Anda di halaman 1dari 59

DAFTAR ISI MANUAL MUTU

I. Pendahuluan: 1
A. Latar belakang 1
1. Profil Organisasi
2. Kebijakan Mutu
3. Proses Pelayanan (Proses Bisnis)
B. Ruang Lingkup
C. Tujuan
D. Landasan hukum dan acuan
E. Istilah dan definisi
II. Sistem Manajemen Mutu dan Sistem Penyelenggaraan Pelayanan:
A. Persyaratan umum
B. Pengendalian dokumen
C. Pengendalian rekaman
III. Tanggung Jawab Manajemen:
A. Komitmen manajemen
B. Fokus pada sasaran/pasien
C. Kebijakan mutu
D. Perencanaan Sistem Manajemen Mutu dan Pencapaian Sasaran
Kinerja/Mutu
E. Tanggung jawab, wewenang dan komunikasi
F. Wakil Manajemen Mutu/Penanggung Jawab Manajemen Mutu
G. Komunikasi internal
IV. Tinjauan Manajemen:
A. Umum
B. Masukan Tinjauan Manajemen
C. Luaran tinjauan
V. Manajemen sumber daya:
a. Penyediaan sumber daya
b. Manajemen sumber daya manusia
c. Infrastruktur
d. Lingkungan kerja
VI. Penyelenggaraan pelayanan:
A. Upaya Kesehatan Masyarakat Puskesmas:
1. Perencanaan Upaya Kesehatan Masyarakat, akses dan
pengukuran kinerja
2. Proses yang berhubungan dengan sasaran:
a. Penetapan persyaratan sasaran
b. Tinjauan terhadap persyaratan sasaran
c. Komunikasi dengan sasaran
3. Penyelenggaraan UKM:
a. Pengendalian proses penyelenggaraan upaya
b. Validasi proses penyelenggaraan upaya
c. Identifikasi dan mampu telusur
d. Hak dan kewajiban sasaran
e. Pemeliharaan barang milik pelanggan (jika ada)
f. Manajemen risiko dan keselamatan
4. Pengukuran, analisis, dan penyempurnaan sasaran kinerja UKM:
a. Umum
b. Pemantauan dan pengukuran:
1) Kepuasan pelanggan
2) Audit internal
3) Pemantauan dan pengukuran proses
4) Pemantauan dan pengukuran hasil layanan
c. Pengendalian jika ada hasil yang tidak sesuai
d. Analisis data
e. Peningkatan berkelanjutan
f. Tindakan korektif
g. Tindakan preventif
B. Pelayanan klinis (Upaya Kesehatan Perseorangan) :
1. Perencanaan Pelayanan Klinis
2. Proses yang berhubungan dengan pelanggan
3. Pembelian/pengadaan barang terkait dengan pelayanan klinis:
a. Proses pembelian
b. Verifikasi barang yang dibeli
c. Kontrak dengan pihak ketiga
4. Penyelenggaraan pelayanan klinis:
a. Pengendalian proses pelayanan klinis
b. Validasi proses pelayanan
c. Identifikasi dan ketelusuran
d. Hak dan kewajiban pasien
e. Pemeliharaan barang milik pelanggan (spesiemen, rekam
medis, dsb)
f. Manajemen risiko dan keselamatan pasien
5. Peningkatan Mutu Pelayanan Klinis dan Keselamatan Pasien:
a. Penilaian indikator kinerja klinis
b. Pengukuran pencapaian sasaran keselamatan pasien
c. Pelaporan insiden keselamatan pasien
d. Analisis dan tindak lanjut
e. Penerapan manajemen risiko
6. Pengukuran, analisis, dan penyempurnaan:
a. Umum
b. Pemantauan dan pengukuran:
1) Kepuasan pelanggan
2) Audit internal
3) Pemantauan dan pengukuran proses, kinerja
4) Pemantauan dan pengukuran hasil layanan
c. Pengendalian jika ada hasil yang tidak sesuai
d. Analisis data
e. Peningkatan berkelanjutan
f. Tindakan korektif
g. Tindakan preventif
VII. Penutup
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sesuai dengan Permenkes nomor 75 tahun 2014 disebutkan prinsip
penyelenggaraan Puskesmas meliputi paradigma sehat,pertanggung jawaban
wilayah, kemandirian masyarakat, pemerataan, tehnologi tepat guna,
keterpaduan dan kesinambungan dengan tujuan tercapainya kecamatan sehat
di wilayah kerjanya.
Dalam melaksanakan fungsinya, puskesmas berwenang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan dasar secara komprenhensif, berkesinambungan dan
bermutu.puskesmas mengutamakan upaya promotif dan preventif berorientasi
pada keamanan dan keselamatan baik untuk pasien, petugas, dan pengunjung.
Menjalankan prinsip koordinasi, dan kerjasama lintas program, dan lintas sektor,
melakukan pencatatan, baik rekam medik dan kegiatan. Melaksanakan
penafisan rujukan sesuai dengan indikasi media dan sistem rujukan dan
senantiasa meningkatkan kompetensi petugas.
Puskesmas juga berfungsi sebagai wahana pendidikan tenaga kesehatan
dan tenaga lain baik administrasi maupun fungsional terkait. Mutu puskesmas
menjadi rujukan untuk mewujudkan pelayanan puskesmas yang bermutu sesuai
dengan harapan. Manual ini menjelaskan garis besar sistem manajemen mutu
Puskesmas Kampus. Semua ketentuan/persyaratan serta kebijakan yang
tertuang dalam manual ini merupakan acuan untuk menjalankan kegiatan
operasional puskesmas. Sistem manajemen mutu berlaku tanggal 2 januari
2016.
Penyusun manual mutu ini digunakan sebagai panduan dalam proses
pelaksanan akreditasi di puskesmas Kampus. Manual ini juga sebagai basis
mutu semua kegiatan dan pelaksanaan program di puskesmas Kampus.

1. Profil Puskesmas Kampus


a. Sejarah Puskesmas Kampus
Puskesmas Kampus berdiri sejak tahun 1978 dengan nama Puskesmas Kampus
dimana tanahnya merupakan tanah hibah dari Pemerintah Provinsi Sumatera
Selatan dengan wilayah kerja 1 kelurahan yaitu Kelurahan Lorok Pakjo Kecamatan
Ilir Barat 1. Puskesmas Kampus adalah salah satu dari 4 puskesmas yang ada di
kecamatan Ilir Barat 1. Pada tahun 2013, di lokasi lahan puskesmas Kampus
dibangun tempat pelayanan kesehatan tradisional, yang kemudian dinamai Griya
Sehat Puskesmas Kampus, dan mulai beroperasi sejak Januari tahun 2014.

Puskesmas Kampus ditetapkan menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)


Penuh pada tahun 2014, melalui SK Walikota Palembang

Pada tahun 2015 dengan dana DAK gedung pelayanan utama Puskesmas Kampus
direhab karena kondisinya yang sudah mengalami kerusakan (dimakan rayap).
Tahun 2015 Puskesmas Kampus ditunjuk oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota
Palembang untuk mengikuti lomba inovasi pelayanan publik yang diselenggarakan
oleh kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
(SINOVIK), dan alhamdulillah Puskesmas Kampus terpilih sebagai Top 99 inovasi
terbaik dengan judul Model Pelayanan Kesehatan Tradisional Integrasi di
Puskesmas Kampus Palembang.

Pada tahun 2016 Puskesmas Kampus berhasil meraih sertifikasi ISO 9001: 2008
dari Auditor NQA Palembang. Hal ini memberikan motivasi bagi seluruh pegawai
puskesmas Kampus untuk terus berusaha memberikan kinerja terbaiknya.

b. Analisis Situasi Umum


Puskesmas Kampus terletak didaerah perumahan yang beralamat di jalan Golf
Blok G-no 5 Kampus. Puskesmas Kampus terletak ditengah kota Palembang,
namun tidak dilalui oleh kendaraan umum. Puskesmas Kampus dapat diakses
dengan menggunakan jalan kaki, kendaraan roda dua dan kendaraan roda
empat.

1). Geografi.
Terletak di Kecamatan Ilir barat I Kelurahan Lorok Pakjo dengan
luas wilayah 227 Ha, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:
Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan demang Lebar Daun
Sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Bukit Lama
Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Demang Lebar daun
Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan 26 Ilir DI

Wilayah kerja Puskesmas Kampus meliputi 1 kelurahan yaitu


Kelurahan Lorok Pakjo. Terbagi lagi menjadi 15 RW dan 62 RT. Pada
Tahun 2016 jumlah penduduk wilayah kerja Puskesmas Kampus 30.652
jiwa.
Gambar 1
Peta Wilayah Puskesmas Kampus

Dalam wilayah kerja Puskesmas Kampus tidak terdapat wilayah yang sulit dijangkau
dalam pelayanan kesehatan. Puskesmas maupun jejaringnya seperti Puskesmas
pembantu, dapat dijangkau oleh masyarakat dengan berjalan kaki maupun
berkendaraan sepeda motor dan kendaraan beroda empat.

2). Kondisi Demografi

Tabel. 2.
Data Penduduk Puskesmas Kampus Tahun 2016
NO URAIAN LOROK PAKJO
1. Luas Wilayah (KM) 227 Ha

2. Penduduk 30.652
Laki-laki 15.491
Perempuan 15.161

3. KK 6121
RT 62
RW 15
Rumah 5681

4. Data Penduduk Sasaran


a. Bayi 0 – 11 bulan 601
b. Balita 12 – 59 bulan 2225
c. Bumil 680
d. Bulin 680
e. Bufas 650
f. WUS 8282
g. PUS 4638
h. Lansia 6985
i. Remaja 5278

5. Penddk berdasarkan Pekerjaan


a. PNS 4397
b. ABRI 1987
c. Swasta 1871
d. BUMN 1126
e. Tani -
f. Dagang 879
g. Pensiunan 1089
h. Warakawuri 590
i. Jasa (Buruh) 8317
j. Pelajar 691
k. Mahasiswa 8138
l. Wiraswasta 1567
m. Lain

6. Penddk berdasarkan agama


a. Islam 27940
b. Kristen Protestan 618
c. Kristen Katholik 396
c. Budha 1676
d. Hindu 22

7. Fasilitas Kesehatan
a. Rumah sakit 3
b. Rumah bersalin 1
c. Balai Pengobatan 2
d. Dokter umum praktek 4
e. Bidan Praktek 8
f. Apotik 5
g. Optik 9
h. Puskesmas Pembantu 2
i. Toko Obat 1
j. Pengobatan tradisional 5
k. Dokter gigi Praktek 3

8. Fasilitas Pendidikan
a. Pra Sekolah 888
b. SD/MI 2528
c. SMP/MT 1308
d. SMU/MA 2908
e. Pesantren -
f. Jumlah murid seluruh 7778

9. UKGMD
a. Posyandu 17
b. Posyandu aktif 17
c. Jumlah kader 88
d. Dukun bayi -

10. KESLING
a. Jumlah rumah 5681
b. Sumber air bersih 5681
* Sumur pompa tangan 0
* PDAM 5681
* Sumur gali 9
* Jamban keluarga 5681
* SPAL -
* TPS 0

c. Tempat-tempat umum
* Masjid 15
* Musholla 7
* Salon 5
* Pasar 0
*Kelenteng 7
*Pesantren 1

d. Tempat industri
* Pengelolahan tempe/tahu -
* Kerupuk 15
* Roti -
* Lain-lain 0

e. Tempat-tempat makan
* Restoran 29
* Warung nasi 9
* Warung kopi 0

3) Kondisi Sosial Ekonomi


Pembiayaan kesehatan di Indonesia secara garis besar berasal dari
pemerintah, swasta (masyarakat) dan bantuan luar negeri. Di sektor pemerintah
pembiayaan kesehatan digunakan untuk pembangunan dan pengadaan fisik dan non
fisik.
Dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatannya Puskesmas Kampus mendapatkan
pembiayaan dari berbagai sumber pembiayaan seperti dana JKN (Kapitasi BPJS),
retribusi umum, dan kalim Jamsoskes. Sumber pembiayaan kesehatan yang terbesar
di Puskesmas Kampus pada tahun 2016 bersumber dari dana Kapitasi BPJS atas
pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang menggunakan BPJS. Pemanfaatan dana
BPJS, Jamsoskes dan retribusi umum berdasarkan Keputusan Walikota Palembang
Nomor 333.a Tahun 2015 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pola Pengelolaan keuangan
Badan Layanan Umum Daerah Pada Pusat Kesehatan masyarakat.
4) Data Umum Puskesmas Kampus
a) Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat
Posyandu Balita Petugas
Nama
No Lokasi Petugas Posyandu Jadwal
Posyandu Bidan
Gizi Lansia
Arniyati Yunita
1 Matahari Demang Hill RT 45 Lydia Senin ke-1
Juniar Maulina
Sri
2 Kenanga 1 Muhajirin RT 29 Suryani Pera Kurniati Selasa ke-1
Wahyuni
Arniyati Yuliana
3 Kartini Lrg H.Paqeh RT 06 Susmawati Rabu ke-1
Juniar Nurhaida
Arniyati
4 Kenanga 2 Muhajirin RT 46 Yusmidar Pera Kurniati Kamis ke-1
Juniar
Sri Novitri Selasa ke-
5 Anggrek Sei Sahang RT 48 Yusmidar
Wahyuni Susanti 2
Sri Yunita
6 Mawar Muhajirin RT 43 Suryani Rabu ke-2
Wahyuni Maulina
Arniyati Kamis ke-
7 Kamboja Muhajirin RT 25 Yumita Willy Sutri
Juniar 2
Arniyati
8 Bougenvile Jl Timor RT 3 Yumita Pera Kurniati Sabtu ke-2
Juniar
Sri Novitri
9 Flamboyan Lr. Natuna RT 12 Lidya Senin ke-3
Wahyuni Susanti
Sri Meta Yuniarti Novitri
10 Melati 2 Lr. Swadaya RT 18 Selasa ke-3
Wahyuni R Susanti
Arniyati Yuliana
11 Tiara kusuma Jl Al Gazali RT 05 Willy Sutri Rabu ke-3
Juniar Nurhaida
Sri Meta Yuniarti Novitri Kamis ke-
12 Teratai Jl Bintan RT 13
Wahyuni R Susanti 3
Lrg Haarapan RT Arniyati Yulianan
13 Cempaka Willy Sutri Sabtu ke-3
40 Juniar Nurhaida
Arniyati Yunita
14 Melati 1 Jl Suhada RT 34 Kartini Senin ke-4
Juniar Maulina
Sri Selasa ke-
15 Dahlia Jl Enggano RT 10 Kartini Susmawati
Wahyuni 4
Lrg Karya Tunggal Sri
16 Delima 33 Suryani Susmawati Rabu ke-4
RT 21 Wahyuni
Jl Puncak Sekuning Arniyati Yuliana Kamis
17 Damai Pera Kurniati
RT 01 Juniar Nurhaida ke-4

b) Sarana Fisik
Tabel.1
Data Jenis Sarana dan Prasarana Puskesmas Kampus Tahun 2016

