Anda di halaman 1dari 7

Hiu biru

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Hiu biru

Rentang fosil: Miosen-sekarang[1]

PreЄ

Pg

N

Status konservasi
Hampir Terancam (IUCN 3.1)[2]

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan: Animalia

Filum: Chordata

Kelas: Chondrichthyes

Ordo: Carcharhiniformes

Famili: Carcharhinidae

Genus: Prionace

Spesies: P. glauca

Nama binomial

Prionace glauca

(Linnaeus, 1758)

Persebaran
Seekor hiu biru

Hiu biru atau cucut biru besar (Prionace glauca) adalah spesies hiu dari
famili Carcharhinidae, yang menghuni lautan tropis dan subtropis di seluruh dunia. Hiu
ini menyukai air yang lebih dingin[3] dan mampu berkelana sejauh jarak New
England ke Amerika Selatan. Hiu biru diklasifikasikan sebagai spesies mendekati
terancam oleh IUCN.
Meski cenderung lamban, hiu biru dapat bergerak dengan gesit. Hiu biru adalah hewan
vivipar yang mampu mengeluarkan 25 sampai 100 anak lebih dalam sekali melahirkan.
Makanan utamanya adalah ikan kecil dan cumi-cumi, meski kadang juga memakan
mangsa yang lebih besar. Hiu ini diketahui dapat hidup hingga lebih dari 20 tahun.[4]

Penampilan[sunting | sunting sumber]


Hiu biru bertubuh cerah dengan sirip punggung yang panjang. Sebagaimana hiu
kebanyakan, hiu ini memiliki warna yang kontras: tubuh bagian atas berwarna biru
gelap, lebih cerah di bagian samping dan putih di bagian bawah. Hiu jantan memiliki
panjang 182–282 m (597–925 ft) saat dewasa, sedangkan betina berukuran lebih besar
dengan panjang 22–33 m (72–108 ft) saat dewasa.[5] Spesimen besar dapat tumbuh
hingga 38 m (125 ft). Kadang-kadang, hiu biru dengan ukuran lebih besar dilaporkan
dengan panjang 6,1 m (20 kaki), meski belum dapat didokumentasikan secara ilmiah.
Hiu biru bertubuh ramping dengan berat 27–55 kg (60–121 pon) pada jantan dan 93–
182 kg (205–401 pon) pada betina.[6][7][8] Panjang betina bisa mencapai 3 m (9,8 ft) dan
berat 204 kg (450 pon). Spesimen hiu terberat sebesar 391 kg (862 pon).[9] Hiu ini
termasuk hewan ektotermik dan mempunyai indera penciuman yang unik.

Mata

Rahang

Gigi atas

Gigi bawah

Reproduksi[sunting | sunting sumber]


Punggung hiu biru

Mereka adalah hewan vivipar, dan dapat mengeluarkan 4 hingga 135 sekali melahirkan.
Masa bunting antara sembilan dan 12 bulan. Betina dewasa pada usia lima hingga
enam tahun dan jantan pada usia empat hingga lima tahun. Ritual perkawinan
dilakukan dengan jantan menggigit kulit betina karena spesimen dewasa dikenali
berdasarkan ada atau tidak adanya bekas luka gigitan. Hiu biru betina telah beradaptasi
dengan ritual perkawinan itu dengan menumbuhkan kulit yang tiga kali lebih tebal dari
kulit jantan.[3]

Ekologi[sunting | sunting sumber]


