Prosedur Kerja
a. Kran harus dibersihkan & disterilkan dgn lampu spirtus
b. Botol yg mempunyai tutup yg masuk kedalam leher harus diberi kertas pelindung
dan diikat dengan tali disekitar leher botol dan kemudian disterilkan
c. lalu mulut botol juga disterilkan dengan lampu spirtus,
d. kemudian kran dibuka, air dibiarkan mengalir sampai perkiraan 2-3 menit
e. isi botol tersebut dengan air 3/4 jangan sampe meluber.
f. kemudian ujung botol dibakar untuk diseterilkan
g. tutup rapat botol kemudian beri label pada botol yang berisi nama pengambil sampel,
waktu dan tempat pengambilan sampel, dimana kita mengambil sampel.
h. siap dibawa ke lab.
Metode ke 2
Alat yang digunakan :
a. Alkohol 70%
b. Penjepit
c. Kapas setril
d. Botol tempat sampel air
Prosedur Kerja
a. Buka kran air yang akan kita ambil sebagai sampel biarkan air mengalir kurang
lebih selama 1/ 2 menit, setelah satu menit tutup kran kembali.
b. Ambil penjepit dan kapas steril secukupnya lalu jepit kapas dengan penjepit.
c. Tuangkan alkohol 70 % hingga membasahi kapas.
d. Mengusap-usap bagian bibir keran dan mulut botol dengan penjepit yang udah
diberi kapas yang diberi alkohol untuk mematikan bakteri.
e. Menyiapkan botol dan buka keran air, ambil air secukupnya jangan sampai
meluber atau 3/4 botol.
f. Tutup rapat botol kemudian beri label pada botol yang berisi nama pengambil
sampel, waktu dan tempat pengambilan sampel, dimana kita mengambil sampel.
g. Terakhir smpel siap untuk di kirim atau dibawa ke laboratorium.
a. Sampel air diambil pada bagian yg mengalir dan dekat dgn permukaan air
b. Botol yg mempunyai tutup yg masuk kedalam leher harus diberi kertas pelindung
dan diikat dengan tali disekitar leher botol dan kemudian disterilkan
c. lalu mulut botol juga disterilkan dengan lampu spirtus,
d. Untuk sungai yg lebar dan luas ambil sampel dari tepi ± 1 mtr dari tepi
e. menyiapkan botol dan ambil air secukupnya jangan sampai meluber atau 3/4
botol
f. kemudian tutup botol dengan kencang, botol diberi label dengan mengisi : Nama,
Kode, Pemeriksaan Apa, Tanggal, Jam, T4 pengambilan, jenis saran, ada
pengolahan atau tidak, siapa & tanda tangan.
g. terakhir smpel siap untuk di kirim atau dibawa ke laboratorium.
D. Pengambilan Sampel Air Untuk Pemeriksaan Parameter Kimia
Cara Pemeriksaan Kualitas Fisik Air Dan Limbah Cair. Pada Kesempatan Kali Ini Informasi
Kesling Mencoba Berbagi Informasi Tentang Cara Pemeriksaan Kualitas Fisik Air Dan Limbah
Cair. Pencemaran Air Adalah Penyimpangan Sifat-Sifat Air Dari Keadaan Normal, Bukan Dari
Kemurniannya. Air Yang Tersebar Di Alam Tidak Pernah Terdapat Dalam Bentuk Murni, Tetapi
Bukan Berarti Semua Air Sudah Tercemar, Sebagai Contoh, Meskipun Daerah Pegunungan Atau
Hutan Terpencil Dengan Udara Yang Bersih Dan Bebas Dari Polusi, Air Hujan Selalu
Mengandung Bahan-Bahan Terlarut Seperti Co2, O2 Dan N2, Serta Bahan-Bahan Tersuspensi
Lainnya Seperti Debu Dan Partikel-Partikel Lain Yang Terbawa Atmosfer. Air Marupakan
Kebutuhan Mutlak Bagi Manusia Karena Tanpa Air Berbagai Proses Kehidupan Tidak Dapat
Berlangsung. Oleh Karena Peran Yang Sangat Penting Tersebut Air Dapat Berdampak Buruk
Bagi Kehidupan Apabila Air Tersebut Tidak Sesuai Lagi Dari Keadaan Normalnya.