INSTRUMEN PEMANTAUAN PUSKESMAS NON RAWAT INAP YANG MEMBERIKAN


PELAYANAN SESUAI STANDAR PERMENKES 75/2014

NOMOR REGISTRASI PUSKESMAS :

NAMA PUSKESMAS : KAMPUS


JENIS PUSKESMAS : NON RAWAT INAP PERKOTAAN
TANGGAL PUSKESMAS DIDIRIKAN : TAHUN 1978
KECAMATAN : ILIR BARAT I
KABUPATEN/KOTA : PALEMBANG
PROVINSI : SUMATERA SELATAN

NO PARAMETER PENILAIAN KETERA DEFINISI OPERASIONAL


NGAN
1 2 3 4 5

I. LOKASI
1 Geografis 1 Lokasi berdirinya bangunan
Puskesmas tidak membahayakan,
misalnya tidak didirikan di tepi
tebing dan atau daerah rawan
bencana
2 Aksesibilitas untuk jalur 1 Puskesmas dekat dengan
transportasi pemukiman atau dapat diakses
dengan mudah menggunakan
transportasi umum yang tersedia
secara rutin dari dan menuju wilayah
kerja Puskesmas
3 Fasilitas parkir 1 Tersedia lahan parkir kendaraan
yang tidak menutup akses keluar
masuk kendaraan Ambulans dan
atau kendaraan Pusling
4 Fasilitas keamanan 1 Tersedia fasilitas untuk menjaga
keamanan (minimal Pagar)
5 Tidak didirikan di sekitar Saluran 1 Cukup jelas
Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dan
Saluran Udara Tegangan Ekstra
Tinggi
II. BANGUNAN

6 Bangunan permanen 1 Bangunan Puskesmas merupakan


bangunan bersifat tetap dan terbuat
dari bahan yang tahan lama
7 Posisi bangunan terpisah dari 1 Bangunan Puskesmas yang tidak
bangunan lain bersatu dengan bangunan yang
punya fungsi lain
8 Rumah dinas nakes 0 Terdapat bangunan rumah dinas
tenaga kesehatan, terdiri dari
minimal 2 unit rumah dinas tenaga
medis dan tenaga kesehatan lain
9 Lambang Puskesmas 1 Lambang Puskesmas sesuai dengan
PMK 75/2014, diletakkan di depan
bangunan Puskesmas
10 Ketersediaan papan nama 1 Terdapat papan nama Puskesmas
yang diletakkan didinding atau
depan bangunan Puskesmas
11 Ruangan administrasi/kantor 1 Terdapat Ruangan sebagai tempat
pelaksanaan administrasi kantor

12 Ruangan Kepala Puskesmas 1 Terdapat Ruangan khusus yang


difungsikan sebagai tempat kerja
Kepala Puskesmas
13 Ruangan rapat 1 Terdapat Ruangan yang difungsikan
sebagai tempat pertemuan dan
dapat digunakan untuk kegiatan lain
dalam mendukung pelayanan
kesehatan
14 Ruangan pendaftaran dan rekam 1 Terdapat ruangan khusus yang
medik difungsikan sebagai tempat
pendaftaran pasien dan
penyimpanan RM
15 Ruangan tunggu 1 Terdapat ruangan khusus yang
difungsikan sebagai tempat pasien
menunggu pelayanan
16 Ruangan pemeriksaan umum 1 Terdapat ruangan khusus yang
difungsikan sebagai tempat
pemeriksaan pasien umum
17 Ruangan tindakan 1 Terdapat ruangan khusus yang
difungsikan sebagai tempat
menangani pasien yang memerlukan
tindakan medis. Dapat difungsikan
pula sebagai tempat pelayanan
gawat darurat
18 Ruangan KIA, KB, dan Imunisasi 1 Terdapat ruangan khusus yang
difungsikan sebagai tempat
pelayanan KIA, KB dan imunisasi.
19 Ruangan kesehatan gigi dan mulut 1 Terdapat ruangan khusus pelayanan
kesehatan gigi dan mulut

20 Terdapat ruangan ASI 1 Terdapat ruangan khusus yang


difungsikan sebagai tempat
pemberian ASI
21 Ruangan promosi kesehatan 1 Terdapat ruangan yang difungsikan
sebagai tempat pemberian
penyuluhan, promosi kesehatan,
konsultasi dan konseling
22 Ruang farmasi 1 Terdapat ruang khusus yang
difungsikan sebagai tempat
pelayanan kefarmasian
23 Ruangan persalinan 0 Terdapat ruangan khusus yang
difungsikan sebagai tempat
pelayanan persalinan
24 Ruangan rawat pasca persalinan 0 Terdapat ruangan khusus yang
difungsikan sebagai tempat
perawatan ibu pasca persalinan
25 Laboratorium 1 Terdapat ruang khusus yang
difungsikan sebagai tempat
pelayanan laboratorium
26 Ruangan sterilisasi 0 Terdapat ruangan yang difungsikan
sebagai tempat melakukan sterilisasi
alat
27 Ruangan penyelenggaraan 1 Terdapat ruangan khusus yang
makanan difungsikan sebagai tempat
penyajian makanan
28 Kamar mandi 1 Cukup jelas

29 Gudang umum 1 Cukup jelas

III. PRASARANA

30 Ventilasi ruangan 1 Cukup jelas

31 Sumber air bersih 1 Terdapat sumber air bersih seperti


PAM, air tanah, dll
32 Sistem pembuangan limbah 1 Terdapat sarana pengelolaan limbah
padat dan limbah cair (dimiliki oleh
Puskesmas atau dipihak ketigakan ke
pihak yang berijin dari KLH)
33 Sumber daya listrik 1 Cukup jelas

34 Sistem komunikasi 1 Tersedia alat komunikasi yang


diperlukan untuk komunikasi di
lingkup dan ke luar Puskesmas. Alat
komunikasi dapat berupa telepon,
seluler, radio komunikasi, dll
35 Sistem proteksi petir 0 Tersedia alat penangkal petir yang
berfungsi baik terhadap sambaran
petir
36 Alat pemadam kebakaran 1 Cukup jelas

37 Kendaraan Puskesmas Keliling 0 Tersedia kendaraan yang berfungsi


sebagai alat bantu pelayanan Pusling
baik Pusling darat maupun Pusling
air
38 Kendaraan Ambulans 1 Adanya kendaraan ambulans baik
ambulans darat maupun ambulans
air
IV. PERALATAN

39 Set pemeriksaan umum 1 Tersedianya minimal 80% jenis


peralatan set pemeriksaan umum
sesuai Permenkes 75/2014 yang
berfungsi baik, termasuk didalamnya
yang harus ada yaitu
sphygmomanometer/tensimeter,
stetoskop, timbangan dewasa,
timbangan anak, senter, termometer
a. Minimal 80% jenis peralatan set Ya/tidak
pemeriksaan umum tersedia (%)
b. Tersedia peralatan:

- sphygmomanometer/tensimeter Ya

- stetoskop Ya

- timbangan dewasa Ya

- timbangan anak Ya
- senter Ya

- termometer Ya

40 Terdapat set tindakan medis Tersedianya minimal 80% jenis


peralatan set tindakan medis/gawat
darurat sesuai Permenkes 75/2014
yang berfungsi baik, termasuk
didalamnya yang harus ada yaitu set
alat bedah minor dan sumber
oksigen siap pakai
a. Minimal 80% jenis peralatan set Ya/tidak
tindakan medis tersedia (…………
………..%)
b. Tersedia peralatan:

- set alat bedah minor Ya/tidak

- sumber oksigen siap pakai Ya

41 Terdapat set pemeriksaan 1 Tersedianya minimal 80% jenis


kesehatan ibu peralatan set pemeriksaan
kesehatan ibu sesuai Permenkes
75/2014 yang berfungsi baik,
termasuk didalamnya yang harus
ada yaitu stetoskop janin, stetoskop
dewasa,
sphygmomanometer/tensimeter,
palu reflex, dan timbangan dewasa
a. Minimal 80% jenis peralatan set Ya/tidak
pemeriksaan kesehatan ibu (…………
tersedia ………..%)
b. Tersedia peralatan:

- stetoskop janin (laennec doppler) Ya

- stetoskop dewasa Ya

- sphygmomanometer/tensimeter Ya

- termometer Ya

- palu reflex Ya

- timbangan dewasa Ya

42 Terdapat set pemeriksaan 1 Tersedianya minimal 80% jenis


kesehatan anak peralatan set pemeriksaan
kesehatan anak sesuai Permenkes
75/2014 yang berfungsi baik,
termasuk didalamnya yang harus
ada yaitu timbangan anak, alat
pengukur panjang bayi, stetoskop,
termometer
a. Minimal 80% jenis peralatan set Ya/tidak
pemeriksaan kesehatan anak (…………
tersedia ………..%)
b. Tersedia peralatan:

- timbangan anak Ya

- alat pengukur panjang bayi Ya

- stetoskop Ya

- termometer Ya

43 Set pelayanan KB 1 Tersedianya minimal 80% jenis


peralatan set pelayanan KB sesuai
Permenkes 75/2014 yang berfungsi
baik, termasuk didalamnya yang
harus ada yaitu implant kit, IUD kit
siap pakai
a. Minimal 80% jenis peralatan set Ya/tidak
pelayanan KB tersedia (…………
………..%)
b. Tersedia peralatan:

- implant kit Ya

- IUD Kit siap pakai Ya

44 Set imunisasi 1 Tersedianya minimal 80% jenis


peralatan set imunisasi sesuai
Permenkes 75/2014 yang berfungsi
baik, termasuk didalamnya yang
harus ada yaitu cold chain/vaccine
carrier
a. Minimal 80% jenis peralatan set Ya/tidak
pelayanan imunisasi tersedia (…………
………..%)
b. Tersedia peralatan:

- coldchain / vaccine carrier Ya

45 Set obstetri dan ginekologi 1 Tersedianya minimal 80% jenis


peralatan set obstetri ginekologi
sesuai Permenkes 75/2014 yang
berfungsi baik
46 Set insersi dan ekstraksi AKDR 1 Tersedianya minimal 80% jenis
peralatan set insersi dan ekstraksi
AKDR sesuai Permenkes 75/2014
yang berfungsi baik
47 Set resusitasi bayi 1 Tersedianya minimal 80% jenis
peralatan set resusitasi bayi sesuai
Permenkes 75/2014 yang berfungsi
baik
48 Set perawatan pasca persalinan 1 Tersedianya minimal 80% jenis
peralatan set perawatan pasca
persalinan sesuai Permenkes
75/2014 yang berfungsi baik,
termasuk didalamnya yang harus
ada yaitu stetoskop dan
sphygmomanometer/tensimeter
a. Minimal 80% jenis peralatan set Ya/tidak
perawatan pasca persalinan (…………
tersedia ………..%)
b. Tersedia peralatan:

- stetoskop Ya/tidak

- sphygmomanometer/tensimeter Ya/tidak

49 Set kesehatan gigi dan mulut 1 Tersedianya minimal 80% jenis


peralatan set kesehatan gigi dan
mulut sesuai Permenkes 75/2014
yang berfungsi baik, termasuk
didalamnya yang harus ada yaitu
sonde lengkung, kaca mulut, tangkai
kaca mulut, pinset gigi, eskavator,
set tang pencabutan gigi dewasa, set
tang pencabutan gigi anak, bein
lurus kecil
a. Minimal 80% jenis peralatan set Ya/tidak
kesehatan gigi dan mulut tersedia (…………
………..%)
b. Tersedia peralatan:

