FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS 2022 BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam sebuah organisasi atau perusahaan terdapat aneka macam macam karakter individu yg berada pada dalamnya. untuk itu diperlukan pengaturan yang kentara serta teratur sebagai akibatnya memungkinkan terjadinya keserasian dalam kehidupan sebuah organisasi. Jika hal tadi tak demikian, maka dalam pengaturannya mampu mengakibatkan fatal. seorang manajer dituntut juga buat menentukan kebijakan yg terbaik dalam mengambil keputusan agar organisasi atau perusahaan mampu terhindar berasal kemungkinan terburuk yaitu pemutusan korelasi kerja secara massal. Manajamen sumber daya insan ialah bidang strategis dari organisasi. MSDM wajib dicermati sebagai ekspansi dari pandangan tradisional buat mengelola orang secara efektif dan buat itu membutuhkan pengetahuan wacana perilaku insan serta kemampuan buat mengelolanya (Ulrich, 1991). oleh sebab itu wajarlah bila penyusunan taktik asal daya manusia harus relevan terhadap penyusunan taktik usaha (Schuller & Jackson, 1992). Tentu saja ini akan membutuhkan komitmen akan keterlibatan klebih tinggi asal staf sdm. Hal yg menarik lagi manusia menjadi makhluk yg unik dibandingkan dengan makhluk lain pada dunia ini sebab mempunyai hasrat individual, hasrat gerombolan atau keinginan pada grup-grup dalam wujud yg lebih besar (organisasi) melakukan interaksi dan kerjasama yg melahirkan berbagai kenyataan yang menarik buat dikaji dan dipelajari dalam asal daya insan. Jadi masuk akal bahwa MSDM ialah manajemen inti yang menggerakkan organisasi sebagai akibatnya suatu wadah organisasi baik yg berorientasi laba (profit organization) juga organisasi yang berorientasi nirlaba (non-profit organization) menjadi hidup dan dinamis sinkron karakter manusianya sebagai akibatnya organisasi permanen eksis serta mempunyai kinerja yang bisa dinikmati oleh anggota-anggota pada organisasi itu maupun memberi manfaat bagi warga di sekitarnya. Kebijakan yg ditetapkan pada organisasi bersama praktiknya menghipnotis perilaku kelompok juga individu didalam tubuh organisasi. Setiap individu serta grup akan mempunyai persepsi dan penilaian yang berbeda terhadap suatu bentuk kebijakan dan praktik MSDM. Kekecewaan maupun tekanan yang mungkin ada dampak persepsi serta evaluasi terhadap suatu bentuk kebijakan akan memunculkan bentuk- bentuk perilaku yang akan berpengaruh terhadap penurunan kinerja organisasi yg antara lain tercermin dari meningkatnya ketidakhadiran, meningkatnya turnover, dan penurunan produktivitas individu atau kelompok. asal daya manusia berperan penting dalam setiap kegiatan organisasi karena insan menjadi perencana, pelaku dan pelaksana asal tujuan perusahaan. Tujuan perusahaan akan sulit terwujud tanpa adanya peranan dari insan meskipun alat-alat pendukung pencapai tujuan tersebut sangatlah sophisticated. Perusahaan seharusnya mempunyai sumber daya insan yang berkualitas supaya tetap dan bersaing serta mencapai visi serta misi asal perusahaan. Melihat dari pentingnya peranan dari fungsi sumber daya manusia bagi keberlangsungan perusahaan, maka perlu dilakukan penilaian untuk mengevaluasi pencapaian program dari fungsi ini, penilaian yang dilakukan meliputi hal – hal berikut ini : (1) Terpenuhinya SDM yang memenuhi kualifikasi perusahaan, (2) Proses SDM telah berjalan dengan baik, wajar dan objektif, (3) Pemberdayaan SDM menjadi bagian utama dalam pengeolaan SDM, (4) Menjadikan kepuasan kerja karyawan sebagai bagian dari keberhasian perusahaan dan (5) Sederet permasalahan lain yang berhubungan dengan SDM. fokus para spesialis di organisasi mirip yang dinyatakan oleh Drucker merupakan semakin besarnya peran