Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

MOTIF PENELITIAN DAN METODE ILMIAH

Ditujukan Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Metodologi Penelitian Kualitatif

Dosen Pengampu : Dr. A. Turmudi, SH.,M.Ag.

Disusun oleh :

SYIFA FEDIRA AZ-ZAHRA (1905036003)


FARHANA (1905036030)
NABILA ANNISA LUBIS (1905036007)
SEKETI IMAN SAGUPO (1905036026)

S1 PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGOSEMARANG

2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui langsung dari pengalaman,


berdasarkan panca indra, dan diolah oleh akal budi secara spontan. Pada intinya,
pengetahuan bersifat spontan, subjektif dan intuitif. Pengetahuan dapat dibedakan
menjadi pengetahuan non-ilmiah dan pengetahuan pra-ilmiah.Ilmu (sains) berasal dari
Bahasa Latin Scientia yang berarti Knowledge. Ilmu dipahami sebagai proses
penyelidikan yang berdisiplin.Ilmu bertujuan untuk meramalkan dan memahami
gejala-gejala alam.Ilmu pengetahuan ialah pengetahuan yang telah diolah kembali dan
disusun secara metodis, sistematis, konsisten dan koheren.Agar pengetahuan menjadi
ilmu, maka pengetahuan tadi harus dipilah (menjadi suatu bidang tertentu dari
kenyataan) dan disusun secara metodis, sistematis serta konsisten.Tujuannya agar
pengalaman tadi bisa diungkapkan kembali secara lebih jelas, rinci dan setepat-
tepatnya.
Metodis, berarti dalam proses menemukan dan mengolah pengetahuan
menggunakan metode tertentu, tidak serampangan. Sistematis, berarti dalam usaha
menemukan kebenaran dan menjabarkan pengetahuan yang diperoleh, menggunakan
langkah-langkah tertentu yang teratur dan terarah sehingga menjadi suatu keseluruhan
yang terpadu. Metode ilmiah boleh dikatakan suatu pengejaran terhadap kebenaran
yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis.Karena ideal dari ilmu adalah
untuk memperoleh interelasi yang sistematis dari fakta-fakta, maka metode ilmiah
berkehendak untuk mencari jawaban tentang fakta-fakta dengan menggunakan
pendekatan kesangsian sistematis. Karena itu, penelitian dan metode ilmiah
mempunyai hubungan yang dekat sekali, jika tidak dikatakan sama. Dengan adanya
metode ilmiah, pertanyaan-pertanyaan dalam mencari dalil umum akan mudah
terjawab, seperti menjawab seberapa jauh, mengapa begitu, apakah benar, dan
sebagainya.

2
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu penelitian?
2. Bagaimana motif penelitian kualitatif?
3. Apa pentingnya bersikap ilmiah?
4. Apakah bersikap ilmiah di perguruan tinggi itu penting?

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Penelitian
Penelitian berasal dari kata bahasa inggris yang terdiri dari dua kata ”re” yang
berarti lagi atau kembali dan “search” yang berarti mencari atau menguji secara cermat
dan hati-hati untuk mencoba atau membuktikan. Jika digabungkan dua kata tersebut
menjadi kata “research” yang berarti studi atau penyelidikan yang dilakukan secara hati-
hati, sistematis, sabar dalam satu bidang pengetahuan, yang dilakukan untuk menemukan
fakta atau prinsip. 1
Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan itu didasarkan pada ciri-ciri
keilmuan yaitu rasional, empiris, dan sistimatis. Cara yang bersifat ilmiah ini bertujuan
pada saat mencari jawaban dari fenomena yang diteliti bisa tercapai dengan baik sehingga
dapat menghasilkan suatu temuan terbaru, baik berupa temuan yang berdasarkan
penelitian terdahulu ataupun berdasarkan penelitian yang baru.
Beberapa definisi Penelitian:
1. Penelitian adalah suatu keinginan untuk memperoleh data atau informasi yang
sangat berguna, untuk mengetahui sesuatu, memecahkan masalah, atau untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan.
2. Penelitian/Riset suatu kegiatan mengumpulkan, pengolahan, penyajian, dan
analisis data yang dilakukan secara sistimatis dan efisien untuk memecahkan suatu
persoalan atau menguji suatu hipotesis.2
Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian penelitian
adalah suatu kegiatan ilmiah yang dilakukan untuk mengetahui dan mencari jawaban atas
suatu permasalahan yang diteliti melalui proses metode ilmiah yakni dilakukan secara
sistematis dan objektif yang melibatkan unsur penalaran dan observasi, sehingga hasil
dari penelitian tersebut bisa dipercaya dan dapat dipertanggungjawabkan.

