Disusun oleh :
Nama : Muhamad Riza Erfani
NPM : 18650022
Program Studi : Teknik Elektro
Jenjang : Sarjana (S-1)
Yang bertanda tangan di bawah ini, dengan ini menyatakan bahwa mahasiswa :
Dadin
i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
Menyetujui/Mengesahkan :
Mengetahui :
Dekan Fakultas Teknik,
ii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa Praktek Kerja Lapangan dengan judul
“Pemeliharaan SUTM 20 KV Untuk Keandalan Jaringan Distribusi” di PT PLN
(Persero) ULP Batulicin KP Sebamban ini beserta seluruh isinya adalah benar-
benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan
dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam
masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko / sanksi
yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran
terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini dari pihak lain terhadap keaslian
karya saya ini.
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua, khususnya bagi penulis
karena atas rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan laporan praktek kerja
lapangan di PT PLN (Persero) ULP Batulicin KP Sebamban yang berjudul
“Pemeliharaan SUTM 20 KV Untuk Keandalan Jaringan Distribusi” di PT
PLN (Persero) UP3 Kotabaru ULP Batulicin KP Sebamban yang berlokasikan di
Jl. Jend. Ahmad Yani, Sebamban Lama, Sungai Loban, Kabupaten Tanah Bumbu,
Kalimantan Selatan 72275.
Tak lupa shalawat dan salam penulis panjatkan kepada junjungan kita Nabi
Besar Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan semua pengikut hingga
akhir zaman.
Adapun tujuan penulisan PKL ini, selain ketentuan nya sebagai syarat untuk
memenuhi salah satu mata kuliah pada semester 7 Jurusan Teknik Elektro, juga
karena adanya ketertarikan penulis untuk membahas, mengetahui dan
menjabarkan mengenai cara meningkatkan keandalan sistem jaringan tegangan
menengah 20 kV. Karena nantinya hal tersebut akan sangat berguna bagi kita
semua untuk mengetahui salah satu kegiatan kelistrikan pada sebuah jaringan
kelistrikan. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih sebesar
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu, memberikan bimbingan,
dorongan, saran, sehingga tersusunnya laporan PKL ini.
iv
7. Bapak Dadin sebagai pembimbing lapangan PKL
8. Seluruh staf serta karyawan PT PLN (Persero) ULP Batulicin KP Sebamban
yang memberikan bantuan selama penulis melakukan praktek
9. Seluruh staf dan karyawan pada jurusan Teknik Elektro
10. Rekan-rekan Mahasiswa UNISKA pada umumnya.
11. Semua teman, sahabat, dan pihak yang mendukung dan membantu
menyelesaikan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan PKL ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran dari
para pembaca yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini. Akhir
kata penulis mengharapkan kiranya laporan PKL ini dapat memberikan manfaat
khususnya pada saya selaku penulis ini dan para pembaca pada umumnya
sekaligus demi menambah pengetahuan tentang Praktek Kerja Lapangan.
v
DAFTAR ISI
vi
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................... 41
B. Saran ................................................................................................... 41
LAMPIRAN-LAMPIRAN .............................................................................. 44
A. Daftar Hadir dan Agenda Kegiatan PKL .............................................. 44
B. Dokumentasi Kegiatan PKL ................................................................ 45
C. Surat Kesedian Menerima PKL dari Kampus ke Instansi ..................... 48
D. Surat Persetujuan Atas Permohonan PKL dari Instansi ke Kampus ...... 49
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
30. Gambar 4.26 Diagram Perbandingan Penyebab Gangguan .................. 39
31. Gambar 4.26 Diagram Persentase Jumlah Penyebab Gangguan ........... 40
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Alasan Pemilihan Judul
Ada beberapa alasan yang mendorong untuk pemilihan judul ini antara lain :
1. Sering terjadinya gangguan pada JTM (Jaringan Tegangan Menengah)
sehingga menjadi sorotan masyarakat dan PLN itu sendiri.
2. Dampak dari gangguan JTM kepada masyarakat adalah sering teerjadinya
padam yang meluas sehingga banyak pelanggan yang komplain. Kejadian ini
sangat berpengaruh pada mutu pelayanan PLN terhadap pelanggan.