nilai pengetahuan dan kapital insan yaitu penekanan di pengetahuan, pendidikan, training, keterampilan, dan keahlian insan menggunakan mengorbankan kapital fisik seperti peralatan, mesin dan pabrik secara fisik. Kekuatan otak semakin lebih banyak didominasi dalam sdm. Organisasi tidak akan tanggal berasal hak paten, proses, keterampilan manajemen, isu tentang pelanggan dan pemasok. Jadi pengetahuan artinya modal intelektual yang semakin diharapkan sdm pada masa yang akan datang. aktivitas evaluasi pada fungsi sumber daya insan sangat perlu dilakukan mengingat begitu besarnya peranan serta donasi asal daya insan pada pencapaian keberhasilan perusahaan. penilaian ini bisa dilakukan dengan melaksanakan audit atas fungsi sdm. Audit atas fungsi sdm ini akan diakukan secara menyeluruh terhadap tujuan, rencana dan acara atau kegiatan-kegiatan sdm. Sangat penting bagi perusahaan buat mengetahui kinerja dari fungsi sumber daya manusia, supaya dapat mengukur efektivitas serta ekonomisnya kegiatan yg dijalankan. Penulis melakukan pengamatan secara observasi dari sebuah laporan observasi yg bersumber asal internet yg dilakukan pada Eka Hospital Pekanbaru, Riau merupakan rumah sakit swasta umum yg berkomitmen memberikan pelayanan kesehatan berkualitas dari staff berdedikasi serta profesional, yg didukung sang teknologi modern dan baku fasilitas kesehatan terdepan. sebagai perusahaan yg bergerak di bidang jasa, rumah sakit mempunyai peranan untuk melayani kebutuhan rakyat pada hal pelayanan kesehatan yang bermutu, profesional dan terjangkau. berdasarkan Undang-Undang No. 44 tahun 2009, pasien berhak memperoleh layanan yg manusiawi, adil, jujur dan tanpa subordinat. Pasien juga berhak mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang dihasilkan. Pasien dapat mengajukan gugatan dan tuntutan pada tempat tinggal sakit jika tempat tinggal sakit yg diduga memberikan pelayanan tidak sinkron standar baik secara pidana juga perdata, termasuk mengeluhkan pelayanan rumah sakit yg tidak sinkron standar pelayanan melalui media cetak serta elektro. Buat memenuhi baku dan menjaga kualitas asal sumber daya yang terdapat perlu dilakukan audit. Kualitas rumah sakit sangat ditentukan sang sumber daya insan. asal daya manusia merupakan komponen yang terlihat secara langsung pada pemberian pelayanan kesehatan pada pasien, asal daya insan tersebut ialah dokter, perawat, bidan dan energi lain yang mendukung. Berdasarkan status kepegawaian ada beberapa jenis karyawan yang bekerja pada Eka Hospital, yaitu: Karyawan pada masa percobaan, Karyawan hubungan operasional, Karyawan kontrak, Karyawan tetap, Karyawan harian tanggal, dan Karyawan paruh waktu. Fungsi sumber daya manusia Eka Hospital saat ini dapat dikatakan belum berjalan secara optimal. kegiatan perencanaan perekrutan pegawai belum terperiodisasi dengan baik dan pada pelaksanaannya masih mengalami hambatan.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka diajukan rumusan permasalahan sebagai beerikut : a. Bagaimana program dan kegiatan pengelolaan sumber daya manusia pada Eka Hospital ? b. Bagaimana efekvitas program dan kegiatan pengelolaan sumber daya manusia pada Eka Hospital ? c. Saran atau rekomendasi apa yang dapat diberikan pada fungsi manajemen sumber daya manusia Eka Hospital ?
1.3. Tujuan Kajian
Adapun tujuan dari kajian ini adalah : a. Mengetahui program-program dan aktivitas-aktivitas pengelolaan fungsi SDM pada Eka Hospital. b. Menilai efektivitas program-program dan aktivitas-aktivitas pengelolaan fungsi SDM pada Eka Hospital. c. Memberikan saran atau rekomendasi atas berbagai kelemahan yang ditemukan pada Eka Hospital sehingga menjadi acuan untuk dilakukan perbaikan didalamnya.
