PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Paradigma pelayanan kesehatan sudah mulai berubah dengan memusatkan pelayanan
kesehatan pada pasien. Tidak lagi menempatkan salah satu profesi sebagai pusat pelayanan,
melainkan dibutuhkan adanya integrasi asuhan dari berbagai profesi pemberi layanan (Komisi
Akreditasi Rumah Sakit, 2015).
Asuhan pasien dalam standart akreditasi Rumah Sakit harus dilaksanakan berdasarkan pola
pelayanan yang berfokus pada pasien (Patient Centered Care), asuhan diberikan berbasis kebutuhan
pelayanan pasien. Proses asuhan bersifat dinamis dan melibatkan banyak praktisi pemberi pelayanan
kesehatan, serta dapat melibatkan berbagai unit kerja dan pelayanan yang berada dalam catatan
asuhan terintegrasi (Komisi Akreditasi, 2015).
Untuk memastikan pelayanan Rumah Sakit kepada pasien sesuai standart, bermutu, efisien,
efektif dan berfokus pada pasien, salah satu unsur dalam system pelayanan adalah adanya Case
Manager dirumah sakit..
Manager Pelayanan Pasien (Case Manager) adalah profesional dalam Rumah Sakit yang
bekerja secara kolaboratif dengan PPA, memastikan bahwa pasien dirawat serta ditransisikan ke
tingkat asuhan yang tepat, dalam perencanaan asuhan yang efektif dan menerima pengobatan yang
ditentukan, serta didukung pelayanan dan perencanaan yang dibutuhkan selama maupun sesudah
perawatan Rumah Sakit.
Pelaksanaan fungsi dan tugas dari case manager harus selalu berpedoman pada standart
ditetapkan oleh organisasi profesi case manager. Standart fungsi ini akan menuntun case manager
untuk dapat melaksanakan apa menjadi tanggung jawabnya secara etis, efektif dan aman sehingga
dapat melindungi klien dari pelayanan yang diberikan oleh case manager (MSA,2017). Pelaksanaan
fungsi dan tugas case manager agar bisa berjalan optimal, perlu didukung dengan adanya
format/instrument fungsi tugas case manager yang sesuai standart meliputi assesmen utilitas,
perencanaan, fasilitas dan advokasi, koordinasi pelayanan, evaluasi, dan tindak lanjut pasca
discharge (KARS, 2015).
Fenomena yang sekarang terjadi adalah ketidaktahuan case manager dalam
pendokumentasian dan belum optimalnya sosialisasi serta pelatihan case manager sehingga
pelaksanaan fungsi, tugas case manager belum berjalan dengan efektif dan efisien sehingga mutu
pelayanan yang diberikan belum optimal.
Pelaksanaan fungsi tugas case manager dalam koordinasi dan integrasi antar petugas pemberi
pelayanan yang tidak berjalan dengan baik dapat menimbulkan banyak masalah dan menjadi keluhan
pasien. Banyak masalah yang dijumpai dalam penyediaan pelayanan antara lain : terjadinya
ketimpangan antar unit pelayanan karena ada bagian yang merasa paling berperan penting dalam
pelayanan, terjadinya kesalahan komunikasi interpersonal diantara masing-masing bagian pelayanan
dan sebagainya. Kondisi tersebut akhirnya menimbulkan terjadinya penyimpangan pelayanan pada
pasien, baik berupa ketidakpuasaan pasien ataupun medical error (KARS, 2015).
1
Berdasarkan uraian yang telah saya paparkan sebelumnya sehingga perlu dilakukan
pembahasan lebih lanjut mengenai fungsi, peran dan beberapa hal yang berhubungan dengan case
manager.
B. TUJUAN
Umum :
Mencegah terjadinya komplain pada pasien
Khusus:
Melaksankan perencanaan MPP, Monitoring, Identifikasi Masalah, Risiko, Kesempatan, Fasilitas,
Koordinasi, Komunikasi, Kolaborasi, advokasi, Hasil Pelayanan, Terminasi MPP)
C. SASARAN
Usia > 65 tahun
Pasien dengan fungsi koqnitif rendah
Pasien resiko tinggi
Potensi komplain tinggi
Kasus penyakit kronik, katastropik, terminal
Status fungsional rendah, kebutuhan bantuan ADL tinggi
Riwayat gangguan mental
Riwayat penggunaan peralatan medis
Sering masuk IGD, Readmisi Rumah Sakit
Perkiraan asuhan dengan biaya tinggi
Masalah finansial
Hari rawat yang panjang
Membutuhkan kontinuitas pelayanan
D. WAKTU PELAYANAN
Pencatatan dilakukan bila ada pasien memerlukan penanganan dari petugas MPP. Kemudian
data didokumentasikan di Form A dan Form B. Setelah itu dilaporkan tiap 3 bulan sekali kepada
Kepala Seksi Pelayanan Medis dan Direktur RS Mutiara Hati.
