Anda di halaman 1dari 18

PENGOLAHAN DATA

(EDITING, SKORING DAN PENYAJIAN DATA)


DALAM PENELITIAN KUANTITATIF
Diajukan untuk memenuhi sebagaian tugas mata kuliah Anilisis Data Kuantitatif Dan Kualitatif

Dosen Pengampu : Nuranita Adista, M.Pd

Disusun Oleh :

Disusun Oleh :

Aulia Anggreaeni (20201510076)

Dini A’inul Aminin (20201510083)

Salsabila Utami (20201510043)

Sandra Sri Rahayu (20201510044)

Widia Zulianti (20201510070)

PGSD 3B

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS KUNINGAN
2023
1
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Pengolahan Data

Data dalam penelitian kuantitatif merupakan hasil pengukuran terhadap keberadaan suatu
variabel. Variabel yang diukur merupakan gejala yang menjadi sasaran pengamatan penelitian.
Data yang diperoleh melalui pengukuran variabel dapat berupa data nominal, ordinal, interval
atau rasio. Pengolahan data adalah suatu proses untuk mendapatkan data dari setiap variabel
penelitian yang siap dianalisis. Pengolahan data meliputi kegiatan pengeditan data, tranformasi
data (coding), serta penyajian data sehingga diperoleh data yang lengkap dari masing- masing
obyek untuk setiap variabel yang diteliti.

B. Tujuan Pengolahan Data

Tahap selanjutnya yang harus dilakukan dalam penelitian setelah proses pengumpulan data
adalah melakukan pengolahan data. Pada tahap ini data diolah sedemikian rupa sehingga dapat
disimpulkan kebenaran-kebenaran yang dapat dipergunakan untuk menjawab masalah-masalah
penelitian. Analisis data dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu : analisis kualitatif dan
analisis kuantitatif.

Perbedaan ini tergantung pada sifat data yang dikumpulkan oleh peneliti. Apabila data yang
dikumpulkan itu hanya sedikit, bersipat monografis atau berwujud kasus-kasus sehingga tidak
dapat disusun ke dalam suatu sruktur klasifikatoris, maka analisis datanya menggunakan analisis
kualitatif. Lain halnya kalau data yang dikumpulkan itu berjumlah besar dan mudah
diklasifikasikan ke dalam kategori-kategori, maka analisis yang dipergunakan adalah analisis
kuantitatif.

Analisis kuantitatif itu disebut juga analisis statistik, dimana prosesnya dapat dibagi menjadi
tiga tahap yang saling berkaitan satu sama lain :

1. Tahap pertama (tahap pendahuluan) : tahap pengolahan data.


2. Tahap kedua (tahap utama) : tahap pengorganisasian data
3. Tahap ketiga (tahap terakhir) : tahap penemuan hasil.

2
Yang mana tahap kedua dan ketiga merupakan bagian yang penting karena memerlukan
pengetahuan dan pengukuran yang cermat berdasarkan ilmu statistik. Kenyataan inilah
yang menyebabkan analisis kuantitatif ini disebut juga analisis statistik.

Analisis kuantitatif memiliki keunggulan dibandingkan dengan analisis kualitatif terutama


karena analisis kuantitatif jauh lebih mampu menperlihatkan hasil-hasil yang cermat. Meskipun
demikian harus tetap diingat bahwa keunggulan dalam kecermatan (accuracy) tidak selalu berarti
bahwa pada analisis kuantitatif selalu memiliki keunggulan juga dalam hal derajat kebenarannya
(validity). Kecermatan tidak menjamin bahwa hasil yang diperoleh akan selalu benar. Data yang
palsu atau tercatat salah bisa saja dihitung dan dianalisis dengan cermat, namun karena input
datanya telah mengandung cacat, maka hasil yang akan diperoleh tetap akan bersipat cacat juga.

