Anda di halaman 1dari 5

1. Dalam bahasa Belanda dikenal beberapa bentuk tata bahasa.

Dalam bahasa Belanda


dikenal adanya subjek, objek, kata kerja dan keterangan seperti halnya tata bahasa
Indonesia dan bahasa Inggris.
Perhatikan bentuk kalimat berikut ini:
- Ik heb gistermiddag op de fiets gereden
- je hebt gisteren bloemen cadeau gedaan als teken van Genegenheid
- De rechter pas artikel 35 toe
- De politie stelt het procesverbaal op
Pertanyaan:
Lakukan analisa contoh kalimat diatas, dalam bentuk struktur kalimat berita sederhana,
dalam subjek, persoonvorm, objek, keterangan, komplemen

2. Dalam istilah hukum dalam bahasa Inggris yang kemudian diserap kedalam bahasa
Indonesia, akan kita perlu memahami bentuk perbendaharaan kata dan tata bahasa
Inggris tersebut baik dari segi vocabulary-nya,maupun memahami dari bentuk kalimat
atau disebut sentence.

Perhatikan sentence bahasa Inggris dibawah ini: students carry out the semester exam.
students take their final exams in the semester, we are going on vacation with friends
Pertanyaan:
Uraikan unsur kalimat dalam bahasa Inggris, dalam bentuk tense, dan perumusan
bahasa Inggris yang diserap dalam bahasa Indonesia dalam bentuk legal term.

3. Indonesia is an independent country since 1945. Indonesia is a country rich in natural


resources in the form of natural products, such as petroleum and marine products as
well as biodiversity. Indonesia is a pluralistic country with diversity of ethnicities,
cultures, religions and customs. Indonesia consists of thousands of islands with 17,000,
11,100 regional languages and 714 ethnic groups, and are united by Bhineka Tunggal
Ika, in the Youth Pledge on October 28. As an Indonesian state that is pluralistic in
pluralism, it has been embodied in the basis of the Pancasila state and the 1945
Constitution, which establishes a sense of unity in mutual cooperation, cooperation,
tolerance among communities as the unitary state of the Republic of Indonesia.
Pertanyaan:
Lakukan analisis dalam bentuk penerapan tentang bentuk teknik membaca cepat dalam
skimming dan scanning dengan kalimat pertanyaan “what “ untuk skimming dan “
when, what dan who”untuk scanning dikaitkan dengan bacaan diatas

4. Dalam bahasa Indonesia hukum, adalah tentang pemahaman dalam bentuk beberapa
permasalahan dalam bahasa Indonesia hukum ,yang dapat digunakan dalam pemakaian
kata –kata dalam istilah hukum Indonesia yang kerap bertentangan dengan ejaaan
kaidah disempurnakan, pemakaian dalam bidang perbendaharaan istilah hukum, dalam
bentuk kesalahan dari istilah Indonesia hukum maka pembelajaran bahasa Indonesia
hukum bermanfaat untuk mengatasi kekurang sempurnaan bahasa yang digunakan
dalam bidang hukum
Pertanyaan:
Analisa permasalahan, kalimat dalam karangan ilmiah bidang hukum, dalam pemakaian
ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan
JAWABAN :

1. Z

2. P

3. Indonesia has been independent since 1945. Indonesia is a rich country. Indonesia consists of
thousands of islands with 17,000, 11,100 regional languages and 714 ethnic groups, united by
Bhineka Tunggal Ika, in the October 28 Youth Pledge. the basis of the State Constitution
Pancasila and the 1945 Constitution which uphold a sense of togetherness in mutual
cooperation, mutual cooperation, tolerance between communities as the unitary state of the
Republic of Indonesia

4. Bahasa Inggris diakui sebagai bahasa internasional. Begitu pula dalam karya tulis ilmiah. Agar
dapat mempublikasikan hasil penelitiannya pada masyarakat luas (dalam hal ini masyarakat
internasional), ada banyak peneliti yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar
dalam karya tulis ilmiahnya.
Jika karya tulis ilmiah menggunakan bahasa pengantar Inggris (atau bahasa asing lainnya),
pedoman dan aturan yang digunakan sesuai dengan bahasa yang digunakan. Jadi, jika bahasa
pengantar yang digunakan adalah bahasa Inggris, pedoman dan aturan yang digunakan adalah
pedoman dan aturan bahasa Inggris. Oleh karena itu, penggunaan bahasa di luar bahasa Inggris
(bahasa Indonesia atau Latin) ditulis dalam cetak miring.

