Anda di halaman 1dari 10

TEKNIK ANALISIS DATA KUANTITATIF

Makalah Ini Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Metodologi Penelitian Pendidikan
Dosen Pengampu: Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A., Prof. Dr. Rusmin Tumanngor, M.A.,
Dr. Lia Kurniawati, M.Pd.

Oleh:

Aulia Ayu Rohayah 21170110000015


Arruum Arinda 21170110000021

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah seluruh
responden atau sumber data lain yang telah terkumpul. Adapun pengolahan dan analisis
data terdapat sedikit perbedaan antar ahli. Mengolah data dan menganalisis data adalah
mengubah data mentah menjadi data yang bermakna yang mengarah kepada kesimpulan.
Pengolahan data berbeda dengan analisis data. Yang dimaksud dengan pengolahan data
adalah mengubah data mentah menjadi data yang lebih bermakna. Sedangkan
menganalisis data merupakan kelanjutan dari pengolahan data.1 Dari data yang telah diolah
tersebut misalnya ada kaitan atau perbedaan, kemudian peneliti mencari penyebab
mengapa terjadi demikian, maka pemikiran peneliti tersebut disebut pembahasan.
Membahas hasil analisis data adalah berpikir tentang kaitan antar data dan mungkin
dengan latar belakang yang menyebabkan adanya persamaan atau perbedaan tersebut
sehingga mendekatkan data yang diperoleh dengan kesimpulan penelitian.
Dalam menyusun suatu analisis, data yang telah disederhanakan tadi kemudian
disusun dalam suatu bentuk sesuai degan maksud dan tujuan penelitian. Pada analisis data
kuantitatif, pengolahan data merupakan kegiatan pendahuluan yang meliputi tahap editing,
coding (pembuatan kode), penyederhanaan data, dan mengode data. Setelah pengolahan
data, akan dilanjutkan dengan menganalisis data menggunakan analisis statistik deskriptif
dan statistik inferensial.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi analisis data kuantitatif?
2. Bagaimana tahap analisis data kuantitatif?

1
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2013), h.
54
2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Analisis Data Kuantitatif


Kata analisis berasal dari bahasa Yunani (greek), terdiri dari kata “ana” dan “lysis”.
Ana artinya atas (above), lysis artinya memecahkan atau menghancurkan. Secara definitif
ialah: analysis is a process of resolving data into it’s constituent components to reval it’s
characteristic elements and structure.2 Analisis adalah menguraikan data-data untuk
diambil kesimpulan. Analisis data disebut juga rangkaian kegiatan penelaahan,
pengelompokkan sistematisasi, penafsiran dan verifikasi data agar sebuah fenomena
memiliki nilai sosial, akademis dan ilmiah. Analisis data dilakukan berasal dari hasil
pengumpulan data.
Kegiatan analisis data meliputi mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis
responden, mentabulasi data berdasarkan variabel, menyajikan data tiap variabel yang
diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan melakukan
perhitungan untuk nenguji hipotesis yang telah diajukan.3
Analisis data kuantitatif bertujuan untuk menyederhanakan data dalam bentuk yang
lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Dalam menganalisa data kuantitatif hendaknya
konsisten dengan paradigma, teori dan metode yang dipakai dalam penelitian. Dalam
penelitian kuantitatif analisa data dilakukan secara kronologis, setelah data slesai
dikumpulkan, biasanya diolah dan dianalisis secara computerized berdasarkan metode
analisis data yang telah ditetapkan dalam desain penelitian. Adapun teknik penelitian data
yang sering digunakan seperti tes, angket, observasi dan wawancara langsung.4

B. Teknik Analisis Data Kunatitatif


Pada analisis data kuantitatif, setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data.
Adapun kegiatan pendahuluan dalam analisis data kuantitatif adalah sebagai berikut:
1. Pemeriksaan data (editing)

