Anda di halaman 1dari 23

Prosedur Pengambilan Sampel Air bersih dan Air Limbah dan Pemeriksaan Kualitas Fisik

A. Pengambilan Sampel Air lewat pipa kran & Sumur Pompa


Metode ke 1
 Alat yang digunakan :
a. Botol Bersih & steril
b. Botol mempunyai tutup atas & mulut yg cukup lebar
c. Volume botol = 250 ML
d. Lampu Spirtus / Korek Api

 Prosedur Kerja
a. Kran harus dibersihkan & disterilkan dgn lampu spirtus
b. Botol yg mempunyai tutup yg masuk kedalam leher harus diberi kertas pelindung
dan diikat dengan tali disekitar leher botol dan kemudian disterilkan
c. lalu mulut botol juga disterilkan dengan lampu spirtus,
d. kemudian kran dibuka, air dibiarkan mengalir sampai perkiraan 2-3 menit 
e. isi botol tersebut dengan air 3/4 jangan sampe meluber.
f. kemudian ujung botol dibakar untuk diseterilkan 
g. tutup rapat botol kemudian beri label pada botol yang berisi nama pengambil sampel,
waktu dan tempat pengambilan sampel, dimana kita mengambil sampel.
h. siap dibawa ke lab.
Metode ke 2
 Alat yang digunakan :
a. Alkohol 70%
b. Penjepit
c. Kapas setril
d. Botol tempat sampel air

 Prosedur Kerja
a. Buka kran air yang akan kita ambil sebagai sampel biarkan air mengalir kurang
lebih selama 1/ 2 menit, setelah satu menit tutup kran kembali.
b. Ambil penjepit dan kapas steril secukupnya lalu jepit kapas dengan penjepit.
c. Tuangkan alkohol 70 % hingga membasahi kapas.
d. Mengusap-usap bagian bibir keran dan mulut botol dengan penjepit yang udah
diberi kapas yang diberi alkohol untuk mematikan bakteri.
e. Menyiapkan botol dan buka keran air, ambil air secukupnya jangan sampai
meluber atau 3/4 botol.
f. Tutup rapat botol kemudian beri label pada botol yang berisi nama pengambil
sampel, waktu dan tempat pengambilan sampel, dimana kita mengambil sampel.
g. Terakhir smpel siap untuk di kirim atau dibawa ke laboratorium.

B. Pengambilan Sampel Mata Air dan Sumur Gali


 Alat yang digunakan :
a. Alkohol 70%
b. Penjepit
c. Kapas setril
d. Botol tempat sampel air
e. Tali
f. Pemberat
g. Kertas Kopi
 Prosedur Kerja

a. Bungkus botol tersebut dengan kertas kopi


b. Siapkan Botol, dan ikat botol tersebut dengan tali,  serta ikat pemberatnya pada
bagian bawah botol/samping
c. ambil penjepit dan kapas steril secukupnya lalu jepit kapas dengan penjepit
d. tuangkan alkohol 70 % hingga membasahi kapas
e. mengusap-usap bagian bibir keran dan mulut botol dengan penjepit yang udah
diberi kapas yang diberi alkohol untuk mematikan bakteri.
f. masukan botol kedalam sumur gali, dengan catatan botol ditanamnya perlahan
sehingga mulut tutup botol masuk kedalam air minimal 10 Cm. Setelah terisi
penuh, botol diangkat dan sebagian isinya dibuang sehingga volume sampel air
tinggal 2/3 volume. 
g. Pada pengambilan sampel air pada mata air atau sumur gali harus diperhatikan
bahwa jangan sampai botol bersentuhan dengan dinding mata air sumur. 
h. tutup botol sampel tersebut
i. kemudian kertas pembungkus dibuka, caranya botol dipegang dibagian bawah yg
masih ada kertasnya, sehingga tangan tdk bersentuh dgn botol, lalu tali dibuka.
j. kemudian beri label pada botol yang berisi nama pengambil sampel, waktu dan
tempat pengambilan sampel, dimana kita mengambil sampel.
k. terakhir smpel siap untuk di kirim atau dibawa ke laboratorium.
C. Pengambilan Sampel Air Pada Sungai untuk pemeriksaan parameter Mikrobiologi
 Alat yang digunakan :
a. Botol Bersih & steril
b. Botol mempunyai tutup atas & mulut yg cukup lebar
c. Volume botol = 250 ML
d. Lampu Spirtus / Korek Api

