Anda di halaman 1dari 8

PEDOMAN PEMERIKSAAN FISIK DIAGNOSTIK

UPT PUSKESMAS BANTARBOLANG

UPAYA PELAYANAN KLINIS


UPT PUSKESMAS BANTARBOLANG

Jl. Raya Bantarbolang No.170 Bantarbolang Kode Pos 52352 1


Email : puskesmas.bantarbolang@yahoo.co.id
BAB I
DEFINISI

A. PENDAHULUAN
Tujuan umum pemeriksaan fisik adalah untuk memperoleh informasi
mengetahui status kesehatan pasien. Tujuan definitife pemeriksaan fisik
adalah pertama, untuk mengidentifikasi status normal dan kemudian
mengetahui adanya variasi dari keadaan normal tersebut dengan cara
memvalidasi keluhan keluhan dan gejala gejala pasien,penapisan skrining
keadaan well – being pasien, dan pemantauan masalah kesehatan penyakit
pasien saat ini.
Tidak ada yang absolute mengenai metode yang digunakan dan system
yang harus dicakup dalam suatu pemeriksaan fisik. Penentuan pilihan
dipengaruhi oleh usia pasien,gejala,data fisik dan laboratorium lainya,serta
tujuan pemeriksaan itu sendiri ( misalnya penapisan/screening fisik
umum,pemeriksaan fisik spesifik,atau analis gejala gejala ). Kunjungan
berikutnya atau tindak lanjut merupakan kunjungan terjadwal untuk
mengkaji progresi atau penyembuhan dari suatu masalah atau
abnormalitas tertentu.
Pemeriksaan klinis umum adalah pemeriksaan mengenai tanda tanda
patologis pada tubuh dengan jalan melakukan inspeksi,palpasi perkusi, dan
auskultasi. Keempat cara pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan
semua indera dan dibantu oleh alat alat pemeriksaan yang lazim digunakan
dibidang kedokteran.
Diawal,kita melakukan pemeriksaan pemeriksaan umum secara
berurutan dan sitematis. Untuk pemeriksaan ini perlu dilakukan agar
didapat kesan secara umum disamping keluhan yang telah dinyatakn oleh
penderita sebelumnya.
Pada pemeriksaan status pasien kita lakukan pemeriksaan untuk
menetapkan tingkat tingkat kesadaran penderita,menetapkan keadaan
umum,menetapkan keadaan penyakit,menetapkan keadaan
gizi,menetapkan bentuk badan dan habitus,serta menetapkan tanda vital.

B. TUJUAN
Tujuan Umum:
Tersedianya sumber daya kesehatan dan alat kesehatan untuk
pemeriksaan fisik diagnostik di Puskesmas.

Jl. Raya Bantarbolang No.170 Bantarbolang Kode Pos 52352 2


Email : puskesmas.bantarbolang@yahoo.co.id
Tujuan Khusus:
1. Tersusunnya pedoman pemeriksaan fisik diagnostik
2. Memberikan pedoman perencanaan tentang pemeriksaan fisik
diagnostik,pengdaan alat kesehatan dan pengadaan alat
pemeriksaan alat penunjang diagnostik.
3. Dasar pengkajian dalam rencana pengembangan pelayanan
Puskesmas.

C. SASARAN
- Manajemen kinerja karyawan dilaksanakan di semua unit pelayanan
- Manajemen kinerja atasan langsung

Jl. Raya Bantarbolang No.170 Bantarbolang Kode Pos 52352 3


Email : puskesmas.bantarbolang@yahoo.co.id
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KESADARAN
Kesadaran pasien dapat diperiksa secara inspeksi dengan melihat
reaksi pasien yang wajar terhadap stimulus visual,auditor maupun
taktil. Seorang yang sadar dapat tertidur tapi segera terbangun bila
dirangsang. Bila perlu,tingkat kesadaran dapat diperiksa dengan
memberikan rangsang nyeri.

Skala koma Glasgow.


Untuk mengikuti perkembangan tingkat kesadaran dapat digunakan
skal koma Glosgow yang memperhatikan tanggapan response penderita
terhadap rangsang dan pemberian nilai pada respon tersebut. Tanggapan
respon penderita yang perlu diperhatikan adalah :
a. Membuka Mata Nilai
Spontan 4
Terhadap bicara ( suruh pasien membuka mata ) 3
Dengan rangsang nyeri ( tekan pada syaraf supraorbita 2
atau kuku jari )
Tidak ada reaksi ( dengan rangsang nyeri pasien tidak 1
membuka mata )

b. Respon Verbal ( bicara ) Nilai


Baik dan tak ada disorientasi ( dapat menjawab dengan
kalimat yang baik dan tahu dimana ia berada tahu 5
waktu,hari dan bulan)
Kacau (Confused) dapat berbicara dalam kalimat,namun
ada disorientasi waktu dan tempat 4
Tidak tepat (dapat mengucapkan kata kata, namun
tidak berupa kalimat dan tidak tepat) 3
Mengerang tidak mengucapkan kata,hanya suara 2
mengerang
Tidak ada jawaban 1

c. Respons Motorik Nilai


Menurut perintah ( misalnya disuruh ” angkat tangan ” 6
Mengetahui lokasi nyeri 5
Jl. Raya Bantarbolang No.170 Bantarbolang Kode Pos 52352 4
Email : puskesmas.bantarbolang@yahoo.co.id
Reaksi menghindar 4
Reaksi fleksi ( dikortikasi ) 3
Reaksi ekstensi ( deserebrasi ) 2
Tidak ada reaksi 1
Bila kita gunakan skala Glasgow sebagai patokan untuk koma, maka
koma = tidak didapatkan respons membuka mata, bicara , dan
gerakan dengan jumlah nilai = 3

