Anda di halaman 1dari 15

1.

Analisis jurnal indoneia

a. Judul
Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Akseptor Kb Pria Tentang Vasektomi
Serta Dukungan Keluarga Dengan Partisipasi Pria Dalam Vasektomi (Di
Kecamatan Tejakula Kabupaten Buleleng).

b. Analisis
Berdasarkan paparan jurnal terlampir didapatkan analisis sebagai berikut:
1. Ada hubungan positif yang signifikan antara pengetahuan dengan partisipasi pria
dalam vasektomi yaitu semakin tinggi tingkat pengetahuan maka semakin tinggi pula
partisipasi pria dalam vasektomi.
2. Ada hubungan positif yang signifikan antara sikap dengan partisipasi pria dalam
vasektomi yaitu semakin tinggi sikap yang dimiliki maka semakin tinggi pula
partisipasi pria dalam vasektomi.
3. Ada hubungan positif yang signifikan antara dukungan keluarga dengan partisipasi
pria dalam vasektomi yaitu semakin tinggi dukungan maka semakin tinggi partisipasi
pria dalam vasektomi.
4. Ada hubungan positif yang signifikan antara pengetahuan, sikap dan dukungan keluarga
dengan partisipasi pria dalam vasektomi secara bersama-sama yaitu semakin tinggi
tingkat pengetahuan, sikap serta dukungan keluarga maka semakin tinggi pula partisipasi
pria dalam vasektomi.

Berdasarkan temuan penelitian ini beberapa hal yang dapat disarankan sebagai berikut :
(1) Bagi Petugas Lapangan KB, diharapkan agar lebih meningkatkan promosi pelayanan
vasektomi, melalui pemberian pendidikan KB dalam bentuk penyuluhan dan pendekatan
keluarga mengenai pentingnya KB yang dalam hal ini vasektomi.,
(2) Bagi akseptor KB Pria, diharapkan dapat menjadi panutan dengan melakukan
pendekatan-pendekatan sehingga pria-pria yang lain pun mau ikut ber-KB terutama
vasektomi,
(3) Bagi peneliti selanjutnya untuk mengadakan penelitian yang lebih cermat terhadap
faktor-faktor lain yang mempengaruhi partisipasi pria dalam vasektomi terlepas dari
faktor tingkat pengetahuan dan sikap akseptor pria serta dukungan keluarga.
2. Analisis jurnal indoneia

a. Judul
Acceptability of Vasectomy in Jos, Northen Nigeria

b. Analisis

 Total 2685 sterilisasi dilakukan.


 Tiga ribu, enam ratus tujuh puluh lima (99,7)% adalah sterilisasi wanita
sedangkan hanya 10 (0,3)% adalah vasektomi.
 Semua vasektomi dilakukan di bawah anaeshesia lokal, menggunakan 5-
10 lignocaine 1% .
 Enam (60%) dari mereka adalah orang kristen sedangkan 4 (40)% adalah
muslim.
 Tidak ada bentuk kontrasepsi yang digunakan oleh 50% dari klien,
sementara 20% dari mereka telah menggunakan kondom.
 Analisis sementara dilakukan 40 hari setelah operasi pada semua pasien
menunjukkan bahwa tidak ada spermatozoa di dalam semen.
 Komplikasi minimal dilaporkan, dengan satu klien masing-masing
memiliki skrotum.
Jurnal Magister Kedokteran Keluarga
Vol 1, No 1, 2013 (hal 80-91)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP AKSEPTOR KB PRIA TENTANG VASEKTOMI


SERTA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PARTISIPASI PRIA DALAM VASEKTOMI (DI
KECAMATAN TEJAKULA KABUPATEN BULELENG)

Ni Putu Dewi Sri Wahyuni 1


Nunuk Suryani 2
Pancrasia Murdani K 3

1 Mahasiswa Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Pascasarjana UNS 2 Dosen Program Studi Magister
Kedokteran Keluarga Pascasarjana UNS 3 Dosen Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Pascasarjana
UNS

ABSTRACT
Partisipasi pria menjadi indikator keberhasilan program KB. Faktor yang terkait dengan partisipasi pria dalam
vasektomi seperti pengetahuan , sikap akseptor KB pria tentang vasektomi serta dukungan keluarga. Penelitian ini
bertujuan mengetahui hubungan pengetahuan, sikap akseptor KB pria tentang vasektomi dan dukungan keluarga
dengan partisipasi pria dalam Vasektomi.
Penelitian ini adalah observasional analitik cross sectional. Populasi adalah Akseptor KB Pria Kecamatan
Tejakula berjumlah 112orang, sampel berjumlah 87 orang, dengan teknik simple random sampling. Instrumen
penelitian berupa kuesioner. Uji hipotesis dengan analisis Regresi Logistik.
Hubungan positif yang signifikan antara pengetahuan dengan partisipasi pria (p=0,001 OR = 9,026; CI 95%
3,390 hingga 24,029). Hubungan positif yang signifikan sikap dengan partisipasi pria (p = 0,001; OR= 4,531;
CI95% 1,831 hingga 11,211). Hubungan positif yang signifikan antara dukungan keluarga dengan partisipasi
pria (p = 0,028; OR= 2,647; CI95% 1,111 hingga 6,308).

