Anda di halaman 1dari 8

FASILITATOR YANG IDEAL

Fasilitator Itu Bukan Julukan, Tapi


Tanggungjawab

Fasilitator tidak hanya seseorang yang diberi julukan, dibalik itu ia memegang
amanah yang luar biasa sebagai penjembatan, perannya sangat penting. Untuk itu kita
perlu memahami lebih dalam apa itu fasilitator dan bagaimana menjadi fasil yang
baik jika ingin mencoba menjadi sebagai fasilitator.

1. Pengertian Fasilitasi

Fasilitasi berasal dari kata facil yang bermakna ‘memudahkan’. Teknik fasilitasi
berarti cara untuk membuat mudah suatu proses. Orang yang melakukan fasilitasi
disebut sebagai fasilitator. Fasilitator adalah orang yang bertugas mengelola proses
dialog. Fasilitator ada untuk mendukung kegiatan belajar agar peserta bisa mencapai
tujuan belajarnya. Fasilitator mendorong peserta untuk percaya diri dalam
menyampaikan pengalaman dan pikirannya, mengajak peserta dominan untuk
mendengarkan. Tugas fasilitator adalah merencanakan, membimbing, dan mengelola
kelompok atau kelas dalam suatu acara serta memastikan tujuan tercapai secara
efektif dengan partisipasi peserta yang memadai. Fasilitator memperkenalkan teknik-
teknik komunikasi untuk mendorong partisipasi. Fasilitator menggunakan media yang
cocok dengan kebutuhan peserta dan membantu proses belajar/komunikasi menjadi
lebih efektif. Fasilitator memperkenalkan teknik-teknik komunikasi untuk mendorong
partisipasi. Fasilitator menggunakan media yang cocok dengan kebutuhan peserta dan
membantu proses belajar atau komunikasi menjadi lebih efektif. Peran fasilitator ini
harus dikurangi secara bertahap dan diserahkan kepada peserta. Dengan membatasi
waktu dari fasilitator, proses pembelajaran bisa diambil alih oleh peserta sehingga
pembelajaran bisa berjalan sebagai inisiatif sendiri.
2. Sikap Fasilitator

Sikap Fasilitator Sikap-sikap yang harus dimiliki oleh seorang fasilitator meliputi:
 Empati Ikut merasakan dan menghargai pengalaman dan perasaan peserta.
Tidak meremehkan peserta dengan hadir sepenuh hati dan sepenuh tubuh.
 Peka terhadap situasi pertemuan Mengetahui kapan peserta merasa
bersemangat, bosan, mengantuk, tahu kapan harus bicara, berhenti dan bertanya.
 Tidak hanya memikirkan target penyampaian materi (hasil), melainkan proses
belajar para peserta.
 Percaya diri Fasilitator yakin mampu mengajak peserta belajar bersama. Tidak malu
meskipun harus berhadapan dengan peserta yang berbeda usia, kelas social, dll.
 Jujur, terbuka, apa adanya saat merespon peserta

 Tidak menunjukkan sikap dibuat-buat atau berpura-pura.

 g. Ramah, semangat, dan luwes Mampu membuat suasana hangat, akrab, dan peserta
merasa diperhatikan.
 h. Hormat terhadap peserta secara sederajat

 Menghargai pengetahuan, pengalaman, tradisi dan kepercayaan yang dianut peserta.

 j. Tidak menonjolkan diri sendiri, menggurui, atau merasa paling ahli k. Tidak terpancing
untuk menjawab setiap pertanyaan.
 l. Obyektif Obyektif adalah sikap untuk berada pada posisi netral atau tidak memihak.

3. Fasilitator yang baik

Menjadi fasilitator itu tidak mudah karena harus mampu untuk memberi kemudahan
dalam segenap proses kegiatan. Berikut ini beberapa tips untuk menjadi fasilitator yang baik,
meliputi:

 Menjaga kelompok tetap fokus pada tujuan dan proses.

 Tetap obyektif.

 Membantu kelompok menentukan arah yang akan ditempuh dan mencapai tujuannya.

 Lebih banyak mendengarkan daripada berbicara.

 Dapat menyesuaikan dengan gaya belajar yang berbeda-beda.

 Sensitif terhadap gender dan budaya.

