Anda di halaman 1dari 16

Asbabun Nuzul Surah Al Qariah

Surah Al-Qari'ah
‫ــــــــــــــــــــم هَّللا ِ الرَّ حْ ٰ َم ِن الرَّ ح‬
‫ِـــــــــــــــــــــــيم‬
ِ ِ ْ‫ِبس‬
(1) Hari Kiamat,
‫ارعَ ُة‬ ْ
ِ ‫ال َق‬ 
(2) Apakah Hari Kiamat itu?
ِ ‫مَا ْال َق‬ 
‫ارعَ ُـة‬
(3) Tahukah kamu apakah Hari Kiamat itu?
‫َأ‬
ِ ‫ومَا ْدرَ اكَ مَا ْال َق‬ َ
‫ارعَ ُة‬
(4) Pada hari itu manusia seperti laron yang
beterbangan, ِ ‫اش ْال َمب ُْثو‬
‫ث‬ ِ َ‫ي َْو َم َي ُكونُ ال َّناسُ َك ْال َفر‬ 
(5) dan gunung-gunung seperti bulu yang
dihambur-hamburkan. ِ ‫ْن ْالمَن ُف‬
‫وش‬ ِ ‫جبَا ُل َك ْال ِعه‬
ِ ‫و َت ُكونُ ْال‬ َ
(6) Maka adapun orang yang berat timbangan
(kebaikan)nya, ‫ازي ُن ُه‬ ْ َ‫ َفَأمَّا مَن َثقُل‬ 
ِ ‫ت م ََو‬
(7) maka dia berada dalam kehidupan yang
memuaskan (senang). ‫ َفه َُو فِي عِ ي َش ٍة رَّ اضِ َي ٍة‬ 
(8) Dan adapun orang yang ringan timbangan
(kebaikan)nya, ‫ازي ُن ُه‬ ْ ‫وَأمَّا َمنْ َخ َّف‬ َ
ِ ‫ت م ََو‬
(9) maka tempat kembalinya adalah neraka
‫َاوي ٌَة‬ ‫ُأ‬
Hawiyah. ِ ‫ َف ُّم ُه ه‬ 
(10) Dan tahukah kamu apakah neraka Hawiyah
itu? ْ‫ومَا َأ ْدرَ اكَ مَا ِه َيه‬ َ
(11) (Yaitu) api yang sangat panas.
‫ َنا ٌر حَ ا ِمي ٌَة‬ 

Surat Al Qariah merupakan salah satu surat dalam Alquran yang membahas
mengenai kejadian hari kiamat. Surat urutan ke-101 dalam Alquran ini terdiri atas 11
ayat dan termasuk golongan surat Makkiyah. Nama surat Al Qariah diambil dari ayat
pertama, yang berarti menggebrak atau mengguncang. Nama Al Qariah ini juga
dikenal sebagai salah satu nama lain untuk nama hari kiamat.
Dari buku berjudul The Meaning and Explanation of the Glorious Qur'an yang disusun
oleh Muhammad Saed Abdul-Rahman (2008:628) menyebutkan dalam tafsir Ibnu
Katsir, Al Qariah adalah salah satu nama hari Kiamat dalam Alquran seperti Al
Haqqah, At Tammah, As-Sakhkhah, Al-Ghashiyah dan masih banyak lagi nama Hari
Kiamat lainnya.
Sesuai dengan namanya yang menceritakan tentang hari kiamat, kandungan isi surat
ini pun berisi tentang gambaran kejadian hari kiamat sebagaimana dibahas dalam
buku berjudul Tafsir Al-Lubab Jilid 4: Makna, Tujuan & Pelajaran dari Surah-Surah Al-
Quran yang disusun oleh M Quraish Shihab (2020:723) tentang penjelasan
bagaimana dahsyatnya kejadian hari akhir dan juga apa saja yang akan dihadapi
manusia saat hari kiamat tersebut.
Dalam buku itu juga disebutkan bahwa surat ini turun bertujuan untuk mengingatkan
manusia tentang keniscayaan kiamat dan tanggung jawab penuh bagi manusia yang
harus dipertanggung jawabkan.
Dalam buku berjudul Asbabun Nuzul yang disusun oleh Ach. Fawaid (2020:9)
menjelaskan bahwa asbabun nuzul adalah sebab-sebab yang melatarbelakangi
terjadinya sesuatu, dalam hal ini turunnya surat Alquran.
Namun yang perlu diketahui bahwa tidak semua surat dan ayat yang turun disertai
dengan asbabun nuzul, termasuk surat Al Qariah ini. Yang jelas, surat Al Qariah
diturunkan agar manusia mau berpikir dan mengingat bagaimana beratnya kejadian
hari akhir sehingga kita senantiasa memperbanyak amalan kebaikan dan
menghindari hal-hal buruk yang tidak bermanfaat.
Demikian asbabun nuzul surah Al Qariah dan juga isi kandungannya dapat Anda
pahami untuk memperdalam keimanan dan juga menambah ilmu agama. Semoga
kita senantiasa diberi kemudahan untuk mengamalkan kebaikan dalam kehidupan.