3. Dampak dari gangguan JTM kepada PLN adalah terganggunya keandalan
suplai listrik sehingga banyak energi listrik yang tidak tersalurkan, hal ini
berpengaruh besar pada proses bisnis PLN dalam segi penjualan
C. Ruang Lingkup
Untuk Untuk memperjelas masalah yang akan di bahas dan agar tidak terjadi
pembahasan yang meluas atau menyimpang, maka perlu kiranya di buat suatu
batasan masalah. Adapun ruang lingkup permasalahan yang akan dibahas dalam
penulisan Laporan Kuliah Kerja Praktek ini, yaitu hanya pada lingkup seputar
kegiatan pemeliharaan jaringan distribusi Saluran Udara Tegangan Menengah
(SUTM) 20 kV yang bertempat di PT PLN (Persero) ULP Batulicin KP
Sebamban. Ruang lingkup yang di bahas dalam laporan ini mengenai :
1. Kegiatan inspeksi JTM secara visual dan menggunakan alat bantu.
2. Berbagai macam kegiatan pemeliharaan jaringan distribusi Saluran Udara
Tegangan Menengah (SUTM) 20 kv.
2
1. Menerapkan serta mendalami teori dan praktikum yang sudah didapat
dibangku kuliah.
2. Memberikan bekal yang bermanfaat kepada mahasiswa sebelum terjun
kedunia usaha yang sebenarnya .
Dari Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang telah kita lakukan maka terdapat
berbagai manfaat yang antara lain :
1. Manfaat bagi mahasiswa sendiri
1) Dapat mengukur dan menambah pengetahuan praktek dari kampus dan
dunia usaha
2) Memperoleh ilmu pengetahuan yang mungkin tidak dapat diperoleh
dibangku kuliah
3) Dapat mengetahui dan mendalami jenis pekerjaan yang sesungguhnya.
4) Memperluas wawasan ilmu pengetahuan yang mungkin tidak didapat
dibangku kuliah.
5) Memberikan pengalaman kerja kepada mahasiswa selama melaksanakan
PKL.
6) Meningkatkan kedisiplinan dan tanggung jawab bagi mahasiswa.
2. Manfaat Bagi UNISKA Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin
1) Dapat mengevaluasi serta menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh
mahasiswa selama menjalani bangku perkuliahan.
2) Mempersiapkan tenaga kerja yang mempunyai keterampilan dibidangnya
masing –masing.
3) Dapat menyalurkan tenaga kerja profesional sesuai dengan permintaan
dunia usaha.
3. Manfaat bagi dunia usaha / industri
1) Dapat mengetahui mutu dari lukisan UNISKA Muhammad Arsyad Al
Banjari Banjarmasin
2) Dapat memperoleh informasi yang benar tentang lulusan UNISKA
Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin
3
3) Dapat menjalin kerja sama dengan UNISKA Muhammad Arsyad Al
Banjari Banjarmasin guna mempersiapkan/menyediakan tenaga kerja
yang profesional dan siap dipakai.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika yang digunakan dalam penulisan skripsi ini terdiri dari 4 Bab
yang diuraikan sebagai berikut :
BAB I: PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan dibahas tentang latar belakang, Alasan Pemilihan
Judul, Ruang Linkup, Tujuan dan Manfaat dan sistematika penulisan.
BAB II: HASIL PELAKSANAAN PKL
Dalam bab ini membahas tentang Lokasi/tempat PKL, Pengumpulan
data (analisa organisasi, wawancara/interview, observasi, quizioner),
analisa terhadap sistem/prosedur yang berjalan, Hasil temuan/
permasalahan, Kendala-kendala yang dihadapi selama PKL, Solusi
pemecahan masalah.
BAB III: USULAN SOLUSI DAN PEMECAHAN MASALAH
Pada bab ini dibahas tentang usulan teknik, usulan peralatan, dalam
hal ini untuk menunjang tercapainya suatu tujuan yang di harapkan
BAB IV: IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini dibahas tentang penjelasan mengenai suatu sistem,
pembahasan suatu kegiatan, analisa hasil kegiatan
BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini dibahas Kesimpulan dari laporan yang di buat serta saran
untuk pengembangan program, lembaga maupun instansi.
4
BAB II
HASIL PELAKSANAAN PKL
A. Lokasi/Tempat PKL
5
hari listrik, maka berdasarkan keputusan Menteri Pertambangan dan Energi
No. 1134.k/43.pe/1992 tanggal 27 Oktober sebagai Hari Listrik Nasional.