- sonde lengkung Ya

- kaca mulut Ya

- tangkai kaca mulut Ya

- pinset gigi Ya

- ekskavator Ya

- set pencabutan gigi dewasa Ya

- set pencabutan gigi anak Ya

- bein lurus kecil Ya

50 Set promosi kesehatan 1 Ya Tersedianya minimal 80% jenis


peralatan set promosi kesehatan
sesuai Permenkes 75/2014 yang
berfungsi baik
51 Set ASI 1 Ya Tersedianya minimal 80% jenis
peralatan set ASI sesuai Permenkes
75/2014 yang berfungsi baik

52 Set laboratorium 1 Ya Tersedianya minimal 80% jenis


peralatan set laboratorium sesuai
Permenkes 75/2014 yang berfungsi
baik, termasuk didalamnya yang harus
ada yaitu mikroskop binokuler,
sentrifuse
a. Minimal 80% jenis peralatan set Ya/tidak
laboratorium tersedia (……………
……..%)
b. Tersedia peralatan:

- mikroskop binokuler Ya

- sentrifuse Ya

53 Set farmasi 1 Tersedianya minimal 80% jenis


peralatan set farmasi sesuai
Permenkes 75/2014 yang berfungsi
baik
54 Set sterilisasi 1 Tersedianya minimal 80% jenis
peralatan set sterilisasi sesuai
Permenkes 75/2014 yang berfungsi
baik termasuk didalamnya yang harus
ada yaitu autoclave dan korentang
a. Minimal 80% jenis peralatan set Ya/tidak
sterilisasi tersedia (……………
……..%)
b. Tersedia peralatan:

- autoclave Ya/tidak

- korentang Ya/tidak

55 Set Puskesmas Keliling 0 Tersedianya minimal 80% jenis


peralatan set Puskesmas keliling sesuai
Permenkes 75/2014 yang berfungsi
baik
56 Kit Keperawatan kesehatan 1 Ya Tersedianya minimal 80% jenis
masyarakat peralatan kit keperawatan kesehatan
masyarakat sesuai Permenkes 75/2014
yang berfungsi baik untuk pelayanan
luar gedung, jumlah kit minimal 2
(dua) kit
57 Kit imunisasi 1 Ya Tersedianya vaccine carrier yang
berfungsi baik untuk pelayanan luar
gedung minimal 2 (dua) kit
58 Kit UKS 0 Tidak Tersedianya minimal 80% jenis
peralatan kit UKS sesuai Permenkes
75/2014 yang berfungsi baik. Jumlah
kit minimal 2 (dua) kit
59 Kit UKGS 0 Tidak Tersedianya minimal 80% jenis
peralatan kit UKGS sesuai Permenkes
75/2014 yang berfungsi baik. Jumlah
kit minimal 2 (dua) kit
60 Kit bidan 1 YA Tersedianya minimal 80% jenis
peralatan kit bidan sesuai Permenkes
75/2014 yang berfungsi baik termasuk
didalamnya yang harus ada yaitu
stetoskop janin, stetoskop dewasa,
sphygmanometer/tensimeter,
termometer, palu reflex
a. Minimal 80% jenis peralatan kit Ya/tidak
bidan tersedia (……………
……..%)
b. Tersedia peralatan:
- stetoskop janin (laennec doppler) Ya

- stetoskop dewasa Ya

- sphygmomanometer/tensimeter Ya

- termometer Ya

- palu reflex Ya

61 Kit Posyandu 1 Tersedianya minimal 80% jenis


peralatan kit Posyandu sesuai
Permenkes 75/2014 yang berfungsi
baik termasuk didalamnya yang harus
ada yaitu termometer dan timbangan
dacin
a. Minimal 80% jenis peralatan kit Ya
Posyandu tersedia (100%)
b. Tersedia peralatan:

- termometer Ya

- timbangan dacin Ya

62 Kit kesehatan lingkungan 0 Tidak Tersedianya minimal 80% jenis


peralatan kit kesehatan lingkungan
sesuai Permenkes 75/2014 yang
berfungsi baik.
V. KETENAGAAN

63 Dokter atau DLP 1 Ya Tersedianya dokter atau Dokter


Layanan Primer minimal 1 orang

64 Dokter gigi 1 Tersedianya dokter gigi minimal 1


orang
65 Perawat 1 Tersedianya perawat minimal 5 orang

66 Bidan 1 Tersedianya bidan minimal 4 orang

67 Tenaga Kesmas 1 Tersedianya tenaga kesmas


(epidemiolog kesehatan, tenaga
promosi kesehatan dan ilmu perilaku,
pembimbing kesehatan kerja, tenaga
administrasi dan kebijakan kesehatan,
tenaga biostatistik dan kependudukan,
dan atau tenaga kesehatan reproduksi
dan keluarga) minimal 1 orang di
Puskesmas kawasan perdesaan dan
Terpencil/Sangat Terpencil, dan
minimal 2 orang di Puskesmas
kawasan perkotaan
68 Tenaga kesling 1 Tersedianya tenaga kesehatan
lingkungan (sanitasi lingkungan,
entomolog kesehatan dan atau
mikrobiolog kesehatan) minimal 1
orang
69 Ahli teknologi lab medik (Analis 1 Tersedianya ahli teknologi
Lab) laboratorium medik minimal 1 orang

70 Tenaga gizi 1 Tersedianya tenaga Gizi (nutrisionis


dan atau dietisian) minimal 1 orang

71 Tenaga kefarmasian 1 Tersedianya tenaga kefarmasian


(Apoteker/Tenaga Teknis Kefarmasian)
minimal 1 orang
72 Tenaga administrasi 1 Tersedianya tenaga administrasi
minimal 2 orang di PKM Kawasan
Perdesaan dan Terpencil/Sangat
Terpencil, dan minimal 3 orang di
kawasan perkotaan
73 Pekarya 1 Tersedianya tenaga pekarya minimal 1
orang di PKM Kawasan Perdesaan dan
Terpencil/Sangat Terpencil, dan
minimal 2 orang di kawasan perkotaan

VI. PERIZINAN DAN REGISTRASI


74 Izin penyelenggaraan yang masih 1 Izin penyelenggaraan yang dikeluarkan
berlaku oleh pemda setempat yang masih
berlaku
75 Nomor Registrasi Puskesmas Memiliki kode Puskesmas yang
diberikan oleh Pusdatin setelah
melakukan registrasi/ registrasi ulang

VII. PENYELENGGARAAN
76 Kepala Puskesmas 1 Merupakan tenaga kesehatan dengan
tingkat pendidikan paling rendah
sarjana (kecuali PKM Kawasan
Terpencil/Sangat Terpencil minimal
diploma tiga), memiliki kompetensi
manajemen kesmas, masa kerja di
Puskesmas minimal dua tahun, dan
telah mengikuti pelatihan manajemen
Puskesmas
77 Memiliki struktur organisasi 1 Struktur organisasi ditetapkan Kepala
Puskesmas mengacu pada Perda
setempat
78 Melaksanakan pelayanan promosi 1 Dibuktikan dengan adanya
kesehatan penanggungjawab pelayanan,
ketersediaan anggaran pelayanan di
Puskesmas dan hasil Penilaian Kinerja
Puskesmas
79 Melaksanakan pelayanan 1 Dibuktikan dengan adanya
kesehatan lingkungan penanggungjawab pelayanan,
ketersediaan anggaran pelayanan di
Puskesmas dan hasil Penilaian Kinerja
Puskesmas
80 Melaksanakan pelayanan KIA dan 1 Dibuktikan dengan adanya
KB penanggungjawab pelayanan,
ketersediaan anggaran pelayanan di
Puskesmas dan hasil Penilaian Kinerja
Puskesmas
81 Melaksanakan pelayanan gizi 1 Dibuktikan dengan adanya
penanggungjawab pelayanan,
ketersediaan anggaran pelayanan di
Puskesmas dan hasil Penilaian Kinerja
Puskesmas
82 Melaksanakan pelayanan 1 Dibuktikan dengan adanya
pencegahan dan pengendalian penanggungjawab pelayanan,
penyakit ketersediaan anggaran pelayanan di
Puskesmas dan hasil Penilaian Kinerja
Puskesmas
83 Melaksanakan UKM 1 Dibuktikan dengan adanya
Pengembangan penanggungjawab pelayanan,
ketersediaan anggaran pelayanan di
Puskesmas dan hasil Penilaian Kinerja
Puskesmas
84 Melaksanakan UKP 1 Dibuktikan dengan adanya
penanggungjawab pelayanan,
ketersediaan anggaran pelayanan di
Puskesmas dan hasil Penilaian Kinerja
Puskesmas
85 Melaksanakan manajemen 1 Memiliki RUK 5 tahunan, RUK
Puskesmas Tahunan, RPK, melaksanakan
lokakarya mini bulanan, triwulanan
dan melaksanakan Penilaian Kinerja
Puskesmas untuk satu tahun terakhir
86 Melaksanakan pelayanan 1 Dibuktikan dengan adanya
kefarmasian penanggungjawab pelayanan,
ketersediaan anggaran pelayanan di
Puskesmas dan hasil Penilaian Kinerja
Puskesmas
87 Melaksanakan pelayanan 1 Dibuktikan dengan adanya
keperawatan kesehatan penanggungjawab pelayanan,
masyarakat ketersediaan anggaran pelayanan di
Puskesmas dan hasil Penilaian Kinerja
Puskesmas
88 Melaksanakan pelayanan 1 Dibuktikan dengan adanya
laboratorium penanggungjawab pelayanan,
ketersediaan anggaran pelayanan di
Puskesmas dan hasil Penilaian Kinerja
Puskesmas

c) Sumberdaya Manusia
Tenaga yang ada di Puskesmas Kampus dapat dikelompokkan pada tenaga
medis, para medis, dan tenaga non medis. Dari tabel 10 terlihat bahwa profil
pegawai di Puskesmas Kampus terdiri dari tenaga PNS, Honor Daerah
(Honda), khusus penjaga malam dan tenaga Non PNS BLUD. Hal ini
merupakan suatu peluang sekaligus tantangan. Peluang yang dimaksud
adalah sebagai tenaga Non PNS BLUD diharapkan dapat menjaga
profesionalisme dalam pekerjaannya, karena perpanjangan kontrak kerja
setiap tahun akan dipertimbangkan. Sedangkan tantangannya adalah, kalau
tenaga Non PNS BLUD ini betul – betul profesional, Puskesmas Kampus
harus dapat memberikan kesejahteraan yang memadai sehingga turn over
karyawan tidak terjadi, khususnya karyawan yang dapat memberikan kinerja
terbaik mereka.
Tabel .10
Keadaan Ketenagaan Puskesmas Kampus Tahun 2016

JENIS KETENAGAAN YANG ADA KEKURANGAN STATUS


NO SEKARAN
G KEPEGAWAIAN
I. Puskesmas Induk
1 Dokter 3 0 PNS
2 Dokter Gigi 2 0 PNS
3 Sarjana/D3
a. SKM 2 0 PNS
b. Akper 3 0 2 PNS / 1 NON PNS
BLUD
c.Akbid 9 0 4 PNS/ 1 NON PNSD/ 4
NON PNS BLUD
d. Akzi 2 0 PNS
e.AKL 1 1 PNS
4 Bidan 0 0 PNS
5 Perawat ( SPK ) 2 0 PNS
6 Perawat Gigi 3 0 PNS
7 Sanitarian 0 0
8 SPAG 0 0
9 Tenaga Laboratorium 1 1 PNS
10 Pengelola Obat 2 0 PNS
11 LCPK 1 0 PNS
12 Akuntansi 1 0 NON PNS BLUD
13 Terapis 1 0 NON PNS BLUD
14 Penjaga Malam 1 0 NON PNSD

II. Puskesmas Pembantu


Pustu Puncak Sekuning
1 Perawat Kesehatan 0 1  NON PNS BLUD
2 Tenaga Lain 0 1
3 Bidan 1 0 PNS
4 Penjaga Malam 1 0 NON PNSD
Pustu Sei Sahang
1 Perawat Kesehatan 0 1
2 Tenaga Lain 0 1
3 Bidan 1 0 PNS
Sumber : TU Puskesmas Kampus

d) Visi Puskesmas Kampus


Mewujudkan Kelurahan Lorok Pakjo Sehat yang optimal dengan Bertumpu
pada Pelayanan Prima dan Pemberdayaan Masyarakat.
e) Misi Puskesmas Kampus
1. Meningkatkan Profesionalitas Provider
2. Meningkatkan Sarana dan Prasarana Pelayanan
3. Mewujudkan dan meningkatan Upaya pelayanan kesehatan yang prima;
4. Meningkatkan Kemitraan dan Pemberdayaan Masyarakat
5. Menurunkan resiko Kesakitan dan kematian.

f) Tujuan Puskesmas Kampus


Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal dengan
terwujudnya perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat.
g) Tata Nilai Puskesmas Kampus
1. Kerja adalah Rahmat
Aku bekerja tulus penuh rasa syukur
2. Kerja adalah Amanah
Aku bekerja dengan penuh tanggung jawab
3. Kerja adalah Panggilan
Aku bekerja tuntas penuh integritas
4. Kerja adalah Aktualisasi
Aku bekerja keras penuh dengan semangat
5. Kerja adalah Ibadah
Aku bekerja serius penuh kecintaan
6. Kerja adalah Seni
Aku bekerja cerdas penuh kreatifitas
7. Kerja adalah Kehormatan
Aku bekerja tekun penuh dengan keunggulan
8. Kerja adalah Pelayanan
Aku bekerja paripurna penuh kerendahan hati
Struktur Organisasi
STRUKTUR ORGANISASI AKREDITASI
PUSKESMAS KAMPUS TAHUN 2017

