Anda di halaman 1dari 60

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PEMELIHARAAN SUTM 20 KV UNTUK KEANDALAN JARINGAN DISTRIBUSI


PT PLN (PERSERO) ULP BATULICIN KP SEBAMBAN

Disusun oleh :
Nama : Muhamad Riza Erfani
NPM : 18650022
Program Studi : Teknik Elektro
Jenjang : Sarjana (S-1)

UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN


MUHAMMAD ARSYAD AL BANJARI BANJARMASIN
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
2021
LEMBAR PENGESAHAN
PT PLN (PERSERO) ULP BATULICIN KP SEBAMBAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, dengan ini menyatakan bahwa mahasiswa :

Nama : Muhamad Riza Erfani


NIM : 18650022
Fakultas / Universitas : Fakultas Teknik / Universitas Islam Kalimantan
Muhammad Arsyad Al Banjari
Jurusan : Teknik Elektro S-1

Dengan ini menyetujui bahwa mahasiswa tersebut benar-benar telah melakukan


Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PT PLN (Persero) ULP Batulicin KP Sebamban
terhitung mulai tanggal 01 Oktober 2021 s.d 01 Desember 2021.

Batulicin, 14 Januari 2022


Manager ULP Batulicin

Dadin

i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

Nama Mahasiswa : Muhamad Riza Erfani


NPM : 18650022
Program Studi : Teknik Elektro
Lokasi / Tempat : PT PLN (Persero) ULP Batulicin, KP Sebamban
Waktu Kegiatan : 01 Oktober 2021 s.d 01 Desember 2021
Judul : “PEMELIHARAAN SUTM 20 KV UNTUK
KEANDALAN JARINGAN DISTRIBUSI”

Menyetujui/Mengesahkan :

Banjarmasin, 14 Januari 2022


Ketua Program Studi, Dosen Pembimbing,

Moethia Faridha, S.T, M.T Irfan, S.T, M.T


NIK. 061.510.800 NIP.

Mengetahui :
Dekan Fakultas Teknik,

Dr. Ir. Muhammad Marsudi, M.Sc


NIP. 061.508.784

ii
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa Praktek Kerja Lapangan dengan judul
“Pemeliharaan SUTM 20 KV Untuk Keandalan Jaringan Distribusi” di PT PLN
(Persero) ULP Batulicin KP Sebamban ini beserta seluruh isinya adalah benar-
benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan
dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam
masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko / sanksi
yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran
terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini dari pihak lain terhadap keaslian
karya saya ini.

Banjarmasin, 14 Januari 2022


Yang membuat pernyataan

(Muhamad Riza Erfani)

iii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua, khususnya bagi penulis
karena atas rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan laporan praktek kerja
lapangan di PT PLN (Persero) ULP Batulicin KP Sebamban yang berjudul
“Pemeliharaan SUTM 20 KV Untuk Keandalan Jaringan Distribusi” di PT
PLN (Persero) UP3 Kotabaru ULP Batulicin KP Sebamban yang berlokasikan di
Jl. Jend. Ahmad Yani, Sebamban Lama, Sungai Loban, Kabupaten Tanah Bumbu,
Kalimantan Selatan 72275.
Tak lupa shalawat dan salam penulis panjatkan kepada junjungan kita Nabi
Besar Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan semua pengikut hingga
akhir zaman.
Adapun tujuan penulisan PKL ini, selain ketentuan nya sebagai syarat untuk
memenuhi salah satu mata kuliah pada semester 7 Jurusan Teknik Elektro, juga
karena adanya ketertarikan penulis untuk membahas, mengetahui dan
menjabarkan mengenai cara meningkatkan keandalan sistem jaringan tegangan
menengah 20 kV. Karena nantinya hal tersebut akan sangat berguna bagi kita
semua untuk mengetahui salah satu kegiatan kelistrikan pada sebuah jaringan
kelistrikan. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih sebesar
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu, memberikan bimbingan,
dorongan, saran, sehingga tersusunnya laporan PKL ini.

Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada :


1. Ibu, Ayah, dan Keluarga tercinta yang telah memberi banyak dukungan dan
do’a kepada kami
2. Bapak Prof. Abd Malik, S.Pt., M.Si., Ph.D selaku Rektor Universitas Islam
Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari
3. Bapak Dr. Ir. Muhammad Marsudi, M.Sc. selaku Dekan Fakultas Teknik
4. Ibu Moethia Faridha, S.T, M.T selaku ketua prodi Teknik Elektro
5. Bapak Irfan, S.T, M.T selaku Dosen Pembimbing Praktek Kerja Lapangan
6. Bapak Dadin selaku Pimpinan PT PLN (Persero) ULP Batulicin

iv
7. Bapak Dadin sebagai pembimbing lapangan PKL
8. Seluruh staf serta karyawan PT PLN (Persero) ULP Batulicin KP Sebamban
yang memberikan bantuan selama penulis melakukan praktek
9. Seluruh staf dan karyawan pada jurusan Teknik Elektro
10. Rekan-rekan Mahasiswa UNISKA pada umumnya.
11. Semua teman, sahabat, dan pihak yang mendukung dan membantu
menyelesaikan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan PKL ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran dari
para pembaca yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini. Akhir
kata penulis mengharapkan kiranya laporan PKL ini dapat memberikan manfaat
khususnya pada saya selaku penulis ini dan para pembaca pada umumnya
sekaligus demi menambah pengetahuan tentang Praktek Kerja Lapangan.

Banjarmasin, 14 Januari 2022


Penulis

(Muhamad Riza Erfani)

v
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. i


HALAMAN PERNYATAAN......................................................................... iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
DAFTAR ISI .................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Alasan Pemilihan Judul ....................................................................... 2
C. Ruang Lingkup .................................................................................... 2
D. Tujuan dan Manfaat............................................................................. 2
E. Sistematika Penulisan .......................................................................... 4

BAB II HASIL PELAKSANAAN PKL


A. Lokasi/Tempat PKL ............................................................................ 5
B. Pengumpulan Data .............................................................................. 10
C. Analisa Terhadap Sistem/Prosedur yang Berjalan ................................ 11
D. Hasil Temuan Permasalahan ................................................................ 12
E. Kendala–Kendala yang Dihadapi Selama PKL .................................... 13
F. Solusi Pemecahan Masalah .................................................................. 14

BAB III USULAN SOLUSI PEMECAHAN MASALAH


A. Usulan Teknik ..................................................................................... 15

BAB IV IMPELEMENTASI DAN PEMBAHASAN


A. Sistem Distribusi Tenaga Listrik .......................................................... 17
B. Pemeliharaan Jaringan Distribusi Saluran Udara Tegangan Menengah
(SUTM) .............................................................................................. 30

C. Analisis Penyebab Gangguan dan Jumlah gangguan ...............................38

vi
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................... 41
B. Saran ................................................................................................... 41

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 43

LAMPIRAN-LAMPIRAN .............................................................................. 44
A. Daftar Hadir dan Agenda Kegiatan PKL .............................................. 44
B. Dokumentasi Kegiatan PKL ................................................................ 45
C. Surat Kesedian Menerima PKL dari Kampus ke Instansi ..................... 48
D. Surat Persetujuan Atas Permohonan PKL dari Instansi ke Kampus ...... 49

vii
DAFTAR TABEL

Table 2.1 Tabel Gangguan Recloser Agutus September 2021 .................... 12

viii
DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 2.1 Lambang PLN ................................................................. 8