Habitat[sunting | sunting sumber]
Hiu biru adalah hiu yang ditemukan di zona pelagik di perairan beriklim sedang dan
tropis dari permukaan air sampai sekitar 350 m (1.150 ft)[10] di bawah permukaan. Di laut
yang beriklim sedang, ia dapat berenang mendekati pantai, di mana ia dapat dilihat oleh
penyelam; sementara di perairan tropis, ia menghuni kedalaman yang lebih dalam.
Habitatnya mulai dari Norwegia di utara dan Chili di selatan. Hiu biru ditemukan di lepas
pantai setiap benua, kecuali Antartika. Di Samudera Pasifik mereka banyak ditemui
antara 20 ° dan 50 ° LU, tetapi dengan fluktuasi musiman yang kuat. Di daerah tropis, ia
menyebar secara merata antara 20 ° LU an 20 ° LS.[3] Ia menyukai suhu air antara 12
dan 20 ° C (54-68 ° F), namun dapat pula hidup pada suhu air antara 7 hingga 25 ° C
(45- 77 ° F).
Makanan[sunting | sunting sumber]
Cumi-cumi adalah makanan utama bagi hiu biru, selain itu juga invertebrata lain,
seperti sotong dan gurita, serta lobster, udang, kepiting, sejumlah besar ikan
bertulang, hiu kecil, bangkai mamalia, dan sesekali burung laut. Lemak paus dan
lumba-lumba pernah ditemukan pada perut spesimen yang ditangkap dan mereka
diketahui kerap mencuri ikan kod dari jaring pukat.[3] Hiu biru diketahui bekerja bersama
dalam kelompok untuk menggiring mangsa ke dalam kepungan di mana mereka dapat
dengan mudah memakannya. Perilaku menggiring mereka tidak menggangu berbagai
spesies hiu di sekitarnya karena mereka biasanya mengejar mangsa bersama.[11] Hiu
biru dapat berenang dengan cepat, memungkinkan untuk mengejar mangsa dengan
mudah. Giginya yang berbentuk segitiga memudahkannya menangkap mangsa yang
berkulit licin.
Predator[sunting | sunting sumber]
Individu muda dan kecil dapat dimakan oleh hiu yang lebih besar, seperti hiu
putih dan hiu harimau. Paus pembunuh juga dilaporkan memakan hiu biru.[12] Hiu ini
dapat menampung beberapa spesies parasit. Hiu biru adalah inang cacing
pita Pelichnibothrium speciosum. Mereka terinfeksi karena memangsa ikan yang telah
terinfeksi seperti ikan opah (Lampris guttatus) dan / Alepisaurus ferox.
Gajah laut utara (Mirounga angustirostris) juga diketahui memakan hiu biru.[13]

Hubungan dengan manusia[sunting | sunting sumber]


Diperkirakan 10 hingga 20 juta hiu biru terbunuh setiap tahun untuk berbagai keperluan.
Dagingnya bisa dimakan, tetapi tidak banyak dicari; biasa dikonsumsi segar, kering,
diasapi dan diasinkan dan dijadikan bubuk. Meski begitu, dagingnya banyak
mengandung logam berat (merkuri dan timbal).[14] Kulitnya digunakan untuk keperluan
industri tekstil, siripnya untuk sup sirip hiu dan hatinya untuk minyak ikan. Hiu biru kerap
diburu sebagai ikan pancing karena keindahan dan kecepatannya.
Hiu biru jarang menyerang manusia. Dari 1580 hingga 2013, hanya terjadi 13 insiden
serangan, empat di antaranya berakhir fatal.[15]
Penangkaran[sunting | sunting sumber]
Hiu biru, seperti kebanyakan hiu pelagis lainnya cenderung sulit ditangkap. Upaya
pertama untuk menjaga hiu biru di penangkaran adalah di Sea World San Diego pada
tahun 1968,[16] dan sejak itu diikuti oleh sejumlah kecil akuarium publik di Amerika
Utara, Eropa dan Asia.[17] Sebagian besar mereka ditahan selama sekitar tiga bulan atau
kurang,[17] lalu dilepas lagi ke alam liar.[16] Rekor terlama hiu biru di penangkaran adalah
246 dan 224 hari untuk dua ekor di Tokyo Sea Life Park,[16] 210 hari untuk seekor
di New Jersey Aquarium,[17] dan 194 hari untuk seekor di Lisbon Oceanarium.[16]
Hiu biru relatif mudah diberi makan di penangkaran, dan tiga masalah utama adalah
transportasi, dimangsa oleh hiu yang besar dan kesulitan menghindari permukaan yang
halus dalam akuarium.[16] Hiu biru kecil dengan panjang hingga 1 m (3,3 kaki) relatif
mudah diangkut ke akuarium. Namun karena ukurannya yang kecil, mereka sangat
rentan dimangsa oleh hiu lain yang sering dipelihara, seperti hiu banteng, hiu lonjor, hiu
pasir dan hiu harimau pasir.[16][17] Sebagai contoh, beberapa hiu biru yang dikoleksi Sea
World San Diego awalnya hidup normal tetapi mati dimangsa ketika hiu banteng
dimasukkan ke akuarium mereka.[16] Hiu biru dalam tangki kesulitan menghindari
dinding, jendela akuarium, dan permukaan halus lainnya, yang pada akhirnya
menyebabkan lecet pada sirip atau moncong, yang dapat mengakibatkan infeksi
serius.[16][17] Untuk memelihara hiu biru diperlukan tangki yang memungkinkan untuk jalur
renang yang panjang di mana potensi kontak dengan permukaan halus dijaga
seminimal mungkin.[16] Didapati bahwa penggunaan batu yang menonjol mungkin lebih
mudah dihindari oleh hiu biru daripada permukaan yang halus, seperti yang ditunjukkan
pada hiu macan.[16]

Anda mungkin juga menyukai