Obesitas Dalam Kehamilan
Obesitas Dalam Kehamilan
Diajukan kepada :
Disusun oleh :
OBESITAS
A. Definisi
Obesitas didefinisikan sebagai keadaan abnormal atau akumulasi lemak
yang berlebihan yang menyebabkan timbulnya risiko terhadap kesehatan. Obesitas
merupakan salah satu penyakit yang memiliki banyak faktor gen dan faktor
lingkungan sama-sama memiliki peran yang penting dalam perkembangan
obesitas. Asupan energi yang tinggi merupakan faktor risiko independen dari
obesitas dimana Body Mass Index (BMI) ≥ 30 kg/m2 rumus menentukan BMI
adalah:
Obesitas dibagi menjadi 2 tipe yaitu tipe android (central body obesity)
yang merujuk pada distribusi lemak ke pusat tubuh dan tipe gynoid (lower body
obesity) dimana distribusi lemak kearah bawah yaitu femoral dan gluteal.Diantara
kedua tipe tersebut tipe android lebih berisiko terjadi kelainan metabolik seperti
insulin resisten, dislipidemia, hipertensi, diabetes (metabolik sindrom).Hal
tersebut disebabkan oleh karena lemak pada visceral (central body obesity) lebih
aktif terjadi lipolisis dan sensitivitas terhadap insulin menurun (Huda, 2010).5
C. Patofisiologi Obesitas
Obesitas terjadi karena ketidakseimbangan antara asupan energi dengan
keluaran energi (energy expenditures) sehingga terjadi kelebihan energi yang
selanjutnya disimpan dalam bentuk jaringan lemak. Asupan dan pengeluaran
energi tubuh diatur oleh mekanisme saraf dan hormonal, seperti terlihat pada
gambar. Hampir setiap individu, pada saat asupan makanan meningkat, konsumsi
kalorinya juga ikut meningkat, begitupun sebaliknya. Karena itu, berat badan
dipertahankan secara baik dalam cakupan yang sempit dalam waktu yang lama.
Diperkirakan, keseimbangan yang baik ini dipertahankan oleh internal set point
atau lipostat, yang dapat mendeteksi jumlah energi yang tersimpan (jaringan
adiposa) dan semestinya meregulasi asupan makanan supaya seimbang dengan
energi yang dibutuhkan.3 Skema yang dapat dipakai untuk memahami mekanisme
neurohormonal yang meregulasi keseimbangan energi dan selanjutnya
mempengaruhi berat badan
1. Sistem aferen, menghasilkan sinyal humoral dari jaringan adiposa (leptin),
pankreas (insulin), dan perut (ghrelin).
2. Central processing unit, terutama terdapat pada hipotalamus, yang mana
terintegrasi dengan sinyal aferen.
3. Sistem efektor, membawa perintah dari hypothalamic nuclei dalam bentuk
reaksi untuk makan dan pengeluaran energi.
Pada keadaan energi tersimpan berlebih dalam bentuk jaringan adiposa
dan individu tersebut makan, sinyal adipose aferen (insulin, leptin, ghrelin) akan
dikirim ke unit proses sistem saraf pusat pada hipotalamus. Di sini, sinyal adiposa
menghambat jalur anabolisme dan mengaktifkan jalur katabolisme. Lengan
efektor pada jalur sentral ini kemudian mengatur keseimbangan energi dengan
menghambat masukan makanan dan mempromosi pengeluaran energi. Hal ini
akan mereduksi energi yang tersimpan. Sebaliknya, jika energi tersimpan sedikit,
ketersedian jalur katabolisme akan digantikan jalur anabolisme untuk
menghasilkan energi yang akan disimpan dalam bentuk jaringan adiposa,
sehingga tercipta keseimbangan antara keduanya.
D. Obesitas dalam Kehamilan
Obesitas kehamilan adalah terjadinya peningkatan berat badan pada masa
hamil sama dengan atau lebih dari 3kg perbulan atau lebih dari 15kg. Wanita
obesitas memiliki keadaan reproduksi yang tidak menguntungkan. Salah satunya
adalah kesulitan untuk hamil, keguguran, kehamilan preterm, dan banyak lagi
komplikasi obstetric, medis, dan operasi yang berhubungan dengan kehamilan,
persalinan, dan masa nifas. Obesitas dalam kehamilan juga berhubungan dengan
peningkatan penggunaan dan pembiayaan fasilitas kesehatan. Akhirnya, anak dari
wanita obesitas akan memiliki angka morbiditas, mortalitas dan obesitas yang
tinggi.
Obesitas mengakibatkan subfertilitas karena peningkatan resistensi insulin
seperti halnya dalam sindrom polikistik ovarium. Disregulasi leptin juga
menyebabkan kehilangan irama sekresi gonadotropin. Reproduksi yang terganggu
memiliki hubungan dengan wanita yang memiliki IMT > 30 kg/m2. Obesitas
berhubungan dengan peningkatan risiko keguguran pada trimester pertama dan
keguguran rekuren.
4. Postpartum
a. Motivasi untuk pemberian ASI
b. Pemberian informasi dan edukasi sehubungan dengan perubahan
pola hidup dan perencanaan kehamilan yang berikutnya
c. Jika sebelumnya dengan diagnosa diabetes mellitus gestasional
maka sarankan pemeriksaan rutin sehubungan dengan
kemungkinan terjadinya diabetes mellitus tipe II
Berikut adalah tabel pertambahan berat badan yang direkomendasikan
selama kehamilan termasuk pada penderita obesitas (Vinter, 2012).
Tabel 2.3Rekomendasi kenaikan badan selama kehamilan (Gunatilake)
Wanita yang hamil harus mengatur penambahan berat badan mereka
berdasarkan BMI sebelum hamil seperti yang ditunjukkan pada tabel diatas.
BAB III
KESIMPULAN
Obesitas pada kehamilan merupakan hal yang perlu ditangani secara serius
oleh berbagai pihak. Seorang ibu hamil perlu mendapatkan informasi bagaimana
menjadi sesehat mungkin sebelum dan selama hamil. Rekomendasi dari SCOG
dan asosiasi kesehatan Kanada mengenai obesitas pada kehamilan antara lain :