Disusun oleh :
S1 PERBANKAN SYARIAH
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
2
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu penelitian?
2. Bagaimana motif penelitian kualitatif?
3. Apa pentingnya bersikap ilmiah?
4. Apakah bersikap ilmiah di perguruan tinggi itu penting?
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Penelitian
Penelitian berasal dari kata bahasa inggris yang terdiri dari dua kata ”re” yang
berarti lagi atau kembali dan “search” yang berarti mencari atau menguji secara cermat
dan hati-hati untuk mencoba atau membuktikan. Jika digabungkan dua kata tersebut
menjadi kata “research” yang berarti studi atau penyelidikan yang dilakukan secara hati-
hati, sistematis, sabar dalam satu bidang pengetahuan, yang dilakukan untuk menemukan
fakta atau prinsip. 1
Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan itu didasarkan pada ciri-ciri
keilmuan yaitu rasional, empiris, dan sistimatis. Cara yang bersifat ilmiah ini bertujuan
pada saat mencari jawaban dari fenomena yang diteliti bisa tercapai dengan baik sehingga
dapat menghasilkan suatu temuan terbaru, baik berupa temuan yang berdasarkan
penelitian terdahulu ataupun berdasarkan penelitian yang baru.
Beberapa definisi Penelitian:
1. Penelitian adalah suatu keinginan untuk memperoleh data atau informasi yang
sangat berguna, untuk mengetahui sesuatu, memecahkan masalah, atau untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan.
2. Penelitian/Riset suatu kegiatan mengumpulkan, pengolahan, penyajian, dan
analisis data yang dilakukan secara sistimatis dan efisien untuk memecahkan suatu
persoalan atau menguji suatu hipotesis.2
Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian penelitian
adalah suatu kegiatan ilmiah yang dilakukan untuk mengetahui dan mencari jawaban atas
suatu permasalahan yang diteliti melalui proses metode ilmiah yakni dilakukan secara
sistematis dan objektif yang melibatkan unsur penalaran dan observasi, sehingga hasil
dari penelitian tersebut bisa dipercaya dan dapat dipertanggungjawabkan.
1
Restu Kartiko Widi, Asas Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), hal. 40-41
2
Dr. Anak Agung Putu Agung, M.Si.,Metodologi Penelitian Bisnis, (Malang: universitas Brawijaya
Press,2017), hal.2-3.
4
B. Motif Penelitian Kualitatif
a. Motif
Secara etimologis, Motif atau dalam bahasa Inggrisnya motive, berasal
darikata motion yang berarti gerakan atau sesuatu yang bergerak. Jadi, istilah Motif
erat kaitannya dengan gerak, yakni gerakan yang dilakukan oleh manusia atau disebut
juga perbuatan atau tingkah laku. Motif dalam psikologi berarti rangsangan,dorongan,
atau pembangkit tenaga bagi terjadinya suatu tingkah laku.3 Dapat dikatakan
bahwasannya motif adalah kondisi seseorang yang mendorong untuk mencari suatu
kepuasan atau mencapai suatu tujuan. Misalnya seseorang ingin melakukan penelitian
maka motif penelitian seseorang itu berkeinginan untuk terus mendorong dirinya
untuk mencapai kepuasan mencapai apa yang ia tuju serta untuk membuktikan
kebenaran dalam sebuah peristiwa yang ingin ia teliti. Motif juga merupakan suatu
alasan atau dorongan yang menyebabkan seseorang berbuat sesuatu, melakukan
tindakan, atau bersikap tertentu. motif merupakan suatu pengertian yang mencukupi
semua penggerak, alasan, atau dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan ia
berbuat sesuatu. Semua tingkah laku manusia pada hakikatnya mempunyai motif.4
Tingkah laku juga disebut tingkah laku secara refleks dan berlangsung secara
otomatis dan mempunyai maksud-maksud tertentu walaupun maksud itu tidak
senantiasa sadar bagi manusia.
b. Penelitian Kualitatif
Menurut Lexy J. Moloeng (2004:6) mendefinisikan penelitian kualitatif
sebagai penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang
dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll.,
secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada
suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode
alamiah. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif.5
Untuk lebih mudahnya penelitian kualitatif merupakan mengamati suatu objek atau
3
Farid Hamid, MOTIF PEMILIHAN METODE PENELITIAN DALAM PENYUSUNAN SKRIPSI (STUDI PADA
MAHASISWA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA), Jurnal Ilmu
Ekonomi dan Sosial, Volume 5, Nomor 3, November 2016, hal. 282.