Kata Kunci :Pengetahuan, Sikap, Dukungan Keluarga, Partisipasi dalam Vasektomi

PENDAHULUAN jawab, harmonis dan bertakwa kepada Tuhan


Paradigma baru program Keluarga Berencana Yang Maha Esa (Syaifuddin, 2006).
Nasional telah diubah visinya dari mewujudkan Alat kontrasepsi Keluarga Berencana sudah
Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera menjadi kebutuhan, karena program Keluarga
(NKKBS) menjadi visi untuk mewujudkan Berencana sudah diterima di kalangan masyarakat
"Keluarga Berkualitas Tahun 2015". Keluarga luas. Di negara maju keluarga berencana bukan
yang berkualitas adalah yang sejahtera, sehat, merupakan program atau gagasan tetapi telah
maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, merupakan falsafah hidup di masyarakat,
berwawasan kedepan, bertanggung sedangkan di negara

80
gede.tomi@gmail.com
Jurnal Magister Kedokteran
Keluarga Vol 1, No 1, 2013 (hal 80-
91) http://jurnal.pasca.uns.ac.id

berkembang seperti Indonesia indikator keberhasilan program KB dalam


merupakan suatu hal yang pelaksanaannya harus memberikan kontribusi yang nyata untuk
terus ditingkatkan ( Manuaba, 2002). mewujudkan keluarga kecil berkualitas (BKKBN,
Pencegahan kematian dan kesakitan 2005).
merupakan alasan utama diperlukan pelayanan Partisipasi pria/suami dalam KB adalah
Keluarga Berencana dan salah satu pesan kunci tanggung jawab pria/suami dalam kesertaan ber-
dalam Rencana Strategi Nasional “Making KB, serta berperilaku seksual yang sehat dan aman
Pregnancy Saver (MPS)” di Indonesia 2001. Pada bagi dirinya, pasangan dan keluarganya. Bentuk
tahun 2010 setiap kehamilan harus merupakan partisipasi pria/suami dalam KB dapat dilakukan
kehamilan yang diinginkan. Untuk mewujudkan secara langsung dan tidak langsung. Partisipasi
pesan kunci tersebut, Keluarga berencana pria/suami secara langsung adalah menggunakan
merupakan upaya pelayanan preventif yang paling salah satu metode pencegahan kehamilan seperti
dasar dan utama (Syaifudin, 2006). kondom, vasektomi, senggama terputus atau
Konferensi Internasional tentang metode pantang berkala (BKKBN, 2005).
Kependudukan dan Pembangunan ( ICPD Dibandingkan negara-negara berkembang lainnya
1994) menyepakati perubahan seperti
paradigma, dari pendekatan pengendalian populasi Pakistan (5,2%,1999), Bangladesh (13,9%,1997),
dan penurunan Malaysia (16,8%,1998), partisipasi pria dalam KB
fertilitas, menjadi lebih kearah pendekatan kesehatan di Indonesia masih tertinggal yaitu pencapaian
reproduksi dengan memperhatikan hak-hak kondom 1,3% dan vasektomi 0,2%,
reproduksi dan kesetaraan gender ( Satria, 2005). sedangkan sasaran Rencana Pembangunan Jangka
Meskipun pemerintah Indonesia telah mulai Menengah Nasional (RPJMN) meningkat menjadi
melaksanakan pembangunan yang berorientasi 4,5% (BPS, 2007).
pada kesetaraan dan keadilan gender, namun Belum membudayanya penggunaan
demikian masalah utama yang kita hadapi saat ini vasektomi sebagai alat kontrasepsi disebabkan
adalah rendahnya partisipasi pria dalam antara lain karena kondisi lingkungan sosial,
pelaksanaan program KB dan Kesehatan budaya, masyarakat dan keluarga yang masih
Reproduksi ( BKKBN, 2001). Sasaran Rencana menganggap partisipasi pria belum atau tidak
Pembangunan jangka Menengah (RPJM) tahun penting dilakukan, pengetahuan dan kesadaran
2004-2009 dijelaskan bahwa partisipasi pria pria dan keluarganya dalam ber-KB masih rendah
menjadi salah satu dan keterbatasan penerimaan dan
81
Jurnal Magister Kedokteran
Keluarga Vol 1, No 1, 2013 (hal 80-
91) http://jurnal.pasca.uns.ac.id