Urgensi
Surah Al-Qari'ah (bahasa Arab:‫ )القارعة‬adalah surah ke-101 dalam Al-Qur'an. Surah ini
terdiri atas 11 ayat, termasuk golongan surah-surah Makkiyyah, diturunkan sesudah
surah Quraisy. Nama Al-Qari'ah diambil dari kata Al-Qari'ah yang terdapat pada ayat
pertama, artinya menggebrak atau mengguncang, kemudian kata ini dipakai untuk
nama hari kiamat.
Pokok isi surah ini adalah kejadian-kejadian pada hari kiamat, yaitu manusia
bertebaran, gunung berhamburan, amal perbuatan manusia ditimbang dan ancaman
Neraka Hawiyah.

Keutamaan dan Manfaat Surat Al-Qari'ah


Adapun fadhilah dan khasiat dari Surat Al-Qari'ah adalah sebagai berikut:

Pertama, Surat Al-Qari'ah adalah termasuk dalam Al-Mufashshal yang diberikan


kepada Nabi Muhammad Saw. sebagai tambahan, sehingga beliau memiliki
keutamaan dan keistimewaan dibandingkan dengan nabi-nabi sebelumnya.

Kedua, aman dari fitnah Dajjal dan bau neraka Jahanam

Abi Ja’far berakta, “Barangsiapa yang membaca dan memperbanyak bacaannya


Surat Al-Qari'ah, maka Allah memberinya keamanan dari fitnah Dajjal dari beriman
kepadanya, dan dari hembusan neraka Jahanam di hari kiamat, Insya
Allah.” (Tsawabul A’mal: 155)

Ketiga, diberatkan amalan kebaikannya di mizan dan dapat dijadikan doa atau
wasilah bagi orang yang bernasib kurang baik (buruk).
Nabi Muhammad Saw. bersabda, “Barangsiapa yang membaca surat ini (Surat Al-
Qari'ah), maka Allah akan memberatkan timbangan kebaikannya di hari kiamat. Dan
barangsiapa yang menulisnya dan mengalungkannya kepada orang yang bernasib
buruk dari keluarga dan pelayannya, maka Allah akan membukakan kebaikan dan
rezekinya.” (Tafsirul Burhan, Juz 8: 368)

Terjemah Per Kata Surat Al-Qari'ah | Ayat 1-11


Terjemah perkata Al-Quran Surat Al-Qari'ah ayat 1-11

‫هللا الرَّ حْ ٰم ِن الرَّ ِحي ِْم‬


ِ ‫ِبسْ ِم‬
Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

Ayat 1.

ِ ‫اَ ْل َق‬
ۙ ‫ار َع ُة‬
 hari Kiamat

Ayat 2.

ِ ‫َما ْال َق‬


ۚ ‫ار َع ُة‬
 apakah hari Kiamat
itu?

Ayat 3.

ِ ‫َما ْال َق‬


ۗ ‫ار َع ُة‬ َ ‫َو َمآَأ ْد ٰر‬
‫ك‬
 apakah hari Kiamat dan tahukah kamu
itu?