2
Afdhalilahi, Teknik Analisis Data Kuantitatif, 2017, (www.afdhalilahi.com).
3
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2015), Cet. XXII, h.147
4
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2013), h 264-272
3
Pemeriksaan dan meneliti kembali data yang telah terkumpul adalah langkah
pertama tahap pengolahan data. Langkah tersebut untuk mengetahui apakah data yang
telah terkumpul tersebut baik sehingga dapat dipersiapkan untuk tahap analisis
berikutnya. Editing umumnya dilakukan terhadap jawaban yang telah ada dalam
kuesioner, terutama kuesioner terstruktur. Editing menjadi baian yang sangat penting,
agar informasi yang disajikan pada kuesioner jelas, terang, mudah dibaca, relevan dan
tepat. Dengan melakukan Editing diharapkan peneliti dapat meningkatkan kualitas
data yang hendak diolah dan dianalisis.5
Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan pada tahap editing adalah sebagai
berikut:
a. Lengkapnya pengisian jawaban
Setiap pertanyaan yang diajukan pada kuesioner harus ada jawaban dari responden,
meskipun jawabannya “tidak tahu”, “tidak ada pendapat”, atau “tidak menjawab”.
Jika jawaban kuesioner kosong, maka ada dua kemungkinan, yaitu pewawancara
lupa menanyakan pertanyaan tersebut pada responden, atau lupa menulis jawaban
yang diberikan responden.
b. Kejelasan tulisan
Tulisan yang tidak jelas dan sulit dibaca seringkali mempersulit pengolahan data,
sehingga memungkinkan terjadinya kesalahan dan sulitnya menangkap maksud
jawaban pertanyaan dalam kuesioner, terutama jawaban terhadap pertanyaan yang
terbuka yang tidak ada standarisasinya.
c. Kejelasan makna jawaban
Cara penulisan jawaban yang kacau (susunan tidak rapi) akan menyebabkan salah
tafsir dan bisa mengganggu kelayakan data.
d. Konsistensi kesesuaian antar jawaban
Hal ini penting untuk mengetahui jawaban responden yang telah dicatat oleh
pewawancara apakah sesuai antar jawaban yang satu dengan jawaban yang lain
atau tidak. Ini terjadi karena pewawancara kurang teliti mencatat jawaban yang
diberikan responden.
e. Relevansi jawaban

5
Bagong Suyanto dan Sutinah, Metodologi Penelitian Sosial Berbagai Alternatif Pendekatan, (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2007), Cet. III, h. 93
4
Jawaban ini dapat untuk mengetahui apakah pewawancara mampu merumuskan
pertanyaan yang diajukan pada responden, sebab bila tidak mengerti maka jawaban
dari responden pun akan kurang relevan dengan permasalahan yang sebenarnya.
f. Keseragaman kesatuan data
Data yang merupakan jawaban harus menggunakan satuan ukuran yang seragam.
Jika tidak maka kemungkinan akan terjadi kesalahan dalam pengolahan data dan
menganalisis data.6
Contoh:
Arum ingin meneliti tentang hubungan antara pendidikan orang tua dengan
prestasi belajar siswa. setelah kuesioner kembali dan isisanya dicek, beberapa siswa
mengisi tidak tahu pendidikan orang tuanya, sebagian jawaban meragukan dan
sebagian lain dikosongkan. Dengan demikian demi kelengkapan data maka arum
berkewajiban mengembalikan kuesioner kepada responden guna memperbaiki
kekurangan jawaban responden. Apabila responden anonim maka lebih baik
diurunkan saja, dalam arti itemnya di drop, dan dihilangkan dari analisis.
2. Pembuatan Kode (coding)
Setelah pemeriksaan data (editing) slesai dikerjakan dan jawaban responden
dalan kuesioner dipandang cukup memadai, maka langkah berikutnya adalah
pembuatan kode (coding). Coding dilakukan sebagai usaha untuk menyederhanakan
data, yaitu dengan memberi simbol angka pada tiap-tiap jawaban.7
Terdapat perbedaan dalam pembuatan kode antara pertanyaan tertutup dan
pertanyaan terbuka. Pada pertanyaan tertutup kode sudah bisa ditetapkan sejak
pertanyaan dan jawaban tersusun, sedangkan pada pertanyaan terbuka peneliti harus
terlebih dahulu membuat kategori, setelah itu masing-masing kategori jawaban diberi
simbol atau kode. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa untuk pertanyaan
tertutup kode dapat ditentukan sebelum penelitian, dan untuk pertanyaan terbuka kode
ditentukan setelah slesai penelitian.8
3. Tabulasi
Setelah instrument diberi kode, hasilnya ditransfer dalam bentuk yang lebih
ringkas dan mudah dilihat. Mencatat kode secara sistematis agar memudahkan
pengamatan dan memperoleh ambar analisisnya. Dari tabulasi analisis data dapat