 Mendorong semua orang berpartisipasi. Setiap orang berpartisipasi dengan cara yang
berlainan. Ada yang hanya berbicara dalam kelompok kecil, tetapi tetap berpartisipasi,
nmun yang lain mungkin banyak bicara tetapi sedikit kontribusi.
 Membantu kelompok mentaati waktu. i. Memberi semangat atau membuat kelompok rileks
sesuai kebutuhan.
 Sewaktu-waktu menyimpulkan yang terjadi dalam pertemuan dan membantu kelompok
mengaitkan satu sesi dengan sesi lainnya
4. Keterampilan Fasilitator
Keterampilan fasilitator merupakan serangkaian kemampuan yang harus dikuasai oleh
fasilitator sebelum diterjunkan ke masyarakat. Keterampilan fasilitator meliputi:

a. Bertanya

Tugas utama fasilitator adalah bertanya, memancing pengalaman peserta, bukan


mengajari. Pertanyaan yang baik akan membuat peserta belajar dari pengalamannya dan
menemukan solusi sendiri tanpa merasa digurui dengan cara: 1) Gunakan pertanyaan
yang menggali pengalaman peserta didasari rasa ingin tahu; 2) Gunakan jenis pertanyaan
terbuka (pertanyaan yang yang jawabannya berupa cerita), misalnya, “Bisa diceritakan,
Bu, apa yang dilakukan putranya kalau sedang; 3) Awali dengan pertanyaan mudah yang
dapat dijawab langsung berdasarkan keseharian. Biasanya menggunakan kata tanya apa
atau bagaimana; 4) Pertanyaan sensitif, fasilitator dapat mengggunakan pertanyaan orang
ketiga agar peserta tidak merasa dihakimi atau malu. Contohnya, “Menurut Ibu, mengapa
ada orang yang tidak pernah marah pada anaknya?”; dan 5) Saat peserta terlihat pesimis
di tengah diskusi, gunakan pertanyaan untuk mengajak peserta mengingat keberhasilan di
masa lalu.

b. Mendengar aktif

Fasilitator tidak hanya berkomunikasi satu arah, melainkan lebih banyak menjadi
pendengar. Menjadi pendengar aktif dapat dilakukan dengan cara: 1) Simak perkataan
peserta. Tanggapi pembicaraan dengan ekspresi wajah yang sesuai (senyum, prihatin, dan
lainnya); 2) Beri tanggapan berupa pertanyaan untuk menggali pengalaman peserta.
Contoh: “Oya?, contohnya bagaimana, Bu?”; 3) Konfirmasi pendapat peserta dengan
menyatakannya kembali. Jangan terburu-buru menyimpulkan. Tanyakan apakah
pernyataan kita betul; 4) Jangan memotong pembicaraan, kecuali jika topik sudah jauh
melenceng. Ajak peserta kembali ke topik dengan sopan. Misalnya: “Wah, menarik
sekali, Pak. Mungkin kita lanjutkan kembali nanti, sementara ini kita kembali ke topik
awal, Pak.”

c. Komunikasi

Hal utama yang dilakukan fasilitator adalah menjalin komunikasi yang baik.
Komunikasi dalam memfasilitasi dapat dilakukan dengan cara: 1) Bicara atau bertanya
dengan bahasa sederhana tapi jelas; 2) Gunakan kalimat singkat dan langsung ke tujuan.
Misalnya: “Bapak, putra Anda yang SMP itu masih sering ngajak ngobrol?”; dan 3)
Perkenalkan diri dan hafalkan nama peserta. Supaya bisa menghafal, gunakan saat
memanggil dan ulangi dalam kalimat. Misalnya, “Ibu Bapak, ada yang akan menanggapi
pertanyaan ini? Ya, Ibu Asih kan?” (sambil mendekati ibu tersebut untuk memberikan
kesempatan menanggapi.

d. Bahasa tubuh

Bahasa tubuh adalah bentuk komunikasi non verbal. Komunikasi non verbal meliputi:

1) Tatap mata peserta. Jangan bicara sambil melihat lantai, langit-langit, atau kertas
catatan;