1
Restu Kartiko Widi, Asas Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), hal. 40-41
2
Dr. Anak Agung Putu Agung, M.Si.,Metodologi Penelitian Bisnis, (Malang: universitas Brawijaya
Press,2017), hal.2-3.

4
B. Motif Penelitian Kualitatif
a. Motif
Secara etimologis, Motif atau dalam bahasa Inggrisnya motive, berasal
darikata motion yang berarti gerakan atau sesuatu yang bergerak. Jadi, istilah Motif
erat kaitannya dengan gerak, yakni gerakan yang dilakukan oleh manusia atau disebut
juga perbuatan atau tingkah laku. Motif dalam psikologi berarti rangsangan,dorongan,
atau pembangkit tenaga bagi terjadinya suatu tingkah laku.3 Dapat dikatakan
bahwasannya motif adalah kondisi seseorang yang mendorong untuk mencari suatu
kepuasan atau mencapai suatu tujuan. Misalnya seseorang ingin melakukan penelitian
maka motif penelitian seseorang itu berkeinginan untuk terus mendorong dirinya
untuk mencapai kepuasan mencapai apa yang ia tuju serta untuk membuktikan
kebenaran dalam sebuah peristiwa yang ingin ia teliti. Motif juga merupakan suatu
alasan atau dorongan yang menyebabkan seseorang berbuat sesuatu, melakukan
tindakan, atau bersikap tertentu. motif merupakan suatu pengertian yang mencukupi
semua penggerak, alasan, atau dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan ia
berbuat sesuatu. Semua tingkah laku manusia pada hakikatnya mempunyai motif.4
Tingkah laku juga disebut tingkah laku secara refleks dan berlangsung secara
otomatis dan mempunyai maksud-maksud tertentu walaupun maksud itu tidak
senantiasa sadar bagi manusia.
b. Penelitian Kualitatif
Menurut Lexy J. Moloeng (2004:6) mendefinisikan penelitian kualitatif
sebagai penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang
dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll.,
secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada
suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode
alamiah. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif.5
Untuk lebih mudahnya penelitian kualitatif merupakan mengamati suatu objek atau

3
Farid Hamid, MOTIF PEMILIHAN METODE PENELITIAN DALAM PENYUSUNAN SKRIPSI (STUDI PADA
MAHASISWA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA), Jurnal Ilmu
Ekonomi dan Sosial, Volume 5, Nomor 3, November 2016, hal. 282.
4
Lilis Indahsari, Motif Penelitian dan Pengembangan Menurut VD Akker dalam Buku An Introduction to
Educational Design Research, https://portalpasuruan.pikiran-rakyat.com/iptek-pendidikan/pr-
1371660191/motif-penelitian-dan-pengembangan-menurut-vd-akker-dalam-buku-an-introduction-to-
educational-design-research. diakses 24 Maret 2021, 06:00 WIB

5
Farid Hamid, MOTIF PEMILIHAN....,hal. 282

5
langkah-langkah sesuatu yang harus ditempuh kebenerannya secara ilmiah yang mana
penelitian ini lebih mengandalkan akal yang sehat untuk mencerna kebenaran.