Kesimpulannya bahwa betapapun pentingnya peranan analisis di dalam kerangka sistematik


penelitian, peranan kegiatan pendahuluannya yang menjamin diperolehnya data yang benar tetap
tidak dapat diabaikan, artinya ketelitian pemilihan dan pengumpulan data harus diperhatikan
dengan sungguh-sungguh

C. Tahapan Pengolahan Data

1. Editing

Setelah petugas pencari data atau pewawancara selesai melakukan tugasnya, maka hasil
kuesioner ataupun berkas-berkas catatan informasi diserahkan kepada petugas pengolah data.
Kewajiban pengolah data yang pertama kali adalah meneliti kembali data yang dikumpulkan
oleh petugas pencari data untuk mengetahui apakah catatan itu cukup layak dan dapat diteruskan
pada proses berikutnya. Penelitian kembali catatan-catatan itu disebut editing. Biasanya editing
dilakukan terhadap daftar- daftar pertanyaan yang disusun secara berstruktur dan diisi melalui
wawancara formal. Dengan proses editing ini diharapkan akan dapat meningkatkan keandalan
(reliability) data yang akan diolah dan dianalisis.

Editing dilakukan terhadap jawaban yang telah dituliskan ke dalam daftar pertanyaan
oleh para pencari data di lapangan. Dalam editing ini akan diteliti kembali hal-hal sebagai
berikut :

3
1. Lengkapnya pengisian. Daftar pertanyaan harus terisi lengkap dan setiap pertanyaan yang
diajukan dalam daftar pertanyaan harus dilengkapi dengan catatan jawaban sekalipun
jawaban itu mungkin hanya berbunyi “Tidak tahu“ atau “Tidak mau menjawab” . Apabila
ada yang kosong berarti pewawancara telah lupa menanyakan sesuatu pertanyaan atau
lupa menuliskan jawabannya.
2. Keterbacaan tulisan.
Tulisan pengumpul data yang tertera dalam daftar pertanyaan harus dapat dibaca. Tulisan
yang jelek sering mempersulit pengolahan data atau bahkan mungkin menimbulkan
kesalahan menangkap maksud jawaban itu.
3. Kejelasan makna jawaban.
Pengumpul data hendaknya menuliskan jawaban-jawaban yang diperolehnya ke dalam
kalimat yang sempurna dan jelas maksudnya. Kalimat yang tidak tersusun secara
sempurna akan mudah menyebabkan kesalahan-kesalahan interpretasi dan mengganggu
kelayakan data.
4. Konsistensi jawaban satu sama lain.
Hal lain yang perlu diperiksa kembali adalah apakah jawaban-jawaban respoden yang
dicatat oleh pengumpul data cukup logis da sesuai antara satu sama lain. Apabila tidak,
maka data yang akan diolah dan dianalisis itu masih kurang baik. Penyebabnya mungkin
karena responden ingin mencoba jawabannya dengan “tidak jujur”. Atau bisa juga karena
pengumpul data yang kurang kritis atau kurang teliti dalam mencatat jawaban.
5. Relevansi jawaban.
Jika pengumpul data kurang cakap merumuskan pertanyaan yang diajukan, maka
responden seringkali memberikan jawaban yang kurang relevan dengan persoalan yang
diteliti. Data yang diperoleh dari jawaban itu akan tidak relevan dengan maksud
pertanyaan sehingga data ini tentu saja tidak layak dan terpaksa ditolak oleh editor.
6. Keseragaman satuan data.
Data harus dicatat dalam satuan-satuan yang seragam. Misalnya, kalau data mengenai
luas tanah ditetapkan dengan memakai ukuran satuan hektar (ha), maka janganlah pada
daftar pertanyaan dituliskan dalam ukuran meter persegi. Apabila pada saat melakukan
editing dalam daftar pertanyaan itu ditemui adanya cacat seperti yang tersebut diatas,
maka editor berkewajiban mengembalikan daftar pertanyaan itu kepada pengumpul data.

4
Pengumpul data ini berkewajiban memperbaiki kekurang sempurnaan pengisian itu dan
bahkan kalau dipandang perlu penyempurnaan itu dilakukan dengan mengulang kembali
wawancara
2. Scoring
Scoring merupakan proses penentuan skor atas jawaban responden yang dilakukan
dengan membuat klasifikasi dan katagori yang cocok tergantung pada tanggapan atau
opini responden. Kemudian penghitungan skoring dilakukan dengan menggunakan skala
likert yang pengukurannya sebagai berikut :