6
Ibid, h. 93-94
7
Ibid, h. 95
8
Ibid.
5
dilakukan dengan cara sederhana. Yaitu dengan cara menggunakan prinsip analisis
skripsi. Yaitu mencari jumlah skor, nilai rata-rata, dan standar penyimpangan.9
4. Mendeskripsikan data penelitian
Mendeskripsikan data penelitian adalah menggambarkan data yang ada guna
memperoleh bentuk nyata dari responden, sehingga lebih mudah dimengerti peneliti
atau orang lain yang tertarik dengan hasil penelitian yang dilakukan. Jika data
berbentuk kuantitatif atau ditransfer dengan angka, maka cara mendeskripsi data yang
dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif. Tujuan dilakukan analisis
deskriptif dengan menggunakan statistik adalah untuk meringkas data agar menjadi
lebih mudah dilihat dan dimengerti.10

Tahap terakhir pada analisis data kuantitatif adalah melakukan perhitungan


berdasarkan hipotesis. Pada dasarnya teknik analisis data dalam penelitian Kuantitatif
menggunakan statistik. Terdapat beberaap macam statistik yang digunakan untuk analisis
data dalam penelitian yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial. Statistik deskritif
adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan
atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud
membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generelisasi.11 Statistik deskriptif
dapat digunakan bila peneliti hanya ingin mendeskripsikan data sempel, dan tidak ingin
membuat kesimpulan yang berlaku untuk popualsi dimana sampel diambil. Sebaliknya,
jika peneliti ingin membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi, maka teknik analisis
yang digunakan adalah statistik inferensial.12
Termasuk dalam statistik deskriptif antara lain adalah penyajian data melaui tabel,
grafik, diagramlingkaran, pictogram, perhitungan mean, median, modus, perhitungan
penyebaran data melalui perhitungan rata-rata, standar deviasi, dan prosentase. Daalm
statistik deskriptif daapt dilakukan mencari kuatnya hubungan antara variabel melalui
analisis korelasi. Namun perlu diketahui bahwa dalam korelasi statistik deskriptif tidak
terdapat uji signifikan, dan taraf kesalahan, karena peneliti tidak bermaksud membuat
generalisasi, sehingga tidak ada kesaalhan generalisasi atau signifikasi.13

9
Hamid Darmadi, Metode Penelitian pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 132
10
Ibid, h. 133
11
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2015), Cet. XXII, h.147
12
Ibid.
13
Ibid, h. 148
6
Statistik inferensial (sering juga disebut statistik induktif atau statistik probabilitas),
adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sempel dan hasilnya yang
diberlakukan untuk populasi. Statistik ini akan cocok digunakan bila sempel diambil dari
popualsi yang jelas, dan teknik pengambialn sempel dari populasi itu dilakukan secara
random.14
Statistik ini disebut statistik probabilitas, karena kesimpulan yang diberlakukan untuk
populasi berdasarkan data sampel bersifat peluang (probability). Suatu kesimpulan dari
data sampel yang diberlakukan untuk popolasi mempunyai peluang kesalahan dan
kebenaran kepercayaan yang dinyatakan dalam bentuk prosentase. Bila peluang kesalahan
5% maka taraf kepercayaan 95%. Peluang kesalahan dan kepercayaan disebut dengan taraf
signifikan. Pengujian taraf sinifikan dari hasil analisis lebih praktis bila didasarkan pada
tabel sesuai teknik analisis yang digunakan. Misalnya uji t akan digunakan tabel t. dapat
diberikan contoh misalnya dari analisis koreasi ditemukan koefisien korelasi 0,54 dan
signifikan 5%.

Berikut contoh perhitungan hipotesis menggunakan analisis korelasi:


Diketahui suatu penelitian berjudul “Pengaruh Metode Pembelajaran Baca Tulis al-
Qura’n terhadap Kemampuan Membaca al-Qura’n Siswa SMA Fatahillah Ciledug
Tangerang”
Untuk mencari nilai korelasi antara variabel X dengan variabel Y dan juga untuk
mengetahui apakah hubungan kedua variabel termasuk hubungan yang erat, cukup, atau
lemah maka peneliti menggunakan rumus “r” Product Moment sebagai berikut:
(∑ 𝑋) (∑ 𝑌)
∑ 𝑋𝑌−
𝑁
𝑟𝑥𝑦 = (∑ 𝑋) 2 2
√(∑ 𝑋 2 − )(∑ 𝑌 2 − (∑ 𝑌) )
𝑁 𝑁

Keterangan:
𝑟𝑥𝑦 = Koefisien korelasi
𝑁 = Jumlah subjek penelitian
∑ 𝑋𝑌 = Jumlah perkalian antara skor X dan Y
∑ 𝑋 = Jumlah keseluruan skor X
∑ 𝑌 = Jumlah keseluruan skor Y15