c. Motif Penelitian Kualitatif


Sebagaimana yang telah dijelaskan diatas motif penelitian kualitatif adalah
sebuah dorongan untuk mencari suatu kepuasan atau mencapai suatu tujuan. Misalnya
seseorang ingin melakukan penelitian maka motif penelitian seseorang itu
berkeinginan untuk terus mendorong dirinya untuk mencapai kepuasan mencapai apa
yang ia tuju serta untuk membuktikan kebenaran dalam sebuah peristiwa yang ingin ia
teliti.
Berikut beberapa karakteristik motif penelitian kualitatif
1. Penelitian Kualitatif Lebih Mudah Ketimbang Penelitian Kuantitatif.
Kebanyakan dari berbagai mahasiswa menganggap bahwa jenis penelitian
kualitatif lebih mudah dipahami jika dibandingkan dengan jenis penelitian
kuantitatif. Dalam penelitian ini, asumsi tersebut tercantum pada jurnal yang telah
ditulis oleh farid Hamid bahwasannya motif penelitian ini berkaitan dengan teori
maupun materi. Dalam jurnal tersebut mengatakan dalam memandang penelitian
kuantitatif yang dirasakan lebih sulit ketimbang kualitatif. Menurut saya sendiri
saya tidak terlalu tertarik kuantitatif . karena berhubungan dengan data-data dan
hitung-hitungan, jadi lebih menarik di kualitatif.6
Oleh karena itu Pernyataan-pernyataan diatas menunjukkan bahwa
pemilihan metode penelitian oleh mahasiswa tidak didasarkan pada fenomena
yang akan diteliti tapi lebih pada faktor jenis metode penelitiannya. Mahasiswa
sering menentukan jenis penelitian yang akan dipakai dalam skripsi berdasarkan
faktor kemudahan saja atau karena jenis penelitian ini yang sering digunakan oleh
mahasiswa-mahasiswa sebelumnya. Selain itu penelitian kualitatif dianggap
menaring karena tidak menggunakan data-data berupa angka dan hitungan
statistik matematik, seperti terlihat dari pernyataan-pernyataan diatas. Kondisi ini
menunjukkan kekurang pahaman mahasiswa terhadap karakteristik metode
penelitian yang ada.
2. Penelitian Kualitatif lebih sesuai dengan fenomena yang diteliti

6
Ibid,,, hal.284

6
Argumentasi informan dalam jurnal yang ditulis farid hamid mengatakan
bahwasannya memilih penelitian kualitatif ketimbang kuantitatif pada
kategorisasi yang kedua ini menunjukkan adanya pemahaman yang cukup
mengenai metode penelitian yang digunakan Lebih spesifik. Pada dasarnya ada
dua alasannya secara spesifik memilih penelitian kualitaatif; pertama, karena
penelitian ini lebih mencoba mendeskripsikan dan menganalisis tentang fenomena
yang akan diteliti Kedua, dari segi pemahaman antara kuantitatif dan kualitatif
lebih memahami penelitian kualitatif. Seperti yang telah dijelaskan oleh dosen kita
bapak Turmudzi bahwasannya penelitian kualitatif lebih mengandalkan akal yang
sehat melalui pemikiran secara realistis.
3. Penelitian kualitatif memiliki setting yang alamiah sebagaimana sumber datanya
yang langsung dan peneliti adalah sebagai instrumen kuncinya.
4. Penelitian Kualitatif adalah bersifat deskriptif.
5. Para peneliti kualitaif lebih berkenaan dengan proses daripada dengan hasil
(outcomes or products). Yang maksudnya mengutamakan proses dibandingkan
hasil. Penelitian kualitatif lebih berfokus pada munculnya gejala. Dengan kata
lain, peneliti tidak mencari jawaban atas pertanyaan “apa” namun “mengapa”.
6. Para peneliti kualitatif cenderung menganalisis datanya secara induktif (empiris-
rasional atau bottom up). Maksudnya metode ini dipakai untuk memperoleh
grounded theory, yaitu teori yang berasal dari data dan bukan berasal dari
hipotesis.
Dengan demikian penelitiannya bersifat generating theory.