 Prosedur Cara Kerja

a. Sampel air diambil pada bagian yg mengalir dan dekat dgn permukaan air
b. Botol yg mempunyai tutup yg masuk kedalam leher harus diberi kertas pelindung
dan diikat dengan tali disekitar leher botol dan kemudian disterilkan
c. lalu mulut botol juga disterilkan dengan lampu spirtus, 
d. Untuk sungai yg lebar dan luas ambil sampel dari tepi ± 1 mtr dari tepi
e.  menyiapkan botol dan ambil air secukupnya jangan sampai meluber atau 3/4
botol
f. kemudian tutup botol dengan kencang, botol diberi label dengan mengisi : Nama,
Kode, Pemeriksaan Apa, Tanggal, Jam, T4 pengambilan, jenis saran, ada
pengolahan atau tidak, siapa & tanda tangan. 
g. terakhir smpel siap untuk di kirim atau dibawa ke laboratorium.
D. Pengambilan Sampel Air Untuk  Pemeriksaan Parameter Kimia

 Alat yang digunakan :


e. Botol Bersih & steril
f. Botol mempunyai tutup atas & mulut yg cukup lebar
g. Volume botol = 250 ML
h. Lampu Spirtus / Korek Api

 Sampel Air Bersih


a. Sampel yang diambil ± 2 liter
b. batas waktu Air Bersih  :  72 jam, Air sedikit tercemar : 28 jam, dan 
Batas Waktu Air Kotor/Limbah : 12 jam

 Teknis Pengambilan Sampel Air  : Air Sungai, danau, sumur. 


a. Alat yang dipakai Botol Timba
Pengambilan Pertama air dibuang untuk dibilas / bersihkan botol, 
b. Pengambilan Ke dua  bilas tempat/jerigen, 
c. Pengambilan ketiga  air diisi kedepan arah tempat dgn cara membalikan botol
sehingga ujung pipa diluar ruang dasarnya tidak terjadi aerasi
d. kemudian tutup botol dengan kencang, botol diberi label dengan mengisi : Nama,
Kode, Pemeriksaan Apa, Tanggal, Jam, Tempat pengambilan, jenis saran, ada
pengolahan atau tidak, siapa & tanda tangan. 
e. terakhir smpel siap untuk di kirim atau dibawa ke laboratorium.
 Pemeriksaan Cara Pemeriksaan Kualitas Fisik Air Dan Limbah Cair
 

Cara Pemeriksaan Kualitas Fisik Air Dan Limbah Cair. Pada Kesempatan Kali Ini Informasi
Kesling Mencoba Berbagi Informasi Tentang Cara Pemeriksaan Kualitas Fisik Air Dan Limbah
Cair. Pencemaran Air Adalah Penyimpangan Sifat-Sifat Air Dari Keadaan Normal, Bukan Dari
Kemurniannya. Air Yang Tersebar Di Alam Tidak Pernah Terdapat Dalam Bentuk Murni, Tetapi
Bukan Berarti Semua Air Sudah Tercemar, Sebagai Contoh, Meskipun Daerah Pegunungan Atau
Hutan Terpencil Dengan Udara Yang Bersih Dan Bebas Dari Polusi, Air Hujan Selalu
Mengandung Bahan-Bahan Terlarut Seperti Co2, O2 Dan N2, Serta Bahan-Bahan Tersuspensi
Lainnya Seperti Debu Dan Partikel-Partikel Lain Yang Terbawa Atmosfer. Air Marupakan
Kebutuhan Mutlak Bagi Manusia Karena Tanpa Air Berbagai Proses Kehidupan Tidak Dapat
Berlangsung. Oleh Karena Peran Yang Sangat Penting Tersebut Air Dapat Berdampak Buruk
Bagi Kehidupan Apabila Air Tersebut Tidak Sesuai Lagi Dari Keadaan Normalnya.

1.    Pengaruh Air Terhadap Kesehatan


Air Berpengaruh Terhadap Kesehatan Manusia Baik Secara Langsung Maupun Secara
Tidak Langsung. Pengaruh Tidak Langsung Adalah Pengaruh Yang Timbul Sebagai
Akibat Pendayagunaan Air Yang Dapat Meningkatkan Ataupun Menurunkan
Kesejahteraan Masyarakat. Misalnya Air Yang Dimanfaatkan Untuk Pembangkit Tenaga
Listrik, Untuk Industri, Untuk Irigasi, Perikanan Dan Lain-Lain, Sebaliknya Pengotoran
Air Dapat Menurunkan Kesejahteraan Masyarakat. Sebagai Contoh Adalah Pengotoran
Badan-Badan Air Dengan Zat-Zat Kimia Yang Dapat Menurunkan Kadar Oksigen
Terlarut, Zat-Zat Kimia Tidak Beracun Yang Sukar Diuraikan Secara Alamiah Dan
Menyebabkan Masalah Khusus Seperti Estetika, Bau, Kekeruhan Karena Adanya Zat-Zat
Tersuspensi.  
Pengaruh Langsung Terhadap Kesehatan Tergantung Sekali Pada Kualitas Air, Dan
Terjadi Karena Air Berfungsi Sebagai Penyalur Ataupun Penyebar Penyebab Penyakit
Ataupun Sarang Insektisida Penyebar Penyakit. Kualitas Air Berubah Karena Kapasitas
Air Untuk Membersihkan Dirinya Telah Terlampaui. Umumnya Peran Air Dalam
Terjadinya Penularan Penyakit Sebagai Berikut :
-          Air Sebagai Penyebar Mikroba Patogen
-          Air Sebagai Sarang Insektisida Penyebar Penyakit
-          Jumlah Air Bersih Yang Tersedia Tidak Mencukupi
-          Air Sebagai Sarang Hospes Sementara Penyakit.