2
BAB II
HASIL KEGIATAN
HASIL KEGIATAN
Tabel 1.1 Skrinning Trimester 2
SKRINNING
Potensi
BULAN > 65 koqnitif resiko ADL gangguan riwayat readmisi asuhan dg masalah Hari rawat kontiunitas
komplain peny. Kronik
th rendah tinggi tinggi mental alat medis RS biaya tinggi finansial panjang pely.
tinggi
APRIL 1 1 12 32 7 12 0 0 4 30 29 4 25
MEI 0 0 32 38 3 18 0 0 7 34 37 1 18
JUNI 4 4 21 26 7 10 0 0 6 30 14 1 13
JUMLAH 5 5 65 96 17 40 0 0 17 94 80 6 56
3
Pembahasan tabel :
Pasien dengan usia lebih dari 65 tahun terdapat 5 pasien pada Trimester 2.
Pasien dengan fungsi koqnitif rendah pada Trimester 2 terdapat 5 pasien, meliputi pasien demensia
Pasien dengan resiko tinggi pada Trimester 2 terdapat 65 pasien meliputi pasien hamil dengan
malpresentasi, pasien anemia dengan tindakan transfusi dan diagnosa lebih dari 2 pada 1 pasien yang
membutuhkan tindakan lebih lanjut.
Pada skrinning Trimester 2 didapatkan jumlah total pasien yang berpotensi komplain tinggi
sebanyak 96 pasien yang meliputi pasien dengan masalah finansial, denda pelayan peserta BPJS,
serta pasien naik kelas.
Pasien dengan kasus penyakit kronik, katastropik, dan pasien dalam tahap terminal pada Trimester 2
didapatkan 17 pasien, meliputi pasien dengan Diabetes Mellitus, Hipertensi, dan Asthma
Pasien dengan kebutuhan bantuan ADL tinggi pada Trimester 2 didapatkan 40 pasien meliputi pasien
dengan diagnose Partus Prematurus Imminens, Abortus Imminen, Hiperemesis Gravidarum dan
pasien usia lanjut.
Pada skrinning trimester 2 tidak ditemukan pasien dengan riwayat gangguan mental atau gangguan
jiwa
Pada skrinning trimester 2 tidak ditemukan pasien dengan riwayat penggunaan alat medis
Pasien dengan readmisi Rumah sakit pada Trimester 2 didapatkan 17 pasien
Pasien dengan perkiraan asuhan biaya tinggi sebanyak 94 pasien meliputi pasien rawat inap tanpa
menggunakan asuransi dan pasien rawat bersama yakni pasien yang dirawat lebih dari 1 dokter
spesialis
Masalah finansial pada trimester 2 didapatkan sebanyak 80 pasien
Pada skrinning trimester 2 didapatkan 6 orang pasien dirawat dengan hari rawat yang panjang,
meliputi pasien DHF
Pada skrinning trimester 2 didapatkan 56 Pasien yang membutuhkan kontinuitas pelayanan, meliputi
pasien yang memerlukan rujukan ke pelayanan lain, dan pasien dengan Diagnosa Diabetes Melitus
serta Hipertensi yang memerlukan terapi tindak lanjut di rumah.
4
BAB III
PENUTUP
Dari hasil kegiatan case manager yang telah dilakukan diharapakan dapat memastikan bahwa pasien
dirawat serta ditransisikan ke tingkat asuhan yang tepat, dalam perencanaan asuhan yang efektif dan
menerima pengobatan yang ditentukan, serta didukung pelayanan dan perencanaan yang dibutuhkan selama
maupun sesudah perawatan Rumah Sakit sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan di RS. Mutiara Hati
Mojokerto.
Mengetahui,