Pernyataan Positif Pernyataan Negatif


Sangat Setuju (SS) 5 Sangat Setuju (SS) 1
Setuju (S) 4 Setuju (S) 2
Netral (N) 3 Netral (N) 3
Tidak Setuju (TS) 2 Tidak Setuju (TS) 4
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sangat Tidak Setuju (STS) 5

3. Penyajian Data
a. Pengertian Penyajian Data
Pada laporan penelitian, bagian hasil penelitian terdapat bahasa
mengenaideskripsi data, analisis data dan pembahasan. Deskripsi data adalah kegiatan
menyajikan data dari data yang dikumpulkan. Data yang dikumpulkan dalam prosses
pengumpulan data merupakan data yang berserakan, tidak beraturan dan sulit dibaca,
agar tersusun dalam bentuk yang teratur dan mudah dibaca maka dilakukan penyajian
data atau penyusunan data.
b. Tujuan Penyajian Data
Penyajian data mempunya dua tujuan, yakni :
1) Penyajian data memudahkan dalam membaca dan memahami data
Data mentah yang tidak beraturan sulit dibaca dan dipahami. Dengan menyajikannya
dalam bentuk tabel atau gambar maka penampilan dangambaran data lebih mudah
dibaca dan dipahami.

5
2) Penyajian data memudahkan dalam menganalisis data
Data mentah yang belum tersusun dengan baik memerlukan waktu yang lamadan sulit
untuk dianalisis. Dengan menyusunnya dalam bentuk yang lebih teratur maka data
lebih mudah dianalisis
c. Bentuk data yang disajikan
Penyajian data dilakukan untuk menyusun atau mengatur data. Data yang disajikan dapat
berbentuk skor, persentase atau indeks. Bentuk data sangat tergantung pada bentuk mana
yang memberikan manfaat maksimal kepada pembaca dalam memahami data.
1) Skor
Data berbentuk skor merupakan data asli hasil pengukuran. Data ini langsung diambil
berdasarkan hasil pengukuran variabel tertentu atau responden.Pengukuran dilakukan
dengan mengubah respons yang diberikan oleh responden atas instrumen menggunakan
aturan scoring.
2) Persentase
Data dapat disajikan dalam bentuk persentase. Skor diubah menjadi persentase dengan
cara membagi suatu skor dengan totalnya dan mengalikan 100. Misalnya : Siswa yang
tidak lulus ujian adalah 15 orang dari 50 orang peserta ujian. Data siswa yang tidak lulus
adalah (15/50) x 100 = 30 %. Data bentuk persentase biasanya dipilih bila ingin
mengetahui posisi data diantara total keseluruhan.
3) Indeks
Data yang disajikan juga dapat diubah ke dalam bentuk indeks. Seperti juga penyajian
data menggunakan persentase, pengubahan ke dalam angka indeks juga dapat
dimaksudkan untuk mengetahui nilai suatu skor di antara keseluruhan data. Bedanya,
presentase disajikan dalam bentuk persen, sedangangka indeks disajikan dalam bentuk
angka desimal. Misalnya:Terdapat sebanyak 15 orang siswa yang tidak lulus dalam
sebuah tes yanngdiikuti oleh 20 orang, maka angka ketidaklulusan adalah 15/20 = 0,75
d. Macam – macam teknik penyajian data
Setiap peneliti harus dapat menyajikan data telah diperoleh, baik yangdiperoleh
melalui observasi, wawancara, kuesioner (angket) maupun dokumentasi.Prinsip dasar
penyajian data adalah komunikatif dan lengkap, dalam arti data yangdisajikan dapat
menarik pihak lain untuk membacanya dan mudah memahamiisinya. Penyajian data yang

