Anda di halaman 1dari 8

‫الموازنة بين الفاعل و المفعول به‬

BAB 6
PERBANDINGAN ANTARA FAIL & MAF'UL BIH

Contoh-contoh:

١. َ‫صانُ العَ َجلَة‬


َ ‫الح‬
ِ ‫ يَ ُج ُّر‬Kuda itu menghela gerobak.

َّ ‫ف الغُ ََل ُم‬


٢. َ‫الز ْه َرة‬ َ َ‫ ق‬Pemuda itu memetik bunga.
َ ‫ط‬

َ ‫اط َمةُ ال َجد‬


٣. ‫ْي‬ ِ َ‫ت ف‬ َ َ‫ َرب‬Fatimah mengikat anak kambing*
ْ ‫ط‬

٤. ‫ع‬ َّ ‫ يَ ْس ِقى الف َََّل ُح‬Petani itu mengairi tanaman.


َ ‫الز ْر‬

٥. َ‫ب ال ُك َرة‬ َّ ‫ف‬


ُ ‫الَل ِع‬ َ َ‫ قَذ‬Pemain itu melemparkan bola.
٦. ‫ص‬
َّ ‫الل‬
ِ ‫ي‬ ُّ ‫س ال ُّش ْر ِط‬
َ َ‫ َحب‬Polisi itu memenjarakan pencuri tersebut.

KESIMPULAN

Telah kita ketahui dari pelajaran dan contoh-contoh yang telah lalu bahwa:

1. Semua fail & maf'ul bih adalah isim.


2. Fail adalah yang disandarkan kepadanya pekerjaan (subjek)
3. Maf'ul bih adalah terjadi padanya pekerjaan / yang dikenai pekerjaan (objek)
4. Fail akhirnya selalu marfu'.
5. Maf'ul bih akhirnya selalu manshub.

‫المبتدأ و الخبر‬

BAB 7

MUBTADA & KHOBAR

Contoh-contoh:

١. ‫التُّفَّا ُح ُح ْل َوة‬. Apel itu manis.

٢. ‫ورة ُ َج ِم ْيلَة‬
َ ‫ص‬ُّ ‫ال‬. Gambar itu bagus.

٣. ‫ي ُم ِفيْد‬
ُ ‫ال َج ْر‬. Lari itu bermanfa'at.

٤. ‫ار َس ِريْع‬
ُ ‫ط‬َ ‫ال ِق‬. Kereta api itu cepat.

ِ ‫ظافَةُ َو‬
٥ ‫اجبَة‬ َ َّ‫الن‬. Kebersihan itu wajib/harus.

ُ ‫األ َ ْر‬. Bumi itu bulat.


٦. ‫ض ُم ْست َ ِدي َْرة‬
PEMBAHASAN

Semua contoh di atas adalah jumlah mufidah (kalam) yang tersusun dari dua isim.
Rincian dua isim tersebut adalah sbb:

1. Isim yang pertama adalah isim yang memulai sebuah jumlah. Karena inilah dia
disebut "mubtada".
2. Isim yang kedua adalah isim yang mengabarkan kepada kita tentang keadaan isim
pertama (mubtada)

Perhatikanlah penjelasan berikut:

Perhatikanlah kembali contoh-contoh di atas. Jika Anda letakkan jari anda pada isim kedua
pada setiap contoh, maka yang nampak hanya kata pertama saja. Sehingga Anda baca:

١. ُ ‫التُّفَّا َحة‬

٢. ُ ‫ص ْو َرة‬
ُّ ‫ال‬

٣. ‫ي‬
ُ ‫ال َج ْر‬
Dan seterusnya.

Apa yang terjadi? Niscaya Anda akan bingung dan bertanya-tanya pada diri Anda sendiri:

1. Ada apa dengan apel?

2. Ada apa dengan gambar?

3. Ada apa dengan lari?

Akan tetapi, kebingungan Anda akan terjawab jika Anda angkat kembali jari Anda sehingga
tampaklah kata kedua dari masing- masing contoh:

١. ‫التُّفَّا ُح ُح ْل َوة‬. Apel itu manis.

