Anda di halaman 1dari 1

Nama : Margareta Lillian Lalita Atinirmmala

NIM : 023002014006

Tugas 1 Internal Audit


1. Penyebab utama terjadinya kasus Jiwasraya?
Kondisi keuangan Jiwasraya yang kurang baik bukan hanya terjadi sekarang saja, melainakan
sudah pernah terjadi belasan tahun yang lalu (ditahun 2006, 2008, 2009). Tahun 2013 Jiwasraya
meluncurkan produk asuransi jiwa dan investasi yang Bernama JS Saving Plan. JS Saving Plan
merupakan sumber masalah dalam kasus Jiwasraya. Produk JS Saving plan menawarkan return
investasi dan nilai polis asuransi yang sangat menggiurkan sehingga berhasil menarik ribuan
nasabah dan menghimpun dana hingga trilliun rupiah. Tahun 2018, Jiwasraya mengumumkan
jika pihaknya tidak mampu membayar kewajiban polis produk JS Saving Plan yang jatuh tempo
dengan nilai mencapai Rp 802 Milyar rupiah. Saat itu asset Jiwasraya sebesar 23,26 triliun,
sementara total kewajibannya sebesar Rp 50,5 trilun yang artinya ekuitas JIwasraya negatif
sebesar 27,24 triliun.
Akar dari permasalahan kasus Jiwasraya tersebut adalah ada di dalam pengelolaan asset
investasi Jiwasraya khususnya yang berkaitan dengan produk JS Saving Plan. Dana kelolaan yang
sangat besar jumlahnya dari produk JS Saving Plan ini dialokasikan ke saham-saham perusahaan
yang memiliki fluktuasi harga saham dan resiko investasi yang sangat tinggi. Selain itu JIwasyara
mengalokasikan investasi ke produk reksadana yang kurang baik dengan membeli produk
reksadan yang isi dari portofolionya adalah saham-saham yang beresiko sangat tinggi, dimana
seharusnya Jiwasraya memilih manager investasi dengan reputasi yang baik dan produk
reksadana dengan portfolio investasi yang baik.
Sepanjang tahun 2018, Jiwasraya menginvestasikan dana sebesar 5,7 triliun ke saham dan
hanya 5% dana yang dialokasikan ke perusahaan yang memiliki fondasi bisnis yang baik, dan
95% dananya dialokasikan ke saham gorengan yang memiliki resiko sangat tinggi. Untuk
reksadana, dari total investasi reksadana sebesar 14,9 triliun hanya 2 % dana yang dialokasikan
kemanager investasi top tier (terbaik) di Indonesia. Hal-hal tersebut yang menyebabkan
JIwasraya tidak mampu membayar polis para nasabahnya.
2. Kaitan definisi internal audit dengan kasus Jiwasraya.
Dengan pengelolaan asset yang sangat buruk yang dilakukan oleh Jiwasraya menurut saya
dikarenakan Jiwasraya tidak melakukan pengendalian, manajemen resiko, dan tata kelola yang
baik dan efektif. Sehinga tujuan perusahaan tidak dapat tercapai dengan baik dikarenakan
internal audit dalam perusahaan Jiwasraya yang sangat buruk.

Anda mungkin juga menyukai