Revisi Ke : 0
Berlaku Tgl : 1 Februari 2022
Ditetapkan Oleh :
Kepala UPT Puskesmas Bantarbolang
1
Jalan Raya Bantarbolang No.170 Kec. Bantarbolang Kab. Bantarbolang
Email : puskesmas.bantarbolang@yahoo.co.id
KATA PENGANTAR
2
Jalan Raya Bantarbolang No.170 Kec. Bantarbolang Kab. Bantarbolang
Email : puskesmas.bantarbolang@yahoo.co.id
DAFTAR ISI
BAB I..........................................................................................................4
PENDAHULUAAN.........................................................................................4
A. LATAR BELAKANG..............................................................................4
B. TUJUAN..............................................................................................4
C. BATASAN OPERASIONAL......................................................................5
BAB II..........................................................................................................7
RUANG LINGKUP.........................................................................................7
A. RUANG LINGKUP MANAJEMEN RESIKO............................................7
B. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN RESIKO........................................7
BAB III.......................................................................................................10
TATA LAKSANA..........................................................................................10
A. TETAPKAN KONTEKS........................................................................10
B. IDENTIFIKASI RESIKO......................................................................11
C. ANALISA RESIKO...........................................................................19
D. EVALUASI RESIKO.........................................................................20
E. KELOLA RESIKO...............................................................................21
BAB IV.......................................................................................................36
PELAPORAN...............................................................................................36
A. MEKANISME PELAPORAN................................................................36
B. BENTUK PELAPORAN.......................................................................36
BAB V........................................................................................................37
PENUTUP...................................................................................................37
DAFTAR
PUSTAKA...................................................................................................36
3
Jalan Raya Bantarbolang No.170 Kec. Bantarbolang Kab. Bantarbolang
Email : puskesmas.bantarbolang@yahoo.co.id
BAB I
PENDAHULUAAN
A. LATAR BELAKANG
Keselamatan pasien (safety) telah menjadi isu global termasuk
keselamatan pasien di Puskesmas. Ada lima isu penting yang terkait dengan
Keselamatan pasien di Puskesmas yaitu keselamatan pasien itu sendiri,
keselamatan petugas kesehatannya, keselamatan bangunan dan peralatan
puskesmas yang bisa berdampak kepada keselamatan pasien dan petugas,
keselamatan lingkungan yang berdampak kepada pencemaran lingkungan,
serta keselamatan keberlangsungan kemajuan Puskesmas itu sendiri. Kelima
aspek inilah yang nantinya menjadi penentu dalam peningkatan mutu
puskesmas khususnya dalam penanganan manajemen resiko di puskesmas.
UPT UPT Puskesmas Bantarbolang merupakan Puskesmas perkotaan
dimana pelayanan menjangkau masyarakat luas yang kompleks dari segi
pendidikan, pengetahuan, sosial, budaya serta ekonomi. Berkembangnya
ilmu teknologi dan tuntutan masyarakat akan pelayanan yang bermutu
menyebabkan kemajuan yang pesat di bidang kesehatan sehingga terdapat
banyak jenis obat, alat-alat kesehatan yang canggih, prosedur pemeriksaan
yang lebih lengkap, serta penambahan jenis tenaga profesi kesehatan.
Keberagaman dan kerutinan pelayanan apabila tidak dikelola dengan baik
bisa menyebabkan hal- hal yang tidak diinginkan.
Oleh karena itu UPT Puskemas Bantarbolang menetapkan Pedoman
Manejemen Resiko yang nantinya akan digunakan sebagai acuan dalam
penanganan resiko-resiko pelayanan klinis di UPT Puskesmas Bantarbolang.
B. TUJUAN
1. Memberikan panduan sistem manajemen resiko yang berlaku di UPT
Puskesmas Bantarbolang.
2. Memastikan sistem manajemen resiko berjalan dengan baik agar proses
indentifikasi, analisa dan pengelolaan resiko dapat memberi manfaat bagi
peningkatan mutu dan keselamatan pasein di UPT Puskesmas
Bantarbolang.