14
Ibid.
15
Ibid, h. 136
7
Langkah awal dalam melakukan perhitungan korelasi, penulis terlebih dahulu membuat
tabel perhitungan sebanyak 6 kolom yaitu sebagai berikut:
Kolom 1: Subjek Penelitian (Responden)
Kolom 2: Skor Variabel X
Kolom 3: Skor Variabel Y
Kolom 4: Hasil Pengkuadratan Skor Variabel X (X2)
Kolom 5: Hasil Pengkuadratan Skor Variabel Y (Y2)
Kolom 6: Hasil Perkalian antara skor variabel X dengan variabel Y (XY)

Tabel 2.1
Indeks Korelasi Product Moment
Besarnya “r” Product Moment Interpretasi
0,00 - 0,20 Antara variabel X dan variabel Y
terdapat korelasi akan tetapi korelasi itu
sangat lemah atau sangat rendah
sehingga korelasi itu diabaikan atau
dianggap tidak ada korelasi antara
variabel X dan variabel Y
0,21 - 0,40 Antara variabel X dan variabel Y
terdapat korelasi yang lemah atau
rendah
0,41 - 0,70 Antara variabel X dan variabel Y
terdapat korelasi yang sedang atau
cukup
0,71 - 0,90 Antara variabel X dan variabel Y
terdapat korelasi yang kuat atau tinggi
0,91 - 1,00 Antara variabel X dan variabel Y
terdapat korelasi yang sangat kuat atau
sangat tinggi

Kemudian memberikan Interpretasi dengan menggunakan tabel nilai moment dengan


rumus:
Df = N-nr

8
Df = Degrees of freedom
N = Number of Casses
Nr = Banyaknya variabel yang dikorelasikan

Setelah itu hasilya dicocokan dengan coefisien korelasi “r” product moment baik pada
taraf signifikansi 5% ataupun pada taraf signifikansi 1% kemudian dibuat kesimpulan
apakah terdapat korelasi positif yang signifikansi atau tidak.16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan maka penulis dapat mengambil kesimpuan sebagai
berikut:
1. Analisis data disebut juga rangkaian kegiatan penelaahan, pengelompokkan
sistematisasi, penafsiran dan verifikasi data agar sebuah fenomena memiliki nilai
sosial, akademis dan ilmiah. Analisis data dilakukan berasal dari hasil pengumpulan
data. Kegiatan ini bertujuan untuk untuk menyederhanakan data dalam bentuk yang
lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan.
2. Adapun teknik dalam menganalisis data terdiri dari kegiatan pendahuluan meliputi
kegiatan pengumpualan data (editing), pengkodean (coding), tabuasi, mendeskripsikan
data penelitian, dan melakukan perhitungan untuk nenguji hipotesis yang telah
diajukan. Dalam penelitian kuantitatif terdiri dari statistik deskriptif dan statistik
inferesial. Statistik deskriptif dapat digunakan bila peneliti hanya ingin
mendeskripsikan data sempel, dan tidak ingin membuat kesimpulan yang berlaku
untuk populasi dimana sampel diambil. Sebaliknya, jika peneliti ingin membuat
kesimpulan yang berlaku untuk populasi, maka teknik analisis yang digunakan adalah
statistik inferensial.

16
Agung Kurniawan, “Efektivitas Metode Pembelajaran Baca Tulis al-Qura’n terhadap Kemampuan
Membaca al-Qura’n Siswa SMA Fatahillah Ciledug Tangerang’’, Skrispi Pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keuruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2010, h. 36-37, tidak dipublikasikan.
9
DAFTAR PUSTAKA

Afdhalilahi, Teknik Analisis Data Kuantitatif.2017.(www.afdhalilahi.com).

Arikunto, Suharsimi.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta: PT Rineka


Cipta.2013.

Darmadi, Hamid.Metode Penelitian pendidikan.Bandung: Alfabeta.2011.

Kurniawan, Agung.“Efektivitas Metode Pembelajaran Baca Tulis al-Qura’n terhadap


Kemampuan Membaca al-Qura’n Siswa SMA Fatahillah Ciledug Tangerang’’, Skrispi
Pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keuruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta,
2010. tidak dipublikasikan.

Sugiyono.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.Bandung: Alfabeta.2015.

Suyanto,Bagong dan Sutinah.Metodologi Penelitian Sosial Berbagai Alternatif


Pendekatan.Jakarta: Kencana Prenada Media Group.2007.

10

Anda mungkin juga menyukai