Anda di halaman 1dari 4

Nama : Akbar Rezky Ibrahim

NIM : 02011381924433
Kelas : C
Mata Kuliah : Hukum Perizinan

Ujian Akhir Semester

Beberapa waktu yang lalu terjadi kebakaran tambang di Muba akibat pengeboran
minyak illegal. Sampai hari ini sudah 4 bulan kebakaran sumur illegal belum dapat
dipadamkan. Disatu sisi pengeboran minyak di Muba yang dilakukan oleh rakyat adalah
illegal. Disisi lain denyut ekonomi masyarakat 6 kecamatan bergantung pada
pengeboran minyak. Bagaimana hukum perizinan menyikapi masalah tersebut baik
secara regulasi UU Migas maupun perizinan berusaha bagi individu atau badan hukum
terhadap pengeboran illegal oleh masyarakat? Bagaimana solusi yang dapat saudara
tawarkan bagi masyarakat jika ditarik pada pasal 33 UUD 1945.
Gambarkan juga melalui Bagan atau curva atau chart skema berfikir saudara :

Jawaban :

Dalam kasus tersebut, kegiatan pengeboran minyak illegal atau illegal drilling/
illegal tapping merupakan tindakan yang melanggar hukum dikarenakan kegiatan
pengeboran tersebut tidak memiliki izin kepada negara melainkan dijalankan oleh warga
setempat dengan cara illegal (melanggar hukum). Kegiatan ini termasuk eksploitasi yang
dilakukan oleh warga setempat sehingga tindakan ini termasuk tindakan yang merugikan
negara. Dalam Pasal 4 ayat 1 UU nomor 22 tahun 2001 dijelaskan bahwa “Minyak dan
Gas Bumi sebagai sumber daya alam strategis tak terbarukan yang terkandung di dalam
Wilayah Hukum Pertambangan Indonesia merupakan kekayaan nasional yang dikuasai
oleh negara”.

Dalam Pasal 33 UUD 1945 menjelaskan tentang perekonomian nasional dan


kesejahteraan sosial terdapat penjelasan bahwa bumi, air, dan kekayaan alam yang
terkandung didalamnya, dikuasai oleh negara dan digunakan sebesar besarnya untuk
kemakmuran rakyat. Kasus ini menyangkut tentang adanya tambang minyak di daerah
pemukiman warga dimana tambang minyak termasuk cabang produksi yang penting
bagi negara yang dapat menghasilkan hajat hidup orang banyak. Sedangkan warga
yang melakukan pengeboran secara illegal tidak memiliki izin kepada pemerintah.
Sementara itu pada umumnya hak atas tanah lebih dahulu diberikan pemerintah
dibandingkan dengan hak penambangan. Berdasarkan aturan hukum pertambangan
maka izin pertambangan baru bisa dilakukan jika masalah hak atas tanahnya telah
diselesaikan terlebih dahulu dan disesuaikan dengan peraturan pokok agraria.
Selanjutnya di dalam Pasal 136 Undang-undang nomor 4 Tahun 2004 tentang
Pertambangan mineral dan batubara juga menjelaskan bahwa dalam melakukan usaha
pertambangannya wajib menyelesaikan hak atas tanah dengan pemegang hak sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Penyelesaian permasalahan ini dapat dimulai dari memadamkan kebakaran