4
Jalan Raya Bantarbolang No.170 Kec. Bantarbolang Kab. Bantarbolang
Email : puskesmas.bantarbolang@yahoo.co.id
3. Membangun sistem monitoring dan komunikasi yang efektif diantara
petugas sehingga pencapaian tujuan dan penerapannya berjalan
berkesinambungan.
C. BATASAN OPERASIONAL
1. Risiko: peluang / probabilitas timbulnya suatu insiden (menurut WHO),
yang akan berdampak merugikan bagi pencapaian sasaran-sasaran
keselamatan pasien dan menurunkan mutu pelayanan.
2. Manajemen Risiko Puskesmas adalah upaya mengidentifikasi dan
mengelompokkanrisiko (grading) dan mengendalikan / mengelola risiko
tersebut baik secara proaktif risiko yangmungkin terjadi maupun reaktif
fterhadap insiden yang sudah terjadi agar memberikan dampak negatif
seminimal mungkin bagi keselamatan pasien dan mutu di Puskesmas.
3. Insiden Keselamatan Pasien (IKP) setiap kejadian yang tidak disengaja dan
kondisi yangmengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cidera pada
pasien. IKP terdiri dari Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), Kejadian Nyaris
Cedera (KNC), Kejadian Tidak Cedera (KTC), dan Kejadian Potensial
Cedera (KPC).
4. Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) adalah insiden yang mengakibatkan
cidera pada pasien.
5. Kejadian Nyaris Cidera (KNC) adalah insiden yang berpotensi
menimbulkan cidera pada pasien tapi yang belum sampai terpapar ke
pasien sehingga tidak ada cidera pada pasien.
6. Kejadian Tidak Cedera (KTC) adalah insiden yang berpotensi
mengakibatkan cidera pada pasien dan sudah terpapar ke pasien, tetapi
ternyata tidak menimbulkan cidera pada pasien.
7. Kondisi Potensial Cedera (KPC) adalah kondisi yang sangat berpotensi
untuk menimbulkan cidera, tetapi belum terjadi.
8. Kejadian Sentinel adalah suatu kejadian yang tidak diharapkan dan telah
mengakibatkan kematian atau cidera fisik / psikologis serius, atau
kecacatan pada pasien.Termasuk di dalam kejadian sentinel antara lain:
kematian yang tidak dapat diantisipasi dan tidak berhubungan dengan
penyebab alami dari penyakit pasien atau kondisi medis dasar pasien;
bunuh diri, kehilangan permanen dari sebagian besar fungsi tubuh yang
tidak berhubungan dengan penyakit dasar pasien; pembedahan yang
salah lokasi / salah prosedur / salah pasien; penculikan bayi atau bayi
yang dibawa pulang oleh orang tua yang salah.
5
Jalan Raya Bantarbolang No.170 Kec. Bantarbolang Kab. Bantarbolang
Email : puskesmas.bantarbolang@yahoo.co.id
9. Pelaporan insiden keselamatan pasien adalah suatu sistim untuk
mendokumentasikan laporan insiden keselamatan pasien, menganalisa
dan mengantisipasi / mengelola / mengendalikan insiden secara
berkesinambungan.
10. Risiko Sisa adalah sisa risiko tingkat terendah yang dapat dicapai
setelah upaya pengendalian / tindakan dilakukan.
11. Penilaian Risiko adalah upaya identifikasi dari risiko yang terjadi
atau berpotensi terjadi dalam pelayanan di rumah sakit dengan
mempertimbangkan klasifikasi dan derajat (grading) kerugian yang
mungkin terjadi sebagai akibat dari terpapar risiko tersebut.
12. Penilai Risiko adalah anggota dari staf (manager atau yang lain) yang
telah menghadiri pelatihan penilaian risiko. Hal ini adalah tanggung jawab
manajemen untuk memastikan bahwa tiap unit kerja memiliki paling
sedikit satu penilai risiko yang terlatih.