1.4. Manfaat Laporan Kajian
Secara teoritis, penulis berharap laporan ini dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan dibidang SDM mengenai kebijakan sumber daya manusia pada Eka Hospital. BAB II TELAAH PUSTAKA
3.1. Manajemen Sumber Daya Manusia
A. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
Menurut Arif Yusuf Hamali (2018) menyatakan bahwa :
“Manajemen SDM merupakan suatu pendekatan yang strategis terhadap keterampilan, motivasi, pengembangan, dan manajemen pengorganisasian sumber daya”. Sedangkan menurut Prasadja Ricardianto (2018) menyatakan bahwa : “Manajemen Sumber Daya Manusia adalah suatu ilmu atau cara bagaimana mengatur hubungan dan peranan sumber daya (tenaga kerja) yang dimiliki oleh individu secara efisien dan efektif serta dapat digunakan secara maksimal sehingga (goal) bersama perusahaan, karyawan dan masyarakat maksimal”. B. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia Fungsi manajemen sumber daya manusia menurut Arif Yusuf Hamali (2018) yaitu : 1. Perencanaan Perencanaan adalah kegiatan memperkirakan tentang keadaan tenaga kerja, agar sesuai dengan kebutuhan organisasi secara efektif dan efisien, dalam membantu terwujudnya tujuan. Perencanaan itu menetapkan program kekaryawanan ini meliputi pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, pengadaan, pengembangan, kompensasi, integrase, pemeliharaan, kedisplinan, dan pemberhentian karyawan. 2. Pengorganisasian Pengorganisasian adalah kegiatan untuk mengatur karyawan dengan menetapkan pembagian kerja, hubungan kerja, delegasi wewenang, integrasi dan koordinasi dalam bentuk bagan organisasi. Organisasi hanya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Organisasi yang baik akan membantu terwujudnya tujuan secara efektif. 3. Pengarahan dan pengadaan Pengarahan adalah kegiatan memberi petunjuk kepada karyawan, agar mau kerja sama dan bekerja efektif serta efisien dalam membantu tercapainya tujuan organisasi. Pengarahan dilakukan oleh pemimpin yang dengan kepimimpinannya akan memberi arahan kepada karyawan agar mengerjakan semua tugasnya dengan baik. Adapun pengadaan merupakan proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi, dan induksi untuk mendapatkan karyawan yang sesuai dengan kebutuhan organisasi. Pengadaan yang baik akan membantu terwujudnya tujuan. 4. Pengendalian Pengendalian merupakan kegiatan mengendalikan karyawan agar mentaati peraturan organisasi dan bekerja sesuai dengan rencana. Bila terdapat penyimpanan diadakan tindakan perbaikan dan/atau penyempurnaan. Pengedalian karyawan meliputi kehadiran, kedisplinan, perilaku kerja sama, dan menjaga situasi lingkungan kerja. 5. Pengembangan Pengembangan merupakan proses peningkatan keterampilan teknis, teoritis, konseptual, dan moral karyawan melalui pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan pelatihan yang diberikan hendaknya sesuai dengan kebutuhan pekerjaan masa kini maupun masa yang akan datang. 6. Kompensasi Kompensasi merupakan pemberian balas jasa langsung berupa uang atau barang kepada karyawan sebagai imbalan jasa yang diberikan kepada organisasi. Prinsip kompensasi adalah adil dan layak, adil diartikan sesuai dengan prestasi kerja, sedangkan layak diartikan dapat memenuhi kebutuhan primer. 7. Pengintegrasian Pengintegrasian merupakan kegiatan untuk mempersatukan kepentingan organisasi dan kebutuhan karyawan, agar tercipta kerja sama yang serasi dan saling menguntungkan. Di satu pihak organisasi memperoleh keberhasilan/keuntungan, sedangkan dilain pihak karyawan dapat memenuhi kebutuhan dari hasil pekerjaannya. Pengintegrasian merupakan hal yang penting dan cukup sulit dalam manajemen sumber daya manusia, karena mempersatukan dua kepentingan yang berbeda. 8. Pemeliharaan Pemeliharaan merupakan kegiatan pemeliharaan atau meningkatkan kondisi fisik, mental, dan loyalitas agar mereka tetap mau bekerja sama sampai pensiun. Pemeliharaan yang baik dilakukan dengan program kesejahteraan berdasarkan kebutuhan sebagian besar karyawan, serta berpedoman kepada internal dan ekternal konsistensi. 9. Kedisplinan Kedisplinan merupakan salah satu fungsi manajemen sumber daya manusia yang penting dan merupakan kunci terwujudnya tujuan organisasi, karena tanpa adanya kedisplinan maka sulit terwujudnya tujuan yang maksimal. Kedisplinan merupakan keinginan dan kesadaran untuk menaati peraturan organisasi dan norma social. 10. Pemberhentian Pemberhentian merupakan putusnya hubungan kerja seorang karyawan dari suatu organisasi. Pemberhentian ini disebabkan oleh keinginan karyawan, keinginan organisasi, berakhirnya kontrak kerja, pensiun, atau sebab lainnya. Penerapan fungsi manajemen dengan sebaik-baiknya dalam mengelola karyawan akan mempermudah mewujudkan tujuan dan keberhasilan organisasi.