yang terjadi di daerah pengeboran karena bencana ini dapat mengakibatkan lebih
banyak kerugian yang dialami oleh masyarakat maupun negara. Meskipun kebakaran
yang terjadi disebabkan oleh oknum yang sudah jelas melakukan tindakan melanggar
hukum tetapi negara harus turut serta untuk membantu menyelesaikan permasalahan
ini karena jika kebakaran tidak segera diselesaikan maka dampak yang akan terjadi juga
bisa menjadi ancaman bagi negara. Tercantum dalam Pasal 17 Ayat 1 Undang-Undang
No 11 Tahun 2021 tentang Cipta Kerja dan Pasal 12 Undang-Undang No 18 Tahun 2013
tentang Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan, dengan ancaman pidana
penjara paling lama 15 tahun dan denda paling banyak Rp 10 miliar. Lalu permasalahan
selanjutnya adalah masyarakat yang melukan pengeboran illegal. Berdasarkan Pasal 33
UUD 1945 dalam ayat ke 4 tercantum bahwa perekonomian nasional diselenggarakan
berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan,
berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga
keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional. Maka setiap wilayah yang
menghasilkan kekayaan alam yang berpotensi untuk meningkatkan perekonomian
negara hendaknya jika ingin membangun usaha pertambangan di wilayah tersebut
orang yang berkepentingan mengajukan perizinan terlebih dahulu kepada Badan
Pertanahan Nasional (BPN) kemudian untuk hak atas tanah yang diperoleh akan
diberikan sertifikat sebagai tanda bukti kepemilikan hak tersebut. Untuk keperluan
penggunaan Negara memberikan izin berupa hak atas tanah yang disesuaikan dengan
kepentingannya. Setiap warga Negara Indonesia,baik laki-laki maupun wanita
mempunyai kesempatan yang sama untuk memperoleh sesuatu hak atas tanah serta
untuk mendapat manfaat dan hasilnya, baik bagi diri sendiri maupun keluarganya.
Kesimpulan dari kasus tersebut adalah pengeboran minyak yang terjadi di Muba
merupakan tindakan pidana yang dilakukan oleh masyarakat setempat bertujuan untuk
mencari keuntungan secara illegal dengan tidak memiliki izin dari pemerintah serta
membuat kerugian berbagai pihak. Karena tercantum jelas dalam Pasal 33 UUD 1945
bahwa cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menghasilkan banyak
manfaat bagi orang banyak maka akan dikuasai oleh negara dan bukan untuk
diperuntungkan bagi orang-orang yang mengambil nya secara illegal atau melanggar
hukum. Maka dari ke 6 kecamatan yang bergantung pada pengeboran minyak illegal itu
diperlukan adanya sosialisasi dari pemerintah setempat untuk mendapatkan mata
pencaharian yang layak sehingga tidak bergantung pada suatu usaha illegal.
Pengeboran minyak ini bukan hanya berdampak pada warga yang kehilangan sumber
penghasilan utamanya, tetapi juga berdampak pada kekayaan negara yang terkuras
oleh oknum illegal drilling karena seharusnya kegiatan ini dijalankan oleh Badan Usaha
Milik Negara (BUMN) seperti PT. Pertamina. Di balik semua kerugian tersebut,
lingkungan yang terkena dampak kebakaran yang disebabkan oleh ledakan pengeboran
minyak itu juga menyebabkan pencemaran udara yang membuat masyarakat disana
terganggu oleh asap kebakaran tersebut. Jadi, sebaiknya semua proses pengeboran
minyak illegal tersebut dihentikan dan diserahkan kepada negara karena sebenarnya
Indonesia memiliki banyak kekayaan alam yang terdapat dibawah tanah tetapi sangat
disayangkan jika masyarakat Indonesia tidak dapat berkontribusi dengan baik untuk
sama-sama membangun perekonomian negara.
Bagan Skema Pemikiran :

Pengeboran minyak secara illegal di Muba yang dijadikan warga setempat


sebagai mata pencaharian utama, meledak sehingga mengakitbatkan
kebakaran

Tindakan Permasalahan

Menangani
kebakaran

Menelusuri
oknum dibalik
pengeboran
illegal Menghentikan
Sosialisasi ke warga
semua kegiatan
yang menjadikan
pengeboran
pengeboran minyak itu
illegal
sebagai mata
pencaharian nya untuk
dicarikan pekerjaan lain
yang layak

Anda mungkin juga menyukai