Anda di halaman 1dari 4

Proposal Tesis

ANALISA KEBERADAAN BAKTERI Escheriscia coli PADA MAKANAN


DENGAN KEPADATAN VEKTOR LALAT DAN KECOA
DI TEMPAT PENGELOLAAN PANGAN (TPP)
SATKER KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS III PANGKALPINANG

(proposal penelitian diajukan sebagai syarat pendaftaran Pascasarjana


Ilmu Kedokteran Tropis Universitas Gajah Mada)

Oleh :
FITRIANA DWI FIDIAWATI, SKM
(Peserta Tugas Belajar BPPSDM-KEMENKES 2022)
ANALISA KEBERADAAN BAKTERI Escheriscia Coli PADA MAKANAN
DENGAN KEPADATAN VEKTOR LALAT DAN KECOA
DI TEMPAT PENGELOLAAN PANGAN (TPP)
SATKER KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS III PANGKALPINANG

Oleh : Fitriana Dwi Fidiawati, SKM


( Peserta tugas belajar BPPSDMK-Kemenkes 2022)

A. LATAR BELAKANG
Lalat merupakan serangga yang termasuk ke dalam ordo Diptera, dan
beberapa spesies lalat merupakan spesies yang berperan dalam masalah Kesehatan,
yaitu sebagai vektor penular penyakit. Sebagai vektor mekanis lalat membawa bibit
penyakit melalui anggota tubuhnya. Lalat mampu terbang satu sampai dua mill
sehingga dapat membawa mikroba dari berbagai tempat yang pernah disinggahi.
Kecoa adalah serangga yang termasuk dalam filum Arthropoda ordo blatella
yang hidup bebas. Kebiasaan kecoa mencari makanan di daerah kotor seperti tempat
sampah, saluran pembuangan, septic tank, dan perilaku memuntahkan makanan
yang sudah masuk ke dalam lambung dapat mudah menularkan agen penyakit secara
mekanis ke manusi dengan mencemari dan merusak makanan.
Kecoa dan lalat berperan sebagai vektorn mekanik bagi beberapa
mikroorganisme, seperti Streptococcus, Salmonella sp, Shigella sp, Escheriscia coli,
Campylobacter sp, Pseudomonas aeruginosa, Mycrobacterium leprae, dan Klebsiella
pneumoniae sehingga mereka berperan dalam penyebaran penyakit disentri, diare,
kolera, virus Hepatitis A, polio pada anak-anak, dan sebagai inang perantara bagi
beberapa spesies cacing.
Kecoa sangat menyukai lingkungan yang terdapat banyak sumber makanan
dan tersedia tempat istirahat/sarang. Kondisi seperti di lingkungan Pelabuhan sangat
potensial bagi pertumbuhan populasi kecoa. Sebagaimana amanat International
Health Regulation (IHR) dan Permenkes no. 44 tahun 2014 tentang Penyelenggaraan
Pelabuhan dan Bandar Udara Sehat, Pelabuhan harus bebas dari keberadaan
serangga/vektor penular penyakit termasuk vektor kecoa dan lalat.
E. coli dapat hidup dalam berbagi tempat dan kondisi termasuk pada makanan.
Air yang tercemat E. coli ini tidak dapat digunakan untuk keperluan pengelolaan
makanan seperti memasak, mencuci peralatan makanan, dan mencuci bahan
makanan, hal ini memungkinkan berpindahnya E. coli dari air ke makanan. Makanan
yang mengandung E. coli, ini tidak layak untuk dikonsumsi.
Hasil pengawasan kepadatan lalat dan kecoa di satuan kerja Kantor Kesehatan
Pelabuhan (KKP) Kelas III Pangkalpinang tahun 2021 menunjukkan beberapa lokasi
masih memiliki kepadatan lalat lebih dari batas yang ditentukan yaitu >2, sebagaimana
permenkes no. 50 tahun 2017 tentang standar baku mutu Kesehatan lingkungan dan
persyaratan Kesehatan untuk vektor dan binatang pembawa penyakit serta
pengendaliannya. Sedangkan pada beberapa Tempat Pengelolaan Pangan (TPP)
masih ditemukan kecoa.
Berdasarkan data di KKP Kelas III Pangkalpinang tahun 2021, sebanyak 334
TPP dilakukan pemeriksaan pengawasan hygiene sanitasi secara rutin sebanyak
28(9%) TPM tidak memenuhi syarat kesehatan. Sedangkan hasil pemeriksaan bakteri
E.coli pada makanan menunjukkan sebanyak 11 Sampel makanan yang diperiksa,
sebanyak 2 (15,4%) makanan tersebut positif E.coli.