PT.PLN (Persero) Unit Induk Wilayah (UIW) Kalimantan Selatan dan
Kalimantan Tengah merupakan salah satu unit kerja PT.PLN (Persero)
berdasarkan SK Direksi No. 323.K./010/DIR/2003 tentang Organisasi PT
PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan
Tengah.
Bidang usaha PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Kalimantan Selatan dan
Kalimantan Tengah merupakan turunan dari bidang usaha PLN Pusat
sebagaimana diatur dalam UU RI No. 15 tahun 1985 pasal 6 ayat 2 yaitu
penyediaan tenaga listrik yang meliputi jenis usaha pembangkitan, transmisi,
distribusi.
PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Kalimantan Selatan dan Kalimantan
Tengah memiliki 8 unit pelaksana yang terdiri dari 5 Cabang (Banjarmasin,
Barabai, Kotabaru, Palangkaraya dan Kuala Kapuas), 2 Sektor pembangkitan
(Barito dan Asam-Asam) dan 1 UP2D Sistem Kalselteng.
6
c) Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan
ekonomi.
d) Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan
1. Visi dan Misi PT. PLN ( Persero ) Unit Induk Wilayah Kalimantan
Selatan dan Kalimantan Tengah.
2) Visi PLN KalSelTeng :
1) Visi PLN KalSelTeng :
Diakui sebagai pengelola ketenagalistrikan yang efisien, handal,
dan berkualitas di wilayah Indonesia Timur dangan mengedapankan
kearifan lokal.
2) Misi PLN KalSelTeng :
a) Menjalankan bisnis ketenagalistrikan yang berorientasi kepada
kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan konstribusi yang
optimal kepada perseroan.
b) Menjadikan listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
c) Meningkatkan kinerja organisasi secara berkelanjutan serta
mengutamakan keselamatan kerja dan berwawasan lingkungan.
d) Mengembangkan SDM yang berbudaya kerja unggul melalui
high trust society.
7
Gambar 2.1 Lambang PLN
Adapun masing-masing elemen pada lambang PLN memiliki makna
sebagai berikut :
1) Bidang Persegi Panjang Vertikal
8
juga melambangkan semangat yang menyala-nyala yang dimiliki tiap
insan yang berkarya di perusahaan ini.
2) Petir dan Kilat
9
tribusi yang seiring sejalan dengan kerja keras para insan PT PLN
(Persero) guna memberikan layanan terbaik bagi pelanggannya. Di
samping itu biru juga melambangkan keandalan yang dimiliki insan-
insan perusahaan dalam memberikan layanan terbaik bagi para
pelanggannya.
FAHRISKI MAULUDINALA LUIL MAKNUN RIZKI NURRAHMAT IRFA SETIA ATMAJA SUHAIMI
(SUPERVISOR TEKNIK) (SUPERVISOR PP) (SUPERVISOR TE) (PJLAKDAN K3L) (SPV II PUT SUNGAI KUPANG)
B. Pengumpulan Data
Dalam Meninjau isi laporan ini maka saya perlu melakukan cara pendekatan
atau sistematika penulisan yang diharapkan mampu menjelaskan isi laporan ini.
Sistematika penulisan yang dilakukan adalah :
1. Objektif Praktis
Seluruh data yang diperoleh dari sumber yang didapat dapat dipercaya
dan dapat dipertanggung jawabkan serta penyusunan laporan diusahakan
untuk mudah dimengerti.
10
2. Observasi
Mengadakan pengamatan langsung dilapangan mengenai situasi dan
kondisi sekitar lokasi tempat PKL.
3. Interview
Data yang didapat melalui wawancara langsung terhadap karyawan-
karyawan yang sudah berpengalaman.
4. Literatur
Sumber-sumber data yang didapat dari buku-buku referensi.
11
1. Tiang listrik miring, bengkok atau patah
2. Isolator retak atau pecah
3. Pengikat kawat pada isolator lepas atau rusak
4. Kawat putus atau andongan rendah
12
Persentase Jumlah Penyebab Gangguan
Bulan Agustus s.d September 2021
Layangan/Umbul-
umbul
7%
13
F. Solusi Pemecahan Masalah
14
BAB III
USULAN SOLUSI PEMECAHAN MASALAH
A. Usulan Teknik
15
Karena sifatnya darurat, maka pekerjaan ini tidak dapat direncanakan
sebelumnya.
