Anda di halaman 1dari 5

3.3.

Metode Pengolahan Data Dan Analisis Data

Pengolahan data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk


yang lebih mudah dibaca dan interprestasikan untuk mendapatkan simpulan
hasil evaluasi. Adapun langkah-langkah dalam melakukan proses pengolahan
data yang dilakukan adalah sebagai berikut (Anang dalam Datika, 2017)

1. Pengeditan Data (Editing)

Pengeditan adalah pemeriksaan atau koreksi data yang telah dikumpulkan


pengeditan dilakukan karena kemungkinan data yang masuk (raw data) tidak
memenuhi syarat atau tidak memenuhi kebutuhan. Pengeditan data dilakukan
untuk melengkapi kekurangan atau menghilangkan kesalahan yang terdapat
pada data mentah. Pada tahap ini peneliti memeriksa kembali (klasifikasi,
keterbacaan, konsistensi dan kelengkapan data). Tahap ini dilakukan untuk
mengoreksi hal-hal yang belum terjawab atau pernyataan-pernyataan yang
terlewat oleh responden sehingga dapat dilengkapi dengan mengulangi
pengumpulan data atau dengan cara penyisipan (interpolasi) data. Kesalahan
data dapat dihilangkan dengan membuang data yang tidak memenuhi syaray
untuk dianalisis.

Selanjutnya editing adalah kegiatan untuk memeriksa data mentah yang


telah dikumpulkan meliputi: (1) melengkapi data yang kurang (2)
memeperbaiki kesalahan kesalahan dari pencatatan data (3) memeriksa
konsistensi data yang sesuai diinginkan (4) membuang data rehabilitas data
(misalnya membuang data yang ekstrem). Tujuan pengeditan data adalah
untuk menjamin kelengkapan, konsistensi dan kesiapan data dalam proses
analisis. Proses pengeditan dapat dilakukan dilapangan (field editing) sesaat
setelah melakukan pengecekan terhadap isian kusioner. Pengeditan ini juga
dapat dilakukan ditempat pemrosesan data (in house editing) setelah beberapa
atau semua data terkumpul misalnya karena field editing sulit dilakukan.
Prosedur pengeditan akan memudahkan proses pemberian kode.
Contoh kegiatan dalam pengeditan data adalah pemeriksaan kusioner yang
telah diisi oleh responden. Aspek-aspek yang perlu diperiksa antara lain
kelengkapan responden dalam mengisi setiap pertanyaan yang telah diajukan
dalam kusioner jika pengisian belum lengkap dapat meminta responden untuk
mengisi kembali. Jika hal itu tidak dapat dilakukan sebagiknya kusioner tidak
digunakan untuk kepentingan analisis data. Aspek lain yang harus diperiksa
adalah konsistensi responden dalam hal pengisian kusioner. Misalnya ketika
ditanyakan status perkawinan responden memberikan jawaban belum kawin
hal seperti inilah yang perlu dicermati dalam pengeditan data.

2. Pengkodean (coding)

Coding (pengkodean) data adalah pemberian kode-kode tertentu pada tiap-


tiap data termasuk memberikan kategori jenis data yang sama. Kode adalah
symbol tertentu dalam bentuk huruf atau angka untuk memberikan identitas
data. Kode yang diberikan dapat memiliki makna sebagai data kuantitatif
berbentuk skor. Kuantikasi atau Transformasi data menjadi data kuantitatif
dapat dilakukan dengan memberikan skor pada setiap jenis data yang
mengikuti kaidah kaidah dalam skala pengukuran kegiatan untuk pengkodean
terhadap data sehingga dapat memudahkan untuk analisis data biasanya
dilakukan untuk data-data kualitatif (kuantifikasi). Proses kuantifikasi
mengikuti prosedur yang berlaku misalnya dengan menerapkan skala
pengukuran nominal dan ordinal pada tahap ini peneliti melakukan proses
pengklasifikasian jawabab responden menurut macam-macam. Klasifikasi ini
dilakukan dengan menandai masing-masing jawaban dengan kode tertentu
dalam bentuk angka (Sarwoni, 2006).

3. Tabulasi (Tabulating)

Tabulasi adalah proses penempatan data dalam bentuk tabel dengan cara
membuat tabel yang berisikan data yang sesuai dengan analisis. Tabel yang
dibuat sebaiknya mampu meringkas semua data yang akan dianalisis.
Pemisahaan table akan menyulitkan peneliti dalam analisis data. Misalnya
seorang peneliti akan melakukan pengukuran terhadap empat variable yaitu:
(1) jenis kelamin (2) tingkat pendidikan (3) pengalaman kerja (4) kompetnesi
professional. Kegiatan untuk membuat tabel data menyajikan data dalam
bentuk tabel untuk memudahkan analisis data maupun pelaporan. Tabel data
dibuat sederhana mungkin sehingga informasi mudah ditangkap oleh pengguna
data maupun bagi bagian analisis data. Pada tahap ini peneliti merumuskan
data kedala kolom-kolom tabel atau mengelompokan jawaban-jawaban yang
serupa dengan teliti dan teratur. Proses ini dilakukan sampai terwujudnya tabel-
tabel yang selanjutnya digunakan untuk analisis data ayang diperoleh. Tabulasi
juga digunakan untuk menciptakan statistik deskriptif variable-variabel yang
diteliti atau variable yang akan ditabulasi silang (Sarwono, 2006).

