ERLINA BURHAN
Jungreis, I., Sealfon, R. & Kellis, M. SARS-CoV-2 gene content and COVID-19 mutation impact by comparing
44 Sarbecovirusgenomes. Nat Commun 12, 2642 (2021). https://doi.org/10.1038/s41467-021-22905-7
Mengapa Virus Bermutasi?
Agar virus dapat Mutasi juga
Ketika virus masuk ke dalam membuat virus
bertahan hidup à
tubuh manusia dan merusak virus bermutasi semakin kuat
sel-sel dalam tubuh à sistem
untuk mengelabui dan lebih mudah
kekebalan tubuh manusia sistem kekebalan
menghambat replikasinya berkembang
tubuh inangnya biak
WHO, EPI-Win, infodemic. An update on SARS-CoV-2 virus mutations & variants. WHO EPI-Win Update, Jan 25 2021 [Accessed April 8 2021]. Available from: https://www.who.int/docs/default-
source/coronaviruse/risk-comms-updates/update47-sars-cov-2-variants.pdf?sfvrsn=f2180835_4
VOC: Variant of Concern
Varian dengan:
• Duong D. What’s important to know about the new COVID-19 variants?. Canadian Medical Association Journal. 2021;193(4):E141-E142.
• Kamps B, Hoffmann C. COVID Reference. 6th ed. Hamburg: Steinhäuser Verlag; 2021.
COVID-19 VARIAN DELTA B.1.617.2
• Varian Delta 3 kali lebih menular dibandingkan varian pertama virus penyebab Covid-19
• 2,61 kali peningkatan risiko rawat inap di rumah sakit
• 1,67 kali peningkatan membutuhkan penanganan gawat darurat
Previous variants typically produced less virus in the body of infected fully
1 vaccinated people
2 The Delta variant produces high amount of virus in both, unvaccinated and fully
vaccinated people
Fully vaccinated people are likely to remain infectious for short time
4 than unvaccinated people
Tidak bisa
Mata merah
Mulut kering mengecap dan
dan berair
menghidu
Batuk
Demam tinggi
persisten
Ageusia (tidak
Anosmia (tidak
bisa mengecap
bisa menghidu)
rasa)
: VOI
berkembang di kolombia dan ekuador dengan angka 39% dan 13%
dari kasus Covid
• Sifat dari Mu Varian ini masih diteliti perihal penularan, kekebalan dan
dampak keseriusannya
• di Inggris 32 kasus Mu terlah terdetesi dengan rata-rata usia 20 tahun,
beberapa orang yang positif telah menerima satu atau dua dosis
vaksin Covid
• Varian Mu sampai saat ini belum menimbulkan kekhawatiran
seperti alpha dan Delta
• Varian ini sampai saat ini belum tercatat masuk ke indonesia
https://www.ecdc.europa.eu/en/covid-19/variants-concern https://www.theguardian.com/world/2021/sep/01/who-monitoring-new-coronavirus-variant-named-mu
https://www.kemkes.go.id/article/view/21090800002/indonesia-waspadai-varian-mu.html
Mengapa Varian Baru Berbahaya
Lebih Mudah Menular : Gejala
• Transmisi varian delta ~60% lebih tinggi dari varian alfa Flu yang berat:
• Viral load menjadi tinggi karena replikasi yg sangat cepat ◦ Sakit kepala, dikuti dengan nyeri
tenggorok, hidung berair dan demam
• bisa mengelabui system imun ◦ Pilek
◦ Hidung tersumbat
Lebih berdampak kepada keparahan penyakit :
◦ Bersin
• replikasi yang cepat
Nyeri otot
• bisa mengelabui system imun
“nggak enak badan”
• Menyerang segala usia
Menggalakkan protokol
kesehatan
Derajat COVID-19 Dewasa
Tanpa Gejala/Asimtomatik
Ringan
• Memiliki gejala tanpa ada bukti pneumonia atau hipoksia
Sedang
• Dewasa: tanda klinis pneumonia (demam, batuk, sesak, napas cepat), tanpa
tanda pneumonia berat. SpO2 ≥93% di udara ruang
Berat
• Dewasa: tanda klinis pneumonia ditambah salah satu tanda pneumonia
berat:
• Frekuensi napas >30x/menit;
• Distress napas berat;
• SpO2 <93% di udara ruang
Kritis
• Sudah terjadi ARDS, sepsis, atau syok sepsis
Burhan E, Susanto AD, Isbaniah F, Nasution SA, Ginanjar E, Pitoyo CW, et al. Pedoman tatalaksana COVID-19. 3rd ed. Jakarta: PDPI, PERKI, PAPDI, PERDATIN, IDAI; 2020.