6
komunikatif dapat dilakukan dengan: penyajian datadibuat berwarna, dan bila data yang
disajikan cukup banyak maka perlu bervariasi penyajiannya.
Teknik penyajian data dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu membuat table atau
daftar dan grafik atau diagram dan penyajian dengan narasi.
1) Penyajian Data dalam Bentuk Tabel
Tabel adalah model penyajian yang disusun dalam baris dan kolom. Tabel data berupa
kumpulan angka-angka berdasarkan kategori tertentu. Suatu tabel minimal memuat judul
tabel, judul kolom, judul baris, nilai pada setiap baris dan kolom, serta sumber yang
menunjukkan dari mana data tersebut diperoleh. Tabel tersebut menggambarkan data
hasil penelitian meliputi:
a. Judul tabel; yaitu “Data Hasil Penelitian”
b. Baris nomor responden; tabel tersebut memperlihatkan 40 repsponden yang
menjadi sampel (sumber data) penelitian.
c. Kolom jenis kelamin; pada tabel tersebut terlihat adanya pengelompokkan
responden dalam dua kategori yaitu (1) = Laki-laki dan (2) = perempuan. Data
jenis kelamin termasuk data nominal.
d. Kolom tingkat pendidikan; tabel tersebut memperlihatkan variasi tingkat
pendidikan yaitu (1) = Diploma, (2) = Sarjana, dan (3) = Magister. Data tingkat
pendidikan termasuk data ordinal.
e. Kolom pengalaman kerja; tabel tersebut memperlihatkan pengalaman kerja
responden yang dinyatakan dalam tahun. Data pengalaman kerja termasuk jenis
data rasio.
f. Kolom hasil pengukuran variabel kompetensi profesional; data kompetensi
g. profesional dalam contoh diatas diperoleh melalui tes kompetensi. Data tersebut
termasuk jeni data interval.
h. Kolom hasil pengukuran variabel kinerja guru; data kinerja guru dalam contoh
diatas diperoleh melalui kuesioner evaluasi diri. Data tersebut termasuk jeni data
interval
i. Keterangan untuk pengkategorian jenis kelamin dan tingkat pendidikan;
j. keterangan yang ditulis di bawah tabel tersabut menunjukkan kode-kode yang
digunakan untuk variabel jenis kelamin dan tingkat pendidikan.

7
a) Tabel Data Kelompok

Nilai Frekuansi
20 – 24 4
25 – 29 8
30 – 34 14
35 – 39 12
40 – 44 10
45 – 49 2
Jumlah 50

Mean (Rata – Rata)

Nilai Frekuensi (fі) Nilai Tengah (xi) Fi. xi


20 – 24 4 (20+24) : 2 = 22 4.22 =88
25 – 29 8 27 216
30 – 34 14 32 448
35 – 39 12 37 444
40 – 44 10 42 420
45 – 49 2 47 94
Jumlah

8
Median

Me = tb + ( ). p

Nilai Frekuensi(fi)
20 – 24 4
25 – 29 8
30 – 34 14
35 – 39 12
40 – 44 10
45 – 49 2
Jumlah 50

Letak Median = n =

Tb = bb – 0,5 = 30 – 0,5 = 29,5


ƩfsMe = 4 +8 = 12
fMe = 14 p = 5

Me = 29,5 + ( ).p

Me =29.5 + ( )

Me =29.5 +( )

Me = 29.5 + ( )

Me = 29,5 + 4,64
Me = 34,14

9
Modus

Mo = tb( )

Nilai Frekuensi(fi)
20 – 24 4
25 – 29 8
30 – 34 14
35 – 39 12
40 – 44 10
45 – 49 2
Jumlah 50

tb = bb – 0,5 = 30 - 0,5 = 29,5


d1 = 14 – 8 = 6
d2 = 14 – 12 = 2
p=5

Mo = tb + ( )

Mo = 29,5 + ( )

Mo = 29,5 + ( )

Mo = 29,5 + 3,75
Mo = 33,25

10
b) Tabel Klasifikasi Satu Arah
Tabel ini digunakan untuk mengelompokkan data berdasarkan satu kriteria
tertentu. Misalnya, dengan menggunakan data pada halaman 22 dapat dibuat tabel
komposisi responden penelitian berdasarkan jenis kelamin sebagai berikut:
Tabel 3.2: Contoh Tabel Satu Arah Komposisi Responden berdasarkan Jenis kelamin

No. Jenis Kelamin Jumlah Responden


1. Laki-laki 24
2. Perempuan 16
Total 40
Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa jumlah responden yang berjenis
kelamin laki-laki sebanyak 24 orang dan jumlah responden yang berjenis kelamin
perempuan sebanyak 16 orang.