aksesbilitas pelayanan kontrasepsi pria masih kecamatan lainnya jumlah peserta vasektomi
terbatas (BKKBN, 2005). sangat minim yang sangat berbeda jauh dengan
Bentuk partisipasi pria/suami dalam KB pencapaian vasektomi di Kecamatan Tejakula.
dapat dilakukan secara langsung dan tidak Pelaksanaan pelayanan vasektomi sudah dilakukan
langsung. Partisipasi pria/suami secara langsung secara rutin oleh dinasBKKBN Kabupaten
(sebagai peserta KB) adalah pria/suami Buleleng setiap 2 bulan yaitu dengan melakukan
menggunakan salah satu cara atau metode pelayanan KB vasektomi keliling di tiap - tiap
pencegahan kehamilan, seperti kondom, Kecamatan (BKKBN Buleleng, 2011). Jadi
vasektomi (kontap pria), serta KB alamiah yang meskipun secara umum pencapaian peserta
melibatkan pria/suami (metode sanggama terputus vasektomi sudah memenuhi target yang
dan metode pantang berkala). Untuk mempunyai diharapkan, namun pada kenyataannya masih ada
sikap yang beberapa kecamatan yang pencapaian vasektomi
positif tentang KB diperlukan pengetahuan yang sangat minim.
baik, demikian sebaliknya bila pengetahuan Adanya fenomena ini, hal yang kemudian
kurang maka kepatuhan menjalani program KB menjadi penting untuk diperhatikan adalah faktor-
berkurang (Notoatmodjo, 2003). Layanan faktor yang terkait dengan partisipasi pria dalam
keluarga berencana (KB) untuk pria melalui medis vasektomi seperti pengetahuan dan sikap akseptor
operatif pria (MOP) di Provinsi Bali makin KB pria tentang vasektomi, dukungan keluarga,
diminati. Dari tahun ke tahun pesertanya terus budaya, ketersediaan dan keterjangkauan
bertambah, bahkan melampaui target. Sepanjang pelayanan vasektomi dan dukungan petugas
2010 jumlah pria peserta KB melalui MOP pelayanan KB di Kecamatan Tejakula sehingga
tercatat 274 orang. Angka itu melampaui target nantinya dapat dipakai sebagai acuan dalam upaya
BKKBN yang tahun itu menetapkan 250 perserta, meningkatkan pencapaian peserta vasektomi di
atau mencapai 109,60% ( BKKBN Propinsi Bali, kecamatan – kecamatan lainnya di Kabupaten
2010). Buleleng.
Di Kabupaten Buleleng target Program Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
Vasektomi tahun 2010 adalah 106 orang dan (1) hubungan pengetahuan akseptor KB pria
pencapaiannya adalah 133 orang akseptor tentang vasektomi dengan partisipasi pria dalam
vasektomi yang tersebar di 9 Kecamatan yang ada Vasektomi
di Buleleng.Dan (2) hubungan sikap akseptor KB pria tentang
pencapaian terbanyak adalah di Kecamatan vasektomi dengan partisipasi
Tejakula yaitu 40 orang dari 112 akseptor KB
pria, sedangkan di
82
Jurnal Magister Kedokteran
Keluarga Vol 1, No 1, 2013 (hal 80-
91) http://jurnal.pasca.uns.ac.id

pria dalam Vasektomi (3) hubungan dukungan panca indera manusia, yakni indera penglihatan,
keluarga dengan partisipasi pria dalam vasektomi pendengaran, rasa dan raba. Sebagian besar
(4) hubungan pengetahuan , sikap akseptor KB pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
Pria tentang vasektomi dan dukungan keluarga telinga (Notoatmodjo, 2005).
secara bersama-sama dengan partisipasi pria Sikap adalah keadaan mental dan saraf dari
dalam vasektomi di Kecamatan Tejakula kesiapan yang diatur melalui pengalaman yang
Kabupaten Buleleng. memberikan pengaruh dinamik atau terarah
Keterlibatan pria didefinisikan sebagai terhadap respon individu pada semua objek dan
partisipasi dalam proses pengambilan keputusan situasi yang berkaitan dengannya (Widayatun,
KB, pengetahuan pria tentang KB dan penggunaan 2009).
kontrasepsi pria. Keterlibatan pria dalam KB Dukungan keluarga mengacu pada suatu
diwujudkan melalui perannya berupa dukungan dukungan yang dipandang oleh anggota sebagai
terhadap KB dan penggunaan alat kontrasepsi suatu yang dapat
serta merencanakan jumlah keluarga. Dari bermanfaat. Dukungan keluarga merupakan salah
beberapa literatur, dinyatakan bahwa keterlibatan satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap
pria dalam program KB dapat terjadi secara perilaku positif. Peran dukungan keluarga sendiri
langsung atau tidak langsung. Penggunaan metode terbagi menjadi peran formal yaitu peran yang
kontrasepsi pria merupakan satu bentuk partisipasi terlihat jelas, bersifat eksplisit misalnya peran
pria secara langsung, sedangkan keterlibatan pria suami / istri dan peran informasi seperti bantuan
secara tidak langsung misalnya pria memiliki langsung dari keluarga (Friedman, 1998).
sikap yang lebih positif dan membuat keputusan Pada penelitian ini dapat dirumuskan
yag lebih baik berdasarkan sikap dan persepsi, beberapa hipotesis penelitian yaitu (1) Ada
serta pengetahuan yang dimilikinya. Bentuk hubungan antara pengetahuan akseptor KB Pria
partisipasi pria dalam Keluarga Berencana dapat tentang vasektomi dengan partisipasi Pria dalam
dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Vasektomi
(BKKBN, 2005). (2) Ada hubungan antara sikap akseptor KB Pria
Pengetahuan adalah hasil dari “tahu” dan ini tentang Vasektomi dengan partisipasi Pria dalam
terjadi setelah orang melakukan penginderaan Vasektomi (3) Ada hubungan antara dukungan
terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan keluarga dengan partisipasi pria dalam vasektomi
terjadi melalui (4) Ada hubungan antara pengetahuan ,sikap akseptor

