WA ODE KRISNAWATI
16710009
BAUBAU
2021
i
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
ii
3.3. Hipotesis......................................................................
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
seperti masalah gizi kurang, gizi buruk serta stunting. Balita dengan
dan dapat digunakan sebagai tolak ukur dalam waktu lama untuk
keluarga tidak menyadari stunting pada balita dan baru akan terlihat
stunting yaitu, berat badan rendah saat lahir, asupan makan yang
tidak seimbang, dan riwayat penyakit. (The, E,. & Journal, 2007).
di wilayah Asia dan Afrika (UNICEF, 2014). Pada tahun 2016 United
37% anak stunting tinggal di Afrika dan 56% tersebar diwilayah Asia.
dibanding pada tahun 2000. Pada tahun 2017 kurang lebih 150,8 juta
pada tahun 2000 angka stunting mencapai 32,6%. Pada tahun 2017,
lebih dari 55% balita stunting tingggal di Asia dan lebih dari 39%
tinggal di Afrika. Dari 83,6 juta balita stunting di Asia, 58,7% berasal
dari Asia Selatan dan yang paling sedikit atau sekitar 0,9% tinggal di
Asia Tengah.
gizi terutama akibat stunting dan sekitar 1 juta kematian akibat KEP
Santos, Vieira, & Sawaya, 2011). Data prevalensi balita stunting yang
2017.
kasus stunting pada tahun 2007 sampai 2018 kasus balita dengan
dan sangat pendek (stunting berat) usia 0-59 bulan adalah 19,8%.
pada usia 0-59 bulan pada tahun 2017 adalah Provinsi Nusa
17,36%.
Buton.
Kabupaten Buton?
masyarakat.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
1. Asupan Nutrisi
balita.
tumbuh kembangnya.
dan hipotermia.
3. Infeksi Penyakit
sehat.”
4. Asi Eksklusif
atau minuman lain yang diberikan pada bayi sejak baru lahir
dibanding perempuan.
6. Tinggi Ibu
jenis kelamin dan tinggi badan org tua. Jasmin, dkk (2011)
dimulai dari kelurga. Pada anak harus dilakukan sejak dini yaitu
berikut:
2. Balita
4. Remaja
stunting.
5. Dewasa Muda
muda.
2.2. Konsep Dasar Balita
kelompok usia, yaitu usia bayi (0-2 tahun), usia batita (2-3
tahun) dan usia sebelum sekolah (<3-5 tahun). Pada usia anak
2, yaitu batita (usia >1-3 tahun) dan pra sekolah (usia 3-5
bada anak.
keseluruhan.
tumbuh kembang anak antara lain: status gizi ibu saat hamil,
Sunarsih, 2008).
pekembangan selanjutnya.
berbeda.
(Proverawati, 2010).
pada skrotum kurang (pada bayi laki-laki), bayi kurang aktif dan
yaitu:
2010).
berikut:
1. Ibu
a. Penyakit
penyebab BBLR
d. Penyebab lain
2. Faktor janin
3. Faktor lingkungan
lingkungan.
Penyebab terjadinya bayi Berat Badan Lahir Rendah
berikut:
1. Pengaturan suhu
drastis pada bayi, hal yang perlu dilakukan ibu yaitu harus
berada di lingkungan dengan suhu yang cukup hangat untuk
2. Pengaturan makanan/nutrisi
ml, berat bayi 1000-1500 gram diberi 2-4 gram dan untuk bayi
mengalami kesulitan.
3. Mencegah infeksi
eksklusif adalah bayi yang diberi ASI saja hingga usia 6 bulan,
penting karena pada usia 0-6 bulan makanan selain Asi belum
1. Protein. Dalam ASI protein terdiri dari casein dan whey yaitu
UI/dl.
2010).
(2014 ))
Badan Lahir Rendah) dan riwayat penyakit (The & Journal, 2007).Bayi
BBLR (berat badan lahir rendah) merupakan bayi yang lahir dengan
Tahun 2012, Asi Eksklusif adalah pemberian air susu ibu (ASI) tanpa
yang diberikan pada bayi sejak baru lahir selama 6 bulan. ASI
mengandung zat gizi yang diperlukan oleh bayi untuk kebutuhan dan
cairan lain seperti susu formula, air jeruk, madu, air teh, air putih dan
biskuit, bubur nasi dan tim, selama 6 bulan (Mufdlilah, 2017). .ASI
2009).
6 bulan (Wiyogowati, 2012 dalam Fitri, 2018). Salah satu manfaat ASI
61,33%. Namun, angka ini belum mencapai dari target cakupan ASI
2018c).
balita 2-3 tahun. Sedangkan menurut penelitian Lidia Fitri (2018) ada
KERANGKA KONSEP
kurang adalah 13% bahkan terdapat 5,4% anak dengan status gizi
buruk, 6,2% balita sangat kurus dan 7,4% balita berstatus balita
29,6% pada tahun 2017. Jumlah balita pendek jauh lebih banyak
batas masalah gizi masyarakat WHO, jika prevalensi stunting lebih dari
yaitu faktor langsung dan tidak langsung. Asupan gizi dan adanya penyakit
pertumbuhan.
kandungan.
berikut
Faktor Langsung
1. Asupan Gizi
2. Penyakit Infeksi
Kejadian Stunting
Faktor Tidak Langsung
1. Ketersediaan pangan
2. Status gizi ibu saa hamil
3. Berat badan lahir rendah
4. Panjang badan lahir
5. ASI eklusif
6. MP-ASI
Keterangan:
P Hubungan
2. Asi Esklusif
bulan.
3. Stunting
standar defiasi
b. Tidak stunting jika nilai berat badan bayi mencukupi
standar defiasi.
3.3. Hipotesis
Kabupaten Buton.
Kabupaten Buton.
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
variabel independen yaitu Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dan Asi
Buton.
Agustus
4.3.2 Sampel
Sampel dari penelitian ini adalah ibu balita yang ada di
sebagai berikut :
N
n= 2
1+ Nd
Keterangan :
n = besar sampel
N = besar populasi
N
n= 2
1+ Nd
236
n=
1+236 (0,05¿¿ 2)¿
236
n=
1+236 (0,0025)
236
n=
1,6
n=147
segera dilengkapi.
1) Stunting
2) Jenis kelamin
1=berisiko (laki-laki)
4) Pemberian ASI
a. Analisis Univariat
b. Analisis Bivariat
independen.
penjelasan atau interpretasi dari setiap tabel maupun grafik. Hal ini