2) Bergerak secukupnya, misalnya tangan menunjuk pada poster. Jangan gugup, misalnya
tangan memainkan spidol, kaki melangkah ke depan ke belakang seperti tanpa tujuan; dan
3) Usahakan setara atau melebur dengan peserta, misalnya duduk sama rendah ketika
peserta sedang duduk di lantai berdiskusi dan mengerjakan tugas kelompok

e. Mengarahkan

Orang Fasilitator mengarahkan lalu lintas informasi agar peserta mengalami proses
pembelajaran yang baik. Mengarahkan orang dapat dilakukan dengan: 1) Pelajari hal
yang akan disampaikan agar pembicaraan tidak melenceng dari topic; 2) Dorong semua
peserta untuk berpartisipasi dalam menjawab pertanyaan atau diskusi, terutama peserta
yang pendiam. Jangan membiarkan hanya satu atau dua peserta yang mendominasi; dan
3) Gunakan jeda, canda, dan pujian untuk mendorong peserta nyaman berbicara. Jangan
mengkritik, mendebat, atau membela diri. Jika diperlukan mendebat atau menyanggah
pendapat peserta, upayakan peserta lain juga melakukan.

5. Teknik Mendengarkan dan Bertanya

Seorang fasilitator harus menguasai teknik mendengarkan dan bertanya karena akan
mempermudah proses perubahan. Beberapa teknik mendengarkan dan bertanya meliputi:

a. Membahasakan Kembali (Paraphrasing)

Paraphrasing membantu pembicara menilai apakah ucapannya ditangkap atau tidak


oleh orang lain. Cara melakukan paraprashing yaitu gunakan kalimat sendiri untuk
membahasakan kembali jawaban orang lain. Apabila jawabannya pendek, bahasakan kembali
secara pendek. Apabila jawabannya panjang, bahasakan kembali dengan meringkasnya.
b. Menarik keluar/Menggali lebih jauh (Drawing people out)
Kondisi ini dilakukan, apabila jawaban lawan bicara kurang lengkap, sehingga fasilitator
perlu menarik keluar gagasan yang belum dikatakan.

c. Mengurutkan (Stacking)

Cara melakukan Stacking yaitu fasilitator meminta peserta yang hendak bicara untuk
mengangkat tangan lalu mengurutkan giliran yang akan bicara serta mempersilakan peserta
untuk bicara ketika tiba gilirannya.

d. Mengumpulkan gagasan (Gathering ideas) Mengumpulkan gagasan (Gathering


Ideas) adalah teknik mendaftar gagasan secara cepat. Mengumpulkan gagasan, bukan
membahasnya. Mengumpulkan gagasan adalah keterampilan yang memadukan antara
mirroring dan paraphrasing ditambah dengan gerakan-gerakan fisik.

e. Menguatkan (Encouraging) Menguatkan (encouraging) adalah teknik mengajak


orang ikut terlibat dalam diskusi, tanpa membuat mereka tersiksa karena terpaksa menjadi
pusat perhatian Dengan sedikit dorongan, temukan sesuatu yang menarik perhatian mereka.

f. Membuka ruang (Making space) Teknik membuka ruang adalah teknik membuka
kesempatan kepada peserta yang pendiam untuk terlibat dalam diskusi. Dalam setiap diskusi
selalu ada yang bicara terus, ada yang jarang bicara. Maka, fasilitator perlu membuka ruang
partisipasi

g. Diam sejenak (intentional silence) Diam sejenak (intentional silence) adalah


berhenti bicara selama beberapa detik. Menunggu sejenak agar si pembicara menemukan apa
yang ingin ia katakan.

i.. Menemukan kesamaan pemikiran dasar Teknik menemukan kesamaan pemikiran


dasar terutama berguna ketika peserta diskusi terbelah oleh perbedaan pendapat. Teknik ini
dapat memperjelas letak persamaan dan pertentangan pendapat yang terjadi dalam, diskusi.
Teknik ini dapat membangkitkan harapan.

Menjadi fasilitator bukanlah hal yang mudah, agar tupoksi kerjanya terlaksana kita
harus benar-benar memahami pentingnya fungsi fasilitator dan melakukan sebaik mungkin
sesuai dengan kriteria fasil yang baik, seperti yang sudah dijelaskan diatas.

Anda mungkin juga menyukai