83 KB Pria tentang
Jurnal Magister Kedokteran
Keluarga Vol 1, No 1, 2013 (hal 80-
91) http://jurnal.pasca.uns.ac.id

vasektomi dan dukungan keluarga secara bersama- HASIL DAN PEMBAHASAN


sama dengan partisipasi pria dalam vasektomi di Analisis dalam penelitian ini
kecamatan Tejakula kabupaten Buleleng. dimaksudkan untuk mengetahui hubungan tingkat
pengetahuan dan sikap akseptor KB pria tentang
METODOLOGI PENELITIAN vasektomi serta dukungan keluarga dengan
Tempat penelitian adalah di kecamatan Tejakula partisipasi pria dalam vasektomi. Berdasarkan
kabupaten Buleleng dan dilaksanakan dari bulan hasil uji regresi logistik diketahui terdapat
Oktober 2011 – Desember 2012. hubungan yang bermakna antara variabel
Penelitian ini dilakukan secara pengetahuan, sikap dan dukungan keluarga dengan
Kuantitatif observasional analitik. Populasi yang partisipasi dalam vasektomi seperti terlihat pada
digunakan adalah semua akseptor KB pria yang tabel dibawah ini.
ada di Kecamatan Tejakula sebanyak 112 orang. Tabel 1. Hasil Analisis Regresi Logistik Ganda
Data yang dikumpulkan terdiri dari data hubungan antara pengetahuan , sikap dan
primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dukungan keluarga dengan partisipasi dalam
dengan melakukan vasektomi
tanya jawab dengan responden menggunakan
pedoman kuesioner yang telah dirancang dan Variabel OR (p) Confidence

sebelumnya telah diuji validitas dan Interval 95%


Batas Batas
reliabilitasnya. Data sekunder yang diperoleh
Bawa Atas
berupa
h
gambaran umum daerah/lokasi penelitian, data
Pengetahuan 9,35 0,00 3,115 28,11
kegiatan penduduk, serta laporan atau catatan akseptor KB 8 1 8
lainnya yang terkait dengan pelayanan KB pria pria
dari Dinas BKKBN Kabupaten Buleleng. Sikap akseptor 3,40 0,02 1,195 9,710
Instrumen yang digunakan adalah KB pria 6 2

kuesioner. Pengumpulan data dilaksanakan Dukungan 1,168 10,46


Keluarga 3,49 0,02 6
langsung kepada subyek penelitian dengan tehnik
7 5
wawancara dengan panduan kuesioner yang sudah
N Observasi = 87
dilakukan uji coba sebelumnya. Analisis statistik
yang digunakan adalah analisis regresi logistik -2 log likelihood = 86,020
Nagelkerker R2 = 43,5%
ganda.
84
a. Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan
akseptor KB pria tentang
Jurnal Magister Kedokteran
Keluarga Vol 1, No 1, 2013 (hal 80-
91) http://jurnal.pasca.uns.ac.id