4) Jadwal Pemeliharaan Distribusi
Salah satu usaha untuk meningkatakn mutu, daya guna dan
keandalan tenaga listrik yang telah tercantum dalam tujuan
pemeliharaan adalah menyusun program pemeliharaan periodik dengan
jadwal tertentu, menurut siklusnya kegiatan pelaksanaan pemeliharaan
distribusi dikelompokkan dalam empat kelompok yaitu :
a. Pemeliharaan triwulanan
b. Pemeliharaan semesteran
c. Pemeliharaan tahunan
d. Pemeliharaan 3 tahunan
16
BAB IV
IMPELEMENTASI DAN PEMBAHASAN
17
Pembatas dan Pengukur (APP) yang selanjutnya menyalurkan tenaga listrik
kepada pemanfaat.
Konstruksi keempat sistem tersebut dapat berupa Saluran Udara atau
Saluran Bawah Tanah disesuaikan dengan kebijakan manajemen, masalah
kontinuitas pelayanan, jenis pelanggan, pada beban atas permintaan khusus
dan masalah biaya investasi.
18
sistem ini terdapat beberapa Penyulang yang menyuplai beberapa gardu
distribusi secara radial.
19
2) Jaringan bentuk tertutup
yaitu jaringan yang mempunyai alternatif pasokan tenaga listrik jika
terjadi gangguan. Sehingga bagian yang mengalami pemadaman (black‐
out) dapat dikurangi atau bahkan dihindari.
20
Gambar 4.5 Konfigurasi Kluster
c. Konfigurasi Spindel (Spindle Configuration)Konfigurasi spindel
umumnya dipakai pada saluran kabel bawah tanah. Pada
konfigurasi ini dikenal 2 jenis Penyulang yaitu pengulang cadangan
(standby atau express feeder) dan Recloser operasi (working
feeder).
21
e. Konfigurasi Spotload (Parallel Spot Configuration)Konfigurasi
yang terdiri sejumlah Penyulang beroperasi paralel dari sumber atau
Gardu Induk yang berakhir pada Gardu Distribusi.
3. Sistem Pembumian
Terdapat perbedaan sistem pembumian pada transformator utama di
Gardu Induk atau sumber pembangkit, namun tidak ada perbedaan sistem
pembumian pada Transformator Distribusi dan Jaringan Tegangan Rendah.
1) Pembumian Transformator Daya Gardu Induk pada Sisi Tegangan
Menengah
22
Lilitan sekunder/sisi Tegangan Menengah transformator daya pada
Gardu Induk dihubungkan secara bintang (Y). Titik netral lilitan
dibumikan melalui :
a. Pembumian dengan tahanan 12 Ohm untuk sistem SKTM. Untuk
kawasan industri yang peka terhadap kedip, nilai Rn dapat lebih
besar dari pada 12 Ohm untuk memperkecil kedalaman kedip
tegangan.
b. Pembumian dengan tahanan 40 Ohm untuk sistem SUTM, atau
campuran antara SKTM dan SUTM.
c. Pembumian dengan tahanan 500 Ohm untuk sistem SUTM.
d. Pembumian langsung /solid grounded
e. Tanpa pembumian/ sistem mengambang
Sistem yang menggunakan pembumian dengan nilai tahanan
mendekati nol (solid ground) menyebabkan arus gangguan tanah sangat
besar. Kabel tanah yang memakai pita tembaga (copper shield) hanya
mampu menahan arus gangguan 1000 Ampere selama satu detik
sehingga tidak dapat dipergunakan.
Sistem SUTM tanpa pembumian pada transformatornya hanya di
pakai pada sistem kelistrikan listrik desa yang kecil.
Pertimbangan memilih sistem pembumian tersebut merupakan
pertimbangan manajemen perancangan dengan memperhatikan aspek :
a. Aman terhadap manusia
b. Cepatnya pemeliharaan gangguan/selektifitas Recloser yang
mengalami gangguan.
c. Kerusakan akibat hubungan pendek
d. Pengaruh terhadap sistem telekomunikasi
e. Pertimbangan teknis kepadatan beban.
Faktor a, c, d menghendaki arus gangguan rendah, sedangkan faktor
b menghendaki arus Gangguan besar. Untuk faktor e, bila kepadatan
23
beban tinggi maka sebaiknya digunakan SKTM dengan tahanan
pembumian minimal 12 Ohm.
