Anda di halaman 1dari 10

KHAT TSULUTS

Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Al Imla’ Wa Al Koth


Dosen Pengampu: Munirtadho, M. Pd.

Oleh:
Hitna Bil Kumala (21031397)
Ilham Kholik (21031398)

PRODI PENDIDIKAN BAHASA ARAB


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SUNAN PANDANARAN
YOGYAKARTA
2022
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kaligrafi merupakan serapan kata dari bahasa inggris calligraphy yang berarti tulisan
indah, kata tersebut diambil dari bahasa yunani callos  yang berarti indah dan graph yang berarti
tulisan. Selain kata kaligrafi, di Indonesia juga mengenal kosa kata lain yang sama dengan kaligrafi
yaitu khat. Kata tersebut merupakan kosa kata dari bahasa arab. Lebih spesifiknya khat  bukan
sekedar tulisan indah, didalamnya terdapat disiplin ilmu yang mempelajari tentang anatomi
huruf hijaiyyah, cara merangkai tiap huruf, cara menata tiap kalimat, dan cara memilih huruf.
Kaligrafi atau khat merupakan salah satu hasil dari peradapan Islam. Pengaplikasian kaligrafi dapat
dijumpai di berbagai dinding-dinding masjid, istana, kramik, dan lain lain sebagai hiasan. Selain itu
lebih dalam lagi kaligrafi digunakan juga pada manuskrip/ teks dan mushaf Al-Qur’an sehingga
keberadaannya sangat penting bagi Islam.
Terdapat dua jenis kaligrafi arab/ khat yaitu kaligrafi kontemporer dan kaligrafi klasik. Kaligrafi
klasik adalah kaligrafi yang taat dengan kaidah-kaidah yang telah ditetapkan, salah satunya khat
tsuluts.
Khat Tsuluts ini merupakan jenis huruf yang paling banyak digunakan oleh para kaligrafer
dalam membuat suatu karya. Baik itu lukisan maupun perlombaan. Biasanya huruf tsuluts ini sering
kita temui di dinding-dinding mesjid-mesjid yang dilukis oleh para khattat.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah Khat Tsuluts?
2. Bagaimana karakteristik Khat Tsuluts?
3. Apa saja Contoh Khat Tsuluts?
4. Bagaimana praktik membuat Khats Tsuluts?