vasektomi dengan partisipasi dalam vasektomi Tabel 2. Hubungan pengetahuan akseptor KB pria
Hubungan antara tingkat pengetahuan dengan partisipasi dalam vasektomi di wilayah
akseptor KB pria dengan partisipasi dalam kerja Kecamatan Tejakula
vasektomi dapat dijelaskan pada gambar berikut
Tingkat Partisipasi dalam vasektomi
Pengetahuan Tidak ikut Ikut
akseptor KB N % N %
Rendah 33 71,7 9 22,0
Tinggi 13 28,3 32 78,0
Total 46 100,0 41 100,0
Berdasarkan dari hasil regresi logistik yaitu
terlihat pada tabel 4.8 diketahui nilai OR9,358.
Hal ini berarti akseptor KB pria yang memiliki
pengetahuan tinggi tentang vasektomi memiliki
Gambar 1. Hubungan tingkat pengetahuan kemungkinan untuk ikut berpartisipasi dalam
akseptor KB pria dengan partisipasi dalam vasektomi sebesar 9,358 kali lebih besar daripada
vasektomi akseptor KB pria yang memiliki pengetahuan
Berdasarkan gambar di atas, menunjukkan rendah. Hubungan tersebut secara statistik
adanya kecenderungan bahwa akseptor KB pria signifikan (p= 0,001; OR= 9,358;CI95% 3,115
yang tingkat hingga 28,118).
pengetahuannya tinggi tentang vasektomi, b. Terdapat hubungan antara sikap akseptor KB
cenderung ikut berpartisipasi dalam vasektomi pria tentang vasektomi dengan partisipasi dalam
dibandingkan dengan akseptor KB pria yang vasektomi
pengetahuannya rendah. Hal ini terlihat bahwa Hubungan antara sikap akseptor KB
akseptor KB pria yang pengetahuannya rendah, pria tentang vasektomi dengan partisipasi dalam
sebanyak 22,0% ikut berpartisipasi dalam vasektomi dapat dijelaskan pada gambar berikut
vasektomi dan 71,7% tidak berpartisipasi dalam
vasektomi, sedangkan pada akseptor KB pria
dengan tingkat pengetahuan tinggi, sebanyak
78,0% ikut berpartisipasi dalam vasektomi dan
28,3% tidak ikut berpartisipasi dalam vasektomi.

85
Jurnal Magister Kedokteran
Keluarga Vol 1, No 1, 2013 (hal 80-
91) http://jurnal.pasca.uns.ac.id

80 Berdasarkan hasil uji regresi logistik seperti


terlihat pada tabel 1 diketahui bahwa nilai
60
signifikansi atau p = 0.022 atau lebih kecil dari
40 Sikap rendah
Sikap tinggi 0,05, hal ini dapat disimpulkan bahwa ada
20 hubungan yang bermakna antara sikap akseptor

0 KB pria dengan partisipasi dalam vasektomi di


Tidak ikut Ikut wilayah kerja Kecamatan Tejakula. Berdasarkan
vasektomi vasektomi
nilai OR yaitu 3,406 berarti untuksikap dengan
Gambar 2. Hubungan sikap akseptor KB partisipasi dalam vasektomi memiliki
pria tentang vasektomi dengan partisipasi dalam kemungkinan 3,406 kali lebih besar untuk ikut
vasektomi. berpartisipasi dalam vasektomi dibandingkan
Berdasarkan gambar di atas, menunjukkan dengan akseptor KB pria yang memiliki sikap
adanya kecenderungan bahwa akseptor KB pria rendah. Hubungan tersebut secara statistik
yang memiliki signifikan (p = 0,022; OR= 3,406; CI95% 1,195
sikap tinggi tentang vasektomi, cenderung ikut hingga 9,710).
berpartisipasi dalam vasektomi dibandingkan c. Terdapat hubungan antara dukungan keluarga
dengan akseptor KB pria yang memiliki sikap dengan partisipasi dalam vasektomi
rendah. Hal ini terlihat bahwa akseptor KB pria
70
yang sikapnya rendah, sebanyak 29,3% ikut 60
Dukungan
berpartisipasi dalam vasektomi dan 65,2% tidak 50 rendah
40
berpartisipasi dalam vasektomi, sedangkan pada
30
akseptor KB pria dengan sikapnya tinggi, 20
10
sebanyak
0
70,7% ikut berpartisipasi dalam vasektomi dan Tidak ikut Ikut

34,8% tidak ikut berpartisipasi dalam vasektomi.


Tabel 3. Hubungan SikapAkseptor KB
Gambar 3. Hubungan antara dukungan keluarga
pria tentang vasektomi dengan partisipasi dalam
dengan partisipasi dalam vasektomi
vasektomi di wilayah kerja Kecamatan Tejakula
Berdasarkan gambar di atas, menunjukkan
Tingkat Partisipasi dalam KB
Pengetahuan Tidak ikut Ikut adanya kecenderungan bahwa akseptor KB pria
akseptor KB N % N % yang memiliki dukungan keluarga tinggi,
Rendah 30 65,2 12 29,3 cenderung ikut berpartisipasi dalam vasektomi
Tinggi 16 34,8 29 70,7 daripada
Total 46 100 57 100

