Formula Tetes Mata Neomycin
Formula Tetes Mata Neomycin
TETES MATA
NEOMISIN SULFAT
OLEH :
KENDARI
2020
I. TABEL MASTER FORMULA
Nama produk : RIYUCIN ®
Jumlah produk: 1 botol 10 ml
No.registrasi : DKL 1900110049 A1
Tiap 10 ml mengandung :
R/ Neomycin sulfat 0,5%
Benzalkonium klorida 0,01%
Natrium metabisulfit 0,1%
Dapar fosfat, (PH 7)
NaCl q.s
Aqua pro injeksi ad 10 ml
No.Bets : 1712091
RIYUCIN ®
No Kode Bahan Nama Bahan Fungsi Jumlah
Bahan Per Dosis Per Bets
1 NMC SLT Nemycin Zat aktif 0,05 gram 0,5 gram
sulfat
2 BZK KLD Benzalkonium Pengawet 0,001 gram 0,01 gram
klorida atau
antimikroba
3 NTM MTS Na Antioksidan 0,1 gram 0,1 gram
metabisulfit
4 DFT Dapar Fosfat Pendapar PH 7 PH 7
5 NACL NaCl Pengisotonis q.s q.s
6 API Aqua pro Pelarut ad 10 ml Ad 100 ml
injeksi
II. DASAR FORMULASI
A. URAIAN FORMULASI
Obat tetes mata dengan zat aktif Neomisin sulfat berasal dari
Streptomyces Fradie Waksman (familia Streptomycetaceae) yang
berkhasiat sebagai antibakteri sehingga dapat melawan infeksi mata. Dosis
yang dipilih 0,5 % karena merupakan dosis yang aman dalam memberikan
efek sebagai anti bakteri dan mempertahankan potensi yang ada (DI 88).
Selain steril preparat tersebut memerlukan pertimbangan yang cermat
terhadap faktor-faktor famasi seperti kebutuhan bahan antimikroba,
isotonisitas, dapar, viskositas dan pengemasan yang cocok. Benzalkonium
klorida digunakan sebagai pegawet untuk mencegah kontaminasi
mikroorganisme selama pemakaian karena merupakan sediaan dosis ganda
dan merupakan salah satu pengawet yang mempunyai aktivitas anti bakteri
dengan spektrum luas. Benzalkonium klorida termasuk ke dalam golongan
surfaktan kationik yang tidak mengiritasi mata. Dosis benzalkonium klorida
yang umum dipakai pada sediaan tetes mata adalah 0,01% (Exipienthal 27-
28). Penggunaan benzalnium klorida sebagai pengawet karena merupakan
pengawet yang dapat dengan sangat mudah larut dalam air. Untuk
mengurangi degradasi neomisin, digunakan Sodium metabisulfit sebagai
antioksidan karena neomisin peka terhadap oksidasi udara. Uji sterilitas
sediaan tetes mata nantinya akan dilakukan menggunakan teknik
penyaringan dengan filter membrane karena sediaan ini mengandung
pengawet yang dapat memberikan hasil negatif steril palsu karena bakteri
terhambat pertumbuhannya dengan penambahan pengawet. NaCl
digunakan sebagai pengisotonis untuk meningkatkan kenyamanan
penggunanya. Range tonisitas yang masih dapat diterima oleh mata
0,6-2,0% (FI IV), 0,9-1,4% (AOC), 0,5-1,8% (RPS dan RPP), dan
0,7-1,5% (Codex dan Husa). tapi diusahakan berada pada rentang
0,6-1,5%. Sterilisasi dilakukan dengan metode sterilisasi akhir
karena zat aktif tahan terhadap pemanasan.
B. URAIAN ZAT AKTIF
1. Indikasi
Neomisin Sulfat merupakan antibiotik aminoglikosida yang digunakan
sebagaiterapi topikal untuk mengobati infeksi bakteri pada
konjungtivitis dan otitis media.