C. Memahami penting sikap ilmiah

a. Definisi Metode Ilmiah

Metode merupakan prosedur atau cara seseorang dalam melakukan suatu


kegiatan untuk mempermudah memecahkan masalah secara teratur, sistematis, dan
terkontrol. Ilmiah adalah sesuatu keilmuan untuk mendapatkan pengetahuan secara
alami berdasarkan bukti fisis. Metode ilmiah adalah cara kerja dari ilmu pengetahuan,
bersifat ilmiah serta merupakan langkah-langkah sistematis yang digunakan dalam
ilmu-ilmu tertentu baik direfleksikan atau diterima begitu saja. Selain itu metode
ilmiah juga dapat diartikan sebagai suatu proses atau cara keilmuan dalam melakukan

7
proses ilmiah (science project) untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis
berdasarkan bukti fisis. Cara untuk memperoleh pengetahuan atau kebenaran pada
metode ilmiah haruslah diatur oleh pertimbangan-pertimbangan yang logis
(McCleary, 1998).

b. Pentingnya metode ilmiah

Ilmu pengetahuan seringkali berhubungan dengan fakta, maka cara


mendapatkannya, jawaban-jawaban dari semua pertanyaan yang ada pun harus secara
sistematis berdasarkan fakta-fakta yang ada. Hubungan antara penelitian dan metode
ilmiah adalah sangat erat atau bahkan tak terpisahkan satu dengan lainnya. Intinya
bahwa metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap
penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran. Dengan adanya metode ilmiah ini
pertanyaan-pertanyaan dasar dalam mencari kebenaran seperti apakah yang dimaksud,
apakah benar demikian, mengapa begini/begitu, seberapa jauh, bagaimana hal tersebut
terjadi dan sebagainya, akan lebih mudah terjawab. Beberapa kegunaan metode ilmiah
dalam kehidupan manusia antara lain :

1. Membantu memecahkan permasalahan dengan penalaran dan pembuktian yang


memuaskan.
2. Menguji hasil penelitian orang lain sehingga diperoleh kebenaran yang objektif.
3. Memecahkan atau menemukan jawaban rahasia alam yang sebelumnya masih teka
teki.

c. Kriteria Metode ilmiah

Agar suatu metode yang digunakan dalam penelitian disebut metode ilmiah,
maka metode tersebut harus mempunyai kriteria sebagai berikut :

1. Berdasarkan fakta. Keterangan-keterangan yang ingin diperoleh dalam penelitian,


baik yang akan dikumpulkan dan yang dianalisa haruslah berdasarkan fakta-fakta
yang nyata. Janganlah penemuan atau pembuktian didasar-kan pada daya khayal,
kira-kira, legenda-legenda atau kegiatan sejenis.
2. Bebas dari Prasangka. Metode ilmiah harus mempunyai sifat bebas prasangka,
bersih dan jauh dari pertimbangan subjektif.Menggunakan suatu fakta haruslah

8
dengan alasan dan bukti yang lengkap dan dengan pembuktian yang objektif.
Apabila hasil dari suatu penelitian, misalnya, menunjukan bahwa ada ketidak
sesuaian dengan hipotesis, maka kesimpulan yang diambil haruslah merujuk
kepada hasil tersebut, meskipun katakanlah, hal tersebut tidak disukai oleh pihak
pemberi dana.
3. Menggunakan Prinsip Analisa. Dalam memahami serta memberi arti terhadap
fenomena yang kompleks, harus digunakan prinsip analisa.Semua masalah harus
dicari sebab-musabab serta pemecahannya dengan menggunakan analisa yang
logis, Fakta yang mendukung tidaklah dibiarkan sebagaimana adanya atau hanya
dibuat deskripsinya saja.Tetapi semua kejadian harus dicari sebab-akibat dengan
menggunakan analisa yang tajam.
4. Menggunakan Hipotesa. Dalam metode ilmiah, peneliti harus dituntun dalam
proses berpikir dengan menggunakan analisa. Hipotesa harus ada untuk
menyimpulkkan persoalan serta memadu jalan pikiran ke arah tujuan yang ingin
dicapai sehingga hasil yang ingin diperoleh akan mengenai sasaran dengan tepat.
Hipotesa merupakan pegangan yang khas dalam menuntun jalan pikiran peneliti.
5. Menggunakan Ukuran Obyektif. Seorang peneliti harus selalu bersikap objektif
dalam mencari kebenaran.Semua data dan fakta yang tersaji harus disajikan dan
dianalisis secara objektif. Pertimbangan dan penarikan kesimpulan harus
menggunakan pikiran yang jernih dan tidak berdasarkan perasaan
6. Menggunakan Teknik Kuantifikasi. Dalam memperlakukan data ukuran
kuantitatif yang lazim harus digunakan, kecuali untuk artibut-artibut yang tidak
dapat dikuantifikasikan Ukuran-ukuran seperti ton, mm, per detik, ohm, kilogram,
dan sebagainya harus selalu digunakan.