Ayat 4.

ِ ‫ْال َمب ُْث ْو‬


ۙ ‫ث‬ ِ ‫َك ْال َف َر‬
 ‫اش‬   ُ‫َي ُك ْونُ ال َّناس‬  ‫َي ْو َم‬
yang beterbangan  seperti laron  manusia  (pada) hari itu
Ayat 5.

ِ ‫ْال َم ْنفُ ْو‬


ۗ ‫ش‬ ِ ‫َك ْال ِعه‬
 ‫ْن‬ ‫َو َت ُك ْونُ ْال ِج َبا ُل‬
 yang dihambur-  seperti bulu  dan gunung-gunung
hamburkan

Ayat 6.

ۙ ‫از ْي ُن ٗه‬
ِ ‫َم َو‬ ْ ‫َثقُ َل‬
 ‫ت‬ ْ‫َمن‬ ‫َفاَمَّا‬
 timbangan  berat  orang yang maka adapun
(kebaikan)nya

Ayat 7.

ۗ ٍ‫اض َية‬
ِ َّ‫ر‬  ٍ‫ِفيْ ِع ْي َشة‬ ‫َفه َُو‬
 yang memuaskan  berada dalam  maka dia
(senang) kehidupan

Ayat 8.

BACA JUGA

 Terjemah Per Kata Surat Az-Zukhruf Ayat 57-67


 Terjemah Per Kata Surat Ad-Dukhan Ayat 43-59
 Terjemah Per Kata Surat Ad-Dukhan Ayat 30-42

ۙ ‫از ْي ُن ٗه‬
ِ ‫َم َو‬ ْ ‫َخ َّف‬
 ‫ت‬   ْ‫َواَمَّا َمن‬
 timbangan  ringan  dan adapun orang
(kebaikan)nya yang

Ayat 9.

ۗ ‫او َي ٌة‬
ِ ‫َه‬  ‫َفاُم ُّٗه‬
 (adalah) neraka  maka tempat
Hawiyah kembalinya

Ayat 10.

ۗ  ْ‫َما ِه َيه‬ َ ‫َو َما اَ ْد ٰرى‬


 ‫ك‬
 apakah neraka dan tahukah kamu
Hawiyah itu

Ayat 11.

ؑ ‫َحا ِم َي ٌة‬  ‫َنا ٌر‬


yang sangat panas (yaitu) api

Tafsir Surat Al Qari’ah


Tafsir surat Al Qari’ah ini kami sarikan dari Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Fi Zhilalil
Quran, Tafsir Al Azhar, Tafsir Al Munir dan Tafsir Al Misbah. Ia bukan tafsir
baru melainkan ringkasan kompilasi dari tafsir-tafsir tersebut. Juga ditambah
dengan referensi lain seperti Awwal Marrah at-Tadabbar al-
Qur’an dan Khawatir Qur’aniyah.

Secara umum, surat ini menjelaskan kedahsyatan hari kiamat. Mulai dari
suara yang memekakkan telinga, hingga kondisi manusia dan gunung-
gunung. Lalu diakhiri dengan kesudahan manusia berdasarkan timbangan
amalnya masing-masing. Masuk surga atau neraka.

Surat Al Qari’ah ayat 1

ِ َ‫ْالق‬
ُ‫ار َعة‬

Hari Kiamat,

Kata al qari’ah (‫ )القارعة‬berasal dari kata qara’a (‫ )قرع‬yang berarti mengetuk.


Suara menggelegar yang diakibatkan oleh kehancuran alam sangat keras
hingga seakan mengetuk lalu memekakkan telinga, bahkan hati dan pikiran.
Namun semua peristiwa besar yang mencekam juga dinamakan al
qari’ah baik disertai suara keras maupun tidak.

Ibnu Katsir menjelaskan, al Qari’ah adalah nama lain hari kiamat.


Sebagaimana juga disebut al Haaqqah, at Taammah, Ash Shaakhkhah, Al
Ghaatsiyah, dan lain-lain.