2.    Syarat Dan Parameter Kualitas Fisik Air


A.    Jumlah Zat Padat Terlarut (Tds)
Tds Biasanya Terdiri Atas Zat Organik, Garam An Organik Dan Gas Terlarut Bila Tds
Bertambah Maka Kesadahan Akan Naik, Selanjutnya Efek Tds Ataupun Kesadahan
Terhadap Kesehatan Tergantung Dari Spesies Kimia Penyebab Masalah Tersebut.
Syarat Tds Yang Diperbolehkan Dalam Air Bersih Adalah 1500 Mg/L.  

B.    Kekeruhan
Kekeruhan Air Disebabkan Oleh Zat Padat Yang Tersuspensi, Baik Yang Bersifat An
Organik Maupun Yang Bersifat Organik, Syarat Kekeruhan Pada Air Bersih Adalah 25
Ntu.
C.    Rasa
Air Minum Biasanya Tidak Memberi Rasa/Tawar, Air Yang Tidak Tawar Dapat
Menunjukkan Kehadiran Berbagai Zat Yang Dapat Membahayakan Kesehatan, Seperti
Rasa Logam/Amis, Rasa Pahit, Asin Dan Sebagainya. Syarat Kesehatannya Tidak
Berasa.

D.    Bau
Air Minum Yang Berbau Selain Tidak Estetis Juga Tidak Disukai Oleh Masyarakat, Bau
Air Dapat Memberikan Petunjuk Akan Kualitas Air, Syarat Air Bersih Dari Sisi Bau
Adalah Tidak Berbau.

E.    Warna
Air Minum Sebaiknya Tidak Berwarna Untuk Alasan Estetis Dan Untuk Mencegah
Keracunan Dari Berbagai Zat Kimia Maupun Mikroorganisme. Warna Air Dapat
Disebabkan Adanya Tanin Dan Asam Humat Yang Terdapat Secara Alamiah Di Air
Rawa, Berwarna Kuning Muda, Menyerupai Urine, Syarat Keberadaan Warna Pada Air
Bersih Adalah 50 Tcu. 

 Persiapan Alat Dan Bahan Pemeriksaan Kualitas Fisik Air Dan Limbah Cair
A.    Alat Untuk Pemeriksaan Bau Dan Rasa Air
1)    Botol Contoh Dengan Tutup Asah Dari Gelas
2)    Penangas Air Yang Dapat Diatur Suhunya;
3)    Erlenmeyer 500 Ml Yang Bertutup Asah;
4)    Gelas Ukur 25, 50, 100 Dan 200 Ml;
5)    Pipet Ukur 10 Ml;
6)    Termometer Yang Berskala (0-100)°C.
B.    Bahan Untuk Pemeriksaan Bau Dan Rasa Air
Bahan Pengencer Yang Digunakan Adalah Air Suling Atau Air Demineralisasi Yang
Tidak Berbau.

C.   Alat Untuk Pemeriksaan Warna Air


1)    Tabung Nessler 50 Ml
2)    Neraca Analitik
3)    Labu Ukur 100 Ml

D.   Bahan Untuk Pemeriksaan Warna Air


1)    Air Suling
2)    Larutan Induk Warna 500 Unit Pt-Co
3)    Larutan 1,246 G Kalium Kloro Platina, K2ptcl6 Yang Ekivalen Dengan 500 Mg
Logam
Platina, Dan 1,0 G Kobal Klorida, Cocl2.6h2o Yang Ekivalen Dengan 250 G Logam
Kobal
4)   Larutan Baku Dengan Unit Warna 5,10,15,20,25,30,35,40,45,50,60,70. Ambil Secara
Kuantitatif Larutan Induk 500 Unit Pt-Co, Masing-Masing Sebanyak 0,5 Ml, 1,0 Ml,
1,5 Ml, 2,0 Ml, 2,5 Ml, 3,0 Ml, 3,5ml, 4,0ml, 4,5ml, 5,0 Ml, 6,0ml Dan 7,0 Ml
Kemudian Diencerkan Dengan Air Suling Menjadi 50 Ml Di Dalam Tabung Nessler. 

