Anda di halaman 1dari 4

Bahan Bacaan 2

Kompetensi Apa yang Diperlukan Seorang


Fasilitator?
Ada banyak kerangka yang membahas perangkat keterampilan yang harus dimiliki seorang
fasilitator pertemuan, untuk bisa memandu jalannya pertemuan hingga mencapai tujuannya.
Sekali kali ditekankan di sini, fasilitator pertemuan bukan orang yang harus membuat pertemuan
menjadi seru atau super menyenangkan. Fasilitator utamanya bertugas memastikan tujuan
dipahami oleh semua peserta, aturan dipatuhi, alur diikuti, kekuasaan dibagi di antara para
peserta, dan hasil pertemuan menjadi komitmen bersama, sehingga berkelanjutan.

Secara umum, mencoba menarik benang merah dari banyak kerangka, kita akan membahas
kompetensi-kompetensi yang perlu dibangun oleh seorang fasilitator.1

Saling terkait, keempat kompetensi ini dalam dijelaskan sebagai berikut:

1Diperkaya oleh sumber lain, kerangka ini secara esensial diadaptasi dari kerangka empat kompetensi
dasar fasilitasi dari Moderation and Visualization of Group Events (MOVE). Salinan Manual MOVE dalam
bahasa Inggris tersedia sebagai salah satu referensi dalam Modul ini.

1
1. Kompetensi Ini adalah kemampuan untuk mengatur proses belajar atau bekerja
interaksi dalam suasana saling percaya, saling menghormati, dan bersedia
berbagi makna

2. Kompetensi Kemampuan menyusun acara dengan baik, dengan memvariasikan


merancang berbagai unsur acara, a.l. metode, tingkat partisipasi, tingkat interaksi,
alur proses dan tipe visualisasi, hingga tujuan pertemuan tercapai

3. Kompetensi Kemampuan menggunakan dan merancang berbagai instrumen


visualisasi sebagai alat bantu visual, presentasi, dan dialog

4. Kompetensi Kemampuan menggali yang terbaik dari yang dimiliki kelompok dengan
partisipasi kontribusi setiap individu dalam prosesnya

Untuk memperjelas bagaimana keempat kompetensi itu dalam praktiknya, mari kita lihat ilustrasi
sebagai berikut:

Contoh cara
Berjalan dengan baik bila kita Perlu dikembangkan lagi bila
Kompetensi mengoperasionalkan
melihat indikasi… kita melihat indikasi…
kompetensi ini
• Peserta nampak antusias • Peserta kelihatan takut • Socio-emotional
• Peserta mau terlibat berbicara learning
dalam proses • Peserta kelihatan apatis • Perkenalan
• Peserta terbuka membagi • Peserta tidak • Pengaturan tempat
Interaksi pendapatnya mengelaborasi duduk
pendapatnya • Penyepakatan
aturan main
• Pelibatan dalam
penyusunan agenda
• Pertemuan terasa lancar • Pertemuan berjalan • Alur yang alamiah
dan tidak terasa waktu ‘berat’ mendukung proses
berlalu dengan cepat • Peserta bosan dan berpikir
• Peserta menunjukkan ngantuk • Kombinasi metode,
Merancang
kepuasan akan keputusan a.l. variasi pleno dan
alur proses
yang diambil kelompok
• Penempatan
metode sesuai
kondisi

2
Contoh cara
Berjalan dengan baik bila kita Perlu dikembangkan lagi bila
Kompetensi mengoperasionalkan
melihat indikasi… kita melihat indikasi…
kompetensi ini
• Peserta paham apa yang • Peserta bingung karena • Keterampilan Chart-
sedang dibicarakan tidak sepersepsi dengan writing
karena ada rujukan visual apa yang dibicarakan (menggunakan
• Peserta dapat bertukar • Peserta bingung karena flipchart untuk
Visualisasi ide dengan lancar karena visualisasi justru terlalu dokumentasi)
ada alat bantu visual banyak • Penggunaan variasi
warna
• Displai hasil-hasil
kesepakatan
• Semua peserta didengar • Ada peserta yang tidak • Brainstorming
pendapatnya kita ketahui (curah gagasan
pendapatnya hingga tanpa ‘sensor’)
Partisipasi rapat berakhir • Brainstorming
dengan kartu
• Diskusi kelompok
kecil

Keterampilan memfasilitasi pertemuan adalah soal membangun dan mengaktualisasikan


keempat kompetensi di atas, sehingga bisa digunakan untuk membantu kelompok menemukan
jalan keluar bagi tantangan-tantangan yang mereka hadapi. Dalam mewujudkan kompetensi
tersebut, yang perlu diperkuat pada fasilitator adalah serangkaian keterampilan dasar fasilitator
(facilitator fundamentals), yang meliputi keterampilan-keterampilan sebagai berikut:2
1. Keterampilan mendengarkan, yang mencakup teknik-teknik untuk menghargai semua
sudut pandang
2. Keterampilan memfasilitasi diskusi terbuka, yang meliputi teknik-teknik untuk
mendukung pertukaran gagasan yang mengalir secara bebas
3. Keterampilan menggunakan format alternatif daripada diskusi terbuka, yakni penguasaan
atas penggunaan format-format bervariasi untuk mendorong partisipasi, untuk
memanfaatkan potensi kelompok
4. Keterampilan “menulis di flipchart”, yang dimaknai secara luas sebagai penguasaan
teknik untuk melakukan visualisasi spontan untuk mendukung diskusi (mulai dari flipchart
dan spidol di konteks luring maupun media yang sesuai dalam konteks daring)

2
Sebagai referensi yang baik, silakan rujuk di antaranya Kaner, S. (1996), Facilitator’s Guide to Participatory
Decision Making. Versi dari buku ini tersedia di dunia maya dan dapat diunduh secara gratis.

3
5. Keterampilan memfasilitasi brainstorming (curah gagasan), yakni teknik untuk menunda
penilaian dan mendorong aliran gagasan-gagasan bebas
6. Keterampilan untuk mengelola daftar yang panjang, yang meliputi penguasaan metode
untuk melakukan kategorisasi dan memilih prioritas
7. Keterampilan mengelola dinamika yang menantang, yang meliputi teknik melakukan
intervensi yang mendukung semua peserta untuk bisa mengungkapkan sudut
pandangnya, tanpa menyurutkan partisipasi dari yang lain
8. Keterampilan merancang agenda yang realistis
Untuk Anda yang terbiasa mengajar atau melatih, barangkali Anda familiar dengan keterampilan
di atas, jadi Anda bisa melihat bahwa fasilitasi bukan keterampilan yang sepenuhnya terpisah
dari dunia public speaking. Buat Anda yang belum memiliki banyak pengalaman, daftar panjang
di atas mungkin agak mengecilkan hati. Namun, kabar baiknya (atau buruknya?), fasilitasi adalah
seperangkat keterampilan yang bisa dibentuk dengan terus melakukan praktik dan
mengumpulkan jam terbang, dan melakukan refleksi diri untuk memperkuat keterampilan ini.
Jadi selamat mencoba, mari terus berlatih dengan panduan kerangka ini dan jangan lupa
senantiasa berefleksi!

Anda mungkin juga menyukai