Penanggungjawab
Dr. Yuliarni, M.Kes

Ketua Tim Akreditasi


Dr. Jamhari Farzal

Sekretaris : Lidia, SST


Anggota : Evilia Aisyah, SKep Ners
Anggi AmKep

POKJA I (ADMIN) POKJA II (UKM) POKJA III (UKP)


Ketua : Novi Andriani, SKM Ketua : Drg. Naning Ernawati Ketua: Dr. Widia Trisusanty, MARS
Sekretaris : Amal, AMD Sekretaris:Hikmawati, AMAK Sekretaris : Novitri Susanti, AmKep
Anggota Anggota Anggota
1. Evilia Asyah, SKepNers 1. Salmah, AMKL 1. Eli Sartika, AmKeb
2. Kartini 2. Arniyati Juniar, AMG 3. Wilisutri, AmKep
3. Siti Aisyah 3. Yunita Maulina 4. Nevertitivani, AmKeb
4. Yuliana Nurhaida 4. Amin SKM 5. Fitri Marlina.
5. Lidya SST 5. Wiwin Ekasari, SKM 6. Dewi
6. Olivia 6. Suryani, AmKeb 7. Intan, AMAK
7. Zakila 7. Yusmidar AmKeb 8. Mita
8. Anggi, AmKep 8. Yumita AmKeb 9. Pera Kurniati, AmKep
9. Okta AmKeb 10. Sri Wahyuni AMG
11. Reliana, AmKeb 11. Meta Riska, AmKeb
12. Peny Aedes
13. Surtika

Struktur Organisasi Tim Mutu


Gambar 2. Struktur Organisasi Tim Mutu

h. Tugas dan Fungsi Pokok Puskesmas


1) Tugas Pokok Puskesmas
Tugas pokok puskesmas adalah melaksanakan sebagian tugas Dinas
Kesehatan di bidang kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.
Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan Upaya Kesehatan
Perorangan dan Upaya Kesehatan Masyarakat, yang keduanya jika
ditinjau dari sistem kesehatan nasional merupakan pelayanan
kesehatan tingkat pertama. Upaya kesehatan tersebut dikelompokkan
menjadi dua yaitu :
a) Upaya Kesehatan Wajib. (UKM Esensial)
Adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan komitmen
nasional, regional, dan global serta yang mempunyai daya
ungkit tinggi untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini harus
diselenggarakan oleh setiap puskesmas. Adapun upaya
kesehatan wajib tersebut adalah :
1. Pelayanan Promosi Kesehatan
2. Pelayanan Kesehatan Lingkungan
3. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
4. Pelayanan Gizi
5. Pelayanan Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit

b) Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan


1. Pelayanan Kesehatan Gigi Masyarakat
2. Pelayanan Kesehatan Tradisional Integrasi
3. Pelayanan Kesehatan Lansia.

c) Upaya Kesehatan Perorangan

1. Pelayanan Pendaftaran dan Rekam Medik


2. Pelayanan Kesehatan Umum
3. Pelayanan Kesehatan Gigi
4. Pelayanan KIA/KB
5. Pelayanan Kesehatan Lansia
6. Pelayanan Kesehatan Anak
7. Pelayanan DOTS
8. Pelayanan Promkes
9. Pelayanan Kefarmasian
10. Pelayanan Laboratorium
11. Pelayanan Tindakan Gawat Darurat
12. Pelayanan Kesehatan Tradisional Intergrasi

d) Pelayanan Manajemen dan Administrasi


1. Surat Rekomendasi
2. Pelayanan Penelitian
3. Pelayanan Praktek Kerja Lapangan

i. Fungsi Pokok Puskesmas


a) Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan.
Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan
pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di
wilayah kerjanya sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan
kesehatan.
b) Pusat Pemberdayaan Masyarakat
Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka
masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki
kesadaran, kemauan, dan kemampuan melayani diri sendiri dan
masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan
kepentingan kesehatan termasuk sumber pembiayaannya, serta ikut
menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program
kesehatan.
c) Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan
kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang
menjadi tanggung jawab puskesmas meliputi :
a. Pelayanan kesehatan perorangan
Adalah pelayanan yang bersifat pribadi (private goods) dengan tujuan
utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan,
tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit.
b. Pelayanan kesehatan masyarakat
Adalah pelayanan yang bersifat publik (public goods) dengan tujuan
utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah
penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan
kesehatan.

j. Komitmen Pegawai Puskesmas Kampus


1. Memahami konsep manajemen mutu sebagai landasan dalam merubah pola
pikir dan pola kerja yang berfokus pada mutu
2. Menjalankan kegiatan tugas pokok dan fungsi masing masing sesuai dengan
pedoman manajemen mutu dan SOP yang sudah disahkan.
3. Melakukan monitoring dan evaluasi secara berkesinambungan dalam kegiatan
program dan pelayanan

4. Melakukan perbaikan secara terus menerus pada seluruh aspek kegiatan baik
program maupun pelayanan
5. Memberikan pelayanan pada masyarakat dengan cepat, tepat, dan berkualitas.
6. Memberikan pelayanan pada masyarakat dengan sopan santun, ramah dan
bersahaja.
7. Meningkatkan kedisiplinan dan kerjasama tim
8. Berupaya mencari solusi dan inovasi atas setiap permasalahan yang dihadapi.
9. Bersedia meningkatkan kompetensi dan kualitas diri.

k. Sasaran Mutu
85 % pelanggan puas terhadap pelayanan kesehatan di Puskesmas Kampus.

I. Strategi Mutu Puskesmas Kampus


 Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan SDM
- Mengusulkan dan mengirimkan tenaga puskesmas untuk mengikuti
pelatihan sesuai dengan kompetensi dan program yang menjadi tanggung
jawabnya.
- Sharing informasi dan pengetahuan dari tenaga yang mengikuti pelatihan
kepada petugas lainnya melalui forum pertemuan internal (saat rapat rutin
bulanan puskesmas atau rapat sesuai keperluan).
- Menegakkan disiplin kerja petugas.
 Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
- Melaksanakan pemeriksaan dan penanganan pelanggan sesuai dengan
kompetensi petugas.
- Menerapkan sistem manajemen mutu.
 Pemenuhan kepuasan pelanggan.
- Melaksanakan survey kepuasan pelanggan secara berkala minimal 1 tahun
sekali untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan
puskesmas.
- Mengaktifkan kotak saran puskesmas sebagai sarana bagi pelanggan
untuk menyampaikan pendapatnya terhadap pelayanan puskesmas.
 Sistem Manajemen Mutu.
- Merespon secara cepat dan tanggap terhadap keluhan pelanggan.
- Mengoptimalkan fungsi dari tim pengendali mutu.
 Penataan administrasi keuangan.
- Melaksanakan sistem pembayaran satu pintu (kasir).
- Cross check antar unit.
 Pengembangan jenis layanan dan inovasi sesuai kebutuhan.
- Membentuk dan mengembangkan Unit Pelayanan Kesehatan Tradisional
sebagai sarana pelayanan kesehatan bagi masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas Kampus..
 Peningkatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana puskesmas.
- Pengusulan pelaksanaan kalibrasi alat.
- Penggunaan alkes sesuai SOP dan SOPT yang telah ditetapkan.
 Peran Serta Masyarakat.
- Pemberdayaan semua kader kesehatan (kader posyandu balita, posyandu
lansia, Jumantik, dll)
- Pemberdayaan Kelurahan Siaga dan Pos Kesehatan Kelurahan.

m. Motto Puskesmas Kampus


” Memberikan Pelayanan Terbaik”

n. Logo Puskesmas Kampus

Gambar 3. Logo Puskesmas

2. Kebijakan Mutu
Pimpinan, jajaran pengelola dan seluruh Pegawai Puskesmas Kampus bertekad
memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan inovatif serta berkomitmen
mematuhi peraturan yang berlaku dan secara berkesinambungan meningkatkan upaya
keselamatan pasien demi mewujudkan Kelurahan Lorok Pakjo Sehat

3. Proses Pelayanan (Proses Bisnis)

B. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pedoman peningkatan mutu dan kinerja ini disusun berdasarkan
standar akreditasi puskesmas, yang meliputi Pendahuluan, Sistem Manajemen
Mutu dan Sistem Penyelenggaraan Pelayanan, Tanggungjawab Manajemen,
Tinjauan Manajemen, Manajemen Sumberdaya, Penyelenggaraan Pelayanan
yang terdiri dari penyelenggara upaya kesehatan masyarakat (UKM) baik UKM
essensial maupun UKM pengembangan dan upaya kesehatan perorangan (UKP)
pelayanan klinis. Dalam penyelenggaraan UKM dan UKP memperhatikan
keselamatan sasaran/pasien dengan menerapkan manajemen resiko,
Pengukuran, analisis dan penyempurnaan..

C. Tujuan
Pedoman mutu ini disusun sebagai acuan bagi puskesmas dalam membangun
sistem manajemen mutu baik untuk penyelenggaraan UKM maupun untuk
penyelenggaraan pelayanan klinis (UKP).

D. Landasan Hukum Dan Acuan


Landasan hukum yang digunakan adalah :
1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014
tentang penyelenggaraan Puskesmas.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2016
tentang Manajemen Puskesmas.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2012
tentang penyelenggaraan Laboratorium Puskesmas.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014
tentang Panduan praktis klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Primer.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 46 Tahun 2016
tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri
Dokter, dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi
6. Peraturan Daerah Kota Palembang Nomor 07 Tahun 2008 tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Palembang
7. Keputusan Walikota Palembang Nomor ...................... tentang Pemberlakuan
Pola Keuangan Unit Pelaksana Teknis Puskesmas Pada Dinas Kesehatan
Kota Palembang sebagai badan layanan umum Daerah.

E. Istilah dan Definisi


1. Pelanggan
Pelanggan adalah pihak ketiga diluar sistem organisasi yang karena sebab
tertentu membeli barang atau jasa organisasi.
2. Kepuasan Pelanggan
Kepuasan pelanggan adalah istilah yang menggambarkan tingkat kepuasan
yang dialami pelanggan ketika mengkonsumsi/menggunakan produk/jasa
yang dikeluarkan oleh produsen.
3. Pasien
Pasien adalah seseorang yang menerima perawatan medis
4. Koreksi
Koreksi adalah memperbaiki kesalahan
5. Tindakan Korektif
Tindakan Korektif adalah tindakan yang dilakukan untuk mencegah
terulangnya ketidaksesuaian.
6. Tindakan Preventif
Tindakan Preventif adalah tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan
penyebab ketidaksesuaian yang potensial atau situasi potensial yang tidak
dikehendaki.
7. Pedoman Mutu
Pedoman Mutu adalah acuan seluruh pegawai dalam mengimplementasikan
sistem manajemen mutu dengan penekanan adanya perbaikan berkelanjutan
yang berorientasi pada kepuasan pelanggan.
8. Dokumen
Dokumen adalah sebuah tulisan yang memuat informasi
9. Rekaman
Rekaman adalah suatu dokumen yang menyatakan bahwa sesuatu hasil
telah dicapai atau suatu bukti kegiatan telah dilaksanakan.
10. Efektivitas
Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target
(kuantitas, kualitas, dan waktu/telah dicapai) telah tercapai. Dimana makin
besar presentase target yang dicapai makin tinggi efektifitasnya.
11. Efesiensi
Efesiensi adalah suatu ukuran dalam membandinkan rencana penggunaan
masukan dengan penggunaan yang direalisasikan atau perkataan lain
penggunaan yang sebenarnya.
12. Proses
Proses adalah serangkaian kegiatan yang saling terkait atau berinteraksi
yang mengubah input menjadi output.
13. Sasaran Mutu
Sasaran mutu adalah target dari masing-masing bagian yang ingin dicapai
dalam jangka waktu tertentu.
14. Perencanaan Mutu
Perencanaan Mutu adalah aktivitas pengembangan produk dan proses yang
dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
15. Kebutuhan Pelanggan
Kebijakan resmi dan tertulis dari manajemen perusahaan tentang komitmen
dalam memperhatikan dan mempertimbangkan aspek – aspek mutu dalam
aktifitas kesehatan organisasi.
16. Sarana
Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat mencapai
maksud dan tujuan.
17. Prasarana
Prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama
terseelenggaraannya suatu proses.

BAB II
SISTEM MANAJEMEN MUTU DAN SISTEM PENYELENGGARAAN PELAYANAN
A. Persyaratan umum
Puskesmas Kampus menetapkan, mendokumentasikan, dan
mengimplementasikan serta memelihara sistem manajemen mutu dan terus
menerus memperbaiki keefektifannya sebagai alat untuk menjamin bahwa proses
yang berkaitan dengan kesehatan dapat memenuhi persyaratan akreditasi sesuai
Permenkes Nomor 75 tahun 2014 dan harapan masyarakat.