3.2. Rekrutmen dan Seleksi
A. Rekruitmen 1. Pengertian Rekrutmen Rekrutmen dapat didefinisikan sebagai sebuah proses mencari dan menarik (membujuk untuk melamar) pelamar yang memenuhi syarat untuk mengisi jabatan/posisi tertentu yang lowong, yang telah diidentifikasi dalam perencanaan sumber daya (Meldona, 2009). Rekrutmen merupakan suatu keputusan perencanaan manajemen sumber daya manusia mengenai jumlah karyawan yang dibutuhkan, kapan diperlukan, serta kriteria apa saja yang diperlukan dalam suatu organisasi pada perushaan. Rekrutmen pada dasarnya merupakan usaha untuk megisi jabatan atau pekerjan yang kosong di lingukungan suatu organisasi atau perusahaan, untuk itu terdapat dua sumber tenaga kerja, yakni sumber dari luar (eksternal) organisasi atau dari dalam (internal) organisasi. 2. Tujuan Rekrutmen Rekrutmen memiliki tujuan yaitu untuk mendapatkan calon karyawan yang memungkinkan pihak manajemen (recruiter) untuk memilih atau menyeleksi calon sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan oleh organisasi atau perusahaan. Tujuan utama dari proses rekrutmen adalah mendapatkan tenaga kerja yang tepat bagi suatu jabatan terentu sehingga orang tersebut mampu bekerja secara optimal dan dapat bertahan diperusahaan untuk waktu yang lama. Meski tujuan dari rekrutmen sangat sederhana, proses tersebut sangat kompleks, memakan waktu cukup lama dan biaya yang tidak sedikit, dan sangat terbuka peluang untuk melakukan kesalahan dan mementukan orang yang tepat. Pelaksanaan rekrutmen merupakan tugas yang sangat penting, krusial, dan membutuhkan tanggung jawab yang besar. Hal ini karena sumber daya manusia yang akan digunakan perusahaan sangat bergantung pada prosedur rekrutmen dan seleksi yang dilaksanakan. B. Seleksi 1. Pengertian Seleksi Seleksi merupakan tahapan yang harus dilakukan pelamar setelah ia melamar pada suatu posisi atau pekerjaan. Seleksi merupakan serangkaian langkah kegiatan yang dilaksanakan untuk memutuskan apakah seseorang diterima atau ditolak, dalam suatu instansi tertentu setelah menjalani serangkaian tes yang dilaksanakan (Burhanudin Yusuf, 2015). Seleksi adalah serangkaian aktvitas yang dilakukan oleh pelamar setelah sebelumnya melakukan proses reskrutmen yang kemudian diseleksi dengan berbagai macam test guna melamar jabatan yang kosong dalam organisasi atau perusahaan. 2. Tujuan Seleksi
Jika dikaitkan dengan definisi seleksi, maka selaras dengan
tujuan utama dari seleksi, dilakukannya seleksi adalah memperoleh tenaga kerja yang sesuai dengan kuailfikasi yang diinginkan.
3.3. Pelatihan dan Pengembangan SDM
Pelatihan (training) merupakan proses pembelajaran yang melibatkan
perolehan keahlian, konsep, peraturan, atau sikap untuk meningkatkan kinerja tenga kerja.(Simamora:2006:). Menurut pasal I ayat 9 undang- undang No.13 Tahun 2003. Pelatihan kerja adalah keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh, meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap, dan etos kerja pada tingkat ketrampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan dan pekerjaan. Pengembangan (development) diartikan sebagai penyiapan individu untuk memikul tanggung jawab yang berbeda atau yang Iebih tinggi dalam perusahaan, organisasi, lembaga atau instansi pendidikan, Menurut (Hani Handoko:2001) pengertian pelatihan dan pengembangan adalah berbeda. Latihan (training) dimaksudkan untuk memperbaiki penguasaan berbagai keterampilan dan teknik pelaksanaan kerja tertentu, terinci dan rutin. Yaitu latihan rnenyiapkan para karyawan (tenaga kerja) untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan sekarang. Sedangkan pengembangan (Developrnent) mempunyai ruang lingkup Iebih luas dalam upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan pengetahuan, kemampuan, sikap daan sifat-sifat kepribadian.