٢. ‫ورة ُ َج ِم ْيلَة‬
َ ‫ص‬ُّ ‫ال‬.Gambar itu bagus.

٣. ‫ي ُم ِفيْد‬
ُ ‫ال َج ْر‬. Lari itu bermanfa'at.
Dan seterusnya.

Dengan demikian, Anda mendapatkan faedah sempurna dari kalimat-kalimat tersebut. Dan
yang memberikan faedah sempurna tersebut adalah isim kedua dari setiap contoh di atas.
Setiap isim kedua tersebut mengabarkan kepada kita keadaan yang pertama, seperti:

1. Kata ‫ ُح ْلو‬menggambarkan kepada kita bahwa apel itu manis.

2. Kata ‫ َج ِميْل‬menggambarkan kepada kita bahwa gambar itu bagus.

3. Kata ‫ ُم ِفيْد‬menggambarrkan kepada kita bahwa lari itu bermanfaat.


Demikianlah juga penjelasan untuk sisa contoh yang ada.

Dan karena setiap isim kedua tersebut mengabarkan kepada kita keadaan yang pertama ,
maka isim kedua tersebut dinamakan "khobar".

Lalu, jika kita perhatikan akhir dari setiap dua isim (mubtada & khobar) pada contoh-contoh
di atas, kita dapati keduanya dalam keadaab marfu' (didhommah).

KAEDAH

 Mubtada adalah isim marfu' yang terletak di awal kalimat.


 Khobar adalah isim marfu' yang digabungkan dengan mubtada untuk menjadi
sebuah jumlah mufidah (kalam).

‫الجملة الفعلية‬

JUMLAH FI’LIYYAH

Contoh-contoh:

١. ‫ لَ َم َع البَ ْر ُق‬Petir itu berkilap.

ُ ْ‫الذئ‬
٢. ‫ب‬ ِ ‫ َع َوى‬Serigala itu melonglong.

٣. ‫ط الث َّ ْل ُج‬
ُ ُ‫ يَ ْسق‬Es itu berjatuhan.

٤. ُ ‫ َي ْشتَدُّ ال َب ْرد‬Sangat dingin.

٥. َ‫الو ْردَة‬
َ ‫ف‬ ْ ‫ اِ ْق ِط‬petiklah bunga itu

PEMBAHASAN

Dari keterangan diatas kita dapat mengerti bahwa contoh-contoh diatas semuanya jumlah
mufidah, sebab contoh-contoh itu merupakan susunan yang sudah memberikan faedah
terhadap orang yang mendengarkan dengan faedah yang sempurna. Dan bila kita teliti lagi,
maka jumlah-jumlah tersebut tersusun dari fi’il dan fa’il. Sebab jumlah-jumlah ini dimulai
dengan kalimat fi’il, maka jumlah ini dinamakan jumlah fi’liyah.

KAEDAH

 Setiap susunan kalimat (jumlah) yang tersusun dari fi’il dan fa’il maka dinamakan
jumlah fi’liyyah.
‫الجملة اإلسمية‬

JUMLAH ISMIYAH

Contoh-contoh:

١. ‫َّار َوا ِسعَة‬


ُ ‫ الد‬Rumah itu luas.

٢. ‫ ال َج ُّو ُم ْعتَدِل‬Udara itu sedang (tidak panas tidak dingin)

٣. ‫ار ثَائِر‬
ُ َ‫ الغَب‬Debu itu berterbangan.

٤. ‫ارعُ ُم ْزدَ ِحم‬


ِ ‫ ال َّش‬Jalan raya itu penuh sesak (macet)

٥. ‫ضيِقَة‬ َّ ‫ ال‬Jalan itu sempit.