2. Gambar 2.2 Warna Dasar Lambang PLN ............................................ 8
3. Gambar 2.3 Petir dan Kilat Pada Lambang PLN ................................. 9
4. Gambar 2.4 Tiga Gelombang Pada Lambang PLN .............................. 9
5. Gambar 2.5 Struktur Organisasi........................................................... 10
6. Gambar 2.6 Diagram Persentase Jumlah Jenyebab Gangguan .............. 13
7. Gambar 4.1 Skema Hubungan Sistem Distribusi Tenaga Listrik .......... 18
8. Gambar 4.2 Konfigurasi Jaringan Radial ............................................. 19
9. Gambar 4.3 Pola Jaringan Distribusi Dasar .......................................... 20
10. Gambar 4.4 Konfigurasi Tulang Ikan................................................... 20
11. Gambar 4.5 Konfigurasi Kluster .......................................................... 21
12. Gambar 4.6 Konfigurasi Spindel ......................................................... 21
13. Gambar 4.7 Konfigurasi Fork .............................................................. 21
14. Gambar 4.8 Konfigurasi Spotload........................................................ 22
15. Gambar 4.9 Konfigurasi Jala – Jala ..................................................... 22
16. Gambar 4.10 Bagan Satu Garis Gardu Distribusi Portal ....................... 29
17. Gambar 4.11 Bagan Satu Garis Gardu Distribusi Beton ....................... 30
18. Gambar 4.12 Foto Hasil Inspeksi Visual .............................................. 32
19. Gambar 4.13 Tampilan Visual Hasil Thermovision ............................. 32
20. Gambar 4.14 Tampilan Visual Hasil Ultrasound Detektor ................... 33
21. Gambar 4.15 Foto Pin Isolator Hasil Ultrasound Detektor ................... 33
22. Gambar 4.16 Foto Perintisan Pohon .................................................... 34
23. Gambar 4.17 Foto Penggantian Pin Isolator Pecah ............................... 34
24. Gambar 4.18 Foto Pembersihan kawat rantas ...................................... 35
25. Gambar 4.19 Foto Perbaikan sambungan ............................................. 35
26. Gambar 4.20 Foto Penggantian tiang keropos ...................................... 36
27. Gambar 4.21 Foto Takep Isolator, selubung seng dan lidah naga ......... 37
28. Gambar 4.24 Foto Tupai dan Monyet Kesetrum SUTM ....................... 37
29. Gambar 4.25 Diagram Perbandingan Target dan Realisasi ................... 38

ix
30. Gambar 4.26 Diagram Perbandingan Penyebab Gangguan .................. 39
31. Gambar 4.26 Diagram Persentase Jumlah Penyebab Gangguan ........... 40

x
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring berkembangnya zaman kini kebutuhan listrik sudah menjadi


kebutuhan primer. Keandalan dalam penyaluran listrik merupakan hal yang harus
diutamakan. Kini PLN sebagai satu-satunya perusahaan yang berwenang
menyuplai listrik ke seluruh penjuru Indonesia, PLN harus terus menjaga kualitas
dan kuantitas energy yang disalurkan. Salah satu hal penting dalam distribusi
tenaga listrik adalah mengoperasikan tenaga listrik secara handal, tidak terputus-
putus yang secara terus menerus dapat menyalurkan tenaga listrik pada
pelanggan PLN.
Tentunya suplai listrik dari pembangkit ke pelanggan tidak terlepas dari
adanya gangguan, khususnya di distribusi, gangguan pun semakin banyak
jenisnya. Gangguan ini mengakibatkan arus yang sangat besar mengalir dalam
sistem tenaga listrik, sehingga dapat menimbulkan kerusakan pada peralatan
listrik. Tentunya gangguan ini tidak dikehendaki oleh siapapun, tetapi merupakan
kenyataan yang tidak dapat dihindarkan. Oleh karena itu diperlukan usaha-usaha
untuk mengurangi jumlah gangguan yang terjadi sekaligus meningkatkan
keandalan sistem jaringan tegangan menengah.
Gangguan dalam sistem tenaga listrik adalah kejadian yang menyebabkan
bekerjanya proteksi atau relay dan menjatuhkan pemutus tenaga (PMT) diluar
kehendak operator, sehingga menyebabkan putusnya aliran jaringan listrik yang
melalui PMT tersebut. Antisipasinya antara lain dengan melakukan pemeliharaan
pada JTM (Jaringan Tegangan Menengah) 20 kV. Pemeliharaan jaringan
distribusi dilihat dari sifat dan jenis pemeliharaannya dibedakan antara
pemeliharaan rutin (preventive maintenance), pemeliharaan korektif (corrective
maintenance), dan pemeliharaan darurat (emergency maintenance).

1
B. Alasan Pemilihan Judul

Ada beberapa alasan yang mendorong untuk pemilihan judul ini antara lain :
1. Sering terjadinya gangguan pada JTM (Jaringan Tegangan Menengah)
sehingga menjadi sorotan masyarakat dan PLN itu sendiri.
2. Dampak dari gangguan JTM kepada masyarakat adalah sering teerjadinya
padam yang meluas sehingga banyak pelanggan yang komplain. Kejadian ini
sangat berpengaruh pada mutu pelayanan PLN terhadap pelanggan.
3. Dampak dari gangguan JTM kepada PLN adalah terganggunya keandalan
suplai listrik sehingga banyak energi listrik yang tidak tersalurkan, hal ini
berpengaruh besar pada proses bisnis PLN dalam segi penjualan

C. Ruang Lingkup

Untuk Untuk memperjelas masalah yang akan di bahas dan agar tidak terjadi
pembahasan yang meluas atau menyimpang, maka perlu kiranya di buat suatu
batasan masalah. Adapun ruang lingkup permasalahan yang akan dibahas dalam
penulisan Laporan Kuliah Kerja Praktek ini, yaitu hanya pada lingkup seputar
kegiatan pemeliharaan jaringan distribusi Saluran Udara Tegangan Menengah
(SUTM) 20 kV yang bertempat di PT PLN (Persero) ULP Batulicin KP
Sebamban. Ruang lingkup yang di bahas dalam laporan ini mengenai :
1. Kegiatan inspeksi JTM secara visual dan menggunakan alat bantu.
2. Berbagai macam kegiatan pemeliharaan jaringan distribusi Saluran Udara
Tegangan Menengah (SUTM) 20 kv.

D. Tujuan dan Manfaat

Tujuan praktek kerja lapangan adalah :

2
1. Menerapkan serta mendalami teori dan praktikum yang sudah didapat
dibangku kuliah.
2. Memberikan bekal yang bermanfaat kepada mahasiswa sebelum terjun
kedunia usaha yang sebenarnya .
Dari Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang telah kita lakukan maka terdapat
berbagai manfaat yang antara lain :
1. Manfaat bagi mahasiswa sendiri
1) Dapat mengukur dan menambah pengetahuan praktek dari kampus dan
dunia usaha
2) Memperoleh ilmu pengetahuan yang mungkin tidak dapat diperoleh
dibangku kuliah
3) Dapat mengetahui dan mendalami jenis pekerjaan yang sesungguhnya.
4) Memperluas wawasan ilmu pengetahuan yang mungkin tidak didapat
dibangku kuliah.
5) Memberikan pengalaman kerja kepada mahasiswa selama melaksanakan
PKL.
6) Meningkatkan kedisiplinan dan tanggung jawab bagi mahasiswa.
2. Manfaat Bagi UNISKA Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin
1) Dapat mengevaluasi serta menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh
mahasiswa selama menjalani bangku perkuliahan.
2) Mempersiapkan tenaga kerja yang mempunyai keterampilan dibidangnya
masing –masing.
3) Dapat menyalurkan tenaga kerja profesional sesuai dengan permintaan
dunia usaha.
3. Manfaat bagi dunia usaha / industri
1) Dapat mengetahui mutu dari lukisan UNISKA Muhammad Arsyad Al
Banjari Banjarmasin
2) Dapat memperoleh informasi yang benar tentang lulusan UNISKA
Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin

3
3) Dapat menjalin kerja sama dengan UNISKA Muhammad Arsyad Al
Banjari Banjarmasin guna mempersiapkan/menyediakan tenaga kerja
yang profesional dan siap dipakai.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika yang digunakan dalam penulisan skripsi ini terdiri dari 4 Bab
yang diuraikan sebagai berikut :
BAB I: PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan dibahas tentang latar belakang, Alasan Pemilihan
Judul, Ruang Linkup, Tujuan dan Manfaat dan sistematika penulisan.
BAB II: HASIL PELAKSANAAN PKL
Dalam bab ini membahas tentang Lokasi/tempat PKL, Pengumpulan
data (analisa organisasi, wawancara/interview, observasi, quizioner),
analisa terhadap sistem/prosedur yang berjalan, Hasil temuan/
permasalahan, Kendala-kendala yang dihadapi selama PKL, Solusi
pemecahan masalah.
BAB III: USULAN SOLUSI DAN PEMECAHAN MASALAH
Pada bab ini dibahas tentang usulan teknik, usulan peralatan, dalam
hal ini untuk menunjang tercapainya suatu tujuan yang di harapkan
BAB IV: IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini dibahas tentang penjelasan mengenai suatu sistem,
pembahasan suatu kegiatan, analisa hasil kegiatan
BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini dibahas Kesimpulan dari laporan yang di buat serta saran
untuk pengembangan program, lembaga maupun instansi.

