Fasilitator?
Ada banyak kerangka yang membahas perangkat keterampilan yang harus dimiliki
seorang fasilitator pertemuan, untuk bisa memandu jalannya pertemuan hingga
mencapai tujuannya. Sekali kali ditekankan di sini, fasilitator pertemuan bukan orang
yang membuat pertemuan menjadi seru atau super menyenangkan. Fasilitator
utamanya bertugas memastikan tujuan dipahami oleh semua peserta, aturan dipatuhi,
alur diikuti, kekuasaan dibagi di antara para peserta, dan hasil pertemuan menjadi
komitmen bersama.
Secara umum, mencoba menarik benang merah dari banyak kerangka, kita akan
membahas kompetensi-kompetensi yang perlu dibangun oleh seorang fasilitator.1
1
Diperkaya oleh sumber lain, kerangka ini secara esensial diadaptasi dari kerangka empat
kompetensi dasar fasilitasi dari Moderation and Visualization of Group Events (MOVE). Salinan
Manual MOVE dalam bahasa Inggris tersedia sebagai salah satu referensi dalam Modul ini.
1. Kompetensi Ini adalah kemampuan untuk mengatur proses belajar atau
interaksi bekerja dalam suasana saling percaya, saling menghormati, dan
bersedia berbagi makna
Untuk memperjelas bagaimana keempat kompetensi itu dalam praktiknya, mari kita lihat
ilustrasi sebagai berikut:
Kompetensi Berjalan dengan baik bila kita Perlu dikembangkan lagi bila
melihat indikasi… kita melihat indikasi…
● Peserta nampak antusias ● Peserta kelihatan takut
● Peserta mau terlibat dalam berbicara
Interaksi proses ● Peserta kelihatan apatis
● Peserta terbuka membagi ● Peserta tidak mengelaborasi
pendapatnya pendapatnya
● Pertemuan terasa lancar dan ● Pertemuan berjalan ‘berat’
tidak terasa waktu berlalu ● Peserta bosan dan ngantuk
Merancang dengan cepat
alur proses ● Peserta menunjukkan
kepuasan akan keputusan
yang diambil
● Peserta paham apa yang ● Peserta bingung karena tidak
Visualisasi sedang dibicarakan karena sepersepsi dengan apa yang
ada rujukan visual dibicarakan
● Peserta dapat bertukar ide ● Peserta bingung karena
dengan lancar karena ada alat visualisasi justru terlalu
bantu visual banyak
● Semua peserta didengar ● Ada peserta yang tidak kita
Partisipasi pendapatnya ketahui pendapatnya hingga
rapat berakhir
2
Sebagai referensi yang baik, silakan rujuk di antaranya Kaner, S. (1996), Facilitator’s Guide to Participatory Decision
Making. Versi dari buku ini tersedia di dunia maya dan dapat diunduh secara gratis.
Bila kita belum memiliki banyak pengalaman, daftar panjang di atas mungkin agak
mengecilkan hati. Namun, kabar baiknya (atau buruknya?), fasilitasi adalah
seperangkat keterampilan yang bisa dibentuk dengan terus melakukan praktik dan
mengumpulkan jam terbang, dan melakukan refleksi diri untuk memperkuat
keterampilan ini. Jadi selamat mencoba, mari terus berlatih dengan panduan kerangka
ini dan jangan lupa senantiasa berefleksi!