 Cara Kerja Pemeriksaan Kualitas Fisik Air Dan Limbah Cair


A.    Cara Kerja Pemeriksaan Bau Dan Rasa Air
1)    Uji Pendahuluan 
A)  Ukur Benda Uji Sebanyak 200 Ml, 50 Ml, 12 Ml,. 2,8 Ml Dan Masukkan Masing-
Masing Ke Dalam Erlenmeyer 500 Ml;
B)  Tambahkan Air Suling Ke Dalam Erlenmeyer Tersebut Masing-Masing Sebanyak :
0 Ml, 150 Ml, 188 Ml Dan 197,2 Ml Sehingga Total Volume Campuran Menjadi
200 Ml;
C)  Tutup Erlenmeyer Dan Masukkan Ke Dalam Penangas Air;
D)  Masukkan Juga Erlenmeyer Berisi 200 Ml Air Suling Atau Air Demineralisasi Ke
Dalam Penangas Air Tersebut Sebagai Pembanding;
E)  Panaskan Penangas Air Sampai Mencapai Suhu 600 C;
F)  Setelah Suhu Air Dalam Penangas Mencapai 600c, Angkat Erlenmeyer Tersebut
Dari Penangas Air
G) Goyang-Goyangkan Erlenmeyer Dan Buka Tutupnya Serta Cium Baunya Satu
Persatu, Mulai Dari Yang Paling Encer Dan Diselang-Seling Dengan Air
Pengencer;
H) Apabila Tercium Bau, Catat Volume Benda Uji Yang Mulai Dapat Tercium
Baunya;
I)   Apabila Tidak Tercium Bau Sama Sekali, Artinya Contoh Memang Tidak
Berbau, Catat Hasilnya.
2)   Uji Penentuan
A)  Ulangi Langkah Pada Butir (B) Sampai Butir (J)  Seperti Tersebut Di Atas Dengan
Pengenceran Sesuai Ketentuan Tabel Dibawah Ini
         Tabel. Pengenceran Untuk Beberapa Angka
Volume Awal Yang Dicatat Pertama Volume Benda Uji Yang Akan Di
Kali (Ml) Encerkan Menjadi 200 (Ml)
200 200,  140,  100,  70,  50
50 50,    35,    25,    17,  12
12 12,    8,3    5,7,   4,0, 2,8
2,8 2,8,   2,0,   1,4,  1,0

B)    Catat Pada Pengenceran Berapa Bau Mulai Tercium;


C)    Tentukan Angka Bau Seperti Tercantum Pada Tabel Dibawah Ini  Atau Hitung Dengan
Menggunakan Rumus Dibawah Ini.
Tabel. Angka Bau Yang Sesuai Dengan Variasi Pengenceran
Volume Benda Uji Yang Encerkan Volume Benda Uji Yang Akan Di
Encerkan Menjadi 200 (Ml)
200 1
140 1,4
100 2
70 3
50 4
35 6
25 8
17 12
12 17
8,3 24
5,7 35
4,0 50
2,8 70
2,0 100
1,4 140
1,0 200

Rumus Menghitung Angka Bau


Angka Bau = A+B/A
Keterangan :
A : Volume Benda Dalam Ml Untuk Membuat 200 Ml Campuran Yang Masih Tercium Baunya
B : Volume Air Pengencer Untuk Membuat 200 Ml Campuran.
  
B.    Cara Kerja Pemeriksaan Warna Air
1)    Penetapan Sampel Uji
A)    Masukkan Sampel Ke Dalam Tabung Nessler 50 Ml
B)    Tempatkan Tabung Nessler Ditempatkan Pada Alas Yang Berwarna Putih
C)    Bandingkan Warna Sampel Secara Visual Dengan Larutan Baku Di Mulai Dari Larutan Baku
Yang Paling Encer
D)  Tetapkan Warna Sampel Sesuai Dengan Skala Warna Larutan Baku Yang Paling Mendekati
Atau
Berada Diantara Dua Skala Larutan Baku
E)   Apabila Warna Lebih Dari 70 Unit Pt-Co, Dilakukan Pengenceran Langsung Pada Tabung
Nessler.
  