B. Kekeruhan
Kekeruhan Air Disebabkan Oleh Zat Padat Yang Tersuspensi, Baik Yang Bersifat An
Organik Maupun Yang Bersifat Organik, Syarat Kekeruhan Pada Air Bersih Adalah 25
Ntu.
C. Rasa
Air Minum Biasanya Tidak Memberi Rasa/Tawar, Air Yang Tidak Tawar Dapat
Menunjukkan Kehadiran Berbagai Zat Yang Dapat Membahayakan Kesehatan, Seperti
Rasa Logam/Amis, Rasa Pahit, Asin Dan Sebagainya. Syarat Kesehatannya Tidak
Berasa.
D. Bau
Air Minum Yang Berbau Selain Tidak Estetis Juga Tidak Disukai Oleh Masyarakat, Bau
Air Dapat Memberikan Petunjuk Akan Kualitas Air, Syarat Air Bersih Dari Sisi Bau
Adalah Tidak Berbau.
E. Warna
Air Minum Sebaiknya Tidak Berwarna Untuk Alasan Estetis Dan Untuk Mencegah
Keracunan Dari Berbagai Zat Kimia Maupun Mikroorganisme. Warna Air Dapat
Disebabkan Adanya Tanin Dan Asam Humat Yang Terdapat Secara Alamiah Di Air
Rawa, Berwarna Kuning Muda, Menyerupai Urine, Syarat Keberadaan Warna Pada Air
Bersih Adalah 50 Tcu.
Persiapan Alat Dan Bahan Pemeriksaan Kualitas Fisik Air Dan Limbah Cair
A. Alat Untuk Pemeriksaan Bau Dan Rasa Air
1) Botol Contoh Dengan Tutup Asah Dari Gelas
2) Penangas Air Yang Dapat Diatur Suhunya;
3) Erlenmeyer 500 Ml Yang Bertutup Asah;
4) Gelas Ukur 25, 50, 100 Dan 200 Ml;
5) Pipet Ukur 10 Ml;
6) Termometer Yang Berskala (0-100)°C.
B. Bahan Untuk Pemeriksaan Bau Dan Rasa Air
Bahan Pengencer Yang Digunakan Adalah Air Suling Atau Air Demineralisasi Yang
Tidak Berbau.
2) Perhitungan
Warna Sampel (Unit Ptco) = A X 50/B
A : Adalah Perkiraan Unit Warna Sampel Yang Diencerkan
B : Adalah Ml Contoh Yang Diencerkan
Unit Warna Pembulatan Contoh Pembulatan
(Satuan Unit Ptco)
1 – 50 2,5 5;7;5,..........47,5
51- 100 5 50,55,.............95
101-250 10 100; 110;.........210
251-500 20 250;270;........480
Pengamatan terhadap kualitas udara memerlukan sampel dari lokasi-lokasi representatif yang
telah ditentukan. Untuk mengambil sampel udara, seorang PPC Udara dapat memilih salah satu
dari metode sampling berikut:
Active sampling, yaitu metode pengambilan sampel udara yang difasilitasi peralatan mekanik. Pada
umumnya, metode ini menggunakan pompa yang memiliki tiga elemen penting, yaitu:
– Calibrator yang berfungsi untuk mengetahui volume udara yang terisap atau terdorong;
– Sampling pump, yaitu alat berbentuk pompa yang digunakan untuk mengisap dan
Passive sampling, yaitu metode sampling udara yang dilakukan tanpa bantuan alat apa pun.
Metode sampling ini mengacu pada perpindahan udara secara alami melalui proses difusi atau
permeasi melewati membran.
Selanjutnya, udara akan dikumpulkan dalam lapisan udara statis (jika menggunakan proses
difusi) atau dalam media sampling tertentu (jika menggunakan proses permeasi melewati
membran).