4
BAB II
HASIL PELAKSANAAN PKL

A. Lokasi/Tempat PKL

PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan


Tengah UP3 Kotabaru ULP Batulicin KP Sebamban.

1. Sejarah Singkat Perusahaan


Berdirinya Perusahaan Listrik Negara ini dilatar belakangi oleh
beberapa faktor kebutuhan manusia terhadap listrik antara lain sebagai
penerangan untuk melangsungkan kehidupan ini. Pada tahun 1927,
pemerintah Belanda membentuk LWB yaitu perusahaan listrik Negara yang
mengelola PLTA pelanggan, PLTA Lamajan, PLTA Bangkok dan PLTU di
Jakarta.
Pemerintah Belanda menyerah kepada jepang dalam perang dunia ke II,
maka Indonesia dikuasai oleh Jepang perusahaan listrik dan gas juga
dikuasai oleh Jepang. Dengan jatuhnya Jepang ketangan sekutu dan di
proklamasikannya kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945,
maka kesempatan ini dimanfaatkan bangsa Indonesia untuk mengambil alih
perusahaan listrik yang dikuasai Jepang.
Sejalan dengan meningkatnya perjuangan bangsa Indonesia untuk
membebaskan Irian Jaya dari jajahan Belanda, maka dikeluarkan UU No. 28
tahun 1958 tentang Nasionalisme Perusahaan Listrik dan Gas milik Belanda
maka dengan Undang-undang tersebut seluruh perusahaan listrik Belanda di
ambil alih Indonesia.
Pada tanggal 27 Oktober 1945 kemudian dikenal Hari Listrik Nasional
(HARLISNAS) berdasarkan keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan
Tenaga No. 20 tahun 1960. Mengingat pentingnya semangat akan nilai-nilai

5
hari listrik, maka berdasarkan keputusan Menteri Pertambangan dan Energi
No. 1134.k/43.pe/1992 tanggal 27 Oktober sebagai Hari Listrik Nasional.
PT.PLN (Persero) Unit Induk Wilayah (UIW) Kalimantan Selatan dan
Kalimantan Tengah merupakan salah satu unit kerja PT.PLN (Persero)
berdasarkan SK Direksi No. 323.K./010/DIR/2003 tentang Organisasi PT
PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan
Tengah.
Bidang usaha PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Kalimantan Selatan dan
Kalimantan Tengah merupakan turunan dari bidang usaha PLN Pusat
sebagaimana diatur dalam UU RI No. 15 tahun 1985 pasal 6 ayat 2 yaitu
penyediaan tenaga listrik yang meliputi jenis usaha pembangkitan, transmisi,
distribusi.
PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Kalimantan Selatan dan Kalimantan
Tengah memiliki 8 unit pelaksana yang terdiri dari 5 Cabang (Banjarmasin,
Barabai, Kotabaru, Palangkaraya dan Kuala Kapuas), 2 Sektor pembangkitan
(Barito dan Asam-Asam) dan 1 UP2D Sistem Kalselteng.

2. Visi dan Misi Perusahaan


1) Visi dan Misi PT. PLN (Persero)
a. Visi PLN, yaitu :
Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumbuh kembang
unggul, dan terpecaya denganbertumpu pada potensi instansi.
b. Misi PLN yaitu :
a) Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait,
berorientasi paada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan,
dan pemegang saham.
b) Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan
kualitas kehidupan masyarakat.

6
c) Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan
ekonomi.
d) Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan

1. Visi dan Misi PT. PLN ( Persero ) Unit Induk Wilayah Kalimantan
Selatan dan Kalimantan Tengah.
2) Visi PLN KalSelTeng :
1) Visi PLN KalSelTeng :
Diakui sebagai pengelola ketenagalistrikan yang efisien, handal,
dan berkualitas di wilayah Indonesia Timur dangan mengedapankan
kearifan lokal.
2) Misi PLN KalSelTeng :
a) Menjalankan bisnis ketenagalistrikan yang berorientasi kepada
kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan konstribusi yang
optimal kepada perseroan.
b) Menjadikan listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
c) Meningkatkan kinerja organisasi secara berkelanjutan serta
mengutamakan keselamatan kerja dan berwawasan lingkungan.
d) Mengembangkan SDM yang berbudaya kerja unggul melalui
high trust society.

3. Makna Logo PT PLN (Persero)


Bentuk, warna dan makna lambang Perusahaan resmi yang digunakan
adalah sesuai yang tercantum pada Lampiran Surat Keputusan Direksi
Perusahaan Umum Listrik Negara No. : 031/DIR/76 Tanggal : 1 Juni 1976,
mengenai Pembakuan Lambang Perusahaan Umum Listrik Negara.

7
Gambar 2.1 Lambang PLN
Adapun masing-masing elemen pada lambang PLN memiliki makna
sebagai berikut :
1) Bidang Persegi Panjang Vertikal

Gambar 2.2 Warna Dasar Lambang PLN


Menjadi bidang dasar bagi elemen-elemen lambang lainnya,
melambangkan bahwa PT PLN (Persero) merupakan wadah atau
organisasi yang terorganisir dengan sempurna. Berwarna kuning untuk
menggambarkan pencerahan, seperti yang diharapkan PLN bahwa listrik
mampu menciptakan pencerahan bagi kehidupan masyarakat. Kuning

8
juga melambangkan semangat yang menyala-nyala yang dimiliki tiap
insan yang berkarya di perusahaan ini.
2) Petir dan Kilat

Gambar 2.3 Petir dan Kilat Pada Lambang PLN


Melambangkan tenaga listrik yang terkandung di dalamnya sebagai
produk jasa utama yang dihasilkan oleh perusahaan. Selain itu petir pun
mengartikan kerja cepat dan tepat para insan PT PLN (Persero) dalam
memberikan solusi terbaik bagi para pelanggannya. Warnanya yang
merah melambangkan kedewasaan PLN sebagai perusahaan listrik
pertama di Indonesia dan kedinamisan gerak laju perusahaan beserta
tiap insane perusahaan serta keberanian dalam menghadapi tantangan
perkembangan zaman.
3) Tiga Gelombang

Gambar 2.4 Tiga Gelombang Pada Lambang PLN


Memiliki arti gaya rambat energy listrik yang dialirkan oleh tiga
bidang usaha utama yang digeluti perusahaanya itu pembangkitan,

9
tribusi yang seiring sejalan dengan kerja keras para insan PT PLN
(Persero) guna memberikan layanan terbaik bagi pelanggannya. Di
samping itu biru juga melambangkan keandalan yang dimiliki insan-
insan perusahaan dalam memberikan layanan terbaik bagi para
pelanggannya.

4. Struktur Organisasi Perusahaan


Struktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap
bagian secara posisi yang ada pada perusahaan dalam menjalin kegiatan
operasional untuk mencapai tujuan tertentu. Adapun struktur organisasi pada
PT PLN (Persero) ULP Batulicin:
DADIN
(MANAJER)

FAHRISKI MAULUDINALA LUIL MAKNUN RIZKI NURRAHMAT IRFA SETIA ATMAJA SUHAIMI
(SUPERVISOR TEKNIK) (SUPERVISOR PP) (SUPERVISOR TE) (PJLAKDAN K3L) (SPV II PUT SUNGAI KUPANG)

MAHENDRA SUHADAK RIZKI MARYANTO FELIX SETYAWAN MUHAMMAD FIRDAUS


(STAFF TEKNIK) (STAFF PP) (STAFF TE) (JT PUT SENGAYAM)

RUDI WARDANI NGADENAN JONI SETYA PRATAMA


(STAFF TEKNIK) (STAFF TE) (JT PUT LONTAR)

Gambar 2.5 Struktur Organisasi

B. Pengumpulan Data

Dalam Meninjau isi laporan ini maka saya perlu melakukan cara pendekatan
atau sistematika penulisan yang diharapkan mampu menjelaskan isi laporan ini.
Sistematika penulisan yang dilakukan adalah :
1. Objektif Praktis
Seluruh data yang diperoleh dari sumber yang didapat dapat dipercaya
dan dapat dipertanggung jawabkan serta penyusunan laporan diusahakan
untuk mudah dimengerti.