86
Jurnal Magister Kedokteran
Keluarga Vol 1, No 1, 2013 (hal 80-
91) http://jurnal.pasca.uns.ac.id

akseptor KB pria yang dukungan keluarganya vasektomi daripada akseptor KB pria yang
rendah. Hal ini terlihat bahwa akseptor KB pria memiliki dukungan keluarga
yang dukungan keluarganya rendah, sebanyak rendah.Hubungan tersebut secara statistik
41,5% ikut berpartisipasi dalam vasektomi dan signifikan (p = 0,025; OR= 3,497; CI95% 1,168
65,2%tidak berpartisipasi dalam vasektomi, hingga 10,466).
sedangkan pada akseptor KB pria dengan d. Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan
dukungan keluarga tinggi, sebanyak 58,5% ikut dan sikap serta dukungan keluarga dengan
berpartisipasi dalam vasektomi dan 34,8% tidak partisipasi pria dalam vasektomi di wilayah kerja
berpartisipasi dalam vasektomi. Kecamatan Tejakula
Berdasarkan hasil analisis regresi logistik
Tabel 4. Hubungan Dukungan Keluarga akseptor berganda pada tabel 1 untuk
KB pria dengan partisipasi dalam vasektomi di mengetahui hubungan antara pengetahuan dan
wilayah kerja kecamatan Tejakula sikap serta dukungan keluargadapat dijelaskan
bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara
Dukungan Partisipasi vasektomi
pengetahuan tentang vasektomi, sikap terhadap
Keluarga Tidak ikut Ikut
N % N % vasektomi, dukungan keluarga dengan partisipasi
Rendah 30 65,2 17 41,5 dalam vasektomi di wilayah kerja Kecamatan
Tinggi 16 34,8 24 58,5 Tejakula. Berdasarkan nilai koefisien determinan
Total 46 100 41 100 atau nagelkerke R square sebesar 43,5% yang
berarti bahwa pengaruh variabel pengetahuan,
Berdasarkan hasil uji regresi logistik seperti sikap dan dukungan keluarga dengan partisipasi
terlihat pada tabel 1 diketahui bahwa nilai dalam vasektomi adalah sebesar 43,5%.
signifikansi atau p = 0.025atau lebih kecil dari Sedangkan faktor lain yang tidak diteliti dalam
0,05, hal ini dapat disimpulkan bahwa ada penelitian ini memberikan pengaruh sebesar
hubungan yang bermakna antara dukungan 56,5%.
keluarga akseptor KB pria dengan partisipasi Berdasarkan nilai OR pada tabel diatas
dalam vasektomi di wilayah kerja Kecamatan mengenai masing-masing variabel hasil analisis
Tejakula. Berdasarkan nilai OR yaitu 3,497 berarti regresi logistik ganda tersebut dapat dijelaskan
akseptor KB pria dengan dukungan keluarga tentang
tinggi memiliki kemungkinan 3,497 kali lebih hubungan masing-masing variabel dengan
besar untuk ikut berpartisipasi dalam partisipasi dalam vasektomi. Akseptor KB pria
yang memiliki
87
Jurnal Magister Kedokteran
Keluarga Vol 1, No 1, 2013 (hal 80-
91) http://jurnal.pasca.uns.ac.id

pengetahuan tinggi tentang vasektomi memiliki Berdasarkan persamaan tersebut, maka dapat
kemungkinan untuk ikut berpartisipasi dalam dibuat suatu analisa bahwa jika akseptor KB pria
vasektomi sebesar 9,358 kali lebih besar daripada mempunyai pengetahuan tinggi (1) dan sikap
akseptor KB pria yang memiliki pengetahuan tinggi serta dukungan keluarga tinggi (1), maka
rendah. Hubungan tersebut secara statistik dapat dimungkinkan akseptor KB pria tersebut
signifikan (p= 0.001; OR= 9,358;CI95% 3,115 memiliki keikutsertaan dalam vasektomi sebesar
hingga 28,118). Untuk variabel sikap dengan 13,714 kali lebih besar daripada akseptor KB pria
partisipasi dalam vasektomi, akseptor KB pria yang pengetahuannya rendah dan sikapnya rendah
yang memiliki sikap tinggi kemungkinan 3,406 serta dukungan keluarga rendah.
kali lebih besar untuk ikut berpartisipasi dalam Hasil penelitian ini mendukung hipotesis
vasektomi daripada akseptor KB pria yang bahwa tingkat pengetahuan dan sikap serta
memiliki sikap rendah. Hubungan tersebut secara dukungan keluarga memiliki hubungan yang
statistik signifikan (p=0,022; OR=3,406; CI95% secara statistik signifikan dengan partisipasi dalam
1,195 hingga 9,710). vasektomi. Temuan adanya hubungan antara
Berdasarkan hasil uji Hosmer and Lemeshow tingkat pengetahuan dan sikap serta dukungan
didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,984 atau keluarga dengan partisipasi pria dalam vasektomi
lebih besar dari α 0,05 hal ini dapat disimpulkan di dalam penelitian ini konsisten dengan hasil
bahwa model persamaan regresi logistik berganda sejumlah penelitian lain.
yang dibuat layak atau fit dan dapat Hasil penelitian hubungan tingkat
diinterpretasikan. Berdasarkan tabel 4.8 tersebut pengetahuan dan sikap serta dukungan keluarga
juga dapat dibuat model persamaan regresi dengan partisipasi pria dalam vasektomi dapat
sebagai berikut dijelaskan sebagai berikut:
1. Hubungan Tingkat Pengetahuan akseptor
Log = a + b1X1 + b2X2+ b3X3
KB pria dengan partisipasi dalam vasektomi
Dengan ketentuan bahwa X1 adalah
Berdasarkan hasil uji hipotesis dengan uji
pengetahuan akseptor KB pria, X2 adalah sikap
regresi logistik, ditemukan bahwa terdapat
akseptor KB pria dan X3 adalah dukungan
hubungan positif yang signifikan antara tingkat
keluarga, maka berdasarkan tabel tersebut dapat
pengetahuan dengan partisipasi dalam vasektomi,
dibuat persamaan regresi sebagai berikut:
dimana p < 0,05 (p = 0,001). Dimana
Log = 0,108 + 9,358 X1 + 3,406 X2 + 3,497 X3
88
Jurnal Magister Kedokteran
Keluarga Vol 1, No 1, 2013 (hal 80-
91) http://jurnal.pasca.uns.ac.id