4
Lilis Indahsari, Motif Penelitian dan Pengembangan Menurut VD Akker dalam Buku An Introduction to
Educational Design Research, https://portalpasuruan.pikiran-rakyat.com/iptek-pendidikan/pr-
1371660191/motif-penelitian-dan-pengembangan-menurut-vd-akker-dalam-buku-an-introduction-to-
educational-design-research. diakses 24 Maret 2021, 06:00 WIB
5
Farid Hamid, MOTIF PEMILIHAN....,hal. 282
5
langkah-langkah sesuatu yang harus ditempuh kebenerannya secara ilmiah yang mana
penelitian ini lebih mengandalkan akal yang sehat untuk mencerna kebenaran.
6
Ibid,,, hal.284
6
Argumentasi informan dalam jurnal yang ditulis farid hamid mengatakan
bahwasannya memilih penelitian kualitatif ketimbang kuantitatif pada
kategorisasi yang kedua ini menunjukkan adanya pemahaman yang cukup
mengenai metode penelitian yang digunakan Lebih spesifik. Pada dasarnya ada
dua alasannya secara spesifik memilih penelitian kualitaatif; pertama, karena
penelitian ini lebih mencoba mendeskripsikan dan menganalisis tentang fenomena
yang akan diteliti Kedua, dari segi pemahaman antara kuantitatif dan kualitatif
lebih memahami penelitian kualitatif. Seperti yang telah dijelaskan oleh dosen kita
bapak Turmudzi bahwasannya penelitian kualitatif lebih mengandalkan akal yang
sehat melalui pemikiran secara realistis.
3. Penelitian kualitatif memiliki setting yang alamiah sebagaimana sumber datanya
yang langsung dan peneliti adalah sebagai instrumen kuncinya.
4. Penelitian Kualitatif adalah bersifat deskriptif.
5. Para peneliti kualitaif lebih berkenaan dengan proses daripada dengan hasil
(outcomes or products). Yang maksudnya mengutamakan proses dibandingkan
hasil. Penelitian kualitatif lebih berfokus pada munculnya gejala. Dengan kata
lain, peneliti tidak mencari jawaban atas pertanyaan “apa” namun “mengapa”.
6. Para peneliti kualitatif cenderung menganalisis datanya secara induktif (empiris-
rasional atau bottom up). Maksudnya metode ini dipakai untuk memperoleh
grounded theory, yaitu teori yang berasal dari data dan bukan berasal dari
hipotesis.
Dengan demikian penelitiannya bersifat generating theory.
7
proses ilmiah (science project) untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis
berdasarkan bukti fisis. Cara untuk memperoleh pengetahuan atau kebenaran pada
metode ilmiah haruslah diatur oleh pertimbangan-pertimbangan yang logis
(McCleary, 1998).
Agar suatu metode yang digunakan dalam penelitian disebut metode ilmiah,
maka metode tersebut harus mempunyai kriteria sebagai berikut :
8
dengan alasan dan bukti yang lengkap dan dengan pembuktian yang objektif.
Apabila hasil dari suatu penelitian, misalnya, menunjukan bahwa ada ketidak
sesuaian dengan hipotesis, maka kesimpulan yang diambil haruslah merujuk
kepada hasil tersebut, meskipun katakanlah, hal tersebut tidak disukai oleh pihak
pemberi dana.
3. Menggunakan Prinsip Analisa. Dalam memahami serta memberi arti terhadap
fenomena yang kompleks, harus digunakan prinsip analisa.Semua masalah harus
dicari sebab-musabab serta pemecahannya dengan menggunakan analisa yang
logis, Fakta yang mendukung tidaklah dibiarkan sebagaimana adanya atau hanya
dibuat deskripsinya saja.Tetapi semua kejadian harus dicari sebab-akibat dengan
menggunakan analisa yang tajam.
4. Menggunakan Hipotesa. Dalam metode ilmiah, peneliti harus dituntun dalam
proses berpikir dengan menggunakan analisa. Hipotesa harus ada untuk
menyimpulkkan persoalan serta memadu jalan pikiran ke arah tujuan yang ingin
dicapai sehingga hasil yang ingin diperoleh akan mengenai sasaran dengan tepat.
Hipotesa merupakan pegangan yang khas dalam menuntun jalan pikiran peneliti.
5. Menggunakan Ukuran Obyektif. Seorang peneliti harus selalu bersikap objektif
dalam mencari kebenaran.Semua data dan fakta yang tersaji harus disajikan dan
dianalisis secara objektif. Pertimbangan dan penarikan kesimpulan harus
menggunakan pikiran yang jernih dan tidak berdasarkan perasaan
6. Menggunakan Teknik Kuantifikasi. Dalam memperlakukan data ukuran
kuantitatif yang lazim harus digunakan, kecuali untuk artibut-artibut yang tidak
dapat dikuantifikasikan Ukuran-ukuran seperti ton, mm, per detik, ohm, kilogram,
dan sebagainya harus selalu digunakan.
d. Sikap Ilmiah
7
Anderson, L.W., Krathwohl, D.R., and Airasian, P.W., 2001. A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assesing,
A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives. New York: Addison Wesley Longman, Inc. Hal.