Untuk membantu petugas pengumpul contoh udara dalam melaksanakan tugasnya, terdapat
dua panduan yang dapat digunakan, yaitu:
A. Teknik adsorpsi
Teknik ini merupakan teknik yang paling umum digunakan, terutama dalam sampling gas
atau uap organik. Sampel udara diisap melalui tabung yang memiliki dua bagian di
dalamnya, yaitu lapisan penyerap (sorben) dan bagian “backup section”.
B. Teknik absorpsi
Teknik ini lebih menekankan pada penggunaan sorben cair dalam mengumpulkan
kontaminan pada udara. Sampel udara akan melalui proses pembentukan gelembung
(bubbling) ke dalam sebuah cairan tertentu. Kemudian, cairan hasil proses bubbling ini
akan dianalisis di laboratorium.
Pengukuran suhu
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan thermometer yang dipaparkan pada
ruangan sampai menunjukkan angka yang stabil.
Pengukuran kelembaban relatif, Pengukuran dilakukan dengan
menggunakan hygrometer atau humidity meter yang dipaparkan pada ruangan sampai
menunjukkan angka yang stabil.
Kecepatan aliran udara
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat Kata termometer yang dipaparkan
selama ± 15 menit pada ruang kerja.
Metode settling plates.
Prinsip metod eini pada peletakan lempeng agar dalam petri diameter 100 mm yang
terbuka akan menampung pengendapan partikel mikroba udara sekitar 1 m3 selama
terpapar 15 menit, menggunakan media sampling standar brain heart infussion agar
atau trypticase soy agar. Metode ini mudah dan tidak mahal tapi hasilnya tidak betul-
betul kuantitatif.
Metode Volumetric Air Sampling
merupakan metode kuantitatif yang lebih tepat, karena partikel udara yang lebih kecil
(3 mm) dengan kondisi kelembaban udara akan tetap tersuspensi di udara, tidak turun
mengendap di permukaan suatu lempeng agar tetapi dengan metode high- velocity-
volumetric air sampling, partikel kecil di udara dapat ditarik dengan kecepatan tinggi
ke dalam saluran alat oleh karena suatu pompa (vacuum pump). Selain itu keuntungan
pada partikel ukuran besar yang umumnya di udara rumah sakit, rerata 10- 15 mm,
dapat ditarik masuk ke dalam media cair (collection fluid) dan terjadi gelembung-
gelembung udara yang dapat memecahkan partikel besar sehingga semua kandungan
sel- sel mikroba yang hidup akan terpencar dan merata menimpa, menempel pada
permukaan lempeng agar yang mengandung nutrisi (brain heart infussion agar
atau trypticase soy agar atau Mueller Hinton Agar dan Saboroud Glucosa Agar),
sehingga merefleksi jumlah total mikroba di dalam udara per satuan m 3. Sedangkan
untuk random sampling udara yang akurat dan sering dilakukan menggunakan
metode slit sampling atau centrifugal sampling atau staged sampling. Kecepatan aliran
udara harus dikalibrasi dengan tepat untuk menjamin hasil yang akurat.
a. Waktu pengambilan sampel udara adalah setelah proses sterilisasi dan pembersihan
ruangan.
b. Lakukan uji fungsi alat microbiology air sampler yang digunakan untuk mengambil
sampel udara.
c. Lepas kipas dan pelindungnya lalu bungkus dengan kertas, sterilkan dalam autoclave
dengan suhu 12 1°C selama 15 menit atau dengan sterilisasi kering dengan suhu 70°C
selama 1 jam.
d. Badan alat didesinfeksi dengan menggunakan alcohol 70 % atau desinfektan lainnya.
e. Pasang battey pada alat atau adaptor
f. Pasang kembali kipas dan pelindung pada badan alat.
g. Atur waktu sesuai dengan lama pengambilan sampel yang direncanakan yaitu 4
menit.
h. Pasang alat pada piring penyangga / tripod
i. Siapkan agar strip (media agar)
j. Tempatkan alat pada titik pengambilan sampel.