2)    Perhitungan
Warna Sampel (Unit Ptco) = A X 50/B
A : Adalah Perkiraan Unit Warna Sampel Yang Diencerkan
B : Adalah Ml Contoh Yang Diencerkan
  
Unit Warna Pembulatan Contoh Pembulatan
(Satuan Unit Ptco)
1 – 50 2,5 5;7;5,..........47,5
51- 100 5 50,55,.............95
101-250 10 100; 110;.........210
251-500 20 250;270;........480

 Metode Pengambilan Sampel Udara

Pengamatan terhadap kualitas udara memerlukan sampel dari lokasi-lokasi representatif yang
telah ditentukan. Untuk mengambil sampel udara, seorang PPC Udara dapat memilih salah satu
dari metode sampling berikut:

1. Berdasarkan periode waktunya, terdapat empat metode sampling udara:


 Grab sampling, yaitu sampling yang dilakukan dalam satu waktu sesaat. Metode ini merupakan
metode yang lumayan sering digunakan, terlebih pada saat survei awal lokasi pemantauan.
 Long-term sampling, yaitu sampling yang dilakukan dalam jangka waktu 8 jam kerja.
 Continuous sampling, yaitu sampling yang dilakukan dalam jangka waktu 8 jam kerja atau lebih.
 Short-term sampling, yaitu sampling yang dilakukan untuk jangka waktu yang pendek, misalnya
15 menit.

Pengambilan sampel udara secara grab sampling juga dapat dikategorikan sebagai instantaneous


sampling,  sedangkan tiga metode lain dapat dikategorikan dalam integrated sampling.

1. Berdasarkan keberadaan aliran udara menuju media sampling, metode sampling dibagi


menjadi:

 Active sampling, yaitu metode pengambilan sampel udara yang difasilitasi peralatan mekanik. Pada
umumnya, metode ini menggunakan pompa yang memiliki tiga elemen penting, yaitu:

– Calibrator yang berfungsi untuk mengetahui volume udara yang terisap atau terdorong;

– Sampling media, yaitu media pengumpul kontaminan pada udara; dan

– Sampling pump,  yaitu alat berbentuk pompa yang digunakan untuk mengisap dan

mendorong sampel udara.

 Passive sampling, yaitu metode sampling udara yang dilakukan tanpa bantuan alat apa pun.
Metode sampling ini mengacu pada perpindahan udara secara alami melalui proses difusi atau
permeasi melewati membran.

Selanjutnya, udara akan dikumpulkan dalam lapisan udara statis (jika menggunakan proses
difusi) atau dalam media sampling tertentu (jika menggunakan proses permeasi melewati
membran).

Untuk membantu petugas pengumpul contoh udara dalam melaksanakan tugasnya, terdapat
dua panduan yang dapat digunakan, yaitu:

1. SNI terkait pengukuran pajanan udara di lokasi kerja; dan


2. NIOSH Manual of Analytical Methods.

 Teknik Pengambilan Sampel Udara yang digunakan oleh PPC Udara

Pada umumnya, petugas sampling menggunakan salah satu teknik berikut untuk mengambil


sampel udara:

A. Teknik adsorpsi

Teknik ini merupakan teknik yang paling umum digunakan, terutama dalam sampling gas
atau uap organik. Sampel udara diisap melalui tabung yang memiliki dua bagian di
dalamnya, yaitu lapisan penyerap (sorben) dan bagian “backup section”.

Backup section merupakan bagian untuk menampung kontaminan berlebih yang tidak


tertampung di bagian sorben awal.

B. Teknik absorpsi

Teknik ini lebih menekankan pada penggunaan sorben cair dalam mengumpulkan
kontaminan pada udara. Sampel udara akan melalui proses pembentukan gelembung
(bubbling) ke dalam sebuah cairan tertentu. Kemudian, cairan hasil proses bubbling ini
akan dianalisis di laboratorium.

C. Pengukuran kualitas fisik udara

 Pengukuran suhu
 Pengukuran dilakukan dengan menggunakan thermometer yang dipaparkan pada
ruangan sampai menunjukkan angka yang stabil.
 Pengukuran kelembaban relatif, Pengukuran dilakukan dengan
menggunakan hygrometer atau humidity meter yang dipaparkan pada ruangan sampai
menunjukkan angka yang stabil.
 Kecepatan aliran udara
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat Kata termometer yang dipaparkan
selama ± 15 menit pada ruang kerja.