6
Jalan Raya Bantarbolang No.170 Kec. Bantarbolang Kab. Bantarbolang
Email : puskesmas.bantarbolang@yahoo.co.id
BAB II
RUANG LINGKUP
7
Jalan Raya Bantarbolang No.170 Kec. Bantarbolang Kab. Bantarbolang
Email : puskesmas.bantarbolang@yahoo.co.id
1. Tingkat Puskesmas oleh Tim Peningkatan Mutu dan Keselamatan
Pasein di Puskesmas.
2. Tingkat unit / poli oleh penanggung jawab masing-masing unit /
poli.
Uraian tanggung jawab manajemen resiko:
a. Tanggung jawab Kepala Puskesmas:
Menetapakan kebijakan mengenai manajemen resiko di
Puskesmas
Menetapkan dan membentuk Tim PMKP
Mengawasi dan memastikan sistem manajemen resiko berjalan
dengan baik dan berkembang
Menerima laporan dan merekomendasikan pengelolaan
pengendalian resiko sertamenindak lanjuti sesuai arahan dan
kebijakan Puskesmas termasuk pendanaan
Mengambil alih tanggung jawab pengelolaan insiden keselamatan
pasein sesuai tingkat resiko.
b. Tanggung jawab Manajemen Resiko (Tim.PMKP)
Membuat rencana kerja manajemen resiko di Puskesmas
Membentuk Tim Penilai Resiko
Menerima daftar resiko yang diberikan oleh penanngung jawab
unit / poli, menganalisa, evaluasi serta menindak lanjutinya
Menerima serta menganalisa temuan resiko yang berasal dari
luar (external)
Memantau serta mendorong semua petugas untuk
melaksanakan manajemen resiko
Melaporkan hasil temuan kepada Pimpinan Puskesmas dan
melakukan diskusi serta menindak lanjuti hasil diskusi
c. Tanggung jawab penanggung jawab unit / poli
Menerima laporan temuan – temuan resiko yang ada di unit /
poli
Membuat daftar dan penilaian resiko
Menganalisa sesuai tingkat kejadian apakah cukup
diselesaikan di tingkat unit
Mendorong rekan – rekan kerja untuk melakukan manjemen
resiko
8
Jalan Raya Bantarbolang No.170 Kec. Bantarbolang Kab. Bantarbolang
Email : puskesmas.bantarbolang@yahoo.co.id
Melaporkan semua daftar resiko, resiko yang sudah
diselesaikan di tingkat unit / poli serta melakukan diskusi
kepada Tim manajemen resiko untuk langkah – langkah ke
depannnya
d. Tanggung jawab petugas pemberi layanan klinis
Memberikan informasi kepada penangunggung jawab unit/ poli
setiap bahaya, resiko serta kejadian yang ada di unit/ poli
Melaksanakan panduan manajemen resiko yang telah
ditetapkan
Mencatat dan mendokumentasi apabila terjadi insiden resiko
klinis
Ikut serta dalam mengupayakan langkah-langkah
pengendalian resiko
9
Jalan Raya Bantarbolang No.170 Kec. Bantarbolang Kab. Bantarbolang
Email : puskesmas.bantarbolang@yahoo.co.id
BAB III
TATA LAKSANA
A. TETAPKAN KONTEKS
Tujuan, sasaran, strategi,ruang lingkup,kegiatan pada tahap ini harus
disusun dalam bentuk pedoman manjemen resiko Puskesmas.