Surat Al Qari’ah ayat 2

ِ َ‫َما ْالق‬
ُ‫ار َعة‬

Tahukah kamu apakah hari Kiamat itu?

Pengulangan kata ini menggambarkan rasa heran dan mencekam. Seakan-


akan secara sederhana diilustrasikan pintu yang diketuk keras, tidak seperti
selama ini. Sehingga ditanyakanlah, “siapa yang mengetuk itu.”

Surat Al Qari’ah ayat 3

ِ َ‫ك َما ْالق‬


ُ‫ار َعة‬ َ ‫َو َما َأ ْد َرا‬
Tahukah kamu apakah hari Kiamat itu?

Kalimat maa adraaka (‫ )ما أدراك‬adalah ungkapan yang digunakan Al Qur’an


untuk menggambarkan kehebatan sesuatu yang sulit dijangkau hakikatnya.
Umumnya redaksi kalimat ini digunakan untuk alam metafisika seperti surga
dan neraka. Juga hal-hal yang luar biasa seperti lailatul qadar dan al
‘aqabah.

Kalimat ini sekaligus merupakan ta’kid (kalimat penguat) untuk


memberitahukan betapa dahsyatnya hari kiamat.

Surat Al Qari’ah ayat 4

ِ ‫اش ْال َم ْبثُو‬


‫ث‬ ِ ‫ون النَّاسُ َك ْالفَ َر‬
ُ ‫يَ ْو َم يَ ُك‬
Pada hari itu manusia adalah seperti anai-anai yang bertebaran,

Selain diartikan anai-anai, kata al faraasy (‫ )الفراش‬juga diartikan belalang yang


baru lahir. Mereka saling menindih dan bergerak ke berbagai arah yang tidak
menentu.
Syaikh Wahbah Az Zuhaili menjelaskan bahwa al faraasy adalah hewan
bersayap yang bodoh dan bingung jika ada di atas api. Maka ia bisa
bermakna laron, anai-anai, nyamuk maupun belalang.

Manusia waktu itu seperti anai-anai yang bertebaran, jumlahnya banyak,


lemah, hina dan terbang tak tentu arah.

Surat Al Qari’ah ayat 5

ِ ُ‫ون ْال ِجبَا ُل َك ْال ِع ْه ِن ْال َم ْنف‬


‫وش‬ ُ ‫َوتَ ُك‬

dan gunung-gunung adalah seperti bulu yang dihambur-hamburkan.

Kata al ‘ihn (*‫ )العهن‬artinya adalah bulu. Ada pula yang memahaminya bulu
yang berwarna merah dan warna-warni. Sebagaimana ditegaskan oleh Surat
Fathir ayat 27, gunung-gunung yang beraneka warna itu karena perbedaan
materi yang dikandungnya. Jika materinya besi, warna dominannya adalah
merah. Jika materinya batu bara, warna dominannya adalah hitam. Jika
materinya perunggu, warna dominannya kehijau-hijauan.

Mujahid, Ikrimah Sa’id bin Jubair dan para mufassir lainnya mengatakan
bahwa al ‘ihn adalah bulu domba. Pada hari kiamat, gunung-gunung laksana
bulu domba yang diawut-awut hingga berterbangan.

Dua kondisi ini saja, yakni manusia yang seperti anai-anaik bertabaran dan
gunung yang berhamburan, sudah menggambarkan betapa dahsyat dan
ngerinya hari kiamat.

Surat Al Qari’ah ayat 6

ُ‫ازينُه‬ ْ َ‫فََأ َّما َم ْن ثَقُل‬


ِ ‫ت َم َو‬
Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan)nya,

Kata mawaaziin (‫ )موازين‬merupakan bentuk jamak dari miizaan (‫ )ميزان‬yang


artinya timbangan. Mayoritas ulama berpendapat bahwa amal kebaikan dan
kejahatan masing-masing orang ditimbang. Mana yang berat, itulah yang
menentukan kebahagiaan dan kesengsaraan di akhirat.