d. Sikap Ilmiah

Beberapa karakter peneliti :

1. Daya nalar tinggi


2. Daya Ingat kuat dan logis
3. Akurat
4. Konsentrasi tinggi, tidak mudah putus asa
5. Kooperatif, terbuka, koordinatif
6. Tekun, sabar
9
7. Bersemangat tinggi dan mempunyai mo6vasi yang kuat
8. JUJUR dan bertanggung jawab.

D. Urgensi sikap ilmiah di perguruan tinggi


Aspek penting dalam pengetahuan adalah aspek afektif atau sikap atau dalam
pembelajaran. Kesadaran akan dampak baik dan buruk perkembangan ilmu pengetahuan
karena sangat penting bagi kebaikan manusia itu sendiri dan di sinilah sikap ilmiah sangat
diperlukan. Sikap ilmiah tidak hanya berarti sifat dasar manusia yang memiliki rasa ingin
tahu namun juga menekankan pada nilai kepedulian dan menghormati nilai dari ilmu
pengetahuan yang ada. Pendidikan memegang peran penting dalam menanam sikap
ilmiah kepada mahasiwa, untuk menumbuhkan pribadi yang tidak hanya cerdas
intelektual, namun juga matang secara emosional.
Pentingnya sikap ilmiah yang harus dimiliki oleh mahasiswa juga dapat
memahamai, menguasai, dan memiliki sikap ilmiah pada dirinya sendiri sehingga pada
pembelajaran perkuliahan perlu dimotivasi untuk mengembangkan sikap ilmiah tersebut,
sikap ilmiah juga sangat menentukan keberhasilan seorang mahasiwa untuk mencapai
ketuntasan/keberhasilan dalam proses pembelajaran.7
a. Peranan Penelitian
Cooper (2004) mengidentifikasi pentingnya mempelajari metodologi
penelitian, yaitu: memberi pengetahuan dan keahlian untuk memecahkan masalah
serta serta adanya tantangan serta kesempatan untuk pengambilan keputusan dengan
cepat dan tepat.
Tiga factor yang mendorong pentingnya pendekatan ilmiah dalam
pengambilan keputusan bisnis yaitu:
1. Manager sangat membutuhkan informasi yang lebih banyak dan lebih baik.
2. Tersedianya alat serta Teknik yang lebih baik untuk memperoleh informasi.
3. Hasil informasi tidak memadai jika tenaga yang ada tidak mempunyai
pengetahuan serta disiplin yang diperlukan.
b. Pendekatan Memperoleh Kebenaran
1. Penemuan kebenaran melalui pendekatan wahyu.
2. Penemuan kebenaran melalui pendekatan non ilmiah.
➢ Pendekatan akal sehat.

7
Anderson, L.W., Krathwohl, D.R., and Airasian, P.W., 2001. A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assesing,
A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives. New York: Addison Wesley Longman, Inc. Hal.

10
➢ Pendekatan kebetulan.
➢ Pendekatan trial dan error.
➢ Pendekatan intuitif.
➢ Pendekatan otoritas.
c. Penemuan kebenaran melalui pendekatan ilmiah
1. Timbul rasa sulit.
2. Perumusan rasa sulit.
3. Merumuskan berbagai alternatif pemecahan.
4. Melakukan pembuktian.
d. Berpikir sikap ilmiah
Adanya sikap ilmiah dapat membuat mahasiswa untuk berpikir secara ilmiah, yaitu:
1. Berpikir Skeptik yaitu selalu menanyakan bukti atau fakta yang dapat mendukung
setiap pernyataan.
2. Berpikir Analitik yaitu menganalisis setiap pernyataan atau persoalan, mana yang
revelan, mana tidak releva, mana yang utama dan mana yang tidak utama.
3. Berpikir kritik dan Kritis yaitu selalu mendasarkan pendapat pada logika dan
mampu menimbang berbagai hal secara objektif.