Tata Laksana COVID-19 Tanpa Gejala (1)
Isolasi dan Pemantauan
Non-Farmakologis
• Terapkan protokol kesehatan
• Berjemur 10-15 menit tiap hari
• Anggota keluarga yang kontak erat hendaknya memeriksakan diri
Buku Protokol Tata Laksana COVID-19 Kemenkes, Revisi Protokol Tata Laksana COVID-19 dari 5 Organisasi Profesi
Tata Laksana COVID-19
Tanpa Gejala (2)
Farmakologis
Buku Protokol Tata Laksana COVID-19 Kemenkes, Revisi Protokol Tata Laksana COVID-19 dari 5 Organisasi Profesi
Tata Laksana COVID-19 Derajat Ringan (1)
Isolasi dan Pemantauan
Non-Farmakologis
Buku Protokol Tata Laksana COVID-19 Kemenkes, Revisi Protokol Tata Laksana COVID-19 dari 5 Organisasi Profesi
Tata Laksana COVID-19 Derajat Ringan (2)
Farmakologis
• Vitamin C: 3-4x500 mg, 14 hari (non acidic), 2x500 mg, 30 hari (acidic)
per oral
• Vitamin D: 1000-5000 IU/hari
• Antivirus: favipiravir per oral 2x1600 mg hari ke-1, 2x600 mg hari ke-2
sampai hari ke-5 (sediaan 200 mg)
• Terapi simtomatis (misalnya parasetamol jika demam)
• Pengobatan komorbid / penyakit penyerta dan komplikasi yang ada
• Obat suportif lain (fitofarmaka, OMAI, antioksidan) dapat
dipertimbangkan
Buku Protokol Tata Laksana COVID-19 Kemenkes, Revisi Protokol Tata Laksana COVID-19 dari 5 Organisasi Profesi
TATA LAKSANA COVID-19 DERAJAT SEDANG (1)
Isolasi dan Perawatan
Non-Farmakologis
• Istirahat total
• Asupan kalori dan cairan cukup
• Oksigen jika diperlukan
• Pemantauan berkala hasil laboratorium darah perifer lengkap, hitung jenis
leukosit, dan ditambah CRP, fungsi ginjal, fungsi hati, dan foto toraks jika
memungkinkan
Buku Protokol Tata Laksana COVID-19 Kemenkes, Revisi Protokol Tata Laksana COVID-19 dari 5 Organisasi Profesi
Tata Laksana COVID-19 Derajat Sedang (2)
Farmakologis
• Vitamin C: 200-400 mg/8 jam dalam NaCl 0,9% 100 cc, habis dalam 1
jam secara drip intravena
• Vitamin D: 1000-5000 IU/hari
• Antivirus: favipiravir peroral 2x1600 mg hari ke-1, 2x600 mg hari ke-2-5
(sediaan 200 mg) ATAU remdesivir IV drip 200 mg hari ke-1, 1x100 mg
hari ke-2-5 atau hari ke-2-10
• Antikoagulan LMWH/UFH sesuai evaluasi DPJP
• Terapi simtomatis (misalnya parasetamol jika demam)
• Pengobatan komorbid / penyakit penyerta dan komplikasi yang ada
Buku Protokol Tata Laksana COVID-19 Kemenkes, Revisi Protokol Tata Laksana COVID-19 dari 5 Organisasi Profesi
Tata Laksana COVID-19 Derajat Berat atau Kritis (1)
Isolasi dan Perawatan
• Isolasi dan perawatan di Ruang Isolasi COVID-19 Rumah Sakit Rujukan COVID-19 atau ICU
Non-Farmakologis
• Istirahat total
• Asupan kalori dan cairan cukup, kontrol elektrolit
• Oksigen jika SpO2 <93% dengan udara bebas. Jenis alat dan flow disesuaikan hingga mencapai target SpO2
92-96%
• Pemantauan berkala hasil laboratorium darah perifer lengkap, hitung jenis leukosit, dan ditambah CRP, fungsi
ginjal, fungsi hati, hemostasis, LDH, dan D-dimer jika memungkinkan
• Pemeriksaan foto toraks serial
