Sari

NIM. 23198007

Anda mungkin juga menyukai