10
Jalan Raya Bantarbolang No.170 Kec. Bantarbolang Kab. Bantarbolang
Email : puskesmas.bantarbolang@yahoo.co.id
B. IDENTIFIKASI RESIKO
Resiko pontensial dapat diidentifikasi dari berbagai sumber, misalnya:
Informasi dari internal yang didapat dari laporan masing-masing unit/poli
Informasi external yang didapat dari pedoman pemerintah, organisai atau
lembaga penelitian
Pemeriksaan atau audit eksternal
Berikut contoh daftar resiko berdasarkan ruang lingkupnya:
1. Area lingkungan
NO RESIKO
1 SARANA - Kerusakan bangunan atau sarana dan
prasaran
- Fasilitas sanitasi seperti wastafel buntu,
air tidak lancar, sampah medis tidak
tersedia, toilet rusak
2 Keamanan - Tersengat listrik
lingkungan - Terpapar dengan bahan berbahaya
- Tertimpa benda jatuh
- Tersiram air panas
- Terpeleset
- Pencurian
3 Limbah - Sistem pembuangan limbah yang belum
standar
- Paparan limbah pada lingkungan
11
Jalan Raya Bantarbolang No.170 Kec. Bantarbolang Kab. Bantarbolang
Email : puskesmas.bantarbolang@yahoo.co.id
medis
- Kehilangan / kesalhan penyimpanan rekam
medik
2. RUANG - Kesalahan mengidentifikasi pasein
PEMERIKS - Kesalahan dalam diagnosis
AAN - Kesalahan dalam pemberian resep
DOKTER - Kesalahan dalam terapi
(R. PU, R. - Kesalahan dalam edukasi
Pemeriksa - Tidak menggunakan Alat Pelindung Diri
an Anak,
R.
Pelayanan
KIA)
3. R. - Kesalahan dalam mengdentifikasi pasein
TINDAKAN - Kesalahan tindakan yang menimbulkan
perlukaan
- Menggunakan alat yang tidak steril
- Tidak menggunakan Alat Perlindungan Diri
- Insiden tertusuk jarum
- Limbah medis berceceran
- Paparan dengan luka terbuka atau cairan
tubuh pasein
- Kesalahan pemberian obat / injeksi
- Monitoring tindakan yang kurang baik
4. R. - Kesalahan dalam mengidentifikasi pasein
IMUNISASI - Kesalahan dalam pengkajian (tanda –tanda
vital)
- Kesalahan cara pemberian imunisasi
- Kesalahan jenis dan dosis vaksin
- Menggunakan alat yang tidak steril
- Tidak menggunakan Alat Perlindungan Diri
- Insiden petugas tertusuk jarum
- Limbah medis berceceran
- Insiden kegagalan pemberian imunisasi
- Insiden efek samping imunisasi
5. R. - Penulisan resep yang tidak baik
12
Jalan Raya Bantarbolang No.170 Kec. Bantarbolang Kab. Bantarbolang
Email : puskesmas.bantarbolang@yahoo.co.id
PELAYANA - Riwayat alergi obat yang tidak teridentifikasi
N OBAT - Kesalahan identifikasi pasein dalam
pemberian obat
- Kegagalan memantau efek samping obat
- Kesalahan dosis / formula obat
- Kesal;ahan edukasi cara minum obat
6. R. - Kegagalan pengambilAn sampel sehingga
LABORAT menimbulkan perlukaan
ORIUM - Kesalahan pengambillan sampel
- Kesalahan pemberian label sampel
laboratorium
- Kesalahan penulisan hasil pemeriksaan
laboratorium
- Hasil pemeriksaan hilang atau tertukar
- Sampel rusak atau hilang
- Tidak menggunakan Alat Perlindungan Diri
- Tertelan bahan infeksius
- Tertusuk jarum
7. R. - Kesalahan dalam mengdentifikasi pasein
PELAYANA - Kesalahan tindakan yang menimbulkan
N KB perlukaan
- Menggunakan alat yang tidak steril
- Tidak menggunakan Alat Perlindungan Diri
- Insiden tertusuk jarum
- Limbah medis berceceran