11
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
penelitian adalah suatu kegiatan ilmiah yang dilakukan untuk mengetahui dan
mencari jawaban atas suatu permasalahan yang diteliti melalui proses metode ilmiah
yakni dilakukan secara sistematis dan objektif yang melibatkan unsur penalaran dan
observasi, sehingga hasil dari penelitian tersebut bisa dipercaya dan dapat
dipertanggungjawabkan. Dalam penelitian terdapat dua kategori yaitu penelitian
kualitatif dan kuantitatif untuk mata kuliah ini kita akan menjelaskan mengenai
penelitian kualitatif sebagaimana perlu kita ketahui apa motif penelitian kualittif itu,
motif penelitian kualitatif adalah sebuah dorongan untuk mencari suatu kepuasan atau
mencapai suatu tujuan. Misalnya seseorang ingin melakukan penelitian maka motif
penelitian seseorang itu berkeinginan untuk terus mendorong dirinya untuk mencapai
kepuasan mencapai apa yang ia tuju serta untuk membuktikan kebenaran dalam
sebuah peristiwa yang ingin ia teliti. Dalam peneliian tidak akan jauh dengan yang
mana metode ilmiah yang mana metode ilmiah adalah suatu proses atau cara keilmuan
dalam melakukan proses ilmiah (science project) untuk memperoleh pengetahuan
secara sistematis berdasarkan bukti fisis.
Kriteria yang termasuk ke dalam metode ilmiah adalah :
Berdasarkan fakta, bebas dari prasangka, menggunakan prinsip-prinsip analisa,
menggunakan hipotesis, menggunakan ukuran objektif dan menggunakan teknik
kuantifikasi.
Tidak hanya itu sikap ilmiah juga penting dalam perguruan tinggi masyarakat
itu bisa membedakan mana yang mahasiswa mana yang hanya remaja biasa bisa
dilihat dari sikap maupun ucapan mereka sehingga pentingnya sikap ilmiah yang
harus dimiliki oleh mahasiswa juga dapat memahamai, menguasai, dan memiliki
sikap ilmiah pada dirinya sendiri sehingga pada pembelajaran perkuliahan perlu
dimotivasi untuk mengembangkan sikap ilmiah tersebut, sikap ilmiah juga sangat
menentukan keberhasilan seorang mahasiwa untuk mencapai ketuntasan/keberhasilan
dalam proses pembelajaran.

12
DAFTAR PUSTAKA

Widi, Kartiko R., 2010, Asas Metodologi Penelitian, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Agung, Anak A.P., 2017, Metodologi Penelitian Bisnis, universitas brawijaya press, Malang.

Hamid, Farid., 2016. MOTIF PEMILIHAN METODE PENELITIAN DALAM


PENYUSUNAN SKRIPSI (STUDI PADA MAHASISWA FAKULTAS ILMU
KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA), Jurnal Ilmu Ekonomi
dan Sosial, Volume 5, Nomor 3, November 2016.

Lilis Indahsari, 2021. Motif Penelitian dan Pengembangan Menurut VD Akker dalam Buku
An Introduction to Educational Design Research, https://portalpasuruan.pikiran-
rakyat.com/iptek-pendidikan/pr-1371660191/motif-penelitian-dan-pengembangan-
menurut-vd-akker-dalam-buku-an-introduction-to-educational-design-research.
diakses 24 Maret 2021.

Anderson, L.W., Krathwohl, D.R., and Airasian, P.W., 2001. A Taxonomy for Learning,
Teaching, and Assesing, A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational
Objectives. New York: Addison Wesley Longman, Inc.

13

Anda mungkin juga menyukai