10
2. Observasi
Mengadakan pengamatan langsung dilapangan mengenai situasi dan
kondisi sekitar lokasi tempat PKL.
3. Interview
Data yang didapat melalui wawancara langsung terhadap karyawan-
karyawan yang sudah berpengalaman.
4. Literatur
Sumber-sumber data yang didapat dari buku-buku referensi.

C. Analisa Terhadap Sistem/Prosedur yang Berjalan

Secara umum gangguan distribusi banyak disebabkan oleh terjadinya


gangguan pada saluran udara dengan penghantar tanpa isolasi, baik gangguan
yang sifatnya temporer maupun permanen. Gangguan oleh factor luar instalasi
listriknya antara lain:
1. Karena adanya pohon yang jarak amannya sudah tidak memenuhi yang
disyaratkan, sehingga adanya angin menyebabkan hubung singkat antar
pengantar
2. Gangguan petir baik sambaran langsung maupun tak langsung
3. Adanya binatang yang hinggap di jaringan SUTM yang mengakibatkan
hubung singkat
4. Kurang sadarnya masyarakat akan bayaha listriik sehingga mengakibatkan
gangguan, contohnya seperti masyarakan yang menebang pohon kena
jaringan, bermain layang-layang sembarangan, alat pemancing mengenai
jaringan, memasang antenna TV dekat dengan jaringan, memasang umbul-
umbut dekat dengan jaringan, dan lain-lain.

Sedangkan gangguan oleh factor instalasi listrik atau konstruksinya antara


lain:

11
1. Tiang listrik miring, bengkok atau patah
2. Isolator retak atau pecah
3. Pengikat kawat pada isolator lepas atau rusak
4. Kawat putus atau andongan rendah

D. Hasil Temuan Permasalahan

Total Recloser di ULP Batulicin KP Sebamban berjumlah 3 buah. Recloser


Trip erat hubungannya dengan gangguan karena dalam operasi tenaga listrik,
gangguan Recloser adalah kejadian yang menyebabkan bekerjanya proteksi atau
relay dan menjatuhkan Recloser diluar kehendak operator, sehingga
menyebabkan putusnya aliran jaringan listrik yang melalui Recloser tersebut.
Berikut adalah jumlah gangguan Recloser yang terjadi pada bulan Agustus
s.d September 2021 :

No Bulan Kali Gangguan


1 Agutus 8
2 September 7
Table 2.1 Data Gangguan Recloser Bulan Agustus September 2021

12
Persentase Jumlah Penyebab Gangguan
Bulan Agustus s.d September 2021
Layangan/Umbul-
umbul
7%

Peralatan & Pihak


Komponen SUTM Pohon
III/Binatang
13% 53%
27%

Pohon Pihak III/Binatang Peralatan & Komponen SUTM Layangan/Umbul-umbul

Gambar 2.6 Diagram Persentase Jumlah Jenyebab Gangguan

Berdasarkan persentase di atas dapat kita ketahui bahwa penyebab gangguan


di bulan Agustus s.d September 2021 di dominasi oleh pohon.

E. Kendala–Kendala yang Dihadapi Selama PKL

Kendala–kendala yang di hadapi selama PKL diantaranya adalah :


1. Sulitnya akses jalan untuk melakukan inspeksi jaringan maupun
pemeliharaan, khususnya untuk jaringan di daerah yang melewati sungai
dan hutan.
2. Tidak siapnya (standby) alat Thermovision di ULP Batulicin KP Sebamban
untuk melakukan inspeksi jaringan ketika di butuhkan di luar jadwal yang
sudah ditentukan.

13
F. Solusi Pemecahan Masalah

Melakukan evaluasi jumlah gangguan yang sudah terjadi sebelumnya,


kemudian melakukan penjadwalan inspeksi jaringan yang akan di lakukan, hal
ini berkaitan dengan Recloser prioritas.
Mengevaluasi hasil inspeksi yang sudah di lakukan, kemudian di lakukan
penjadwalan pemeliharaan distribusi Jaringan Tegangan Menengah 20 KV. Hal
ini dilakukan untuk memaksimalkan dalam pekerjaan, baik itu pekerjaan yang
memerlukan pemadaman listrik maupun yang tidak memerlukan pemadaman.
Setelah melakukan berbagai macam upaya pemeliharaan distribusi untuk
menekan jumlah gangguan, maka kita dapat membandingkan realisasi jumlah
gangguan bulan Agustus-September 2021 terhadap realisasi jumlah gangguan
bulan Oktober-November 2021 dan target yang telah di tentukan.

14
BAB III
USULAN SOLUSI PEMECAHAN MASALAH

A. Usulan Teknik

1. Pemeliharaan Distribusi Jaringan Tegangan Menengah (JTM) 20 KV


Pemeliharaan JTM (Jaringan Tegangan Menengah) merupakan salah
satu hal yang terpenting, karena JTM yang tidak memakai isolasi (selubung
konduktor) atau yang sering disebut SUTM, sering mengalami pemadaman
yang disebabkan oleh gangguan dari luar (external). Adapun jenis dan
penjadwalan pemeliharaan jaringan tegangan menengah adalah :
1) Pemeliharaan rutin (Preventive maintenance)
Pemeliharaan rutin (Preventive maintenance) adalah
pekerjaan/kegiatan/usaha mempertahankan atau menjaga kondisi
jaringan tersebut agar selalu berada dalam keadaan baik, mempunyai
keandalan dan daya guna yang optimal. Adapun periode dari jenis
pemeliharaan adalah 1 kali setahun.
2) Pemeliharaan Korektif (corrective maintenance)
Pemeriksaan korektif jaringan tegangan menengah adalah
pekerjaan pemeliharaan yang dimaksudkan untuk memperbaiki
kerusakan karena adanya gangguan dan
perubahan/penyempurnaan/rehabilitasi sebagai tindak lanjut saran-saran
dari pemeliharaan rutin.
3) Pemeliharaan Darurat (emergency maintenance)
Pemeliharaan Darurat (emergency maintenance) adalah pekerjaan
pemeliharaan yang dimaksudkan untuk memperbaiki kerusakan yang
ditimbulkan oleh bencana alam seperti gempa bumi, banjir, angin rebut
dan kebakaran selama masih dalam batas pengertian operasi.
Biasanya pekerjaan ini sifatnya mendadak dan segera dilaksanakan.

15
Karena sifatnya darurat, maka pekerjaan ini tidak dapat direncanakan
sebelumnya.
4) Jadwal Pemeliharaan Distribusi
Salah satu usaha untuk meningkatakn mutu, daya guna dan
keandalan tenaga listrik yang telah tercantum dalam tujuan
pemeliharaan adalah menyusun program pemeliharaan periodik dengan
jadwal tertentu, menurut siklusnya kegiatan pelaksanaan pemeliharaan
distribusi dikelompokkan dalam empat kelompok yaitu :
a. Pemeliharaan triwulanan
b. Pemeliharaan semesteran
c. Pemeliharaan tahunan
d. Pemeliharaan 3 tahunan

16
BAB IV
IMPELEMENTASI DAN PEMBAHASAN

A. Sistem Distribusi Tenaga Listrik

1. Konsep Dasar Sistem Tenaga Listrik


Suatu sistem tenaga listrik secara sederhana terdiri atas :
1) Sistem Pembangkit
2) Sistem Transmisi dan Gardu Induk
3) Sistem Distribusi
4) Sistem Sambungan Pelayanan
Sistem‐sistem ini saling berkaitan dan membentuk suatu sistem tenaga
listrik.
Sistem distribusi adalah sistem yang berfungsi mendistribusikan tenaga
listrik kepada para pemanfaat.
Sistem distribusi terbagi 2 bagian :
1) Sistem Distribusi Tegangan Menengah
2) Sistem Distribusi Tegangan Rendah
Sistem Distribusi Tegangan Menengah mempunyai tegangan kerja di
atas 1 KV dan setinggi‐tingginya 35 KV. Sistem Distribusi Tegangan
Rendah mempunyai tegangan kerja setinggi‐tingginya 1 KV.
Jaringan distribusi Tegangan Menengah berawal dari Gardu Induk/Pusat
Listrik pada sistem terpisah/isolated. Pada beberapa tempat berawal dari
pembangkit listrik.Bentuk jaringan dapat berbentuk radial atau tertutup
(radial open loop). Jaringan distribusi Tegangan Rendah berbentuk radial
murni.
Sambungan Tenaga Listrik adalah bagian paling hilir dari sistem
distribusi tenaga listrik. Pada Sambungan Tenaga Listrik tersambung Alat

17
Pembatas dan Pengukur (APP) yang selanjutnya menyalurkan tenaga listrik
kepada pemanfaat.
Konstruksi keempat sistem tersebut dapat berupa Saluran Udara atau
Saluran Bawah Tanah disesuaikan dengan kebijakan manajemen, masalah
kontinuitas pelayanan, jenis pelanggan, pada beban atas permintaan khusus
dan masalah biaya investasi.