َ ‫ط ِري ُْق‬

PEMBAHASAN

Contoh-contoh di atas semuanya adalah jumlah mufidah (kalam). Dan setiap kalimat
tersebut terdiri dari dua isim. Yang pertama adalah mubtada dan yang kedua adalah khobar,
dan karena setiap kalimat di atas diawali oleh isim maka dinamakan jumlah ismiyah.

KAEDAH

 Setiap kalimat yang tersusun dari mubtada dan khobar dinamakan jumlah ismiyah.

‫نصب الفعل المضارع‬

NASHABNYA FIIL MUDHARI

Contoh-contoh:

ِ َ‫ أ ُ ِر ْيد ُ أ َ ْن أَحْ سِن‬Aku ingin lebih pandai berenang


١. َ‫الس َبا َحة‬

٢. ‫ أ َ ْر ُجو أ َ ْن يَ ْعتَد َِل ال َج ُّو‬Saya berharap udara stabil.

٣. ‫س ُّرنِي أ َ ْن ت َُز ْو َرنَا‬


ُ َ‫ ي‬Menyenangkanku kunjunganmu kepada kami.

َ ‫ لَ ْن أ َ ْكذ‬Aku tidak akan berdusta.


٤. ‫ِب‬

٥. ‫ لَ ْن يَفُ ْوزَ َكس ََْل ُن‬Tidak akan beruntung orang yang malas.
َّ ‫ب ال ِق‬
٦. ‫ط‬ َ ‫ لَ ْن أَض ِْر‬Aku tidak akan memukul kucing.

٧. ‫ َ َسأ َ ُز ْو ُر َم ِد ْينَت َ ُك ْم‬:‫ْب ِب ٰذلك َم ْن قَال‬


ُ ‫" ) ِإذَ ْن ت ُ ِقي َْم ِعندَنَا(ت َِجي‬Kalau begitu, kamu akan tinggal bersama kami"

(Kalimat tersebut adalah jawaban bagi orang yang berkata: "Aku akan mengunjungi kota
kalian")
٨. ‫ َسأ َ ُك ْونُ أ َ ِم ْينًا‬:‫ْب ِب ٰذلك َم ْن قَال‬
ُ ‫ارت ُ َك (ت َِجي‬
َ ‫" ) ِإذَ ْن ت َْر َب َح تِ َج‬Kalau begitu, kamu akan beruntung dalam
perdaganganmu"

(Kalimat tersebut adalah jawaban bagi orang yang berkata: "Aku akan menjadi orang yang
jujur")

٩. َ‫ َسأ َ ْغ ِل ُق النَّ َوافِذ‬:‫ْب ِب ٰذلك َم ْن قَال‬ ُ ‫" ) ِإذَ ْن يَ ْف‬Kalau begitu akan rusak udara itu"
ُ ‫سدَ ال َه َوا ُء (ت َِجي‬

(Kalimat tersebut adalah jawaban bagi orang yang berkata: "Aku akan menutup jendela-
jendela")

١٠ ‫ ِجئْتُ َك ْي أَت َ َعلَّ َم‬Aku datang untuk belajar.

١١. َ‫َى أَتَن ََّزه‬


ْ ‫ خ ََر ْجتُ ك‬Aku keluar untuk berekreasi.
١٢. ِ‫َى أ َ ْخد َُم ِديْن للا‬
ْ ‫ أَتَعَلَّ ُم ك‬Aku belajar untuk mengabdi kepada agama Allah.

PEMBAHASAN

Semua contoh di atas mengandung fiil mudhari yang sebelumnya didahului oleh
empat huruf berikut ini:

ْ ‫ ك‬- ‫ ِإذَ ْن‬- ‫ لَ ْن‬- ‫أ َ ْن‬


‫َى‬

Dan jika Anda perhatikan pada contoh, maka akhir dari setiap fiil mudhari yang
didahului oleh salah satu keempat huruf di atas adalah manshub (tandanya difathah).