akseptor KB pria dengan tingkat 2. Hubungan sikap akseptor KB pria dengan


pengetahuan tinggi memiliki kemungkinan untuk partisipasi dalam vasektomi
ikut berpartisipasi dalam vasektomi 9,026 kali Berdasarkan hasil uji hipotesis dengan uji
lebih besar daripada akseptor KB pria dengan regresi logistik, ditemukan
tingkat pengetahuan rendah (OR= 9,026; CI 95% bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
3,390 hingga 24,029). sikap tentang vasektomi dengan partisipasi dalam
Hal ini didukung oleh pernyataan yang vasektomi, dimana p < 0,05 (p = 0,001). Dimana
diungkapkan Manuaba ( 2002 ) yang menyatakan akseptor KB pria dengan sikap tinggi memiliki
bahwa alat kontrasepsi keluarga berencana sudah kemungkinan untuk ikut berpartisipasi dalam
menjadi kebutuhan, karena program keluarga vasektomi 4,531 kali lebih besar daripada akseptor
berencana sudah diterima di kalangan masyarakat KB pria dengan sikap rendah (OR = 4,531; CI
luas. Di negara maju keluarga berencana bukan 95% 1,831 hingga 11,211).
merupakan program atau gagasan tetapi telah Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
merupakan falsafah hidup di masyarakat, yang dilakukan Ekarini (2008) yaitu terdapat
sedangkan di negara berkembang seperti hubungan yang bermakna sikap terhadap KB
Indonesia dengan partisipasi pria dalam Keluarga Berencana
merupakan suatu hal yang pelaksanaannya harus dan penelitian yang dilakukan Saptono (2008)
terus ditingkatkan. yang menunjukkan adanya hubungan antara sikap
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian dengan partisipasi pria dalam KB.
yang dilakukan Ekarini (2008) yang menyatakan 3. Hubungan dukungan keluarga dengan
bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara partisipasi dalam vasektomi
pengetahuan terhadap KB dengan Berdasarkan hasil uji hipotesis dengan uji
Partisipasi pria dalam Keluarga Berencana. regresi logistik, ditemukan
Didukung juga oleh penelitian yang dilakukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
Ricardo (2007) yang menyimpulkan bahwa dukungan keluarga dengan partisipasi dalam
tingkat adopsi inovasi KB Pria dipengaruhi juga vasektomi, dimana p < 0,05 (p = 0,028). Dimana
oleh tingkat pengetahuan, serta penelitian yang akseptor KB pria dengan dukungan keluarga
dilakukan Saptono (2008) yang menunjukkan tinggi memiliki kemungkinan
adanya hubungan antara pengetahuan tentang untuk ikut berpartisipasi dalam vasektomi 2,647
partisipasi pria dalam KB. kali lebih besar daripada akseptor KB pria dengan
dukungan
89
Jurnal Magister Kedokteran
Keluarga Vol 1, No 1, 2013 (hal 80-
91) http://jurnal.pasca.uns.ac.id