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisi
deskriptif kualitatif merupakan suatu teknik yang menggambarkan dan
menginterprestasikan arti data-data yang telah terkumpul dan memberikan
perhatian dan merekam sebanyak mungkin aspek situasi yang diteliti saat itu,
sehingga memperoleh gambaran secara umum dan menyeluruh tentang
keadaan sebenarnya. Metode deskriptif kualitatif ini dipilih karena ada
beberapa alasan yaitu (1) Tujuan penelitian ini adalah menangani hal-hal yang
bersifat khusus sehingga diperlukan sampel kecil atau memahami peristiwa
yang mempunyai makna historis, menekankan perbedaan individu (2)
menggunakan metode deskriptif berupa wawancara, observasi dan
dokumentasi (3) komunikator bersifat aktif dan kreatif (4) hubungan peneliti
dan subjek peneliti setaraf, akrab empati dan timbale balik (5) criteria
penelitian bersifat otentis yaitu sejauh mana temuan peneliti mencerminkan
penghayatan subjek yang diteliti.

Untuk menjawab rumusan masalah yang pertama, keuda, dan ketiga


peneliti menggunakan analisis deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk
membangun dan menggali suatu penjelasan dibalik realita. Penelitian ini
berpijak pada peristiwa yang berlangsung dilapangan. Menurut (Nor, 2011)
deskriptif kualitatif adalah gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan
terperinci dari lapangan dari pandangan responden dan melakukan studi pada
situasi yang dialami. Dimana penelitian ini melihat sistem bagi hasil yang
diterapkan oleh petani di Desa Gaung Asam Kecamatan Belida Darat
Kabupaten Muara Enim dan mengalisa pendapatan penggarap kebun karet
setelah dilakukan bagi hasil dengan pemilik kebun karet. Pada saat peneliti
melakukan wawancara peneliti sudah melakukan analisis data terhadap
jawaban yang diwawancarai bila jawaban yang diwawancarai belum
memuaskan maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan sampai tahap tertentu
sehingga memperoleh data yang valid.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Chairil. 2006. Perkembangan Pasar dan Prospek Agribisnis Karet di
Indonesia. Medan
Buku Panduan Kepala Desa Gaung asam Kec. Belida Darat Kab. Muara enim.
Husein, “Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis. Jakarta : PT Raja Granfindo
Persada, 2005. Manan,Abdul.”Hukum Ekoonomi Syariah” Jakarta: Fajar
Interpratama Mandiri: 2014.
Yesi Sapuanita, “Sistem Bagi Hasil Kebun Karet Menurut Hukum Islam Di Desa
Muara Kibul Kecamatan Tabir Barat Kabupaten Merangin” Jurusan Studi
Ekonomi Islam Syariah Fakultas Syariah UIN Jambi, : 2018 (Tidak Diterbitkan)
Maymunah,“Analisis Penerapan Pola Bagi Hasil Pemilik Kebun dan Pekerja
Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat di Tinjau Dari Perspektif
Ekonomi Islam,” Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UIN Raden Intan Lampung 2018,
(Tidak Diterbitkan)
Ayuningsih,”Analisis Sistem Bagi Hasil Antara Pemilik Kebun Dan Penggarap Di
Desa Tanah Abang Pendopo Kabupaten Pali,” Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Islam UIN Raden Fatah Palembang, 2017 (Tidak Diterbitkan)
Sigit Aryanto, “Mekanisme Bagi Hasil (Paroan) Penggarapan Kebun Karet Antara
Penggarap Dan Pemilik Kebun Dalam Perspektif Akad Musaqah” 2017, Jurusan
Hukum Bisnis Syariah UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG (tidak
diterbitkan)
Muardi,”Penerapan Sistem Bagi Hasil Pada Petani Karet Di Desa Embacang Baru
Kabupaten Musi Rawas Utara Perspektif Hukum Islam ,” Jurusan Ekonomi
Syariah. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam IAIN Bengkulu. 2017 (Diterbitkan).
https://www.bayer.co.id/id/produk/crop-science/ethrel.php#:~:text
groups.google.com>forum Protek-perangsang getah karet-Google Groups
https://www.gogle.com/amp/s/yoursay.suara.com/amp/news/2020/10/15/104430/
kesejahteraan-petani-karet-di-sumatera-selatan-perlu-ditingkatkan
https://accurate.id/marketig-manajemen/plus-minus-bisnis-sistem-bagi-hasil/
#=sistem%20bagi%20hasil%20merupakan%20salah,laba%20maka%20akan
%20dilakukan&20pembagian

Anda mungkin juga menyukai