Bahasa Hukum Indonesia sebagai Bahasa Tulis Ilmiah


Tidak berbeda dengan bidang ilmu lainnya, bahasa hukum Indonesia memiliki ciri-ciri bahasa
keilmuan (Moeliono 1974 dalam Natabaya 2000), yakni

1. lugas dan eksak karena menghindari kesamaran dan ketaksaan


2. objektif dan menekan prasangka pribadi
3. memberikan definisi yang cermat tentang nama, sifat, dan kategori yang diselidiki untuk
menghindari kesimpangsiuran
4. tidak beremosi dan menjauhi tafsiran yang bersensasi
5. membakukan makna kata-katanya, ungkapannya, dan gaya paparannya berdasarkan
konvensi
6. bercorak hemat, hanya kata yang diperlukan yang dipakai
7. bentuk, makna, fungsi kata ilmiah lebih mantap dan stabil daripada yang dimiliki kata biasa.
Bahasa hukum Indonesia dalam surat-menyurat khususnya, menurut Suryomurcito (2009), perlu
memperhatikan tata bahasa yang benar, istilah yang tepat, kosakata yang beragam, kalimat
yang singkat dan jelas, kalimat yang mengandung satu pokok pikiran, dan tanda baca yang
benar. Dengan kata lain, supaya masyarakat lebih mudah memahaminya, disarankan untuk
menghindari kalimat yang bertele-tele, jangan mengulang-ulang, jangan menggunakan istilah
yang tidak sesuai dengan yang digunakan di dalam undang-undang, jangan salah menggunakan
tanda baca, dan jangan salah ketik. Seperti hanya bahasa tulis ilmiah dalam bidang ilmu lainnya,
dalam dokumen hukum dibutuhkan penulisan bahasa Indonesia yang baik dan benar yang
menunjukkan intelektualitas penulisnya dalam menyampaikan aturan hukum di dalam ejaan
yang tepat dan benar serta rangkaian pesan yang tersusun dalam kalimat yang efektif.

Kalimat efektif, menurut Alwi (2001:38), adalah kalimat yang memperlihatkan bahwa proses
penyampaian oleh penulis dan pembaca berlangsung sempurna sehingga isi atau maksud yang
disampaikan oleh penulis tergambar lengkap dalam pikiran pembaca. Kalimat yang efektif dapat
dilihat dari ciri-ciri berikut: memiliki keutuhan atau keterkaitan makna antarunsur di dalam
kalimat; mempunyai kesejajaran struktur klausa dan kesejajaran makna/informasi;
memfokuskan unsur-unsur dengan mengulang bagian-bagian yang ditekankan; menunjukkan
penghematan dalam kata. Tulisan ini akan menyajikan pemakaian bahasa hukum di dalam surat
perjanjian kredit (2003), surat perjanjian kerja (2006), dan surat perjanjian pemberian pinjaman
(2008). Dengan menganalisisnya secara kualitatif, yaitu dengan memerikan gejala pemakaian
bahasa hukum, tulisan ini akan mengungkap penggunaan bahasa hukum yang sebenarnya.

Surat Perjanjian

Surat perjanjian adalah surat yang dibuat oleh dua pihak yang telah sepakat untuk suatu urusan.
Jenis surat perjanjian ada bermacam-macam, misalnya perjanjian jual beli, perjanjian sewa beli,
perjanjian sewa-menyewa, perjanjian kerja, dan perjanjian pinjaman uang. Surat perjanjian
dibuat sebagai bukti autentik adanya ikatan kedua belah pihak dan untuk menghindari
persengketaan di kemudian hari. Anatomi surat perjanjian terdiri dari (a) judul, (b) pembukaan,
(c) komparisi, (d) premis/dasar pertimbangan, (e) isi perjanjian, (f) penutup, dan (g) tanda
tangan dan lampiran (Widjaja 2004).