2) Pembumian Transformator Distribusi pada Sisi Tegangan Rendah.
Bagian – bagian tranformator sisi Tegangan Rendah yang perlu
dibumikan adalah titik netral lilitan sekunder, bagian konduktif terbuka,
badan trafo dan bagian konduktif ekstra instalasi gardu. Pembumian
dilakukan secara langsung (solid grounded) dengan nilai tahanan
pembumian tidak melebihi 1 Ohm.
3) Pembumian Lightning Arrester.
Lightning Arrester (LA) pada sisi Tegangan Menengah Gardu
Distribusi pasangan luar mempunyai elektroda pembumian tersendiri.
Ikatan penyama potensial dilakukan dengan menghubungkan
pembumian LA, pembumian titik netral transformator, pembumian
Bagian Konduktif Terbuka/Ekstra. Konstruksi ikatan penyamaan
potensial dilakukan dibawah tanah.
Pada transformator jenis CSP fasa‐1, penghantar pembumian LA
disatukan dengan badan transformator.
24
gangguan tidak menetap dan pemasangan kawat petir dapat
meningkatkan tingkat kontinuitas penyaluran.
Untuk perencanaan di suatu daerah baru, pemilihan PBO, SSO,
FCO merupakan satu kesatuan yang memperhatikan koordinasi proteksi
dan optimasi operasi distribusi dan sistem pembumian transformator
Gardu Induk pada jaringan tersebut. Pada Penyulang utama sistem
radial, disisi pangkal harus dipasang PBO dengan setiap percabangan
dipasang pemutus FCO khusus untuk sistem dengan pembumian
langsung. Untuk sistem pembumian dengan tahanan tidak
direkomendasikan penggunaan FCO. Pada sistem jaringan tertutup
(loop) dengan instalasi gardu phi‐section, selurah pemutus
menggunakan SSO.
2) Proteksi Jaringan
Tujuan daripada suatu sistem proteksi pada Saluran Udara
Tegangan Menengah (SUTM) adalah mengurangi sejauh mungkin
pengaruh gangguan pada penyaluran tenaga listrik serta memberikan
perlindungan yang maksimal bagi operator, lingkungan dan peralatan
dalam hal terjadinya gangguan yang menetap (permanen).
Sistem proteksi pada SUTM memakai :
a. Relai hubung tanah dan relai hubung singkat fasa‐fasa untuk
kemungkinan gangguan penghantar dengan bumi dan antar
penghantar.
b. Pemutus Balik Otomatis PBO (Automatic Recloser), Saklar Seksi
Otomatis SSO (Automatic Sectionaizer). PBO dipasang pada
saluran utama, sementara SSO dipasang pada saluran pencabangan,
sedangkan di Gardu Induk dilengkapi dengan auto reclosing relay.
c. Lightning Arrester (LA) sebagai pelindung kenaikan tegangan
peralatan akibat surja petir. Lightning Arrester dipasang pada tiang
25
awal/tiang akhir, kabel Tee–Off (TO) pada jaringan dan gardu
transformator serta pada isolator tumpu.
d. Pembumian bagian konduktif terbuka dan bagian konduktif extra
pada tiap‐tiap 4 tiang atau pertimbangan lain dengan nilai
pentanahan tidak melebihi 10 Ohm.
e. Kawat tanah (shield wire) untuk mengurangi gangguan akibat
sambaran petir langsung. Instalasi kawat tanah dapat dipasang pada
SUTM di daerah padat petir yang terbuka.
f. Penggunaan Fused Cut–Out (FCO) pada jaringan pencabangan.
g. Penggunaan Sela Tanduk (Arcing Horn)
Pemasangan Pemutus Balik Otomatis (PBO), Saklar Seksi Otomatis
(SSO), Pengaman Lebur dan Pemutus Tenaga (PMT) pada SUTM di
pengaruhi oleh nilai tahanan pembumian sisi 20 kV transformator
tenaga di Gardu Induk.
3) Melokalisir Titik gangguan
Mengingat saluran utama TM mempunyai jangkauan yang luas,
usaha‐usaha mengurangi lama padam pada bagian‐bagian/zona‐zona
pelayanan SUTM dilakukan dengan cara penempatan peralatan
pengaman dan pemutus pada titik tertentu di jaringan.