Seluruh penyelenggaraan kegiatan Puskesmas Kampus dilakukan secara


sistematis dan efektif melalui prosedur yang menetapkan proses dan urutan
proses yang diperlukan untuk sistem manajemen mutu, dikendalikan, dimonitor,
dianalisa dan dilakukan tindakan yang diperlukan, sesuai prinsip PDCA/PDSA
(Plan, Do, Cek/Study, Action)

Puskesmas Kampus memastikan tersedianya sumberdaya dan informasi


yang diperlukan untuk menjalankan sistem manajemen mutu, termasuk
sumberdaya untuk mendukung pencapaian sasaran-sasaran mutu yang ingin
dicapai dan juga senantiasa memantau, mengukur, menganalisa kinerja proses
dan mengimplementasikan tindakan yang diperlukan untuk dikembangkan dalam
mencapai peningkatan mutu pelayanan yang berkesinambungan.

Puskesmas menetapkan, mendokumentasikan, menerapkan, memelihara dan


memperbaiki secara berkesinambungan Sistem Manajemen Mutu Puskesmas,

1) Mengidentifikasi proses yang diperlukan untuk Sistem Manajemen Mutu dan


aplikasinya,
2) Menetapkan urutan dan interaksi antar proses tersebut didalam proses
pelayanan
3) Menetapkan kriteria dan metode yang diperlukan untuk memastikan bahwa
baik operasi maupun pengendalian proses - proses berjalan efektif.
4) Memastikan tersedianya Sumber Daya dan informasi yang diperlukan untuk
mendukung operasi dan pemantauan proses pelayanan dan hasilnya,.
5) Memantau, mengukur dan menganalisa proses dan hasilnya.
6) Menerapkan tindakan yang diperlukan untuk mencapai hasil sesuai dengan
yang direncanakan serta perbaikan berkesinambungan.
7) Menerapkan seluruh persyaratan sistim Manajemen Mutu Puskesmas,

B. Pengendalian dokumen
1. Sistem pengendalian dokumen
Pengendalian dokumen yang dilaksanakan oleh Kepala Tata Usaha BLUD
Puskesmas Kampus. Sistem manajemen mutu mensyaratkan suatu
pengendalian dokumen, dokumen meliputi dokumen eksternal yang
merupakan regulasi Regulasi atau kebijakan kebijakan yang terkait maupun
input atau masukan dari masyarakat yang merupakan suatu harapan
harapan terhadap suatu produk atau output penyelenggaraan
puskesmas.dokumen juga merupakan dokumen internal, berupa dokumen
perencanaaan, surat keputusan pimpinan, pedoman kerja, kerangka acuan,
SOP, instruksi kerja dll.
Pengendalian dokumen
a. Pengertian dokumen adalah; semua dokumen yang harus disiapkan
puskesmas/fasilitas pelayanan kesehatan primer, dan untuk memenuhi
instrumen akreditasi. Jenis dan macam dokumen mengacu kepada
standar dan kriteria, definisi operasional, serta cara pembuktian dan
telusur dokumen yang ada dalm instrumen akreditasi
puskesmas/fasilitaspelayanan kesehatan primer.
b. Pengendalian dokumen adalah : sistem penomoran dan sistem
penyimpanan dokumen yang dibutuhkan oleh sistem manajemen mutu
akreditasi puskesmas.
c. Catatan/rekaman adalah ; jenis khusus dari dokumen dan dikendalikan
dalam artian harus diberi nomor agar mudah untuk pengelolaanya.
d. Pengendalian dokumen disusun SOP dan diatur didalam kebijakan
pengendalian dokumen untuk mendefinisikan pengendalian yang
diperlukan.

1) Menyetujui dokumen untuk kecukupan sebelum terbit


2) Menelaah dan memperbaharui sebagaimana perlu dan persetujuan
ulang dokumen
3) Memastikan bahwa perubahan dan status revisi terkini dari dokumen
terindentifikasi
4) Memastikan bahwa versi yang relevan dari dokumen yang dapat
diterapkan tersedia ditempat pengguna.
5) Memastikan bahwa dokumen tetap dapat terbaca dan segera dapat
diidentifikasi.
6) Memastikan bahwa dokumen yang berasal dari luar organisasi yang
ditetapkan oleh organisasi yang penting untuk perencaanan dan
operasional sistem manajemen mutu diidentifikasi dan distribusinya
dikendalikan.
7) Mencegah penggunaan tidak sengaja dokumen kadarluarsa dan
untuk menerapkan identifikasi yang sesuai pada dokumen bila
disimpan untuk maksud apapun.

C. Pengendalian rekaman
1. Pengendalian rekam implementasi pelaksanaan kegiatan disimpan oleh
pelaksana kegiatan dan penaggungjawab program. Dokumen juga berupa
rekaman, dokumen hasil audit dan upaya perbaikan kesemua dokumen ini
harus terkendali Pengendalian rekaman :
a. Pengertian dokumen adalah; semua dokumen yang harus disiapkan
puskesmas/fasilitas pelayanan kesehatan primer, dan untuk memenuhi
instrumen akreditasi. Jenis dan macam dokumen mengacu kepada
standar dan kriteria, definisi operasional, serta cara pembuktian dan
telusur dokumen yang ada dalm instrumen akreditasi
puskesmas/fasilitaspelayanan kesehatan primer.
b. Rekaman adalah; dokumen yang memberi bukti obyektif dari kegiatan
yang dilakukan atau hasil yang dicapai dalam kegiatan
puskesmas/fasilitas pelayanan kesehatan primer untuk peningkatan
mutu.
c. Pengendalian rekaman adalah; sistem penomoran dan sistem
penyimpanan dokumen yang dibutuhkan oleh sistem manajemen mutu
akreditasi puskesmas, catatan/rekaman adalah jenis khusus dari
dokumen dan dikendalikan dalam artian harus diberi nomor agar mudah
untuk pengelolaanya. Catatan/rekaman yang diterapkan untuk
memberikan bukti kesesuaian terhadap pesyaratan dan bukti
operasional yang efektif dari sistem manajemen mutu harus
dikendalikan.organisasi harus menetapkan SOP terdokumentasi untuk
menefinisikan pengendalian yang diperlukan untuk identifikasi
penyimpanan, perlindungan, pengambilan, lama simpan dan
pemusnahan. Catatan/rekaman harus dapat terbaca, segera dapat
teridentifikasi dan dapat di akses kembali.
Untuk memperjelas dokumen akreditasi puskesmas dilengkapi dengan
contoh contoh dokumen didalam pedoman terkait namun didalam
pelaksanaannya diharapkan tidak sama dengan contohnya, untuk
disesuaikan dengan isi langkah pelayanann yang dilakukan di
puskesmas.
Pedoman penyusunan dokumen memberikan contoh cara pembuatan
dokumen bukan memberikan isi didalam dokumen, isi dokumen sesuai
dengan langkah - langkah yang dilakukan didalam organisasi.
2. Penataan dokumen
Untuk memudahkan didalam pencarian dokumen akreditasi puskesmas
dikelompokkan masing masing bab kelompok pelayanan dan upaya
dengan diurutkan setiap urutan kriteria dengan dipilah - pilah dalam bentuk
tata dokumen. Apabila dokumen tersebut direkam dalam buku maka urutan
dokumen tersebut diberi lembar penjelasan bahwa dokumen tersebut
didalam buku.
Dokumen sistem manajemen mutu BLUD Puskesmas Kampus berlaku
bagi semua personil yang mempengaruhi mutu kinerja proses yang
berkaitan dengan kesehatan. Semua personil bertanggungjawab untuk
melaksanakan dan meninjau dokumen yang terkait dengan tugasnya
masing masing.
Dokumen terkait
1. Prosedur pengendalian dokumen
2. Prosedur pengendalian rekaman

BAB III
TANGGUNGJAWAB MANAJEMEN
A. Fokus pada sasaran/pasien
Pelayanan yang disediakan oleh Puskesmas dilakukan dengan berfokus pada
pelanggan. Pelanggan dilibatkan mulai dari identifikasi kebutuhan dan harapan
pelanggan, perencanaan penyelenggaraan upaya puskesmas dan pelayanan klinis,
pelaksanaan pelayanan, monitoring dan evaluasi serta tindak lanjut pelayanan.
Dokumen terkait :
Prosedur kepuasan pelanggan
Prosedur penanganan pengaduan

B. Kebijakan mutu
Pimpinan, jajaran pengelola dan seluruh Pegawai Puskesmas Kampus bertekad
memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan inovatif serta berkomitmen
mematuhi peraturan yang berlaku dan secara berkesinambungan meningkatkan upaya
keselamatan pasien demi mewujudkan Kelurahan Lorok Pakjo Sehat

C. Perencanaan Sistem Manajemen Mutu dan Pencapaian Sasaran Kinerja/Mutu


Sasaran mutu ditetapkan berdasarkan standar kinerja/standar pelayanan minimal
yang meliputi indikator – indikator pelayanan klinis, indikator penyelengaraan upaya
puskesmas. Perencanaan disusun dengan memperhatikan kebutuhan dan harapan
pelanggan, hak dan kewajiban pelanggan serta upaya untuk mencapai sasaran kinerja
yang ditetapkan.
Dokumen terkait :`
1. RENSTRA
2. RUK
3. RPK

D. Tanggung jawab, wewenang dan komunikasi


Tanggungjawab wewenang dan komunikasi mulai dari kepala, wakil manajemen
mutu/penanggungjawab mutu, penanggungjawab upaya, tanggungjawab pelayanan
klinis dan seluruh karyawan dalam peningkatan mutu. Tugas, tanggung jawab dan
wewenang karyawan/pimpinan diatur dengan jelas dan terdokumentasi, khususnya
karyawan yang melaksanakan pekerjaan yang terkait dengan mutu dan kepuasan
pelanggan.
1. Setiap pejabat struktural dan karyawan dipastikan memahami tugas tanggung
jawab dan wewenangnya
2. Uraian tugas tanggung jawab dan wewenang dibuat oleh pejabat struktural
secara hirarki
3. Dokumen uraian tugas dipegang oleh karyawan yang bersangkutan dan salinan
disimpan oleh sub bagian kepegawaian
4. Dokumen uraian tugas harus dikendalikan isinya diperbaharui jika terjadi
perubahan pekerjaan.
5. Uraian tugas dibuat berdasarkan nama posisi yang ada didalam struktur
organisasi pada masing masing pekerjaan.
6. Penggunaan nama posisi/job title dikoordinasikan oleh pejabat puskesmas dan
bagian kepegawaian.
Dokumen terkait :
Tugas pokok dan fungsi
Struktur organisasi

E. Wakil Manajemen Mutu/Penanggung Jawab Manajemen Mutu


Kepala Puskesmas menunjuk seorang wakil manajemen mutu yang
bertanggungjawab untuk mengkordinir seluruh kegiatan mutu di Puskesmas.
1. Memastikan sistem manajemen mutu ditetapkan, diimplementasikan, dan
dipelihara.
2. Melaporkan kepada manajemen kinerja dari sistem manajemen mutu dan
kinerja pelayanan.
3. Memastikan kesadaran seluruh karyawan terhadap kebutuhan dan harapan
pelanggan.
Dokumen terkait
Uraian tugas dan tanggung jawab wakil manajemen.

F. Komunikasi internal
1. Komunikasi internal antar pemimpin dengan karyawan merupakan
kegiatan yang sangat penting untuk menunjang mekanisme kerja.
Karenanya sistem komunikasi dipastikan diatur dengan baik dan
menekankan hal-hal sbb ;
a. Kepala puskesmas Kampus mengupayakan agar komunikasi
dengan bawahannya dipastikan berjalan lancar.
b. Komunikasi diarahkan untuk peningkatan pemahaman
bawahannya mengenai sistem manajemen mutu.
c. Komunikasi diarahkan agar karyawan memahami target target
pekerjaan yang ingin dicapai.
d. Komunikasi diarahkan untuk memastikan persyaratan yang telah
ditetapkan dipenuhi.
e. Komunikasi internal diatur secara sistematis dan terdokumentasi.
f. Komunikasi internal membangun kesadaran mutu demi kepuasan
pelanggan.

Dokumen terkait :
Prosedur komunikasi internal
BAB IV
TINJAUAN ANAJEMEN
A. Umum
Dalam upaya peningkatan mutu perlu dilakukan pembahasan bersama antara
manajemen dan pelaksanaan tentang permasalahan permasalahan yang terkait
dengan implementasi sistem manajemen mutu, penerapan sasaran/indikator mutu dan
kinerja serta umpan balik masyarakat/pelanggan tentang mutu/kinerja
puskesmas.Pembahasan masalah mutu dan kinerja dapat dilakukan dalam unit kerja
antar unit kerja untuk masalah masalah yang bersifat teknis dan operasional yang
dilakukan baik terjadwal (minimal dua kali dalam setahun) maupun incidental sesuai
dengan kebutuhan. Permasalahan mutu, kinerja, dan permasalahan yang terjadi dalam
penerapan sistem manajemen mutu secara periodic juga perlu dibahas bersama yang
melibatkan seluruh jajaran yang ada dalam organisasi. Pembahasan tersebut
dilakukan dalam pertemuan tinjauan manajamen atau pertemuan telaah manajemen
mutu dan kinerja. Pertemuan tinjauan manajemen adalah proses evaluasi terhadap
kesesuaian dan efektifitas penerapan sistem manajemen mutu yang dilakukan secara
berkala dan melibatkan berbagai pihak yang terkait dengan operasional kegiatan
organisasi. Tinjauan manajemen dipastikan terdokumentasi atau dinotulenkan.