10
➢ Pendekatan kebetulan.
➢ Pendekatan trial dan error.
➢ Pendekatan intuitif.
➢ Pendekatan otoritas.
c. Penemuan kebenaran melalui pendekatan ilmiah
1. Timbul rasa sulit.
2. Perumusan rasa sulit.
3. Merumuskan berbagai alternatif pemecahan.
4. Melakukan pembuktian.
d. Berpikir sikap ilmiah
Adanya sikap ilmiah dapat membuat mahasiswa untuk berpikir secara ilmiah, yaitu:
1. Berpikir Skeptik yaitu selalu menanyakan bukti atau fakta yang dapat mendukung
setiap pernyataan.
2. Berpikir Analitik yaitu menganalisis setiap pernyataan atau persoalan, mana yang
revelan, mana tidak releva, mana yang utama dan mana yang tidak utama.
3. Berpikir kritik dan Kritis yaitu selalu mendasarkan pendapat pada logika dan
mampu menimbang berbagai hal secara objektif.
11
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
penelitian adalah suatu kegiatan ilmiah yang dilakukan untuk mengetahui dan
mencari jawaban atas suatu permasalahan yang diteliti melalui proses metode ilmiah
yakni dilakukan secara sistematis dan objektif yang melibatkan unsur penalaran dan
observasi, sehingga hasil dari penelitian tersebut bisa dipercaya dan dapat
dipertanggungjawabkan. Dalam penelitian terdapat dua kategori yaitu penelitian
kualitatif dan kuantitatif untuk mata kuliah ini kita akan menjelaskan mengenai
penelitian kualitatif sebagaimana perlu kita ketahui apa motif penelitian kualittif itu,
motif penelitian kualitatif adalah sebuah dorongan untuk mencari suatu kepuasan atau
mencapai suatu tujuan. Misalnya seseorang ingin melakukan penelitian maka motif
penelitian seseorang itu berkeinginan untuk terus mendorong dirinya untuk mencapai
kepuasan mencapai apa yang ia tuju serta untuk membuktikan kebenaran dalam
sebuah peristiwa yang ingin ia teliti. Dalam peneliian tidak akan jauh dengan yang
mana metode ilmiah yang mana metode ilmiah adalah suatu proses atau cara keilmuan
dalam melakukan proses ilmiah (science project) untuk memperoleh pengetahuan
secara sistematis berdasarkan bukti fisis.
Kriteria yang termasuk ke dalam metode ilmiah adalah :
Berdasarkan fakta, bebas dari prasangka, menggunakan prinsip-prinsip analisa,
menggunakan hipotesis, menggunakan ukuran objektif dan menggunakan teknik
kuantifikasi.
Tidak hanya itu sikap ilmiah juga penting dalam perguruan tinggi masyarakat
itu bisa membedakan mana yang mahasiswa mana yang hanya remaja biasa bisa
dilihat dari sikap maupun ucapan mereka sehingga pentingnya sikap ilmiah yang
harus dimiliki oleh mahasiswa juga dapat memahamai, menguasai, dan memiliki
sikap ilmiah pada dirinya sendiri sehingga pada pembelajaran perkuliahan perlu
dimotivasi untuk mengembangkan sikap ilmiah tersebut, sikap ilmiah juga sangat
menentukan keberhasilan seorang mahasiwa untuk mencapai ketuntasan/keberhasilan
dalam proses pembelajaran.
12
DAFTAR PUSTAKA
Widi, Kartiko R., 2010, Asas Metodologi Penelitian, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Agung, Anak A.P., 2017, Metodologi Penelitian Bisnis, universitas brawijaya press, Malang.
Lilis Indahsari, 2021. Motif Penelitian dan Pengembangan Menurut VD Akker dalam Buku
An Introduction to Educational Design Research, https://portalpasuruan.pikiran-
rakyat.com/iptek-pendidikan/pr-1371660191/motif-penelitian-dan-pengembangan-
menurut-vd-akker-dalam-buku-an-introduction-to-educational-design-research.
diakses 24 Maret 2021.
Anderson, L.W., Krathwohl, D.R., and Airasian, P.W., 2001. A Taxonomy for Learning,
Teaching, and Assesing, A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational
Objectives. New York: Addison Wesley Longman, Inc.
13