D. Pengambilan sampel mikrobiologi

Sampling mikrobiologis udara dapat diperoleh dengan menggunakan metode settling


plates (peletakan lempeng agar) dan metode mekanik Volumetric Air Sampling
(Mertaniasih dkk (2004)

 Metode settling plates.
Prinsip metod eini pada peletakan lempeng agar dalam petri diameter 100 mm yang
terbuka akan menampung pengendapan partikel mikroba udara sekitar 1 m3 selama
terpapar 15 menit, menggunakan media sampling standar brain heart infussion agar
atau trypticase soy agar. Metode ini mudah dan tidak mahal tapi hasilnya tidak betul-
betul kuantitatif.
 Metode Volumetric Air Sampling
 merupakan metode kuantitatif yang lebih tepat, karena partikel udara yang lebih kecil
(3 mm) dengan kondisi kelembaban udara akan tetap tersuspensi di udara, tidak turun
mengendap di permukaan suatu lempeng agar tetapi dengan metode high- velocity-
volumetric air sampling, partikel kecil di udara dapat ditarik dengan kecepatan tinggi
ke dalam saluran alat oleh karena suatu pompa (vacuum pump). Selain itu keuntungan
pada partikel ukuran besar yang umumnya di udara rumah sakit, rerata 10- 15 mm,
dapat ditarik masuk ke dalam media cair (collection fluid) dan terjadi gelembung-
gelembung udara yang dapat memecahkan partikel besar sehingga semua kandungan
sel- sel mikroba yang hidup akan terpencar dan merata menimpa, menempel pada
permukaan lempeng agar yang mengandung nutrisi (brain heart infussion agar
atau trypticase soy agar atau Mueller Hinton Agar dan Saboroud Glucosa Agar),
sehingga merefleksi jumlah total mikroba di dalam udara per satuan m 3. Sedangkan
untuk random sampling udara yang akurat dan sering dilakukan menggunakan
metode slit sampling atau centrifugal sampling atau staged sampling. Kecepatan aliran
udara harus dikalibrasi dengan tepat untuk menjamin hasil yang akurat.

 Pengambilan sampel mikrobiologi udara

a. Waktu pengambilan sampel udara adalah setelah proses sterilisasi dan pembersihan
ruangan.
b. Lakukan uji fungsi alat microbiology air sampler yang digunakan untuk mengambil
sampel udara.
c. Lepas kipas dan pelindungnya lalu bungkus dengan kertas, sterilkan dalam autoclave
dengan suhu 12 1°C selama 15 menit atau dengan sterilisasi kering dengan suhu 70°C
selama 1 jam.
d. Badan alat didesinfeksi dengan menggunakan alcohol 70 % atau desinfektan lainnya.
e. Pasang battey pada alat atau adaptor
f. Pasang kembali kipas dan pelindung pada badan alat.
g. Atur waktu sesuai dengan lama pengambilan sampel yang direncanakan yaitu 4
menit.
h. Pasang alat pada piring penyangga / tripod
i. Siapkan agar strip (media agar)
j. Tempatkan alat pada titik pengambilan sampel.
k. Lepaskan media agar strip dari kemasannya dan segera pasangkan pada tempatnya
(pelindung kipas) dengan posisi permukaan agar strip mengarah kipas.
l. Hidupkan alat.
m. Tekan tombol start pada remote starter (jarak pengukur dengan alat minimal 3 meter)
tinggalkan ruangan apabila alat sedang beroperasi.
n. Alat akan berhenti secara otomatis sesuai dengan pengaturan waktu.
o. Pengukur segera masuk dan mematikan alat.
p. Lepaskan media agar strip dari tempatnya dan masukkan kembali pada kemasannya,
tutup rapat dan disegel.
q. Beri keterangan atau label seperlunya antara lain: waktu pengambilan, lokasi/ tempat,
lama pengambilan sampel, dan nama pengukur.
r. Amankan agar strip dengan cara: lapisi agar strip dengan aluminium foil, simpan
pada cool box (kotak pendingin ) dengan suhu 4- 10 ºC
s. Masukkan agar strip pada incubator dengan suhu 30- 35 ºC dan selama 24 jam (bila
24 jam tidak ada pertumbuhan kuman, pembiakan 24 jam lagi).
t. Setelah waktu pembiakan kuman selesai, jumlah koloni kuman yang tumbuh dihitung
dengan menggunakan colony counter.