B. Masukan Tinjauan Manajemen


1. Agenda tinjauan manajemen mencakup anatar lain sbb ;
a. Hasil audit internal
b. Umpan balik/keluhan pelanggan
c. Kinerja proses/hasil pelayanan
d. Pencapaian sasaran-sasaran mutu/indikator indikator kinerja
e. Tindakan koreksi dan tindakan pencegahan yang telah/sedang
dilakukan
f. Tindaklanjut terhadap hasil tinjauan manajemen yang
lalu/sebelumnya
g. Kebijakan mutu dan kebijakan pelayanan/upaya puskesmas
h. Perubahan terhadap kebijakan mutu (jika ada)
i. Perubahan yang perlu dilakukan perubahan terhadap sistem
manajemen mutu/sistem pelayanan/penyelenggara upaya
puskesmas.

2. Agenda Pertemuan Tinjauan manajemen


a. Pembukaan oleh Wakil manajemen Mutu
b. Arahan dari Kepala Puskesmas
c. Tinjauan terhadap pertemuan tinjauan manajemen yang lalu
d. Perubahan hasil audit internal
e. Umpan balik/keluhan pelanggan
f. Hasil penilaian kepuasan pelanggan
g. Hasil penilaian kinerja
h. Masalah masalah operasional yang terkait dengan penerapan sistem
manajemen mutu, penyelenggaraan pelayanan (UKP dan UKM)
i. Rencana perbaikan /perubahan yang perlu dilakukan baik pada
sistem manajemen mutu maupun sistem pelayanan (UKP dan UKM)
j. Rekomendasi perbaikan
k. Penutup.

3. Langkah – langkah Pertemuan Tinjauan Manajemen


a. Penanggungjawab manajemen mutu bersama kepala puskesmas
mempersiapkan pertemuan/tinjauan manajemen yang meliputi ;
rencana waktu, tempat, agenda, dan siapa saja yang akan diundang.
b. Penanggungjawab manajemen mutu mengundang peserta pertemuan
c. Penanggungjawab manajemen mutu memimpin pertemuan, tinjauan
manajemen ; melaksanakan sesuai agenda, memimpin proses
paparan/diskusi selama pertemuan berlangsung
d. Penanggung jawab manajemen mutu melakukan pemantauan
perbaikan sesudah pertemuan tinjauan manajemen.
Dokumen terkait
Prosedur tinjauan manajemen

C. Luaran tinjauan
Hasil yang diharap dari tinjauan manajemen adalah keputusan dan tindakan
yang berhubungan dengan ;
1. Peningkatan efektifitas sistem manajemen mutu dan sistem pelayanan
2. Peningkatan pelayanan terkait dengan persyaratan pelanggan
3. Identifikasi perubahan perubahan yang diperlukan baik pada sistem
manajemen mutu maupun sistem pelayanan.
4. Penyediaan sumber daya yang perlu dilakukan agar sistem manajemen
mutu dan sistem pelayanan efektif.

BAB V
MANAJEMEN SUMBERDAYA
A. Penyediaan sumber daya
Kepala Puskesmas berkewajiban menyediakan sumber daya yang
dibutuhkan untuk penyelenggaraannya pelayanan di Puskesmas. Penyediaan
sumber daya meliputi: alat kesehatan, obat dan perbekalan kesehatan yang
dibutuhkan untuk penyelenggaraan UKM maupun UKP/pelayanan klinis.
1. Alat kesehatan
a. Analisa kebutuhan dengan membandingkan antara standar alat
kesehatan yang harus dimiliki oleh puskesmas sesuai peraturan yang
berlaku dengan ketersediaan yang ada di puskesmas
b. Selisih adalah kekurangan alat kesehatan diusulkan ke Dinas Kesehatan
Kota Palembang untuk rencana pengadaan atau pengadaan sendiri oleh
puskesmas sesuai peraturan yang berlaku.
c. Alat yang telah dibeli dan diterima oleh puskesmas dikelola oleh
bendahara/penyimpan barang (buku inventaris dan kartu inventaris
barang)
d. Alat diserahkan ke petugas/unit yang membutuhkan disertai pelatihan
cara penggunaan dan pemeliharaan alat (lengkap dengan SOP
pemakaian, SOP pemeliharaan, jadwal pemeliharaan)
2. Obat dan perbekalan kesehatan
Perencanaan kebutuhan obat dan perbekalan kesehatan berdasarkan
jenis kegiatan dan bersama sasaran/target yang dibutuhkan untuk
penyelenggaraan UKM maupun UKP/pelayanan klinis. Besarnya kebutuhan
diusulkan ke Dinas Kesehatan Kota Palembang atau melalui pembelian
sendiri dengan anggaran yang ada di Puskesmas sesuai peraturan yang
berlaku.
Dokumen terkait
 Prosedur pengelolaan dan pemeliharaan barang
B. Manajemen sumber daya manusia
1. Perencanaan
Perencanaan kebutuhan dilakukan dengan melakukan analisis
kebutuhan berdasarkan analisis jabatan dan beban kerja, sehingga
muncul pola ketenagaan yang ada dan kebutuhan tenaga baik secara
kuantitatif maupun kualitatif (jenis pendidikan dan kompetensi). Pedoman
ini menerangkan penyediaan sumber daya manusia, proses rekrutmen,
proses kredensial (kompetensi pekerjaan), pelatihan dan peningkatan
kompetensi yang kompeten dalam menerapkan Sistem Manajemen
Mutu di Puskesmas.

2. Proses Pemenuhan Kebutuhan


Proses rekrutmen tenaga Non PNS BLUD bisa dilakukan oleh puskesmas,
kemudian diusulkan ke Dinas untuk mendapatkan persetujuan, namun untuk
kebutuhan tenaga PNS, puskesmas hanya membuat usulan kebutuhan
tenaga ke Dinas Kesehatan Kota Palembang untuk pemenuhannya,
termasuk proses kredensialnya menjadi kewenangan Dinas Kesehatan Kota
Palembang.Proses pemenuhan yang menjadi kewenangan Dinas
Kesehatan Kota Palembang meliputi rekrutmen, kredensial, dan pelatihan
atau peningkatan kompetensi yang seharusnya.
3. Pengorganisasian.
Pengorganisasian dilakukan dengan menetapkan tugas pokok dan fungsi
masing masing pegawai dengan Surat Keputusan Kepala Puskesmas baik
tugas secara fungsional maupun tugas secara structural/pemegang program
seperti yang tertuang dalam struktur organisasi puskesmas yang telah
ditetapkan oleh Walikota Palembang.
4. Pengarahan dan pengendalian
Pengarahan dan pengendalian petugas dilakukan melalui kegiatan
monitoring dan evaluasi secara secara berkala terhadap pelaksanaan tugas
masing masing pegawai dalam kegiatan lokakarya mini dll. Hal ini dilakukan
juga dalam rangka meningkatkan koordinasi dan pengintegrasian kegiatan
antar petugas maupun antar unit kerja/pelayanan.
Dokumen terkait
Prosedur evaluasi dan penilaian kinerja

C. Infrastruktur
Manajemen infrastruktur dilakukan dengan penjadwalan kegiatan
pemeliharaan/perawatan berkala oleh tenaga yang kompeten, missal untuk alat
kesehatan maka tanggungjawab petugas dengan pendidikan, mebeuler dan
alat kantor lainnya oleh teknisi dan gedung perkantoran serta sejenisnya oleh
tenaga kebersihan. Jadwal dipasang disetiap ruang dan setiap petugas yang
telah melakukan pemeliharaan wajib mengisi jadwal tersebut sebagai bukti
bahwa pemeliharaan dan pemeriksaan infrastruktur telah dilakukan.
a. Belanja Modal
1) Merencanakan kebutuhan puskesmas baik fisik maupun alkes.
2) Mengusulkan RUK ke Dinas Kesehatan .
3) Menyusun RPK.
4) Proses Pengadaan.
5) Evaluasi Pengadaan.

b. Pemeliharaan
1) Pembuatan daftar jenis pemeliharaan selama 1 tahun
2) Pelaksanaan Pemeliharaan sesuai jadwal
3) Monitoring fungsi alat medis dan non medis
4) Kalibrasi Alat
5) Tindaklanjut hasil monitoring

D. Lingkungan kerja
Upaya memelihara lingkungan kerja tetap aman, hijau, dan bersih serta
mengupayakan penghematan dilakukan dengan mengadakan tenaga khusus
kebersihan, yang telah diberikan uraian tugas dan jadwal kegiatan yang jelas.
Pemantauan pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan monitoring melalui ceklis
kegiatan yang harus diisi oleh petugas setiap selesai melaksanakan kegiatan.
Monitoring dapat dilakukan langsung oleh penanggungjawab dengan
melakukan pemeriksaan kondisi kebersihan, ketertiban lingkungan puksesmas.
1) Ventilasi
Ventilasi alami di semua ruangan tidak kurang dari 15% terhadap luas
lantai ruangan
2) Pencahayaan
Terdistribusikan rata dalam ruangan sesuai lampiran standar permeskes
nomer 75 tahun 2014
3) Sistem Sanitasi
Sistem Sanitasi terdiri system air bersih, system pembuangan air kotor
dan / air limbah, kotoran dan sampah serta penyaluran air hujan sesuai
lampiran permenkes nomer 75 tahun 2014
4) Sistem Kelistrikan
Sistem kelistrikan dirancang tidak membahayakan, mudah dioperasikan dan
tidak mengganggu lingkungan
5) Sistem Komunikasi
Alat komunikasi diperlukan untuk hubungan dilingkup dan keluar
puskesmas untuk mendukung layanan
6) Sistem Gas
Gas medis yang digunakan adalah O2, direncanakan dan diletakan dengan
mempertimbangkan keselamatan pengguna
7) Sistem Proteksi Kebakaran
Puskesmas menyediakan apar (alat pemadam kebakaran)

Dokumen terkait
Prosedur pemeliharaan sarana dan prasarana

BAB VI
PENYELENGGARAAN PELAYANAN
A. Upaya Kesehatan Masyarakat Puskesmas:
1. Perencanaan Upaya Kesehatan Masyarakat, akses dan pengukuran
kinerja
a. Perencanaan UKM :
1) Berdasarkan pencapaian indikator kinerja UKM tahun sebelumnya,
umpan balik masyarakat/sasaran, analisis kebutuhan masyarakat,
peluang pengembangan/inovasi dan kebijakan daerah.
2) Seluruh data/informasi tersebut dibahas bersama anatara
penanggungjawab UKM dan pelaksana upaya untuk menyusun
usulan kegiatan UKM.
3) Usulan kegiatan UKM disusun dalam format RUK UKM yang memuat
5 W1H (what, who, why, when, where, How)
4) Usulan tersebut sebagai bahan pembahasan perencanaan tingkat
puskesmas oleh tim PTP.
5) Untuk perencanaan Tahun berjalan setelah diketahui persetujuan
anggaran dilakukan bersama antara pj UKM dan pelaksana dengan
skala prioritas yang digunakan untuk penentuan/pemilihan kegiatan.
6) Kegiatan terpilih disusun dalam bentuk RPK UKM yang disertai POA
bulanan
b. Akses UKM
1) Rencana kegiatan yang telah tertuang dalam RPK dan POA
disosialisasikan/komunikasikan ke masyarakat sasaran melalui
pertemuan lokakaryamini, lintas sector, pertemuan lintas sector
tingkat kecamatan, atau melalui media brosur/leaflet/papan
pengumuman.
2) Kepastian pelaksanaan kegiatan sesuai jadwal yang ditetapkan, dan
menginformasikan bila terjadi perubahan jadwal kegiatan.
3) Informasi umpan balik diperoleh melalui sms, kotak saran,
SMD/MMD, survey kepuasan, atau wawancara langsung setelah
pelaksanaan kegiatan.
c. Pengukuran kinerja UKM :
1) Pengukuran kinerja UKM dilakukan berdasarkan indikator-indikator
kinerja yang ditetapkan oleh Kepala Puskesmas untuk masing
masing UKM di Puskesmas, mengacu kepada SPM Kota dan
Kebijakan Dinkes Kota Palembang
2) Penanggungjawab UKM bersama dengan pelaksana menyusun
rencana perbaikan kinerja berdasarkan hasil monitoring dan
penilaian kinerja. Perbaikan kinerja UKM dilaksanakan secara
berkesinambungan.
3) Pelaksanaan monitoring pencapaian kinerja UKM dilakukan setiap
bulan oleh PJ UKM kepada pelaksana melalui pertemuan yang
dilaksanakan maksimal 1 minggu sebelum pelaksanaan lokakarya
mini bulanan.
Dokumen terkait :
Rekaman kebutuhan masyarakat, Renstra, RUK, RPK, RSB, RBA.

2. Proses yang berhubungan dengan sasaran:


a. Penetapan persyaratan sasaran
Penetapan sasaran kegiatan UKM dilakukan berdasarkan pedoman
program masing masing UKM dengan mempertimbangkan peta masalah
berbasis wilayah (by name by addres).
b. Tinjauan terhadap persyaratan sasaran
Pelaksana kegiatan melakukan tinjauan persyaratan sasaran kegiatan
sebelum dan setelah kegiatan, untuk mengevaluasi, ketepatan sasaran
kegiatan. Apabila terjadi ketidaktepatan sasaran, maka pelaksana segera
melakukan tindakan preventif jika kegiatan belum dilaksanakan dengan
mengubah sasaran atau tindakan korektif pada kegiatan berikutnya.
c. Komunikasi dengan sasaran
Komunikasi kepastian jadwal pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh
pelaksana UKM terhadap masyarakat/sasaran melalui surat resmi atau
kunjungan koordinasi. Apabila terjadi perubahan jadwal dikomunikasikan
melalui sms atau telpon.