• Monitor: frekuensi napas (≥30x/menit); SpO2 (≤93 %); PaO2/FiO2 ≤300 mmHg; peningkatan >50% keterlibatan
di area paru dari radiografi toraks dalam 24-48 jam; limfopenia progresif; peningkatan CRP progresif; asidosis
laktat progresif
• Untuk mencegah perburukan penyakit ke gagal napas: terapi oksigen dengan HFNC atau NIV jika tidak ada
perbaikan klinis dalam 1 jam atau ada perburukan klinis, pembatasan resusitasi cairan, atau awake prone
position
• Jika gagal napas dengan ARDS, dipertimbangkan penggunaan ventilator mekanik
Tata Laksana COVID-19 Derajat Berat atau Kritis (2)
Farmakologis
• Vitamin C: 200-400 mg/8 jam dalam NaCl 0,9% 100 cc, habis dalam 1 jam secara drip intravena
• Vitamin B1: 1 ampul/24 jam intravena
• Vitamin D: 1000-5000 IU/hari
• Antivirus: favipiravir peroral 2x1600 mg hari ke-1, 2x600 mg hari ke-2-5 (sediaan 200 mg) ATAU
remdesivir IV drip 200 mg hari ke-1, 1x100 mg hari ke-2-5 atau hari ke-2-10
• Kortikosteroid: deksametason 6 mg/24 jam, 10 hari, atau dosis ekivalennya (metilprednisolon 32 mg,
hidrokortison 160 mg)
• Anti IL-6 (Tocilizumab/Sarilumab): Tocilizumab 8 mg/kgBB single dose. Satu dosis tambahan dapat
diberikan jika belum ada perbaikan atau mengalami perburukan, dengan jarak antar dosis minimal 12 jam
• Antikoagulan LMWH/UFH sesuai evaluasi DPJP
• Terapi simtomatis (misalnya parasetamol jika demam)
• Pengobatan komorbid / penyakit penyerta dan komplikasi yang ada
• Jika pasien mengalami syok, berikan tata laksana sesuai pedoman yang ada: resusitasi cairan,
vasopressor, atau inotropik, dan dimonitor secara intensif
• Terapi suportif lain sesuai indikasi
Buku Protokol Tata Laksana COVID-19 Kemenkes, Revisi Protokol Tata Laksana COVID-19 dari 5 Organisasi Profesi
Perubahan Tata Laksana Terapi COVID-19 Terbaru Sesuai Usulan Organisasi Profesi
Lama Baru
Sumber: Buku Protokol Tata Laksana COVID-19 Kemenkes, Revisi Protokol Tata Laksana COVID-19 dari 5 Organisasi Profesi
TERAPI LAINNYA (1)
• Neuroamidase inhibitor, menghambat replikasi
Oseltamivir • Untuk pasien yang diduga terinfeksi virus influenza
• Dosis 2x75 mg
Therapeutic Plasma • Memisahkan plasma, mengurangi sitokin dan mediator inflamasi, mencegah
badai sitokin
Exchange • Belum banyak penelitian, hanya berupa laporan kasus
KESIMPULAN
Sars-cov-2 variants Key points
●Mutasi merupakan kejadian normal pada
virus
●Variasi masih terus dalam penelitian dan
temuan terus bertambah à perlu
transparansi mengenai apa yang sudah
diketahui dan belum diketahui mengenai
variasi-variasi baru
●Hal yang dapat dilakukan: Tetap
menggalakan upaya preventif untuk
mengurangi transmisi:
• 5 M, 3 T , vaksinasi serta meningkatkan
imunitas
WHO, EPI-Win, infodemic. An update on SARS-CoV-2 virus mutations & variants. WHO EPI-Win Update, Jan 25 2021 [Accessed April 8 2021]. Available from:
https://www.who.int/docs/default-source/coronaviruse/risk-comms-updates/update47-sars-cov-2-variants.pdf?sfvrsn=f2180835_4