Gambar 4.1 Skema Hubungan Sistem Distribusi Tenaga Listrik

2. Konfigurasi Sistem Distribusi


Secara umum konfigurasi suatu jaringan tenaga listrik hanya
mempunyai 2 konsep konfigurasi :
1) Jaringan radial
yaitu jaringan yang hanya mempunyai satu pasokan tenaga listrik,
jika terjadi gangguan akan terjadi “black‐out” atau padam pada bagian
yang tidak dapat dipasok.
Sistem distribusi dengan pola Radial seperti Gambar di bawah ini
Adalah sistem distribusi yang paling sederhana dan ekonomis. Pada

18
sistem ini terdapat beberapa Penyulang yang menyuplai beberapa gardu
distribusi secara radial.

Gambar 4.2 Konfigurasi Jaringan Radial

Dalam Penyulang tersebut dipasang gardu-gardu distribusi untuk


konsumen. Gardu distribusi adalah tempat dimana trafo untuk konsumen
dipasang. Bisa dalam bangunan beton atau diletakan diatas tiang.
Keuntungan dari sistem ini adalah sistem ini tidak rumit dan lebih
murah dibanding dengan sistem yang lain.
Namun keandalan sistem ini lebih rendah dibanding dengan sistem
lainnya. Kurangnya keandalan disebabkan karena hanya terdapat satu
jalur utama yang menyuplai gardu distribusi, sehingga apabila jalur
utama tersebut mengalami gangguan, maka seluruh gardu akan ikut
padam. Kerugian lain yaitu mutu tegangan pada gardu distribusi yang
paling ujung kurang baik, hal ini dikarenakan jatuh tegangan terbesar
ada diujung saluran.

19
2) Jaringan bentuk tertutup
yaitu jaringan yang mempunyai alternatif pasokan tenaga listrik jika
terjadi gangguan. Sehingga bagian yang mengalami pemadaman (black‐
out) dapat dikurangi atau bahkan dihindari.

Gambar 4.3 Pola Jaringan Distribusi Dasar

Berdasarkan kedua pola dasar tersebut, dibuat konfigurasi‐


konfigurasi jaringan sesuai dengan maksud perencanaannya sebagai
berikut :
a. Konfigurasi Tulang Ikan (Fish‐Bone) Konfigurasi fishbone ini
adalah tipikal konfigurasi dari saluran udara Tegangan Menengah
beroperasi radial.

Gambar 4.4 Konfigurasi Tulang Ikan


b. Konfigurasi Kluster (Cluster/Leap Frog) Konfigurasi saluran udara
Tegangan Menengah yang sudah bertipikal sistem tertutup, namun
beroperasi radial (Radial Open Loop).

20
Gambar 4.5 Konfigurasi Kluster
c. Konfigurasi Spindel (Spindle Configuration)Konfigurasi spindel
umumnya dipakai pada saluran kabel bawah tanah. Pada
konfigurasi ini dikenal 2 jenis Penyulang yaitu pengulang cadangan
(standby atau express feeder) dan Recloser operasi (working
feeder).

Gambar 4.6 Konfigurasi Spindel


d. Konfigurasi ForkKonfigurasi ini memungkinkan 1(satu) Gardu
Distribusi dipasok dari 2 Penyulang berbeda dengan selang waktu
pemadaman sangat singkat (Short Break Time).

Gambar 4.7 Konfigurasi Fork

21
e. Konfigurasi Spotload (Parallel Spot Configuration)Konfigurasi
yang terdiri sejumlah Penyulang beroperasi paralel dari sumber atau
Gardu Induk yang berakhir pada Gardu Distribusi.

Gambar 4.8 Konfigurasi Spotload


f. Konfigurasi Jala‐Jala (Grid, Mesh) Konfigurasi jala‐jala,
memungkinkan pasokan tenaga listrik dari berbagai arah ke titik
beban.

Gambar 4.9 Konfigurasi Jala – Jala

3. Sistem Pembumian
Terdapat perbedaan sistem pembumian pada transformator utama di
Gardu Induk atau sumber pembangkit, namun tidak ada perbedaan sistem
pembumian pada Transformator Distribusi dan Jaringan Tegangan Rendah.
1) Pembumian Transformator Daya Gardu Induk pada Sisi Tegangan
Menengah

22
Lilitan sekunder/sisi Tegangan Menengah transformator daya pada
Gardu Induk dihubungkan secara bintang (Y). Titik netral lilitan
dibumikan melalui :
a. Pembumian dengan tahanan 12 Ohm untuk sistem SKTM. Untuk
kawasan industri yang peka terhadap kedip, nilai Rn dapat lebih
besar dari pada 12 Ohm untuk memperkecil kedalaman kedip
tegangan.
b. Pembumian dengan tahanan 40 Ohm untuk sistem SUTM, atau
campuran antara SKTM dan SUTM.
c. Pembumian dengan tahanan 500 Ohm untuk sistem SUTM.
d. Pembumian langsung /solid grounded
e. Tanpa pembumian/ sistem mengambang
Sistem yang menggunakan pembumian dengan nilai tahanan
mendekati nol (solid ground) menyebabkan arus gangguan tanah sangat
besar. Kabel tanah yang memakai pita tembaga (copper shield) hanya
mampu menahan arus gangguan 1000 Ampere selama satu detik
sehingga tidak dapat dipergunakan.
Sistem SUTM tanpa pembumian pada transformatornya hanya di
pakai pada sistem kelistrikan listrik desa yang kecil.
Pertimbangan memilih sistem pembumian tersebut merupakan
pertimbangan manajemen perancangan dengan memperhatikan aspek :
a. Aman terhadap manusia
b. Cepatnya pemeliharaan gangguan/selektifitas Recloser yang
mengalami gangguan.
c. Kerusakan akibat hubungan pendek
d. Pengaruh terhadap sistem telekomunikasi
e. Pertimbangan teknis kepadatan beban.
Faktor a, c, d menghendaki arus gangguan rendah, sedangkan faktor
b menghendaki arus Gangguan besar. Untuk faktor e, bila kepadatan

23
beban tinggi maka sebaiknya digunakan SKTM dengan tahanan
pembumian minimal 12 Ohm.
2) Pembumian Transformator Distribusi pada Sisi Tegangan Rendah.
Bagian – bagian tranformator sisi Tegangan Rendah yang perlu
dibumikan adalah titik netral lilitan sekunder, bagian konduktif terbuka,
badan trafo dan bagian konduktif ekstra instalasi gardu. Pembumian
dilakukan secara langsung (solid grounded) dengan nilai tahanan
pembumian tidak melebihi 1 Ohm.
3) Pembumian Lightning Arrester.
Lightning Arrester (LA) pada sisi Tegangan Menengah Gardu
Distribusi pasangan luar mempunyai elektroda pembumian tersendiri.
Ikatan penyama potensial dilakukan dengan menghubungkan
pembumian LA, pembumian titik netral transformator, pembumian
Bagian Konduktif Terbuka/Ekstra. Konstruksi ikatan penyamaan
potensial dilakukan dibawah tanah.
Pada transformator jenis CSP fasa‐1, penghantar pembumian LA
disatukan dengan badan transformator.

4. Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM)


1) Konsep Perencanaan
Jaringan distribusi tenaga listrik saluran udara ini, terutama untuk
distribusi tenaga listrik yang beroperasi secara radial, dengan jangkauan
luas, biaya murah, dengan keandalan kontunuitas penyaluran minimal
tingkat‐2. Untuk mengurangi luasnya dampak pemadaman akibat
gangguan dipasang fasilitasfaslitas Pole Top Switch / Air Break Switch,
PBO, SSO, FCO pada posisi tertentu. Pemakaian Saluran Udara sebagai
sistem distribusi daerah perkotaan dapat dilakukan dengan
memperpendek panjang saluran dan didesain menjadi struktur “Radial
Open Loop”. Pemakaian penghantar berisolasi guna mengurangi akibat

24
gangguan tidak menetap dan pemasangan kawat petir dapat
meningkatkan tingkat kontinuitas penyaluran.
Untuk perencanaan di suatu daerah baru, pemilihan PBO, SSO,
FCO merupakan satu kesatuan yang memperhatikan koordinasi proteksi
dan optimasi operasi distribusi dan sistem pembumian transformator
Gardu Induk pada jaringan tersebut. Pada Penyulang utama sistem
radial, disisi pangkal harus dipasang PBO dengan setiap percabangan
dipasang pemutus FCO khusus untuk sistem dengan pembumian
langsung. Untuk sistem pembumian dengan tahanan tidak
direkomendasikan penggunaan FCO. Pada sistem jaringan tertutup
(loop) dengan instalasi gardu phi‐section, selurah pemutus
menggunakan SSO.
2) Proteksi Jaringan
Tujuan daripada suatu sistem proteksi pada Saluran Udara
Tegangan Menengah (SUTM) adalah mengurangi sejauh mungkin
pengaruh gangguan pada penyaluran tenaga listrik serta memberikan
perlindungan yang maksimal bagi operator, lingkungan dan peralatan
dalam hal terjadinya gangguan yang menetap (permanen).
Sistem proteksi pada SUTM memakai :
a. Relai hubung tanah dan relai hubung singkat fasa‐fasa untuk
kemungkinan gangguan penghantar dengan bumi dan antar
penghantar.
b. Pemutus Balik Otomatis PBO (Automatic Recloser), Saklar Seksi
Otomatis SSO (Automatic Sectionaizer). PBO dipasang pada
saluran utama, sementara SSO dipasang pada saluran pencabangan,
sedangkan di Gardu Induk dilengkapi dengan auto reclosing relay.
c. Lightning Arrester (LA) sebagai pelindung kenaikan tegangan
peralatan akibat surja petir. Lightning Arrester dipasang pada tiang

25
awal/tiang akhir, kabel Tee–Off (TO) pada jaringan dan gardu
transformator serta pada isolator tumpu.
d. Pembumian bagian konduktif terbuka dan bagian konduktif extra
pada tiap‐tiap 4 tiang atau pertimbangan lain dengan nilai
pentanahan tidak melebihi 10 Ohm.
e. Kawat tanah (shield wire) untuk mengurangi gangguan akibat
sambaran petir langsung. Instalasi kawat tanah dapat dipasang pada
SUTM di daerah padat petir yang terbuka.
f. Penggunaan Fused Cut–Out (FCO) pada jaringan pencabangan.
g. Penggunaan Sela Tanduk (Arcing Horn)
Pemasangan Pemutus Balik Otomatis (PBO), Saklar Seksi Otomatis
(SSO), Pengaman Lebur dan Pemutus Tenaga (PMT) pada SUTM di
pengaruhi oleh nilai tahanan pembumian sisi 20 kV transformator
tenaga di Gardu Induk.
3) Melokalisir Titik gangguan
Mengingat saluran utama TM mempunyai jangkauan yang luas,
usaha‐usaha mengurangi lama padam pada bagian‐bagian/zona‐zona
pelayanan SUTM dilakukan dengan cara penempatan peralatan
pengaman dan pemutus pada titik tertentu di jaringan.
Pada saluran utama dapat dipasang jenis‐jenis peralatan pemisah
(PMS) atau pemutus beban (LBS) atau peralatan pemutus balik otomatis
(PBO). Pada jaringan SUTM yang dapat dimungkinkan pasokan
cadangan dari Penyulang lain atau konfigurasi kluster dapat di pasang
PBO antar Penyulang. Perlu dilakukan analisa tersendiri secara lengkap
untuk koordinasi kerjanya.
Pada saluran percabangan dapat dipasang peralatan pemisah (PMS),
pengaman lebur (FCO) atau Automatic Sectionalizer. Fault Indicator
perlu dipasang pada section jaringan dan percabangan untuk

26
memudahkan pencarian titik gangguan, sehingga jaringan yang tidak
mengalami gangguan dapat di pulihkan lebih cepat.
4) Kontruksi SUTM
Konstruksi jaringan dimulai dari sumber tenaga listrik / Gardu
Induk dengan kabel tanah Tegangan Menengah kearah tiang pertama
saluran udara. Tiang pertama disebut tiang awal, tiang tengah disebut
tiang penumpu (line pole) atau tiang penegang (suspension pole), jika
jalur SUTM membelok disebut tiang sudut dan berakhir pada tiang
ujung (end pole).
Untuk saluran yang sangat panjang dan lurus pada titik‐titik tertentu
dipasang tiang peregang. Fungsi tiang peregang adalah untuk
mengurangi besarnya tekanan mekanis pada tiang awal / ujung serta
untuk memudahkan operasional dan pemeliharaan jaringan.
Topang tarik (guy wire) dapat dipakai pada tiang sudut dan tiang
ujung tetapi tidak dipasang pada tiang awal. Pada tempat‐tempat tertentu
jika sulit memasang guy wire pada tiang akhir atau tiang sudut, dapat
dipakai tiang dengan kekuatan tarik besar.
Isolator digunakan sebagai penumpu dan pemegang penghantar
pada tiang, hanya dipakai 2 jenis isolator yaitu isolator peregang (hang
isolator/suspension isolator) dan isolator penumpu (line‐post/pin‐
post/pin‐insulator). Isolator peregang dipasang pada tiang awal / akhir /
sudut. Isolator penumpu dipasang pada tiang penumpu dan sudut.
Konfigurasi konstruksi (Pole Top Construction) dapat berbentuk
vertikal, horizontal atau delta. Konstruksi sistem pembumian dengan
tahanan (R = 12 Ohm, 40 Ohm dan 500 Ohm) atau dengan multi
grounded common netral (solid grounded) yaitu dengan adanya
penghantar netral bersama TM, TR (Jawa Timur menggunakan system
pembumian 500 Ohm, dengan tambahan konstruksi penghantar

27
pembumian diatas penghantar fasa). Isolator dipasang pada palang
(cross arm / bracket / travers) tahan karat (Galvanized Steel Profile).
Penghantar Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) ini dapat
berupa:
a. A3C (All Alumunium Alloy Conductor)
b. A3C – S (Half insulated A3C, HIC) ; atau full insulated (FIC).
c. Full insulated A3C twisted (A3C‐TC)
Luas penampang penghantar 35 mm2, 50 mm2, 70 mm2, 150 mm2,
240 mm2.
5. Gardu Distribusi
Gardu Distribusi adalah bangunan gardu transformator yang memasok
kebutuhan tenaga listrik bagi para pemanfaat baik dengan Tegangan
Menengah maupun Tegangan Rendah.
Gardu Distribusi merupakan kumpulan / gabungan dari perlengkapan
hubung bagi baik Tegangan Menengah dan Tegangan Rendah. Jenis
perlengkapan hubung bagi Tegangan Menengah pada Gardu Distribusi
berbeda sesuai dengan jenis konstruksi gardunya.
Jenis konstruksi gardu dibedakan atas 2 jenis :
1) Gardu Distribusi konstruksi pasangan luar
Umumnya gardu ini disebut Gardu Portal (Konstruksi 2 tiang),
Gardu Cantol (Konstruksi 1 tiang) dengan kapasitas transformator
terbatas.
Konstruksi Gardu Distribusi pasangan luar tipe Portal terdiri atas
Fused Cut Out (FCO) sebagai pengaman hubung singkat trafo dengan
elemen pelebur/ fuse link type expulsion dan Lightning Arrester (LA)
sebagai sarana pencegah naiknyategangan pada transformator akibat
surja petir. Elekroda pembumian dipasangpada masing‐masing lightning
arrester dan pembumian titik netral transformatorsisi Tegangan Rendah.
Kedua elekroda pembumian tersebut dihubungkan denganpenghantar

28
yang berfungsi sebagai ikatan penyama potensial yang digelar di
bawahtanah.