3.4. Penilaian Kinerja
Menurut Mathias dan Jackson (2006:382), penilaian kinerja (performance appraisal) adalah proses mengevaluasi karyawan seberapa baik menyelesaikan pekerjaan mereka jika dibandingkan dengan seperangkat standar yang dimiliki perusahaan dan kemudian mengkomunikasikan informasi tersebut kepada karyawan. Dalam penilaian kinerja, dinilai kontribusi karyawan kepada perusahaan selama periode waktu tertentu. Penilaian kinerja harus memberikan umpan balik kinerja (feedback) kepada karyawan agar mengetahui seberapa baik mereka bekerja jika dibandingkan dengan standar-standar perusahaan, Apabila penilaian kinerja dilakukan secara benar, para manajer, staf, dan akhirnyaperusahaan akan diuntungkan dengan pemastian bahwa upaya-upaya individu memberikan kontribusi kepada fokus strategi perusahaan. Hasil-hasil penilaian kinerja sering berfungsi sebagai basis evaluasi reguler terhadap kinerja anggota-anggota organisasi. Apakah seorang individu dinilai kompeten atau tidak kompeten, efektif atau tidak efektif, dapat dipromosikan atau tidak dapat dipromosikan dan seterusnya adalah didasarkan pada informasi yang dihasilkan oleh sistem penilaian kinerja. Selain itu, organisasi sering mencoba mempengaruhi motivasi dan kinerja mendatang dari anggota-anggota mereka dengan mengaitkan pemberian berbagai imbalan, seperti kenaikan gaji dan promosi, terhadap nilai-nilai yang dihasilkan oleh sistem penilaian kinerja. Menurut Mathias dan Jackson (2002) penilaian kinerja memiliki dua manfaat yang umum di dalam organisasi, dan keduanya bisa merupakan konflik yang potensial. Salah satu kegunaannya adalah mengukur kinerja untuk tujuan memberikan penghargaan atau dengan kata lain untuk membuat keputusan administratif mengenai seorang karyawan. Promosi atau pencatatan karyawan bisa tergantung pada hasil penilaian ini, yang sering membuat hal ini menjadi sulit untuk dilakukan oleh para manajer. Manfaat yang lainnya adalah untuk pengembangan potensi individu. Pada manfaat ini, para manajer ditampilkan dengan peran lebih sebagai seorang konselor daripada seorang hakim, dan atmosfernya sering kali berbeda. Penekanannya adalah pada mengidentifikasi potensi dan perencanaan terhadap arah dan kesempatan pertumbuhan karyawan.
3.5. Kompensasi 1. Pengertian Kompensasi
Menurut (Hasibuan, 2010), kompensasi adalah semua pendapatan
yang berbentuk uang, barang langsung atau tidak langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikan kepada perusahaan. Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima para karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka.(Handoko, 2012). Menurut Andrew E. sikula dalam buku (Mangkunegara, 2009) mengemukakan bahwa proses administrasi upah atau gaji (kadang-kadang disebut kompensasi) melibatkan pertimbangan atau keseimbangan perhitungan. Kompensasi meliputi bentuk pembayaran tunai langsung, pembayaran tidak langsung dalam bentuk manfaat karyawan, dan insentif untuk memotivasi karyawan agar bekerja keras untuk mencapai produktivitas yang tinggi. Kompensasi merupakan suatu bentuk biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan dengan harapan bahwa perusahaan akan memperoleh imbalan imbalan dalam bentuk prestasi kerja dari karyawan (Sofyandi, 2008). 2. Tujuan Kompensasi Kompensasi bertujuan bukan hanya untuk memperoleh sumber daya manusia yang berkualitas, tetapi juga untuk mempertahankan sumber dayamanusia (SDM) yang berkualitas tersebut. 3. Jenis-jenis Kompensasi Kompensasi merupakan cara perusahaan untuk meningkatkan kualitas karyawannya untuk pertumbuhan perusahaan. Setiap perusahaan memiliki suatu sistem kompensasi yang berbeda-beda sesuai dengan visi, misi, dan tujuannya. Menurut (Gugup Kismono, 2011), kompensasi dapat dibedakan dalam dua kategori, yaitu: a) Kompensasi Finansial.