k. Lepaskan media agar strip dari kemasannya dan segera pasangkan pada tempatnya
(pelindung kipas) dengan posisi permukaan agar strip mengarah kipas.
l. Hidupkan alat.
m. Tekan tombol start pada remote starter (jarak pengukur dengan alat minimal 3 meter)
tinggalkan ruangan apabila alat sedang beroperasi.
n. Alat akan berhenti secara otomatis sesuai dengan pengaturan waktu.
o. Pengukur segera masuk dan mematikan alat.
p. Lepaskan media agar strip dari tempatnya dan masukkan kembali pada kemasannya,
tutup rapat dan disegel.
q. Beri keterangan atau label seperlunya antara lain: waktu pengambilan, lokasi/ tempat,
lama pengambilan sampel, dan nama pengukur.
r. Amankan agar strip dengan cara: lapisi agar strip dengan aluminium foil, simpan
pada cool box (kotak pendingin ) dengan suhu 4- 10 ºC
s. Masukkan agar strip pada incubator dengan suhu 30- 35 ºC dan selama 24 jam (bila
24 jam tidak ada pertumbuhan kuman, pembiakan 24 jam lagi).
t. Setelah waktu pembiakan kuman selesai, jumlah koloni kuman yang tumbuh dihitung
dengan menggunakan colony counter.
Ruang operasi
Ruang perawatan
Ruang isolasi
Ruang cuci
Dapur
a). Persiapan
Lakukan uji fungsi alat
Lepas kipas dan pelindungnya lalu bungkus dengan kertas, sterilkan dalam autoclave dengan
suhu 121oC selama 15 menit atau dengan sterilisasi kering dengan suhu 70oC selama 1 jam.
- Badan alat didesinfeksi dengan menggunakan alkohol 70% atau desinfektan lainnya.
- Pasang battery pada alat atau adaptor.
- Pasang kembali kipas dan pelindung pada badan alat.
- Atur waktu sesuai dengan lama pengambilan sampel yang direncanakan antara lain : ruang
operasi dan ruang isolasi = 4 menit, ruang perawatan = 2 menit
- Pasang alat pada piring penyangga / Tripod.
- Siapkan agar strip (media agar)
b). Pelaksanaan
- Impinger yang telah berisi larutan fisiologis NaCl 0,9% dihubungkan dengan flow meter
- Hidupkan alat dan atur flow meter 1-2 lpm.
- Baca dan catat flowmeter pada skala indicator.
- Lakukan pengambilan sampel selama 15 – 30 menit, sesuai dengan kondisi kebersihan ruang.
- Matikan alat dan lepaskan impinger dari badan alat.
- Masukkan sampel dalam cool box dan dikirim ke laboratorium.
c) Metode analisis
- Siapkan 5 petridish steril.
- tuangkan sampel ke dalam 4 petridis steril masing-masing 1 ml
- pada petridis ke 5 digunakan sebagai kontrol (tanpa sampel).
- pada ke 5 petridis masing-masing tuangkan media agar (Plate Count Agar) sebanyak 10 - 15 ml
dalam suhu 46 – 50oC.
- goyangkan ke 5 petridis secara perlahan agar bercampur merata.
- Diamkan petridish yang berisi sampel sampai membeku. Kemudian masukan kedalam
inkubator pada suhu 35oC selama + 24 - 48 jam dengan posisi petridis terbalik.
- Koloni yang tumbuh dihitung pada Coloni Counter.
Perhitungan :
R (koloni/ml) = (a-e) + (b-e) + (c-e ) + (d-e)
-----------------------------------------
4
R x V x 1000/M3
JK = -----------------------------
Q x t
Keterangan :
JK = Jumlah Kuman
R = Jumlah koloni rata-rata
V = larutan fisiologis (ml)
Q = Debit aliran udara (L/menit)
t = Lamanya waktu pengambilan sampel (menit)
a-d = Jumlah kuman di petridis a,b,c dan d
e = Jumlah kuman pada petridis e (kontrol)