Akan tetapi jika Anda hapus keempat huruf tadi (sehingga fiil mudhari tidak didahului
oleh : ‫ كى‬- ‫ إذان‬- ‫ لن‬- ‫ )أن‬maka fiil mudhari dalam keadaan marfu' (tandanya didhommah).

Oleh karena itulah, difahami dari penjelasan di atas bahwa keempat huruf ini ( - ‫ لن‬- ‫أن‬
‫ كى‬- ‫ )إذان‬fungsinya adalah menashabkan fiil mudhari yang terletak sesudahnya.

KAEDAH

 Fiil Mudhari dinashab ketika didahului oleh salah satu "an nawashib" yang empat,
yaitu: (‫ كى‬- ‫ إذان‬- ‫ لن‬- ‫)أن‬.

*) "An nawashib" bermakna yang berfungsi menashabkan (membuat nashab) fiil sesudahnya.

‫جزم الفعل المضارع‬

JAZMNYA FI’IL MUDHORI’

Contoh-contoh:
ْ ‫لَ ْم يَحْ ف‬. Muhammad tidak menghafal pelajarannya
١) ُ‫َظ محمد در َسه‬

٢) ‫المطر‬
ِ ‫لَ ْم َي ْنقَ ِط ُع نُ ُز ْو ُل‬. Hujan tidak berhenti

٣) ‫ص‬ ِ ‫ض أ َ َحد على‬


ِ ‫الل‬ ْ ِ‫لَ ْم يَ ْقب‬. Tidak seorang pun dapat menangkap pencuri itu.
َ ‫ال تأ ْ ُك ْل و‬. Janganlah kamu makan dalam keadaan kamu kenyang.
٤)‫أنت َش ْعبَا ُن‬

٥) ‫الت ُ ْكثِ ْر ِمنَ الض َِّح ِك‬. Janganlah kamu banyak tertawa.

ْ ‫ال تُس ِْر‬. Janganlah cepat-cepat dalam berjalan.


٦) ‫ع في ال َّسي ِْر‬

٧) ‫ ِإ ْن ت َ ْفت َ ْح ن ََوافِذَ ال ُحج َْرةِ يَت َ َجدَّدْ ه ََوائ ُ َها‬. Jika kamu buka jendela-jendela kamar, akan berganti
udaranya.

٨)‫ض‬ْ ‫الهواء ت َْم َر‬


ِ ‫جْرى‬ ْ ‫ ِإ ْن تَجْ ِل‬. Jika kamu duduk di tempat keluar masuknya udara, kamu akan
َ ‫س فى َم‬
sakit.

٩)ُ ‫إِ ْن يُ َسافِ ْر أ َ ُخ ْو َك ت ُ َسافِ ْر َمعَه‬. Jika saudaramu pergi safar, maka bersafarlah bersama dengannya
(pergilah safar dengannya).

PEMBAHASAN

Setiap kalimat pada contoh pertama (yakni nomer 1 sampai 5), semuanya
menggunakan fiil mudhari yang sebelumnya didahului antara salah satu dari dua huruf "lam"
(‫ )لَ ْم‬dan "laa" (‫)ال‬.

Huruf "lam" menunjukkan makna penafian ( peniadaan ) perbuatan yang terjadi pada
waktu yang telah lalu.

Huruf "laa" menunjukkan makna melarang mukhottob (orang yang diajak berbicara)
dari suatu perbuatan.

Jika Anda perhatikan setiap fiil mudhari' yang didahului "lam" atau "laa"pada contoh
di atas atau pada selainnya, Anda akan mendapati fiil mudhari tersebut dalam keadaan
majzum (dijazm). Akan tetapi jika Anda hilangkan huruf "lam" atau "laa", maka akan Anda
dapati fiil mudhari' tersebut dalam keadaan marfu' (dirofa').

Oleh karena itu, maka dua huruf ("lam" dan "laa") berfungsi menjazmkan fii
mudhari'. Dengan kata lain:

Jika fiil mudhari didahului oleh salah satu dari dua huruf ("lam" dan "laa"), maka fiil mudhari
tersebut harus dijazmkan.