Ketika menafsirkan ayat ini, Ibnu Katsir menjelaskan maksudnya adalah


timbangan amal kebaikannya lebih berat daripada timbangan amal
keburukannya.
Setelah Allah menjelaskan sekilas dahsyatnya hari kiamat, Dia mengarahkan
pandangan manusia untuk memperhatikan kesudahan mereka. Bahwa
nantinya mereka akan ditimbang amalnya dan nasibnya akan tergantung
pada amal yang ditimbang itu.

Surat Al Qari’ah ayat 7

ِ ‫فَهُ َو فِي ِعي َش ٍة َرا‬


‫ضيَ ٍة‬
maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan.

Kata ‘iisyah (‫ )عيشة‬merupakan bentuk tunggal. Memberikan isyarat bahwa


kepuasan dan kenyamanan hidup di akhirat itu bersambung, tidak terputus
dan tidak berganti seperti di dunia yang kadang senang kadang susah.

Tempat yang demikian itu tidak lain adalah surga.

Surat Al Qari’ah ayat 8

ُ‫ازينُه‬ ْ َّ‫َوَأ َّما َم ْن َخف‬


ِ ‫ت َم َو‬
Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya,

Yakni orang yang timbangan amal keburukannya lebih berat daripada


timbangan amal kebaikannya.

Surat Al Qari’ah ayat 9

ِ َ‫فَُأ ُّمهُ ه‬
ٌ‫اويَة‬

maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah.

Kata ummuhu (‫ )أمه‬berasal dari kata amma-ya’ummu (‫ )أم – يؤم‬yang


artinya menuju. Ibu dinamai umm karena anak selalu menuju kepadanya.
Dinamai imam yang seakar dengan umm karena ia dituju mata dan
diteladani.

Kata haawiyah (‫ )هاوية‬berasal dari kata hawaa (‫ )هوى‬yang artinya meluncur ke


bawah. Dinamakan haawiyah karena neraka itu tempat yang rendah dan
menghinakan.
Qatadah menjelaskan, bahwa orang itu terjatuh ke dalam neraka dengan
kepala di bawah.

Pada kedua perbandingan antara orang yang berat dan ringan timbangan
amal kebaikannya ini, terdapat ihtibaak (‫)إحتباك‬. Yakni membuang masing-
masing persamaan yang terdapat pada kalimat yang lain. Kalimat yang
dibuang di bagian pertama adalah “maka tempat kembalinya adalah surga” (
‫)فأمه الجنة‬. Sedangkan kalimat yang dibuang di bagian kedua adalah “maka dia
berada dalam kehidupan yang menyusahkan” (‫)فهو في عيشة ساخطة‬.

Dengan dihilangkannya dua kalimat itu, jadilah akhiran dari setiap bagian
surat ini adalah:

‫القارعة‬
‫راضية‬
‫هاوية‬
‫ماهية‬
‫حامية‬

Dalam ilmu balaghah, ini disebut sajak murashsha’.

Surat Al Qari’ah ayat 10

َ ‫َو َما َأ ْد َرا‬


‫ك َما ِهيَ ْه‬
Tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu?

Seperti disinggung di ayat 3, maa adraaka digunakan terkait alam metafisika


yang pada ayat 10 ini adalah neraka.

Surat Al Qari’ah ayat 11

ٌ‫نَا ٌر َحا ِميَة‬

(Yaitu) api yang sangat panas.

Inilah hakikat haawiyah yang Allah jelaskan. Api yang sangat panas lagi


sangat kuat nyala dan gejolak apinya.

Panasnya api neraka 70 kali lipat dari panasnya api dunia. Sebagaimana
sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

ِ ‫نَا ُر ُك ْم ج ُْز ٌء ِم ْن َس ْب ِعينَ ج ُْز ًءا ِم ْن ن‬


‫َار َجهَنَّ َم‬
Api kalian merupakan salah satu dari 70 bagian dari api neraka jahanam.