Gambar 4.10 Bagan Satu Garis Gardu Distribusi Portal


Pada Gardu Distribusi tipe cantol, transformator yang terpasang
adalah jenis Completely Self Protected Transformer (CSP).
Perlengkapan perlindungan transformator tambahan adalah lightning
arrester. Pada transformator tipe CSP fasa 1, penghantar pembumian
arrester dihubung langsung dengan badan transformator. Konstruksi
pembumian sama dengan gardu portal. Perlengkapan hubung bagi
Tegangan Rendah maksimum 2 jurusan dengan saklar pemisah pada sisi
masuk dan pengaman lebur (type NH, NT) sebagai pengaman jurusan.
Semua bagian konduktif terbuka dihubungkan dengan pembumian sisi
Tegangan Rendah. Nilai pengenal LA 5 kA untuk posisi di tengan
jaringan dan 10 kA untuk posisi pada akhir jaringan. Nilai tahanan
pembumian tidak melebihi 1 Ohm

29
2) Gardu Distribusi pasangan dalam
Umumnya gardu ini disebut gardu beton (Masonry Wall
Distribution Substation) dengan kapasitas transformator besar.
Gardu Distribusi pasangan dalam adalah gardu konstruksi beton
dengan kapasitas transformator besar, dipakai untuk daerah padat beban
tinggi dengan kontruksi instalasi yang berbeda dengan gardu pasangan
luar. Gardu beton dipasok dari baik jaringan saluran udara ataupun
saluran kabel tanah.

Gambar 4.11 Bagan Satu Garis Gardu Distribusi Beton

B. Pemeliharaan Jaringan Distribusi Saluran Udara Tegangan Menengah


(SUTM)

Adapun pemeliharaan Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) yang


rutin dilakukan adalah inspeksi jaringan distribusi dan pemeliharaannya antara
lain adalah:

30
1. Inspeksi jaringan distribusi
Inspeksi jaringan distribusi merupakan program pemeliharaan yang
dilakukan secara berkala dan menempati kedudukan yang cukup tinggi, baik
dilihat dari fungsinya maupun dilihat dari anggaran biaya yang diperlukan.
Keadaan ini dapat terjadi karena sistem distribusi terus semakin padat dan
berkembang. Pada hakekatnya inspeksi jaringan merupakan suatu pekerjaan
yang dimaksudkan untuk mendapatkan jaminan bahwa suatu
sistem/peralatan akan berfungsi secara optimal, umur teknisnya meningkat
dan aman baik bagi personil maupun bagi masyarakan umum. Inspeksi
jaringan distribusi ini juga yang menjadi salah satu acuan dilaksanakannya
pemeliharaan, karena fungsi inspeksi itu sendiri yaitu kita dapat menentukan
pemeliharaan apa saja yang akan di laksanakan berdasarkan hasil inspeksi
yang telah di lakukan.
Ada 2 metode inspeksi jaringan distribusi yang di lakukan, yaitu :
1) Inspeksi Visual
Inspeksi fisik (visual) merupakan inspeksi yang dilakukan dengan
melihat kedaan atau kondisi fisik jaringan distribusi secara langsung
menggunakan mata penglihatan sehingga ditemukannya kondisi fisik
jaringan yang berpotensi terjadinya gangguan, contohnya seperti pohon
yang mulai nempel ke jaringan, tiang miring atau keropos, pin isolator
pecah atau flashover dll.

31
Gambar 4.12 Foto Hasil Inspeksi Visual
2) Inspeksi Non Visual (Menggunakan Alat Bantu)
Ada beberapa alat yang di gunakan dalam inspeksi jaringan
distribusi diantaranya :
a. Thermovision
Thermovision merupakan suatu alat yang berfungsi
memvisualisasikan dan mendeteksi suhu pada suatu objek yang di
tangkap dan di tampilkan ke sebuah display dengan teknologi
inframerah. Objek yang seringkali di temukan suhunya tinggi pada
Jaringan Tegangan Menengah adalah di titik sambungan konduktor.

Gambar 4.13 Tampilan Visual Hasil Thermovision

32
b. Ultrasound Detektor
Ultrasound Detektor merupakan suatu alat yang berfungsi
memvisualisasikan dan mendeteksi suara pada suatu objek yang di
tangkap dan di tampilkan ke sebuah display. Objek yang kita amati
oleh alat ini pada SUTM yaitu pin isolator, strein, fco, lightning
arrester, dan beberapa pelatan yang terpasang pada jaringan
tersebut.

Gambar 4.14 Tampilan Visual Hasil Ultrasound Detektor

Gambar 4.15 Foto Pin Isolator Hasil Ultrasound Detektor

2. Perintisan/Right Of Way (ROW)


Perintisan merupakan usaha untuk mengurangi gangguan dengan cara
pemangkasan pohon atau ranting pohon yang telah mengenai/mendekati
Jaringan Tegangan Menengah karena Jaringan Tegangan Menengah 20 kV
yang masih menggunakan kabel telanjang A3C rentan terkena gangguan
hubung singkat antar phasa jika dahan yang menyentuh kabel JTM terkena
air dan bersentuhan.

33
Gambar 4.16 Foto Perintisan Pohon
3. Penggantian Isolator
Isolator adalah alat untuk mengisolasi penghantar dari tiang listrik atau
Cross Arm. Apabila sudah terjadi retakan atau kotor saja dapat mengurangi
nilai isolasi isolator tersebut. Maka tiap kegiatan pemeliharaan, isolator yang
retak/pecah akan diganti dengan isolator yang masih baik tingkat isolasinya.
Retakan biasanya terjadi karena flash over, terkena petir atau factor usia.

Gambar 4.17 Foto Penggantian Pin Isolator Pecah

34
4. Pembersihan kawat rantas
Kawat rantas merupakan kawat/kabel saluran udara tegangan menengah
yang mengalami kerusakan. Apabila kawat rantas tidak segera dibersihkan
ditakutkan akan menyebabkan gangguan hubung singkat antar phase.

Gambar 4.18 Foto Pembersihan kawat rantas


5. Perbaikan sambungan kabel
Pada saluran tegangan menengah terkadang masih banyak yang
menggunakan konektor. Sambungan kabel saluran tegangan menengah yang
masih menggunakan konektor harus segera diganti dengan sambungan press,
karena dengan konektor banyak ditemukan sambungan yang hotspot atau
panas berlebih.

Gambar 4.19 Foto Perbaikan sambungan

35
6. Penggantian tiang miring atau keropos
Salah satu penyebab gangguan Saluran Udara Tegangan Menengah
yaitu tiang miring atau tiang yang sudah keropos, apabila dibiarkan dan tidak
ada penanganan maka akan menyebabkan robohnya tiang tersebut. Maka
dari itu harus segera dilakukan perbaikan dengan cara pemancangan tiang
dan pengecoran pondasi tiang ataupun penggantian tiang.

Gambar 4.20 Foto Penggantian tiang keropos

7. Pemasangan Takep Isolator, selubung seng, dan lidah naga


Ada beberapa gangguan yang di sebabkan oleh binatang, oleh karna
salah satu upaya untuk mengatasinya yaitu dengan pemasangan takep
isolator, selubung seng dan lidah naga. Takep ini di pasang pada pin isolator,
fco, lightning arrester, dan bushing trafo. Pemasangan takep isolator ini
hanya di lakukan di titik daerah yang rawan akan binatang. Adapun hewan
yang sering menjadi penyebab terjadinya gangguan adalah monyet, ular,
tupai, tikus, burung, dll. Sedangkan selubung seng ini di pasang di tiang
antara Kabel JTR dan Travers Arm Tie. Untuk pemasangan lidah naga ini di
pasang di Track Schoor dan JTR.