keluarga rendah rendah (OR = 2,647; CI 95% terhadap KB, dengan partisipasi pria dalam
1,111 hingga 6,308). keluarga berencana yang juga didukung oleh
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian penelitian yang dilakukan
yang dilakukan oleh Ricardo (2007) yang oleh Simanjuntak (2007) yang menyimpulkan
menyimpulkan bahwa tingkat adopsi inovasi KB bahwa tingkat adopsi inovasi KB Pria dipengaruhi
Pria dipengaruhi juga oleh pengaruh istri juga oleh pengaruh istri (keluarga) serta penelitian
(keluarga). Demikian pula dengan penelitian yang yang dilakukan oleh Mahat K et al (2010) yang
dilakukan oleh Mahat K et al (2010) yang menyimpulkan bahwa dukungan emosional dan
menyimpulkan bahwa dukungan emosional dan material dari keluarga
material dari berhubungan dengan penerimaan vasektomi.
keluarga berhubungan dengan penerimaan
vasektomi SIMPULAN DAN SARAN
4. Hubungan pengetahuan , sikap dan dukungan Berdasarkan paparan hasil penelitian dan
keluarga dengan partisipasi dalam vasektomi pembahasan diatas dapat disimpulkan sebagai
Sesuai dengan hipotesis pertama, kedua, dan berikut:
ketiga mengenai hubungan 4. Ada hubungan positif yang signifikan antara
tingkat pengetahuan dan sikap tentang vasektomi pengetahuan dengan partisipasi pria dalam
serta hubungan dukungan keluarga dengan vasektomi yaitu semakin tinggi tingkat
partisipasi pria dalam vasektomi, bahwa terdapat pengetahuan maka semakin tinggi pula
hubungan partisipasi pria dalam vasektomi.
yang signifikan antara tingkat pengetahuan dan 5. Ada hubungan positif yang signifikan antara
sikap serta dukungan keluarga dengan partisipasi sikap dengan partisipasi pria dalam vasektomi
dalam vasektomi. Secara simultan, didapatkan yaitu semakin tinggi sikap yang dimiliki maka
bahwa semakin tinggi tingkat pengetahuan dan semakin tinggi pula partisipasi pria dalam
sikap serta dukungan keluarga, maka vasektomi.
kemungkinan partisipasi pria dalam vasektomi 6. Ada hubungan positif yang signifikan antara
sebesar 43,5% (Nagelkerger R Square = 43,5%). dukungan keluarga dengan partisipasi pria
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian dalam vasektomi yaitu semakin tinggi
yang dilakukan Ekarini (2008) dan Saptono dukungan maka semakin tinggi partisipasi pria
(2008) yaitu terdapat hubungan yang bermakna dalam vasektomi.
antara pengetahuan terhadap KB, sikap
90
Jurnal Magister Kedokteran
Keluarga Vol 1, No 1, 2013 (hal 80-
91) http://jurnal.pasca.uns.ac.id

5. Ada hubungan positif yang signifikan antara http://bali.bkkbn.go.id diakses tanggal 11


pengetahuan, sikap dan dukungan keluarga November 2011.
BKKBN. 2005. Peningkatan Partisipasi Pria
dengan partisipasi pria dalam vasektomi secara dalam KB dan KR,Jakarta :
bersama-sama yaitu semakin tinggi tingkat BKKBN.
2001. Fakta, Data dan Informasi
pengetahuan, sikap serta dukungan keluarga Kesenjangan Gender di Indonesia,Jakarta :
maka semakin tinggi pula partisipasi pria BKKBN.
Badan Pusat Statistik. 2007. Survei Demografi dan
dalam vasektomi. Kesehatan Indonesia, diperoleh
Berdasarkan temuan penelitian ini dari :www.data statistik indonesia.com
diakses tanggal 15 September 2011
beberapa hal yang dapat disarankan sebagai Ekarini SM (2008). Analisis faktor-faktor
berikut : (1) Bagi Petugas Lapangan KB, yang berpengaruh terhadap partisipasi pria
dalam keluarga berencana di Kecamatan
diharapkan agar lebih Selo Kabupaten Boyolali.Diperoleh dari:
meningkatkan promosi pelayanan vasektomi, melalui http://eprints.undip.ac.id diakses tanggal 20
September 2011.
pemberian pendidikan KB dalam bentuk penyuluhan Friedman MM.1998. Keperawatan Keluarga
dan Teori dan Praktek.Jakarta : EGC.
pendekatan keluarga mengenai pentingnya KB Manuaba IGB . 2002. Ilmu Kebidanan. Penyakit
yang dalam hal ini vasektomi., (2) Bagi akseptor Kandungan dan Keluarga
Berencana untuk Pendidikan Bidan.Jakarta :
KB Pria, diharapkan dapat menjadi panutan EGC.
dengan melakukan pendekatan-pendekatan Mahat K, Pacheun O, and
Taechaboonsermsak P. 2010. Intention to
sehingga pria-pria yang lain pun mau ikut ber-KB Accept Vasectomy among Married Men in
terutama vasektomi, Kathmandu, Nepal. Asia Journal of.Public
Health
(3) Bagi peneliti selanjutnya untuk Vol 1 No 1 hal 8-14.
mengadakan penelitian yang lebih cermat terhadap Didapatkan dari halaman
http//www.Asiaph.org/admin/ing.to pic
faktor-faktor lain yang mempengaruhi partisipasi diakses tanggal 15 Desember 2011.
pria dalam vasektomi terlepas dari faktor tingkat Notoatmodjo S. 2003. Pendidikan dan Perilaku
Kesehatan. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta.
pengetahuan dan sikap akseptor pria serta
dukungan keluarga.
REFERENSI
BKKBN
(4) Buleleng. 2010. Data Pemenuhan
Kebutuhan
(5) Peserta KB Baru Per Mik
(6) Kontrasepsi di setia Kecamatan,
Buleleng : BKKBN.
BKKBN Bali. 2010. Data
(7) Pencapaian
Vasektomi (MOP)

Anda mungkin juga menyukai