 Alat Ukur Kebisingan


Standar alat ukur yang digunakan untuk mengukur kebisingan adalah Sound Level
meter (SLM). Sound Level meter (SLM) sendiri merupakan alat ukur dengan basis
sistem pengukuran elektronik. Menurut Buchla dan Mclachan (1992), Meskipun
pengukuran bisa dibuat secara langsung dengan cara mekanis, sistem pengukuran
elektronik memberikan banyak keuntungan untuk beberapa pengukuran, antara lain
kecepatan sistem mengambil, mengirim, mengolah, dan menyimpan data. Sound
Level meter (SLM) dapat mengukur tiga jenis karakter respon frekuensi, yang
ditunjukkan dalam skala A, B, dan C. Skala ditemukan paling mewakili batasan
pendengaran manusia dan respons telinga terhadap kebisingan, termasuk kebisingan
akibat lalu lintas, serta kebisingan yang dapat menimbulkan gangguan pendengaran.
Skala A dinyatakan dalam satuan dBA (Djalante, 2010). Menuruut Anizar (2010),
Sound Level meter (SLM) biasanya dipakai untuk mengukur tingkat kebisngan pada
saat tertentu. Biasanya alat ini digunakan untuk mengidentifikasi tempat-tempat yang
tingkat kebisingannya lebih tinggi dari aturan batas maksimum yakni 85 dBA. Alat
ini terdiri dari Microphone, alat penunjuk elektronik, amplifilter, 3 skala pengukuran
A,B,C. 1. Skala Pengukuran A untuk memperlihatkan perbedaan kepekaan yang besar
pada frekuensi rendah dan tinggi yang menyerupai reaksi telinga untuk intensitas
rendah 2. Skala Pengukuran B untuk memperlihatkan kepekaan telinga untuk bunyi
dengan intensitas sedang. 3. Skala Pengukuran C untuk skala dengan intensitas tinggi
Menurut KMNLH No. 48 (1996) pengukuran kebisingan dapat dilakukan dengan dua
cara yaitu
1. Cara Sederhana Dengan sebuah Sound Level Meter, biasa diukur tingkat tekanan
bunyi dBA selama 10 menit untuk tiap pengukuran. Pembacaan dilakukan setiap
5 detik.
2. Cara Langsung Dengan sebuah Integrating Sound Level Meter yang mempunyai
fasilitas pengukuran LTMS , yaitu Leq dengan waktu ukur setiap 5 detik,
dilakukan pengukuran selama 10 menit.

Perhitungan Kebisingan Menurut KMLH No. 48 (1996) perhitungan kebisingan bisa


dilakukan dengan rumus sebagai berikut :
1. Ls = 10 Log 1/16 {T1.100,1.L1 + ... + T4.100,1.L4} dB (A).......(1)
2. Lm = 10 Log 1/8 {T5.100,1.L5 + ... + T7.100,1.L7} dB (A).........(2)
3. Lsm = 10 Log 1/24 {16.100,1.L5 + ... + 8.100,1.L7} dB (A)..........(3)
Ketarangan :
Ls : Leq selama siang hari
Lm : Leq selama malam hari
Lsm : Leq selama siang dan malam hari

 Pengambilan Sampel Mikrobiologi Udara Ruangan Rumah Sakit


Mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 1335/Menkes/SK/X/2002 Tanggal : 29
Oktober 2002 Tentang Standar Operasional Pengambilan Dan Pengukuran Sampel Kualitas
Udara Ruangan Di Rumah Sakit, Berikut ini adalah cara  pengambilan sampel gas / udara 
ruangan di Rumah Sakit untuk pemeriksaan mikrobiologi

1. Lokasi pengambilan sampel

 Ruang operasi
 Ruang perawatan
 Ruang isolasi
 Ruang cuci
 Dapur

2. Titik pengambilan sampel


Jumlah titik Sampel minimal sebesar 10% dari jumlah masing-masing ruangan.

3. Waktu pengambilan sampel


a. Ruang operasi dilakukan menjelang operasi ( ruangan siap digunakan ).
Ruang perawatan dan isolasi dilakukan setelah dilakukan pembersihan ruangan

Cara pengambilan sampel


a. Nama alat : Mikrobiologi Air Sampler
b. Persiapan, pengoperasian alat dan metode analisis

1). Metode Agar

a). Persiapan
Lakukan uji fungsi alat
Lepas kipas dan pelindungnya lalu bungkus dengan kertas, sterilkan dalam autoclave dengan
suhu 121oC selama 15 menit atau dengan sterilisasi kering dengan suhu 70oC selama 1 jam.
- Badan alat didesinfeksi dengan menggunakan alkohol 70% atau desinfektan lainnya.
- Pasang battery pada alat atau adaptor.
- Pasang kembali kipas dan pelindung pada badan alat.
- Atur waktu sesuai dengan lama pengambilan sampel yang direncanakan antara lain : ruang
operasi dan ruang isolasi = 4 menit, ruang perawatan = 2 menit
- Pasang alat pada piring penyangga / Tripod.
- Siapkan agar strip (media agar)