c) Tabel Silang
Tabel silang biasanya digunakan untuk mengelompokkan data berdasarkan dua atau
lebih kriteria. Misalnya, dengan menggunakan data pada halaman 22 dapat dibuat tabel
silang dua arah yang menunjukkan komposisi responden berdasarkan jenis kelamin dan
tingkat pendidikan yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.3: Contoh Tabel Silang Komposisi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan
Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan Total
Diploma Sarjana Magister
Jenis Laki-laki 7 11 6 24
Kelamin Perempuan 1 13 2 16
Total 8 24 8 40
Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa responden yang berjenis kelamin laki-
laki dan berpendidikan Diploma sebanyak 7 orang; jumlah responden yang berjenis
kelamin laki-laki dan berpendidikan Sarjana sebanyak 11 orang; jumlah responden yang
berjenis kelamin laki-laki dan berpendidikan magister sebanyak 6 orang; dan seterusnya.

11
d) Tabel Distribusi Frekuensi
Tabel distribusi frekuensi disusun apabila jumlah data yang akan disajikan cukup
banyak sehingga kalau disajikan dalam tabel biasa (seperti pada tabel 3.2) menjadi tidak
efisien dan kurang komunikatif. Selain itu, tabel ini dapat pula digunakan untuk
pengujian normalitas data. Tabel distribusi frekuensi disusun
melalui tahapan sebagai berikut:
1. Mengurutkan data dari yang terkecil sampai yang terbesar
2. Menghitung rentang skor = Skor tertinggi – Skor terendah
3. Menetapkan jumlah kelas dengan menggunakan aturan strugges
Jumlah kelas = 1 + 3,3 log n
n = banyaknya data

4. Menetapkan panjang kelas interval. Rentang Interval Kelas =

5. Menentukan batas bawah kelas interval pertama (diambil data terkecil)


6. Menetapkan panjang batas setial kelas setiap
7. Menghitung frekuensi relatif yaitu jumlah anggota dari masing-masing kelompok kelas
interval
8. Menghitung prosentase frekuensi relatif yaitu prosentase frekuensi untuk
masing-masing kelas interval
9. Menghitung frekuensi kumulatif dan prosentasenya untuk masing-masing
batas bawah kelas interval.
Berdasarkan tabel data pada halaman 22 dapat dibuat tabel distribusi frekuensi
menunjukkan penyebaran data skor kompetensi profesional guru, sebagai berikut:
a) Skor tertinggi = 10 dan Skor terendah = 50
b) Rentang skor = 50 – 10 = 40
c) Jumlah kelas = 1 + 3,3 log 40 = 6
d) Panjang kelas interval = 40/6 = 6,67 dibulatkan 7
Bentuk tabelnya ditunjukkan pada tabel 3.4.

12
Tabel 3.4: Contoh Tabel Distribusi Frekuensi Skor Kompetensi Profesional Guru

Nomor Kelas Frekuensi


Kelas Interval Relatif Kumulatif
F (%) f (%)
1 10 – 16 2 5,00 2 5,00
2 17 – 23 5 12,50 7 17,50
3 24 – 30 12 30,00 19 47,50
4 31 – 37 9 22,50 28 70,00
5 38 – 44 7 17,50 35 87,50
6 45 – 51 5 12,50 40 100,00
Total 40 100,00
Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa responden yang memperoleh
skor kompetensi profesional antara 10 sampai 16 sebanyak 2 orang atau sekitar 5%;
responden yang memperoleh skor kompetensi profesional antara 17 sampai 23 sebanyak
5 orang atau sekitar 12,5%; dan seterusnya. Dalam tabel tersebut dapat pula dilihat
responden yang mendapat skor di bawah 17 yaitu 2 orang atau sekitar 5%, di bawah 24
yaitu 7 orang atau sekitar 17,5%, dan seterusnya.

2) Penyajian Data dalam Bentuk Diagram/Grafik


Selain menggunakan tabel, bentuk lain penyajian data adalah grafik atau
diagran. Grafik atau diagram biasanya dibuat berdasarkan tabel. Grafik
merupakan visualisasi data pada tabel yang bersangkutan. Berikut disajikan
contoh-contoh bentuk grafik atau diagram yang biasa digunakan dalam penyajian
data penelitian kuantitatif.
a. Diagram Lingkaran (Pie Chart)
Digram lingkaran atau pie chart biasanya digunakan untuk melihat
komposisi data dalam berbagai kelompok. Dengan menggunakan data pada
halaman 22 dapat dibuat diagram lingkaran yang memperlihatkan komposisi
responden penelitian berdasarkan jenis kelamin yaitu sebagai berikut:

13
Gambar 3.1: Contoh Diagram Lingkaran Komposisi Responden
Berdasarkan Jenis kelamin
Jumlah siswa = 40
Siswa laki-laki 60% = x 40 = 24 anak

Siswa perempuan 40% = x 40 = 16 orang

b. Diagram Batang
Diagram batang biasanya digunakan untuk melihat perbandingan data
berdasarkan panjang batang dalam suatu diagram. Dengan menggunakan data
pada halaman 22 dapat dibuat diagram batang yang memperlihatkan perbandingan
jumlah responden berdasarkan tingkat pendidikan yaitu sebagai berikut:
Gambar 3.2: Contoh Diagram Batang Komposisi Responden Berdasarkan Tingkat
Pendidikan

14
c. Diagram Garis
Digram garis biasanya digunakan untuk melihat perkembangan suatu
kondisi. Perkembangan tersebut bisa naik dan bisa juga turun. Hal ni akan nampak
secara visual dalam bentuk garis. Sebagi contoh, berikut disajikan tabel dan grafik
garis yang memperlihatkan perkembangan jumlah siswa baru pada satu sekolah
dalam kurun waktu 7 tahun.
Tabel 3.5: Contoh Tabel Perkembangan Jumlah Calon Siswa pada Sekolah XXX dalam
Tahun 1997-2006

Gambar 3.3: Contoh Grafik Garis Perkembangan Jumlah Siswa Baru pada Sekolah XXX
Tahun 1997-2006

d. Grafik Histogram Frekuens

15
Histogram adalah penyajian tabel distribusi frekuensi yang dubah dalam
bentuk diagram batang. Untuk Membuatnya digunakan sumbu mendatar sebagai
batas kelas dan sumbu vertikal sebagai frekuensi. Dengan menggunakan data pada
halaman 22 yang telah disajikan dalam tabel distribusi frekuensi (tabel 3.4), grafik
histogram frekuensi skor kompetensi profesional guru sebagi berikut:

Gambar 3.4: Contoh Grafik Histogram Frekuensi Skor Kompetensi Profesional Guru

16
DAFTAR PUSTAKA

AAP Agung, A Yuesti. 2017. Metodologi penelitian kuantitatif dan kualitatif . Denpasar :
Abpublisher
https://books.google.co.id/books?hl=en&lr=&id=b_9cEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA7&
dq=info:KPyCnXnqXP0J:scholar.google.com/&ots=EDvDqpg40k&sig=vJrzSCfCxo7x
dhh6LkSDre_XoeU&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false

Firmansyah, M., Masrun, M., & Yudha S, I. D. K. (2021). Esensi Perbedaan Metode Kualitatif
dan Kuantitatif. Elastisitas - Jurnal Ekonomi Pembangunan, 3(2), 156-159.
https://doi.org/10.29303/e-jep.v3i2.46

Hardani., Dkk., 2020. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: CV Media Sains
Indonesia

https://www.researchgate.net/profile/Hardani-
Hardani/publication/340021548_Buku_Metode_Penelitian_Kualitatif_Kuantitatif/links/
5e72e011299bf1571848ba20/Buku-Metode-Penelitian-Kualitatif-Kuantitatif.pdf

Mulyadi, Mohammad. 2010. Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Serta Praktek Kombinasinya

Dalam Penelitian Sosial. Jakarta : Nadi Pustaka.

Sanjaya, Wina. 2013. Penelitian Pendidikan jenis,metode, dan prosedur. Jakarta :Kencana
predana media group

https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=sanjaya%2C+wina+2013
+penelitian+pendidikan+jenis%2Cmerode%2C+dan+prosedur+jakarta%2C+kencana+p
redana+media+grup&btnG=#d=gs_qabs&t=1677649031880&u=%23p%3DWA4wOrJ
M8EsJ

Sugiyono. 2011. Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung :Alfabeta

17
S. Zein. 2019. Pengolahan dan Analisis Data Kualitatif dan Kuantitatif. Vol.4 No.2. Bandung :
Jurnal Teknologi Pembelajaran.

18

Anda mungkin juga menyukai