Pada saluran utama dapat dipasang jenis‐jenis peralatan pemisah
(PMS) atau pemutus beban (LBS) atau peralatan pemutus balik otomatis
(PBO). Pada jaringan SUTM yang dapat dimungkinkan pasokan
cadangan dari Penyulang lain atau konfigurasi kluster dapat di pasang
PBO antar Penyulang. Perlu dilakukan analisa tersendiri secara lengkap
untuk koordinasi kerjanya.
Pada saluran percabangan dapat dipasang peralatan pemisah (PMS),
pengaman lebur (FCO) atau Automatic Sectionalizer. Fault Indicator
perlu dipasang pada section jaringan dan percabangan untuk
26
memudahkan pencarian titik gangguan, sehingga jaringan yang tidak
mengalami gangguan dapat di pulihkan lebih cepat.
4) Kontruksi SUTM
Konstruksi jaringan dimulai dari sumber tenaga listrik / Gardu
Induk dengan kabel tanah Tegangan Menengah kearah tiang pertama
saluran udara. Tiang pertama disebut tiang awal, tiang tengah disebut
tiang penumpu (line pole) atau tiang penegang (suspension pole), jika
jalur SUTM membelok disebut tiang sudut dan berakhir pada tiang
ujung (end pole).
Untuk saluran yang sangat panjang dan lurus pada titik‐titik tertentu
dipasang tiang peregang. Fungsi tiang peregang adalah untuk
mengurangi besarnya tekanan mekanis pada tiang awal / ujung serta
untuk memudahkan operasional dan pemeliharaan jaringan.
Topang tarik (guy wire) dapat dipakai pada tiang sudut dan tiang
ujung tetapi tidak dipasang pada tiang awal. Pada tempat‐tempat tertentu
jika sulit memasang guy wire pada tiang akhir atau tiang sudut, dapat
dipakai tiang dengan kekuatan tarik besar.
Isolator digunakan sebagai penumpu dan pemegang penghantar
pada tiang, hanya dipakai 2 jenis isolator yaitu isolator peregang (hang
isolator/suspension isolator) dan isolator penumpu (line‐post/pin‐
post/pin‐insulator). Isolator peregang dipasang pada tiang awal / akhir /
sudut. Isolator penumpu dipasang pada tiang penumpu dan sudut.
Konfigurasi konstruksi (Pole Top Construction) dapat berbentuk
vertikal, horizontal atau delta. Konstruksi sistem pembumian dengan
tahanan (R = 12 Ohm, 40 Ohm dan 500 Ohm) atau dengan multi
grounded common netral (solid grounded) yaitu dengan adanya
penghantar netral bersama TM, TR (Jawa Timur menggunakan system
pembumian 500 Ohm, dengan tambahan konstruksi penghantar
27
pembumian diatas penghantar fasa). Isolator dipasang pada palang
(cross arm / bracket / travers) tahan karat (Galvanized Steel Profile).
Penghantar Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) ini dapat
berupa:
a. A3C (All Alumunium Alloy Conductor)
b. A3C – S (Half insulated A3C, HIC) ; atau full insulated (FIC).
c. Full insulated A3C twisted (A3C‐TC)
Luas penampang penghantar 35 mm2, 50 mm2, 70 mm2, 150 mm2,
240 mm2.
5. Gardu Distribusi
Gardu Distribusi adalah bangunan gardu transformator yang memasok
kebutuhan tenaga listrik bagi para pemanfaat baik dengan Tegangan
Menengah maupun Tegangan Rendah.
Gardu Distribusi merupakan kumpulan / gabungan dari perlengkapan
hubung bagi baik Tegangan Menengah dan Tegangan Rendah. Jenis
perlengkapan hubung bagi Tegangan Menengah pada Gardu Distribusi
berbeda sesuai dengan jenis konstruksi gardunya.
Jenis konstruksi gardu dibedakan atas 2 jenis :
1) Gardu Distribusi konstruksi pasangan luar
Umumnya gardu ini disebut Gardu Portal (Konstruksi 2 tiang),
Gardu Cantol (Konstruksi 1 tiang) dengan kapasitas transformator
terbatas.
Konstruksi Gardu Distribusi pasangan luar tipe Portal terdiri atas
Fused Cut Out (FCO) sebagai pengaman hubung singkat trafo dengan
elemen pelebur/ fuse link type expulsion dan Lightning Arrester (LA)
sebagai sarana pencegah naiknyategangan pada transformator akibat
surja petir. Elekroda pembumian dipasangpada masing‐masing lightning
arrester dan pembumian titik netral transformatorsisi Tegangan Rendah.