b). Cara pengambilan sampel


- Tempatkan alat pada titik Pengambilan sampel
- Lepaskan media agar strip dari kemasannya dan segera pasangkan pada tempatnya (pelindung
kipas) dengan posisi permukaan agar strip mengarah ke kipas.
- Hidupkan alat .
- Tekan tombol start pada remote starter (jarak petugas dengan alat minimal 3 meter) tinggalkan
ruangan apabila alat sedang beroperasi.
- Alat akan berhenti secara otomatis sesuai dengan pengaturan waktu.
- Petugas segera masuk dan matikan alat .
- Lepaskan media agar strip dari tempatnya dan masukkan kembali pada kemasannya, tutup rapat
dan disegel.
- Beri keterangan atau label seperlunya antara lain : waktu pengambilan, lokasi/tempat, lama
pengambilan sampel dan nama petugas.
- Amankan agar strip tersebut dengan cara sbb :
* Lapisi agar strip dengan aluminium foil
* Simpan pada cool box (kotak pendingin) dengan suhu 4 – 100C

c). Metode analisis


Persiapan
- Masukan agar strip pada incubator dengan suhu 30-35oC dan selama 24 jam (bila 24 jam tidak
ada pertumbuhan kuman, pembiakan 24 jam lagi).
- Setelah waktu pembiakan kuman selesai, jumlah koloni kuman yang tumbuh dihitung dengan
menggunakan Colony Counter.
(2) Cara menghitung angka koloni kuman pada media agar :
- Hidupkan Colony Counter
- Tempatkan media agar dengan posisi terbalik pada display dan hidupkan lampu
- Pasang kabel detector pada coloni counter.
- Hidupkan kalkulator
- Hitung koloni kuman yang tumbuh dengan cara menekan ujung detektor pada agar strip.
- Jumlah koloni kuman yang terbentuk pada agar strip dapat dibaca pada kalkulator.

Menghitung jumlah koloni kuman, gunakan rumus :


                koloni kuman pada agar strip
KK/ m3 = ----------------------------------    X 1000 liter
                    40 lt X waktu (menit)
Keterangan :
KK = Jumlah Koloni kuman yang terbentuk
40 ltr = kemampuan alat untuk menghisap udara selama 1 menit adalah sebanyak 40 liter.

2). Metode Tuang (Pour Plate).


a). Persiapan
- Periksa battery melalui indikator flowrate (tingkat akhir) 2,0 Lpm (liter/menit) apabila indikator
kisaran naik turun 0,2 Lpm perlu diganti battery
- Isi impinger dengan larutan fisiologis NaCl 0,9% sebanyak 10 ml.
- Tutup tabung impinger dengan rapat jangan sampai terdapat gelembung.
- Sterilisasi tabung impinger yang sudah berisi reagen penyerap dengan sterilisasi basah pada
suhu 1210C,selama 15 menit
- Tempatkan impinger pada badan alat.

b). Pelaksanaan
- Impinger yang telah berisi larutan fisiologis NaCl 0,9% dihubungkan dengan flow meter
- Hidupkan alat dan atur flow meter 1-2 lpm.
- Baca dan catat flowmeter pada skala indicator.
- Lakukan pengambilan sampel selama 15 – 30 menit, sesuai dengan kondisi kebersihan ruang.
- Matikan alat dan lepaskan impinger dari badan alat.
- Masukkan sampel dalam cool box dan dikirim ke laboratorium.

c) Metode analisis
- Siapkan 5 petridish steril.
- tuangkan sampel ke dalam 4 petridis steril masing-masing 1 ml
- pada petridis ke 5 digunakan sebagai kontrol (tanpa sampel).
- pada ke 5 petridis masing-masing tuangkan media agar (Plate Count Agar) sebanyak 10 - 15 ml
dalam suhu 46 – 50oC.
- goyangkan ke 5 petridis secara perlahan agar bercampur merata.
- Diamkan petridish yang berisi sampel sampai membeku. Kemudian masukan kedalam
inkubator pada suhu 35oC selama + 24 - 48 jam dengan posisi petridis terbalik.
- Koloni yang tumbuh dihitung pada Coloni Counter.

Perhitungan :
R (koloni/ml) = (a-e) + (b-e) + (c-e ) + (d-e)
                      -----------------------------------------
                                 4

          R x V x 1000/M3
JK = -----------------------------
             Q x t

Keterangan :
JK = Jumlah Kuman
R = Jumlah koloni rata-rata
V = larutan fisiologis (ml)
Q = Debit aliran udara (L/menit)
t = Lamanya waktu pengambilan sampel (menit)
a-d = Jumlah kuman di petridis a,b,c dan d
e = Jumlah kuman pada petridis e (kontrol)

Anda mungkin juga menyukai