3. Penyelenggaraan UKM:
a. Pengendalian proses penyelenggaraan upaya
1) Pengendalian proses pelaksanaan UKM dilakukan dengan
menetapkan pedoman/panduan program, kerangka acuan
program/kegiatan dan SOP pelaksanaan kegiatan.
2) Penanaggungjawab dan pelaksana UKM melaksanakan kegiatan
sesuai dengan pedoman/panduan/kerangka acuan/SOP/rencana
kegiatan yang telah disusun dan berdasarkan kebutuhan dan harapan
masyarakat/sasaran.
3) Penanggungjawab UKM memastikan jadwal kegiatan dan petugas
pelaksana yang kompeten.

b. Validasi proses penyelenggaraan upaya


1) Pelaksana menyusun laporan pelaksanaan kegiatan UKM kepada
penanggungjawab UKM maksimal satu minggu setelah kegiatan.
2) Penanggungjawab UKM memeriksa laporan apakah selaras dengan
kebijakan, pedoman/panduan, kerangka acuan, dan SOP kegiatan.
3) Secara samplingdan berkala penanggungjawab melakukan
observasi pelaksanaan kegiatan dengan menggunakan
checklist/daftar tilik.

c. Identifikasi dan mampu telusur


Penanggung jawab dan pelaksana upaya bertanggung jawab atas proses
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan tindaklanjut seluruh kegiatan
termasuk pendokumentasian rekaman. Sehingga penanggungjawab dan
pelaksana setiap upaya mampu mengidentifikasi dan mampu telusur atas
seluruh kegiatan masing masing upaya, baik telusur system maupu
telusur dokumen.

d. Hak dan kewajiban sasaran


Puskesmas dalam menyelenggarakan upaya akan menetpakan hak dan
kewajiban sasaran setiap upaya yang diselenggarakan. Penetapan hak
dan kewajiban sasaran disusun bersama dan ditetapkan dengan SK
Kepala Puskesmas.

e. Pemeliharaan barang milik pelanggan (jika ada)

f. Manajemen risiko dan keselamatan


Manajemen resiko adalah proses mengenal, mengevaluasi,
mengendalikan, meminimalkan resiko dilakukan dalam suatu organisasi
secara menyeluruh. Manajemen resiko dilakukan untuk meminimalisasi
kemungkinan terjadinya resiko yang bias terjadi dalam setiap kegiatan.
Proses manajemen resiko dalam pelayanan UKM meliputi menetapkan
lingkup manajemen dengan kriteria 3H1P (high risk, high volume, high
cost, potensial problem). Hasil evaluasi resiko untuk menentukan perlu
atau tidak tindakan perbaikan/tindaklanjut. Tindakan perbaikan bias
berupa perbaikan input, proses atau perbaikan output.
Analisis resiko dilakukan terhadap prosedur pelayanan diarea prioritas,
dengan menggunakan metode FMEA (value Mode and effect
analysis/atau analisis modus kegagalan dan dampaknya (AMKD). Resiko
yang telah diidentifikasi kemudian ditetapkan preventif atau pencegahan
agar kegagalan yang dimungkinkan tidak terjadi.

4. Pengukuran, analisis, dan penyempurnaan sasaran kinerja UKM:


a. Umum
Dalam rangka monitoring dan evaluasi mutu dan kinerja UKM, maka
perlu ditetapkan sebuah indikator yang bias diukur dan menggambarkan
suatu kondisi sebenarnya dari hasil proses kegiatannya.
b. Pemantauan dan pengukuran:
Kepuasan pelanggan dinilai menggunakan kuisioner terhadap
sasaran setiap UKM secara berkala minimal satu tahun sekali.
Kepuasan pelanggan dilakukan untuk mengetahui mutu layanan UKM
dari aspek kepuasan pelanggan. Kuisioner dibagikan kepada
pelanggan UKM melalui pertemuan atau langsung setelah kegiatan
usai. Data diolah dan dianalisis menjadi informasi tingkat kepuasan
pelanggan UKM. Hasil analisis tersebut diinformasikan kepada
pelanggan UKM melalui desinformasi pada saat pertemuan/kegiatan
UKM atau melalui pemasangan di papan informasi.

1) Kepuasan pelanggan
Kepuasan terhadap Pelayanan yang diberikan Puskesmas Kampus dan
pencapaian sasaran mutu harus dipantau secara berkala
melalui form puas tidak puas.

2) Audit internal
Audit internal akan dilakukan secara berkala sepanjang tahun
terhadap prosedur, sarana prasarana, SDM, dan hasil pada
unit unit pelayanan yang diprioritaskan dan ditetapkan setiap
tahunnya.Audit internal dilakukan minimal satu bulan setelah
setelah implementasi dari SOP yang ditetapkan dan diulang
kembali untuk jangka waktu minimal 2 tahun. Tahapan
pelaksanaan audit internal adalah, penjadwalan penyusunan
instrument, penetapan petugas, sosialisasi jadwal,
pelaksanaan audit, analisis data dan pembahasan
penyusunan tindak lanjut. Hasil/tindaklanjut audit internal
menjadi bahan masukan rapat tinjauan manajemen.

3) Pemantauan dan pengukuran proses


Pemantauan dan pengukuran proses dilakukan sepanjang
kegiatan/proses untuk mengetahui apakah pelaksanaan
kegiatan sesuai dengan kebijakan, pedoman/panduan,
kerangka acuan dan SOP upaya yang telah ditetapkan,
termasuk ketaatan terhadap jadwal. Jika saat monitoring
proses diidentifikasi penyimpangan atau kecendrungan tidak
tercapainya tujuan, maka bias segera dilakukan perbaikan.
Perbaikan yang bias dilakukan meliputi perbaikan jadwal,
perbaikan metode, sasaran, SOP dll. Perbaikan ditujukan
untuk melakukan tindakan korektif sehingga tujuan atau
kinerja yang ditargetkan akan tetap tercapai.
Pemantauan dilakukan secara berkala dan terintegrasi lintas
program melalui pertemuan lokakarya mini internal/bulanan
dan lokakarya lintas sektor/3 bulan sekali dengan
menggunakan indikator kinerja proses yang telah ditetapkan
oleh Kepala Puskesmas pada awal tahun.

4) Pemantauan dan pengukuran hasil layanan


Pemantauan dan pengukuran hasil layanan dengan
menggunakan indikator kinerja/SPM dilakukan di akhir tahun
untuk mengetahui apakah target tercapai dan bandingkan
kecendrungan dengan pencapaian tahun sebelumnya
(menurun, meningkat, tetap).

c. Pengendalian jika ada hasil yang tidak sesuai


Apabila terdapat indikator / hasil UKM yang tidak sesuai, maka perlu
dilakukan penetapan ulang target untuk tahun sebelumnya dengan
memperhatikan rencana lima tahunan.

d. Analisis data
Hasil yang tidak sesuai atau tidak tercapai dilakukan analisis
penyebab masalah, dengan tahapan identifikasi masalah, tetapkan
masalah prioritas.tentukan penyebab masalah, tentukan alternative
pemecahan masalah buat keputusan pemecahan masalah, yang
akan direncanakan untuk tahun depan, melalui mekanisme
penyusunan perencanaan tingkat puskesmas. Analisa data
mencakup aspek kesesuaian terhadap persyaratan produk dan
proses, kecenderungan operasional kegiatan termasuk tindakan
pencegahan dan kinerja pemasok serta peraturan perundangan yang
relevan dengan sasaran mutu. Analisa Data Meliputi :
a) Data-data proses atau implementasi sistem manajemen mutu
harus dikelola dengan baik
b) Data dianalisis dengan menggunakan metode atau cara yang
sesuai, misalkan menggunakan metode statistik.
c) Analisis data dilakukan oleh tim survey untuk mengetahui tingkat
kinerja masing-masing proses dan melihat kesenjangan-
kesenjangan yang ada sehingga dapat dilakukan tindakan
perbaikan.
d) Hasil analisis data harus mengarah pada pengidentifikasian
ketidak-sesuaian, ketidak- efektifan dan ketidakefisienan serta
tindakan-tindakan perbaikan yang diperlukan.
e) Data dianalisis antara lain untuk memantau :
1) Kepuasan pelanggan
2) Kesesuaian terhadap persyaratan pelayanan
3) Karakteristik dan kecenderungan proses serta pelayanan
4) Kinerja Pemasok
5) Sebagai dasar untuk mengambil langkah-langkah yang
diperlukan.

Dokumen Terkait :
Prosedur Audit Internal
Prosedur Tinjauan Manajemen
Prosedur Penanganan Produk Tidak Sesuai dan Tindakan
Koreksi
Prosedur Pemantauan Kinerja dan Tindakan Pencegahan

e. Peningkatan berkelanjutan
Mekanisme yang harus dilakukan untuk mengendalikan peningkatan
berkelanjutan dengan manajemen mutu dengan/siklus ;
perencanaan, pelaksanaan, analisis, dan tindak lanjut untuk semua
penyelenggaran secara terus menerus.

f. Tindakan korektif dan preventif


Hasil audit internal hasil monitoring indikator kinerja dan indikator
mutu dapat dilakukan tindakan korektif untuk perbaikan pelaksanaan
kegiatan selanjutnya. Program Perbaikan Terus Menerus :

a) Seluruh karyawan dan pimpinan wajib melakukan perbaikan


secara terus menerus terhadap efektivitas dan efisiensi
sistem manajemen mutu sesuai dengan tugas, tanggung
jawab dan wewenangnya.
b) Semua perbaikan mengacu pada komitmen yang tertuang
dalam kebijakan mutu, sasaran mutu, hasil audit, analisa
data, tindakan koreksi dan pencegahan, serta tinjauan
manajemen.
c) Penyebab-penyebab terjadinya ketidak-sesuaian dipastikan
dieliminasi/ dihilangkan dan dicegah agar tidak terjadi lagi.
d) Tujuan dari tindakan koreksi dan pencegahan adalah
mencegah terulangnya masalah yang sama dan untuk
meningkatkan kinerja Puskesmas Kampus secara
keseluruhan.
e) Upaya tindakan koreksi dan pencegahan dipastikan sesuai
dengan skala dampak yang dapat ditimbulkan dari masalah
tersebut..
f) Agar proses tindakan koreksi dan pencegahan berjalan
lancar dan hasilnya efektif, dipastikan prosedur tindakan
koreksi dan pencegahan telah disediakan yang mencakup
hal-hal sebagai berikut:
1) Meninjau ketidak-sesuaian termasuk keluhan pelanggan.
2) Menentukan penyebab-penyebab masalah
3) Merencanakan dan melaksanakan tindakan koreksi dan
pencegahan.
4) Menyimpan arsip tindakan koreksi dan pencegahan.
5) Meninjau efektivitas tindakan koreksi dan pencegahan

B. Pelayanan klinis (Upaya Kesehatan Perseorangan) :


Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) suatu kegiatan
atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk
peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan
akibat penyakit dan memulihkan kesehatan perseorangan. UKP dilaksanakan
dalam bentuk rawat jalan, tindakan gawat darurat.
Layanan klinis adalah rangkaian pelayanan yang dilakukan di Puskesmas
Kampus yang dimulai dari proses pendaftaran sampai pasien pulang.
Jenis Pelayanan UKP yang ada di Puskesmas Kampus adalah sebagai berikut:
1. Pelayanan Pendaftaran dan Rekam Medik
2. Pelayanan Kesehatan Umum
3. Pelayanan Kesehatan Gigi
4. Pelayanan KIA/KB
5. Pelayanan Kesehatan Lansia
6. Pelayanan Kesehatan Anak
7. Pelayanan DOTS
8. Pelayanan Promkes
9. Pelayanan Kefarmasian
10. Pelayanan Laboratorium
11. Pelayanan Tindakan Gawat Darurat
12. Pelayanan Kesehatan Tradisional Intergrasi
1. Perencanaan Pelayanan Klinis
Tenaga klinis wajib berperan aktif mulai dari identifikasi permasalahan mutu
layanan klinis, melakukan analisis, menyusun rencana perbaikan, dan melakukan
tindak lanjut.

 Pendaftaran Pasien

2. a) Pendaftaran Pasien harus dipandu dengan Prosedur yang jelas.


b) Pendaftaran dilakukan oleh Petugas yang kompenten dan mudah
bersosialisasi dengan pasien.
c) Pendaftaran Pasien memperhatikan Keselamatan Pasien.
d) Identitas Pasien dipastikan minimal dengan dua cara dari cara identifikasi
sebagai berikut: Nama Pasien, Tanggal Lahir Pasien, Alamat, Tempat
Tinggal, Nomor Rekam Medis, Nomor BPJS/KTP, Jenis Kelamin
e) Informasi tentang jenis Layanan Klinis yang tersedia dan informasi lain
yang dibutuhkan masyarakat yang meliputi Tarif, Jenis Pelayanan, Jadwal
Pelayanan dan Informasi Kerjasama dengan Fasilitas Kesehatan yang
lain harus dapat disediakan ditempat pendaftaran.
f) Hak dan Kewajiban pasien harus diperhatikan pada keseluruhan proses
pelayanan yang dimulai dari Pendaftaran
g) Kendala fisik bahasa dan budaya serta penghalang lain wajib diidentifikasi
dan ditindaklanjuti.