Kedua elekroda pembumian tersebut dihubungkan denganpenghantar
28
yang berfungsi sebagai ikatan penyama potensial yang digelar di
bawahtanah.
29
2) Gardu Distribusi pasangan dalam
Umumnya gardu ini disebut gardu beton (Masonry Wall
Distribution Substation) dengan kapasitas transformator besar.
Gardu Distribusi pasangan dalam adalah gardu konstruksi beton
dengan kapasitas transformator besar, dipakai untuk daerah padat beban
tinggi dengan kontruksi instalasi yang berbeda dengan gardu pasangan
luar. Gardu beton dipasok dari baik jaringan saluran udara ataupun
saluran kabel tanah.
30
1. Inspeksi jaringan distribusi
Inspeksi jaringan distribusi merupakan program pemeliharaan yang
dilakukan secara berkala dan menempati kedudukan yang cukup tinggi, baik
dilihat dari fungsinya maupun dilihat dari anggaran biaya yang diperlukan.
Keadaan ini dapat terjadi karena sistem distribusi terus semakin padat dan
berkembang. Pada hakekatnya inspeksi jaringan merupakan suatu pekerjaan
yang dimaksudkan untuk mendapatkan jaminan bahwa suatu
sistem/peralatan akan berfungsi secara optimal, umur teknisnya meningkat
dan aman baik bagi personil maupun bagi masyarakan umum. Inspeksi
jaringan distribusi ini juga yang menjadi salah satu acuan dilaksanakannya
pemeliharaan, karena fungsi inspeksi itu sendiri yaitu kita dapat menentukan
pemeliharaan apa saja yang akan di laksanakan berdasarkan hasil inspeksi
yang telah di lakukan.
Ada 2 metode inspeksi jaringan distribusi yang di lakukan, yaitu :
1) Inspeksi Visual
Inspeksi fisik (visual) merupakan inspeksi yang dilakukan dengan
melihat kedaan atau kondisi fisik jaringan distribusi secara langsung
menggunakan mata penglihatan sehingga ditemukannya kondisi fisik
jaringan yang berpotensi terjadinya gangguan, contohnya seperti pohon
yang mulai nempel ke jaringan, tiang miring atau keropos, pin isolator
pecah atau flashover dll.
31
Gambar 4.12 Foto Hasil Inspeksi Visual
2) Inspeksi Non Visual (Menggunakan Alat Bantu)
Ada beberapa alat yang di gunakan dalam inspeksi jaringan
distribusi diantaranya :
a. Thermovision
Thermovision merupakan suatu alat yang berfungsi
memvisualisasikan dan mendeteksi suhu pada suatu objek yang di
tangkap dan di tampilkan ke sebuah display dengan teknologi
inframerah. Objek yang seringkali di temukan suhunya tinggi pada
Jaringan Tegangan Menengah adalah di titik sambungan konduktor.
32
b. Ultrasound Detektor
Ultrasound Detektor merupakan suatu alat yang berfungsi
memvisualisasikan dan mendeteksi suara pada suatu objek yang di
tangkap dan di tampilkan ke sebuah display. Objek yang kita amati
oleh alat ini pada SUTM yaitu pin isolator, strein, fco, lightning
arrester, dan beberapa pelatan yang terpasang pada jaringan
tersebut.
33
Gambar 4.16 Foto Perintisan Pohon
3. Penggantian Isolator
Isolator adalah alat untuk mengisolasi penghantar dari tiang listrik atau
Cross Arm. Apabila sudah terjadi retakan atau kotor saja dapat mengurangi
nilai isolasi isolator tersebut. Maka tiap kegiatan pemeliharaan, isolator yang
retak/pecah akan diganti dengan isolator yang masih baik tingkat isolasinya.
Retakan biasanya terjadi karena flash over, terkena petir atau factor usia.
34
4. Pembersihan kawat rantas
Kawat rantas merupakan kawat/kabel saluran udara tegangan menengah
yang mengalami kerusakan. Apabila kawat rantas tidak segera dibersihkan
ditakutkan akan menyebabkan gangguan hubung singkat antar phase.