Tujuan
1. Mengetahui sejarah Khat Tsuluts
2. Mengetahui karakteristik Khat Tsuluts
3. Mengetahui contoh Khat Tsuluts
4. Mengetahui cara membuat Khat Tsuluts
BAB II
PEMBAHASAN
Sejarah Khat Tsuluts
Khat Tsuluts pertama kali dibuat pada abad ke-7 pada zaman khalifah Ummayah akan tetapi
baru dikembangkan pada akhir abad ke-9. Kata Tsuluts berarti sepertiga, dalam pembahasan ini
mungkin disebabkan karena tulisan ini memiliki ukuran lebih sepertiga dibandingkan dengan gaya
tulisan lainnya. Walaupun tulisan ini jarang digunakan untuk tulisan Al Qur’an, tsuluts tetap sangat
populer dan memegang peran penting terutama untuk tulisan hiasan/dekorasi, judul, dan kepala surat.
Tulisan ini juga paling populer untuk dekorasi masjid, mushalla, dan produk kaligrafi lainnya.
Dinamakan khat Tsuluts karena ditulis dengan kalam yang ujung pelatuknya dipotong dengan ukuran
sepertiga (tsuluts) goresan kalam. Nama itu berarti ‘sepertiga’ – mungkin karena proporsi garis lurus
dengan kurva, atau mungkin karena naskah itu ukuran yang ketiga lain script populer kontemporer.
Meskipun jarang digunakan untuk menulis Al Qur’an, Thuluth telah menikmati popularitas besar
sebagai skrip hias untuk prasasti kaligrafi, judul, judul, dan kolofon. Hal ini masih yang paling
penting dari semua skrip hias.
Thuluth script ditandai dengan surat tertulis melengkung dengan kepala berduri. Surat-surat terkait
dan kadang-kadang berpotongan, sehingga melahirkan aliran kursif proporsi yang cukup dan sering
kompleks. Thuluth dikenal dengan grafis yang rumit dan plastisitas yang luar biasa. 
Khat Tsuluts, bentuk kalam dipotong dengan kemiringan kira-kira setengah lebar pelatuk. Ukuran ini
sesuai untuk khat Tsuluts Adi dan Tsuluts Jali. Khat Tsuluts yang banyak digunakan untuk dekorasi
dinding dan berbagai media karena kelenturannya, dianggap paling sulit dibandingkan gaya-gaya lain,
baik dari segi kaedah ataupun proses penyusunannya yang menuntut harmoni dan seimbang 1
Dinamakan Sulus karena ditulis dengan kalam atau pulpen yang ujung pelatuknya dipotong
dengan ukuran sepertiga (sulus) goresan kalam. Ada pula yang menamakan “khat Arab” karena gaya
ini merupakan sumber pokok aneka ragam kaligrafi Arab yang banyak jumlahnya sesudah khat Kufi.
Untuk menulis dengan kahat Sulus, pelatuk kalam dipotong dengan kemiringan kira-kira setengah
lebar pelatuk. Ukuran ini sesuai untuk gaya Sulus ‘Adi dan Sulus Jali.
Khat Sulus yang banyak digunakan untuk dekorasi dinding dan aneka media karena kelenturannya,
dianggap paling sulit dibandingkan gaya-gaya lain, baik dari sudut kaedah maupun proses
penyusunannya yang menuntut harmoni2.
Karakterisitik Khats Tsuluts
1.mempunyai khiasan yang padat
Karya kaligrafi yang menggunakan gaya tsuluts bisa ditulis dalam bentuk kurva dengan
kepala meruncing dan terkadang ditulis dengan gaya sambung dan interseksi yang kuat.
2.hurufnya lebih besar Dari naskh
Cara penulisan jenis khat ini hampir sama seperti khat naskhi namun perbedannya dibuat
lebih panjang dan tetap bisa dibaca oleh masyarakat umum.
3.huruf alif, lam, Dan kaf mempunyai kepala (Tarvis)

1
 http://bikinkaligrafi.com/jenis-kaligrafi/khat-tsuluts/
2
https://renny17866.blogspot.com/
Contoh Khat Tsuluts

3
https://id.images.search.yahoo.com/
Cara membuat khat tsuluts

Kaedah Penulisan Khat Thuluth


 Khat Thuluth memerlukan latihan yang banyak dan berterusan bagi mendapatkan
tulisan bentuk-bentuk huruf dengan tepat dan cantik. Selain itu, latihan ini juga adalah
satu senaman untuk melembutkan pergerakan tangan semasa menulis. 
 Pada peringkat permulaan, penggemar Khat Thuluth perlu memperbanyakkan latihan
dengan menulis huruf- huruf tunggal dari huruf alif hingga huruf ya pada setiap hari
untuk membiasakan pergerakan tangan menulis huruf-huruf mengikut timbangannya
yang sebenar. 
 Untuk mendapatkan hasil tulisan Khat Thuluth yang halus, menuntut kepada
pembelajaran dengan guru yang muktabar. 
 Penulis yang mahu mengetahui rahsia Khat Thuluth hendaklah menulis Qasidah nun
dan amsyak yang sering di tulis oleh penulis yang terkenal  
 Merupakan khat yang paling cantik dilihat dan yang paling sukar untuk ditulis.
Berbeza dengan Khat Nasakh dengan kelembutannya dan besar ukuran hurufnya.
Kebanyakan huruf mempunyai beberapa bentuk seperti huruf ba ( ‫)ب‬, dal ( ‫)د‬, ra (  ‫)ر‬,
a`in (  ‫)ع‬, kaf (  ‫)ك‬, mim (  ‫)م‬, nun ( ‫)ن‬, ha ( ‫)ـه‬, lam alif (  ‫ )ﻻ‬dan ya (  ‫)ي‬. Oleh yang
demikian, penulis boleh menulis pelbagai bentuk huruf dalam penulisannya.