Proses yang berhubungan dengan pelanggan.


 Pelanggan melakukan pendaftaran di loket pendaftaran.
 Pelanggan menuju unit pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan
pelanggan.
 Pelanggan menerima pelayanan di Poli/unit pelayanan yang dituju.
 Apabila di butuhkan dilakukan pemeriksaan penunjang berupa
pemeriksaan laboratorium, USG, EKG.
 Apabila jenis pelayanan yang dibutuhkan pelanggan tidak ada , dan
juga ketiadaan fasilitas kesehatan maka pelanggan di rujuk ke fasilitas
kesehatan tingkat lanjut.
 Pelanggan menerima obat dari unit obat dan pulang.
ALUR PELAYANAN PASIEN RAWAT JALAN
PUSKESMAS KAMPUS PALEMBANG

PELAYANAN DOTS

GAWAT DARURAT

3. Pembelian/pengadaan barang terkait dengan pelayanan klinis:


a. Proses pembelian
Pembelian sarana dan prasaran untuk kegiatan UKP dapat melalui
Dinas Kesehatan menggunakan anggaran Dinas Kesehatan dan juga
dapat menggunakan dana BLUD Puskesmas bila anggaran di Dinas
Kesehatan tidak tersedia. Untuk pembelian melalui Dinas Kesehatan
Puskesmas mengajukan daftar alat-alat/bahan-bahan yang dibutuhkan
ke Dinas kesehatan dengan menggunakan anggaran yang tersedia di
Dinas Kesehatan. Apabila alat-alat/bahan-bahan yang dibutuhkan tidak
tersedia dari Dinas Kesehatan maka Puskesmas mengadakan
pembelian alat-alat/bahan-bahan yang menggunakan dana BLUD
Puskesmas untuk keperluan kegiatan UKP mengacu pada SOP
pembelian barang dan peraturan yang ada.
1. Poli/Unit membuat usulan permintaan Barang yang dibutuhkan
kepada Bendahara inventaris Puskesmas.
2. Bendahara inventaris meneliti dan merekap Kebutuhan Barang
3. Bendahara inventaris mengajukan persetujuan rekap permintaan
barang kepada kepala puskesmas untuk diteliti dan disesuaikan
dengan keadaan keuangan puskesmas.
4. Kepala Puskesmas menyampaikan daftar barang yang disetujui
untuk di beli kepada Pejabat pengadaan barang dan jasa
5. Pejabat pengadaan barang dan jasa membuat surat pesanan
barang ke toko
6. Toko menyampaikan surat penawaran harga barang yang
dibutuhkan puskesmas ke Pejabat pengadaan barang dan jasa
7. Setelah sepakat harga, toko mengantar barang pesanan ke
Pejabat pengadaan barang dan jasa, Pejabat pengadaan barang
dan jasa menerima dan memeriksa keadaan barang pesanan
8. Pejabat pengadaan barang dan jasa melaporkan kepada kepala
puskesmas tentang kesesuaian pesanan barang dan harga barang
yang dipesan
9. Kepala puskesmas memerintahkan bendahara pengeluaran untuk
membayarkan pesanan barang ke toko sesuai dengan kwitansi
pembelian barang.
10. Bendahara pengeluaran membayarkan pesanan barang ke toko
sesuai dengan kwitansi pembelian
11. Pejabat pengadaan barang dan jasa menyerahkan barang ke
bendahara inventaris untuk di dokumentasikan
12. Bendahara inventaris mendistribusikan dan mendokumentasikan
barang ke pelaksana program yang membutuhkan

b. Verifikasi barang yang dibeli


c. Kontrak dengan pihak ketiga
Karena Puskesmas Kampus belum pernah membelanjakan barang
sebesar 50 juta atau lebih, sehingga belum diperlukan kontrak
dengan pihak ketiga. Untuk pembelian dilakukan secara langsung
dengan pihak kedua, sesuai dengan spesifikasi kebutuhan barang
yang akan dibeli.

4. Penyelenggaraan pelayanan klinis:


a. Pengendalian proses pelayanan klinis
 Membuat SOP yang baku untuk setiap pelayanan klinis yang
diberikan kepada pelanggan.
 Mempunyai buku pedoman petunjuk klinis di tiap Poli/unit
pelayanan.
 Melakukan self assesment terhadap kepatuhan pelaksanaan SOP
oleh tim Audit internal secara berkala.

b. Validasi proses pelayanan


 Melihat kembali proses layanan dalam rekam medik.

c. Identifikasi dan ketelusuran


 Menggunakan rekam medis pelanggan, buku register tiap Poli/unit
pelayanan, inform consent, SOP pelayanan klinis.

d. Hak dan kewajiban pasien


HAK PASIEN :
1. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang
berlaku di Puskesmas.
2. Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien.
3. Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa
diskriminasi.
4. Memperoleh pelayanan kesehatan bermutu sesuai dengan standar
profesi dan standar prosedur operasional.
5. Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien
terhindar dari kerugian fisik dan materi;
6. Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan.
7. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita
termasuk data-data medisnya.
8. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan
dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang
dideritanya.
9. Mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan
medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan
komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan
yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan.
10. Didampingi keluarganya dalam keadaan tertentu
11. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama berada di
Puskesmas
12. Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Puskesmas
terhadap dirinya.

KEWAJIBAN PASIEN :
1. Memberi informasi yg lengkap dan jujur tentang masalah
kesehatannya.
2. Mematuhi nasihat dan petunjuk tenaga kesehatan di Puskesmas
Kampus.
3. Mematuhi ketentuan yang berlaku di Pukesmas Kampus.
4. Memberi imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.

Sumber : 1. UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan


2. UU No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit

e. Pemeliharaan barang milik pelanggan (spesiemen, rekam medis, dsb)


 Menggunakan SOP pemeliharaan barang ; melalui buku register
pelayanan dan rekam medis pelanggan.

f. Manajemen risiko dan keselamatan pasien


Keselamatan (safety) telah menjadi isu global
termasuk keselamatan Puskesmas. Ada lima isu
penting yang terkait dengan keselamatan (safety)
Puskesmas yaitu : keselamatan pasien (patient
safety), keselamatan pekerja atau petugas
kesehatan, keselamatan bangunan dan peralatan
puskesmas yang bisa berdampak terhadap
keselamatan pasien dan petugas, keselamatan
lingkungan (green productivity) yang berdampak
terhadap pencemaran lingkungan dan
keselamatan “bisnis” Puskesmas yang terkait
dengan kelangsungan hidup Puskesmas . Kelima
aspek keselamatan tersebut sangat penting untuk
dilaksanakan di setiap Puskesmas , yang harus
dikelola secara professional, komprehensif dan
terintegrasi.
Di Puskesmas terdapat ratusan macam obat,
berbagai bahan-bahan berbahaya, beragam alat,
kesehatan dengan berbagai teknologi yang
semakin canggih dan berkembang dengan pesat,
bermacam jenis tenaga profesi dan non profesi
yang memberikan pelayanan. Keberagaman dan
kerutinan pelayanan tersebut apabila tidak dikelola
dengan baik, berisiko menimbulkan insiden.
Karena itu Puskesmas Kampus perlu melakukan
pengelolaan risiko dalam suatu manajemen risiko
yang professional, komprehensif dan terintegrasi
diminimalisasi dan dicegah sedini mungkin.
Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat
seluruh unit pelayanan yang ada dan seluruh
karyawan berkomitmen untuk memberikan
pelayanan yang bermutu dan peduli terhadap
keselamatan pasien, pengunjung, masyarakat dan
karyawan yang bekerja di puskesmas.
Program manajemen resiko klinis, merupakan
program yang wajib direncanakan, dilaksanakan,
dimonitor, dievaluasi dan ditindak lanjuti di seluruh
jajaran yang ada di Puskesmas Kampus, mulai dari
Kepala Puskesmas, penanggung jawab layanan
klinis dan seluruh karyawan.
Oleh karena itu perlu disusun panduan manajemen resiko klinis yang
menjadi acuan dalam penyusunan program – program manajemen
resiko di puskesmas untuk dilaksanakan pada tahun 2017. Tujuan
Umum adalah meningkatkan mutu dan keselamatan pasien di
Puskesmas Kampus. Dan tujuan khusus adalah meningkatkan mutu
pelayanan klinis, meningkatkan mutu manajemen, meningkatkan
pemenuhan sasaran keselamatan pasien. Diusun berdasarkan hasil
analisis resiko adanya kejadian KTD, KTC, KPC, dan KNC. Upaya
peningkatan keselamatan pasien direncanakan, dilaksanakan,
dievaluasi, dan ditindaklanjuti.

5. Peningkatan Mutu Pelayanan Klinis dan Keselamatan Pasien:


a) Penilaian indikator kinerja klinis
 Dilakukan dengan mengukur / menilai kinerja klinis dengan menilai
tergantung jumlah pasien di pkm tersebut. Juga dengan
pengumpulan data kepuasan pelanggan melalui kotak saran dan
kuisioner.
 Dilakukan pengukuran tingkat kepatuhan terhadap pelaksanaan
SOP melalui self assesment oleh tim audit internal.
 Dengan merujuk pada BAB III.

b) Pengukuran pencapaian sasaran keselamatan pasien


Melakukan manajemen resiko yaitu mengidentifikasi resiko yang
mungkin terjadi di masing – masing unit layanan dan lingkungan
Puskesmas untuk meminimalkan terjadinya kecelakaan kerja baik
terhadap pasien maupun pelayan medis.

c) Pelaporan insiden keselamatan pasien


d) Analisis dan tindak lanjut
e) Penerapan manajemen risiko
6. Pengukuran, analisis, dan penyempurnaan:
a) Umum
b) Pemantauan dan pengukuran:
 Kepuasan pelanggan : Pengumpulan data melalui kotak puas tidak
puas, kotak saran, kuisioner dan pengaduan via sms, telpon dan
facebook.

 Audit internal
 Audit Internal terhadap kepatuhan pelaksanaan SOP oleh tim
Audit internal secara berkala.
 Mengunakan Daftar Tilik untuk mengecek kepatuhan terhadap
SOP
dalam langkah-langkah kegiatan, dengan rumus sebagai
berikut.
Compliance rate (CR) = Σ Ya x 100 %
Σ Ya+Tidak
 Pemantauan dan pengukuran proses kinerja dilakukan melalui
ceklist kepatuhann petugas terhadap SOP

 Pemantauan dan pengukuran hasil layanan


 Melalui indikator kepuasan pelanggan.
 Dari hasil pelaporan terjadinya KTD, KTC, KPC dan KNC.
c) Pengendalian jika ada hasil yang tidak sesuai
 Dilakukan pengumpulan data .
 Dilakukan identikasi permasalahan.

d) Analisis data
 Mencari prioritas permasalahan yang beresiko.

e) Peningkatan berkelanjutan
 Menyelesaikan permasalahan sesuai urutan prioritas.

f) Tindakan korektif dan preventif


 Melakukan analisis ulang permasalahan sesuai dengan tindakan
yang dilakukan.
BAB VII
PENUTUP
Pelayanan kesehatan bermutu berorientasi pada kepuasan pelanggan atau
pasien. Dimensi mutu tersebut menyangkut mutu bagi pemakai jasa pelayanan
kesehatan maupun penyelenggara pelayanan kesehatan. Kepuasan pasien
merupakan salah satu indiktor kualitas pelayanan dan banyaknya kunjungan pasien ke
Puskesmas tidak lepas dari kebutuhan akan pelayanan kesehatan .

Kualitas pelayanan publik sangat ditentukan oleh sistem dan tenaga pelayanan.
Namun ketenagaan pelayanan seringkali menghadapi kendala dalam hal jumlah,
sebaran, mutu dan kualifikasi, sistem pengembangan karir, dan kesejahteraan tenaga
pelaksana pelayanan. Permasalahan yang muncul menimbulkan persepsi rendahnya
kualitas pelayanan, yang berawal dari kesenjangan antara aturan dan standar yang
ada dengan pelaksanaan pelayanan yang tidak bisa menyesuaikan.

Masyarakat menghendaki pelayanan kesehatan yang aman dan bermutu,


manajemen resiko dan keselamatan pasien perlu diterapkan dalam pengelolaan
Puskesmas dalam memberikan pelayanan kesehatan.

Pedoman ini menyampaikan hasil kaJian tentang ketenagaan, sarana dan


pengendalian mutu pelayanan Puskesmas. Agar Puskesmas dapat menjalankan
fungsinya secara optimal perlu dikelola dengan baik, baik kinerja pelayanan, proses
pelayanan maupun sumber daya yang digunakan.

Demikian Pedoman Manajemen mutu ini dibuat dan disahkan oleh Kepala
Puskesmas Kampus Kota Palembang untuk dijadikan acuan dalam bertindak dan
mengambil keputusan dalam rangka menjalankan sistem manajemen mutu serta tugas
dan tanggung jawab masing-masing sesuai dengan kapasitas dan wewenang yang
telah diberikan.

Kepala Puskesmas Kampus, tim pengelola manajemen dan seluruh karyawan


mendukung sepenuhnya pelaksanaan sistem manajemen mutu ini sebagai komitmen
yang perlu terus ditindaklanjuti.

Anda mungkin juga menyukai