Kompensasi finansial terbagi menjadi dua bagian, yaitu : Kompensasi
langsung berupa pembayaran upah (pembayaran atas dasar jam kerja), gaji (pembayaran secara tetap/bulanan), dan insentif atau bonus.Pemberian gaji tetap setiap bulannya umumnya didasarkan pada nilai pekerjaan yang diembannya. Semakin tinggi nilai pekerjaan atau jabatannya akan semakin tinggi pula gaji yang diterimanya tanpa mempertimbangkan kinerja yang dihasilkannya. Penentuan nilai sebuah pekerjaan dilakukan melalui evaluasi pekerjaan.Sebaliknya, besar kecilnya gaji insentif atu bonus dikaitkan dengan kinerja seseorang atau kinerja organisasi. Jika seseorang menunjukkan kinerja yang lebih tinggi dibandingkan rekan kerjanya, maka dia berhak mendapatkan insentif lebih besar walaupun mereka menduduki jabatan yang sama. Kompensasi tidak langsung berupa pemberian pelayanan dan fasilitas kepada karyawan seperti program beasiswa pendidikan, perumahan, program rekreasi, libur dan cuti, konseling finansial, dan lain-lain. b) Kompensasi Non Finansial. Kompensasi non finansial terbagi menjadi dua bagian, yaitu : Kepuasan dari pekerjaan itu sendiri berupa tugas-tugas yang menarik, tantangan, tanggung jawab, pengakuan, dan rasa pencapaian. Kepuasan yang diperoleh dari lingkungan kerja karyawan berupa kebijakan yang sehat, supervisi yang kompeten, kerabat kerja yang menyenangkan, dan lingkungan kerja yang nyaman. 2.6. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) 1. Definisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Keselamatan kerja menurut Mondy dan Noe (2005) adalah perlindungan karyawan dari luka-luka yang disebabkan oleh kecelakaan yang terkait dengan pekerjaan. Resiko keselamatan merupakan aspek- aspek dari lingkungan kerja yang dapat menyebabkan kebakaran, ketakutan aliran listrik, terpotong, luka memar, keseleo, patah tulang, kerugian alat tubuh, penglihatan dan pendengaran. Kesehatan kerja adalah kebebasan dari kekerasan fisik. Resiko kesehatan merupakan faktor-faktor dalam lingkungan kerja yang bekerja melebihi periode waktu yang ditentukan, lingkungan yang dapat membuat stres emosi atau gangguan fisik. Mangkunegara (2002) berpendapat bahwa keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur. Sedangkan Mathis dan Jackson (2002) menyatakan bahwa Keselamatan adalah merujuk pada perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang terhadap cedera yang terkait dengan pekerjaan. Kesehatan adalah merujuk pada kondisi umum fisik, mental dan stabilitas emosi 2. Tujuan dan Manfaat Keselamatan dan Kesehatan Kerja Menurut Mangkunegara (2002) bahwa tujuan dan manfaat dari keselamatan dan kesehatan kerja adalah sebagai berikut: a. Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja yang baik secara fisik, sosial, dan psikologis. b. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik- baiknya seselektif mungkin. c. Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya. d. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi pegawai. e. Agar meningkatkan kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja. f. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atau kondisi kerja. g. Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja.
Tujuan dan manfaat dari keselamatan dan kesehatan kerja ini
tidak dapat terwujud dan dirasakan manfaatnya, jika hanya bertopang pada peran tenaga kerja saja tetapi juga perlu peran dari pimpinan.
2.7. Pemutusan hubungan kerja
Kasmir (2016) menyampaikan bahwa pemutusan hubungan kerja adalah putusnya perikatan atau perjanjian antara perusahaan dengan karyawan/pekerja secara resmi sejak dikeluarkan surat pemberhentian kerja yang berakibat putusnya hak dan kewajiban masing-masing pihak.Sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, disebutkan bahwa Pemutusan hubungan kerja adalah pengakhiran hubungan kerja karena suatu hal tertentu yang berakibat berakhirnya hak dan kewajiban antara pekerja dengan pengusaha.Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa pemutusan hubungan kerja merupakan pengakhiran hubungan antara pekerja dengan pengusaha yang biasa disebabkan oleh berbagai macam sebeb sehingga berakhir pula hak dan kewajiban keduanya. Aktifitas manajemen sumber daya manusia yang terakhir dalam menjalankan usaha adalah melakukan pemutusan terhadap pekerja yang dimiliki. Setiap perusahaan mempunyai aturan yang berbeda dalam melaksanakan pemutusan hubungan kerja. Namun hampir semua perusahaan mempunyai tahapan atau proses yang berjalan setahap demi setahap sehingga akhirnya berakhir pada keputusan hubungan kerja. Langkah pertama yang diambil perusahaan terhadap kinerja pegawai yang buruk biasanya diawali dengan pemberian peringatan. Jika pemberian peringatan masih belum bisa mengatasi permasalahan bisa dilanjutkan dengan tindakan-tindakan yang lebih keras seperti skorsing pengurangan gaji hingga pada saatnya terjadi pemutusan hubungan kerja. Pemutusan hubungan kerja merupakan keputusan yang datangnya dapat dari pihak karyawan ataupun dari fihal perusahaan, pemutusan hubungan kerja dapat bersifat sementara dapat juga bersifat permanen (Sjafri Mangku Prawira, 2014). Pemutusan hubungan kerja ementara terjadi saat pekerja harus berhentu dari pekerjaannya dan akan kembali ke perusahaan untuk bekerja kembali pada waktu yang akan datang. Sedangkan pemutusan kerja permanen terjadi karena faktor kedisiplinan, kualitas kerja dari karyawan, serta memang sudah saat untuk berhenti (faktor usia). Pemutusan hubungan kerja sementara terjadi jika pekerja harus melakukan pendidikan, kepentingan kesehatan atau karena keadaan internal perusahaan. Ricart L Daft (2002) menyebutkan manfaat dari pemutusan hubungan kerja adalah dapat mengurangi pekerja dengan kinerja buruk. Hal ini penting dilakukan karena karywan yang produktif tidak menyukai karyawan yang tidak produktif berada dalam organisasi sekaligus menerima imbalan yang setara dari perusahaan. BAB III GAMBARAN UMUM EKA HOSPITAL PEKANBARU
3.1. Riwayat Eka Hospital
Eka Hospital Pekanbaru, Riau adalah rumah sakit swasta umum yang berkomitmen memberikan pelayanan kesehatan berkualitas dari staff berdedikasi dan profesional, yang didukung oleh teknologi terkini dan standar fasilitas kesehatan terdepan. Eka Hospital PKU berlokasi di Jalan Soekarno Hatta Km. 6,5 Pekanbaru, di atas lahan seluas 1.2 ha. Luas bangunan sekitar 34.000 m2, dengan lebih dari 75 klinik rawat jalan dan kapasitas 300 tempat tidur. Fasilitas diagnostik dan pengobatan terpadu dengan peralatan mutakhir seperti MRI, MSCT, Angiografi, USG 4 Dimensi, Laparoskopi, Endoskopi dan peralatan operasi modern lainnya, memberikan layanan paripurna bagi masyarakat. Eka Hospital PKU didukung oleh tenaga medis berkomitmen yang terdiri dari 54 dokter purna waktu dan lebih dari 270 perawat yang melayani pasien dengan profesionalisme dan keahlian terbaik. Demi efektifitas layanan dan mencegah kelalaian manusia, Eka Hospital menggunakan teknologi sistem informasi terpadu, Electronic Medical Record (EMR). Visi Menjadi jaringan penyedia layanan kesehatan terdepan dalam melayani masyarakat dengan tulus dan sepenuh hati. Misi a. Mengutamakan keselamatan dan kenyamanan dalam memberikan pelayanan kesehatan. b. Menyiapkan staf yang profesional, sistem kerja, fasilitas, dan sistem manajemen yang baik. c. Aktif mempromosikan hidup sehat dan peduli pada kesehatan. Motto Care for Better Health 3.2. Perencanaan Strategis Teknologi Informasi Eka Hospital Setiap organisasi yang mengelola kegiatan masing-masing bidang dihadapkan kepada beberapa pilihan yang nantinya harus dipilih untuk meningkatkan performansi dari organisasi yang berkaitan. Pilihan tersebut diantaranya pemilihan sumber daya, dana, teknologi, lokasi dan lain-lain. Namun, salah satu pilihan yang tidak dapat ditinggalkan adalah pilihan untuk menerapkan teknologi informasi dalam pengelolaan organisasi yang bersangkutan. Saat ini banyak organisasi yang meningkatkan anggaran mereka untuk sebuah TI yang berkualitas. Dalam penambahan biaya tersebut, organisasi berharap dapat memajukan dan mengembangkan keuntungan bisnis organisasi mereka. Di sisi lain, aplikasi perangkat lunak yang terdahulu menghambat kemampuan beberapa organisasi untuk mengimplementasikan teknologi yang baru. Dalam arti kata, perangkat terdahulu tidak memiliki kompatibilitas terhadap teknologi terbaru yang akan diterapkan oleh organisasi yang bersangkutan. Hingga saat ini banyak organisasi yang siap untuk menginvestasikan biaya lebih untuk penerapan TI yang lebih baik untuk memperoleh strategi yang kompetitif agar dapat bertahan dalam persaingan bisnis organisasi mereka. Pihak manajemen dari organisasi ini akan mengeluarkan biaya lebih dalam memilih perangkat lunak dan perangkat keras terbaru yang dapat menunjang kinerja organisasi mereka. Namun, hal penting yang terlupakan oleh manajemen organisasi tersebut adalah bagaimana membuat rencana strategis dari penerapan TI untuk dapat meningkatkan organisasi ke tahap world class (kelas dunia). Indikator keberhasilan pemanfaatan