B. RUMUSAN MASALAH
Setiap Tempat Pengelolaan Makanan (TPP) harus menjaga hygiene
sanitasinya sehingga tidak menjadi tempat perkembangbiakan vektor penyakit yaitu
kecoa dan lalat, namun hasil pemeriksaan sanitasi oleh petugas KKP Kelas III
Pangkalpinang menunjukkan sebanyak 9,0% TPP masih memiliki sanitasi buruk
ditandai dengan ditemukan vektor dan bakteri pada makanan yang diperiksa, serta
sebanyak 15,38% makanan yang diperiksa positif bakteri E. coli. Belum adanya
informasi berkaitan hubungan keberadaan vektor dengan adanya bakteri pada
makanan menyebabkan perlu adanya penelitian tentang tersebut. Sehingga
berdasarkan uraian di atas, maka pertanyaan pada penelitian ini “ Adakah hubungan
keberadaan bakteri Escheriscia coli pada makanan dengan kepadatan vektor lalat dan
kecoa di Tempat Pengelolaan Pangan ( TPP) di satuan kerja KKP Kelas III
Pangkalpinang.

C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
Mengidentifikasi bakteri kontaminan Escheriscia coli pada makanan dengan
kepadatan vektor lalat dan kecoa di TPP satuan kerja KKP Kelas III Pangkalpinang
Kepulauan Bangka Belitung

2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi kepadatan vektor lalat dan kecoa di TPP satuan kerja KKP
Kelas III Pangkalpinang
b. Mengidentifikasi spesies lalat dan kecoa di TPP Satuan kerja KKP Kelas III
Pangkalpinang
c. Mengidentifikasi jumlah kuman total pada makanan di TPP satuan kerja KKP
Kelas III Pangkalpinang
d. Mengidentifikasi keberadaan bakter Escheriscia coli pada makanan di TPP
satuan kerja KKP Kelas III Pangkalpinang
e. Mendiskripsikan hygine sanitasi TPP dan hyiene personal penjamah makanan
di TPP satuan kerja KKP Kelas III Pangkalpinang
f. Mendiskripsikan pengendalian vektor lalat dan kecoa yang dilakukan disetiap
TTP satuan kerja KKP Kelas III Pangkalpinang
g. Menganalisa hubungan keberadaan bakteri Escheriscia coli dengan
kepadatan lalat dan kecoa di TPP satuan kerja KKP Kelas III Pangkalpinang

D. METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan eksplanatori research, dengan pendekatan cross
sectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh makanan yang ada pada Tempat
Pengelolaan Pangan (TPP) di satuan kerja KKP Kelas III Pangkalpinang, sampel
diambil secara purposive, mewakili setiap TPP yang ada. Sedangkan pengukuran
kepadatan lalat dan kecoa dilakukan pada setiap TPP.
Cara pemeriksaan bakteri dilakukan di laboratorium dengan menggunakan uji
kultur identifikasi untuk mengetahui keberadaan E. coli pada makanan. Sedangkan
cara perhitungan kepadatan vektor di setiap TPP sebagai berikut; pengukuran
kepadatan lalat dilakukan dengan menggunakan flygrill dan sticky trap untuk kecoa,
dari kedua nya nanti dapat dihitung kepadatan kedua vektor.
Variabel bebas pada penelitian ini adalah kepadatan lalat dan kecoa, spesies
lalat dan kecoa, sedangkan variable terikatnya adalah keberadaan bakteri kontaminan
E.coli dan jumlah kuman total pada makanan-minuman. Adapun variabel pengganggu
pada penelitian ini adalah hygiene sanitasi Tempat Pengelolaan Pangan (TPP),
hygiene personal penjamah makanan, serta pengendalian vektor lalat dan kecoa yang
dilakukan setiap TPP).

Anda mungkin juga menyukai