2. Farmakologi
Aktifitasnya adalah bakterisid dengan menembus dinding bakteri dan
mengikat diri pada ribosom didalam sel. Secara topikal digunakan unuk
konjungtivitis dan otitis media Penggunaan sebagai
antibiotik pada infeksi mata biasanya 0,35 % dan 0,5 %.
3. Dosis
0.35-0.5 % untuk mata
4. Efek samping
Sensitisasialergika, infeksi sekunder, peningkatan tekanan dalam mata
dengan kemungkinan glaukoma, kerusakan syaraf mata tidak sering
terjadi, bentuk katarak subkapsular posterior, memperlambat
penyembuhan luka (Medicastore, 2013).
5. Kontra Indikasi
Infeksi mikrobakterial pada mata, penyakit pada struktur mata yang
disebabkan oleh jamur, setelah pengangkatan benda asing pada kornea
tanpa disertai komplikasi, penyakit virus pada kornea dan konjungtiva
(Medicastore, 2013).
Khasiat : Antibiotikum
Perhitungan perbetch
Perhitungan Dapar
PH = Pka = 10 gr [𝐶𝑟]
𝐴
C = 0,018 m
C = [A + C ]
0,018 = ( A= 0,62 [A] )
0,018 = 1,62 [A]
[A] = 0,01 m
Maka
[cr] = 0,62 [A]
[cr] = 0,62 X 0,1 m
[cr] = 0,0062 m
BM = Na2HPO4 anhidrat (asam) = 199,94
BM =NaH2PO4 dihidrat (garam) = 136,09
Asam :
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑥 100
M=
𝐵𝑀 𝑉 (𝑚𝑙)
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑥 1000
0,01=
36,09 (10 𝑚𝑙)
Perhitungan tonisitas
𝐿𝑖𝑠𝑜 1,9
- Neomisinsulfat = 17𝑥 = 17 𝑥 = 0,052
𝐵𝑀 614,6
= 0,01693 (Hipotonis)
V. PROSEDUR KERJA
RUANG PROSEDUR
Grey area 1. Semua alat dan bahan disterilisasi dengan cara masing-
(Ruang sterilisasi) masing
2. Pembuatan air proinjeksi 10 ml disterilkan dengan autoklaf
121°c selama 15 menit
3. Setelah disterilisasi semua alat dan wadah dimasukkan
kedalam white area melalui transfer box.
Grey area 1. Neomisin sulfat ditimbang sebanyak 0,5 gram
(Ruang 2. Benzalkonium klorida 0,01 gram, aqua pro injeksi dan
penimbangan) sediaan akhir
Whitw area kelas C 1. Melarutkan bahan aktif dan bahan tambahan yaitu
(Ruang
pencampuran dan Neomisin Sulfat, natrium fosfat Monobasic, dan
pengisian) Natrium Metabisulfit dengan Aqua proinjeksi
secukupnya sampai larut.
2. Tambahkan NaCl dan pengawet Benzalkonium Klorida
kemudian tambahkan dapar fosfat pH 7.
3. Dilakukan pengecekan PH dengan beberapa tetes
larutan menggunakan PH indicator atau PH meter
4. Menyaring larutan tersebut dengan kertas saring yang
telah dijenuhkan dengan Aqua pro injeksi sebelumnya
dan kemudian menampungnya dalam gelas ukur
5. Menambahkan Aqua pro injeksi sampai volume
tercapai 10 ml.
6. Dilakukan pengemasan di dalam botol tetes mata dan
sediaan disterilisasi.
Grey area Sterilisasi dilakukan dengan oven dengan temperature 170-180°𝑐
(Ruang sterilisasi) selama 2 jam yang umum untuk peralatan gelas.
4. Uji pH
a. Indikator pH dimasukkan kedalam sediaan
b. Dilihat apakah pH sediaan sudah sesuai dengan literatur yakni pH untuk
sediaan yaitu 7.
(Depkes RI, 1978).