- Paparan dengan luka terbuka atau cairan
tubuh pasein
- Kesalahan menulis resep dan dosis obat
- Kesalahan diagnosa
-
8. R. - Kesalahan tindakan yang menimbulkan
PEMERIKS perlukaan
AAN GIGI - Menggunakan alat yang tidak steril
- Tidak menggunakan Alat Perlindungan Diri
- Insiden tertusuk jarum
13
Jalan Raya Bantarbolang No.170 Kec. Bantarbolang Kab. Bantarbolang
Email : puskesmas.bantarbolang@yahoo.co.id
- Limbah medis berceceran
- Tergigit pasein
- Kesalahan menulis resep dan dosis obat
- Kesalahan diagnosa
- Kesalahan mengidentifikasi pasein
- Alat kompresor tiba-tiba rusak sehingga
tindakan ditunda
14
Jalan Raya Bantarbolang No.170 Kec. Bantarbolang Kab. Bantarbolang
Email : puskesmas.bantarbolang@yahoo.co.id
- Salah mengidentifikasi pasein
- Komunikasi yang tidak efektif saat
melakukan konseling
16
Jalan Raya Bantarbolang No.170 Kec. Bantarbolang Kab. Bantarbolang
Email : puskesmas.bantarbolang@yahoo.co.id
- Salah memberikan penjelasan
penggunaan ABATE
- Keracunan saat mengemas ABATE
9) ISPA
- Tertular karena tidak menggunakan
masker saat pemeriksaan
- Salah diagnosa dan terapi
10) Cacingan
- Kesalahan memberikan dosis obat
- Tidak menggunakan APD
11) Pelayanan PTM
- Kesalahan mengidentifikasi pasein
- Kesalahan diagnosa dan terapi
- Pasein lansia terjatuh
18
Jalan Raya Bantarbolang No.170 Kec. Bantarbolang Kab. Bantarbolang
Email : puskesmas.bantarbolang@yahoo.co.id
C. ANALISA RESIKO
Analisa dilakukan dengan menentukan score risiko atau insiden tersebut
untuk menentukan prioritas penanganan dan level manajemen yang harus
bertanggung jawab untuk mengelola / mengendalikan risiko / insiden
tersebut termasuk dalam kategori biru / hijau / kuning / merah.
Tabel 2. Score risiko
19
Jalan Raya Bantarbolang No.170 Kec. Bantarbolang Kab. Bantarbolang
Email : puskesmas.bantarbolang@yahoo.co.id
Hal ini akan menentukan evaluasi dan tata laksana selanjutnya.
Untuk risiko / insiden dengan kategori biru dan hijau maka evaluasi cukup
dengan investigasi sederhana sedangkan untuk kategori kuning dan merah
perlu dilakukan evaluasi lebih mendalam dengan metode RCA (root
causeanalysis – reaktif / responsive) atau HFMEA (healthcare failure mode
effect analysis – proaktif).
D. EVALUASI RESIKO
1. Risiko atau insiden yang sudah dianalisis akan dievaluasi lebih lanjut
sesuai skor dan grading yang didapat dalam analisis.
2. Pemeringkatan memerlukan keterampilan dan pengetahuan yang sesuai,
dan meliputi proses berikut :
a. Menilai secara obyektif beratnya / dampak / akibat dan menentukan
suatu skor
b. Menilai secara obyektif kemungkinan / peluang / frekuensi suatu
peristiwa terjadi danmenentukan suatu skor
c. Mengalikan dua parameter untuk memberi skor risiko
3. Penilaian risiko akan dilaksanakan dalam dua tahap.
a. Tahap pertama akan diselesaikan oleh penilai risiko yang terlatih,
yang akan mengidentifikasibahaya, efek yang mungkin terjadi dan
pemeringkatan risiko.
b. Tahap kedua dari penilaian akan dilakukan oleh Kepala Unit Kerja
yang akan melakukanverifikasi tahap pertama dan membuat suatu
rencana tindakan untuk mengatasi risiko.
.