36
Gambar 4.21 Foto Hasil Pemasangan Takep Isolator, Selubung Seng, dan
Lidah Naga

Gambar 4.24 Foto Tupai dan Monyet Kesetrum SUTM

37
C. Analisis Penyebab Gangguan dan Jumlah gangguan di bulan Oktober dan
November

1. Perbandingan Target dan Realisasi Gangguan


Total Recloser di ULP Batulicin KP Sebamban berjumlah 3 buah.
Recloser Trip erat hubungannya dengan gangguan karena dalam operasi
tenaga listrik, gangguan Recloser adalah kejadian yang menyebabkan
bekerjanya proteksi atau relay dan menjatuhkan pemutus tenaga (Recloser)
diluar kehendak operator, sehingga menyebabkan putusnya aliran jaringan
listrik yang melalui Recloser tersebut.
Target gangguan Recloser ULP Batulicin KP Sebamban pada bulan
Oktober-November 2021 yaitu 50% dari realisasi gangguan bulan Agustus-
September 2021. Total gangguan Recloser di ULP Batulicin KP Sebamban
bulan Agustus-September yaitu 15 kali, berarti untuk target gangguan bulan
Oktober November yaitu 8 kali.

Real Agustus-September Target Oktober-November Real Oktober-November

Gambar 4.25 Diagram Perbandingan Target dan Realisasi

38
2. Perbandingan Penyebab Gangguan yang Terjadi Pada Bulan Agustus-
September dan Oktober-November

0
Pohon Pihak III/Binatang Peralatan & Komponen Layangan/Umbul-Umbul
SUTM

Agutus-September Oktober-November

Gambar 4.26 Diagram Perbandingan Penyebab Gangguan

Dari diagram di atas dapat kita ketahui bahwa gangguan di sebabkan


peralatan & komponen SUTM, alam, dan layangan/umbul-umbul mengalami
penurunan di tahun 2022 terhadap gangguan di tahun 2021. Adapun
gangguan di sebabkan pohon dan pihak III/binatang mengalami kenaikan.
Penyebab gangguan yang mengalami perubahan secara signifikan terjadi
pada peralatan & komponen SUTM, yaitu menurun secara drastis dari 13
kali gangguan menjadi 3 kali gangguan.

39
3. Persentase Jumlah Gangguan Bulan Oktober dan November 2021

Persentase Jumlah
Penyebab Gangguan Bulan
Oktober dan November
Peralatan &
2021
Komponen Layangan/U
SUTM mbul-umbul
14% 0%

Pihak
III/Binatang Pohon
29% 57%

Pohon Pihak III/Binatang


Peralatan & Komponen SUTM Layangan/Umbul-umbul

Gambar 4.26 Diagram Persentase Jumlah Penyebab Gangguan

Dari diagram di atas dapat kita simpulkan bahwa gangguan di bulan


Oktober dan November 2021 masih di dominasi oleh pohon. Namun angka
persentasenya tidak berbeda secara signifikan dari penyebab lainya dan juga
mengalami penurunan dari bulan Agustus September 2021.

40
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari kerja praktek yang telah dilakukan, dapat disimpulkan beberapa hal,
yaitu:
1. Terjadinya gangguan biasa disebabkan oleh faktor alam dan juga bisa
karena faktor peralatan itu sendiri.
2. Banyaknya upaya upaya yang dilakukan oleh PT PLN (Persero) ULP
Batulicin KP Sebamban untuk mengurangi gangguan Recloser.
3. Jumlah gangguan bulan Oktoer - November 2021 mengalami penurunan
dari bulan sebelumnya.
Dari pelaksanaan praktek kerja lapangan beberapa informasi yang saya
dapatkan adalah :
1. Pentingnya penerapan ilmu yang didapatkan dibangku perkuliahan
dengan pelaksanaan praktek di dunia kerja sesungguhnya.
2. Menghargai setiap hasil kerja dari rekan kerja.
3. Pentingnya membedakan mana saat jam kerja dan mana saat bersantai di
perusahaan dengan tidak mengobrol di waktu kerja.
4. Sopan santun / taat krama kepada atasan sangat mutlak dilakukan.

B. Saran

Beberapa saran dari penulis yang mungkin bermanfaat untuk


meningkatkan kualitas pelayanan di PT. PLN (Persero) ULP Batulicin KP
Sebamban antara lain :

41
1. Memaksimalkan waktu padam yang diberikan dalam melakukan
pemeliharaan.
2. Menciptakan lebih banyak inovasi demi meningkatkan pelayanan kepada
pelanggan.
3. Lebih memaksimalkan teknologi informasi serta berbagai fasilitas yang
telah tersedia untuk menaikkan standard pelayanan kepada pelanggan.
4. Melakukan sosialisasi terhadap masyarakat khususnya petugas K3 ULP
Batulicin untuk sama-sama menjaga jaringan listrik dan menyadari akan
bahaya listrik, contohnya :
1) Sosialisasi kepada masyarakat untuk tidak memancing di bawah
jaringan listrik 20 KV, tidak memasang antena atau umbul-umbul
dekat dengan jaringan, tidak menebang pohon sembarangan (dekat
SUTM), dan lain-lain yang berhubungan dengan SUTM, karena hal
itu dapat membahayakan masyarakat itu sendiri, selain itu juga dapat
menjadi penyebab tripnya Recloser (terjadi gangguan Recloser).
2) Sosialisasi kepada para petugas telkom, petugas TV kabel agar
berhati-hati jika medan kerjanya dekat dengan SUTM.
3) Sosialisasi akan bahaya listrik kepada masyarakat khususnya bagi
masyarakat yang menolak ketika pohonnya yang mendekati SUTM
di tebang oleh petugas ROW.
5. Melakukan koordinasi kepada DLH (Dinas Lingkungan Hidup) terkait
penghijauan yang mana penghijauan itu lokasinya berada di bawah
jaringan JTM yang akan berdampak kedepannya.

42
DAFTAR PUSTAKA

Resnick, Haliday. 1997. Fisika Mekanika. Erlangga. Jakarta

Basri, Hasan. 1997. Sistem Distribusi Daya Listrik. ISTN. Jakarta

Sarimun, Wahyu. 2011. Buku Saku Pelayanan Teknik (YANTEK).Trilogi

Communication. Depok

Sasongko, Brecia Nurastu. 2009. Antisipasi Gangguan dan Pemeliharaan Jaringan

Tegangan Menengah 20 kV. http://www.elektro.undip.ac.id. Tanggal

akses 17 Januari 2018

43
LAMPIRAN-LAMPIRAN

A. Daftar Hadir dan Agenda Kegiatan PKL

DAFTAR HADIR DAN AGENDA KEGIATAN PRAKTEK KERJA


LAPANGAN
NPM : 18650022
Nama : Muhamad Riza Erfani
Prodi : Teknik Elektro
Fakultas : Teknik
Nama Pembimbing Lapangan : Dadin
Judul Praktek Kerja Lapangan : PEMELIHARAAN SUTM 20 KV UNTUK
KEANDALAN JARINGAN DISTRIBUSI
Paraf
NO Tanggal Kegiatan
Pembimbing
Pengenalan dan Orientasi PT.PLN
1 Oktober 2021 s.d 4 Oktober
1 (Persero) ULP Batulicin KP
2021
Sebamban
5 Oktober 2021 s.d 8 Oktober
2 Inspeksi Jaringan ( Visual )
2021
11 Oktober 2021 s.d 15 Inspeksi Jaringan Menggunakan Alat
3
Oktober 2021 Thermovision
18 Oktober 2021 s.d 29
4 Mengikuti Perintisan Pohon ( ROW )
Oktober 2021
1 November 2021 s.d 5
5 Mengikuti Pemeliharaan Distribusi
November 2021
8 November 2021 s.d 12
6 Inspeksi Jaringan ( Visual )
November 2021
15 November 2021 s.d 19 Inspeksi Jaringan Menggunakal Alat
7
November 2021 Thermovision
22 November 2021 s.d 26
8 Mengikuti Perintisan Pohon ( ROW )
November 2021
29 November 2021 s.d 1
9 Mengikuti Pemeliharaan Distribusi
Desember 2021

44
B. Dokumentasi Kegiatan PKL

Pengarahan dan Do’a bersama sebelum pekerjaan

45
Right Of Way/ Perintisan

46
Pasang Selubung Seng dan Lidah Naga

Ganti Tiang Keropos

47
C. Surat Kesedian Menerima PKL dari Kampus ke
Instansi

48
D. Surat Persetujuan Atas Permohonan PKL dari Instansi ke
Kampus

49

Anda mungkin juga menyukai