Teknologi Informasi (TI) pada sebuah organisasi yang paling utama adalah sejauh mana TI tersebut dapat mendukung pencapaian obyektif strategis dari organisasi. Oleh karena itu, penggunaan TI dalam sebuah organisasi sangat mutlak perlu diseimbangkan dengan arahan strategis dari organisasi. Kemudian setelah keselarasan antara TI dengan arahan strategis ini didapatkan, maka siklusnya dapat dilanjutkan ke dalam tahapan bagaimana nilai (value) TI dapat diperoleh oleh organisasi secara optimal sementara tetap mengelola risiko-risiko yang mungkin ditimbulkan oleh penerapan TI tersebut. Dengan adanya tujuan untuk mengetahui, mengevaluasi serta terus meningkatkan kinerja dari TI dalam dukungannya terhadap organisasi tersebut maka diperlukan mekanisme pengukuran kinerja yang baik. Seluruh tahapan yang ada dalam organisasi memerlukan manajemen sumber daya TI yang baik. Hal yang termasuk ke dalam sumber daya TI yang perlu dikelola tersebut adalah sumber daya informasi, manusia, sistem aplikasi dan infrastruktur. Perencanaan Strategis teknologi Informasi digunakan untuk mendukung strategi bisnis organisasi agar mampu mencapai tujuan bisnisnya dengan lebih cepat. Kemampuan tersebut terkait langsung dengan bagaimana organisasi memilih strategi, aplikasi dan kebijakan organisasi yang tepat dengan berfokus pada Teknologi Informasi (TI). Dengan Perencanaan Strategis TI yang tepat, akan membantu organisasi dalam mengembangkan kompetensi intinya untuk mampu bersaing dengan kompetitorkompetitor lain. Dalam penggunaan teknologi informasi di Eka Hospital, sistem yang terintegrasi harus mempertimbangkan kebutuhan integrasi sistem informasi antar institusi baik unit individu maupun untuk organisasi. Integrasi seperti itu umumnya digunakan pada informasi yang penting dan organisasi yang terintegrasi secara vertikal dimana pasien menggunakan jasa mungkin memanfaatkan lebih dari satu pelayanan termasuk klinik, unit bedah, rumah sakit perawatan penyakit akut, pusat rehabilitasi penyalahgunaan narkoba, dan fasilitas perawat terampil. Sistem informasi harus berorientasi pada pasien untuk menyatukan data dari unit medis yang bervariasi dan rekaman pasien dalam sistem itu. Pada waktu yang sama, manajemen perusahaan harus menyadari bahwa perbedaan tipe fasilitas dalam organisasi (rumah sakit, pusat penanganan pasien gawat darurat, kamar perawatan, farmasi) memiliki perbedaan informasi yang mereka butuhkan sendiri, dan kebijakan perusahaan harus melengkapi mekanisme sistem informasi untuk mengakomodir kebutuhan setiap unit dalam sistem tersebut. 3.3 Kinerja Eka Hospital A. Kinerja Rawat Inap Salah satu indikator yang digunakan dalam mengukur kinerja rawat inap rumah sakit adalah melalui penilaian efisiensi pengelolaan rumah sakit yang menetapkan 4 (empat) parameter dasar, yaitu : a. Bed Occupancy Rate (BOR) Indikator ini digunakan untuk menghitung berapa banyak tempat tidur di rumah sakit yang digunakan pasien dalam suatu masa. b. Length of Stay (LOS) Indikator ini digunakan untuk menghitung lama hari perawatan bagi 1 (satu) pasien selama 1 (satu) tahun. c. Bed Turn Over (BTO) Indikator ini digunakan untuk menghitung berapa kali satu tempat tidur ditempati pasien dalam satu tahun. d. Turn Over Interval (TOI) Indikator ini digunakan untuk menghitung waktu rata-rata suatu tempat tidur kosong. Data-data penunjang yang harus dilengkapi dalam penghitungan tingkat efisiensi tersebut adalah: 1. Rata – rata jumlah tempat tidur per tahun 2. Jumlah hari perawatan pasien selama 1 (satu) tahun 3. Jumlah pasien keluar rawat jalan dalam keadaan hidup dan meninggal selama 1 (satu) tahun. B. Kinerja Rawat Jalan Kinerja rawat jalan suatu rumah sakit dapat dinilai melalui kunjungan rawat jalan suatu rumah sakit. BAB IV PEMBAHASAN
Sumber daya manusia menjadi salah satu fungsi yg krusial bagi
pencapaian tujuan perusahaan. buat melihat apakah fungsi sumber daya manusia telah berjalan dan mampu memberikan kontribusinya pada pencapaian tujuan perusahaan perlu dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan dan pengendalian program-program asal daya insan. selesainya dilakukan audit sumber daya insan pada Eka Hospital bisa diketahui bagaimana kegiatan fungsi sumber daya manusia yg sudah berjalan di Eka Hospital. ini dia pembahasan mengenai aktivitas fungsi asal daya manusia pada Eka Hospital.
Manajemen waktu dalam 4 langkah: Metode, strategi, dan teknik operasional untuk mengatur waktu sesuai keinginan Anda, menyeimbangkan tujuan pribadi dan profesional