Dan jika Anda perhatikan sisa contoh (yakni contoh ke 6 sampai 9), Anda akan mendapati
bahwa setiap contoh tersebut:

1. didahului oleh huruf "in" ( ‫)إِ ْن‬


2. mengandung dua fiil mudhari yang majzum
3. kalimat yang pertama merupakan syarat terjadinya kalimat kedua.

Maka, misalnya pada contoh nomer 7:


٧) ‫ ِإ ْن ت َ ْفتَحْ ن ََوافِذَ ال ُحج َْرةِ َيت َ َجدَّدْ ه ََوائ ُ َها‬. Jika kamu buka jendela-jendela kamar, akan berganti
udaranya.

Membuka jendela-jendela kamar merupakan syarat terjadinya pergantian udara.

Dan yang memberikan faedah syarat dan jazm dari setiap dua fiil mudhari tersebut adalah
"in" (‫) ِإ ْن‬.

Oleh karena itulah "in" ( ‫ )إِ ْن‬dinamakan huruf syarat & jazm.

ِ ‫ )فع ُل الش‬dan fiil mudhari yang


Adapun fiil mudhari yang pertama dinamakan fiil syarat ( ‫رط‬
kedua dinamakan jawaban dari syarat (‫الشرط‬
ِ ‫)جواب‬.
ُ

KAEDAH

 Fiil Mudhari dijazmkan jika didahului huruf jazm (‫)حروف جزم‬


ُ seperti : ‫ ال الناهية – إِ ْن‬- ‫ل ْم‬
 Huruf ‫ لَ ْم & ال الناهية‬menjazmkan satu fiil mudhari. Dimana ‫ ل ْم‬bermakna penafian
(peniadaan) hasil pekerjaan pada waktu yang telah lalu. Dan ‫ ال الناهية‬bermakna
pelarangan dari berbuat suatu perbuatan.
 Huruf ‫ إِ ْن‬menjazmkan dua fiil mudhari, dimana: perbuatan yang pertama (fiil mudhari'
yang pertama) merupakan syarat terjadinya perbuatan kedua (fiil mudhari' yang
kedua) .

‫رفع الفعل المضارع‬

ROFA’NYA FI’IL MUDHORI’

Contoh-contoh:

١).ُ ‫ير ال َح َما َمة‬


ُ ‫ ت َط‬Burung merpati itu terbang

٢) ‫يَعُود ُ ال ُم َسافِ ُر‬. musafir itu kembali

٣) ‫ب‬ ُ ‫تَس‬. awan itu berjalan


ُ ‫ِير ال َس َح‬
َ ‫ يَ ْن ِز ُل ال َم‬hujan itu turun.
٤). ‫ط ُر‬

ُ َ‫ يَث ُ ْو ُر الغُب‬debu itu beterbangan.


٥). ‫ار‬

ِ َ‫ َيحْ ُك ُم الق‬hakim itu sedang mengadili.


٦). ‫اضى‬

PEMBAHASAN

Semua contoh yang tersebut diatas adalah fi’il-fi’il mudhori’, jika kita perhatikan dari
seluruh fi’il tersebut maka huruf-huruf akhirnya semuanya dirafa’kan, apa sebabnya?
Sebabnya, karena semua fi’il tersebut tidak didahului oleh salah satu dari huruf –huruf
nashob yang mewajibkan nashob, dan tidak didahului oleh salah satu huruf-huruf jazm yang
mewajibkan jazm, oleh karena itu bagi setiap fiil mudhori’ yang tidak didahului oleh salah
satu huruf nashob atau jazm, maka hukumnya tetap rofa’.

KAEDAH

 Fi’il mudhori’ di rafa’kan apabila tidak didahului oleh salah satu dari huruf-huruf
nashob dan jazm.

Anda mungkin juga menyukai