Temuan dan Pembahasan

Untuk mengungkap pemakaian bahasa hukum dalam ketiga surat perjanjian, ditemukan
beberapa pemakaian bahasa yang tidak benar, yang meliputi pemakaian ejaan dan tanda baca,
pemakaian bentuk jamak diikuti pengulangan kata, pemakaian kata yang bersinonim, pengaruh
unsur bahasa Inggris, pemakaian kata yang bersinonim, pemakaian bahwa di depan Subjek,
pemakaian bentuk kata yang tidak sejajar, pemakaian kalimat yang panjang, dan pemakaian
Dalam Hal dan Maka.

Pemakaian Ejaan dan Tanda baca


Bahasa ilmiah hendaknya memperhatikan penulisan ejaan dan tanda baca yang benar. Penulisan
ejaan dan tanda baca yang benar menandakan penulis memperhatikan kaidah-kaidah
kebahasaan dan mampu menggunakannya secara tepat untuk menyatakan maksudnya. Kadang
kala pemakaian tanda baca yang tidak tepat dapat mengakibatkan makna yang disampaikan
berubah. Salah satu tanda baca yang sering digunakan di dalam bahasa hukum, khususnya di
dalam surat perjanjian adalah titik koma.Terlepas dari struktur kalimatnya, perhatikan contoh
(1) berikut.

1. ahwa Para Pihak masing-masing dalam kedudukannya sebagaimana tersebut di atas


terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut:
Bahwa Pihak Pertama merupakan perusahaan yang bergerak dibidang asuransi jiwa;
Dalam kaidah bahasa Indonesia, tanda titik dua diganti titik satu pada kalimat lengkap
yang diikuti perincian berupa kalimat lengkap pula, dan perincian diakhiri tanda titik
(Utorodewo, Felicia N. dkk. 2004). Oleh karena itu, pada kalimat pertama bukan  titik
dua  yang mengakhiri kalimat, melainkan titik satu  karena perincian berikutnya, yaitu
kalimat kedua, merupakan kalimat yang sudah lengkap pula (mengandung unsur Subjek-
Predikat-Pelengkap).  
Di samping titik dua, penulisan di agaknya juga masih belum diperhatikan oleh
penulisnya. Di-  ditulis menyambung jika kata yang mengikutinya merupakan verba (kata
kerja). Kata berimbuhan di-  sebagai awalan dapat diubah ke dalam bentuk kalimat aktif.
Contoh: divonis-memvonis. Jika tidak berdampingan dengan verba, di ditulis terpisah,
misalnya di pengadilan, di atas.  Dengan demikian, kalimat kedua pada contoh
(1) dibidang diperbaiki menjadi  di bidang.
Contoh pemakaian tanda titik dua yang kurang tepat masih dapat dilihat pada (2) berikut
ini.
2.  Tanpa persetujuan tertulis dari BANK, selama kredit belum lunas DEBITUR tidak
diperkenankan untuk:
a. Menerima Kredit dari Bank lain,
b. Mengikatkan diri sebagai penjamin (borg) terhadap pihak ketiga.
Tanda baca titik dua seharusnya tidak muncul pada unsur-unsur yang masih merupakan
bagian dari kalimat yang bukan memberi penjelasan. Karena masih merupakan bagian
dari kalimat, setelah titik dua tidak perlu diawali dengan huruf kapital layaknya awal
kalimat. Juga kata lain di dalam kalimat yang bukan awal kalimat atau nama
orang/tempat, tidak perlu ditulis huruf kapital; begitu pula kata-kata dari bahasa asing
sebaiknya ditulis dengan huruf miring. Berikut perbaikan contoh (2).
(2a) Tanpa persetujuan tertulis dari bank, selama kredit belum lunas, debitor tidak
diperkenankan untuk
a. menerima kredit dari bank lain,
b. mengikatkan diri sebagai penjamin (borg) terhadap pihak ketiga.