Lantas para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, itu pun sudah mencukupi.”
Beliau bersabda:

‫ت َعلَ ْي ِه َّن بِتِ ْس َع ٍة َو ِستِّينَ ج ُْز ًءا ُكلُّه َُّن ِم ْث ُل َحرِّ هَا‬
ْ َ‫فُضِّ ل‬

Api neraka lebih unggul di atasnya dengan 69 bagian. Yang masing-masing


bagian seperti panasnya api dunia. (HR. Bukhari)

Demikian panasnya api neraka, siksa paling ringan bagi penghuninya akan
membuat otaknya mendidih.

*ُ‫َار يَ ْغلِى ِم ْنهُ َما* ِد َما ُغه‬ ِ َّ‫ِإ َّن َأ ْه َونَ َأ ْه ِل الن‬
*ِ ‫ار َع َذابًا َم ْن لَهُ نَ ْعالَ ِن َو ِش َرا َك‬
ٍ ‫ان ِم ْن ن‬

Sesungguhnya siksa penghuni neraka yang paling ringan adalah orang yang
memakai dua sandal dari api neraka hingga otaknya mendidih
karenanya. (HR. Muslim)

Tafsir Surat Al Qari’ah

Tafsir surat Al Qari’ah ini kami sarikan dari Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Fi Zhilalil
Quran, Tafsir Al Azhar, Tafsir Al Munir dan Tafsir Al Misbah. Ia bukan tafsir baru
melainkan ringkasan kompilasi dari tafsir-tafsir tersebut. Juga ditambah dengan
referensi lain seperti Awwal Marrah at-Tadabbar al-Qur’an dan Khawatir Qur’aniyah.

Secara umum, surat ini menjelaskan kedahsyatan hari kiamat. Mulai dari suara yang
memekakkan telinga, hingga kondisi manusia dan gunung-gunung. Lalu diakhiri
dengan kesudahan manusia berdasarkan timbangan amalnya masing-masing. Masuk
surga atau neraka.

Surat Al Qari’ah ayat 1

ِ َ‫ْالق‬
ُ‫ار َعة‬

Hari Kiamat,

Kata al qari’ah (‫ )القارعة‬berasal dari kata qara’a (‫ )قرع‬yang berarti mengetuk. Suara


menggelegar yang diakibatkan oleh kehancuran alam sangat keras hingga seakan
mengetuk lalu memekakkan telinga, bahkan hati dan pikiran. Namun semua
peristiwa besar yang mencekam juga dinamakan al qari’ah baik disertai suara keras
maupun tidak.
Ibnu Katsir menjelaskan, al Qari’ah adalah nama lain hari kiamat. Sebagaimana juga
disebut al Haaqqah, at Taammah, Ash Shaakhkhah, Al Ghaatsiyah, dan lain-lain.

Surat Al Qari’ah ayat 2

ِ َ‫َما ْالق‬
ُ‫ار َعة‬

Tahukah kamu apakah hari Kiamat itu?

Pengulangan kata ini menggambarkan rasa heran dan mencekam. Seakan-akan


secara sederhana diilustrasikan pintu yang diketuk keras, tidak seperti selama ini.
Sehingga ditanyakanlah, “siapa yang mengetuk itu.”

Surat Al Qari’ah ayat 3

ِ َ‫َو َما َأ ْد َراكَ َما ْالق‬


ُ‫ار َعة‬

Tahukah kamu apakah hari Kiamat itu?

Kalimat maa adraaka (‫ )ما أدراك‬adalah ungkapan yang digunakan Al Qur’an untuk


menggambarkan kehebatan sesuatu yang sulit dijangkau hakikatnya. Umumnya
redaksi kalimat ini digunakan untuk alam metafisika seperti surga dan neraka. Juga
hal-hal yang luar biasa seperti lailatul qadar dan al ‘aqabah.

Kalimat ini sekaligus merupakan ta’kid (kalimat penguat) untuk memberitahukan


betapa dahsyatnya hari kiamat.