35
6. Penggantian tiang miring atau keropos
Salah satu penyebab gangguan Saluran Udara Tegangan Menengah
yaitu tiang miring atau tiang yang sudah keropos, apabila dibiarkan dan tidak
ada penanganan maka akan menyebabkan robohnya tiang tersebut. Maka
dari itu harus segera dilakukan perbaikan dengan cara pemancangan tiang
dan pengecoran pondasi tiang ataupun penggantian tiang.
36
Gambar 4.21 Foto Hasil Pemasangan Takep Isolator, Selubung Seng, dan
Lidah Naga
37
C. Analisis Penyebab Gangguan dan Jumlah gangguan di bulan Oktober dan
November
38
2. Perbandingan Penyebab Gangguan yang Terjadi Pada Bulan Agustus-
September dan Oktober-November
0
Pohon Pihak III/Binatang Peralatan & Komponen Layangan/Umbul-Umbul
SUTM
Agutus-September Oktober-November
39
3. Persentase Jumlah Gangguan Bulan Oktober dan November 2021
Persentase Jumlah
Penyebab Gangguan Bulan
Oktober dan November
Peralatan &
2021
Komponen Layangan/U
SUTM mbul-umbul
14% 0%
Pihak
III/Binatang Pohon
29% 57%
40
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari kerja praktek yang telah dilakukan, dapat disimpulkan beberapa hal,
yaitu:
1. Terjadinya gangguan biasa disebabkan oleh faktor alam dan juga bisa
karena faktor peralatan itu sendiri.
2. Banyaknya upaya upaya yang dilakukan oleh PT PLN (Persero) ULP
Batulicin KP Sebamban untuk mengurangi gangguan Recloser.
3. Jumlah gangguan bulan Oktoer - November 2021 mengalami penurunan
dari bulan sebelumnya.
Dari pelaksanaan praktek kerja lapangan beberapa informasi yang saya
dapatkan adalah :
1. Pentingnya penerapan ilmu yang didapatkan dibangku perkuliahan
dengan pelaksanaan praktek di dunia kerja sesungguhnya.
2. Menghargai setiap hasil kerja dari rekan kerja.
3. Pentingnya membedakan mana saat jam kerja dan mana saat bersantai di
perusahaan dengan tidak mengobrol di waktu kerja.
4. Sopan santun / taat krama kepada atasan sangat mutlak dilakukan.
B. Saran
41
1. Memaksimalkan waktu padam yang diberikan dalam melakukan
pemeliharaan.
2. Menciptakan lebih banyak inovasi demi meningkatkan pelayanan kepada
pelanggan.
3. Lebih memaksimalkan teknologi informasi serta berbagai fasilitas yang
telah tersedia untuk menaikkan standard pelayanan kepada pelanggan.
4. Melakukan sosialisasi terhadap masyarakat khususnya petugas K3 ULP
Batulicin untuk sama-sama menjaga jaringan listrik dan menyadari akan
bahaya listrik, contohnya :
1) Sosialisasi kepada masyarakat untuk tidak memancing di bawah
jaringan listrik 20 KV, tidak memasang antena atau umbul-umbul
dekat dengan jaringan, tidak menebang pohon sembarangan (dekat
SUTM), dan lain-lain yang berhubungan dengan SUTM, karena hal
itu dapat membahayakan masyarakat itu sendiri, selain itu juga dapat
menjadi penyebab tripnya Recloser (terjadi gangguan Recloser).
2) Sosialisasi kepada para petugas telkom, petugas TV kabel agar
berhati-hati jika medan kerjanya dekat dengan SUTM.
3) Sosialisasi akan bahaya listrik kepada masyarakat khususnya bagi
masyarakat yang menolak ketika pohonnya yang mendekati SUTM
di tebang oleh petugas ROW.
5. Melakukan koordinasi kepada DLH (Dinas Lingkungan Hidup) terkait
penghijauan yang mana penghijauan itu lokasinya berada di bawah
jaringan JTM yang akan berdampak kedepannya.
42
DAFTAR PUSTAKA
Communication. Depok
43
LAMPIRAN-LAMPIRAN
44
B. Dokumentasi Kegiatan PKL
45
Right Of Way/ Perintisan
46
Pasang Selubung Seng dan Lidah Naga
47
C. Surat Kesedian Menerima PKL dari Kampus ke
Instansi
48
D. Surat Persetujuan Atas Permohonan PKL dari Instansi ke
Kampus
49