B. TINGKAT KESADARAN
b. Kompos mentis
Yaitu sadar sepenuhnya, baik terhadap dirinya maupun terhadap
lingkungannya. Pasien dapat menjawab pertanyaan pemeriksa
dengan baik.
c. Apatis.
Yaitu kesadaran dimana pasien tampak segan dan acuh tak acuh
terhadap lingkungannya.
d. Delirium.
Yaitu penurunan kesadaran disertai kekacauan motorik dan siklus
tidur bangun terganggu. Pasien tampak gaduh,kacau, disorientasi
dan meronta ronta
e. Somnolen (letargia, obtudasi, hipersomania)
Yaitu kesadaran mengantuk yang masih dapat pulih penuh bila
dirangsang,tetapi bila rangsang berhenti, pasien akan tertidur
kembali.
f. Supor ( stupor )
Yaitu keadan mengantuk yang dalam. Pasien dapat dibangunkan
dengan rangsang yang kuat, misalnya rangsang nyeri, tetapi pasien
tidak terbangun sempurna dan tidak dapat memberikan jawaban
verbal yang baik.
g. Semi Koma ( koma ringan )
Yaitu penurunan kesadaran yang tidak memberikan respon terhadap
rangsang verbal, dan tidak dapat dibangunkan sama sekali, tetapi
reflek ( kornea pupil masih baik ). Respon terhadap rangsang nyeri
tidak adekuat.

Jl. Raya Bantarbolang No.170 Bantarbolang Kode Pos 52352 5


Email : puskesmas.bantarbolang@yahoo.co.id
BAB III
TATA LAKSANA
Pengorganisasian

Pelindung
Kepala Puskesmas

Wakil Manajemen Mutu

Ketua tim mutu klinis dan


keselamatan pasien

Unit Unit Puskesmas mampu Unit


Rawat jalan Penunjang bersalin farmasi

A. TATA HUBUNGAN KERJA dan PELAPORAN


1. Tata Hubungan Kerja
Ketua tim mutu klinis dan keselamatan pasien bertugas
melakukan koordinasi mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai
dengan monitoring kegiatan manajemen resiko klinis di UPT
Puskesmas Bantarbolang. Penanggung jawab di tiap - tiap unit
pelayanan melakukan koordinasi, pelaksanaan dan monitoring
kegiatan evaluasi manajemen resiko klinis pada unit yang menjadi
tanggung jawabnya. Ketua tim mutu klinis dan keselamatan pasien
bertanggung jawab terhadap wakil manajemen mutu dalam
pelaksanaan kegiatan peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
Wakil manajemen mutu bersama dengan tim mutu klinis dan
keselamatan pasien, mengadakan rapat koordinasi tiap tiga bulan
untuk memonitor kemajuan dalam pelaksanaan kegiatan dan
mengatasi permasalahan.

2. Pelaporan
Tiap unit melaporkan kegiatan setiap bulan kepada ketua tim
mutu klinis dalam bentuk laporan bulanan. Ketua tim mutu klinis
dan keselamatan pasien melaporkan kegiatan manajemen resiko

Jl. Raya Bantarbolang No.170 Bantarbolang Kode Pos 52352 6


Email : puskesmas.bantarbolang@yahoo.co.id
klinis kepada Kepala Puskesmas dengan tembusan kepada wakil
manajemen mutu tiap tiga bulan.

Jl. Raya Bantarbolang No.170 Bantarbolang Kode Pos 52352 7


Email : puskesmas.bantarbolang@yahoo.co.id
BAB IV
DOKUMENTASI

A. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN dan PELAPORAN


Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan dilakukan tiap tiga bulan
sesuai dengan jadwal kegiatan dengan pelaporan hasil- hasil yang
dicapai pada tribulan itu.

B. PENCATATAN,PELAPORAN dan EVALUASI KEGIATAN


1. Penilaian dilakukan setahun sekali oleh atasan langsung..
2. Dilakukan pelaporan hasil analisis manajemen oleh koordinator
tim mutu klinis dan dilaporkan dinas Kesehatan .
3. Dilakukan pelaporan tahunan hasil analisis penilaian.

Jl. Raya Bantarbolang No.170 Bantarbolang Kode Pos 52352 8


Email : puskesmas.bantarbolang@yahoo.co.id

Anda mungkin juga menyukai