Surat Al Qari’ah ayat 4

ِ ‫اش ْال َم ْبثُو‬


‫ث‬ ِ ‫يَوْ َم يَ ُكونُ النَّاسُ َك ْالفَ َر‬

Pada hari itu manusia adalah seperti anai-anai yang bertebaran,

Selain diartikan anai-anai, kata al faraasy (‫ )الفراش‬juga diartikan belalang yang baru
lahir. Mereka saling menindih dan bergerak ke berbagai arah yang tidak menentu.

Syaikh Wahbah Az Zuhaili menjelaskan bahwa al faraasy adalah hewan bersayap


yang bodoh dan bingung jika ada di atas api. Maka ia bisa bermakna laron, anai-anai,
nyamuk maupun belalang.
Manusia waktu itu seperti anai-anai yang bertebaran, jumlahnya banyak, lemah, hina
dan terbang tak tentu arah.

Surat Al Qari’ah ayat 5

ِ ُ‫َوتَ ُكونُ ْال ِجبَا ُل َك ْال ِع ْه ِن ْال َم ْنف‬


‫وش‬

dan gunung-gunung adalah seperti bulu yang dihambur-hamburkan.

Kata al ‘ihn (‫ )العهن‬artinya adalah bulu. Ada pula yang memahaminya bulu yang
berwarna merah dan warna-warni. Sebagaimana ditegaskan oleh Surat Fathir ayat
27, gunung-gunung yang beraneka warna itu karena perbedaan materi yang
dikandungnya. Jika materinya besi, warna dominannya adalah merah. Jika materinya
batu bara, warna dominannya adalah hitam. Jika materinya perunggu, warna
dominannya kehijau-hijauan.

Mujahid, Ikrimah Sa’id bin Jubair dan para mufassir lainnya mengatakan bahwa al
‘ihn adalah bulu domba. Pada hari kiamat, gunung-gunung laksana bulu domba yang
diawut-awut hingga berterbangan.

Dua kondisi ini saja, yakni manusia yang seperti anai-anaik bertabaran dan gunung
yang berhamburan, sudah menggambarkan betapa dahsyat dan ngerinya hari
kiamat.

Surat Al Qari’ah ayat 6

ُ‫ازينُه‬ ْ َ‫فََأ َّما َم ْن ثَقُل‬


ِ ‫ت َم َو‬

Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan)nya,

Kata mawaaziin (‫ )موازين‬merupakan bentuk jamak dari miizaan (‫ )ميزان‬yang


artinya timbangan. Mayoritas ulama berpendapat bahwa amal kebaikan dan
kejahatan masing-masing orang ditimbang. Mana yang berat, itulah yang
menentukan kebahagiaan dan kesengsaraan di akhirat.

Ketika menafsirkan ayat ini, Ibnu Katsir menjelaskan maksudnya adalah timbangan
amal kebaikannya lebih berat daripada timbangan amal keburukannya.

Setelah Allah menjelaskan sekilas dahsyatnya hari kiamat, Dia mengarahkan


pandangan manusia untuk memperhatikan kesudahan mereka. Bahwa nantinya
mereka akan ditimbang amalnya dan nasibnya akan tergantung pada amal yang
ditimbang itu.

Surat Al Qari’ah ayat 7

ِ ‫فَه َُو فِي ِعي َش ٍة َرا‬


‫ضيَ ٍة‬

maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan.

Kata ‘iisyah (‫ )عيشة‬merupakan bentuk tunggal. Memberikan isyarat bahwa kepuasan


dan kenyamanan hidup di akhirat itu bersambung, tidak terputus dan tidak berganti
seperti di dunia yang kadang senang kadang susah.

Tempat yang demikian itu tidak lain adalah surga.

Surat Al Qari’ah ayat 8

ُ‫ازينُه‬ ْ َّ‫َوَأ َّما َم ْن خَ ف‬


ِ ‫ت َم َو‬

Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya,

Yakni orang yang timbangan amal keburukannya lebih berat daripada timbangan
amal kebaikannya.

Surat Al Qari’ah ayat 9

ِ ‫فَُأ ُّمهُ ه‬
ٌ‫َاويَة‬

maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah.

Kata ummuhu (‫ )أمه‬berasal dari kata amma-ya’ummu (‫ )أم – يؤم‬yang artinya menuju.