20
Jalan Raya Bantarbolang No.170 Kec. Bantarbolang Kab. Bantarbolang
Email : puskesmas.bantarbolang@yahoo.co.id
E. KELOLA RESIKO
Setelah analisis dan evaluasi selesai dilakukan, maka tahap selanjutnya
adalah pengelolaan risiko insiden dengan target menghilangkan atau
menekan risiko hingga ke level terendah (risiko sisa) dan meminimalisir
dampak atau kerugian yang timbul dari insiden yang sudah terjadi.
21
Jalan Raya Bantarbolang No.170 Kec. Bantarbolang Kab. Bantarbolang
Email : puskesmas.bantarbolang@yahoo.co.id
1) Investigasi Sederhana
Dalam pengelolaan risiko / IKP yang masuk dalam kategori biru atau
hijau, maka tindak lanjutevaluasi dan penyelesaiannya dilakukan dengan
investigasi sederhana, melalui tahapan:
1. Identifikasi insiden dan di-grading
2. Mengumpulkan data dan informasi:
a. Observasi
b. Telaah
c. dokumen Wawancara
3. Kronologi kejadian
4. Analisa dan evaluasi sederhana:
a. penyebab langsung: - individu
22
Jalan Raya Bantarbolang No.170 Kec. Bantarbolang Kab. Bantarbolang
Email : puskesmas.bantarbolang@yahoo.co.id
- peralatan
- lingkungan tempat kerja
- prosedur kerja
b. penyebab tidak langsung: - individu
- tempat kerja
5. Rekomendasi: jangka pendek, jangka menengah, jangka panjang
23
Jalan Raya Bantarbolang No.170 Kec. Bantarbolang Kab. Bantarbolang
Email : puskesmas.bantarbolang@yahoo.co.id
1. Identifikasi Insiden: Root Cause Analysis digunakan untuk menganalisa
dan mengevaluasi IKP pada derajat kuning dan merah.
2. Tentukan tim investigator yang mewakili berbagai komponen:
a. Ketua PMKP
b. Tim penilai resiko ( penanggung jawab unit / poli)
c. Tim audit internal
d. Notulen ( Sekretaris PMKP)
Dalam hal insiden sentinel maka tim investigator harus terdiri dari:
a. Expert insiden dan analis expert external (misal yang tidak berlatar
belakang medis)
b. Senior management expert (misal direktur medis)
c. Senior clinical expert (misal konsultan senior)
d. Orang yang mengetahui unit kerja / bagian terkait dengan baik
namun tidak terlibat langsungdalam insiden tersebut .
3. Pengumpulan data dan informasi dilakukan di lapangan dengan berbagai
cara:
a. Observasi
Observasi langsung kepada praktek di lapangan dan tempat
kejadian
b. Telaah Dokumentasi
Meliputi penelusuran kepada rekam medik pasien dan seluruh
pedoman / panduan / SPO terkait dengan insiden untuk korelasi
keduanya
24
Jalan Raya Bantarbolang No.170 Kec. Bantarbolang Kab. Bantarbolang
Email : puskesmas.bantarbolang@yahoo.co.id
c. Wawancara
Dilakukan dalam sesi tertutup kepada setiap personil terkait secara
terpisahtermasukkepada pihak yang dirugikan / pasien dalam
insiden tersebut.
Tujuan pengumpulan informasi pada tahap ini:
a. Mengamankan informasi untuk memastikan dapat digunakan
selama investigasi dan jikakasus disidangkan ke pengadilan
b. Identifikasi kebijakan dan prosedur yang relevan
c. Menggambarkan insiden secara akurat
d. Mengorganisasi informasi
e. Memberikan petunjuk kepada tim investigasi
Dokumentasi semua bukti yang berkaitan dengan insiden harus
dikumpulkan sesegera mungkin:
- Semua catatan medis dan catatan keperawatan
- Semua hasil pemeriksaan yang berhubungan dan penunjang
diagnostik
- Incident report (laporan keselamatan pasien)
- Kebijakan dan prosedur
- Integrated care pathway yang berhubungan
- Pernyataan-pernyataan dan hasil observasi
- Bukti fisik
- Daftar staf yang terlibat
- Lakukan interview dengan semua orang yang terlibat
- Informasi mengenai kondisi yang dapat mempengaruhi terjadinya
insiden
- (misal pergantian jaga, ketersediaan petugas terlatih, kecukupan
tenaga, dll)
4. Pemetaan kronologi kejadian dilakukan dengan cara:
a. Kronologi naratif : berguna pada laporan akhir insiden
b. Time line: menelusuri rantai insiden secara kronologis dan berguna
untuk menemukanbagian dalan proses dimana insiden terjadi
c. Tubular Timeline: seperti timeline tapi lebih detail terutama dalam
hal good practice & CMP (Care Management Problem), berguna untuk
kejadian yang berlangsung lama
d. Time-Person Grid: untuk mengetahui pergerakan dan keberadaan
seseorang sebelum, selama dan sesudah kejadian. Berguna pada
25
Jalan Raya Bantarbolang No.170 Kec. Bantarbolang Kab. Bantarbolang
Email : puskesmas.bantarbolang@yahoo.co.id
kejadian yang melibatkan banyak orang namun dalam periode waktu
pendek.
5. CMP (Care Management Problem)
Adverse event yang berkaitan dengan penyimpangan dari standar
pelayanan yang telah ditetapkandan berdampak langsung atau tidak
langsung kepada pasien.
6. Analisa Informasi
a. Tehnik 5 Whys (atau tehnik why – why)
Bertanya secara berlapis dengan tujuan menemukan akar penyebab
masalah, denganmengidentifikasi gejala, penyebab langsung, faktor
kontributor, dan akhirnya akar masalah.
Dengan tehnik ini, investigator tidak boleh berhenti bertanya walaupun
sudah menemukanpneyebab langsung sebelum menemukan akar
penyebab masalah.
b. Analisis perubahan
Digunakan bila dicurigai adanya perubahan praktek daripada prosedur
yang seharusnya.
c. Analisis Barrier
d. Analisis Fish Bone
7. Rekomendasi dan tindak lanjut
26
Jalan Raya Bantarbolang No.170 Kec. Bantarbolang Kab. Bantarbolang
Email : puskesmas.bantarbolang@yahoo.co.id
Di dalam upaya mengurangi kemungkinan terjadinya suatu insiden,
metode HFMEA digunakanuntuk mengidentifikasi modus kegagalan
(kegagalan proses) yang berpotensi terjadi kemudianmengidentifikasi
dampak yang mungkin timbul diikuti analisis akar masalah, sebelum
melakukanredisain proses untuk meminimalisir risiko modus kegagalan /
dampaknya kepada pasien. HFMEA merupakan proses pro-aktif untuk
emperbaiki kinerja dengan mencegah potensikegagalan sebelum terjadi
sehingga akhirnya eningkatkan keselamatan pasien. (F = failure, yaitusaat
sistim tidak bekerja sesuai yang diharapkan; M = mode, yaitu cara /
perilaku yang dapatmenimbulkan kegagalan tersebut; E = effect, yaitu
dampak / konsekuensi dari modus kegagalantadi; A = analysis, yaitu upaya
investigasi terhadap proses secara detail).
Pada prinsipnya langkah-langkah untuk menjalankan HFMEA
meliputi:
1. Identifikasi proses yang berisiko tinggi (IDENTIFIKASI)
2. Bentuk tim HFMEA (TIM) dan menentukan masing-masing
peran.