 Manakala setiap huruf yang berkepala mestilah dilubangkan seperti berikut; 


 Huruf-huruf menegak mestilah dicondongkan sedikit ke sebelah kiri dan mempunyai
zuluf ( topi ) seperti berikut; 

 Bentuk huruf ha (  ‫ )خ ج ح‬mempunyai tiga bentuk apabila bersambung dengan huruf


menegak, mendatar dan menurun. 
 Huruf mim (  ‫ )ﻢﻤﻣ‬mempunyai beberapa bentuk pada permulaan, pertengahan dan
akhir seperti berikut; 

 Huruf ha (  ‫ )ﻪﻬه‬mempunyai beberapa bentuk pada permulaan, pertengahan dan akhir


seperti berikut; 
 Lafzul Jalalah dan kalimah Muhammad ditulis dengan kaedah yang khusus seperti
berikut;

 Kalimah Basmalah ditulis dengan kaedah yang khusus seperti berikut; 

4
https://kaligrafiarabkeren.blogspot.com/
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
 Dinamakan khat Tsuluts karena ditulis dengan kalam yang ujung pelatuknya dipotong dengan
ukuran sepertiga (tsuluts) goresan kalam. Nama itu berarti ‘sepertiga’ – mungkin karena
proporsi garis lurus dengan kurva, atau mungkin karena naskah itu ukuran yang ketiga lain
script populer kontemporer. Meskipun jarang digunakan untuk menulis Al Qur’an, Thuluth
telah menikmati popularitas besar sebagai skrip hias untuk prasasti kaligrafi, judul, judul, dan
kolofon. Hal ini masih yang paling penting dari semua skrip hias.
 Thuluth script ditandai dengan surat tertulis melengkung dengan kepala berduri. Surat-surat
terkait dan kadang-kadang berpotongan, sehingga melahirkan aliran kursif proporsi yang
cukup dan sering kompleks. Thuluth dikenal dengan grafis yang rumit dan plastisitas yang
luar biasa. 
 Khat Tsuluts, bentuk kalam dipotong dengan kemiringan kira-kira setengah lebar pelatuk.
Ukuran ini sesuai untuk khat Tsuluts Adi dan Tsuluts Jali. Khat Tsuluts yang banyak
digunakan untuk dekorasi dinding dan berbagai media karena kelenturannya, dianggap paling
sulit dibandingkan gaya-gaya lain, baik dari segi kaedah ataupun proses penyusunannya yang
menuntut harmoni dan seimbang
 Dinamakan Sulus karena ditulis dengan kalam atau pulpen yang ujung pelatuknya
dipotong dengan ukuran sepertiga (sulus) goresan kalam. Ada pula yang menamakan “khat
Arab” karena gaya ini merupakan sumber pokok aneka ragam kaligrafi Arab yang banyak
jumlahnya sesudah khat Kufi.
 Untuk menulis dengan kahat Sulus, pelatuk kalam dipotong dengan kemiringan kira-kira
setengah lebar pelatuk. Ukuran ini sesuai untuk gaya Sulus ‘Adi dan Sulus Jali.
Khat Sulus yang banyak digunakan untuk dekorasi dinding dan aneka media karena
kelenturannya, dianggap paling sulit dibandingkan gaya-gaya lain, baik dari sudut kaedah
maupun proses penyusunannya yang menuntut harmoni.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Munjiah, Ma’rifatul. 2009.  Imla’, Teori dan Terapan. Malang: UIN-Malang Press
al-Ghulayaini, Syaikh Mushthafa.1992.Jami’ud Durusil Arabiyyah. Semarang: CV. Asy
Syifa

[1] Ma’rifatul Munjiah, Imla, Teori dan Terapan. (UIN Malang: Press, 2009), hal. 59.
[2] Dr. Abdullah Abbas, Belajar Mudah Bahasa Al-Qur’an. (Bandung: Mizan, 1979), hal.
240.
[3] Syaikh Mushthafa al-Ghulayaini, Jami’ud Durusil Arabiyyah. (Semarang: CV. Asy
Syifa,  1992), Hal. 245.
[4] Ma’rifatul Munjiah, Imla’, Teori dan Terapan, UIN-Malang Press, hal:78-79
[5] Abdus Salam, M. Harun, Qawaidul Imla, (Jakarta: Trigenda Karya, 1993), hal. 11-25.

Anda mungkin juga menyukai