Ibu dinamai umm karena anak selalu menuju kepadanya. Dinamai imam yang seakar
dengan umm karena ia dituju mata dan diteladani.

Kata haawiyah (‫ )هاوية‬berasal dari kata hawaa (‫ )هوى‬yang artinya meluncur ke bawah.


Dinamakan haawiyah karena neraka itu tempat yang rendah dan menghinakan.

Qatadah menjelaskan, bahwa orang itu terjatuh ke dalam neraka dengan kepala di
bawah.
Pada kedua perbandingan antara orang yang berat dan ringan timbangan amal
kebaikannya ini, terdapat ihtibaak (‫)إحتباك‬. Yakni membuang masing-masing
persamaan yang terdapat pada kalimat yang lain. Kalimat yang dibuang di bagian
pertama adalah “maka tempat kembalinya adalah surga” (‫)فأمه الجنة‬. Sedangkan
kalimat yang dibuang di bagian kedua adalah “maka dia berada dalam kehidupan
yang menyusahkan” (‫)فهو في عيشة ساخطة‬.

Dengan dihilangkannya dua kalimat itu, jadilah akhiran dari setiap bagian surat ini
adalah:

‫القارعة‬
‫راضية‬
‫هاوية‬
‫ماهية‬
‫حامية‬

Dalam ilmu balaghah, ini disebut sajak murashsha’.

Surat Al Qari’ah ayat 10

‫َو َما َأ ْد َراكَ َما ِهيَ ْه‬

Tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu?

Seperti disinggung di ayat 3, maa adraaka digunakan terkait alam metafisika yang


pada ayat 10 ini adalah neraka.

Surat Al Qari’ah ayat 11

ٌ‫نَا ٌر َحا ِميَة‬

(Yaitu) api yang sangat panas.

Inilah hakikat haawiyah yang Allah jelaskan. Api yang sangat panas lagi sangat kuat
nyala dan gejolak apinya.

Panasnya api neraka 70 kali lipat dari panasnya api dunia. Sebagaimana sabda
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

ِ ‫نَا ُر ُك ْم ج ُْز ٌء ِم ْن َسب ِْعينَ ج ُْز ًءا ِم ْن ن‬


‫َار َجهَنَّ َم‬
Api kalian merupakan salah satu dari 70 bagian dari api neraka jahanam.

Lantas para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, itu pun sudah mencukupi.” Beliau
bersabda:

‫ت َعلَ ْي ِه َّن بِتِ ْس َع ٍة َو ِستِّينَ ج ُْز ًءا ُكلُّه َُّن ِم ْث ُل َحرِّ هَا‬ ِّ ُ‫ف‬
ْ َ‫ضل‬

Api neraka lebih unggul di atasnya dengan 69 bagian. Yang masing-masing bagian
seperti panasnya api dunia. (HR. Bukhari)

Demikian panasnya api neraka, siksa paling ringan bagi penghuninya akan membuat
otaknya mendidih.

ُ‫َار يَ ْغلِى ِم ْنهُ َما ِد َما ُغه‬ ِ َّ‫ِإ َّن َأ ْه َونَ َأ ْه ِل الن‬
ٍ ‫ار َع َذابًا َم ْن لَهُ نَ ْعالَ ِن َو ِش َرا َكا ِن ِم ْن ن‬

Sesungguhnya siksa penghuni neraka yang paling ringan adalah orang yang
memakai dua sandal dari api neraka hingga otaknya mendidih karenanya. (HR.
Muslim)

Kesimpulan

si kandungan surat al qariah ayat 1-5 adalah proses terjadinya kiamat kubro (besar),
yang menggambarkan bahwa peristiwa kiamat adalah merupakan keajdian yang
sangat hebat, yaitu manusia bagaikan anai-anai yang bertebaran dan gunung-gunung
bagai bulu yang dihambur-hamburkan.

TUGAS PORTOFOLIO

TAFSIR SURAH AL QORIAH


Disusun oleh:

Daffa Alif F

X IPA

Anda mungkin juga menyukai