3. Menggambarkan diagram dari proses tersebut (DIAGRAM
PROCESS)
4. Analisis hazard (HAZARD ANALYSIS):
a. Brainstorming kemungkinan kegagalan proses dan
menentukan dampaknya
b. Menentukan prioritas kegagalan proses yang akan
diperbaiki
c. Menentukan akar masalah dari kegagalan proses yang
sudah diprioritaskan tadi
5. Implementasi dan monitoring hasil dari redisain proses
tersebut
(ACTION & OUTCOME MEASURE)
Langkah 1. IDENTIFIKASI PROSES BERISIKO TINGGI
Proses yang dimaksud dapat merupakan proses yang baru dan belum
dilakukan (misalnya pembelian alat baru, pemakaian rekam medik elektronik,
redisain kamar bedah), proses yang sudah berjalan, berisiko tinggi walaupun
belum menimbulkan insiden (misalnya pemeriksaan di laboratorium), proses
klinik (misalnya proses pelayanan kateterisasi jantung), atau proses non medik
(pembayaran tagihan pasien asuransi). Dalam menentukan proses yang
hendak dianalisis dengan HFMEA, kumpulan proses yang ada digrading untuk
27
Jalan Raya Bantarbolang No.170 Kec. Bantarbolang Kab. Bantarbolang
Email : puskesmas.bantarbolang@yahoo.co.id
menentukan skor risikonya (sebagaimana dalam prosedur RCA, risk
assessment).
28
Jalan Raya Bantarbolang No.170 Kec. Bantarbolang Kab. Bantarbolang
Email : puskesmas.bantarbolang@yahoo.co.id
29
Jalan Raya Bantarbolang No.170 Kec. Bantarbolang Kab. Bantarbolang
Email : puskesmas.bantarbolang@yahoo.co.id
Langkah 3. GAMBARKAN ALUR PROSES
Gambarkan seluruh tahapan dalam alur proses beserta dengan sub-
proses dari masing-masing tahapan proses:
30
Jalan Raya Bantarbolang No.170 Kec. Bantarbolang Kab. Bantarbolang
Email : puskesmas.bantarbolang@yahoo.co.id
31
Jalan Raya Bantarbolang No.170 Kec. Bantarbolang Kab. Bantarbolang
Email : puskesmas.bantarbolang@yahoo.co.id
Langkah 4. HAZARD ANALYSIS
Failure Mode (Kegagalan Proses) yang dipilih dijabarkan lebih lanjut dan
lebih detail dalam tabelberikut:
32
Jalan Raya Bantarbolang No.170 Kec. Bantarbolang Kab. Bantarbolang
Email : puskesmas.bantarbolang@yahoo.co.id
33
Jalan Raya Bantarbolang No.170 Kec. Bantarbolang Kab. Bantarbolang
Email : puskesmas.bantarbolang@yahoo.co.id
34
Jalan Raya Bantarbolang No.170 Kec. Bantarbolang Kab. Bantarbolang
Email : puskesmas.bantarbolang@yahoo.co.id
Bila dari analisa Pohon Keputusan berakhir pada STOP, maka tidak
perlu lagi meneruskanpencarian akar masalah untuk hazard ini karena
berarti hazard tersebut tidak prioritas. Sedangkanhazard yang berakhir pada
titik hijau sebagaimana gambar di atas, perlu ditindaklanjuti sebagailangkah
ke-5.
35
Jalan Raya Bantarbolang No.170 Kec. Bantarbolang Kab. Bantarbolang
Email : puskesmas.bantarbolang@yahoo.co.id
BAB IV
PELAPORAN
A. MEKANISME PELAPORAN
Pengelolaan
Resiko
Kepala Puskesmas
Hasil dari pelaporan disampaikan dan di diskusikan dalam rapat
mini loka karya lintas program di Puskesmas setiap Tri wulan.
B. BENTUK PELAPORAN
Terlampir
36
Jalan Raya Bantarbolang No.170 Kec. Bantarbolang Kab. Bantarbolang
Email : puskesmas.bantarbolang@yahoo.co.id
BAB V
PENUTUP
37
Jalan Raya Bantarbolang No.170 Kec. Bantarbolang Kab. Bantarbolang
Email : puskesmas.bantarbolang@yahoo.co.id
DAFTAR PUSTAKA
38
Jalan Raya Bantarbolang No.170 Kec. Bantarbolang Kab. Bantarbolang
Email : puskesmas.bantarbolang@yahoo.co.id