Pemakaian bentuk jamak diikuti pengulangan kata

Tidak seperti dalam bahasa Inggris, untuk menyatakan bentuk jamak di dalam bahasa
Indonesia digunakan kata bermakna jamak, seperti beberapa, para, semua, atau kata
bilangan. Ketika bentuk jamak itu digunakan, nomina yang yang menyertainya tidak lagi
diulang katanya.
(3) a. Selalu mentaati dan melaksanakan semua peraturan perundang-undangan yang
berlaku, termasuk tetapi tidak terbatas kepada, seluruh ketentuan-ketentuanyang berlaku
serta sesuai standar profesionalisme, etika kerja dan kode etik yang lazim sebagai Tenaga
Pemasaran di Indonesia.
(4) DEBITUR dengan ini berjanji dan mengikat diri untuk mensahkan semua tindakan-
tindakan hukum…
Dalam contoh (3), selain kesalahan ejaan mentaati, yang seharusnya menaati, ditemukan
seluruh ketentuan-ketentuan dan contoh (4) semua tindakan-tindakan. Supaya lebih hemat
penggunaan katanya, diperbaiki masing-masing menjadi seluruh ketentuan dan semua
tindakan.

Pengaruh unsur bahasa Inggris

Pengaruh bahasa Inggris dalam bahasa hukum marak ditemukan. Hal tersebut dapat
disebabkan penulisnya seorang dwi/multibahasawan. Pengaruh bahasa Inggris tampak
dalam penggunaan kata which dan where, yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan
dimana, yang mana. Kedua kata terjemahan tersebut bukan berperilaku konjungsi seperti
halnya which dan where. Untuk itu, kata-kata tersebut sebaiknya tidak digunakan atau
diganti dengan kata lain (lihat 6a) untuk (6) atau meniadakan kata mana dalam (7) dan
menambahkan tersebut(7a).
(6) Para Pihak sepakat bahwa untuk pelaksanaan Perjanjian ini, Pihak Pertama akan
membuka rekening khusus pada Bank yang disepakati bersama oleh Para Pihak, yang mana
rekening tersebut akan digunakan oleh Para Pihak untuk mengelola dana masuk dan dana
keluar sehubungan dengan pelaksanaan Perjanjian ini (“Rekening Khusus”).

(7) Apabila DEBITUR terlambat membayar angsuran (pokok dan/atau bunga) sesuai jadwal
yang ditetapkan diatas, maka DEBITUR dikenakan denda sebesar 0,17% (nol koma tujuh
belas persil) per hari atas jumlah angsuran yang harus dibayar. Denda mana harus dibayar
secara sekaligus dan tunai bersamaan dengan angsuran yang tertunggak.

(6a) Para pihak sepakat bahwa untuk pelaksanaan perjanjian ini, Pihak Pertama akan
membuka rekening khusus pada bank yang disepakati bersama oleh para pihak. Rekening
tersebut akan digunakan oleh para pihak untuk mengelola dana masuk dan dana keluar
sehubungan dengan pelaksanaan perjanjian ini (“Rekening Khusus”).

(7a) […] Denda tersebut harus dibayar secara sekaligus dan tunai bersamaan dengan
angsuran yang tertunggak.

Dari dokumen surat-surat perjanjian yang diamati terbukti bahwa penulis dokumen hukum
belum menguasai kaidah bahasa Indonesia. Bahasa hukum Indonesia di dalam surat
perjanjian yang diamati masih menunjukkan kesalahan yang klise, seperti ketidaktepatan
dalam penggunaan ejaan, tanda baca, dan kalimat. Karena bahasa hukum merupakan
produk yang diperuntukkan bagi masyarakat dari kalangan mana pun, bukan hanya orang
dari kalangan hukum, seharusnya penyusun dokumen hukum lebih menyederhanakan
penyampaian pesan atau maksud dari aturan atau pernyataan di dalam pasal-pasalnya
sehingga pembaca lebih mudah dan cepat mencerna isinya. Penyampaian isi yang efektif
perlu didukung oleh kaidah ejaan bahasa Indonesia yang benar. Penulis menyarankan
agar ahli hukum adalah juga pemerhati bahasa Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai